NovelToon NovelToon

WSP: Andromeda School

Chapter 1 — Pengguna kemampuan

Pada tahun 2025, sebuah komet raksasa yang tidak dikenal datang ke bumi dan berputar mengelilinginya. Benda ajaib serta misterius tersebut menyisakan debu cahaya yang tersebar ke penjuru dunia.

Tidak lama setelah kejadian aneh itu, dunia mulai digemparkan lagi oleh munculnya satu-persatu manusia yang memiliki kemampuan super, sesuatu yang tidak seharusnya ada.

Penyebab dari kemunculan kekuatan super itu sendiri masih sebuah misteri. Ada beberapa yang mengungkapkan bahwa kekuatan itu berasal dari butiran cahaya yang ditinggalkan oleh komet misterius, ada juga yang berpendapat bahwa kekuatan ini diberikan oleh tuhan.

Seiring waktu berjalan semakin banyak lahirnya manusia dengan kekuatan super, kami memanggilnya dengan Pengguna Kemampuan.

Dengan banyaknya Pengguna Kemampuan lahir, dunia sekali lagi memulai peperangan untuk memperebutkan wilayah. Semakin banyak pengguna kemampuan lahir disebuah negara, maka akan semakin kuat negara tersebut.

Karena manusia kini bergantung dengan kekuatan super, teknologi yang dimiliki manusia menjadi seratus tahun lebih maju, dengan waktu perkembangan lima puluh tahun lebih cepat.

***

Burung bernyanyi menyambut hari, udara segar sedikit polusi terasa dingin, dedaunan dan rumput basah karena embun, sinar mentari datang dan menggantikan selimut gelap yang menutupi bumi.

Dia menatap mentari dari balik jendela kamarnya. Rambutnya yang gelap gemulai berantakan, wajahnya yang tampan nampak segar selepas bangun.

“Apakah dia sudah berangkat duluan?”

Mungkin karena kegiatan sekolah yang disebutkan kemarin, sehingga pemuda itu tidak akan terkejut bila dia berangkat lebih awal tanpa dirinya. Khawatir akan keterlambatannya menuju sekolah, pemuda itu bergegas mempersiapkan diri.

Lima puluh tahun berlalu semenjak munculnya manusia dengan kekuatan super. Dunia sudah tidak lagi saling bersitegang karena peperangan. Sekarang, segalanya sudah mulai berubah. Umat manusia saat ini dapat hidup berdampingan dengan pengguna kemampuan dan menggunakan kekuatan super sudah jadi keseharian.

Setelah peperangan berakhir, lahirlah sekolah yang akan mendidik dan menilai kekuatan para pengguna kemampuan yang akan melindungi negara, tanah kelahiran mereka.

“Selamat pagi, Gray. Seperti biasanya kau selalu terlihat seperti mayat,” ujar seorang gadis terdengar dari kejauhan.

Dia menengok kesumber suara dan di sana dia menemukan seorang gadis sekolah menengah yang sama sepertinya. Rambutnya hitam gemulai dan nampak cantik dengan gaya Pony Tail.

Bola mata bulat berwarna biru langit memantulkan wajah Gray yang apatis. Gadis itu memiliki sudut wajah yang tajam, bibirnya mudah untuk memberikan senyum. Gadis itu membawa tas koper yang sama seperti milik Gray dan dia menggunakan sweater yang menutupi pakaian sekolahnya.

“Selamat pagi, Rin. Kau tetap menawan seperti biasanya.” Gray mengucapkan salamnya pada Rin.

“Hari masih pagi dan kau sudah mencoba menggodaku? Dasar kau ini.”

“Aku hanya berkata jujur dengan kesan yang aku miliki terhadapmu, Rin.”

Menatap senyuman Gray yang tidak menggambarkan emosi, dia merona. Pesona pemuda di sisinya—Gray tidak hanya berasal dari wajah yang nampak jantan dan lembut, tetapi bagian dari dirinya yang tidak pernah menunjukkan emosi merupakan daya tariknya.

Meskipun tersanjung dengan perkataan Gray dan nyaris membuatnya pingsan, dengan segera dia mengalihkan pikiran ke arah lain.

“O-omong-omong, apakah adikmu Lina sudah berangkat duluan?”

“Ahh, sepertinya begitu. Dia ada kegiatan klub rupanya.”

“Kalau tidak salah dia mengikuti klub dance, kan? Yah, dia sangat berbakat dalam menggabungkan tariannya dengan kemampuan Pyrokinesis miliknya.”

