NovelToon NovelToon

My Hot Woman Part 2

EPILOG

...ENJOY 🍸...

.......

.......

.......

.......

Hidupku baru benar-benar di mulai saat aku pergi melangkahkan kaki ku untuk pertama kali nya meninggalkan segala kebahagiaan yang sudah lama aku miliki.

Dunia ku seakan berputar tidak pada tempatnya.

Duniaku seakan di jungkir balikan. Semua nya berubah dimulai dari saat itu.

...Saat itu.......

19 tahun silam.

Saat itu usia ku sekitar enam atau tujuh tahun.

Saat itu aku masih belum mengerti apa-apa. yang ada di pikiran ku hanyalah,

Ada seorang yang hadir dalam keluarga kami. Bayi mungil, anak Daddy dan Mollie. Yang aku tau, dia adalah adik kecil ku. Itulah yang sering mereka katakan pada ku. Aku memiliki seorang adik sekarang.

Saat pertama kali aku melihat wajahnya, aku hanya bisa memikirkan satu hal, yaitu boneka yang aku lihat di toko mainan yang cukup sering aku kunjungi bersama Daddy dan Mollie, namun ini jenis boneka yang berbeda.

Saat pertama kali aku mendengar suara tangisan nya, lagi-lagi aku berpikir, boneka kecil ini pasti akan membuat rumah semakin ramai, sudah pasti ia akan sangat berisik. Suaranya mengalahkan suara terompet di malam tahun baru.

Namun, saat pertama kali aku melihat wajah kecilnya tersenyum, dan jari mungilnya menggenggam erat jari-jari tangan ku, aku kembali berpikir,

Ahh, apa yang diharapkan nya dariku? meskipun begitu, ku akui boneka kecil ini sangatlah manis dan menggemaskan. Apakah boleh aku berpikir;

Aku harus menjaga nya dengan baik.

Aku harus melindunginya.

Saat ia hadir di tengah-tengah keluarga kecil yang ku miliki, keluarga yang aku minta keberadaan nya. Keluarga yang sangat mencintaiku, meskipun aku tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka.

Sedikitpun tidak.

Pikirku, apakah adik kecil ku ini akan mengambil semua yang sudah aku miliki? Semua perhatian, dan juga kasih sayang dari Mollie dan juga Daddy?

Apa yang ku pikirkan saat itu, sempat membuat aku mengasihani diriku sendiri.

Usia ku enam atau tujuh tahun saat itu, namun aku sudah merasa iri dengan keberadaannya. Apalagi saat itu Mollie sempat tidak sadarkan diri.

Awalnya aku kira, bayi kecil ini sudah mulai mengambil mollie dari kehidupan kami.

Menyadari hal itu, membuatku bertingkah aneh. Aku sempat tidak menyukai keberadaan-nya. Masih sangat jelas dalam ingatan ku saat itu.

Saat bayi itu menangis dan aku ada di sana, bahkan Dady sekalipun tidak ingin menyentuhnya.

Tapi apa yang terjadi..??

Aku sangat merasakan sesak saat pertama kali mendengar tangisannya yang tak kunjung berhenti.

Saat itulah aku memberanikan diri untuk berjalan kearahnya dan melihat wajahnya yang penuh dengan air mata.

Hatiku terasa sakit, air mataku pun hampir menetes melihat air matanya. Saat itu aku berpikir, aku melihat diriku dalam dirinya. Tak ada yang menginginkan kami. Tak ada yang memeluk kami saat kami perlu kehangatan, dan tak ada yang menghapus air mata kami saat kami menangis.

Jantungku berdetak cepat saat memikirkan itu. Padahal usia ku masih sangat belia, tapi perasaan itu sungguh nyata. Apakah aku tega melakukan itu?

Aku kembali berpikir sesaat dalam diam.

apa yang harus aku lakukan..? Aku masih sangat kecil.

