NovelToon NovelToon

Air Mata Lisa

BAB. 1 Minta cerai

Pernikan Aska dan Lisa yang awalnya baik-baik saja, tapi sekarang tidak bisa di anggap baik-baik saja, semenjak Lisa memergoki perselingkuhan suaminya di rumah mereka yang di tempati. Mereka menjadi sering bertengkar. Aska dan Lisa duduk di ruang keluarga

" Aku mau kita bercerai."

" Kenapa mas?"

" Hubungan kita sudah tidak bisa di perbaiki, dan aku tidak ingin terus melukaimu."

Lisa tidak menjawab ucapan suaminya lagi, ia hanya menghela nafas panjang, ia mencoba menguatkan hatinya.

Lisa tidak menyangka kalau lelaki yang ia cintai tega melukai hatinya begitu dalam. Sepertinya tidak cukup hanya melihat perselingkuhan suaminya dengan wanita yang Lisa anggap sebagai adik, bahkan sekarang suaminya memilih selingkuhanya

" Aku ingin kita bercerai!"

Ini kedua kalinya Lisa mendengar kalimat cerai dari suaminya, setelah ia tidak menjawab ucapanya

" Jadi pada akhirnya aku kalah, dan wanita murahan itu yang menang?!"

" Jaga bicaramu Lisa, Sella bukan wanita seperti itu!"

" Lalu harus aku panggil apa wanita itu? Apa aku harus memanggilnya tuan putri? Atau sebagai nyonya Aska?"

" Aku tidak ingin bertengkar, aku datang hanya ingin kita bercerai."

" Maaf mas, aku bukan wanita-wanita seperti yang ada di sinetron, yang akan merelakan suaminya bahagia bersama selingkuhannya, ketika suaminya mengajak untuk bercerai."

" Lalu apa yang kamu inginkan Lisa?"

" Aku ingin hubungan kita di perbaki."

" Tidak. Aku tidak bisa, Lisa."

" Mas, bukan tidak bisa, tapi mas tidak ingin mempertahankanya."

" Keputusanku sudah bulat, aku ingin kita berpisah Lisa."

" Begitu juga dengan keputusanku, aku akan mempertahankan pernikahan kita, terserah mas mau terus berhubungan dengan Sella, karena pada nantinya tetap saja, Sella yang akan di hina dan di caci sebagai pelakor."

Aska memejamkan mata sesaat, saat mendengar jawaban dari istrinya, ia mencoba menahan amarahnya

" Berhentilah bersikap egois, karena Sella sedang mengandung anakku, untuk itu aku ingin segera menikahinya."

Lisa langsung berdiri dari duduknya, ia menatap suaminya dengan tatapan kecewa

" Biarkan saja anak itu lahir tanpa seorang Ayah, karena aku tidak pernah peduli, kalau nantinya harus di hina sbagai anak haram."

Aska yang mendengar jawaban dari istrinya, ia langsung berdiri, lalu langsung melayangkan tamparan

Plakkk

Lisa langsung memegang pipinya yang di tampar suaminya, air mata yang ia tahan langsung mengalir ke pipi. Lisa tidak menyangka, kalau suaminya akan menyakiti hati dan fisiknya. Selama 3 tahun Lisa menikah, ini pertama kali suaminya menamparnya

" Kamu tega mas, kamu tidak hanya melukai hatiku, tapi kamu juga melukai fisikku."

Aska langsung bersimpuh di depan istrinya sambil melihat tangannya yang bekas menampar istrinya

" Maafkan aku, karena aku tidak bisa mengontrol amarahku."

Lisa sama sekali tidak menanggapi permintan maaf dari suaminya, walawpun ia bisa melihat kalau suaminya menyesal, karena bagi Lisa, kata maaf dari suaminya tidak berguna, ia hanya ingin mempertahankan pernikahannya

" Lisa, tolong maafkan aku. Aku ingin kita bercerai."

Lisa langsung menggelengkan kepalanya, lagi-lagi ia menolak untuk bercerai dengan suaminya, ia tidak peduli kalau suaminya menganggap ia wanita egois, yang jelas ia tidak akan membiarkan suaminya menikahi Sella secara sah.

Aska menghela nafas berat, ia tidak tau dengan cara apa agar istrinya mau bercerai. Aska langsung berdiri lagi

" Lisa, bukan'kah kamu dulu sangat menyayangi Sella? Bukan'kah dulu kamu menganggapnya sebagai seorang adik? Lalu kenapa kamu tidak bisa membiarkan aku bahagia bersamanya?"