“Bahkan dia mendapatkan penilaian ranking A pada sistem ranking,” tambah Rin.

Sistem ranking adalah sebuah sistem yang menilai seberapa kuat kemampuan seseorang. Dimulai dari yang terkuat yaitu Ranking S, yang dijuluki monster dan bencana berjalan.

Meskipun mereka sangat kuat, bukannya tidak ada lagi yang jauh lebih kuat. Alasan negara Indonesia masih bisa berdiri di masa yang disebut Evolusi Manusia, dikarenakan terdapat beberapa orang yang berada diluar nalar, namun kita akan melewatkan ini untuk nanti.

Ada banyak dari ranking S yang terpampang dibanyak media, namun ada juga sebagian kecil dari mereka menyembunyikan identitasnya dari media dan lebih memilih untuk membaur dengan masyarakat.

Untuk ranking terlemah, yaitu ranking E, ranking yang ditempati Gray saat ini. Biasanya ranking E adalah kumpulan orang yang memiliki kemampuan super yang lemah contohnya seperti, mereka hanya dapat menggerakkan sebuah boneka atau benda benda kecil lainnya.

Lina adiknya Gray, dia adalah pengguna Pyrokinesis yang sangat hebat. Pyrokinesis adalah kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan api sesuai keinginan penggunanya.

Meskipun terdengar mudah, namun penggunaannya memiliki tantangan tersendiri. Contohnya, saat membuat api yang menjadi sebuah kesulitan adalah mempertahankan bentuk dari api tersebut tetap stabil. Jika kestabilan apinya tidak terjaga, maka api itu akan meledak dan melukai penggunanya sendiri.

Untuk Lina, dia berhasil menjaga kestabilan dari apinya dengan mudah. Bahkan dia masih dapat mempertahankan bentuk api miliknya selagi dia tertidur. Yang menjadi kekurangan Lina dalam menggunakan Pyrokinesis adalah dia belum bisa melemparkan apinya seperti sebuah bola atau peluru. Lina bisa menciptakan ledakan dari api, namun itu masih belum stabil sehingga pilihan yang tepat untuk meletakkannya diperingkat A.

“Meskipun begitu, kemampuanmu dalam menggunakan air sangatlah hebat, Rin. Antara api dan air, menurutku air lebih sulit untuk dikuasai karena selain mereka memiliki bobot, untuk mengendalikannya dibutuhkan fokus yang tinggi. Bahkan ada banyak orang yang putus asa saat mencoba mengendalikan air. Namun, kau dapat membentuknya sesuka hatimu yang membuatmu menjadi salah satu dari Sepuluh Rank S terbaik di sekolah.”

“Meskipun aku termasuk 10 rank S terbaik di sekolah, aku adalah yang terlemah dari 9 orang lainnya. Tidak ada apapun yang dapat dibanggakan dari hal semacam itu,” balas Rin yang menggaruk pelipisnya dengan canggung.

“Sekolah kita, Andromeda adalah salah satu dari empat sekolah terbaik di kota ini. Kau seharusnya bangga dengan fakta bahwa kau berhasil memasuki rank S terbaik di sekolah terbaik. Tidak seperti aku yang hanya dapat menggerakkan botol minum dengan Telekinesis milikku,” ujar Gray, sambil menatap langit.

Telekinesis adalah kemampuan untuk menggerakkan dan mengendalikan benda apapun yang diinginkan penggunanya. Semakin besar dan berat benda yang kau kendalikan, semakin tinggi pula kesadaran yang diperlukan. Singkatnya, pikiran dan hati seseorang harus menjadi sejernih mungkin untuk mengendalikan telekinesis.

“M-maaf, aku tidak berniat untuk menyinggung rankingmu, Gray.”

Rin mulai tergesa-gesa dan bermasalah, karena dirinya menyadari menginjak ranjau yang salah. Seharusnya dia memikirkan perasaan Gray yang jauh lebih lemah dari adiknya, yang seharusnya sudah menjadi tugas kakak laki-laki untuk melindungi adik perempuannya.

“Aku sama sekali tidak tersinggung, Rin,”

ucap Gray selagi menunjukkan keramahannya dengan senyuman hampa itu. “Lagipula mereka hanyalah angka-angka yang tidak berguna bagiku.”

Senyuman indah Gray membuat wajah Rin terbakar merah, bahkan telinganya mulai memerah.

“P-pokoknya, lebih baik kita bergegas sekarang sebelum terlambat! Ayo!” ucap Rin, mempercepat langkahnya.