Aku tidak bisa menggendongnya, apalagi untuk membuatnya terdiam. Aku tidak bisa.

satu-satunya yang dapat aku lakukan hanyalah menggenggam tangan mungilnya. Menyalurkan perasaanku padanya, rasa kasihan ku melihatnya.

Dan keajaiban kecil pun terjadi,

Tangan mungilnya menggenggam erat tangan ku, bahkan bayi kecil itu berhenti menangis, saat itulah aku mulai mengerti, inilah yang bayi kecil itu butuhkan, seseorang yang ingin bersamanya.

Seperti aku membutuhkan Mollie. Begitupun dia membutuhkan Daddy, atau mungkin aku.

Saat itulah pertama kali aku melihat senyumannya. Dan ternyata, aku begitu menyukai senyuman bayi Mungil itu. Adik kecil ku. Aku Sangat-sangat menyukainya.

Seperti itulah kesan pertama ku padanya. Ternyata dengan adanya dirinya, tidak merubah apapun.

Dan keajaiban lain pun terjadi.

Mollie kembali padaku dan juga Daddy juga karena bayi kecil itu. Keajaiban yang tak bisa di jelaskan secara harafiah. Awal yang baru lagi bagi kami, keluarga kecil kami.

Kami kembali tinggal bersama. Bahkan cinta dan kasih sayang untuk ku tidak pernah berkurang.

Dan kebahagiaanku? Kebahagiaan ku bahkan bertambah karena dirinya. Ya, dirinya.

Aku sangat bahagia. Bahagia karena bisa kembali bersama Mollie dan Dady. Bahagia karena memiliki seorang adik kecil yang dapat bermain bersama ku.

Bahagia karena memiliki tanggung jawab untuk turut menjaganya. Dan aku sangat bahagia membuatnya begitu bergantung padaku. Bahagia saat bayi kecil itu selalu tersenyum saat bersama ku.

Bahagia saat melihatnya setiap hari, bulan dan tahun bertumbuh dengan begitu cepat. Bahagia saat pertama kali bayi kecil itu dapat memanggil namaku.

Bahagia saat ia benar-benar bahagia memilikiku sebagai kakaknya. Bahkan aku bahagia mengetahui orang pertama yang ia cari saat membuka mata adalah aku. Kakaknya.

"Zoya" benar, bayi itu bernama Zoya. Dan aku terbiasa memanggilnya Zo'e. Zo'e ku. Bayi kecil yang sangat cantik.

Perlahan ia tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang begitu aktif. Tahun berganti tahun, semua tetap sama. Aku tidak pernah kehilangan apapun dalam hidup ku karena kehadiran nya.

Hidupku selalu penuh dengan kebahagiaan.

Aku selalu menjaganya dengan baik. Meskipun terkadang aku selalu suka membuatnya kesal,, tapi aku menyukainya. Menyukai kemarahan nya padaku. menyukai setiap apa yang aku rasakan padanya.

Hingga saat itu...

Saat dimana aku menyadari Perasaanku. Aku menyadari bahwa aku tidak bisa hanya menganggapnya sebagai adik ku. Bodoh memang.

Bagaimana aku dapat melakukan itu..?

Sedangkan selama ini aku dan Zoya tumbuh bersama.

Aku menyaksikan bagaimana ia bertumbuh menjadi seorang gadis remaja yang begitu cantik dan juga pintar.

Apa yang akan Molli dan Dady pikirkan tentang ku..?

Apa mereka akan mengijinkan itu..? Tapi itulah kebodohan ku. Cintaku memang bodoh.

Aku tidak bisa lagi menganggapnya hanya sebatas adik kecil bagiku. Aku tidak bisa lagi mengabaikan semua rasaku untuknya.

Aku tidak bisa melihatnya di dekati oleh teman-teman di sekolahnya. Aku tidak bisa lagi!

Aku hanya ingin dia tetap menjadi milik ku.

