NovelToon NovelToon

Mendadak Menikah Karena Sebuah Janji

1. Awalan.

Hari ini, hari kepulangan CRYSTAL dari Australia Setelah menyelesaikan pendidikannya S1 nya, di salah satu Universitas ternama di Australia.

"Pih, Mih! lalu yang akan menjemput Cysa siapa? Kalau Mami dan Papi sama-sama sibuk?" tanya Crystal di dalam sambungan telepon Ketika baru saja tiba, di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

CRYSTAL LUNARA RYZER putri dari Keluarga Ryzer. Ayah nya bernama Harsyal Ryzer, Ibunya bernama Angelita Ryzer. Crystal mempunyai seorang kakak laki-laki yang sedang menempuh pendidikan S2 di Jerman, Zafier Kaelans Ryzer Namanya.

"Pokok nya, Cysa tidak mau pulang! jika dalam satu jam, bukan Mami dan Papi yang menjemput." ucap Crystal masih dalam sambungan telepon, ia sepertinya marah. Namun dengan nada yang terdengar manja.

(........) Crystal mendengarkan percakapan dari orang tuanya yang ia sambungkan dalam tiga penerima telepon sekaligus.

"Ya sudah! Cysa tunggu setengah jam, jika yang datang kemari itu adalah bodyguard kiriman Papi, maka siap-siap kehilangan Crystal."ucap Crystal tegas. Sepintas tetesan embun di siang hari terjatuh dari pelupuk mata Crystal menyusuri pipi mulus nan putih bak sebening Crystal tanpa polesan makeup berlebihan.

Crystal Adalah Tuan putri yang serba berkecukupan namun tidak dengan kasih sayang. Orang tua Crystal menganggap segalanya dapat berjalan baik dengan uang yang mereka keluarkan, termasuk pada Anak-anak nya.

Namun tanpa mereka sadari, uang mereka justru merenggut kebahagiaan Putri mereka yaitu Crystal. Dahulu ketika Zafier masih SMA, setidaknya kebagian dan kebersmaan masih dapat Crystal rasakan, karena adanya Zafier yang hangat di sisinya.

(......) suara Orang tua Crystal. "Bye!" jawab Crystal singkat, mengakhiri telepon nya.

***

Di tempat berbeda, di sebuah perusahaan Garmen yang cukup besar dan ternama, karena sudah banyak produk kain yang di hasilkan Garmen tersebut dengan kualitas terbaik.

NERVAN ABIGAIL SKYNER sebagai CEO dari perusahaan tersebut tentu sangatlah berperan penting dalam kelangsungan perusahaan tersebut untuk selalu maju dan terdepan.

"Van! Gue balik dulu ya, kasihan Istri dan Anak gue, yang selalu gue PHP in melulu, dalam satu Minggu ini, karena ulah lo!" ucap Rendra Aditama yaitu rekan kerja Nervan yang juga sepupu serta sahabat Nervan dari kecil. Ia di dapuk untuk menjadi pendamping nya di dalam perusahaan, walaupun Nervan sudah memiliki Asisten dan Sekretaris namun Rendra tetap ia angkat sebagai partner kerja untuk membantu meringankan pekerjaan Nervan yang bejibun.

"Koq gue? memang apa yang gue lakukan? perasaan gue tidak mengajak lo, kencan!" ucap Nerva dengan mimik wajah yang tetap datar.

"Aish.. Overtime yang jadi teman kencan gue, setiap hari. Dan elo sebagai biro kencan Overtime gue!" tukas Rendra kesal.

"Hadeeuuww Ren! katanya mau beli mobil baru buat hadiah ultah Istri lo, gue hanya membantu lo agar bulan depan tabungan lo menebal. Salahnya gue, di mana?" ucap santai Nervan.

"Ah kampret lo! susah kalau ngomong sama es batu. Makanya cari Istri, jadi tahu rasanya ingin cepat pulang," ucap Nervan.

"Heh, makanya gue bilang, lo jangan marriage! tuh rumit kan? pikiran lo, jadi gak pokus kerja," ujar santai Nervan.

"Sudahlah terserah Pak Boss saja. Boss mah bebas! yang pasti sekarang gue mau pulang. Dan gue doakan, lo kena sindrom bucin. Biar tahu rasa!" tukas Rendra menyeringai sembari berlalu dari ruangan Nervan.

