NovelToon NovelToon

Rahasia Istriku Sayang (Ternyata Kuyang)

PROLOG

PROLOG

Assalamu'alaikum...Wr.Wb...😊😊

Hai readers semuanya, semoga saat ini kalian semua selalu dalam lindungan sang pencipta dan dalam keadaan sehat wal'afiat (Aamiin).

Sebelum author menulis cerita ini, othor mau minta dukungannya ya dari para readers semua. dengan cara... Rate, Vote, Like, and berikan komentar serunya, serta masukan novel othor ini di list favorit kalian. kalau berkenan boleh berikan hadiahnya....😊😊😊

Mohon maaf juga kalau othor ada salah kata dalam penulisan, tolong dimaklumi ya...😊😊 soalnya othor ini masih pemula dan masih dalam tahap belajar... 🤗🤗

INILAH CERITANYA..... CEKIDOT......

____________________________________

Namaku adalah RADITYA WIRYAWAN, aku ini adalah salah satu pengusaha sukses garment ternama di kota ku. awal usahaku di dirikan, hanya sebuah kompeksi rumahan biasa. karena ke uleten dan kesabaran ku dalam bekerja, akhirnya usaha ku ini maju dan berkembang sehingga menjadi garment seperti sekarang ini.

Alhamdulillah nya juga, dari usaha garment ku. aku sudah mempunyai rumah idaman sendiri, yang selama ini aku impikan dan bayangkan. serta sebuah mobil Daihatsu Xenia berwarna putih dan aset pribadi ku yang lainnya.

Selain itu semua, aku juga di berikan seorang isteri yang cantik dan baik hati, namanya adalah KAMAYA LESTARI. ia adalah sosok wanita berhati baik bak seorang malaikat saja. karena dialah hidup ku yang dulu terpuruk, kini bisa bangkit dan bersemangat kembali.

Bukan itu saja hal terindah yang tuhan berikan untuk hidup ku, setelah 2 tahun lamanya aku menikah dengan kamaya. akhirnya aku dianugerahi putri kecil yang cantik jelita, lucu, menggemaskan, ceriwis dan juga pintar sekali. yang aku beri nama RARA KUMALASARI.

Hidupku dan kamaya kini terasa komplit dan klop banget deh. saat kehadiran rara mulai menghiasi hari-hari ku dan juga isteri ku. kami merasa menjadi keluarga satu-satunya di dunia ini yang paling bahagia, bahkan kami berfikir yang lainnya hanya mengontrak saja lalu pergi.

****

Kecelakaan yang terjadi beberapa tahun silam, yang hampir membuat leher istri ku putus. bahkan sampai membuatnya Kritis di ruang ICU, dan dinyatakan meninggal oleh Dokter.

Namun entah keajaiban atau apalah, aku tidak tahu dan tidak bisa di mengerti oleh akal logika. istri ku mendadak tiba-tiba saja sembuh dalam hitungan beberapa jam, padahal menurut keterangan dari dokter di rumah sakit tempat istriku sedang dirawat. pada saat itu jantung dan denyut nadi isteri ku sudah berhenti berdetak dan tidak berdenyut lagi, serta tidak ada tanda kehidupan lagi di tubuhnya.

****

Kembali aku mengenang kejadian tragis tujuh tahun silam, yang hampir merenggut nyawa ku dan Istri ku yang sedang hamil muda saat itu.

Sebuah truk besar dengan muatan bajaringan, oleng tepat di depan mobil yang ku kendarai. posisiku saat itu, pas berada dibelakang truk besar itu. mobilku langsung menabrak truk yang oleng dan berguling ke arah mobil yang ku kendarai. sehingga bajaringan itu tembus masuk ke dalam kaca mobil ku, naas nya bajaringan itu malah mengenai leher istriku. pada saat kejadian aku selamat, karena posisi ku terjatuh tertunduk di bawah paha istriku.

"Ayaaahh! ayah ko bengong aja sich, yaya yapey yah."tegur rara putri semata wayang ku yang membuyarkan aku dari lamunan.