Gray hanya tersenyum melihat tingkah laku lucu Rin dan mengikutinya di belakang.

“Baiklah, Rin.”

Gray dan Rin bergegas menuju ke sekolah mereka, Andromeda School. Salah satu dari empat sekolah terbaik di Bekasi. Ini adalah semester pertama mereka di Andromeda dan baru satu bulan semenjak Gray datang ke sekolah ini bersama adiknya. Hal-hal akan menjadi semakin menarik ke depannya.

Chapter 2 — Perseteruan

Gray dan Rin berpisah di jalan dan menuju kelas masing-masing. Mereka berada di kelas berbeda, sesuai dengan rank mereka.

Sistem pembagian kelas di sekolah ini terbagi menjadi tiga yaitu kelas VIP, kelas Elite dan terakhir kelas Rendah.

Untuk kelas VIP, kelas itu diisi oleh murid yang mendapatkan penilaian ranking S dan juga A. Kelas VIP mendapatkan fasilitas terbaik dan pengajaran terbaik dari para guru. Selain itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk berlatih dibawah bimbingan ranking negara bahkan Ranker S negara.

Kelas Elite, mereka kelas yang diisi murid dengan penilaian rank B dan C. Kelas Elite juga mendapat pengajaran yang sama, namun kelas Elite tidak mendapat kesempatan untuk belajar dari ranking negara.

Untuk Kelas Rendah, berisi dengan murid dengan penilaian D dan E tempat Gray berada. Mereka berbeda dengan dua kelas atas lainnya. Kelas rendah tidak mendapatkan perlakuan khusus apapun karena kemungkinan mereka untuk berkembang kecil.

"Baiklah, semuanya silahkan duduk ke tempat duduk kalian kelas pagi akan segera dimulai.” seorang guru wanita memasuki kelas.

Selain orang yang mengajar kelas pagi, bu Jasmin juga wali kelas dari kelas Gray. Bu Jasmin juga seseorang dengan penilaian rank B. Dia adalah pengguna kemampuan bumi yang cukup hebat bahkan dia dapat mengubur satu buah rumah dalam sekejap.

Gray duduk di tempat duduknya dan mengeluarkan buku tulis dari tasnya.

"Yo, selamat pagi, Gray. Seperti biasanya kau terlihat seperti mayat yang hidup." seorang pria menghampirinya dengan senyuman.

Pria dengan rambut coklat dan mata kecoklatan, wajah dan perawakannya sangatlah identik dengan orang Asia murni. Berbeda dengan Gray yang mirip seperti orang barat, Nico asli Indonesia.

"Kau adalah orang kedua yang mengucapkan itu. Lalu, mayat tidak akan disebut mayat jika itu masih hidup, Nico." Gray mendesah lelah dan tersenyum.

Nico adalah teman sekelas Gray. Nico adalah pengguna kemampuan Angin yang memiliki penilaian ranking D. Angin adalah kemampuan yang cukup hebat tergantung bagaimana caranya memanfaatkan kemampuannya.

"Ehh? Tetapi ada banyak mayat yang masih hidup di dalam film dan anime tahu?"

"Jika kau hidup di dalam sebuah film, itu mungkin saja namun ini adalah dunia nyata."

"Yah, jika aku benar-benar hidup di dalam film atau anime, aku pasti sudah memiliki harem, bagaimana denganmu?" ucap Nico, menyeringai cabul.

"Hari masih pagi dan kau sudah memikirkan sebuah fantasi kotor, apakah kepalamu baik baik saja, Nico? Jika mau aku bisa mengantarmu ke rumah sakit.”

"Itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan fantasi di kepalaku, dasar bodoh!"

“Baiklah, kalian berdua pasangan penyuka sesama jenis, sudah cukup aku akan segera memulai pelajaran ..” bu Jasmine memberikan peringatan.

"Kami bukan pasangan seperti itu!" Nico segera membantahnya.

Semua murid di kelas tertawa karena hal ini dan bu Jasmin langsung memulai pelajarannya.

***

“Huhh! Sungguh melelahkan diam dan mendengarkan penjelasan Bu Jasmin. Apakah kau senggang saat ini, Gray?” tanya Nico selagi meregangkan tubuhnya.

“Tidak, aku berencana makan siang dengan Lina dan Rin. Apakah kau ingin bergabung?”

“Seperti biasa kau selalu dekat dengan Rin. Yah, karena aku tidak ada kegiatan apapun untuk dilakukan saat ini, aku akan ikut bersamamu.”