"Doa lo, gue tangkis bro! gak akan terkabul," teriak Nervan dan masih dapat Rendra dengar.

"Gue tetap Berdoa agar lo kena sindrom bucin. Dan gue akan Aaminnin bro," balas Rendra masih terdengar samar oleh Nervan, karena pintu mulai tertutup.

"Heemm...bucin? Hehe, Ren Ren..gak akan! cinta gue hanya untuk Diandra Angela." gerutu Nervan. Lalu ia seperti memikirkan sesuatu.

"Jikapun perempuan lain, maka... gue berharap, jodoh gue itu, dia! seseorang dari masa lalu. Heemm... di mana kamu, Putri Luna ku?" tanya Nervan dengan berbisik pada dirinya. Lalu ia bangkit dari bangku dan meninggalkan meja kerja kebesarannya.

Nervan masuk sebentar ke area produksi untuk melihat hasil kerja para karyawannya. Setelah berbincang sebentar dengan leader dan para stafnya. Maka Nervan pun pamit pulang.

****

Di dalam sebuah taxi yang sedang melintas dengan kecepatan sedang, terlihat kegusaran dari seorang wanita cantik nyaris tanpa cacat.

"Pak, tolong di percepat! nanti saya terlambat ke acara," ucap wanita itu berbohong, padahal ia sedang di kejar para bodyguar Ayah nya. Wanita itu tak lain adalah Crystal. Saat ia menunggu orang tuanya, yang berjanji menjemput nya di bandara, ia malah melihat para bodyguard kiriman Ayah dan Ibunya. Maka dari itu ia putuskan untuk kabur dengan menaiki taxi.

"Lihat saja ya Mam, Pap! Aku sudah katakan, akan menghilang dari hidup kalian. Kalau kalian tetap menganggap uang adalah segalanya." ucap Crystal dalam hatinya. Ia sudah bertekad akan pergi dari kehidupan orangtuanya. Ia pikir, empat tahun jauh dari orang tuanya. Mereka akan lebih menyayangi nya. Ternyata tidak! bahkan mereka masih saja suka memaksanya pulang dengan mengirimkan bodyguard- bodyguar nya.

Ciiiiitt.. Suara taxi yang nge rem mendadak. "Ya Tuhan! ada apa pak?" tanya Crystal.

"Ada yang menghadang kita Non!" jawab si pengemudi taxi.

Crystal lihat ini persimpangan lampu merah. Dan mobil akan berhenti satu menit. "Baiklah, Pak! ini ongkosnya, kembaliannya ambil saja," ucap Crystal, ia tahu siapa yang sedang menghadang taxi tersebut, siapa lagi kalau bukan orang-orang suruhan Ayahnya, saat ini sudah berhasil mengejar taxi yang Crystal tumpangi.

Diam-diam dengan lihai Crystal keluar dari taxi saat ada kesempatan dan ia mulai menyelinap di antara kendaraan yang juga berhenti di area lampu merah. Crystal masih mencari tempat untuknya bersembunyi.

Di tempat yang sama. Duk.. terdengar sedikit benturan di belakang mobil Nervan yang saat ini sedang ia kendarai. "Oh my God! apa itu?" ucap Nervan pada dirinya.

Ia melihat kearah waktu pada trafic light itu masih ada 30 detik. Masih ada waktu untuk nya memeriksa apa yang terjadi pada mobilnya. Nervan pun turun dengan membiarkan mobilnya tetap menyala. Karena pikiranya hanyalah akan melihat sebentar.

Di arah samping kiri Mobil Nervan, Crystal tengah mengendap menghindari para bodyguard Ayah nya.

"Hus..hus..aduuh please, menjauh dong! koq malah makin mendekat," tutur batin Crystal sedikit panik. Ia tahu, apapun akan mereka lakukan untuk membawanya pulang ke rumah, bahkan dengan cara membiusnya sekalipun akan mereka lakukan, seperti hal nya saat Crystal SMA. Ketika Crystal memaksa menonton konser boyband pavorit nya asal Korea.

Nervan melihat, seorang pengendara motor terlalu mepet dalam mengerem, maka dari itu terjadi sedikit benturan pada mobil Nervan. Namun saat memastikan mobilnya dan si pengendara motor tidak apa-apa, maka ia putuskan untuk kembali masuk ke dalam mobilnya karena waktu traffic light sudah tinggal beberapa detik lagi.

