Pernahkah kamu jatuh cinta pada seseorang yang sama sekali belum pernah kamu temui? Hanya mengenalnya lewat media sosial dan bertukar sapa lewat pesan singkat saja?
Yah, itulah yang sedang di alami oleh Viona saat ini. Namanya Trisha Viona Lovhie, panggil saja dia Viona. Seorang gadis berusia 17 tahun, memiliki ciri-ciri perawakan tinggi semampai, kulit putih, bila Ia tersenyum akan terlihat lesung pipit yang menambah nilai plus untuk kecantikannya, rambut hitam lurus dan panjang.
Viona mengenal seorang pria lewat sosial media yang selama ini sama sekali belum pernah Ia jumpai. Mereka hanya saling bertukar sapa lewat Email tanpa saling bertukar nomor WhatsApp atau pun sekedar bertukar foto.
Walau begitu, Viona tetap merasa nyaman saat saling berkomunikasi bersama pria tersebut. Aneh memang, tanpa saling bertemu sebelumnya, tapi Viona sudah merasakan benih-benih cinta tumbuh di hatinya untuk sahabat mayanya.
Viona merupakan salah satu siswa sekolah menengah atas terfavorit di Kota Bandung. Ia memiliki seorang sahabat yang selalu menemaninya kemanapun Viona pergi, namanya Intan. Intan merupakan gadis yang cantik dan cerdas, namun bila dibandingkan dengan Viona, tetap Viona lebih unggul dari Intan. Namun Viona tetap bersikap ramah dan rendah hati.
Selain Intan, Viona juga berteman dengan seorang pemuda tampan yang cukup populer di sekolahnya. Namanya Arkana, Viona biasa memanggilnya Arka. Sama seperti persahabatannya dengan Intan yang bermula sejak kelas X, persahabatannya dengan Arka pun terus terjalin walau saat ini mereka sudah beda kelas.
Hari ini Viona dan Intan berada di sekolah. Seperti pelajar pada umumnya, setelah melaksanakan upacara sekolah yang dilaksanakan setiap seminggu sekali tepatnya setiap hari senin. Semua siswa kembali berhambur masuk kedalam kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran.
Suasana berubah menjadi hening setelah seorang guru yang merupakan wali kelas mereka memasuki kelasnya. "Selamat pagi anak-anak..." sapa Bu Indah wali kelas Viona dan Intan mengawali percakapannya.
"Selamat pagi, Bu..." serempak murid kompak membalas sapaan wali kelasnya.
"Hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari kota Jakarta," jelas Bu Indah.
Mendengar akan ada seorang murid baru yang akan bergabung di kelas mereka, semua siswa pun mulai berbisik-bisik satu sama lain. Mereka sangat penasaran pada sosok yang akan menjadi teman barunya.
"Silahkan masuk!" Bu Indah melihat ke arah pintu, mempersilahkan seseorang untuk masuk kedalam kelas.
Seorang pemuda berpenampilan rapi dengan mengenakan seragam yang sama dengan siswa lainnya, mulai memasuki kelas. Kehadirannya membuat seisi kelas terdengar riuh kembali menyambut kehadirannya, terutama siswa perempuan termasuk Intan.
"Silahkan perkenalkan diri kamu kepada teman-teman barumu!" jelas Bu Indah lagi pada seorang pemuda bertubuh tinggi, kulitnya berwarna sawo matang, hidungnya mancung dan memiliki lensa mata berwarna coklat.
"Vhi, lihat tuh anak baru... Ganteng ya?" Ucap Intan pada Viona.
Viona yang sedari tadi menunduk, mengangkat kepalanya seraya melihat murid baru yang sedang berdiri tegap dihadapan semua murid.
"Kamu mah, giliran lihat yang bening-bening langsung semangat." Viona terkekeh pelan mengejek Intan.
"Biarin, aku mah normal. Sukanya sama yang nyata, gak kaya kamu suka sama yang maya. Gak pasti...." Ucap Intan membalas ejekan Viona sambil terkekeh pelan.
Viona memutar bola matanya malas, lalu menoyor pelan kepala Intan.
"Enak saja, jadi kamu ngatain aku gak normal gitu?!" Viona berucap seraya memelototkan matanya pada Intan. Membuat Intan tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan putih seraya mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.