Lisa menghela nafas kasar, saat mendengar pertanyaan dari suaminya, ia memang menganggap Sella sebagai adiknya, bahan dulu ia juga yang memenuhi kebutuhan Sella, tapi ia tidak menyangka, kalau Sella akan menusuknya dari belakang

" Iya, aku memang wanita bodoh, aku tidak menyangka, kalau Sella yang akan merusak rumah tanggaku sendiri, untuk itu, aku tidak akan pernah membiarkanmu menikahinya. Sudahlah mas, aku lelah, aku ingin istirahat."

Setelah mangatakan itu, Lisa langsung pergi menuju kamar. Kamar tempat mereka berdua, tapi sudah 1 bulan, Lisa menempati kamar itu sendiri.

Lisa duduk di atas ranjang sambil memandangi seluruh kamarnya, matanya tertuju pada foto pernikahannya. Lisa mengingat kembali saat kedua orang tuanya tidak merestuinya bersama Aska, mereka saling memperjuangkan hanya untuk mendapatkan restu, tapi kali ini sepertinya suaminya sudah melupakan segalanya. Air mata Lisa terus mengalir, bahkan sekarang ia menangis sambil terus memukuli dadanya sendiri yang merasakan sakit

" Kenapa, kenapa harus kamu Sella. Aku selama ini menganggapmu sebagai adiku, tapi ternyata kamu yang merusak rumah tanggaku, tega kamu Sella."

Setelah lelah Lisa membaringkan tubuhnya di atas ranjang, hingga ia tertidur pulas. Pagi harinya Lisa membuka matanya karena merasa pusing di kepala dan perut yang merasakan sakit.

Lisa memang sudah 2 hari tidak makan. Lisa mengingat kembali tentang pertengkaran itu dengan suaminya, ia mencoba memejamkan matanya lagi, karena hanya dengan tidurlah, ia bisa melupakan masalah yang ia hadapi sekarang, tapi perutnya yang merasakan sakit karena lapar, akhirnya ia memutuskan untuk bangun.

Perlahan-lahan Lisa turun dari ranjang, ia harap suaminya masih ada di rumah ini, ia berharap kalau suaminya masih mencintainya, kalau pun tidak ada, ia berharap suaminya menyesal karena telah menamparnya, tapi lagi-lagi harapan Lisa pupus, harusnya ia bisa melihat kenyatan kalau suaminya sudah tidak mencintainya lagi. Lisa memandangi ruangan keluarga bekas mereka bertengkar, matanya tertuju pada kertas di atas meja, ia membaca tulisan itu

" Sekali lagi aku minta maaf, karena telah menamparmu, kita bicarakan masalah perceraian lagi nanti, setelah kamu sudah tenang."

Setelah membacanya, Lisa langsung meremas note yang di tulis suaminya, lalu langsung melemparnya ke tempat sampah. Lisa langsung mengambil ponselnya di atas meja, lalu ia langsung mengirim chat pada suaminya untuk balasan note yang suaminya tulis

" Aku tidak akan berubah pikiran mas, semoga mas segera sadar dan pulang ke rumah lagi. I Love you."

Setelah mengechat suaminya, Lisa meletakan kembali ponselnya, ia memutuskan untuk memasak mie intan, karena perutnya sudah merasakan lapar. Setelah memasak mie instan, Lisa duduk sambil memandangi mie instan, ia mengingat kembali saat kenangan bersama suaminya, saat baru-baru menikah, saat itu ia dan suaminya memakan mie instan hanya untuk menghemat uang pengeluaranya.

Lisa langsung tersenyum getir, saat mengingat kenangan itu, seharusnya ia sekarang bahagia, ia sudah memiliki segalanya, walawpun ia tidak sekaya orang-orang pada umumnya, tapi harta mereka sudah lebih dari cukup, namen yang Lisa rasakan berbanding terbalik, bahkan sekarang suaminya lebih semena-mena

" Kenapa kamu jahat mas, kenapa kamu harus menyakiti hatiku, dengan cara apa, agar kamu mencintaiku lagi." batin Lisa

Air mata Lisa langsung mengalir deras, ia hanya memandangi mie instan yang ia buat tadi. Bahkan rasa lapar itu hilang lagi, setiap mengingat permasalahan dengan suaminya. Lisa langsung menghela nafas berat, rasa sakit di dadanya terasa lagi

" Lisa, kamu jangan menangis, kamu pasti bisa membuat mas Aska mencintaimu lagi."