Tanpa Nervan sadari ada seorang perempuan cantik yang sedang menumpang mobil nya di bangku belakang.

Bersambung..

2. Penumpang Gelap

Nervan melajukan mobilnya mengarah ke sebuah rumah sakit di mana Ibu nya sedang di rawat. Sudah dua minggu lamanya Mami Nervan koma akibat stroke.

Karena ini sudah koma yang ke dua kali nya, maka dokter sudah mewanti-wanti agar keluarga mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang terburuk sekalipun.

Kecuali ada keajaiban yang dapat merangsang syraf syaraf nya dapat relaks dan kembali siuman saja dahulu selanjutnya dapat di usahakan dengan pengobatan therapy.

Nervan melirik ke bangku sebelahnya, lalu ia tersenyum simpul. Seperti biasa, Nervan akan membelikan tiga tangkai bunga Lily kesukaan Maminya. Kini bunga Lily itu sudah tergeletak cantik di sebelah nya, tadi siang sekretaris Nervan yang mempersiapkan nya.

Menurut Mami nya pertangkai itu adalah menggambarkan kebahagiaan. Jadi tiga tangkai itu adalah tiga kebahagiaan, Tentu saja maksudnya untuk Mami, Papi dan dirinya.

Saat Nervan terbuai berbagai pemikiran, tiba-tiba saja sebuah sepeda motor menyalipnya dari arah kiri hampir saja tertabrak oleh mobil Nervan dan membuat Nervan sigap menginjak pedal rem dengan dalam dan mendadak.

Ciiitt..suara rem dari mobil Nervan ketika tiba-tiba berhenti mendadak. Namun berbarengan dengan itu terdengar juga suara seseorang mengaduh yang berasal dari arah belakang.

"Aduh, Mamiiih!" teriak seorang wanita muda dan cantik ketika tubuh nya nyelonong begitu saja ke arah depan, tepat nya di samping Nervan dan kepala gadis tersebut sedikit membentur alat pengover perseneling.

Nervan yang masih syok akibat hampir saja menabrak, kini telinga dan mata nya tak kalah syok mendengar suara teriakan dari seorang perempuan dan terbelalak saat matanya melihat sosok perempuan ada di dalam mobilnya.

"Eh om, kalau nyetir, hati-hati dong! tuh lihat hampir saja kita celaka, gimana sih? dan aduuuh lihat nih kening mulus milik saya, jadi benjol kan." ucap perempuan cantik tersebut dengan bersungut-sungut namun terdengar manja.

Untuk sesaat Nervan tercengang! mendengar dirinya di marah- marahi seorang perempuan yang bahkan baru pertama ia lihat dan numpang pula di mobilnya.

Perempuan cantik itu Crystal Lunara, yang secara diam-diam saat di lampu merah ia ikut masuk kedalam mobil Nervan ketika melihat seorang pria masuk ke dalam mobil dan dengan kelihaian nya Crystal membarengi Nervan masuk tanpa ia sadari.

Ketika itu Crystal sudah merasa tak ada jalan untuk lari demi menghindari para bodyguard suruhan Ayah nya. Di dalam pikiran Crystal bagaimanapun ia harus menepati perkataan nya dan membuktikan bahwa ia akan menghilang dari hidup orang tuanya.

"Eh, elo siapa ? mengapa ada di dalam mobil gue? dan koq malah elo yang memaki gue? harusnya gue yang memaki lo sebagai penumpang gelap!" ucap Nervan.

"Hehe..oh iya ya, Om! maaf om, saya terkejut ketika tiba-tiba mobil Om berhenti dengan mendadak dan tubuh saya nyelonong begitu saja," ucap Crystal dengan seringai manjanya.

Deg! Deg! Jantung Nervan berdegup kencang menyaksikan seringaian manja gadis itu. Cantik, cantik sekali sosok yang Nervan tangkap pada netranya.

"Hah, Om! lo pikir, gue Om lo? sejak kapan gue menikahi Tante lo?" ketus Nervan, lalu ia menepikan mobilnya. Tanpa basa-basi Nervan turun dari balik kemudinya dan berjalan memutari mobil nya, dengan cepat ia buka pintu belakang untuk mengusir keluar gadis tersebut.

"Turun! ayo cepat!" teriak Nervan dengan wajah angry bird nya.

