Amy masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah lusuh. '' Mungkin kasur ini belum pernah di ganti semenjak ia berani tidur di kamar sendiri sewaktu masih SD'' Pikir Amy. Matanya memandang sekeliling kamarnya dan juga menatap langit-langit kamarnya yang tidak mengunakan plafon.
'' Tak ada yang berubuh dari kamarnya,meski kurang lebih tiga tahun setengah di tinggalkan,semua sama,bahkan lemari pakaiannya terlihat lebih usang,'' pikirnya.
Amynarti seorang gadis cantik,usianya belum genap 22 tahun,baru sampai di rumah setelah kembali dari kota XX,pulau seberang,menyelesaikan kuliah singkatnya yang hanya tiga tahun setengah. Perjalanan di pesawat selama satu jam lebih dan naik travel selama kurang lebih enam jam untuk sampai di desanya, membuat dirinya kelelahan dan berniat untuk tidur. Tapi bukannya tertidur malah sibuk dengan pikirannya yang memperhatikan kamarnya sendiri.
Kamar yang jarang di tempati,karena semenjak sekolah SMP sampai SMA Amy lebih sering tinggal di rumah paman dan bibinya. Paman dan Bibinya tidak punya anak,sehingga mereka sangat senang ketika Amy tinggal bersama mereka,apalagi rumah mereka dekat dengan sekolah.
Amy tau,mereka bukan keluarga kaya,Amy tak pernah mengeluh dengan keadaan keluarganya yang bisa dibilang sangat sederhana atau bahkan ada yang mengatakan mereka keluarga miskin. Bapak dan ibunya hanya buruh tani yang bekerja sebagai penyadap karet milik tetangganya. Penghasilan yang tidak tentu membuat keluarga mereka bisa dikatakan dengan katagori miskin di desanya.
Namun begitu ,orang tua Amy yaitu Pak Rahmat dan Bu Laila selalu memperhatikan anak satu-satunya, terutama masalah pendidikan.
Hal itulah yang membuat Amy selalu mendapat bea siswa pendidikan hingga menyelesaikan kuliahnya. Bea siswa yang Amy dapat dari perusahaan yang ada di kotanya,hanya diperuntukkan untuk mereka yang selalu mendapat juara 1 di kelasnya atau yang nilainya selalu tinggi jika di perkuliahan. Jika nilainya rendah otomatis bea siswa tersebut akan berhenti dan akan diberikan kepada orang lain. Itulah yang menyebahkan Amy sangat giat belajar dan melupakan kepentingannya yang lain.
Lelah berpikir,ahirnya Amy tertidur juga,tapi sebelum matanya benar-benar terpejam Amy berniat untuk merenovasi rumahnya jika sudah bekerja di perusahaan yang memberinya beasiswa tersebut. Perusahaan tersebut sudah memberitau Amy jika nanti setelah lulus kuliah maka akan bekerja di perusahaan mereka.
'' Semoga bisa terlakasana'' harap Amy.
Sore hari Amy terbangun dari tidurnya dan keluar kamar, berjalan menuju dapur karena sudah merasa lapar.Amy melihat ibunya sedang di dapur.
'' Sedang apa,bu?'' tanya Amy yang mulai duduk di kursi yang berdampingan dengan meja makan yang terbuat dari kayu.
'' Sudah bangun,nak?tanya bu Laila sambil tangannya sibuk memasukkan pisang goreng ke dalam tepung tanpa menjawab pertanyaan anaknya.
Amy hanya menganguk.
'' Ibu buatkan gorengan,makan dulu sana,kamu dari tadi belum makan.'' Amy mengangguk dan mengambil piring serta membuka tudung saji,bersiap untuk makan masakan ibunya yang sudah lama ia rindukan,apalagi ada sambal terasi membuat Amy semakin berselera.
'' Bapak belum pulang,Bu?''
