NovelToon NovelToon

My Beautiful Bodyguard

My Beautiful Bodyguard 01

Vote sebelum membaca 🌻

.

.

Di kamar yang luas bercat abu-abu itu, terlihat seorang pria tampan yang sedang menghisap rokoknya santai. Menikmati rasa rokok yang mampu membuat lelahnya hilang, sama seperti saat Ia membuang asap rokok itu maka bebannya itupun seperti ikut terbang bersama kumpulan asap.

Aksa Delvin Arion.

Sama seperti namanya yang artinya, Anak lelaki yang mempesona. Pria itu bahkan bisa dibilang sangat mempesona, semua wanita yang melihat pasti akan langsung terpukau dengan paras tampannya.

Apalagi jika mereka tahu bahwa Ia adalah putra tunggal dari orang terkaya di Indonesia. Luar biasa sempurna, sudah tampan, kaya lagi. Tapi sayang ada satu sifatnya yang tak diketahui oleh banyak orang, bahkan mungkin hanya keluarganya saja yang tahu.

"Sayang Mommy buatin susu buat kamu, ayo diminum dulu sebelum tidur."

Aksa langsung mematikan rokoknya begitu melihat wanita yang dicintainya masuk ke dalam kamarnya. Di usianya yang hampir menginjak 50 tahun, Mommynya masih terlihat cantik. Pantas saja Daddynya sangat tergila-gila pada wanita itu.

"Kamu merokok lagi?" Tanya Yasmin-Ibu Aksa, saat melihat puntung rokok yang tinggal sedikit lagi diasbak yang terletak di bawah meja.

Sebenarnya Yasmin sudah bosan memberi nasehat pada putra tampannya itu agar jangan merokok, tapi keras kepala memang. Merokok itu tak baik bagi kesehatan, Yasmin tak mau keluarganya ada yang sampai sakit parah.

"Hm sedikit, tadi Aksa lagi pusing."

"Pusing kok merokok sih, aneh!"

Aksa hanya memutar matanya malas lalu menegak gelas berisi susu yang tadi di bawa Mommy nya. Hanya beberapa tegakan saja minuman itu sudah tandas, Ia memang suka rasa susu, manis.

"O iya kamu sudah tahu besok bodyguard baru kamu mulai bekerja?"

Tatapan tajam langsung Aksa hunuskan pada sang Ibu, pria itu berdecak sebal. "Ayolah Mom, akukan sudah bilang gak perlu ada yang jagain. Emangnya anak kecil apa pake harus dijagain!"

Yasmin menghembuskan nafasnya berat, tak terhitung putranya berapa kali mengucapkan kalimat itu. Ya mau bagaimana lagi, keselamatan Aksa adalah segalanya.

Terlahir dari keluarga terpandang di Indonesia membuat keluarganya selalu was-was akan keselamatan Aksa, apalagi anak itu adalah putra tunggal. Kembali teringat, saat Aksa berumur sembilan tahun. Putranya diculik dan hampir dibunuh oleh penjahat yang menginginkan uang mereka. Sungguh kenangan itu tak akan pernah terlupakan.

Walaupun Aksa sudah dewasa tapi Ia dan suaminya bersikeras untuk tetap memberikan bodyguard untuk menjaga Aksa. Berlebihan? Tidak itulah bukti rasa cintanya pada putranya.

"Percuma sayang kamu nolak pun gak akan terkabul, lagi pula emang kenapa sih malah bagus ada yang jagain kamu 24 jam."

"Ck, aku udah dewasa Mom. Dua tahun lagi bahkan udah kepala tiga, Ya Tuhan." Desah Aksa sambil mengusap wajahnya kasar.

Dua puluh delapan tahun masih harus di jaga? Yang benar saja. Walaupun Aksa memang mengakui jika Ia masih manja, tapi Ia tak suka memiliki seorang bodyguard. Tak terhitung sudah puluhan bodyguard yang menjaganya.

Menyebalkan!

"Udah sekarang tidur, jam delapan pagi bodyguard kamu mulai bekerja. Awas aja kalau kamu nakal lagi ya!" Ucap Yasmin. Sebelum keluar kamar, wanita itu mengecup kepala putranya lalu melenggang pergi.

