Namaku Wulandari Putri Ayu biasa di panggil Wulan, aku sering mendapat juara di berbagai lomba antar sekolah, maupun antar provinsi, aku dulu gadis yang begitu ceria dan penuh semangat, bahkan aku juga mudah akrab dengan orang baru, dan saat ini aku duduk di kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan lulus.
Aku juga memiliki dua orang teman baik bernama Fernanda dan Arselia. Kata orang-orang kami bertiga cukup terkenal, entahlah mungkin karena kami yang selalu menonjol dalam setiap kegiatan ekstrakulikuler sekolah.
Temanku Fernanda mempunyai pacar bernama Justin sedangkan Arselia pacarnya bernama Farel. Kebetulan pacar mereka berdua satu Fakultas jadi setiap kali akan bertemu mereka sering berkencan bersama.
Jika kalian bertanya aku punya pacar? Jawabannya sampai saat ini aku belum juga meiliki pacar, Kata orang cinta itu semanis coklat tapi nyatanya tak sama dengan di kehidupanku, orang yang kuperjuangkan selama ini berakhir menjadi kaka tiriku dan aku menjadi adik kesayangannya. Ayah dan ibuku telah lama bercerai, ibuku menikah lagi dengan seorang pria bule, makanya ia tak dekat denganku di karenakan ibuku memutuskan untuk ikut tinggal di luar negeri dengan suaminya yang baru itu.
Ayahku ?
Dia menikah lagi dengan ibu dari pria yang ku cintai selama ini. Aku mengenal Kak Mattew sejak aku di bangku sekolah dasar tepatnya saat aku berumur 9 tahun, dan perbedaan umur kami memang terpaut jauh beda 5 Tahun.
Kak Mattew berumur 23 Tahun sekarang dan mengambil alih perusahaan Almr. Pak Budi, orangnya sangat baik, tapi kadang-kadang sedikit menyebalkan karena ia sering mengangguku. Aku sangat mengenal dirinya beserta keluarga besar Pak Budi. Aku lebih dulu mengenal kak Mattew sebelum ayah dan ibu tiriku bertemu.
Memang tak mudah untuk meyakinkan pada Ayahku, jika aku benar-benar tulus mencintai Kak Mattew. Yang selalu ku dengar dari mulut Ayah adalah cintaku pada kak Mattew hanyalah cinta monyet semata. Memang Ada begitu banyak perselisihan yang terjadi sebelum Ayah dan Ibu tiriku itu menikah, aku sempat kabur dari rumah dan tak ingin melihat kedua orang tersebut.
Saat itu aku sangat membenci mereka, dan aku merasa benar-benar frustasi. Bahkan seringkali aku di bawah ke tempat psikiater.
***
Hari demi hari Wulan dapat melewatinya dan mulai menerima kehadiran Mattew menjadi kakak tiri yang baik dan sekarang tampak tak begitu buruk rupanya. Ia malah sekarang lebih dekat dengan Kak Mattew, Kadang-kadang mereka sering pergi keluar jalan-jalan, nonton bersama, berbelanja bersama, semua tampak menyenangkan.
Wulan bahkan jadi lebih mengenal Mattew setelah tinggal satu rumah dengannya. Memang dari keluarga ini hanya Kak Mattew yang begitu perhatian terhadapku. Kadang-kadang ia suka membela diriku jika melakukan kesalahan. Tapi Ayah selalu mengingatkanku dengan terang-terangan jika Kak Mattew hanyalah kakak bagiku Makanya ia bersikap baik kepadaku. Tapi aku tak memperdulikannya aku selalu menganggap Kak Mattew sebagai seorang lelaki dan bukan Seorang kakak.
Kak Mattew tahu betul tentang perasaanku padanya, aku juga tahu jika kak Mattew mencintaiku.