"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Muhammad Fajar pindahan dari Jakarta," murid baru itu mulai memperkenalkan diri kepada teman-teman barunya.
"Hai Fajar, kamu ganteng deh..." sapa Nita pada murid baru itu dibalas sorakan dari teman-temannya.
"Huuuuhhh..." serempak semua murid menyorakinya.
Fajar hanya menyunggingkan sedikit bibirnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menatap semua murid yang akan menjadi teman barunya.
"Fajar udah punya pacar belum? Kalo belum, boleh dong jadi pacar aku..." tanya Intan yang disambut sorakan semua murid.
Fajar yang mendengar itu memutar bola matanya malas tidak menanggapinya.
Fajar mengedarkan pandangannya menatap semua teman-teman barunya dan pandangannya berhenti pada gadis yang sedari tadi acuh tidak mempedulikan kehadirannya seperti teman-teman yang lainnya.
"Gak boleh! Kamu kan harus jadi pacar aku, Tan" jawab Doni, salah satu murid laki-laki yang selama ini diketahui menyukai Intan.
"Cieee..." Intan memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan Doni yang disambut ledekan dari teman-temannya.
"Idih, ogah pacaran sama kamu," jawab Intan kesal sambil mengkerutkan bibirnya.
Viona terkekeh pelan melihat Intan yang sedang merasa kesal karena ulah Doni yang selama ini tidak pernah menyerah menggoda Intan.
"SUDAH DIAM!!!" tegas Bu Indah kesal,
"Fajar silahkan kamu duduk di bangku yang kosong itu ya!" Bu Indah berucap seraya menunjukan meja kosong yang akan menjadi tempat duduk untuk Fajar. Pemuda itu menganggukkan kepalanya dan mengucapkan terima kasih kepada Bu Indah.
Fajar menatap sejenak meja kosong yang akan menjadi tempat duduknya, sejenak pandangannya berhenti pada gadis cantik dan imut yang sedang sibuk mencoret-coret bukunya. Fajar pun berjalan menghampiri bangku kosong yang berada tepat di belakang Viona.
"Hai, kenalin namaku Intan, dan yang duduk disebelahku ini nama nya Trisha, eh panggil saja dia Viona." sapa Intan mencoba berkenalan dengan Fajar.
"Fajar," jawab Fajar berkenalan dengan Intan dan Viona.
Pelajaran pun berlangsung hingga bel berbunyi di jam istirahat. Guru yang mengajar pun keluar meninggalkan kelas dan murid mulai berhambur keluar kelas, ada yang ke kantin, ke perpustakaan, ada juga yang nongkrong di lorong sekolah.
"Vhie, kamu mau ke kantin bareng aku gak?" tanya Intan pada Viona yang sedang fokus pada benda pipih yang di genggamnya.
"Nggak deh, aku mau ke perpus," jawab Viona masih fokus pada benda pipih yang di pegangnya.
"Kamu masih suka chat-an sama sahabat maya kamu itu, Vhie?" tanya Intan lagi.
Tanpa sepengetahuan mereka ada seseorang yang tidak sengaja mendengarkan obrolan mereka.
"Masih, kenapa?" Viona menjawab pertanyaan Intan tanpa menatapnya, pandangannya tidak teralihkan dari ponselnya.
"Udah deh gak usah berharap sama yang belum pasti. Yang pasti-pasti kan ada..." jawab Intan sambil tersenyum menggoda Viona.
Belum sempat Viona menjawab ledekan dari sahabatnya, tiba-tiba seorang pemuda muncul di hadapan mereka.
"Vhie, ke kantin yuk! Hari ini gak ada penolakan ya!!" Ajakan Arka sedikit memaksa Viona untuk ikut ke kantin bersamanya.
"Iya Vhie, yuk ke kantin!" ucap Intan memelas. Viona pun tidak tega akhirnya menyetujui ajakan sahabatnya.
"Ya udah deh, yuk..." jawab Viona malas namun tetap pergi karna tidak enak terlalu sering menolak ajakan Intan dan Arka.
"Nah gitu dong, jangan asik chat-an aja." jawab Intan semangat dan langsung dapat pelototan dari Viona.