Setelah pintu tertutup Aksa langsung menendang meja didepannya kasar, tapi pria itu malah langsung meringis dan mengusap-usap kakinya yang terasa sakit.

"Sstt."

Dasar lemah, makinya dalam hati.

Aksa menjatuhkan tubuhnya diatas kasur, menatap kosong langit-langit kamar. Senyuman sinis terukir dibibirnya saat sebuah rencana melintas dipikirannya.

Lihat saja nanti, Ia akan memberikan perhitungan dengan bodyguard itu. Seperti yang selalu Aksa lakukan pada bodyguard-bodyguard sebelumnya.

"Welcome to the hell.."

***

Suara bising terdengar diseluruh kamar itu, membuat si pemilik kamar terganggu dari tidur nyamannya. Dengan mata masih tertutup tangannya terulur mematikan jam beker berbentuk angsa berwarna kuning itu dengan melemparnya ke dinding sampai hancur.

Senyuman lebar terukir diwajahnya lalu kembali melanjutkan tidur nyamannya. Belum satu menit Ia tertidur, jeweran ditelinganya malah membuatnya harus membuka mata dan berteriak kesakitan.

"Awww!"

Kedua matanya membulat melihat sang Ibu yang sedang menatapnya tajam.

"Bangun Aksa, udah siang!"

"Aww Mom sakitt!"

Karena kasihan Yasmin pun melepaskan jeweran itu, Ia bisa melihat kalau telinga putranya sudah memerah akibat ulahnya. Mau bagaimana lagi, Ia kan sebal.

"Mom tega benget sih, lihat telinga aku sampai merah ini!"

"Ck ya maaf, kamu sih susah banget bangun. Lihat udah jam delapan pagi!"

Mata Aksa melirik pada jam dinding, huh ternyata sudah sepagi itu ya.

"Akukan libur Mom, gak masuk kerja."

"Ya Mom tahu, tapi kan sekarang kamu harus temuin dulu seseorang."

"Siapa?"

"Bodyguard baru kamu lah."

Aksa mencebikan bibirnya, Ia mengacak rambutnya kasar. Lelah sekali mendengar kata 'Bodyguard'. Telinganya sangat anti dengan nama itu, badannya bahkan merasa geli.

Bayangkan saja, kemanapun kau pergi pasti akan diikuti bodyguard. Ya paling saat masuk wc dan kamar saja tidak diikuti. Aksa pun bisa menjaga dirinya sendiri, tapi sialnya Ibunya ini selalu menganggapnya anak kecil.

Tuhan bukakanlah pintu hati orang tuaku. Do'a Aksa setiap hari.

"Udah sana mandi, kamu harus tampil ganteng didepan bodyguard baru kamu."

Tubuh Aksa langsung merinding mendengarnya, tampil tampan? Untuk bertemu dengan laki-laki? Menjijikan. Ia bukan gay!

Karena tak ada pilihan lain, terpaksa Aksa turun dari kasur lalu masuk ke kamar mandi. Membersihkan badan untuk bertemu dengan mangsa barunya nanti.

Setengah jam kemudian, Aksa sudah turun ke lantai bawah dengan pakaian santainya. Tapi Ia merasa aneh karena melihat rumah terasa sepi, kemana Ibunya yang suka berisik itu?

Aksa lebih memilih masuk ke dapur, Ia harus sarapan karena perutnya sudah keroncongan. Tapi langkahnya langsung terhenti saat melihat punggung seorang wanita yang sedang membuka kulkas.

Matanya memperhatikan badan wanita itu, sepertinya masih muda. Dengan pakaian kemeja hijau OliveDrab yang tangannya di gulung sampai siku, lalu celana jins yang melekat dikaki jenjangnya, sedangkan rambut panjangnya diikat ekor kuda. Dari belakang saja sudah terlihat cantik, apa wajahnya juga tak kalah cantik?

Berjalan perlahan, Aksa lalu memegang bahu wanita itu. Tapi seketika itu juga Ia langsung berteriak kesakitan karena tangan kananya di putar 180 derajat.