Lisa mencoba menyemangati hatinya, walawpun ia sendiri sudah tidak memiliki keyakinan untuk bisa mendapatkan kembali suaminya, terlebih lagi wanita yang menjadi selingkuhan suaminya sedang mengandung

BAB. 2 Putri

Sudah 1 minggu semenjak Lisa dan Aska bertengkar, Aska juga tidak pernah pulang kerumah, walwpun Lisa selalu mengirim pesan padanya, entah itu menanyakan kabar, atau kegiatan sehari-hari. Lisa juga masih tetap bekerja sebagai sekertaris dari pimpinan perusahaan terbesar di kota itu, pekerjaan yang ia tekuni dari sebelum menikah. Pada awalnya Aska memperbolehkan Lisa bekerja sampai kontraknya habis, tapi sekarang ia bahkan memperpanjang kontraknya lagi setelah mereka berdua bertengkar. Hari ini pekerjaan Lisa tidak sebanyak seperti hari-hari biasanya, sehingga ia bisa pulang lebih awal. Lisa langsung berdiri dari duduknya, ia berniat memutuskan untuk pulang, tapi tiba-tiba ia urungkan, ia langsung duduk lagi, ia langsung menghela nafas berat sambil memejamkan mata, karena rasa sakit di dadanya tiba-tiba datang. Arga Wijaya yang sebagai atasan Lisa, ia langsung bertanya karena Lisa masih saja duduk di kursi kerja

" Lisa, kenapa kamu belum pulang? Biasanya kamu senang kalau bisa pulang cepat."

" Tidak apa-apa pak. Apa ada yang bisa saya bantu?"

" Kalau kamu tidak sibuk, bisa tolong temani saya untuk mengantar Putri ke dokter gigi?"

" Tentu bisa pak."

Lisa pun menyetujui permintaan atasanya, karena percuma juga ia pulang, di rumah ia akan kesepian. Arga dan Lisa langsung menuju parkiran untuk mengantar Putri. Putri adalah anak Arga, ia berusia 7 tahun, dari kecil Arga lah yang merawat anaknya sendiri, kalau ia sibuk, ia akan menitipkanya di rumah orang tuanya, karena istri Arga sudah meninggal dunia semenjak melahirkan Putri, untuk itu Arga mengajak sekertarisnya. Sebelum mereka berangkat ke dokter gigi, Arga dan Lisa menjemput Putri di rumah ibunya Arga. Setelah Putri masuk ke dalam mobil, Lisa langsung tersenyum sambil bertanya pada Putri

" Halo Putri, gimana kabarmu hari ini?"

Putri langsung tersenyum saat mendenger pertanyaan dari Lisa

" Halo juga kak Lisa, tentu Putri selalu baik-baik saja. Apa kak Lisa mau menemani Putri ke dokter gigi?"

" Tentu saja, bukan'kah kak Lisa sedang duduk di sini?"

" Asik, kalau ada kak Lisa, Putri tidak begitu takut pada dokter gigi."

Lisa dan Arga langsung tertawa saat mendengar jawaban dari Putri. Apa lagi atasan Lisa bukanlah lelaki yang sombong seperti atasan-atasan pada novel atau pun sinetron, ia begitu ramah pada siapapun itu.Setelah menempuh perjalanan cukup lama, mereka sampai di rumah sakit. Mereka duduk bertiga untuk menunggu giliran Putri. Lisa melihat ibu-ibu hamil yang banyak berlalu lalang, karena tempat poli gigi bersebelahan dengan poli kandungan, hingga matanya berhenti pada lelaki yang sangat ia cintai dan ia rindukan. Jujur saja Lisa ingin lari, lalu memeluk lelaki itu, ia ingin mengatakan kalau ia sangat merindukannya dan selalu menunggunya untuk pulang, tapi sayang di samping suaminya ada Sella yang bergelayut manja di lengan suaminya. Aska sangat terkejut, saat melihat istrinya, mereka saling menatap, termasuk Putri juga melihat Aska bersama wanita lain

" Kak Lisa, bukan'kah itu suami kaka? Kenapa wanita itu bergelayut di lengan suami kaka?"

