NovelToon NovelToon

Zahwa Istriku

Bab 1

Awal mulanya, pak Gunawan mengundang sahabat lamanya dari kampungnya dulu yaitu pak Rahmat yang tak lain adalah ayah dari Zahwa untuk datang kerumahnya karna sudah lama mereka tidak bertemu.

Pak Rahmat tentunya tidak pernah menolak ajakan temannya itu, karna bagaimana pun pak Gunawan lah yang telah membantunya dulu membuat usaha kecil kecilan saat pertama ia menikah dan belum memiliki pekerjaan tetap, pak Gunawan memberinya modal untuk membuat empang ikan nila dan Alhamdulillah usahanya itu berjalan lancar bahkan bisa untuk membiayai anak prempuan satu satunya kuliah di kota.

Sesampainya di terminal Pak Rahmat dijemput oleh supir yang berkerja kepada pak Gunawan, dari terminal sampai ke Rumah pak Gunawan sebenarnya hanya membutuhkan waktu satu jam, namun karna macet alhasih mereka memakan waktu sampai satu jam setengah.

Begitu sampai dirumah mewah pak Gunawan, pak Rahmat langsung turun dari mobil dan di sambut oleh sahabatnya yaitu Pak Gunawan dan istrinya.

"Bagaimana kabar mu?" ucap pak Gunawan sambil memeluk sahabatnya itu.

"Alhamdulillah seperti yang kau lihat, aku sehat" balas pak Rahmat sambil memukul lembut punggung pak Gunawan.

"Ayo mari silhkan masuk" ucap bu Melinda yang merupakan istri dari pak Gunawan mempersilahkan.

Mereka duduk diruang tamu dan tak begitu lama keluarlah pelayan yang membawa minuman dingin dan beberapa cemilan. Mereka pun mengobrol dengan asik.

"Bagaiman kabar anak dan istrimu" tanya pak Gunawan.

"Alhamdulillah mereka juga baik" balas pak Rahmat.

"Dimana sekarang Zahwa? apa dia sudah Selesai kuliah?" tanya pak Gunawan lagi.

"Ya, dia sudah wisuda 1 tahun yang lalu dan sekarang membuka toko kue di kota ini" ucap pak Rahmat.

"O ya, kenapa dia tidak pernah singgah kerumah ini?" ibu melinda yang bertanya.

"Seperti yang kalian ketahui dia sangat pemalu, aku sudah beberapa kali menyuruhnya untuk singgah kemari, namun dia selalu menolaknya" ucap pak Rahmat.

"Saat kuliah dia mengambil jurusan bisnis, tapi karna hobinya memasak dan sering membantu ibunya, jadi sekarang dia lebih memilih membuka toko kue dibanding bekerja di perusahaan" Cerita pak Rahmat lagi.

"Dari dulu aku memang tau kalau putrimu itu adalah gadis yang mandiri" ucap pak Gunawan dengan tersenyum.

"Dimana Anton? apa dia sudah menikah dengan kekasihnya itu? tanya pak Rahmat, dia tau bahwa hanya anton lah yg blum menikah dari 3 bersaudara itu dan Anton memang memiliki kekasih.

Pak Gunawan tersenyum sambil tertunduk, tak lama dia mengangkat lagi wajahnya dan mencerita kan apa yang terjadi. Pak Rahmat menunjukkan raut muka sedih karna mendengar cerita dari sahabatnya itu dia merasa kasihan kepada Anton.

Lalu keluar seorang pelayan dari dapur memberi tahu kalau makan siang sudah siap.

Ibu melinda pun mempersilah kan Pak Rahmat untuk makan siang bersama.

Setelah makan siang mereka kembali mengobrol diruang tamu, dan pak Gunawan pun menyampaikan maksut dan keinginan nya kepada pak Rahmat.

"Mat, kita bersahabat sudah cukup lama dan aku tidak ingin persahabatan kita ini terputus dan hilang begitu saja, kalau boleh aku ingin meminta sesuatu kepadamu" Ucap pak Gunawan menggantung.

"Apa itu? apa yang bisa aku bantu" kata pak Rahmat sedikit bingung karna selama ini temanya tidak pernah meminta bantuan apapun kepadanya.

"Aku sudah menceritakan bagaimana keadaan Anton dengan mu, dan aku berniat untuk menjodohkan nya dengan Zahwa" ucap pak Gunawan sambil memegang pundak sahabatnya itu.

Pak Rahmat sedikit terkejut dengan ucapan sahabatnya itu, namun menurutnya bukan hal yang buruk malah itu adalah suatu hal yang baik.

"Bagaimana dengan Anton? apa dia mensetujuinya?" tany pak Rahmat.

"Anton biar dia menjadi urusan ku, sekarang bagaiman dengan mu apa kamu setuju?" pak Gunawan kembali bertanya.