"AAaaaa sakitttt!!"

"Siapa lo Hah?!"

"Aduhh lepasin tangan gue!"

Aksa kembali berteriak kesakitan karena kini badannya dibalik sedang kedua tangannya di ikat di belakang oleh tangan wanita itu.

"Heh lepasin tangan gue cewek!"

"Gue tanya sekali lagi, lo siapa?!" Desis wanita itu di telinga Aksa.

Aksa mencebikan bibirnya menahan rasa sakit, gila tenaga wanita ini kuat juga. Bahkan Aksa sudah mencoba melepaskan tangannya, tapi sia-sia, tenaga wanita itu terlalu kuat.

"Loh Aksa udah bangun?"

Suara itu membuat ke dua orang itu langsung menoleh, Aksa yang melihat Ibunya datang langsung merengek.

"Mom tolingin Aksa, cewek ini mau nyakitin aku huhu."

Yasmin tertawa kecil lalu mendekati mereka, Ia menganggukan kepala pada wanita yang memiting tangan putranya agar dilepaskan. Dan saat Aksa merasa tangannya tak lagi ditahan, dengan segera pria itu bersembunyi dibelakang tubuh sang Ibu.

"Maaf Nyonya saya tidak tahu."

"Tidak apa-apa, malahan tadi saya senang kamu ngasih pelajaran sama anak nakal ini."

Aksa mendengus sebal mendengar itu, matanya kembali melirik wanita itu. Cantik, sangat cantik. Wajah itu yang mempunyai hidung mancung, mata bulat yang tajam dan bibir kecil yang seperti mengundangnya untuk Ia kecup.

Huh sadarlah Aksa, wanita itu sangat mengerikan!

Ya hanya satu kekurangan wanita itu, yaitu sangat kasar. Aksa bahkan masih merasa sakit di tangannya, apa benar itu seorang wanita? Kekuatannya bahkan tak sebanding, oh atau jangan-jangan.. Wanita transgender?

"Aksa kenalkan dia Kimberly Ainsley, wanita yang akan menjadi bodyguard barumu."

Hah?

                                   

My Beautiful Bodyguard 02

Vote sebelum membaca 🌻

.

.

"... Bodyguard barumu."

Kata-kata terakhir itu terus terngiang di pikiran Aksa. Tunggu, benarkah wanita cantik itu yang akan menjadi bodyguardnya? Bukankah pekerjaan itu biasanya di lakukan oleh laki-laki?

"Hei malah melamun, ayo kenalan dulu."

Aksa langsung tersadar, pria itu berdehem lalu berjalan mendekat, dari jarak dekat ini Ia kembali terpukau. Benar-benar wajah yang sempurna, rasanya bahkan kecantikan Ibunya tidak lebih dari wanita ini.

"Kimberly Ainsley, maaf atas sikap saya tadi yang kurang baik."

Suaranya sangat lembut, apalagi jika saat..

Aksa langsung menggeleng, Ia lalu membalas jabatan itu. Oh tunggu! Tangan ini tak kalah lembut dari suaranya. Bagaimana ya kalau tangan ini saat memanjakan..

Khayalan gila itu kembali Aksa buang, matannya menatap dalam wanita didepannya.

"Aksa."

Ya Aksa tak perlu panjang-panjang memperkenalkan namanya, toh pasti wanita ini juga sudah tahu. Bahkan segalanya, termasuk mungkin biodata lengkapnya sekaligus.

"Ekhem!"

Aksa menoleh dan menatap heran Ibunya, seolah bertanya 'Apa?'

Dan Yasmin langsung menunjuk jabatan tangan mereka dengan dagunya sambil tersenyum sinis. Langsung saja Aksa melepaskan jabatan itu, Ia tadi sangat menikmati tangan halus itu. Sampai tak sadar.

"Ayo kita makan bersama."

"Tidak perlu Nyonya, saya sudah sarapan."

"Benarkah?"

"Iya, lagi pula tidak baik juga seorang bodyguard makan bersama majikannya. Saya disini hanya bekerja."