Lisa berhenti saling menatap dengan suaminya karena mendapatkan pertanyaan dari Putri. Lisa bisa melihat kalau wajah suaminya dan Lisa sedikit pucat, saat mengetahuinya. Lisa tidak bisa menjawab pertanyaan dari Putri, ia merasakan bibirnya terkunci, dan hatinya merasakan sakit, ia melihat suaminya menyembunyikan Sella di belakang tubuh suaminya. Lisa langsung menghampiri mereka hingga berhenti di depan suaminya

" Sebegitu menakutkannya aku di matamu mas? Hingga kamu menyembunyikan Sella di belakangmu?"

Lisa menatap suaminya sesaat, lalu menatap pada Sella yang ada di belakang suaminya. Aska hanya menatap Lisa, ia sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan dari Lisa

" Mas, seolah-olah aku yang melukainya? Bahkan jelas-jelas, Sella lah yang melukaiku mas."

Aska sama sekali masih tidak membuka suara, ia masih diam membisu, matanya terus menatap Lisa. Lisa akhirnya memutuskan untuk meninggalkan mereka, ia langsung berbalik badan,karena ia takut kalau ia tidak bisa mengontrol emosinya, tapi sebelum meninggalkan mereka, ia langsung berbalik badan sambil tersenyum pada mereka berdua

" Mas, semoga anakmu baik-baik saja, dan aku berharap anak itu perempuan, agar ia bisa merasakan bagai mana rasanya di tinggalkan oleh orang yang di cintai."

Aska langsung mengepalkan tangannya, ia menatap Lisa dengan tatapan tajam, lalu ia langsung mengangkat tangannya akan menampar Lisa. Lisa yang melihat itu, ia langsung memejamkan mata. Namen setelah beberapa detik, ia tidak merasakan sakit di kedua pipinya. Lisa langsung membuka mata, ternyata yang menahan tangan suaminya adalah atasanya

" Saya minta maaf, bukan maksud saya untuk mencampuri urusan rumah tangga anda, tapi untuk lelaki gagah sepertimu tidak pantas untuk menampar perempuan, bukan'kah itu akan sangat memalukan untuk anda?"

Aska sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Arga, ia langsung melangkah pergi dengan Sella, sebelum Aska benar-benar pergi, Lisa langsung bersuara

" Pulanglah mas, aku akan tetap menunggu kepulanganmu di rumah."

" Aku tidak bisa, Sella sangat membutuhkanku."

Aska menjawab tanpa membalikan badan

" Mas pikir aku tidak membutuhkanmu?"

Aska tidak menjawab pertanyaan dari istrinya, ia langsung pergi dari situ. Lisa terus menahan air mata yang akan jatuh. Arga langsung menghela nafas berat

" Lisa, kamu tunggu di mobil, ini kuncinya, biar saya saja yang mengantar Putri."

Lisa langsung mengambil kunci mobil dari atasanya, ia langsung berjongkok di depan Putri

" Putri, maaf, kaka tiba-tiba kepalanya pusing, jadi kaka tunggu putri di mobil. Lain kali kaka janji, akan mengantar Putri."

Putri langsung tersenyum manis, lalu ia langsung memeluk Lisa. Putri tau apa yang di rasakan Lisa, walawpun ia masih berusia 7 tahun. Setelah itu ia langsung melepaskan pelukanya

" Kak Lisa, Putri tau kalau sakit kaka di sini."

Putri memegang dada Lisa. Lisa hanya menjawab dengan anggukan kepala, lalu ia langsung memeluk Putri sesaat, setelah itu ia pergi meninggalkan Arga dan Putri. Setelah di samping mobil, Lisa langsung terduduk sambil menangis sekencang-kencangnya, ia tidak peduli banyak orang menatap ke arahnya dengan penuh bertanya-tanya

" Lisa, sebodoh ini'kah kamu, hingga lagi-lagi kamu harus menangis? Mas, kenapa harus seperti ini, selama ini aku selalu menunda kehamilaku hanya untuk tidak membuatmu susah, tapi kenapa setelah kita mulai memiliki segalanya, kamu pergi dengan wanita lain?" batin Lisa

Lisa memukul dadanya sendiri, ia merasakan dadanya benar-benar sakit. Entah berapa kali lagi ia harus menangis. Jelas-jelas ia sudah selalu sabar menghadapi suaminya, agar suaminya bisa pulang ke rumah, tapi lagi-lagi kesabaran itu tidak ada artinya bagi suaminya. Setelah dari dokter, Arga dan Putri sampai di samping mobil. Putri langsung memeluk Lisa yang terduduk sambil menangis, ia juga merasakan sedih, melihat Lisa, lalu pelukan itu juga di balas oleh Lisa

" Jangan menangis Kak."