"Chat-an sama siapa?" Tanya Arka penasaran, Ia menatap Viona dan Intan secara bergantian seolah meminta penjelasan.
"Eh, nggak kok... Katanya mau ke kantin, nanti keburu bel masuk," jawab Viona sambil berdiri melangkahkan kaki ke luar kelas diikuti Intan dan juga Arka.
"Apa dia gadis yang aku cari?" gumam Fajar, Ia menatap punggung Viona hingga punggung itu menghilang dari pandangannya.
Fajar beranjak dari tempat duduknya, kemudian melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam kelas. Karena Fajar masih baru dan masih sangat asing berada di sekolah barunya, Ia belum punya aktivitas yang bisa Ia kerjakan saat istirahat. Mengingat tadi pagi Fajar tidak sempat sarapan, jadilah Fajar memutuskan untuk pergi ke Kantin. Ia sedikit bingung jalan menuju kearah kantin, namun Fajar gengsi untuk sekedar bertanya pada murid lain. Fajar memutuskan untuk mengikuti murid lain berharap yang diikutinya juga akan menuju ke kantin.
Dan beruntungnya Fajar, orang yang diikutinya ternyata membawanya menuju tempat yang hendak dikunjunginya, yaitu kantin. Sejenak pandangannya berhenti saat matanya tidak sengaja melihat seorang gadis, entah mengapa baru sekali melihatnya saja sudah menarik perhatian Fajar. Perhatiannya teralihkan saat perutnya berdemo ria meminta untuk segera diisi makanan. Fajar pun segera memesan makanan dan minuman untuknya.
Suasana kantin cukup ramai dipenuhi para siswa yang tengah menghabiskan waktu istirahatnya dengan aktivitas yang berbeda-beda, ada yang fokus makan, sibuk memainkan ponsel, ada juga yang tengah asik bercanda ria bersama temannya.
Tiba-tiba mata Arka tertuju pada seorang pemuda tengah mencari tempat duduk yang kosong. Arka mengernyitkan dahinya, ia belum pernah bertemu pemuda itu sebelumnya.
"Eh itu murid baru ya?" tanya Arka pada Viona dan Intan yang fokus dengan makanannya. Lalu Viona dan Intan pun melihat ke arah yang ditunjukan Arka.
"Itukan si Fajar. Murid baru di kelas kita." jawab Viona acuh. Dia kembali menghabiskan makanannya.
"Fajar... Sini!!" Intan melambaikan tangannya memanggil Fajar untuk bergabung bersamanya.
Fajar melihat kearah Intan, Pandangannya terpaku pada gadis yang duduk bersamanya. Tanpa berpikir lama lagi, Ia melangkahkan kakinya menghampiri Intan.
"Sini gabung bareng kita!" ajak Intan penuh semangat. Fajar menyunggingkan senyum dibibirnya, kemudian mendudukkan tubuhnya disamping Intan dan berhadapan dengan Viona.
"Kenalin aku Arka," sapa Arka kepada Fajar sambil menujulurkan tangannya berharap yang diajak kenalan membalas jabatan tangannya.
"Fajar," jawab Fajar singkat. Dia melirik sekilas ke arah Viona yang sekarang sedang asik memainkan ponsel, kemudian memalingkan wajahnya saat tiba-tiba ponsel miliknya bergetar di dalam saku celananya.
"Djar..." Lovhie_
Fajar menyunggingkan bibirnya saat membaca pesan yang di kirim sahabatnya. Dengan cepat dia mengetikan balasan pesan yang dikirimkan sahabatnya.
"kenapa? Kangen?" Djar_
Setelah mengirimkan balasan pesannya. Fajar menyimpan kembali ponselnya kedalam kantung celananya kemudian mulai makan bakso yang sudah dipesannya tadi.
"Dih, senyum-senyum sendiri, awas nanti kesambet loh kamu, Vhie!" Ucap Arka membuyarkan senyum di bibir Viona. Viona menatap Arka sekilas, memasang wajah cemberutnya.
"Jangan nyumpahin gitu dong..." ucap Viona mengkrucutkan mulutnya. Arka terkekeh melihat wajah cemberut Viona.
"Dia kan lagi jatuh cinta sama seseorang tau, Ka..." jawab Intan mencoba menggoda Viona sambil menaik turunkan alisnya.