"Yah Om! jangan galak-galak dong! jatuh cinta pada saya, baru rasa." Ucap nyeleneh Crystal dengan mengerucutkan bibirnya, tanda kesal.

"Jangan mimpi! jatuh cinta dengan perempuan tidak jelas, penumpang gelap yang mungkin saja berniat jahat! ayo turun sekarang, pantas saja aku hampir menabrak, ternyata ada Penyusup yang membuataku kena apes," ujar Nervan bersikap mengintimidasi.

Hemmm.. Crystal mendengus kasar, dengan bibirnya yang makin maju. Harapannya untuk meminta tolong pada pria tersebut sirna. "Oke, aku turun! jadi orang tuh ya mbok jangan galak-galak toh," cibir Crystal.

"Kasihan, Tuhan yang memberikan ketampanan padanya pasti sedang kecewa saat ini, karena ia begitu sombong dan arogan!" dengus Crystal tanpa takutnya.

"Terserah lo mau ngoceh apa! gue gak peduli, yang pasti jangan lo pernah muncul lagi di hadapan gue! kalau tidak, siap-siap gue bawa ke kantor polisi." ancam Nervan dengan geram nya.

Dengan terpaksa, Crystal turun dari mobil Nervan. 'BRUGH' Nervan menutup pintu mobil dengan kasar.

"Om, biarkan aku ikut dengan Om, ajak aku ya Om, please," ucap Crystal penuh permohonan dengan menangkupkan kedua telapak tangan nya di bawah wajah nya, pertanda memohon.

"Gak akan! dan cukup memanggil gue dengan sebutan 'Om', nanti orang fikir gue Om-om yang menurunkan mangsanya di pinggir jalan, apalagi dengan penampilan lo yang seperti itu!" ucap Nervan memindai dengan mata tajamnya dari atas sampai bawah apa yang Crystal kenakan.

Crystal pun ikut mengamati penampilan nya, ia baru sadar, memang betul penampilan nya yang hanya berbalut celana jeans pendek yaitu satu jengkal di atas lutut dan mempertontonkan paha putih nan mulusnya. Atasan yang berlengan sebelah dan pendek, panjang nya hanyalah sebatas pusar, saat ia mengangkat tangan, maka area perutnya akan terbuka. Sepatu boots hitam melewati batas mata kaki dan topi bundar khas turis dengan satu tas punggung kecil branded. Sedangkan koper pakaiannya ia tinggalkan di Bandara.

Tanpa Crystal sadari, Nervan sudah masuk kedalam mobilnya dan siap melaju. "Om, om.. tunggu! teriak Crystal menggedor kaca mobil Nervan, namun tanpa perduli Nervan tetap melanjutkan mobilnya.

"Heh, perempuan aneh! boleh sih..cantik juga, tapi sayang nya barbar," cibir Nervan dan berbicara sendiri. Sebelum Crystal menghilang dari penglihatan nya di kaca spion, wajah Nervan merasakan ingin tetap memantau kaca spion kirinya.

Sesekali Nervan melihat gadis itu dari kaca sepion, terlihat gadis itu berjalan gontai. Sebetulnya ada rasa sakit di ujung ulu hatinya namun Nervan lebih memilih tidak peduli.

"Issh..dasar cowok tak berperasaan," gerutu Crystal. Ia berjalan mengikuti arah laju mobil Nervan. Crystal tetap waspada agar para bodyguard Ayahnya tak menemukannya.

"Hmmm... sekarang gue harus apa dan kemana ya? pokok nya gue harus menghilang dari kehidupan Mami dan Papi! ketika masih bersekolah gue dapat mengalah, di kurung bagai burung dalam sangkar emas, tapi tidak untuk sekarang! atau mungkin harus keluar kota ya?" gumam Crystal berbicara sendiri.

"Nah! ide bagus nih. oke, pokok nya langkah awal, gue harus mengambil uang sebanyak- banyaknya, sebelum Account nya di blokir Papi. Lalu gue cari tempat menginap dahulu, untuk langkah selanjutnya nanti gue fikirkan saat sudah aman dan rileks," ucap Crystal saat ide brilian nya muncul.

Crystal masih berjalan menyusuri panasnya jalanan Jakarta yang mulai Semerawut karena kemacetan di beberapa titik. Dalam pikiran Crystal, ia harus segera menemukan mesin ATM untuk mengambil uang sebisa nya sebelum Account nya di blokir.

Bersambung....