Lisa hanya menjawab dengan anggukan kepala. Sedangkan Arga, berkali-kali menghela nafas berat, ia tidak tega melihat Lisa, tapi ia juga tidak bisa melakukan apa-apa, selain hanya bisa diam

BAB. 3 Pulang

Lisa duduk termenung di lantai, dengan kepala yang ia sandarkan di kursi, ia memandangi seluruh ruangan, ruangan yang biasanya selalu hangat, tapi sekarang ruangan itu sepi, dan dingin

" Apa yang harus aku lakukan?"

Lisa bertanya pada dirinya sendiri, apa lagi ia di berikan cuti selama 3 hari oleh Arga, mungkin karena ia melihat Lisa kasihan, hingga membuat rasa kekosongan itu sangat terasa bagi Lisa. Lisa berkali-kali menghela nafas berat, ia masih saja merasakan sakit di dadanya, ia begitu kecewa pada suaminya. Tiba-tiba kenangan manis awal mereka menikah muncul di pikiranya, ia mengingat saat merapihkan rumah ini berdua sambil bercanda dan tertawa, hingga tidak terasa ia meneteskan air mata. Tiba-tiba suara pintu terbuka, Lisa langsung melihat ke arah pintu itu sambil menghapus air matanya, ia melihat suaminya yang berdiri di sana. Lisa langsung tersenyum bahagia, ia lupa kalau lelaki yang ada di depanya itu adalah lelaki yang terus melukai hatinya. Lisa langsung berdiri, ia langsung mendekati suaminya, lalu langsung meraih tangan suaminya untuk ia cium. Setelah itu Lisa memandangi wajah suaminya, memandangi lelaki yang sangat ia rindukan

" Akhirnya mas pulang juga, apa mas mau makan? Aku sudah memasak untuk mas"

" Tidak, tadi aku sudah makan, kamu makan sendiri saja."

" Mas berubah, dulu mas selalu suka memakan masakanku, walau pun mas sudah makan di luar!"

Aska tidak berbicara lagi, ia langsung pergi ke kamar. Lisa mengikuti suaminya tanpa berbicara lagi, ia melihat suaminya yang pergi ke kamar mandi, lalu ia langsung menyiapkan baju untuk suaminya, setelah itu ia duduk di atas ranjang. Setelah beberapa saat, pintu kamar mandi itu terbuka, Lisa langsung melihat ke arah suaminya

" Mas, aku sudah menyiapkan baju untukmu."

Aska tidak berbicara, bahkan ia tidak melirik ke arah istrinya, ia langsung berjalan ke arah lemari, lalu langsung mengambil baju ganti, setelah itu, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi lagi. Lisa menghela nafas berat, ia pikir suaminya pulang untuknya, tapi ternyata tidak, bahkan ia seperti orang asing di depan suaminya. Setelah beberapa saat, Aska keluar dari kamar mandi, ia langsung menatap istrinya

" Aku pikir mas telah kembali, aku pikir mas telah pulang, tapi ternyata aku salah, hati mas masih tersesat."

" Lisa, mengertilah, keadaan kita sudah tidak seperti dulu lagi. Aku menawarkan perceraian karena aku tidak ingin menyakiti hatimu semakin dalam, tapi kenapa kamu menolaknya?"

" Keadaan kita memang sudah berbeda mas, tapi bukan'kah kita bisa memperbaikinya?"

" Maafkan aku Lisa, aku tidak bisa memperbaikinya lagi, apa lagi Sella lebih membutuhkanku, Sella sedang mengandung anakku."

" Apa karena Sella hamil, jadi mas lebih memilih Sella? Jika itu masalahnya, aku juga bisa memberikan mas seorang anak!"

" Bukan karena Sella hamil saja, tapi aku sangat mencintainya. Maafkan aku Lisa, aku jatuh cinta lagi pada wanita lain selain kamu."

" Kalau begitu, aku akan membuat mas jatuh cinta lagi padaku."

Aska menghela nafas berat, saat istrinya benar-benar keras kepala, lalu ia pun langsung mengalihkan pembicaran

" Sebentar lagi mama dan papa akan berkunjung ke rumah ini, jadi aku minta kamu jangan bicara apapun tentangku pada orang tuaku, karena aku akan membicarakannya pada mereka."