"Eh, anak ayah cayang udah pulang. gimana, tadi seru gak main nya? "O iya bunda mana, ko gak ada?"tanyaku menelisik, soalnya aku tak melihat bundanya pulang bersama rara.

"Bunda bilang tadi mau pelgi ke pacay dulu yah, katana mau beyi cayulan."jawab putriku yang masih cadel saat berbicara.

"Oh, gitu ya."balasku singkat.

"Tapi peyut yaya lapey banget ayah, yaya penen matan."rengek putriku sambil memegangi perutnya yang mulai bersuara.

KRUCUK... KRUCUK....

"Wah... cayang ayah udah kelaparan banget ya. sampai kedengaran suara cacing yang lagi konser, diperut anak ayah."godaku sambil mengusap perut kecilnya yang terlihat kempes.

"Matana buluan dong yah, ambilin yaya matanan."titah rara sambil merengek.

"Sabar dulu ya cayang ayah, kita tunggu bunda bentar lagi pasti pulang. Hmm... kalau gak ayah beliin bakso mang bogel aja ya, biar perut rara gak kelaperan lagi. takutnya bunda lama pulangnya."Ujarku mencoba membujuk rara.

"Ayah yaya yang paying ganteng diyumah cendiyian, yaya tuh dak mau matan baco, ngerti gak cih! yaya maunya matan macatan bunda aja ayah."tolak tegas rara sembari manyun.

Ya, memang selama ini anak ku rara. dia hanya mau makan makanan yang dimasak oleh bundanya saja. bahkan untuk jajan saja seperti anak-anak yang lainnya, rasanya sangatlah jarang sekali. aku tidak tau bagaimana Istri ku itu, bisa mendidik anak ku rara jadi sepintar dan senurut itu kepada bunda dan ayahnya.

Aku tak pernah menaruh curiga sedikit pun kepada istri ku, apa yang telah diberikan oleh istri ku untuk anak ku. karena menurut ku juga makanan yang dibuat sendiri itu, lebih enak dan sehat dari pada jajanan pedagang di kaki lima.

****

Setelah selesai beres-beres seisi rumah, istri ku kamaya langsung memasak makan siang untuk diriku. kini di meja makan sudah tertata rapi, berbagai menu macam masakan lauk pauk kesukaan ku. mulai dari ayam rendang, semur jengkol, kentang mustopa dan ada juga capcay daging asap kesukaan ku.

"Aahh....!! istri ku ini memang chef yang pintar dan juga hebat. apalagi kalau soal memasak makanan seperti ini doang, pokoknya top markotop deh."ucapku memuji sambil senyum pepsodent dan mengacungkan dua jempolku.

Istri ku hanya membalas nya dengan tersenyum kecil, sambil mencubit hidungku yang sedikit mancung kedalem alias pesek.

"Alah kebiasaan kamu ini yah, bisanya cuma ngegembelin aku aja."katanya dengan pipinya yang mulai memerah tersipu malu.

"Ah udah dulu yah ngegembelnya, bunda mau kasih rara makan siang dulu di kamarnya."kata istriku lagi sambil berlalu pergi.

Dan aku pun hanya mengangguk pelan, sambil menyantap makanan yang ada di hadapan ku. karena memang rasanya sedari tadi, semua cacing yang ada di perutku sudah meronta ronta dan mulai demo meminta jatah makan.

Tapi ya begitulah kelakuan aneh istri ku, dia selalu saja memisahkan makanan rara dan makanan yang aku makan. bahkan selama tujuh tahun aku menikah dengannya, aku tidak pernah sama sekali bisa makan bersama satu meja bersamanya dan juga rara anak ku.

Tapi, walaupun sifat kamaya suka aneh begitu. aku tidak pernah mempermasalahkan itu, apalagi aku bisa marah dan kesal kepadanya. karena menurut ku kamaya adalah, istri sekaligus ibu yang super perfect di mata ku.

"Yah..!! udah selesai belum makan nya?"tanya istri ku saat keluar dari kamar rara.

"Udah bun, bunda gak mau makan?"jawabku sambil membersihkan gigiku dari sisa makanan yang terselip dengan tusuk gigi.