Kebahagiaan itu semua tiba-tiba hilang saat suatu hari Ayah dan Ibu tiriku sedang keluar rumah karena menghadiri sebuah acara. Aku tinggal dirumah sendirian, dan jujur aku tipe orang yang takut sendiri, apalagi jika sudah malam aku begitu takut dengan kegelapan yang bertepatan hari itu sudah malam. Aku menyuruh Kak Mattew agar cepat pulang ke rumah.
Aku tak menyangka jika waktu itu ia habis minum bersama dengan teman-temannya, di saat bersamaan aku menyuruhnya pulang untuk menemaniku dirumah dengan alasan takut sendirian. Setelah menunggu setengah jam lamanya akhirnya aku mendengar suara mobil kak Mattew di depan rumah datang, aku begitu senang akhirnya ia pulang.
Saat aku membuka pintu rumah ia tampak begitu mabuk, seperti habis minum, tapi dalam pikiranku ia tak mungkin macam-macam padaku, karena aku sudah lama mengenalnya Kak Mattew tak mungkin melakukan hal buruk padaku.
Tidak.....
Nyatanya tidak seperti dugaanku ia mengajakku masuk kekamarnya saat itu, dalam pikiranku
yah mungkin kak Mattew ingin bercerita atau menonton denganku, karena hampir setiap malam kami menonton bersama di kamarnya.
Aku masuk dan duduk di tepi ranjang tepat di sebelah Kak Mattew berada, aku kaget melihat kak Mattew mengunci pintu kamarnya, aku sungguh tak ingin berpikiran buruk lagi tentangnya. Tapi ia langsung melonggarkan dasinya dan menarik daguku agar mendekat ke arah wajahnya.
Sungguh jantungku berdebar-debar saat itu, aku begitu ketakutan. Jika Kak Mattew selama ini yang ku kenal akan berbuat hal di luar batas, aku tak bisa membayangkannya.
Mata Kak Mattew terlihat sayu seperti habis menangis, aku menatapnya dengan wajah bingung entah apa yang ada di pikiran Kak Mattew saat itu.
“Selama ini aku selalu menyembunyikan perasaanku padamu Wulan, tapi kali ini aku tak bisa berjanji jika harus menahannya, aku tahu kau memandangku sebagai laki-laki bukanlah seorang kakak, aku benar-benar mencintaimu sejak dulu. Maafkan aku yang tak bisa berbuat apa-apa selama ini” kata Kak Mattew membuat Wulan berkaca-kaca.
Wulan tak menanggapi perkataan mattew karena apa yang dikatakan semua benar adanya, Wulan juga sedih melihat kisah mereka yang berakhir dengan status sebagai kakak-beradik,
“Apa kau ingat candaan dulu saat kau selalu bersama denganku? Sampai detik ini aku masih mengingatnya aku selalu mengatakan jika suatu hari nanti aku akan menikah pengantin wanitanya tentu pasti dirimu...
Sementara itu Mattew menghentikan kata-katanya..
.....
“Sekarang biar aku akan mewujudkan perkataanku waktu itu Wulan ", Kata Mattew sambil tersenyum.
Aku selalu menganggap kak Mattew adalah cinta terbaikku, sehingga apapun yang ia lakukan padaku aku merasa itu adalah cinta dan wujud kasih sayangnya padaku.
Kak Mattew membelai wajahku dengan lembut sampai aku hampir hanyut dengan hangatnya sentuhan itu, aku merasa dicintai, jantungku berdebar-debar karena belaiannya tersebut.
Wajah Kak Mattew begitu dekat dengan wajahku, tapi aku hanya tersenyum melihat ia memandangku sebagai seorang wanita dan bukanlah seorang adik kesayangannya.
Aku sungguh merasa bahagia saat itu tapi tentu masih dengan perasaan takut.
“Kak Mattew?
Tiba-tiba jari telunjuknya menutup mulutku agar aku tak mengatakan apa-apa saat itu.