Aksa mengakui jika wanita itu sangat tegas dan menghormati orang lain, bagus juga ternyata bodyguard barunya ini.

"Em ya sudah, kamu bisa beresin barang kamu dulu di kamar belakang kalau begitu."

"Baik terimakasih, saya permisi."

Aksa menatap lekat punggung itu yang mulai menghilang dipandangannya, aneh Ia merasa ada yang hilang. Apa Aksa tertarik pada wanita kasar itu?

"Hayoo kamu naksir ya sama Dia."

"Ck gak lah, mana mungkin Aksa suka sama cewek kasar kaya gitu." Dengus Aksa lalu melenggang meninggalkan Ibunya.

****

Terdengar hembusan nafas berat dari pemilik bibir itu, Kim tersenyum puas melihat barang-barangnya sudah tertata rapih ditempat. Tak butuh waktu lama, satu jam saja sudah beres.

Memperhatikan seluruh kamar ini, sangat besar untuk seorang pelayan sepertinya. Kamar diasramanya saja dulu bisa ditempati empat orang, dan sekarang Ia bisa disini sendiri.

"Huft."

Wanita itu lalu membawa handphone di saku celananya, menelphone sahabatnya.

"Ada apa?"

"Gue gugup."

"Cie mau jagain anak orang wkwk."

"Huh, nyebelin lo." Kim berjalan mendekati jendela besar, menatap halaman rumah yang ditumbuhi berbagai macam bunga.

"Gue gak nyangka lo yang dikirim buat tugas, tapi ya lo pantas juga sih soalnya udah siap."

"Iyasih gue fine-fine aja, tapi lo tau gak?"

"Apa?"

"Yang gue jagain itu cowok."

"Hm berapa taun tuh masih sekolah dasar atau belum sekolah?"

"Dua puluh delapan tahun."

Terdengar suara kaget disebrang sana, Ia sempat melihat layar handphonenya yang memang masih tersambung.

"Ngaco lo!"

"Gue beneran, gak boong. Makanya gue gugup, masa gue harus jagain orang yang udah gede sih!"

Saat masih asik menelphone Kim langsung mematikan handphonenya mendengar suara ketukan pintu dari luar, dan dengan segera wanita itu membuka pintu.

"Nyonya, apa ada keperluan?"

"Hm iya, malam ini saya dan suami saya akan pergi ke Singapura. Kamu sudah siap kan jagain Aksa?"

"Tentu, saya siap."

"Bagus." Yasmin mengusap bahu Kim. "Kamu sangat cantik, bahkan saya tidak menyangka kamu yang akan menjadi bodyguard anak saya." Ucapnya sambil tertawa kecil.

Dan Kim hanya ikut tersenyum mendengarnya. "Terimakasih, Anda juga cantik Nyonya."

"Kamu ini suka merendah, ya sudah saya harus siap-siap. Sampai bertemu satu minggu lagi."

"Iya hati-hati Nyonya."

Kimberly bersyukur bekerja dikeluarga yang baik, Ia seperti di terima untuk bekerja disini. Semoga saja Ia betah selama bekerja disini, Amin.

Melihat jam ditangannya, sepertinya sekarang lebih baik Ia istirahat dulu. Hari ini memang Ia belum bekerja, besok baru mulai. Rasanya gugup, tapi Ia harus bersikap propesional. Jangan sampai memalukan.

***

Tok tok tok!

Aksa tak memperdulikan suara ketukan di pintu kamarnya, Ia sedang asik bermain game online sekarang, tak bisa diganggu!

Kembali pria itu mendengar suara ketukan dan masih tetap menghiraukan. Sekarang bahkan Ia sudah berteriak tak jelas sambil mengumpat menyumpahi teman se-game nya yang tak becus bermain.

"Tuan sekarang waktunya makan malam."

Saat mendengar suara halus itu, Aksa langsung menoleh. Matanya terbelak melihat wanita yang tak asing, siapa lagi kalau bodyguard barunya. Tanpa memperdulikan Aksa pun kembali melanjutkan gamenya yang belum selesai.