"Bunda udah makan ko, yah. tadi sambil nyuapin rara sekalian bunda makan juga."jawab istri ku sambil membereskan meja makan.

Istri ku selalu rajin memasak makanan untuk ku setiap harinya, tapi sedikit pun aku tidak pernah melihat dia menyentuh dan memakan masakan yang sudah dia masak sendiri. karena aku tipe orang yang suka kepo dan penasaran, aku pun pernah memberanikan diri bertanya kepadanya tapi dengan berhati-hati. karena aku gak mau kalau isteri ku itu hatinya tersinggung, bahkan terluka atas pertanyaan sepele ku itu.

"Bun..!! kenapa sih bunda tidak pernah mau makan masakan yang udah bunda masak? kan kalau buat makan ayah sendirian itu terlalu banyak bun." tanyaku pelan tapi menelisik.

"Yah...! sudah berapa kali kan bunda bilang pada ayah. kalau bunda itu sedari kecil tidak suka makan nasi dan masakan yang lainnya, bunda hanya suka dan bisa makan bubur saja yah."jawab Istri ku dengan nada santai.

Sempat terlintas di benak ku kala itu, karena rasa penasaran dan kepo yang terus saja bergemuru di dalam jiwaku. yang ingin segera aku cari tahu, serta rasanya ingin sekali aku buka dandang yang berisi bubur makanan itu. untuk memastikan dan melihat, apakah benar isinya itu bubur, tapi istri ku selalu saja melarang ku dengan beralasan inilah itulah.

Pernah sekali aku sempat dipergoki istri ku, saat aku nekat mau melihat dandang buburnya.

"Ayah...!! bunda kan sudah bilang berapa kali dan memperingatkan ayah juga, jangan pernah mencoba sekali kali ayah membuka dandang itu, atau ayah akan menyesal nantinya."pesan sekaligus ancaman dari istriku, saat itu aku hanya mengangguk tanda mengiyakan saja.

Ah ya sudah lah, fikir ku kan hanya masalah bubur saja ngapain harus ku perpanjang segala. yang ada nantinya akan menimbulkan keributan panjang, kalau aku menyahutinya.

****

Bersambung.....

Salam Manis dari Mas Radit.....😁😁😁

Sumpah Serapah Rara

Sumpah Serapah Rara

"Yah, gimana kerjaan tadi di kantor, lancar gak?"tanya istri ku sambil memijat mijat kepala ku dengan lembut dan pelan.

"Lancar bun. malahan tadi ayah menang tender lagi dengan perusahaan besar, pastinya nanti ayah bakalan untung banyak."jawab ku santai sambil menikmati rasa pijitan istri ku.

"Syukurlah yah, bunda jadi ikutan senang juga mendengarnya. mudah-mudahan aja kerjaan ayah selanjutnya, semakin lancar dan semakin di permudah jalannya."sahut istriku lembut masih tangannya terus memijat mijit kepalaku.

"Aamiin..!! makasih ya bun, atas doanya. karena doa istri yang soleha itu, langsung di dengar dan di ijabah oleh yang maha kuasa."balasku sambil menggenggam tangan istriku lalu mengecup punggung tangannya yang lembut.

Seperti biasanya saat aku mulai beranjak tidur, istri ku selalu saja memijat-mijat kepala ku. entah apa yang di lakukan oleh istriku di kepala, kening dan juga mataku. seperti ada sesuatu yang lagi di oles-oles kan gitu, namun bukan balsem, minyak gosok atau obat yang lainnya yang bisa merelaksasi tubuh.

Pijatan dan olesan sesuatu aneh itu, sampai membuat aku langsung terlelap dan tertidur sangat nyenyak sekali. sampai-sampai untuk bangun ke toilet saja aku tak pernah sama sekali, karena saking pulasnya aku tertidur.