Egois memang. Tapi aku tidak perduli.

Terlebih lagi setelah saat itu. Saat dimana aku berjanji padanya. Berjanji hanya akan ada untuknya.

Berjanji hanya akan selalu mengkhawatirkan dirinya.

Gadis kecil ku.

Gadis kecil yang entah mengapa dapat memunculkan perasaan membuncah dalam dadaku. Jika para remaja pria biasanya memiliki cinta pertama,

Maka tebakan kalian benar.

Cinta pertama ku adalah gadis kecil itu.

Gadis kecil yang hanya menganggap ku sebagai kakaknya, tapi tidak pernah ingin aku dekat dengan siapapun.

Gadis kecil yang membuat ku selalu berkhayal ingin memilikinya selamanya. Mencintainya selamanya.

Seperti Dady mencintai Mollie.

Tapi bagaimana bisa jika ia tidak pernah merindukanku, dan tidak pernah memikirkan hal lebih tentang ku?

Karena itulah saat usiaku, 17 tahun..

Aku memutuskan untuk tinggal bersama Didiie, di U.K.

Itulah keputusan pertama yang aku buat. Keputusan yang membuatku melihat air mata dan kesedihan di wajah mollie.

Kesedihan yang membuatku sangat terluka. Bahkan gadis kecil itu, cinta pertamaku. Gadis kecil itu lagi-lagi menangis karena ku.

Tapi apa yang dapat aku lakukan..? Aku ingin membuat dirinya menyadari betapa aku menginginkannya. Meskipun saat itu aku yakin Zo'e tidak memahami perasaan ku padanya. Dan aku yakin, ia tidak memiliki perasaan seperti itu padaku.

Tapi aku ingin dia merindukan ku. Ingin suatu saat ia datang padaku, dan mengatakan dia memiliki perasaan yang sama seperti yang ku miliki untuknya.

Bisakah itu terjadi..? Entahlah.. hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Yang aku tau saat itu, malam sebelum aku meninggalkan rumah. Gadis kecil itu mengatakan jika suatu hari, aku harus kembali padanya. Pernyataan yang sangat ingin aku lakukan secepatnya.

Tapi tidak!

Semua ada saat nya. Segala sesuatu memiliki waktu nya sendiri. Dan aku.. ? Aku akan menunggu saat itu.

Saat dimana gadis kecil itu akan benar-benar menjadi milikku. HIngga saat itu tiba, maka aku akan menahan semuanya sendiri. Menahan semua rasa rinduku. Menahan semua sakit ku. Menahan semua cintaku. Menahan semua keinginanku.

Semuanya. Aku akan menahan semuanya hingga saatnya nanti, saat aku menemuinya dan menjadikannya milik ku. Zoya is mine.

.......

.......

.......

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁 🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

ZEN

...ENJOY..... 🍸...

.......

.......

.......

.......

.......

...Musim demi musim telah berganti....

...Kerinduan demi kerinduan selalu saja tersimpan dengan begitu apiknya....

...Musim gugur selalu berlalu dengan begitu cepat, datang tanpa permisi dan pergi tanpa ucapan selamat tinggal. ...

...Hanya menyisakan dedaunan yang berserakan, dan tak terkendali, mendatangkan kehampaan pada setiap ranting yang ditinggalkan....

...Dan setelahnya,...

...Akan datang musim dingin yang begitu menusuk sampai ke tulang....

...Musim dingin ?...

Entah mengapa aku begitu membenci musim ini. Musim ini terlalu akrab dengan hatiku. Terlalu lekat pada tubuhku, dan yang selalu merongrong dalam jiwaku.

Ya. Aku. Hidupku seperti musim dingin.

Dimana semuanya terasa membeku. Tak ada kehangatan, tak ada keindahan, dan tak ada rona bias keemasan.

Yang ada hanyalah kebekuan. Kebekuan yang entah sampai kapan akan dapat tercairkan.