Kimberly menatap tajam pria itu, ternyata sangat keras kepala. Baru satu sifat yang Ia tahu dari pria itu, tak sabar untuk mengetahui sifat apalagi.

"Tuan dan Nyonya sudah berangkat ke Singapura sekitar sepuluh menit lalu, mereka berkata agar saya bisa menjaga Anda dengan baik."

Hening, hanya ada suara game.

"Anda sudah melewati lima menit makan malam, sekarang sudah pukul delapan lebih sepuluh menit."

"Sial noob banget tim gue, liat aja gue laporin nih kalian. Dasar bocil, gak becus maen bisanya toxic doang!"

Maki Aksa sambil melaporkan teman tim mainnya. Setelahnya Ia mengalihkan pandangan pada wanita itu yang masih setia berdiri di samping sofanya.

Malam ini bodyguardnya memakai kemeja putih dengan jeans hitam, sedangkan rambutnya masih dikuncir kuda. Kenapa wanita itu terlihat formal sekali ya, padahal ini sudah malam hari.

"Apa?" Tanya Aksa. Ia ingin menguji kesabaran bodyguarnya ini, ayolah disini Ia adalah seorang Tuan.

"Sekarang waktunya makan malam, anda sudah melewatinya lima belas menit yang lalu."

Aksa melihat jam tangannya, benar juga pantas saja perutnya keroncongan dari tadi. Tunggu dulu, berarti wanita ini juga berdiri selama itu?

"Ekhem saya mau makan malam dikamar."

"Baiklah saya akan membawa makan malam anda kesini."

Kimberly lalu melenggang pergi ke luar, kedua tangannya sudah terkepal dari tadi. Ia kurang menyukai sifat pria itu yang so berkuasa. Walaupun memang Ia hanya seorang bodyguard tapi... Ahh sudahlah, mungkin ini memang resiko pekerjaannya.

"Bi, Tuan Aksa ingin makan malam di kamar."

Seorang pelayan wanita tua itu mengangguk. "Tunggu sebentar ya, saya siapkan dulu."

Di nampan besar itu terlihat dua piring, satu untuk nasi dengan lauk bermacam-macam, sedangkan satunya lagi makanan penutup. Tak lupa juga ada dua gelas, air mineral dengan segelas susu coklat. Untuk gelas yang terakhir itu, Kim sempat merasa aneh.

Setelah mengetuk pintu tiga kali dan mendengar suara dari dalam, Kim masuk lalu menghampiri Aksa yang duduk di sofa tadi namun sedang menonton bola di tv.

Nampan itu Ia simpan di meja. "Saya akan menemani anda makan, sampai habis."

"Tidak usah, kamu kembali saja ke kamar."

"Tidak. Itu sudah menjadi tugas saya."

"Ohh ayolah, kau tak mau mendengarkan Tuanmu?"

Sempat terdiam Kim lalu mengangguk kecil. "Baiklah, tapi anda harus menghabiskan makan malamnya. Itu perintah langsung dari nyonya Yasmin, dan jangan lupa susunya di habiskan."

Aksa meneguk ludahnya susah payah, saat mendengar kata terakhir diucapkan Ia jadi malu. Huh wanita itu pasti menertawainya karena diumurnya yang sudah tua masih minum susu.

Sial!

My Beautiful Bodyguard 03

Vote sebelum membaca 🌻

.

.

Aksa-pria itu menatap seseorang yang sedang menyetir didepan. Pandangannya tak teralih sedikitpun dari wanita itu. Bodyguardnya ini hari ini mulai bekerja dan itu membuatnya sebal.

Dari pagi bahkan wanita itu terus mengatur ini-itu padanya, jangan ini jangan itu, huh menyebalkan. Tapi Ia sempat terpukau karena Kimberly adalah wanita yang cukup mandiri. Berbeda sekali dengan wanita lain.

Tapi Kim juga adalah wanita dingin dan jutek, wanita itu selalu bersikap profesional dan tegas saat bersamanya. Aneh padahal Ia di rumah sempat melihat bodyguarnya itu tertawa bersama para pembantunya, bahkan kedua orang tuanya.