“shhht !!Diamlah Wulan “kata Kak Mattew dengan suara parau
Tiba-tiba Kak Mattew melepaskan baju Kemeja yang ia kenakan dan menghempaskannya ke lantai, ia kemudian mendorong tubuhku sampai tertidur di atas ranjang. Malam itu jika saja ayahku tak mendobrak pintu kamar Kak Mattew aku tak yakin jika kami tak melakukan hal yang di luar akal sehat. Karena pada dasarnya aku memang Begitu mencintainya,
BERSAMBUNG.
JANGAN LUPA LIKE, COMMENT, DAN BERI POIN SEIKHLASNYA,, TERIMA KASIH
Ayah langsung mendobrak pintu kamar Kak Mattew dengan wajah penuh amarah, membuat kami sampai terkejut setengah mati, aku tak menyadari kedatangan Ayah dan Ibu tiriku malam itu. Kami bahkan belum sampai melakukan kontak fisik secara mendalam tapi jika di pergoki dengan kondisi seperti itu sudah pasti mereka akan mengira kami melakukan hubungan terlarang.
Ibu tiriku yang masuk ke kamar Kak Mattew ia tampak begitu marah, dan kemudian mendekati Kak Mattew dan langsung menamparnya.
Pafff....
“Apa yang kau lakukan Mattew? Apa kau gila? Dia itu adikmu! ", Kata Ibu tiriku dengan keras dan tangannya gemetaran.
“ii..ibu ini tidak seperti yang kalian pikirkan “
Ibu tiriku langsung memotong pembicaraanku
“Diam!! Sudah berapa kali Ibu katakan jika kalian berdua itu sekarang kakak beradik tapi...tapi... mengapa...
Ibu tiriku langsung jatuh pingsan.
Ternyata ia memiliki penyakit jantung, kami semua tampak panik melihatnya jatuh.
Akhirnya Ibu tiriku di bawah ke rumah sakit dan di rawat disana, Dokter mengatakan jika Ibu Tiriku tak apa-apa hanya perlu beristirahat dengan cukup dan menjauhi segala aktifitas yang membuatnya syok.
“Maafkan aku Ibu, semua ini salahku... Dengan membayar dosaku aku akan lakukan semua perkataan dan perintahmu ibu “kata Mattew dengan penuh rasa penyesalan.
Aku tak mendengarkan percakapan mereka lagi, entah apa keinginan ibu tiriku pada kak Mattew yang jelas hari itu aku hanya ingin langsung pulang dan beristirahat.
Aku hanya di antar sopir Sampai dirumah, Saat berjalan menuju Kamar
aku melihat sekeliling ruangan itu, tiba-tiba wajah ibuku terbayang-bayang
Aku sangat merindukan Ibuku.
Aku terduduk diam di tangga dengan menangis sejadi-jadinya, mungkin jika dulu aku menangis pasti dari belakang ibuku akan membelai rambutku dan akan menenangkan pikiranku agar aku berhenti menangis, tapi sekarang berbeda.
Rumah ini memang tampak sama seperti dulu tapi sesungguhnya telah berubah, aku kecewa dengan kehidupanku seperti ini.
***
Keesokkan harinya suasana dirumah tampak kembali normal Seperti biasanya. Tapi setelah kejadian malam itu kak Mattew berubah drastis, ia bahkan sudah tak pernah menyapaku, membalas perkataanku, selalu mengacuhkanku, bahkan tak pernah melihat wajahku lagi, ia sungguh berubah. Aku sungguh kecewa dengan sikapnya, Sesekali aku mendengar dari Ibu jika dia baru saja dekat dengan seorang gadis, aku menahannya untuk tak menimbulkan keributan di rumah, ibu tiriku selalu mengingatkanku jika aku harus bertindak selayaknya seorang adik tiri yang baik.
Aku selalu berusaha untuk mendekati kak Mattew, tapi ia tak pernah mau merespon semua yang ku lakukan. Aku curiga mungkin ada yang di katakan Ibu tiriku saat masih di rumah sakit waktu itu, sampai Kak Mattew tak ingin berkomunikasi lagi denganku.