'' Ia...belum,mungkin sebentar lagi,'' Bu Laila mengambil kayu bakar lalu menyusunya pada api yang belum menyala semuanya,hanya bara api yang terlihat,bu Laila mengambil bambu yang panjangnya sekitar 15 cm, yang digunakan untuk meniup bara api agar bisa menyala dan dapat digunakan untuk menggoreng.
Asap mulai menyelimuti dapur Bu Laila,
Uhuk.....uhuk......uhuk......Amy terbatuk batuk karena sempat terhirup asap yang memenuhi dapur mereka walau hanya sebentar,bagitu api menyala,asapnya berangsur hilang.
'' Kamu makan di luar dulu sana,biar ibu di dapur bikin gorengan,'' Bu Laila tau Amy batuk karena asap yang sempat memenuhi dapurnya.
'' Gak apa-apa Bu,sudah mendingan,'' Amy kembali menikmati makanannya.
ssssrrrrrrr
Suara adonan pisang yang sudah masuk kedalam minyak panas terdengar begitu jelas ditelinga mereka,karena sempat hening sejenak.
'' Biar nanti Amy belikan kompor gas,Bu.''
'' Gak usah Amy,kalau gasnya habis,ibu mau beli kemana?di sini yang jual gas jauh,mahal lagi. Lebih baik uangnya disimpan.''
'' Tapi kasian ibu,harus niup api dulu baru bisa masak.''
''Tak apa,ibu sudah biasa,''
Amy tak membantah,ia hanya diam dan melihat ibunya yang membolak balik pisang di penggorengan.
Dari luar terdengar seseorang membuka pintu. Bu Laila tau kalau itu suaminya yang datang.
'' Pak.....Pak.....sini,coba liat siapa yang datang?'' Panggil bu Laila pada suaminya dari arah dapur.
'' Memangnya siapa Bu?'' tanya Pak Rahmat berjalan mendekat ke dapur yang tidak telalu jauh,karena rumah mereka yang tidak luas,hanya ada dua kamar,satu ruang tamu dapur dan kamar mandi.
'' Pak....'' Amy yang duduk dikursinya berdiri mencium punggung tangan Bapaknya dan memeluk bapaknya sebentar.
Tentu saja Pak Rahmat terkejut,ia tidak menyangka anaknya sudah pulang, Hasan adiknya atau paman Amy hanya bercerita kalau anaknya sudah selesai di wisuda tapi tidak memberi tau kalau akan pulang.
'' Apa kuliahmu sudah selesai,nak?'' tanya Pak Rahmat.
'' Sudah...Pak....''
'' Syukurlah.....,Bapak kira empat atau lima tahun seperti katamu dulu,''
'' Alhamdulillah,Pak.Amy bisa menyelesaikannya lebih cepat.''
Hemmmm,terdengar suara dari Pak rahmat,ia mengambil gorengan yang sudah masak dan memasukkannya ke dalam mulut.
'' Bapak makan dulu?'' tanya istrinya.
'' Ia boleh....'' Mengambil piring dan memasukkan nasi ke dalam piring,mengambil lauk yang terhidang di meja makan.
'' Sambalnya mantap ini,Pak,'' Kata Amy menunjuk sambal terasi yang tadi sudah dicobanya.
Pak Rahmat mulai menikmati makanannya,sementara Amy mengambil gorengan yang ada di meja itu juga dan memasukkanya ke dalam mulut.
'' Oh,ia Bu. Oleh-oleh tadi sudah ibu kasihkan ke tetangga?''
'' Belum,setelah ini ibu akan mengantarkannya''
'' Tetangga kita di sebelah itu masih ngojek gak bu?'' tanya Amy lagi.
'' Pak,Dudung itu?''
'' Ia,Bu''
'' Masih,kenapa ?''
'' Besok rencananya Amy mau mengantarkan oleh-oleh untuk Paman dan Bibi,sekalian mau beli motor juga.''
'' Kamu mau beli motor?'' tanya Pak Rahmat yang sudah menyelesaikan makannya.
'' Ia,Pak.Susah kalau mau kemana-mana gak ada motor. Jadi besok biar naik ojek aja dulu dari sini.''