****

Saat waktu sudah melewati subuh, seperti biasanya istri ku sudah terbangun dari tidurnya. setelah bersih-bersih tubuhnya di kamar mandi, kamaya pun bersiap siap di dapur untuk mulai memasak. namun terkadang aku suka heran dan merasa bingung sendiri. segala keperluan dapur sudah tersedia dan berada di sana, jadi kamaya tinggal langsung memasaknya.

Bahkan tidak ada yang kurang sedikit pun bahan pokonya, dari beras, sayur sayuran, buah buahan sampai daging dan bumbu dapur juga sudah tersedia dan berada di dapur rahasianya.

Padahal kan aku sangat jarang sekali, untuk mengantar kamaya pergi berbelanja sembako kebutuhan dapur. karena saking sibuknya aku bekerja seharian di kantor, jadi tak ada waktu luang selain hari minggu saja. aku juga jarang sekali atau tidak pernah melihat kamaya pergi berbelanja seorang diri, entah itu ke pasar tradisional atau pun ke minimarket sekalipun.

Uang belanja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga pun, kamaya tidak pernah meminta banyak dan meminta lebih kepada ku. kamaya hanya meminta kepadaku 1 juta 500 saja untuk satu bulan ke depan, lalu sisa uang yang ku hasilkan dari bekerja selama sebulan. kamaya menyuruh aku untuk menabungnya saja di Bank, untuk keperluan lain di kemudian hari saat kami sudah sangat membutuhkannya.

Terkadang aku pun suka merasa heran dan aneh terhadap kelakuan istriku itu, aku sering sekali makan lauk, daging, atau yang lainnya yang di bilang sangat mahal kalau dibeli di pasaran. tapi dengan jumlah uang segitu saja, isteri ku itu mampu membelinya bahkan untuk stok selama satu bulan lamanya.

"Bun, masaknya belum selesai ya?" kataku pelan memanggil nya sambil mengetuk pintu kayu berukiran naga yang ke arah ke dapur.

Ya begitulah sikap istri ku yang kadang suka terlihat aneh, dapur hanya miliknya dan hanya dialah yang boleh memasukinya saja. makanya saat kami merenovasi rumah yang kami beli dulu dari seorang kerabat, kamaya meminta kepadaku agar dibuatkan pintu khusus untuk menuju ke dapur. katanya, biar tidak ada satu orang pun yang mengganggu nya pas dia lagi sibuk memasak di dapur rahasianya.

Tapi terkadang aku juga merasa penasaran dan juga sedikit kepo, apa yang sedang diperbuat istri ku saat berada di dapur seorang diri. namun sering kali aku tepis rasa penasaran dan kepo ku itu, dikarenakan aku tak mau ribut dan ada salah paham nantinya. soalnya aku sangat sekali menyayangi istriku kamaya, dan aku juga tak ingin kehilangan dirinya.

"Iya ayah sayang..!! sebentar lagi siap ko masakannya, sabar sebentar ya dan tunggu dulu saja di meja makan." jawab nya sambil berteriak namun tak juga membukakan pintunya untuk ku yang masih diluar.

****

"Ayah.. Ayah..!! tadi kan yaya jatoh tau yah, gaya-gaya di dolong cama temen yaya. dia tuh jahat banet, yaya ga cuka cama diya. teyus yaya cumpahin aja deh dia, biyay muyutnya nanti keyuay banyak dayah." umpat putri cadel ku sambil memonyongkan mulutnya.

"Eh, rara sayang anak ayah yang soleha, pintar dan juga baik hati. rara gak boleh ngomong kaya begitu ya, apalagi sama temen sendiri. dengerin ayah nih.. kalau kejahatan itu harus kita balas dengan kebaikan juga, bukannya dibalas dengan keburukan atau mengucapkan sumpah serapah seperti itu."ucapku pelan dan santai memberitahukan kepada rara, sambil ku usap dan ku belai lembut rambut panjangnya.

"Tapi kan yaya kecel ayah, dinda itu udah jahat cama yaya. yaya gak cuka cama cifat jahatnya, udah gitu dinda gak mau minta maaf cama yaya yagi."katanya sambil memonyong kan mulutnya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada lalu menghentak hentakan keras kakinya ke lantai keramik rumah.