Nico dan Gray berjalan menuju kantin sekolah. Setibanya di kantin, Gray membeli satu paket makanan yang disertai minuman, sementara nico membeli ayam goreng.

“Sudah sebulan aku mengenalmu dan kau selalu membeli satu paket makanan seperti itu, Gray?” Nico menatap makanan Gray dengan aneh.

Bagaimana mungkin dia tidak bertindak demikian? Paket makanan Gray adalah set khusus untuk tentara. Sekolah menyediakannya untuk menambah variasi pada menu.

“Memangnya kenapa? Menurutku ini adalah porsi makanan yang sehat karena memiliki komposisi daging, biji-biijian serta sayuran. Ini bagus untuk tubuh, kau tahu?”

“Yah, aku tidak mempermasalahkan harganya yang murah, namun bukankah ada set yang sedikit lebih mahal dan lebih baik dari itu?”

“Yah, namun paket ini lebih hemat dan cukup mengenyangkan.”

“Hidup hemat memang bagus, Gray. Namun, kau harus memperhatikan bagaimana orang-orang memandangmu. Mungkin kau tidak menyadarinya, tetapi ada banyak siswa yang membicarakanmu dan merendahkanmu.” ujar Nico selagi melihat sana-sini.

“Nico, kau seharusnya sudah mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling tidak perduli dengan kata-kata orang?” Gray memberikan senyumannya yang tidak berubah.

“Ah, mereka di sana. Ayo kita bergegas,” lanjut Gray, menunjuk tempat Rin dan Lina berada.

“Hai Lina, Hai, Rin.” Nico segera menyapa dua gadis yang saling berbincang tersebut.

“Hai, Nico.” gadis yang disebut Lina melambaikan tangannya.

“Aku jarang melihatmu, Nico. Kemana saja kau akhir-akhir ini?” dilain sisi, Rin bertanya tentang hal lain.

“Yah, kau tahukan bahwa aku mengikuti klub pembuat Support Item? Saat ini kami sedang membuat proyek besar untuk dipromosikan saat Festival Empat Sekolah nanti, karena itulah aku sangat repot bahkan harus menginap di sekolah.” Nico terlihat lesu dan begitu kelelahan saat membahasnya.

Support Item adalah benda yang membantu para ranker dalam menggunakan kemampuan mereka atau menutupi kelemahan mereka. Selain untuk mendukung para ranker tinggi, item pendukung juga bisa digunakan oleh seseorang yang tidak memiliki kemampuan hebat, namun sangat cakap dalam bela diri.

“Pasti berat, ya? Memangnya apa yang sedang kalian kerjakan?” tanya Rin dengan sedikit antusias.

“Itu rahasia. Kalian akan mengetahuinya saat festival tiba.”

“Omong-omong Lina, bagaimana dengan klub dance-mu?” Gray mengalihkan pembicaraan.

"Biasa saja. Maaf karena aku pergi tanpa memberimu kabar apapun, kak.” Lina sedikit menundukkan kepalanya dengan canggung.

“Tenang saja, kamu sudah mengatakan akan pergi lebih awal.”

Di tengah pembicaraan mereka, sebuah suara yang terdengar mengintimidasi terdengar dari kejauhan.

“Wah-wah, tidak kusangka ranking S yang dijuluki Putri Air Poseidon bergaul dengan murid kelas bawah.”

Terhadap perkataannya dan orang yang mendatangi mereka, Rin mengerutkan keningnya. Lina dan Nico juga bertindak demikian, mengingat pria itu terkenal akan keburukannya.

“Apa yang kau inginkan, peringkat delapan dari sepuluh rank S terbaik di sekolah, pengendali angin Gazef Storm.” ujar Rin dengan sinis.

“Tidak usah menyanjungku seperti itu, Rin. Aku hanya kebetulan lewat lalu aku melihatmu dan Lina sedang bergaul dengan orang orang kelas rendahan ini,” ucap Gazef, sambil duduk di meja makan.

“Jika kau tidak memiliki keperluan apapun, lebih baik kau pergi dari sini!” bentak Rin.

Gray dan Nico hanya diam saja menyaksikan pertengkaran Rin dan Gazef. Bahkan, Lina yang hanya dia semenjak tadi mulai menunjukan tanda-tanda permusuhan kepada Gazef.

“Tidak perlu terburu-buru begitu, Rin. Aku di sini hanya ingin berbicara dengan Lina.” ucap Gazef sambil memandang Lina dengan tatapan cabul.