...❄️❄️...

 

U.K, 22 Desember .

Disaat semua orang merencanakan untuk libur panjang akhir tahun, aku tetap disini. Ditemani setumpuk kertas dan juga secangkir kopi panas yang cukup untuk menghangatkan tangan ku. Ya, hanya tanganku yang hangat. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini.

Bukan karena aku penggila kerja. Tapi karena tak ada yang ingin ku lakukan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dan bukan pula karena seorang Zen tidak memiliki teman, ataupun seseorang yang mengejar ku.

Aku, Zen punya begitu banyak teman, baik pria maupun wanita. Dan jika kalian bertanya tentang seseorang yang mengejar ku..?

Mungkin tak terhitung jumlahnya berapa banyak wanita yang sudah patah hati karena penolakan yang aku buat. Oleh sebab itulah aku mendapatkan julukan manusia musim dingin dari para sahabatku. Heh. Kekanakan memang.

...❄️❄️...

Tepat 8 tahun berlalu, dan Zen masih menikmati semua kesendiriannya tanpa melontarkan keluhan sedikitpun. Menikmati kesunyian dalam hatinya seolah itu adalah hal yang biasa baginya. Apakah karena ia seorang budak cinta yang begitu parah..? Tidak.

Bukan karena itu, tapi karena Zen sedang menyiapkan diri untuk mengendalikan hati dan juga perasaannya sebaik mungkin. Dan jika pada saatnya tiba, ia akan siap menghadapi semuanya.

...❄️...

...Suara dering telpon memecah keheningan....

''Ya.. ?" sahut Zen dengan suara rendah.

(Saya sudah mengirimkan semua nya ke email anda tuan..), Kata seorang diseberang sana.

"Baik..."

Setelah menutup panggilan, Zen segera membuka laptopnya. Akhirnya, yang sudah ia tunggu sejak tadi. Ia akan segera melihat apa saja yang dilakukan cintanya sepanjang hari ini.

Zen membuka email dan melihat ada sekitar kurang lebih 47 foto kegiatan Zoya disepanjang hari yang dapat di abadikan oleh tangan handal anak buah nya. Tepat nya detektif bayaran dan kepercayaan Zen.

Ini bukan yang pertama. Selama 4 tahun terakhir, Zen sudah menggunakan jasa detektif untuk meliput semua aktivitas Zoya. Bagi Zen ini saja belum cukup, karena ia sudah rugi besar karena kehilangan empat tahun sebelumnya.

Dan begitu ia memiliki kemampuan, maka ia tidak akan menyia-nyiakan semua waktu yang sangat berharga ini.

Berbicara tentang 4 tahun berharga yang telah terbuang sia-sia, Zen kembali mengingat dimana saat itu dirinya masih harus terus berjuang dengan kemampuan nya sendiri untuk dapat meningkatkan finansialnya.

Melanjutkan studi sambil bekerja magang di perusahaan Didiie nya (Zen masih memanggil ayahnya dengan cara yang sama). Zen tidak masuk perusahaan Aldi dengan dengan koneksi mutlak yang ia miliki, tapi dengan mengandalkan kemampuan nya sendiri.

Bahkan untuk gajih pun, Zen hanya ingin menerima upah yang sama dengan para pegawai magang lain nya. Zen menguji kelayakan dirinya sebagai seorang laki-laki. Apakah ia bisa bertahan dengan situasi tersebut. Katakanlah ia sedang menantang dirinya sendiri.

Berbeda dengan saat ini. Saat Zen sudah menjadi direktur di perusahaan miliknya. Meskipun sejak awal semua itu adalah miliknya, tapi Zen lebih memilih untuk menjalani semuanya dari nol.

Dan sekarang disinilah ia berada. Membangun finansial dan juga karakternya. Mengukir namanya dengan sempurna sebagai seorang pengusaha muda yang patut untuk diperhitungkan di dunia bisnis.