'' Apa kamu punya uang?motorkan mahal,Nak?'' kata Pak Rahmat lagi.
'' Ada sedikit,Pak. Lagian Amy belinya yang pakaian aja Pak. kalau baru sayang uangnya,mending Amy simpan buat merehap rumah ini.''
'' Kamu ingin merehap rumah ini juga?'' Kali ini Bu Laila yang bertanya,merasa terkejut karena merahap rumah perlu dana yang banyak.
'' Ia...Bu,tapi....tidak sekarang,Amy kerja dulu,gajihnya di tabung,kalau sudah banyak baru dibikinkan untuk rehap rumah.''
'' Nanti kalau Ibu ketemu Pak Dudung,kasih tau ya bu....Amy mau ke tempat Paman dan Bibi,naik ojek.
'' Ia nanti ibu sampaikan,'' Hening sejenak.
'' Amy mau mandi dulu,tar disambung lagi ngobrolnya,'' Seraya berdiri meninggalkan meja makan dan masuk ke kamar untuk mengambil handuk dan baju ganti,keluar lagi menuju kamar mandi yang letaknya di samping dapur. Tak perlu membayangkan kamar mandi dengan showernya apalagi ada air hangat dan dingin karena di kamar mandi tersebut hanya ada kran dan ember untuk menampung air.
Rasa dingin benar-benar terasa saat guyuran air menyentuh kulit Amy,sempat merinding juga,tapi tetap menyelesaikan aktivitas mandinya. Selesai mandi Amy kembali ke kamarnya,membereskan isi dalam koper untuk di masukkan ke dalam lemari,namun urung dilakukan karena teringat kalau akan melamar pekerjaan di kota. Jika lulus pasti ia akan mencari tempat kost di sana. '' Biarkan saja dulu dalam koper,'' bisik Amy melihat baju-bajunya yang tertata dalam koper.
Amy berjalan ke jendela,meletakkan ke dua tangannya di jendela lalu memandang perkebunan karet yang ada di belakang rumahnya.Sayangnya kebun karet itu bukan milik keluarganya. '' Semoga suatu saat aku bisa membelikan kebun untuk Bapak dan Ibu,'' do'a Amy.
Amy menutup jendela kamarnya karena sudah menjelang malam,apalagi nyamuk-nyamuk nakal mulai berkeliaran,menggigit siapa saja tanpa pandang bulu.
******
Subuh menjelang,Amy sudah bangun dari tidurnya dan keluar kamar. Melihat Bapaknya yang sudah siap untuk pergi ke kebun karet,biasanya Bapaknya berangkat sangat pagi,menjelang siang baru pulang dan pergi lagi setelah makan siang hingga sore hari.
'' Apa ibu ikut Bapak juga?''tanya Amy yang melihat Bu Laila sibuk di dapur.
'' Nanti saja Ibu menyusul,''
'' Oh.....''
Pukul 08.00 Amy sudah siap untuk berangakat ke tempat paman dan bibinya di kota. Celana levis,baju kaos longgar warna senada dan rambut yang diikat hanya sebagian menambah cantik wajahnya. Amy yang memiliki tubuh ideal tentu saja akan menarik lawan jenisnya,tapi sayangnya karena hanya fukos untuk belajar,Amy tidak pernah menghiraukan ungkapan perasaan yang memandangnya penuh cinta.
'' Bu,Amy pergi dulu,'' Pamit Amy sambil membawa kantong plastik berisi oleh-oleh untuk paman dan bibinya.
'' Ya....hati-hati,nak''
Amy mencium punggung tangan Bu Laila.
'' Ada yang ingin ibu beli?nanti Amy belikan''
'' Tidak ada Amy.''
'' Ya....sudah,Amy pergi dulu. Oh,ya....Pak Dudungnya sudah taukan bu?'' tanya Amy memastikan tukang ojek yang mengantarkannya ke rumah paman dan bibinya.
'' Ia....sudah...kemaren ibu beri tau sekalian ngantar oleh-oleh.''