“Apa yang kau inginkan dariku?” tanya Lina dengan jengkel.

“Tidak ada. Hanya saja kau menyia-nyiakan tubuh seksi serta wajah cantikmu, Lina. Jika mau, aku bisa membawamu ke rumahku, kita akan bersenang senang sampai pagi.” Gazef mengulurkan tangannya ke bagian tertentu tubuh Lina.

Sebelum tangan Gazef mendekati Lina, Gray menangkap tangannya dan mencengkeramnya dengan cukup kuat. Gray menatap Gazef dengan marah namun tetap setenang air.

“Jangan kau berani menyentuh adikku, Gazef,” ucap Gray dengan dingin.

Nico, Rin dan Lina memiliki wajah yang terkejut saat melihat Gray yang memiliki penilaian lebih rendah berani menyinggung seseorang seperti Gazef.

“Sebagai murid dari kelas rendahan kau sungguh lancang rupanya.” Gazef menunjukkan ketidaksenangannya.

Lalu, tekanan angin muncul dari Gazef dan angin di sekitar kantin mulai mengamuk lalu menghempaskan kursi, meja dan makanan dari murid lain. Murid lain yang berada di kantin memperhatikan Gray dan Gazef yang sedang bersitegang.

Meskipun diberikan tekanan yang sangat besar oleh Gazef, Gray sama sekali tidak bergeming dengan hal itu. Justru Gray semakin menguatkan cengkeramannya yang membuat Gazef sedikit kesakitan.

“Cukup sampai disitu, kalian berdua!”

teriak seorang gadis dari kejauhan.

“Ketua OSIS!” Rin berseru senang.

Ketua OSIS datang menghampiri Gray dan Gazef yang saling memandang satu sama lain. Lalu, saat ketua OSIS menghampirinya, Gray melepaskan cengkeramannya dari tangan Gazef.

“Kita akan selesaikan ini nanti, murid kelas rendah!” Gazef sambil berjalan menjauh dari kantin.

Dia jelas tidak ingin terlibat lebih jauh dengan gadis yang nampaknya adalah Ketua OSIS di sekolah ini.

“Fiuh, kupikir aku akan mati karena lupa untuk bernafas.” Nico bersandar lemas di kursinya.

Gray menatap Nico dan tersenyum dengan perlakuan temannya ini, “Kau cukup tangguh karena tidak gemetar dengan tekanan tadi, Nico.”

“Bukankah aku yang seharusnya bilang begitu, Gray? Kau secara terang-terangan menantang si kampret itu, bahkan tanpa keraguan pada dirimu. Hal itulah yang membuatku menyukaimu, Gray. Kau tidak akan tunduk di hadapan seorang penguasa.” Nico menepuk pundak Gray dengan penuh arti.

Segera setelahnya, perhatian mereka tertuju kepada Rin yang bercakap-cakap dengan Ketua OSIS. Dia nampaknya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan.

“Tidak usah sungkan begitu, Rin. Sebagai salah satu dari 10 ranking S terbaik di sekolah ini, aku harus tegas dan membuat semua orang tertib.”

‘Nomor 2 dari 10 ranking S sekolah, Hanami Heartfiliya. Satu satunya orang yang dapat menggunakan dua kemampuan yaitu, Api dan melayang di udara.’ batin Gray selagi mengamati Hanami.

Hanami memiliki rambut merah gelap panjang yang mencapai pinggangnya dan bola mata berwarna coklat terang. Badannya sedikit kecil namun dapat memikat para pria. Dia terlihat lebih cantik dari Rin dan Lina dalam hal penampilan.

“Aku akan memperingatkan Gazef nanti. Masih ada banyak hal yang harus kulakukan, sampai jumpa Rin, Lina." Hanami melambaikan tangannya dan bergegas pergi.

Tatapan Hanami dan Gray bertemu, mereka saling memandang satu sama lain meskipun hanya sesaat. Meski samar, sesuatu yang seakan mengatakan 'Aku akan mengamatimu' terpancarkan dari sorot matanya.

Chapter 3 — One By One

Jam makan siang sudah berakhir, Gray dan Nico memasuki kelasnya bersama sama. Gray duduk dengan tenang di kursinya sampai bu Jasmin datang dan memberitahu pelajaran selanjutnya.

Dia menjelaskan bahwa akan ada Pertempuran Lapangan gabungan dengan kelas VIP, Elite dan Kelas Rendah. Bu Jasmine meminta agar setiap murid menggunakan set pakaian khusus tempur.