"Jatuh cinta sama siapa?" tanya Arka penasaran.
Jujur Arka merasakan panas dan sesak di dadanya. Bukan tanpa sebab, Arka memang sudah jatuh hati kepada gadis yang duduk disebelahnya sejak lama dan Arka pun sudah terang-terangan mengungkapkan perasaannya kepada Viona, namun Viona sering menolaknya dengan alasan yang sama bahwa Viona hanya menganggapnya sahabat tidak lebih dari itu.
Viona membulatkan kedua bola matanya, Ia menggeleng-gelengkan kepalanya berharap Intan tidak mengatakan apapun kepada Arka.
"Itu lho, sama..."
"Sama Oppa Yang-yang tampanku..." ucap Viona memotong perkataan Intan. Ia menatap Intan dengan tatapan sengit, kemudian beralih menatap Arka lalu menyunggingkan senyuman dibibirnya.
Arka memutar bola matanya malas, saat gadis yang dicintainya begitu memuja aktor Dracin. Namun, hatinya terasa lega karena setidaknya saat ini Ia tidak memiliki rival.
Suasana pun berubah menjadi hening.
Fajar tidak mempedulikan kelakuan tiga orang yang baru dikenalnya. Dia sibuk dengan ponselnya lagi.
Sedangkan Intan sibuk mencuri-curi pandang kepada Fajar yang duduk di sampingnya sambil menyunggingkan senyum tipis dibibirnya.
"Eh, Btw kamu kenapa bisa pindah kesini, Djar?" Intan yang sedari tadi memperhatikan Fajar memberanikan diri untuk memulai percakapan dengan pemuda itu.
Fajar melirik Intan sesaat kemudian menundukkan lagi kepalanya melihat ponselnya yang bergetar karena sebuah pesan masuk.
"Dih, kepedean banget jadi cowok 😂" ~Lovhie
"Jadi gak kangen nih? Aku aja yang kangen nih?"~Djar
Fajar menyimpan ponselnya di atas meja setelah membalas pesan dari sahabatnya.
"Aku ikut pindah karena orang tua aku pindah kesini untuk urusan pekerjaan." Intan mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Fajar mengenai pertanyaannya tentang kepindahannya ke Bandung ini.
Drettt... Drettt...
Ponsel Fajar bergetar kembali, dengan cepat Fajar meraih ponselnya.
"😂😂😂" ~Lovhie
"kamu lagi ngapain sekarang?"~Djar
"Lagi disekolah, istirahat, dan..." ~Lovhie
Fajar mengernyitkan alisnya saat membaca pesan tersebut.
"Dan?"~Djar
"Dan kangen kamu😂😂😂"~Lovhie
Balasan pesan yang baru saja dibacanya, reflek membuatnya tersenyum.
"😍😍😍" ~Djar
"udah ah, mau masuk kelas dulu. Bye"~Lovhie
"Bye My Lovhie"~Djar
Intan memperhatikan Viona dan Fajar secara bergantian saat Ia tak sengaja melihat mereka reflek tersenyum pada ponsel yang mereka genggam. Terbesit rasa curiga di dalam hatinya, namun dengan cepat Intan menepis pikirannya.
***
Sepulang dari sekolah Viona merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya.
Viona mengambil ponselnya yang disimpan dalam tas, kemudian mulai mengetikan sesuatu disana.
"ketika diri belum mampu memantaskan, mendo'akan adalah cara terbaik untuk berjuang tanpa harus kehilangan"
Setelah mengetikan kata-kata mutiara, Viona langsung menekan tombol Share di akun media sosial miliknya.
Tak lama kemudian ponsel yang digenggamnya bergetar, Viona langsung melihat notifikasi pesan masuk untuknya.
"kemana aja nih?“ Djar_
"ada kok" Lovhie_
"sibuk ya??" Djar_
"nggak, kenapa? Lovhie_
"gak apa-apa😂" Djar_
Viona merasa gereget mendapat balasan pesan dari Sahabat mayanya yang singkat, kemudian Viona mencoba mengetikan kembali sesuatu.