Mobil berhenti didepan kantor besar dipusat kota, Kimberly turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Aksa. Dengan sigap Ia berjalan di belakang pria itu sambil menatap sekitar yang tak terlalu mencurigakan.

"Kamu mau masuk ke ruanganku?"

Langkah Kimberly terhenti di depan pintu kaca itu. "Iya saya harus selalu ada disamping Anda."

"Ck, untuk apa? Aku akan mengerjakan kertas-kertas itu, nanti kau bosan lagi."

"Tidak papa, itu memang sudah menjadi tugas saya."

Rasanya Aksa ingin berlari saja, datar sekali wanita ini. Saat berbicara saja tak ada senyuman yang terukir, bahkan tak pernah sekalipun tersenyum padanya.

"Ya sudah sekarang buatkan aku kopi, nanti langsung masuk saja ke dalam."

Kimberly mengangguk lalu pergi ke pantri, menyuruh salah seorang OB untuk membuat kopi. Tak mungkin Iya yang buat, bisa-bisa rasanya malah asin.

Jika diperhatikan perusahaan milik keluarga ini besar juga. Bahkan tersebar luas di seluruh Indonesia, kabarnya lagi sudah ada beberapa diluar negeri. Luar biasa, Ia tak bisa membayangkan kekayaan keluarga ini.

"Ini kopinya."

"Hm."

Aksa menyuruput sedikit kopi itu lalu kembali fokus dengan berkas-berkasnya. Memang agak berat harus mengurus pusat perusahaan, mau bagaimana lagi Ia anak satu-satunya.

Detik demi detik berlalu, Aksa yang merasa kopinya telah habis memgumpat sebal. Pria itu meregangkan badannya yang pegal, tapi saat menoleh ke samping malah terkejut melihat Kimberly masih berdiri disampingnya.

"Heh kenapa masih berdiri disini?!" Tanyanya marah.

"Saya harus ada di dekat anda terus."

Aksa ingin rasanya mengumpat, aneh Ia merasa tak suka sekarang. Berapa lama wanita itu berdiri memperhatikannya? Apa tak pegal?

Jika bodyguard nya ini adalah lelaki, mungkin Aksa tak akan peduli. Tapi ini seorang wanita. Ya Tuhan! Ia seperti pengecut.

Aksa lalu berdiri berhadapan dengan wanita itu. "Kau jangan berperilaku bodoh, jangan menyiksa dirimu sendiri!"

"Maaf ini memang-"

"Cukup! Jangan bicara kata-kata itu lagi. Aku bosan!"

Kimberly langsung terdiam, walaupun memang benar Ia sangat pegal karena terus berdiri terus, tapi sekali lagi ini adalah pekerjaannya. Ia harus siap apapun, dan kapanpun.

"Sekarang duduk disana!" Perintah Aksa sambil menunjuk sofa merah yang tak jauh dari meja kerjanya.

"Tidak usah, saya disini saja."

Karena sudah tak bisa menahan amarah lagi, Aksa mencengkram kedua bahu wanita itu erat. "Jangan membantah, aku tuanmu dan sekarang turuti apa kata tuanmu ini." Desis Aksa.

Dan dengan berat hati Kim pun duduk disofa yang ditunjukan, tadi Ia sempat melihat aura berbeda dari Aksa. Sepertinya pria itu marah? Apa karena Ia tak menuruti perkataan Tuannya?

Di tempat duduknya Aksa sempat melirik Kimberly yang duduk disofa, tapi sial ternyata wanita itu sedang memperhatikannya. Huh apa tak bosan apa melihatnya terus, bukankah wanita itu bisa bermain handphone?

"Jangan melihatku terus!" Ketus Aksa.

"Maaf."

Yaya tak ada kata lain yang terucap selain kata 'Maaf', membosankan.

***

"Tuan ini sudah pukul sebelas lebih satu menit, sekarang waktunya makan siang."

Aksa mengangguk lalu membuka jasnya, merasa gerah. Cuaca kota hari ini sangat panas, dua kancing teratas kemejanya Ia buka. Bahkan dirinya sudah tak peduli untuk tampil rapih lagi dihadapan wanita ini.