...❄️❄️...

''Ini sangat menggemaskan." Zen melihat satu per satu gambar-gambar zoya. "hem. Sepertinya hari ini adalah jadwal latihan mu gadis kecil." Zen tersenyum.

"Dan ini, ahhh bocah kecil ini sudah tumbuh menjadi seorang remaja rupanya." Zen melihat gambar Ken. Ia tersenyum sendiri di ruangan nya sambil mengamati satu per satu gambar yang ia terima dari email tersebut.

Mengagumi perubahan Zoya dari waktu ke waktu. Tidak banyak memang, namun tetap saja penting bagi Zen.

Zen sangat puas dengan hasil yang di berikan oleh detektif kepercayaan nya. Selama ini, hasil jepretan terpercaya inilah yang membuat rindunya sedikit terobati mengenai keluarga yang telah ia tinggalkan.

Delapan tahun lalu, sebelum Zen pergi meninggalkan indonesia, Mollie nya sudah kembali melahirkan seorang putra.

Bayi laki-laki yang juga mewarisi keindahan paras dari Daddy dan juga Mollie, adik kecil Zo'e yang di beri nama Ken Samudra R.Wijaya. Dan Zen lebih suka memanggil adik kecilnya itu dengan sebutan Ken. Seperti yang lainnya.

Sekarang, bayi kecil itu telah tumbuh menjadi seorang bocah laki-laki yang sangat tampan, semua itu dapat terlihat dari hasil jepretan kamera yang saat ini dilihatnya.

''Sepertinya sudah cukup untuk hari ini, aku akan kembali melihat mu besok gadis kecilku." Zen menutup laptop itu dan menyimpannya kembali ke nakas.

Melihat jam yang melingkar ditangan nya. waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, dan di saat-saat seperti ini, salju akan turun semakin tebal.

Ia harus segera pulang, jika tidak, maka Zen akan terdampar di jalanan dengan suhu udara mencapai -0°C, dan dalam kondisi itu, Zen pastilah akan menjadi manusia es yang sempurna.

Zen segera meninggalkan kantornya, menuju parkiran dan melihat salju yang turun sudah cukup tebal. ia mengenakan jaket hangat dan juga sarung tangan untuk melindungi dirinya.

Zen memencet kunci mobil dan menghidupkan mesin mobil jaguar miliknya kemudian menembus salju yang terus berjatuhan.

Kurang lebih 37 menit perjalanan dengan melewati jalanan yang cukup licin Zen akhirnya tiba di apartemen miliknya.

Apartemen dengan 3 kamar tidur, 2 ruang tamu dan juga pantry. Apartemen tersebut terbilang cukup luas untuk Zen tinggali seorang diri.

Apartemen ini ia beli 2 tahun lalu karena tidak ingin terlalu jauh dengan kantornya, jadilah ia memilih untuk tinggal di sebuah apartemen, ketimbang harus bolak-balik penthause yang jaraknya memakan waktu kurang lebih 1 setengah jam jika di hitung dari kantornya, dan sungguh, hal itu sangatlah melelahkan.

Zen masuk ke dalam apartemen, dan langkah kakinya secara otomatis menghidupkan lampu yang ada di ruangan tersebut. Zen juga menghidupkan perapian, ia menyalakan penghangat ruangan agar suhu di sana terasa cukup untuk membuat nya merasa hangat.

Zen menghempaskan diri ke atas kasur empuk berukuran king size di tengah ruangan dengan dekorasi warna abu putih.

Suara decitan terdengar di tengah kesunyian kamar berukuran kurang lebih 36m persegi tersebut.

Diam tanpa kata, itulah yang selalu Zen lakukan.

Setelah merasa cukup dengan kesunyiannya, Zen pergi untuk membersihkan diri. Ia menyiapkan air hangat untuk berendam, dan melepaskan penat disepanjang hari ini.