"oh kirain mau ngajak ketemuan... Hehe" Lovhie_
"Aku udah di Bandung..." Djar_
Viona kaget mendapat kabar bahwa sahabat maya yang selama 6 bulan ini dikenalnya lewat media sosial, kini ia berada di kota yang sama dengannya. Viona merasa bahagia dengan kabar ini, Ia menyunggingkan sebuah senyuman dibibirnya.
"iya kah? Kapan?" Lovhie_
" minggu lalu..." Djar_
"kapan-kapan kita bisa bertemu kan?" Djar_
Viona menyunggingkan senyumnya, entah mengapa hatinya seolah dipenuhi banyak kupu-kupu yang berterbangan. Ia sangat bahagia mendapatkan kabar ini, sebentar lagi Ia akan bertemu dengan seseorang yang selama ini mengisi hatinya tapi belum pernah Ia temui sebelumnya.
Viona mengetikan balasan untuk pesan yang dikirim Djar untuknya dengan menyunggingkan senyum dibibirnya.
"Insyaallah😊" Lovhie_
Viona hendak meletakkan ponselnya, namun niatnya diurungkan karena ponselnya bergetar kembali.
"Jangan kabur ya kalau nanti kita ketemu," Djar_
Viona mengernyitkan alisnya membaca pesan baru yang diterimanya.
"Kenapa harus kabur?" Lovhie_
"Ya kali aja kamu kaget pas lihat wajah aku, terus kabur deh😂😂😂" Djar_
"Memangnya semenyeramkan itukah wajah kamu, sampe aku harus kabur?" Lovhie_
"😂😂😂" Lovhie_
"Jangan ketawa... Keselek baru tahu rasa😝" Djar_
"Nyumpahin nih ceritanya?" Lovhie_
"Nggaklah... Becanda atuh neng😁" Djar_
Viona tidak berminat untuk melanjutkan membalas chat dari Djar, tangannya terasa pegal terlalu lama memegang ponsel. Ia menyimpan ponselnya disembarang tempat dikasurnya, kemudian Viona pun terlelap tidur.
Fajar menunggu balasan pesan yang baru saja dikirimnya. Namun setelah beberapa menit lamanya menunggu Ia masih tak mendapatkan notifikasi pesan masuk pada ponselnya.
"Kok, gak balas... Kemana?" Djar_
"Aku gak sabar nunggu waktu itu tiba, Vhie... Semoga secepatnya kita bisa bertemu😇" Djar_
Fajar meletakkan ponselnya setelah mengetikan pesan untuk dikirimnya kepada seseorang yang berhasil membuat hatinya bergetar walau hanya membaca pesan darinya saja.
Hari-hari berlalu Viona tidak pernah melewatkan waktu untuk bertegur sapa dengan Djar via Email. Perasaannya semakin tidak karuan, ada rasa nyaman bercampur penasaran. Seperti apa sosok yang di rindukannya selama ini. Mereka belum memutuskan kapan waktu yang tepat untuk bertemu.
Sementara disekolahnya Viona pun semakin akrab dengan sahabatnya Intan, Arka, dan juga Fajar si murid baru pun kini mulai begabung bersama mereka.
Jam Istirahat mereka pergi ke kantin bersama disusul Arka yang baru datang karena mengerjakan tugas dari gurunya. Arka memang tidak sekelas dengan ketiga sahabatnya.
"Maaf yah telat." Arka langsung duduk bergabung bersama sahabatnya.
"Habis dari mana, kok baru datang?" tanya Viona pada Arka yang mulai mendudukkan tubuhnya di atas bangku.
"Biasa, ada tugas dulu... Hehe" jawab Arka tersenyum memperlihatkan deretan giginya sambil mengangkat jari nya membentuk huruf V.
"Aku sudah memesan makanan dan minumanya untuk kita..." Fajar baru saja kembali setelah memesan makanan dan minuman pada ibu kantin.
"Wihhh... Makasih ya, Jar!" jawab Arka yang dibalas anggukan oleh Fajar.
Deg
Jantung Viona berdebar kencang saat mendengar kata Jar untuk panggilan nama Fajar.
"Kok aku merasa familiar dengan sebutan nama Jar, aku juga merasakan sesuatu yang aneh saat dekat dengannya. Ah, mungkin ini cuma perasaan aku saja kali ya..." Batin Viona bermonolog sendiri sambil menatap Fajar.