Suatu hari akhirnya gadis yang sering dibicarakan itu datang ke rumah untuk makan malam, namanya Indri gadis itu terlihat seperti seumuran denganku, orangnya baik ketika menyapaku, entahlah mungkin hanya cari muka semata. Ia terlihat begitu dekat dengan Kak Mattew, bahkan Ibu tiriku selalu mengatakan jika mereka berdua itu terlihat serasi ketika sedang bersama.
Terkadang ia menghampiriku dengan ramah sambil bertanya banyak hal tentang Kak Mattew tapi aku sungguh tak menyukainya.
“Hallo Wulan, kau pasti adiknya Kak Mattew.
Aku tak membalas sapaannya itu
“Apa kau tahu jika Kak Mattew memiliki seorang pacar? Sambungnya lagi.
Aku dengan judesnya menjawab perkataannya itu
“Mengapa tak kau cari tahu sendiri ?
Wajah Indri seketika itu terlihat jengkel mendengar jawabanku yang begitu menyebalkan. Jika bukan Ibu tiriku yang menenangkan suasana itu mungkin saja Indri sudah lari pergi ke hutan saat itu juga jika saling melawan Argumen denganku.
Aku tak peduli jika ia mengadu pada Ibu tiriku karena jelas-jelas aku tak begitu menyukai mereka berdua, Karena sejujurnya dia terlihat seperti wanita munafik di mataku.
Saat makan malam Indri terlihat begitu perhatian kepada Kak Mattew, ia mengambilkan nasi dan menaruhnya di piring Kak Mattew.
“Pasti kau akan menjadi istri yang baik untuk Mattew” kata Ibu tiriku dengan senyuman
“Terima kasih ibu “ kata Indri sambil tersenyum malu-malu.
Mereka hanya membahas tentang perusahaan orang tua Indri, kadang-kadang membicarakan tentang perjodohan kak Mattew.
“Indri jika kau akan di jodohkan dengan Mattew apakah kau mau? Tanya Ayah tiba-tiba.
“Tentu saja Paman, aku bersedia Kak Mattew orang yang baik. Aku rasa semua wanita ingin menikah dengan Pria seperti Kak Mattew” kata Indri dengan senyum malu-malu.
“Bagaimana denganmu Nak? Tanya Ibu tiriku kepada kak Mattew.
Tentu aku menanti-nantikan jawaban kak Mattew aku berharap jika ia menolaknya.
“Terserah ibu saja “kata Mattew dengan Wajah datar, tetap focus dengan makanannya.
“Baguslah kalau begitu “kata Ayah.
Seolah pertanyaan itu belum juga di jawab Indri pun bertanya
“Bagaimana dengan Wulan? Apakah ia akan dijodohkan juga? tanya Indri membuat Ayah dan Ibu tiriku terdiam sambil memandang ke arahku.
“Aku tak pernah berniat untuk menikah dan aku tak tertarik sama sekali dengan Perjodohan bodoh, “kata Wulan dengan Judes.
“Hahaha.. Jangan bercanda Wulan, bisa-bisa kau akan dijuluki “Perawan tua” jika tak berniat untuk menikah “kata Indri sambil tertawa terbahak-bahak.
“Ku rasakan kau benar “kata Wulan dengan wajah datar.
“Lolucon mu itu tidaklah lucu
sama sekali“, kata kak Mattew
Wulan langsung menghentikan aktifitas makannya, lalu berdiri dan beranjak pergi ke kamarnya.
“Aku sudah tak bernafsu makan lagi “ kata Wulan langsung ke atas kamarnya.
“Wulan tunggu... kata Ibu dari belakang tapi Wulan tak memperdulikannya.
“Biar aku yang menyusul Wulan Paman, aku ingin meminta maaf kepadanya soal ucapanku tadi ", Kata Indri dengan nada menyesal.