'' Hemm....kalau gitu Amy pergi,Bu.''
Bu Laila mengangguk dan memandangi punggung putri kesayangannya hingga tak terlihat lagi.
Amy berjalan menuju rumah Pak Dudung yang tidak jauh dari rumahnya,sekitar dua buah rumah dari rumahnya.
'' Pak Dudung......'' sapa Amy begitu melihat Pak Dudung duduk di teras seperti menunggu dirinya. Sementara motor Pak Dudung sudah di halaman rumah Pak Dudung.Amy masih berdiri di pinggir jalan.
'' Sudah siap,Pak?''
'' Ia,sudah.Mau pergi sekarang?''
'' Ia....Pak,biar cepat sampai.''
Pak Dudung segera naik ke motornya menghidupkan mesinnya dan membawanya ke jalan mendekati Amy sambil menyerahkan helm. Amy menyerahkan bungkusan plastik kepada Pak Dudung.Amy duduk di belakang dibonceng Pak Dudung.
Dua jam Amy baru sampai di tempat paman dan bibinya,
'' Sepertinya paman tidak ada,Pak.'' kata Amy pada Pak Dudung dan turun dari motor tersebut.
'' Di cek dulu Amy,''
'' Ia,Pak''
Amy berjalan menuju rumah paman dan bibinya, '' Rumah paman baru di renovasi,'' gumam Amy,karena depannya sudah berubah beton,dulunya hanya dari kayu.
'' Paman.....bibi......'' panggil Amy beberapa kali,tapi tidak ada jawaban. Paman Hasan bekerja sebagai buruh bangunan semantara bibi Aluh bekerja di warung tetangga sebagai tukang masak.
Amy menggantung bungkusan oleh-oleh di gagang pintu dan kembali lagi berboncengan dengan Pak Dudung. Nanti ia akan kembali lagi ke rumah tersebut.
Amy berniat membeli motor bekas,sehingga mereka pergi ke tempat jual beli motor bekas.
'' Pak....ke alamat ini ya....'' pinta Amy seraya memperlihatkan alamat di ponselnya.
'' Baik,''
Motor kembali melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah Paman Hasan dan Bibi Aluh.
Sekitar lima belas menit mereka sudah sampai di tempat yan di tuju. Amy turun dari boncengan Pak Dudung.
'' Bapak,tunggu di sini dulu,saya cek dulu,Pak '' kata Amy dan meninggalkan Pak Dudung.
'' Ya....silahkan'' kata Pak Dudung sambil memarkirkan motornya ke pinggir jalan.
Amy berjalan masuk ke dalan toko tersebut,terlihat banyak motor bekas yang berjejer rapi. Seseorang laki-laki terlihat berjalan ke arah Amy.
'' Ada yang bisa kami bantu'' sapa orang itu ramah.
'' Kemaren saya sudah janji dengan pegawai di sini lewat hp untuk melihat motor yang ada di sini.''
'' Oh....tunggu sebentar ,silahkan sambil di lihat-lihat juga boleh'' kata orang tersebut sambil berjalan meninggalkan Amy. Amy berjalan melihat motor yang ada di sana. Berbagai merek motor ada di situ,tergantung pilihan hati dan yang penting tak menguras kantong,begitu pikir Amy.
'' Silahkan di pilih,siapa tau ada yang cocok.'' kata seorang perempuan yang sudah berada di belakang Amy.
Sedikit terkejut kemudian Amy membalikkan badan melihat orang yang ada di depannya.
'' Oh.....maaf membuat terkejut,'' kata perempuan itu lagi sambil sedikit membungkuk.
'' Loh....Lisa.....kamu Lisa kan? tanya Amy memastikan.
Yang di tanya malah terkejut dan memandang lekat ke arah Amy seakan mengingat sesuatu.
'' Amy.....ya.....?'' tanyanya lagi memastikan.
Amy mengangguk.
'' Amy....gak nyangka bisa ketemu kamu lagi,'' Ucap perempuan itu yang bernama Lisa,sahabat Amy waktu SMA.