3. Bertemu Kembali

Di sebuah rumah sakit,

"Pih, apa kabar?" sapa Nervan saat masuk kedalam ruangan inap Vvip, tempat Maminya di rawat.

"Alhamdulillah, baik Nak!" jawab sendu sang Ayah yang dengan setia menemani Istrinya.

Berbagai macam alat medis masih setia juga terpasang pada tubuh sang Mami. "Mih, bangun dong! sudah dua minggu Mami berbaring di sini tanpa perkembangan apapun," ucap Nervan sembari menintikan air matanya.

Papi Nervan mendekat, ia menepuk bahu Nervan pelan. "Nampaknya untuk kali ini, kita harus mengikhlaskan nya. Nak!" ucap Papi Nervan dengan nada yang pesimis.

"Tidak Pih! tidak! Evan belum siap kehilangan Mami saat ini," ucap Nervan.

"Papi pun, tak ingin kehilangan Mami Nak! namun kita juga tidak bisa terus-terusan menyiksanya dengan alat-alat ini." ujar Papi Nervan.

"Mih, bangun Mih! tolong," ucap Nervan lirih sembari menangis. "O yah, ini bunga Lily kesukaan Mami." sambung Nervan meletakkan tiga tangkai bunga Lily itu di samping Maminya. Tak lama pintu ruangan tersebut terbuka dan itu adalah Dokter dan beberapa suster baru saja masuk hendak memeriksa perkembangan Mami Nervan.

"Permisi, maaf saya hendak memeriksa pasien," ucap Dokter ramah.

"Silahkan, Dok!" ucap Nervan dan berlalu dari samping Maminya.

10 menit, Dokter sudah selesai melakukan pengecekan terhadap Mami Nervan.

"Bagaimana perkembangan nya Dok?" tanya Nervan.

Dokter menggelengkan kepala. "Hemmm.. belum ada perkembangan berarti, buatlah Mami Anda bahagia, usahakan ajak bicara yang menarik untuknya kalau bisa terus ajak bicara mengenai kebahagiaan, Kabulkan harapan terbesar nya. Semoga dapat menjadi rangsangan untuk nya kembali memiliki daya hidup dan memicunya untuk sadar," ucap Dokter sangat lugas.

"Terimakasih Dok!" ucap Nervan.

"Sama-sama, Kalau begitu saya Pamit, untuk ke ruangan lainnya," pamit Dokter. Ia pun berlalu ke ruangan lain. Nervan kembali duduk di samping Maminya.

***

Di luar rumah sakit, seorang gadis sedang antri di mesin ATM bersama, setelah sebelumnya ia naik ojek ke temat itu atas petunjuk pemilik warung yang ia Singgahi. Bahwa Jika ia hendak mengambil uang di Atm, maka adanya di pelataran rumah sakit yang jarak nya sekitar sepuluh menit naik ojek.

Ini kartu ketiga yang ia gesek dari empat kartu gold nya. Dan masing-masing hanya dapat menarik Lima juta rupiah.

---

Di parkiran rumah sakit, Seorang pria berjalan gontai memasuki mobilnya. Ia sedang menyesali perkataan sebagai janji atau Nadzar untuk kesembuhan sang Ibu.

"Mih, tolong sadar ya! Gini deh, kalau Mami dapat sadar dan kembali membaik, Evan janji akan menikah dan memberikan seorang menantu untuk mamih di saat itu juga Ketika Mami siuman," ucap nya tadi sebelum ia keluar dari ruangan Maminya. Laki-laki itu Nervan.

Nervan menjalankan mobilnya dengan masih dalam lamunan. Antara berharap Maminya bangun karena janjinya, dan saat ini dengan kebingungan nya ketika nanti Maminya betul- betul siuman, lalu dari mana Nervan akan mendapatkan perempuan untuk di nikahi secara instan.

Jdug.. terdengar sesuatu membentur mobilnya. Dan Nervan terkejut saat mendengar teriakan suara perempuan. Nervan segara menyadarkan dirinya dari segala macam fikiran yang membuainya.

Aaaa...

"Astagfirullah, gue nabrak ya?!" gumam Nervan.

Nervan segera keluar dari mobilnya. Terlihat seorang perempuan sedang terduduk di samping mobil nya bagian depan.

Beberapa orang mulai menghampiri ingin memastikan apa yang terjadi.

"Ada apa?"