"Mau pesan apa? biar saya belikan."

"Tidak usah, kita makan siang di Cafe saja, ayo."

Kita? Maksudnya Ia dan pria itu? Dengan segera Kim mengejar Aksa yang sedang menunggu lift terbuka.

"Saya bisa makan nanti, sekarang yang terpenting anda terlebih dahulu. Biar saya pesankan."

"Ck kau ini cerewet sekali ya, akukan sudah bilang mau makan di Cafe."

Saat pintu lift terbuka Kim pun ikut masuk, Ia berdiri tepat di belakang Aksa. Memperhatikan lift itu dengan jeli, dan matanya tak sengaja melihat ada benda kecil dipojok. Wanita itu lalu berjongkok dan membawa benda kecil yang Ia yakini adalah kamera.

"Kenapa?"

"Sepertinya anda sedang dimata-matai tuan."

"Benarkah?"

"Iya, kamera ini tidak mungkin milik perusahaan. Apalagi disimpan dibawah dan tersembunyi, kamera ini juga sangat kecil seperti untuk memintai seseorang."

Suara lift terbuka membuat kedua orang itu keluar, Aksa masih bingung dengan ucapan bodyguardnya. Benarkah ada yang memata-matainya?

Tujuan mereka adalah Cafe yang tak jauh dari kantor, Kimberly berdiri agak belakang Aksa sambil memayungi pria itu. Saat akan menyebrang jalan Ia dengan sigap menghentikan beberapa kendaraan dengan masih memayungi tuannya.

Aksa sempat melihat tatapan aneh dari beberapa orang, pasti mereka bingung karena Ia yang malah dijaga wanita, karena biasanya sebaliknya. Bahkan pakaian Kim terlihat mencolok karena semua berwarna hitam, tak lupa hadset kecil yang tertempel di salah satu telinganya, entah untuk apa.

"Kita duduk dibagian pojok saja biar aman, saya akan pesankan makanan anda."

Saat Kimberly akan melangkah, Aksa dengan sigap menahan pergelangan tangan wanita itu.

"Ada apa?"

"Memangnya kau tahu apa yang ingin aku pesan?"

"Teriyaki dengan minuman dingin bersoda?"

Aksa terdiam, dari mana wanita itu tahu makanan kesukaannya? Lalu perlahan tangan yang sempat menahan wanita itu turun.

"Ya pesankan itu, jangan lupa kamu juga harus makan."

"Tidak usah saya bisa-"

"Gak ada tapi-tapian, kalau saya makan kamu juga harus makan!"

Dan lagi-lagi dengan berat hati Kim mengiyakan, Ia sebenarnya tidak enak di perlakukan seperti itu. Bodyguard itu tugasnya menjaga Tuannya bukan? Tapi apa sekarang Ia bersikap layaknya bodyguard?

"Kenapa hanya pesan kopi?"

"Saya tidak lapar."

"Jangan bohong!"

"Saya tidak berbohong, saya memang tidak lapar Tuan."

Decakan keluar dari mulut Aksa, melihat wajah wanita itu yang selalu serius membuat moodnya selalu tak baik. Aneh memang, tak biasanya Aksa bersikap baik pada bodyguardnya. Bahkan sampai mengijinkan untuk duduk satu meja.

Melihat Bodyguard barunya yang seorang wanita malah membuat Aksa tak tegaan, hatinya selalu luluh. Walaupun Aksa tahu Kimberly adalah wanita kuat dan propesional, tapi Aksa tak bisa.

"Berapa umurmu?"

"27 tahun."

"Sudah menikah?"

"Belum."

"Kenapa?"

"Itu rahasia pribadi."

Aksa lagi-lagi mendengus sebal, lihatkan? Kimberly benar-benar dingin, apalagi Aksa paling tidak suka saat mereka mengobrol tapi wanita itu tak bisa sedikitpun tersenyum. Selalu menunjukan wajah serius bin lurus.

"Kamu gak bisa senyum buat saya?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!