"Berapa lama lagi waktu yang harus aku lewati seperti ini..? Apakah ini sudah hampir tiba waktunya..?" Zen bergumam pada dirinya sendiri.

...I wanna hug you now. I'm really miss you....

.......

.......

.......

.......

...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...

**Terima kasih untuk semua dukungan nya ♥

...Jangan lupa untuk terus memberikan Like dan juga menuliskan isi pikiran, isi hati, atau pun isi dompet kalian ✌😆😆 becanda Kali.. 😘😘...

...Kolom komentar terbuka untuk semuanya, jangan lupa di isi ya.....

...Dukung Author terus.. ♥♥**...

 

ZOYA

...ENJOY...

.......

.......

.......

.......

''O, Hai. Aku Zoya. Lengkapnya, Zoya Vidette R.Wijaya. Anak dari Daddy Rehan Wijaya yang adalah seorang pengusaha terkenal di ibu kota, dan Mommy Julie Ananta As a Beautiful Dj yang cukup terkenal. Yah, tapi itu dulu, sebelum menikahi Daddy yang seorang posesif parah.

Bisa kalian bayangkan?

Usiaku saat ini dua puluh tahun. Lebih tepatnya sembilan belas on the way dua puluh, tapi aku lebih suka saat aku sudah menjadi seorang wanita dewasa.

Kesibukan ku? bisa dibilang seorang mahasiswi dan juga seorang Dosen tidak tetap di sebuah Universitas musik swasta di indonesia, dan saat ini aku sedang menunggu gelar Pasca. Hanya tinggal menunggu penambatan gelar.

"Ssssttt.. Ini rahasia. Aku adalah seorang gadis dewasa yang cantik, berbakat, dan berprestasi. Sombong dikit boleh kali 😆

Kenapa gak keluar negeri..? jawabannya sangat simpel, karena My mom and my Dad.. gak bisa jauh-jauh dari aku. Katanya. I don't care.

Tapi jangan kira aku adalah satu-satunya anak mereka, NO..!

Di usiaku yang ke dua puluh ini, aku punya seorang adik laki-laki. Yah lebih tepatnya seorang bocah menyebalkan yang berusia sebelas tahun. Namanya Ken.

Lengkapnya Ken Samudera R.Wijaya. Tentang Ken..? jangan di tanya!

Awalnya, aku kira akan menyenangkan saat memiliki seorang adik, aku akan memiliki mainan baru dan juga teman baru. Setidaknya itu yang terjadi sampai Ken berusia tiga tahun.

Hahh.. Kelucuannya hanya bertahan tiga tahun. Sangat di sayangkan. Setelah itu..? Oh..My.. Aku rasa Ken adalah duplikat Daddy.

Bocah kecil itu sangat menyebalkan dan juga sangat posesif, bertingkah seperti seorang pelindung dan juga sangat menakutkan jika marah.

Ken mengatur semua kehidupanku. Dimulai dari: Kapan aku bisa keluar rumah..? Dengan siapa..? Harus berteman dengan yang mana..? melakukan apa...? dan berapa lama aku akan pergi...?

Semua sudah diatur oleh bocah berusia 11 tahun tersebut. Dan parahnya, Mommy dan Daddy menyetujui hal itu. Hello...?

Katanya karena adik kecilku ingin belajar untuk melindungi ku. Ohh.. sweet.. Andaikan bocah itu tidak menyebalkan, That's it!! See....?

Terkadang aku bingung, apakah jiwa mommy dan Daddy tertukar dengan bocah menyebalkan itu..? Ha-ha dia adik ku!

Bisa kalian bayangkan bagaimana hidupku selama ini..? Seorang wanita yang sedang menuju kedewasaan tapi harus selalu diawasi oleh seorang bocah yang berusia 11?

Huh. Kalian mungkin mau merasakannya? Aku harap bocah kecil itu cepat dewasa, agar dia segera menggantikan Daddy sekalian.