****

Seperti biasanya setelah sarapan, aku pun langsung berangkat kerja. namun pagi ini terlihat tak seperti hari biasanya, di sebrang rumahku ada kerumunan warga ramai sekali, tepatnya dirumah pak anas bapak nya dinda.

"Lho, ada apa ini ya pak, ko ramai sekali di rumah pak anas?"tanyaku antusias kepada pak beno tetangga sebelah rumah pak anas.

"Itu loh pak radit, si dinda dari tadi malem terus aja muntah-muntah darah gak berenti-berenti. dari semalam dan tadi, dinda sampai dua kali pingsan loh pak. ini juga lagi mau di bawa ke rumah sakit pake ambulance." jawab pak beno sedikit berbisik kepadaku.

Mendengar perkataan pak beno tadi, membuat aku langsung terbengong-bengong sesaat. lalu aku sedikit berfikir dan melamunkan perkataan rara semalam, kalau dirinya sangat kesal sekali kepada dinda. serta menyumpahi dinda agar keluar darah banyak dari mulutnya.

"Apa mungkin ya perkataan rara ada kaitannya. dengan yang dinda alami sekarang? Ah, itu tidaklah mungkin." segera ku tepis rasa curiga dan ketakutan ku itu. mungkin saja selama ini dinda memang mempunyai riwayat penyakit yang sudah parah, tapi baru saja kelihatan dan muncul sekarang penyakitnya itu.

Tapi, baru saja semalam rara bercerita tentang dinda yang sudah menjahatinya. tapi rasanya itu tidaklah mungkin, masa iya tiba tiba saja dinda langsung menjadi seperti itu. rasa penasaran dan tak mungkin berkecamuk dan saling berdebat di fikiran dan hatiku kala itu.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya pak radit, saya mau kembali pulang ke rumah."kata pak beno sambil menepuk pundak ku dan berlalu pergi meninggalkan ku yang masih mematung.

"I..i..ii..ya pak beno, silahkan."jawabku gelagapan karena kaget dari lamunanku.

*****

Bersambung.....

Jangan lupa ya gaess di Rate, like, vote, and berikan komentar positif nya...😊😊 serta masukan novelku ini di list favorit kalian.

Kematian Buk Nina

Kematian Buk Nina

"Sayang... kita JJS nyok. jalan-jalan santai gitu loh kaya olang-olang banyak, sekali kali lah bun gak tiap hari ini."pintaku kepada kamaya.

"Loh, Loh, Loh! pagi pagi kok udah ngajakin bunda jalan-jalan, emangnya ayah gak mau berangkat kerja gitu?"tanya istriku kesal.

"Bunda ini gimana sih! ini kan hari minggu bun, masa ia hari libur ayah mau di suruh kerja juga. sekali kali kita jalan-jalan dong, refreshing bun. walaupun hanya berkeliling kompleks saja, melihat-lihat suasana di sana. sekalian ajakin rara juga tuh bun, kayanya dia juga udah mulai bosen deh selalu di rumah terus."jawab ku.

"Oh iya yah. maaf, bunda lupa yah! maklum lah bunda kan sudah tua jadi rada-rada suka pikun. Hehe."kata istri ku sambil menepuk jidatnya.

"Perasaan, kamu tuh gak pernah tua deh bun! malahan kamu gak ada berubahnya sedikit pun, sama saja seperti pertama kali kita bertemu waktu dulu. masih tetap terlihat cantik, bahkan semakin cantik saja dan juga terlihat semakin awet muda saja."gumam ku di dalam hati.

Hening Sejenak.....

"Ayah! jadi gak nih kita JJS nya, ini malah diam dan bengong aja kaya sapi ompong lagi."kata istriku membuyarkan lamunanku.

Iya lamunan ku tentang kejadian tragis yang dulu pernah menimpa aku dan juga istriku. sampai saat ini aku tidak pernah melihat bekas luka di bagian leher istriku itu. mungkin karena semenjak kejadian tragis itu, kamaya selalu saja memakai syel setiap harinya. bahkan pada saat kami melakukan hubungan intim pun, istriku selalu saja mematikan lampu kamarnya. mungkin dia merasa malu atau semacam nya.