Fajar yang baru saja duduk dihadapan Viona, memergoki Viona sedang menatapnya.
"Ngapain liatin aku kaya gitu?" Viona tersentak kaget saat Fajar menyadari tatapannya.
"Aku memang tampan, jadi gak usah dilihatin terus kaya gitu... Nanti kamu jadi suka sama aku, aku gak tanggung jawab ya..." ucap Fajar pada Viona sambil tersenyum menggoda Viona.
"Dih, jadi orang tuh jangan terlalu percaya diri deh... Lagian siapa juga yang lagi lihatin kamu," jawab Viona ketus. Di balas tatapan dan senyuman misterius dari Fajar, tatapan yang sulit di artikan.
Sedangkan di lain sisi Intan dan Arka merasa cemburu melihat keakraban Viona dan Fajar.
"kok aku merasa Fajar suka sama Viona. Ah semoga ini hanya perasaan ku saja" Batin Intan
"apa ini pertanda aku harus mulai menyerah dengan perasaan ini. Tapi aku sangat mencintai mu Viona" Batin Arka
***
Saat pulang sekolah, Fajar meminta Viona untuk menemaninya jalan-jalan melihat kota Bandung. Entah apa maksud Fajar meminta Viona untuk menemaninya? Padahal bisa saja ia meminta Intan atau Arka yang menemaninya pergi, atau bisa saja mereka pergi beramai-ramai, tapi Fajar tetep kekeh minta Viona untuk menemaninya.
Viona sudah menolaknya, namun Fajar tidak berhenti mengikutinya dan terus meminta Viona agar mau menemani Fajar pergi. Hingga akhirnya Viona tidak tahan terus diikuti oleh Fajar, kemudian mengiyakan ajakannya.
"Vio, nanti sore temenin aku jalan ya..." Ucap Fajar pada Viona
Viona mengernyitkan dahinya saat tiba-tiba Fajar memintanya untuk menemaninya pergi.
"Kemana?" Viona bertanya dengan malas.
"Kemana aja deh, aku mau lihat-lihat kota Bandung," ucap Fajar.
"Aku gak bisa... Kamu ajakin Intan atau Arka saja deh..." dengan nada malasnya Viona berusaha menolak ajakan Fajar.
Viona hendak berjalan keluar gerbang sekolah namun langkahnya terus diikuti oleh Fajar.
"Ayolah, Vio..." Fajar terus merengek membujuk Viona untuk menemaninya pergi.
Viona memutar bola matanya malas.
"Apa sih, aku males keluar Fajar!" ucap Viona sedikit kesal.
"Kalau kamu gak mau nemenin aku, aku gak bakal biarin kamu pergi dari sini!" ucap Fajar sedikit mengancam.
Viona menarik nafas lalu menghembuskannya kasar.
"Iya, iya... Mau pergi kemana?" Tanya Viona dengan malas.
Fajar menyunggingkan senyumnya saat Viona menerima ajakannya.
"Terserah deh, pokoknya jalan-jalan lihat Kota Bandung ini." Ucap Fajar.
"Ya udah, nanti kita ketemu di Cafe XXX aja ya... Kalau gak tau, kamu Searching aja di google... Bye!" Ucap Viona mengakhiri drama yang dibuat oleh Fajar. Kemudian ia pergi meninggalkan Fajar.
Fajar tersenyum menatap punggung Viona yang hendak menaiki Taxy hingga Taxy yang di tumpangi Viona melesat pergi.
"Viona... Kamu kah itu?" gumam Fajar.
***
Sore hari Viona sedang bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat. Viona berdiri di depan cermin memperhatikan pantulan bayangan tubuhnya di dalam cermin. Viona menggunakan kaos putih dengan Cardigan berwarna hitam di padukan dengan celana jeans, rambutnya yang panjang sengaja di gerai hingga terlihat begitu indah, penampilannya yang sederhana tapi tidak mengurangi kecantikan Viona.
Setelah dirasa cukup, Viona pun bergegas pergi.
Langkahnya terhenti saat ada notifikasi pesan masuk. Viona melihat ponselnya dan tersenyum saat mendapat chat dari orang yang dia tunggu-tunggu selama ini.