Pertempuran lapangan adalah sebuah latihan dasar bertempur yang diajarkan kepada murid-murid. Karena saat mereka memasuki lapangan sebagai seorang ranker, mereka akan sering dihadapkan dengan sebuah pertarungan dengan berbagai macam lawan seperti ******* atau organisasi kejahatan.

“Oi oi, apa-apaan ini? Bukankah jika begitu, kita hanya akan dirundung oleh mereka?”

Teman sekelas Gray yang bernama Toni mengatakan hal yang diketahui semua orang dengan keras. Satu-persatu murid lain juga mulai meributkan hal itu. Lalu, Nico mulai berbisik.

“Hei Gray, bukankah ada yang aneh di sini? Seharusnya kita yang berada di kelas rendah adalah sekumpulan orang-orang buangan yang tidak memiliki kemampuan hebat. Lantas kenapa mereka membuat kita belajar pertarungan lapangan bersama? Padahal kita tidak memiliki kemampuan yang hebat seperti mereka.” Nico nampak gelisah dengan keadaan tidak menguntungkan ini.

“Meski kemampuan memang penting dalam sistem ranking, namun jika menyangkut penilaian Ranking negara beda lagi urusannya.”

“Maksudmu?”

Gray menyebutkan bahwa seorang ranker negara tidak hanya dinilai berdasarkan seberapa kuat kekuatan super mereka. Namun tentang seberapa cakap mereka dalam pertempuran.

Tergantung pada penggunaannya, kekuatan tingkat E bisa saja menjadi seorang ranker A negara jika mengaplikasikannya dengan tepat.

“Ah, Jadi intinya setiap kemampuan yang dimiliki seseorang dapat menjadi sangat kuat tergantung bagaimana seseorang memanfaatkan kekuatannya?”

“Benar sekali. Mungkin tujuan sekolah melakukan ini adalah agar rank rendah seperti kita dapat menemukan gaya bertarung yang cocok untuk kita dengan melihat bagaimana para murid VIP dan Elite bertarung.”

“Oh, begitu. Aku mengerti sekarang. Syukurlah aku memiliki teman yang cerdas sepertimu, Gray.” Nico tersenyum penuh arti.

Nico tersenyum gembira dan menepuk bahu Gray dengan riang. Gray membalas senyuman Nico dan berkata :

“Lebih baik kita mengganti pakaian kita sebelum pelajaran Pertarungan lapangan dimulai.”

“Baiklah.”

Nico dan Gray segera mengganti baju sekolah mereka menjadi baju khusus untuk pertarungan lapangan dan bergegas menuju lapangan.

Mereka telah selesai berganti pakaian. Pakaian khusus untuk pertempuran lapangan hampir seperti baju renang untuk diving, karena begitu ketat dan memiliki bantalan di tempat vital dan sensitif.

“Gray, Nico, kesini.” Rin berlari dan melambaikan tangannya. Lina juga nampak bersamanya, mereka lebih mirip kakak-adik ketimbang Gray.

Lina dan Rin terlihat sangat cantik dengan pakaian khusus pertarungan lapangan mereka. Bahkan Nico sampai sedikit memerah karena terpesona oleh kecantikannya.

“Huh~, sepertinya ini akan menjadi pertama kalinya bagi kita belajar bersama, ya?” ujar Rin sambil meletakan tangannya di pinggang.

“Kau benar, Rin. Aku berharap kita dapat saling membantu, mohon kerja samanya Rin, Lina!” Nico nampak sangat bersemangat dengan pelajaran kali ini. Biasanya, dia akan segera mengeluh jika itu menyangkut olahraga atau sesuatu yang membutuhkan banyak tenaga.

Gray menatap Lina yang tampak meresahkan sesuatu sampai sampai telinganya sedikit memerah. Gray tersenyum dan memuji Lina.

“Kau tampak sangat cocok menggunakan pakaian itu, Lina.”

“B-biasa saja...”

“Uuwah-!” Nico menjerit saat angin kencang menghempaskannya.

Rin segera membantunya berdiri dan menemukan Gazef tidak jauh dari tempat mereka berada. Dia berjalan mendekati Gray dengan yang lainnya. Baru kali ini Gray melihat dia tidak bersama komplotannya yang lain.

“Wah, wah. Tidak kusangka jika orang-orang rendahan dari kelas rendahan akan belajar bersama kami. Haduh, haduh, ini merupakan sebuah penghinaan bagi kami para murid VIP.”