"Iya bun tungguin dong, masa ayah ditinggalin sih."ucapku sambil berlari kecil mengejar istri dan anak ku yang sudah berada di luar pagar.

*****

Hari ini tepatnya hari minggu pagi, kami semua sekeluarga memutuskan untuk jalan-jalan berkeliling komplek dengan berjalan kaki saja. karena kami tidak mau kalau sampai di bilang sombong oleh warga setempat, apalagi kami termasuk orang baru tinggal di daerah sini.

Sudah hampir setengah jam, kami sekeluarga berkeliling kompleks dan sudah beberapa warga yang mengajak kami mengobrol. lalu akhirnya kami putuskan untuk segera pulang ke rumah, lalu beristirahat soalnya capek banget.

"Eh, ibu-ibu semuanya! lihat deh tuh, ada orang kaya sedang lewat! masa sih orang kaya jalan jalannya ko cuman jalan kaki aja. terus mobil bagusnya buat apa dong? apa buat pajangan aja di depan rumahnya kali ya. hahaha."cibir bu nina tetangga julit ku saat kami sedang lewat.

"Iya bener tuh ucapan bu nina, emang di kemanain ya mobilnya? mungkin di gadaikan kali ya." timpal bu ine ikut mentertawakan.

"Eh, eh tunggu dulu dong! satu lagi nih ada yang ketinggalan. lihat tuh buk kamaya, masa gak siang gak malam hoby nya pakai syel trus, emang gak kegerahan apa?"sahut bu ine lagi mengejek dan mengolok-olok istri ku.

"Eh bu kamaya! ini tuh bukan lagi di daerah kutub utara tau, kesan nya kaya norak banget gitu loh. gak cocok dan gak nyambung tuh sama fasion yang situ kenakan."ledek bu nina lagi sambil menunjuk nunjuk ke arah istriku.

"Hati-hati loh bu nina sama ucapan nya, ibu kan lagi hamil, lebih baik ibu jaga saja kandungan ibu baik-baik."sahut istriku sambil menyeringai.

Lalu kami pun memutuskan untuk pergi dan menjauh, dari ibu-ibu yang suka julid itu. mungkin mereka semua iri dengan kehidupan keluarga kami yang harmonis. padahal kami pun tidak pernah mengganggu dan mengusik kehidupan mereka, tapi kenapa mereka selalu saja iri dan mengganggu kehidupan kami.

*****

Seperti biasanya malam hari saat aku hendak tidur, untuk mengistirahatkan ragaku. istriku selalu saja menawarkan diri untuk memijat kepalaku. tetapi kali ini aku menolaknya secara lembut, karena kepalaku rasanya tidak ingin di pijit saja malam ini, lalu istriku ku pun menurut.

Saat waktu sudah menunjukkan pukul 00:30 tengah malam, tiba-tiba saja rasanya aku ko kebelet sekali ingiin ke toilet buang air kecil.

"Kok gak seperti kaya biasanya ya, aku pengen pipis di tengah malam begini? soalnya selama ini kan, aku gak pernah melakukan buang air kecil di tengah malam."gumam ku dalam hati.

Setelah aku menyelesaikan hajat ku di toilet, aku pun segera kembali lagi ke dalam kamarku. ternyata baru saja ku sadari, kalau istriku itu sedang tidak berada di atas ranjangnya.

"Bun, bunda!"panggil ku."Bunda, bunda, kemana sih istriku ini."teriak ku sambil mencari cari ke seluruh ruangan termasuk ruangan kamar rara namun tak ku temui juga istriku di sana.

Akhirnya aku memutuskan untuk kembali lagi ke dalam kamar ku saja, lalu aku pun duduk di tepian ranjang. namun tiba-tiba saja lampu di kamarku mendadak langsung padam.

"Lho kok lampunya padam sih,"gumamku.