"kenapa?"

"Itu tertabarak ya?"

"Ayo lihat!"

(kira-kira seperti itu para pengunjung rumah sakit yang berada di dekat tempat kejadian)

Nervan mendekati korban akibat keteledoran nya. "Hay, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Nervan pada perempuan yang sepertinya sedang meringis menahan sakit.

"Tolong, kaki ku sakit," keluh perempuan itu sembari mendongakan wajahnya menatap Nervan yang setengah membungkuk.

"Heh, elo?" ucap Nervan terkejut, saat ia lihat siapa perempuan yang tak sengaja terserempet mobil nya.

"Loh, Om? kita bertemu kembali, pasti kamu sengaja ya Om ingin mencelakakan Aku?" tuding perempuan itu. Ia adalah Crystal yang beberapa jam lalu menumpang mobil Nervan tanpa seizin nya.

"Enak saja, mungkin elo yang mengikuti gue, lalu mencari alasan agar bisa dekat-dekat dengan gue! dasar perempuan aneh," ucap Nervan tak mau kalah.

"Maaf pak! sebaiknya Bapak tolong dahulu Nona ini, lihat pak antrian kendaraan yang hendak keluar makin panjang," ucap salah seorang satpam.

"Baiklah Pak!" tukas Nervan.

"Hadeeuuww, lo tuh merepotkan saja!" gerutu Nervan pada Crystal sembari berjongkok di samping tubuh Crystal.

Nervan memunguti barang bawaan Crystal yang berhamburan, yang tadi berbunyi dan menimbulkan suara benturan pada mobilnya, itu seperti nya dua botol air mineral.

"Ya sudah, ayok masuk ke dalam rumah sakit saja. Biar nanti Dokter mengobati lukamu," ujar Nervan.

"Tidak mau!" ucap Crystal.

"Lalu, mau nya bagaimana? lihat kita sudah di klakson mobil lain di belakang," ucap Nervan merasa bingung.

"Bawa aku pergi dari sini saja Om," ucap Crystal pelan, air matanya mulai berjatuhan menetes pada paha mulusnya yang kini duduk bersimpuh

"Oke, gue antar pulang saja. Ayo berdiri," ucap Nervan.

"Kaki ku sakit Om! aku tak dapat berdiri," ucap Crystal lirih.

"Jangan bercanda deh," tukas Nervan.

"Sungguh Om! aku tidak bercanda, untuk apa pura-pura. Tolong Om, kakiku sakit sekali, hikss..hikss," ucap Crystal, ia menunduk.

"Aish..Mimpi apa gue semalam, akibat bertemu lo, sudah dua kali apes satu hari ini." gerutu Nervan.

"Angkat saja Pak! maaf antrian kendaraan makin panjang, dan ada Ambulans yang hendak keluar juga Pak!" ucap satpam yang tadi dengan tetap sopan.

"Hemm, baiklah Pak! Ayo," ucap Nervan pada satpam itu. Lalu tanpa basa basi apapun lagi, Nervan mengangkat tubuh Crystal yang mungkin, terlihat enteng sekali di tangan Nervan yang berotot nan kekar.

"AW!" pekik Crystal merasa terkejut saat tangan kekar Nervan menyentuh paha bagian bawah dan bahunya. Dengan refleks tangan Crystal melingkar pada leher Nervan.

Nervan membawa Crystal masuk kedalam mobilnya. Ia menempatkan Crystal di bangku depan yaitu di sebelah nya. Tak lupa ia pasangkan safety belt dan barang bawaan Crystal ia masukan serta yang ia taruh begitu saja pada pangkuan Crystal.

Nervan segera masuk kedalam mobilnya dan kembali melanju. Untuk beberapa menit keadaan hening, Nervan sesekali melirik ke arah Crystal yang terlihat sedang meringis, entah menahan sakit di bagian mananya.

"Baik, di mana alamat rumah mu?" tanya Nervan memecah keheningan.

"Tidak ada!" jawab Crystal.

"Tidak ada bagaimana?" tanya Nervan kembali, sedikit sarkastik.

"Tidak ada, aku tak punya rumah jadi mana mungkin ada alamat," jawab Crystal enteng.

"Ya ampun....."

"Cysa," Crystal mengulurkan tangannya.

"Hah! maksud lo?" tanya Nervan.

"Iya, Nama Aku Cysa," ucap Crystal kembali.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!