Dan bagusnya dari hal itu, Daddy tidak perlu memintaku terus menerus untuk bekerja di perusahaannya.

Alih-alih melakukan apa yang aku suka sebagai seorang seniman. Aku yakin adik ku yang menyebalkan ini akan sangat hebat jika dapat menggantikan Daddy.

Aku berani bertaruh, semua karyawan akan langsung tunduk padanya hanya dengan melihat tatapan matanya.- Zoya bergidik ngeri membayangkan betapa dingin nya tatapan Ken. Ahh.. Like a Daddy.

Cukup! lupakan tentang Ken. Aku rasa aku terlalu banyak menceritakan tentang bocah ajaib itu. Meskipun begitu... Bagiku Ken sangatlah sweet. Seperti Kak Zen.

Tu, kan keinget lagi! Hulf.

Berbicara tentang kak Zen. Selama 8 tahun terakhir kak Zen tidak pernah sekalipun menghubungiku.

Ya, walaupun terkadang dia menanyakan kabar Mommy dan Dady, tapi dia tidak pernah menanyakan kabarku.

Menyebalkan! Apa karena saat ini dia tinggal diluar negeri, punya banyak teman, atau kekasih? mungkin, sehingga menurutnya aku sudah tidak penting lagi..? Huh. Pembohong!

Sangat menyebalkan saat orang yang kita pedulikan, melupakan kita begitu saja. Setuju? Bahkan saat aku dengar kak Zen memiliki seorang adik perempuan dari pernikahan Uncle Al, aku sangat senang untuknya.

Tapi kemudian aku kecewa, Kak Zen bahkan tak ingin berbagi hal ini padaku. Benar-Benar menyebalkan..!!

Baiklah Lupakan mereka. Sepertinya hidupku terlalu berputar di sekeliling mereka. Aku sudah dewasa sekarang, dan sudah seharusnya aku mengatur kehidupan ku sendiri.

Seperti saat ini, Harusnya aku sudah pergi sejak tadi jika saja bocah kecil ini tidak terlalu banyak menanyakan pertanyaan padaku.

"Zozo katakan padaku, kamu akan pergi berapa lama..?" -Huh.. dia mulai lagi..! Dia selalu memanggilku seperti itu sejak kecil.

-Zozo...!! Keong racun kali. Ah, itu Jojo thor!

"Aku...? Hem. Aku akan pergi selamanya...!" Zoya mengecilkan suaranya sambil memicingkan mata mendekat ke arah Ken. Zoya sangat senang menggoda adik kecilnya yang sangat posesif itu.

"Jangan berani-berani untuk melakukan itu Zozo..! Aku akan menemukan mu dan menyeret mu pulang..!" ucap Ken mengancam.

"Uhh.. benarkah..?" Zoya menggigit ujung jari-jarinya dengan ekspresi wajah terkejut. "Kalau begitu, aku tinggal pergi lebih jauh. bye..!" Zoya menyeringai sambil mengacak rambut adik laki-lakinya.

"Zozo!! kau harus pulang tepat waktu seperti biasa, kalau tidak aku akan minta Daddy memarahi mu, ingat itu!" Senjata terakhir.

"Ya..Ya.. suka-suka mu saja Ken." balas Zoya tak ambil pusing. "Mommy aku pergi.."

"Jangan menungguku ku, aku tidak akan pulang!" teriak Zoya sambil keluar dari pintu. Ia hanya terlalu senang membuat adiknya itu jengkel.

Meskipun begitu, Zoya selalu melakukan apa yang Zen katakan. Entahlah, Zoya hanya terbiasa. Ini membuatnya merasa hangat dalam dadanya. Seperti perasaan dicintai.

...❄️❄️...

Zoya mengendarai mobil mini cooper kesayangan nya. Hari ini ia akan mengajar di kampus tempatnya dulu menuntut ilmu.