Lalu tak sengaja mata ku, seperti menangkap sesuatu benda yang sedang terbang dari arah luar jendela. karena dalam keadaan remang jadi aku tak bisa melihatnya dengan jelas, apa benda yang terbang tadi itu. lalu tak berapa lama kemudian, terdengar suara seperti orang yang sedang membuka lemari pakaian ku.

KRRIIEEETTTT...!!!

Mataku langsung mendelik dan membulat, perasaan takut dan juga was-was mulai menghampiri diriku ini. kini perlahan ada yang menyentuh pundak ku dari arah belakang, tangannya terasa beku dan dingin sedingin es.

Aku pun semakin merasa takut dan selau mengkhawatirkan istriku, apakah istriku itu di culik oleh makhluk halus?." batinku.

"Yah ngapain duduk dan ngelamun disini? nanti ayah bisa kesambet loh."ucap istriku sambil memegang pundak ku.

"Eh ternyata bunda." ucapku lega ternyata itu adalah tangan istriku.

Kenapa aku jadi parnoan kaya begini ya, cuma gara gara buang air kecil ditengah malam aja.

"Bunda kemana aja sich, dari tadi ayah cariin juga?"tanyaku antusias.

"Bunda itu tadi habis dari dapur yah, soalnya bunda haus banget. eh pas di dapur bunda kepengen banget minum es teh manis, jadi bunda harus ngehancurin es batu nya dulu.

"Terus pas bunda mau siap-siap balik lagi ke kamar. eh malah mati lampu, ya sudah bunda cari lilin dulu untuk di taruh dikamar rara dan di kamar kita ini." jawab istriku menjelaskan.

****

Seperti biasanya setelah sarapan aku langsung berangkat kerja, namun baru saja beberapa meter aku mengendarai mobilku. tiba-tiba saja aku melihat banyak warga yang sedang kumpul dan berkerumum di salah satu rumah warga. Ya, itu memang rumahnya buk nina, apa dia sedang melahirkan ya?."Gumamku.

Karena rasa penasaran dan penyakit kepo yang langsung memburu di diriku, aku pun langsung menghentikan laju mobil ku. lalu aku keluar dari dalam mobil ku dan berusaha menerobos kerumunan para warga di sana. lalu aku mulai bertanya kepada salah seorang warga yang kayanya sudah lama yang tinggal di kompleks ini, untuk mencari tahu tentang semuanya.

"Maaf pak, ini ada apa ya ko rame banget di rumahnya buk nina?"tanyaku kepada pak kurdi yang ternyata ketua RT di komplek sini.

"Itu bu nina meninggal mas radit."jawab pak kurdi singkat jelas dan padat.

"Apa! buk nina meningga dunial! loh perasaan, bukannya kemarin dia masih sehat-sehat aja. bahkan bu nina itu sempat mengobrol dengan kami sekeluarga, saat bertemu dijalan sepulang kami olahraga."kata ku tak percaya.

"Gak tau juga ya mas radit! kata banyak orang sih meninggalnya gak wajar gitu."bisik RT kurdi membuatku makin menjadi penasaran saja.

"Gak wajar gitu, kenapa ya pak?"tanyaku kembali sedikit lebih menyelidik.

"Itu lho mas radit. bu nina meninggalnya dalam keadaan ngangkang terus matanya melotot dan ada bekas ari-ari di ***********, tapi anehnya bayi nya sudah gak ada."tutur lirih pak RT kurdi.

"Lho, emangnya bayi nya buk nina kemana pak?"tanyaku lagi dengan nada pelan.

"Bayi nya hilang mas."jawab pak kurdi.

Mendengar pernyataan dari pak kurdi tadi, langsung membuat bulu kuduk ku perlahan mulai meremang dan bergidik ngeri.

"Kenapa ya bisa ada perbuatan sekeji itu di zaman sekarang ini."gumamku dalam hati.

Aku pun langsung meninggalkan kerumunan warga dan bergegas pergi ke kantor.

******

Bersambung.....

Hayo dong vote and like nya mana, komentar positif nya juga. bantu semangatin author dong dan tinggalkan jejaknya dengan hadiah dan koin gitu, supaya makin semangat nulisnya..😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!