'' Ia...betul'' keduanya berpelukan sesaat.'' kamu kerja di sini, Lisa?''
'' Ia ,betul.''
'' Berarti yang ku chat kemaren itu no kamu?''
'' Bukan,itu nomor toko ini. Kamu sudah selesai kuliah atau bagaimana? tanya Lisa yang masih memegang tangan Amy.
'' Sudah selesai,baru kemaren aku pulang''
'' Oh.....berarti kamu dapat undangan dong....dari Ardy?''
'' Ardy'' gumam Amy,ia ingat betul siapa orang tersebut,dia yang selalu menghiasi hari-harinya waktu di SMA.
'' Undangan apa?ulang tahun?tapi inikan belum ulang tahun Ardy,Lis.''
'' Eh.....bukan,di mau tunangan.....kali aja kamu di undang,kamu kan pacarnya dulu.'' kata Lisa yang mengira keduanya sudah putus pacaran semenjak Ardy pergi kuliah ke ke luar negeri.
'' Gak,tau aku,sudah lama juga lost kontak aku sama Ardy.''
'' Oh....gitu,aku kira kamu tau Amy.'' Lisa melihat Bosnya keluar dari toko,tidak enak dengan bosnya karena asik ngobrol,Lisa segera mengalihkan topik pembicaraan.''Ya...sudah,nanti kita lanjut ngobrolnya,gak enak sama bos,'' kata Lisa menunjuk dengan mulutnya ke arah laki-laki yang keluar dari toko. Ternyata laki-laki yang menyapa Amy saat datang tadi adalah bosnya Lisa atau pemilik toko tersebut.'' yg kemaren no wa kamu kan?tanya Lisa.
'' Ia,kamu telpon baliknya,''
'' Ok!''
'' Yuk,liat-liat motornya.'' ajak Lisa untuk melihat motor yang cocok dengan keinginan Amy.
Amy melihat lihat motor yang ada di sana sambil mendengarkan Lisa yang menyebutkan tahun keluaran dan jumlah nominal yang harus di bayar.
'' Sudah ada yang cocok kayaknya,'' pikir Amy.
'' Masih bisa nego kan Lisa,apa lagi sama temen....'' kata Amy merayu.
'' Ah....bisa diatur asal cocok'' kata Lisa lagi.
'' Kalau begitu,aku keluar sebentar ya Lisa,tadi aku ke sini sama ojek dan memintanya untuk menunggu di luar. Aku mau bayar dulu,kasian kalau kelamaan nunggu ''
'' Oh....ia,aku tunggu di sini,'' kata Lisa.
Amy meninggalkan Lisa dan keluar toko menemui Pak Dudung.
'' Maaf,Pak. Lama menunggu.'' kata Amy kepada Pak Dudung yang menunggunya sambil duduk di jok motor.
'' Tidak apa-apa Amy. Dapat motornya?''
'' Belum,Pak. Tapi sudah ada yang dilirik.''
'' Oh.....begitu''
'' Ia....tapi Pak Dudung tenang aja,kayaknya ada yang di bawa pulang nanti,''
'' Siiiippp'' kalau begitu,kata Pak Dudung sambil menggunakan ibu jarinya.
'' Berapa bayar ojeknya,Pak?''tanya Amy
'' 30 rb saja,''
Amy mengeluarkan uang di dompetnya dan memberikannya pada Pak Dudung.
'' Makasih ya Amy,nanti kalau perlu bantuan telpon saja,'' kata Pak Dudung,karena tadi Pak Dudung sudah memberikan nomor ponselnya.
'' Ia,Pak. Makasih ya...Pak,''
'' Sama-sama Amy''
Amy meninggalkan Pak Dudung yang juga akan melanjutkan mencari rezeki siapa tau ada penumpang yang membutuhkan jasanya.
Amy menemui Lisa dan memilih motor metik yang ingin dibeli,keluaran dua tahun yang lalu dengan warna merah maron.
Setelah semua surat menyurat beres Amy pamit pada Lisa.