"sore... Cantik" Djar_
"sore juga Tampan" Lovhie_
"lagi ngapain?" Djar_
"lagi rindu sama yang baca... Hehe" Lovhie_
"udah dulu yaa, ada urusan dulu sama temen. Bye 😊" Lovhie_
Viona terpaksa mengakhiri pesannya karena ia harus menemui Fajar di Cafe.
Sementara dilain tempat, Fajar sedang asik menata rambutnya di depan cermin. Fajar mengambil ponsel miliknya kemudian mulai mengetikan sesuatu, dia tersenyum dan menyimpan kembali ponsel nya kedalam saku celananya.
"perasaan yang sulit di artikan, kadang hati rindu. Tapi entah pada siapa rindu ini berlabuh"
Fajar mulai bergegas pergi ke luar, sore ini dia janjian dengan Viona untuk sekedar jalan-jalan keliling kota. Ada perasaan bahagia yang dia rasakan, namun juga bimbang menyelimuti perasaan nya.
Saat tiba di tempat tujuan Fajar mengedarkan pandangan nya keseluruh ruangan mencari seseorang yang akan di temuinya. Tiba-tiba ponselnya bergetar karena sebuah panggilan masuk.
Drett,
Drett,,
"Hallo... Kamu di mana?" tanya seseorang di balik ponsel nya
"Aku sudah berada di tempat yang kita sepakati tadi, kamu di mana?" Tanya Fajar pada seseorang di balik telpon nya.
Tiba-tiba Viona datang dari arah luar dan langsung menghampiri nya.
"Sudah lama nunggu?" tanya Viona
"Nggak kok,, aku juga baru sampai" jawab Fajar santai
"Mau pesan minum apa?" tanya Fajar sambil memanggil pelayan Cafe.
"Aku pesan Cokelat panas aja" jawab Viona
"Ya udah Mbak saya pesan dua Cokelat panas ya!" Fajar memesan pesanannya pada pelayan lalu pelayanan pun pergi membuatkan pesanan mereka. Selang beberapa menit pelayanan pun tiba mengantarkan dua cangkir berisi cokelat panas.
"Kamu suka cokelat panas juga?" tanya Viona
"Begutulah, kenapa?" Tanya Fajar sambil memandang ke arah Viona. Mata mereka bertemu sesaat sebelum akhirnya Viona memalingkan wajahnya.
"Gak, hanya teringat seseorang." jawab Viona sambil tersenyum sendu.
"Pacar kamu?" tanya Fajar
"Ah, bukan."
"Jadi kita mau kemana setelah ini? Apa langsung pulang?" Tanya Viona mengalihkan pembicaraan. Viona enggan menjawab pertanyaan dari Fajar karena dia pun belum tau pasti apakah orang yang di tunggunya juga merasakan perasaan yang sama dengannya.
Viona mengambil ponselnya melihat apakah ada notifikasi Email masuk untuknya tapi tak ada satu pun notifikasi pesan yang di tunggunya. Kemudian Viona menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas.
Hening beberapa saat.
"Jangan dulu pulang dong, aku kan mintanya ditemenin jalan-jalan." Ucap Fajar
Viona mendelikan matanya malas.
"Iya, jadi kita mau kemana?" Tanya Viona lagi
"Terserah deh, aku kan baru disini. Kamu yang udah lama tinggal disini pasti tau tempat yang bagus-bagus." Ucap Fajar
"Ya udah, ayo... Nanti keburu malem." Ucap Viona seraya berdiri dari tempat duduknya.
"Kemana?" Tanya Fajar bingung.
"Katanya mau cari tempat yang bagus?" Ucap Viona lalu diangguki oleh Fajar.
"Ya udah ayo..." Ucap Viona seraya berjalan mendahului Fajar
Fajar tersenyum menatap Viona yang sudah agak menjauh darinya.
"Gue harap, gue gak salah orang... Gue yakin lo gadis itu, Viona"
Fajar pun berjalan dengan cepat menyusul Viona.
Mereka pun pergi keliling Kota Bandung dengan menaiki motor milik Fajar. Suasana canggung berubah menjadi sebuah keakraban diantara mereka. Canda dan tawa terdengar jelas disela perbincangan mereka berdua.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!