"Aku akan bicarakan dulu dengan Zahwa dan istriku, bagaimana pun aku tidak bisa memutuskan nya sendiri karna Zahwa lah yang akan menjalaninya" jelas pak Rahmat.

"Baiklah aku mengerti, tapi aku sangat berharap niat ku ini bisa terwujud" ucap pak Gunawan berharap pada sahabatnya itu.

Karna tidak memungkinkan untuk langsung kembali ke kampu, pak Gunawan menyuruh sahabatnya itu untuk menginap, ke esokan harinya pak Rahmat diantar kembali oleh supir ke terminal. Pak Gunawan meminta supirnya untuk langsung menghantar pak Rahmat sampai kerumahnya, namun pak Rahmat menolaknya dan meminta dihantar sampai terminal saja.

Bab 2

Begitu sampai dirumah pak Rahmat menceritakan semua yang dia lakukannya dirumah sahabatnya itu kepada istrinya, dan pak Rahmat juga menyampaikan keinginan pak Gunawan.

"Buk, pak Gunawan meminta ayah untuk menjodohkan Zahwa dengan anak bungsunya Anton" pak Rahmat mulai memberitahukan ke inginkan sahabatnya.

"Lalu? apa ayah langsung menerima Tawaran pak Gunawan?" wajah ibu Ningsih langsung berubah pias saat mendengar perkataan pak Rahmat.

"Tidak buk, ayah bilang ingin menanyakan dulu kepada ibu dan pastinya bapak ingin beritahukan dulu kepada Zahwa" pak Rahmat menjelaskan kepada istrinya.

"Baguslah kalau begitu yah, kita memang harus menanyakan dulu kepada Zahwa, bagaimana pun dia yang akan menjalaninya nanti" jawab buk Ningsih

"Iya buk, ayah ngerti."

Ibu ningsih kurang menyetujui dengan rencana perjodohan itu, karna Zahwa hanya satu satunya putri mereka tentunya bu Ningsih ingin putrinya hidup bahagia dengan laki laki yang dicintainya.

Namun pak Rahmat tidak ingin mengecewakan sahabatnya itu, apa lagi ini kali pertamanya pak Gunawan meminta bantuan, pak Rahmat tentu masih sangat mengingat dan tak kan pernah lupa dengan bantuan yang pernah dia terimanya dari pak Gunawan, bahkan pak Ginawan berjanji akan melindungi Zahwa apa bila terjadi hal yang tak diinginkan, jadi menurutnya apa lagi yang perlu di khawatirkan.

Pah Rahmat menelpon putrinya meminta agar Zahwa bisa pulang kekampung karna ada sesuatu yang ingin sampaikan.

Di toko kue milik nya Zahwa bertanya tanya dalam hati kenapa ayah mintanya untuk pulang karna selama kuliah bahkan sampai dia membuka tokonya, ayahnya tidak pernah meminta putrinya untuk tiba tiba pulang.

kenapa ayah tiba tiba memintaku untuk pulang? Padahal baru juga minggu lalu aku dari kampung, apa terjadi sesuatu kepada ibu? Tapi semalam ibu menelponku dan keadaannya baik baik saja.

Pikiran Zahwa mulai tak tenang karna ayahnya yang tiba tiba memintanya untuk pulang.

"Ada apa mbak, kenapa dari tadi saya perhatikan mbak melamun?" tanya Lina seorang karyawan yg berkerja membantu Zahwa di toko kuenya.

"Ahh tidak apa-apa Lin, tadi ayahku menelpon dan dia meminta aku untuk pulang kekampung karna ada suatu hal yang ingin dia sampaikan."

"Kalau begitu mba pulang saja, tidak apa-apa biar toko saya dan yang lain menjaganya mbak." Lina memberikan saran.

"Eemm.. Baik lah Lin, mbak juga jadi tidak tenang, mbak takut terjadi sesuatu dengn orang tua mbak." pikiran Zahwa benar khawatir.

"Berdo'a saja mbak semoga tidak terjadi apa apa."

"Aamiin.. Lin mba beres beres dulu ya biar tidak kemaleman sampai kampung karna pasti macet, mbak juga titip toko kepada mu ya jika ada pesanan yang sulit tolak saja Lin, buat saja kue yang kamu bisa dan utamakan kualitas juga rasanya ya." ucap Zahwa kepada Lina.

"Siap mbak, mbak hati hati ya, tidak usah pikirkan toko pasti aman" Ucap lina meyakinkan atasannya

"Iya Lin, terima kasih ya. ucap Zahwa sambil mengusap pundak Lina dan tersenyum.

Hal itu yang selalu di ucapkannya ketika dia hendak pulang kampung, dia tidak pernah memaksa karyawannya untuk menerima pesanan kue yang datang, apa lagi yang tidak bisa dikerjakan karyawannya karna baginya kualitas dan rasa itu yang utama.