Aku tak menyangka jika Indri datang ke kamarku, tanpa permisi dulu, ia langsung masuk ke kamarku dengan seenaknya.
"Wulan apa kau marah padaku soal tadi?", Kata Indri dengan lemah lembut.
Aku tak menjawabnya.
Karena merasa kesal di acuhkan Indri mendekatiku di atas ranjang.
“Dengarkan aku Wulan! Jangan pernah kau bersikap kurang ajar seperti itu padaku! Kata Indri sambil menjambak rambutku.
“Ahh sakit Indri! Mengapa kau menarik rambutku? “tanya Wulan sambil menahan tangan indri yang menarik rambutnya.
Indri hanya tersenyum senang mendengar perkataan Wulan
“Apa kau pikir aku akan tinggal diam saat kau bersikap kurang ajar seperti itu padaku?
Aku sudah banyak mendengar tentang Kebusukanmu dari Ibu Wulan, aku tahu jika kau menyimpan perasaan kepada kakak tirimu itu! Biarkan aku mengingatkan padamu! Sebentar lagi Kak Mattew akan menjadi milikku jadi jangan macam-macam padaku! Kata Indri sambil menghempaskan tubuh Wulan sampai jatuh ke lantai.
“Baguslah kau menunjukkan wajah aslimu padaku! Aku tahu betul jika kau bukan gadis yang baik, dan mengenai perasaanku pada Kak Mattew itu bukanlah urusanmu Indri, kau bukan siapa-siapa di hatinya”, kata Wulan
Indri mendekati Wulan yang terduduk di lantai kemudian memegang dengan kasar dagunya.
“Kau benar, aku bukan gadis yang baik. Tapi sebentar lagi gadis yang tidak baik ini akan menjadi kakak iparmu, aku tentu akan menjadi satu-satunya wanita yang dapat membuatnya jatuh cinta “, kata Indri sambil menatap sinis ke arah Wulan.
***
Ujian Nasional dapat kulewati dengan begitu baik tanpa ada masalah, Karena aku rajin belajar dan mengikuti Les dengan baik. Kelulusan adalah hari yang paling membahagiakan di hidupku Karena bisa melanjutkan studi sampai ke jenjang yang lebih tinggi sekaligus dapat membuat orang tuaku bangga.
Setelah beberapa hari Tiba saatnya dimana hari kelulusanku, aku sungguh bahagia karena sebentar lagi akan menjadi mahasiswa dan bukan berstatus sebagai siswa lagi. Kak Mattew dan orang tua ku pun datang untuk memberi selamat, meskipun sebenarnya aku belum menerima kehadiran Ibu tiriku 100 persen penuh, tapi aku menghargainya, setidaknya Indri tak datang untuk merusak suasana hatiku.
“Wulan tersenyumlah aku akan memotretmu sekarang “kata Arselia sambil bersiap untuk memotretku
Cekrek...
“Kau terlihat cantik di foto” kata Fernanda kemudian mendekatiku sambil memperlihatkan hasil jepretan Arselia.
Aku hanya tersenyum melihatnya.
“Terima kasih “kata Wulan kepada Arselia.
Tiba-tiba Kak Mattew dari belakang menepuk bahuku sambil berkata “Selamat atas kelulusanmu Wulan sambil memelukku.
“Te..Terima kasih kak” kata Wulan dengan tersenyum canggung karena baru kali ini kak Mattew berbicara kepadanya.
Ini nyata bukan?
Kak Mattew menyapaku, bahkan memelukku
di depan Ayah dan Ibu Tiriku.
Wulan tak henti-hentinya memperlihatkan senyuman kebahagiaan di wajahnya. Ia merasa jika Hubungannya dengan Kak Mattew telah kembali Normal seperti sebelumnya.
***
Setidaknya aku bisa melewati acara kelulusanku tanpa air mata kesedihan.