Gazef dengan santai merapihkan rambutnya dan merendahkan Gray dan Nico. Gazef dengan sengaja mengatakannya secara lantang agar para murid dari kelas rendah yang hadir mendengarnya. Murid dari kelas rendah yang mendengarnya terlihat kesal dan menggertak giginya.

Nico, Rin dan Lina menatap Gazef dengan kesal, disisi lain, Gray tetap setenang air.

“Kau, aku mengingatmu bajingan rendahan yang membuatku dimarahi oleh ketua OSIS, sialan.” Gazef mengumpat dengan keras.

Dia mendekati Gray dan menyisakan jarak beberapa centimeter. Gazef menatap Gray dari jarak yang sangat dekat untuk membuat Gray terprovokasi. Namun tidak sesuai harapannya, Gray hanya tersenyum seperti biasa dan berkata—

“—kalau begitu maafkan aku. Lagipula itu adalah salahmu sendiri karena mencoba melakukan hal yang tidak sopan kepada Lina dan menggunakan kekuatanmu secara sembarangan. Sehingga hasilnya, kau pasti akan mendapatkan peringatan dari ketua OSIS.”

“Kau banyak bacot, kelas rendahan ... Cuih.”

Gazef meludahi pipi kanan Gray dan tersenyum mengejek Gray. Nico, Rin dan Lina terlihat sangat marah melihat itu. Lalu, Nico yang tidak dapat menahan amarahnya hendak menghampiri Gazef.

“Kau kurang ajar...!!! Apa yang kau—”

Namun dia dihentikan oleh orang yang tidak terduga tetap tenang dan tidak ada perubahan emosi apapun di dalam dirinya. Orang yang menghentikannya adalah Gray sendiri.

“Tenanglah, Nico... Aku baik baik saja.”

“Tapi, dia baru saja meludahimu, Gray...!!! Aku tidak bisa menerima temanku diperlakukan seperti itu-!”

“Aku sudah senang jika kau marah karena aku, namun aku baik baik saja, Nico.”

Gray sekali lagi mencoba menenangkan Nico yang meledak marah. Gazef hanya tersenyum mengejek dan menggumamkan "Membosankan." lalu pergi ke tempat murid-murid di kelas VIP berkumpul.

Rin menghampiri Gray dan memberikan sebuah sapu tangan kepadanya untuk membersihkan air liur Gazef di wajahnya. Gray mengambilnya dan mengucapkan—

“—terima kasih, Rin ... Nanti akan kukembalikan setelah ku bersihkan.”

“Itu bukan apa-apa, yang lebih penting dari itu. Kenapa kau tidak menunjukan tanda tanda kemarahan atau jengkel sama sekali?! Aku bahkan hampir meledak marah seperti Nico ... Si Gazef sialan itu, aku pasti akan menendang bokongnya suatu saat nanti.”

“Jika kesempatan itu tiba, tolong wakilkan aku untuk menendang telur di selangkangannya.”

Nico dan Rin sama sama mengangguk dan mengacungkan ibu jari mereka satu sama lain. Disisi lain, Lina entah mengapa tampak sedih selagi melihat Gray membersihkan wajahnya dengan tenang. Karena Lina sudah mengenalnya sejak lama, dia paling mengetahui seperti apa pria bernama 'Gray'.

“Nampaknya pelajaran akan segera di mulai, lebih baik kalian kembali ke kelas kalian, tidak baik untuk kalian jika terlihat bergaul dengan kelas rendah seperti kami.” bujuk Gray.

“Aku tidak masalah dengan bagaimana mereka memandangku. Kalau begitu, ayo kita pergi, Lina. Sampai jumpa Gray, Nico.”

“Ya, sampai jumpa Rin ...”

Rin melambaikan tangannya kepada Gray dan Nico. Gray sudah membersihkan wajahnya dan mengajak Nico untuk pergi juga. Meskipun Nico tampak bermasalah dengan Gray yang tetap seperti biasanya, dia mengangguk setuju dan pergi bersama Gray.

“Baiklah, aku akan memperkenalkan diri sebelum kita mulai pelajaran. Namaku Reynold, ranking A negara. Kemampuanku adalah pengendalian Bumi, aku dapat menciptakan apapun yang kuinginkan menggunakan tanah di sekitar."

Untuk membuktikan kekuatannya, tanah yang menjadi pijakan Pak Reynold mulai meninggi dan membentuk sebuah golem raksasa. Para murid termaksud Nico terkejut melihatnya.