Zahwa memiliki karyawannya yang membantunya berjumblah lima orang, Lina salah satunya mereka semua tidak mempunyai tugas khusus pekerjaan mereka semuanya sama bersih bersih dan membuat kue dikerjakan bersama, karna kuenya yang enak banyak ibu ibu yang ketagihan dan selalu memesan kue di toko Zahwa untuk acara ulang tahun, pernikahan dan lain lain jadi mereka tidak hanya menjual kue ditoko tapi juga menerima orderan.

Bab 3

Sesampainya dirumah Zahwa disambut ibunya, dia menyalami dan mencium punggung tangan ibunya. Ada sedikit rasa lega dihatinya karna dia melihat ibunya nampak sehat dan baik baik saja, namun Zahwa masih bingung kenapa ayah memintanya untuk pulang.

Jam sudah menunjuk kan pukul lima sore, ayah Zahwa pun sudah pulang dari empangnya, dia merasa senang melihat putrinya sudah sampai di rumah. Karna sudah memasuki waktu magrib mereka pun sholat, dan setelahnya mereka makan malam bersama hal yang sudah sangat jarang dilakukan bersama semenjak Zahwa kuliah dan hingga kini dia berkerja.

Setelah makan pak Rahmat mengajak intan duduk diruang tv diapun mulai berbicara.

"Za, sekarang usia mu sudah 25 tahun nak, apa belum ada niatan mu untuk mencari jodoh dan menikah?" tanya ayahnya

Zahwa hanya tersenyum dan sedikit menggeleng mendengar pertanyaan ayahnya.

"Za, kemarin ayah nengunjungi teman ayah di kota, pak Gunawan kamu masih ingatkan?

"Iya ayah" Zahwa menjawab sambil mengangguk kan kepalanya.

"Za, pak Gunawan meminta ayah untuk menjodohkan mu dengan putra bungsunya Anton. Ayah memang belum memberikan persetujuan kepada pak Gunawan karna ayah ingin membicarakan nya dulu pada mu".

"Yah, Zahwa tidak mengenali anak pak Gunawan, bagaimana mungkin Zahwa menikah dengan nya" tubuh Zahwa sedikit bergetar mendengar ucapan ayahnya bagaiman mungkin dia akan di jodohkan dengan orang yang tidak dia kenal.

"Nak, kamu tidak perlu khawatir Anton anak yang pintar dan juga patuh kepada orang tua, dan baru kali ini pak Gunawan meminta sesuatu pertolongan ke pada ayah, kamu tahukan siapa yang dari awal membatu ayah membuka usaha hingga bisa membiayai mu kuliah, jadi anggap saja ini cara kita balas budi, pak Gunawan pun berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap mu jika suatu saat terjadi masalah dalam rumah tangga kalian, usiamu pun sudah cukup dewasa nak untuk membina rumah tangga"

Zahra tertunduk, ada air mata yang mulai menetes dari matanya dia membayangkan bagaimana dia bisa menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal, namun dia tidak bisa menolak perjodohan itu karna ayahnya beranggapan ini sebagai balas budi kepada sahabatnya.

Bagaimana pun Zahwa mengaletahui benar cerita bagaimana susahnya kehidupan ayah dan ibunya dulu saat baru menikah, dan semua berubah karna pertolongan dari pak Gunawan dan mungkin dengan cara ini juga ia bisa membahagiakan orangtua nya.

"Baiklah yah Zahwa menyetujui perjodohan ini, tapi Zahwa ada permintaan yah". ucap Zahwa terbaru bata karna tubuhnya bergetar dan juga karna menahan air matanya.

"Apa itu nak?"

"Setelah menikah Zahwa ingin tetap berkerja di toko kue ku yah."

"Baiklah, ayah akan coba bicarakan kepada pak Gunawan". ucap ayahnya sambil tersenyum dia senang karna tidak ada penolakan sama sekali dari Zahwa.

Ibunya yang sedari tadi hanya mendengarkan pembicaraan suami dan putrinya juga turut sedih, dia memeluk putrinya erat dia tau benar apa yg dirasakan putrinya namun dia juga tak bisa berbuat apa apa.

Setelah mendapat persetujuan dari Zahwa pak Rahmat langsung segera menelpon pak Gunawan memberitahukan bahwa anaknya bersedia dijodohkan, dan juga menyampaikan permintaan Zahwa yang ingin tetap bekerja setelah menikah, tentu saja pak Gunawan mensetujuinya karna itu bukan suatu masalah baginya, Zahwa sudah mau menerima perjodohannya saja pun sudah merupakan suatu kebahagiaan bagi pak Gunawan dan istrinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!