Setelah mengatakan itu, Aska meninggalkan Lisa di kamar. Lisa sudah tidak bisa menahan tubuhnya lagi, karena ucapan suaminya terus terdengar yang mengatakan aku mencintainya. Tidak berpikirkah kalau ucapan suaminya itu lagi-lagi melukai hatinya. Bukan'kah kata-kata cinta hanya milik Lisa, tapi kini suaminya mengatakan kalau ia mencintai wanita lain. Lisa mencoba menahan isak tangisnya dengan membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya, ia tidak ingin tangisannya terdengar oleh suaminya, ia tidak ingin di kasihani, ia hanya ingin cinta dari suaminya lagi. Setelah itu Lisa mencoba untuk berdiri, ia langsung duduk di meja rias, ia mengoles wajahnya dengan make up, karena sebentar lagi ke dua mertuanya akan datang ke rumah. Setelah selesai Lisa langsung pergi ke ruang keluarga, yang sudah ada suaminya, ia duduk bersebrangan, ia merasakan sangat canggung. Ini pertama kalinya Lisa merasakan kalau ia dan suaminya seperti orang asing. Lisa langsung memandangi wajah suaminya, yang sibuk memandangi ponsel, lalu ia langsung tersenyum getir, kenangan masa lalu bersama suaminya kembali teringat, dulu suaminya memanggilnya dengan lembut sambil tersenyum padanya, tapi kini ia hanya bisa memandangi suaminya. Tiba-tiba suara bell berbunyi

Ting-tong

Lisa yang mendengar suara bell, ia buru-buru beranjak dari duduknya, untuk menyambut kedatangan ke dua mertuanya yang sudah ia anggap sebagai orang tua kandung. Lisa memberikan senyuman terbaik untuk ke dua mertuanya, ia berharap bisa menutupi luka yang ada di dalam hatinya. Mama mertuanya yang bernama Key langsung memeluk Lisa, lalu tidak lupa ia mencium keningnya, begitu juga dengan Papa mertuanya yang bernama Dellon Saputra, ia juga memeluk Lisa dengan pelukan hangat. Lisa hampir saja menangis, ia mencoba menguatkan hati agar tidak terbawa suasana

" Bagai mana kabarmu Lisa? Kenapa kamu sekarang menjadi kurus?"

" Aku baik-baik saja ma, hanya saja akhir-akhir ini pekerjaanku menumpuk, jadi aku tidak nafsu makan karena terlalu capek."

Aska langsung memeluk ke dua orang tuanya bergantian, lalu ia langsung mempersilahkan untuk duduk

" Silahkan duduk ma, pa."

Mereka hanya menjawab dengan anggukan kepala, lalu langsung duduk. Setelah duduk, Key langsung menatap ke wajah menantunya, ia yakin kalau menantunya tidak sedang baik-baik saja

" Lisa, apa kamu sedang bertengkar dengan Aska?"

" Tidak ma."

" Jangan berbohong, mama bisa melihat kalau kamu tidak baik-baik saja. Mama tidak akan ikut campur urusan kalian, tapi mama harap kalian berdua bisa menyelesaikannya secara baik-baik."

Lisa yang duduk di samping mama mertuanya, ia langsung memeluk mama mertuanya, air mata yang ia tahan dari tadi, sudah tidak bisa ia tahan lagi. Key juga membalas pelukan dari menantunya sambil mengelus punggungnya. Setelah itu mereka melepaskan pelukannya, lalu Key langsung menghapus air mata menantunya, setelah itu ia memutuskan untuk mengalihkan pembicaran, karena ia tau kalau menantunya tidak akan berbicara tentang masalah yang ia hadapi

" Kalian, kapan akan memberikan mama dan papa cucu?"

" Nanti ma, kita sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing."

Lisa bisa melihat, kalau suaminya sedang kuatir dengan pertanyan mama nya

" Mama tenang saja, sebentar lagi mama akan mendapatkan cucu."

Entah keberanian dari mana Lisa menjawab pertanyan itu, yang jelas ia ingin berbagi rasa sakit hatinya pada ke dua mertuanya

" Kamu sedang hamil Lisa? Kenapa kamu tidak bilang dari tadi?"

Lisa bisa melihat kalau mama mertuanya sangat bahagia, dan papa mertuanya yang tersenyum padanya, tapi tidak dengan suaminya, suaminya sedang memejamkan mata sambil menghela nafas berat

" Bukan aku ma yang sedang hamil."

Lisa tersenyum dengan kedua mata sedikit mengabur, karena kini air matanya sedang menggenang di pelupuk matanya, ia langsung menundukan kepala, untuk menahan air mata yang ingin segera meluncur ke pipi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!