Semua berkat teman-temanku yang selalu ada untuk menghiburku setiap saat.
Saat acara selesai aku di ajak untuk ikut party dengan teman-teman seangkatan yang lulus tahun itu, tapi aku menolaknya karena sudah cukup capek seharian Karena menghadiri acara tersebut.
Akhirnya Aku pulang ke rumah bersama dengan Ayah, Ibu tirinya dan Kak Mattew. Sesampainya dirumah Aku mencoba menerima kehadiran Indri yang datang untuk memberiku selamat atas kelulusanku.
"Selamat Atas kelulusanmu Wulan", Kata Indri sambil memberikan Bunga sebagai ucapan selamat yang tulus. Tapi seperti biasanya aku hanya diam dan mengacuhkannya.
Ketenangan yang ada di rumah tak berlangsung lama, tidak sampai Ibu tiriku mengumumkan perjodohan Kak Mattew dengan anak dari teman dekat ibu yang tak lain adalah
INDRI....
Belum sepenuhnya menerima sakit yang kurasa saat Kak Mattew mengacuhkan ku beberapa hari belakang ini, aku harus langsung berhadapan dengan sakit hati di tinggal nikah oleh orang yang kucintai selama ini.
Aku hampir sering kali menangis setiap malam, Karena aku tak menerima jika Kak Mattew harus Menikah dengan orang lain apalagi dengan Indri gadis yang begitu licik sepertinya. Takdirku begitu buruk, keluargaku harus berakhir dengan kesedihan, bahkan kisah cintaku lebih sialnya lagi.
Segala cara telah ku lakukan sampai aku bisa menerima saat kak Mattew menikah dengan seorang gadis cantik dan kaya itu, aku hanya bisa menerimanya dengan lapang dada, meskipun aku masih seringkali menangis jika seorang diri. Tak apa aku bisa menanggungnya, saat hadir di acara pernikahannya aku cukup bisa dikatakan tangguh ketika melihatnya sekarang menjadi suami orang lain. Kak Mattew mencoba untuk membujukku, kata terakhir yang ku dengar sebelum ia pindah ke rumah bersama dengan istrinya sekarang adalah
“Maafkan aku yang selama ini mengacuhkanmu, tapi aku yakin kelak kau juga akan menemukan cinta sejatimu Wulan”
Kata-kata itu sampai sekarang masih terngiang dengan jelas di telingaku, aku bahkan masih menghafalnya, beserta dengan senyuman terakhir kulihat terukir di wajah tampannya itu.
Aku selalu berkata andai saja aku yang menjadi pengantin wanitanya, aku akan berterima kasih pada Tuhan. Aku hanya bisa menghela nafas untuk mengikhlaskannya. Karena gadis biasa seperti ku tidak berbuat apa-apa karena nyatanya Kak Mattew bukanlah jodohku, garis besarnya takdir berkata lain mungkin aku tak akan pernah untuk jatuh cinta lagi.
“Sabar Wulan, mungkin dia bukan jodohmu “kata Fernanda sambil memeluk.
Aku hanya bisa membalas dengan senyumanku mencoba untuk tidak membuat suasana di acara Pernikahan itu menjadi tangisan yang menyedihkan.
Aku langsung pulang ke rumah duluan, karena tak nyaman saat berada di acara pesta pernikahan mereka.
Saat berjalan ke arah kamarku, kakiku terasa begitu kaku dan tak mampu untuk melangkah maju, hatiku terasa begitu sakit seperti di remas-remas sampai aku memukul dadaku berulang-ulang.
Aku berteriak saking sakitnya, kepalaku pusing karena tak mampu untuk menahannya.
Mengapa semua ini terjadi padaku? Aku membenci keluargaku, aku juga benci kak Mattew ia meninggalkanku dan menikah dengan gadis yang ku benci.
Wulan pun berjalan ke kamarnya mengambil beberapa obat antidepresan yang ada di laci kecil, saat menemukannya ia langsung meminum beberapa butir, Hingga akhirnya ia tertidur pulas tanpa merasakan sakit lagi.