Apalagi yang Zoya lakukan..? Tentu saja semuanya akan berhubungan dengan musik. Ia sangat mencintai musik, oleh sebab itulah ia ingin menyalurkan bakatnya dengan mengajarkan musik juga pada anak didiknya.

Di kampus, Zoya adalah satu-satunya dosen termuda. Diusia 20 tahun dia sudah bisa menyelesaikan pasca sarjana, ralat belum menambatkan gelar saja.

Oleh sebab itu, kampus merekrut Zoya untuk menjadi Dosen jurusan musik klasik sesuai dengan bidang keahlian nya.

Meskipun Zoya bukanlah dosen tetap, tapi ia sangat suka mengajar di sana. Baginya segala sesuatu menjadi sangat baru setiap hari hanya dengan mendengarkan semua alunan melodi yang harmoni.

Tiga puluh lima menit menempuh perjalanan. Zoya sudah memarkirkan mobilnya di halaman kampus.

Semua mahasiswa dan juga dosen di kampus sangat mengenal Zoya.

Bahkan tidak hanya itu, tukang fotocopy sekalipun sangat mengenal Zoya. Tidak ada yang luput dari pesona seorang Zoya Vidette. Meskipun terbilang muda, ia sangat di hormati. Karena memang begitulah adanya.

"Selamat pagi Miss Zoya." sapa para mahasiswa laki-laki yang berkumpul di satu tempat.

Zoya hanya tersenyum menganggukkan kepala membalas sapaan para mahasiswa nya.

"Hii, morning Miss Zoya Vidette.." Jordan. Seorang Dosen berusia 28 tahun yang mengajarkan Seni Visual di kampus yang sama dengan Zoya berlari lalu menempatkan diri sejajar dengan Zoya.

"Ya... selamat pagi kembali untuk anda Mr.Jordan." balas Zoya sekenanya sambil berjalan menuju ruangan para Dosen.

"Keberatan jika kita jalan bersama...?"

"Kenapa bertanya sekarang..? bukan kah sejak tadi anda berjalan di samping ku tanpa bertanya terlebih dahulu..?" Jawab Zoya sedikit sinis.

"Uhh... Rasanya tubuhku hampir beku." Jordan memeluk tubuh menggigil. "Anda terlalu dingin Miss Zoya." katanya sedikit berbisik.

"Ah, Kalau begitu, jangan lupa selalu bawa perapian anda Mr.Jordan agar anda tetap bisa hangat..!" Zoya masih melanjutkan langkahnya.

"Perapian ku selalu ku simpan disini Miss.."Jordan menunjuk dadanya. Ia sangat senang menggoda Zoya. Katakanlah Ia sudah jatuh hati pada wanita itu selama beberapa bulan terakhir. Zoya membuat Jordan sangat terpikat.

Wanita pertama yang mengacuhkan dirinya hanyalah Zoya. Mengacuhkan pesona seorang Jordan Wiratama.

Sementara keduanya berjalan, ada banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, dosen paling cantik dan paling tampan di kampus tersebut berjalan beriringan.

Pupus sudah harapan. Para gadis hanya dapat mengigit kuku. Meskipun mereka iri, tapi mereka tidak berada di level yang setara dengan seorang Zoya.

Sementara para Pria muda, hanya bisa mendengus kesal karena dosen cantik mereka harus selalu ditempeli oleh seorang Jordan Wiratama. Dosen tampan dengan prestasi seni yang dapat di acungi jempol.

Benar-benar pasangan yang membuat iri. Bagi orang lain. Bagi Zoya, sama sekali tidak! Jordan bukanlah siapa-siapa baginya.

"Jangan dekat-dekat dengan ku. Menjauh lah.. aku tidak ingin terlibat skandal dengan anda!!" Zoya mempercepat langkahnya.

"Skandal...?" Terdengar menarik.. 😄

...❄️...

...❄️...

...❄️...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!