Pak Reynold hanya mengajar orang-orang dari kelas VIP saja jadi Gray dan Nico tidak pernah mendapatkan pelajaran apapun darinya. Lalu, di kejauhan Gray seseorang dari murid VIP sedang berbicara.

“Wahh~, jadi guru di pelatihan tempur gabungan ini akan dibimbing oleh Pak Reynold, ya.”

“Ya. Dari yang kudengar, dia adalah seseorang yang sangat mendiskriminasi murid-murid dari kelas Rendah.”

“Huh, aku sedikit bersimpati kepada murid menyedihkan dari kelas rendah itu.”

Para murid kelas VIP yang berbicara mulai tertawa selagi terus mengejek murid-murid dari kelas rendah. Gray dan murid kelas rendah lainnya mengabaikan ejekan dari murid kelas VIP dan fokus mendengarkan apa yang akan dijelaskan oleh Pak Reynold.

“Aku akan menjelaskan beberapa hal penting kepada kalian—”

Tujuan dari pelatihan gabungan ini agar murid ranking D ke bawah menemukan gaya bertarung yang cocok untuk mereka. Seperti penjelasan Gray sebelumnya, tergantung bagaimana seseorang memanfaatkan kekuatannya, mereka bisa menjadi orang hebat.

Nampaknya benar seperti yang dikatakan murid dari kelas VIP, Pak Reynold sangat mendiskriminasi dan merendahkan murid-murid dari kelas rendah. Banyak murid dari kelas Gray yang geram kepadanya, namun tidak bisa berbuat apa-apa setelah melihat Golem raksasa yang di buat Pak Reynold.

“Untuk tujuan itu, setiap sebulan sekali kalian akan melakukan pertempuran lapangan bersama sama jadi bersiaplah untuk hal itu.”

“Baik!”

“Bagus, kalau begitu langsung saja kita mulai dengan pertandingan One By One ... Siapa yang ingin bertanding lebih dulu?”

Pak Reynold tersenyum mengejek ke arah murid murid dari kelas rendah. Semua murid tampak bermasalah dan memalingkan mata mereka dari Pak Reynold.

“Saya ...”

Seorang gadis mengangkat tangan untuk mengajukan diri. Gadis itu tidak berasal dari kelas rendah ataupun kelas Elite, tetapi berasal dari kelas VIP. Melihat itu, Pak Reynold mengalihkan pandangannya pada sebuah buku yang merupakan daftar nama dan foto siswa.

“Kelas VIP, seorang rank A yang paling mendekati ranking S sekolah, pengguna Pyrokinesis. Kau sering dijuluki penari Api, Lina."

Siswa VIP yang mengajukan diri tidak lain dan bukan adalah, adik Gray yang bernama Lina.

"Benar, Pak!" Seru Lina.

"Baiklah, kalau begitu siapa lawan duel yang kau inginkan?"

Tanpa basa-basi, Lina langsung menyebutkan nama seorang pria yang merundung Gray sebelumnya, pria itu adalah—

"—Gazef Storm."

Gazef yang mendengar namanya disebutkan hanya meringis geli. Dia menganggap jika Lina sedang bodoh atau serius menantangnya.

"Gazef Storm, kalau tidak salah dia adalah rank S sekolah dan seorang pengguna angin ... Apakah kau yakin tidak salah memilih?" pak Reynold nampaknya meragukan pilihan Lina.

"Aku yakin tidak salah dalam memilih lawanku, pak. Cara tercepat untukku mencapai ranking S adalah bertarung dengan Ranking S..."

Lina mengatakan itu tanpa keraguan sedikitpun di dalam dirinya. Pak Reynold mengangguk karena Lina memberikan jawaban yang cukup masuk akal. Semakin kuat lawan yang akan dihadapi, semakin cepat seseorang akan menyadari kelemahan mereka dan menutupi kelemahan tersebut.

"Kalau begitu baiklah... Bagaimana denganmu, Gazef Storm...?? Apakah kau bersedia...???"

Pak Reynold bertanya kepada Gazef yang menyilangkan tangannya sambil tersenyum meremehkan.

"Aku bersedia."

"Kalau begitu, segera persiapkan diri kalian dan turun kelapangan."

Lina dan Gazef turun kelapangan dan saling berhadapan. Seorang gadis ranking A terkuat yang mendekati ranking S akan berhadapan dengan pemuda bernama Gazef yang merupakan Ranking S sekolah. Pertempuran antara Penari Api dan Raja Angin dari Andromeda akan berlangsung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!