Hari demi hari telah ku lewati, aku merasa begitu kesepian setelah Kak Mattew tidak lagi tinggal di rumah.
Bahkan aku sering kali tidak bisa tidur karena memikirkan segala keadaan ku saat ini. Setiap malam aku kesulitan untuk tidur.
Dan karena melihat keadaanku yang semakin hari semakin buruk akhirnya ayahku membawaku ke tempat Psikolog hingga ke tempat psikiater, pertama mereka melakukan pemeriksaan kondisi kejiwaan melalui wawancara, dan Mereka mulai menanyakan tentang kehidupanku seperti nama, pekerjaan, riwayat pendidikan, dan seputar latar belakang keluargaku.
Sampai ia mulai menanyakan beberapa hal yang membuatku tak bisa menjawabnya, aku tak ingin membahas mengenai masalah Kak Mattew karena itu sungguh menyakitkan. Mereka kemudian melakukan observasi mental kepadaku, tetapi karena kurang membantu akhirnya mereka melakukan pemeriksaan penunjang, yang bertujuan untuk menentukan diagnosis penyakitku nanti. Beberapa tes telah dilakukan mulai dari periksa urine, dan darah.
Sampai akhirnya Aku di Diagnosis memiliki gangguan mental yang bernama Anhedonia Fisik, mendengar hal itu tentu membuat kedua orang tuaku menjadi begitu Ketakutan dan tak percaya terlebih khusus ayahku, ia sangat terpukul mendengar diagnosis yang aku rasakan sekarang. Penyakit mental Anhedonia adalah dimana seseorang Tidak merasakan sensasi apapun saat diberi sentuhan kasih sayang oleh orang lain, seperti pelukan, Rasa yang di miliki Wulan saat itu cenderung kosong atau ia tidak merasakan apapun.
Bahkan ia Tidak merasakan kenikmatan dan rasa bahagia saat mengonsumsi makanan yang di sukai selama ini, padahal biasanya ia sangat menyukai makanan kesukaannya tersebut. Kata dokter Psikiater yang menangani kesehatan mentalku mengatakan jika aku Tidak mudah terangsang atau bahkan tidak tertarik untuk melakukan hubungan fisik dengan orang lain, dan lebih parahnya lagi aku Mengalami masalah kesehatan yang berkelanjutan, seperti sering jatuh sakit.
***
Ayah mencintaiku tapi tidak lebih seperti cintanya pada ibu tiriku. Hanya Kak Mattew satu-satunya yang memperlakukan ku begitu tulus dan penuh kasih sayang. Tapi sekarang ia telah pergi jadi aku tak terlalu kaget saat mendengar diagnosis pada diriku, karena nyatanya memang benar. Kata dokter mungkin Salah satu penyebab dari Anhedonia adalah penggunaan obat seperti antidepresan dan antipsikotik yang digunakan untuk menyembuhkan depresi, Aku mengakuinya aku sering mengomsumsi obat antidepresan akhir-akhir ini karena sulit untuk tidur.
Tapi itu mungkin bukan salah satu alasan penyebab aku memiliki gangguan mental, kata dokter aku memiliki rasa trauma atas suatu kejadian yang membuat ku stres di masa lalu. Selain itu, pengalaman kekerasan atau penolakan yang ku rasakan juga dapat menjadi pemicu timbulnya kondisi itu terjadi. Kondisi semakin parah saat aku mulai di anggap gila oleh Ibu tiriku. Aku lebih menunjukkan penyakitku padanya agar ia merasa tersiksa ketika tinggal satu rumah dengan orang yang memiliki penyakit mental sepertiku. Tanpa ku sadari penyakitku semakin parah hingga ayah mulai khawatir melihatku.
Jangan lupa LIKE, COMMENT DAN POINT SEIKLHASNYA
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!