'' Maksih ya....atas kunjungannya'' kata Lisa,'' kalau bosan sama motornya, bisa datang lagi nanti,banyak motor baru di sana,'' promosi Lisa sambil menunjuk motor baru yang masih belum ada pemiliknya.
'' Do'ain saja biar bisa ke sini lagi.'' Kata Amy sambil mencoba motornya'' untung aku dulu belajar naik motor sama kamu,kalau gak......''
'' ya.....kursus dulu......,'' sambung Lisa sambil tertawa.
Amy ikut tertawa,apalagi mengingat bagaimana dulu Lisa mengajarinya naik motor yang hampir menabrak pagar sekolah. Setelah bisa naik motor mereka gantian berboncengan,karena Amy tidak punya motor dan ikut dengan Lisa.
'' Ya....sudah,aku mau jalan-jalan dulu,keliling kota,''
'' Duh....senangnya.....'' goda Lisa.
ya....ia,lah...Lisa,ini pertama kalinya aku beli motor,apalagi pake uang sendiri. Mau ikut?''
'' Kapan-kapan....deh.....,masih jam kerja,''
'' Nanti kasih kabarnya kalau kamu gak kerja,aku ajak keliling,kemana pun kamu mau''
'' Ok.....ok.....Amy yang baik hati''
Amy meninggalkan Lisa dan berjanji akan bertemu kembali nanti kalau tidak sibuk.
Amy keliling kota terlebih dahulu membawa motor yang baru di belinya dengan senang hati. Tak lupa Amy mampir ke taman kota sebentar,memarkirkan motor diparkiran dan berjalan mengitari taman kota.di taman masih belum banyak orang karena masih siang. Amy sempat duduk di kursi panjang yang empat tahun setengah lalu pernah duduk bersama Ardy di sana. Senyum Amy terlihat samar'' mungkin kamu bukan jodohku,selamat ya....atas pertunangan kalian,'' bisik Amy.
puas berkeliling di taman kota dan Amy mampir ke rumah makan yang dulu pernah ia kunjungi bersama Ardy untuk mengisi perut yang mulai keroncongan.Amy memutuskan untuk pergi ke pasar terlebih dahulu sebelum pulang,ia ingin membelikan keperluan dapur untuk ibu dan bibi Aluh.
Sampai di pasar tradisional Amy masuk ke tempat parkiran meletakkan motor yang baru di belinya dan berjalan meninggalkan tempat parkir menuju toko yang menjual keperluan dapur.
'' Pasarnya sudah berubah''gumam Amy'' Bangunannya sudah permanen semua,lebih bersih dan teratur. Sudah lama aku tidak kemari,''katanya lagi dalam hati.
Sekitar satu jam berbelanja di pasar,Amy memutuskan untuk pulang. Ia kembali ke parkiran,meletakkan barang yang di beli di motornya dan membayar parkiran untuk melanjutkan pulang ke rumah Paman dan Bibinya terlebih dahulu.
**********
Ardy Hermawan pria tampan berusia 24 tahun yang sedang menyetir mobilnya melewati pasar tradisional terkejut dan hampir saja menabrak pengendara motor karena pengendara motor yang seorang perempuan tersebut keluar dan menyebrang jalan secara tiba-tiba. konsentrasinya kembali terganggu, apalagi sepintas Ardy mengingat wajah sang perempuan pengendara motor tersebut. dimana kaca helmnya terbuka dan postur tubuh orang tersebut sangat dikenalinya dan dicarinya.
'' Aku harus putar balik,aku yakin itu kamu My.''gerutu Ardy. Ardy mencari tempat yang lenggang untuk putar balik mobilnya, beberapa lama baru mobil Ardy dapat melakukan putar balik mengingat banyak kendaraan yang juga melewati jalan tersebut.
Ardy mencari keberadaan perempuan yang tadi di lihatnya,menambah kecepatan mobil agar tidak kehilangan jejak. Sementara ponselnya tidak bisa di ajak kompromi,entah sudah panggilan yang keberapa,yang jelas sudah membuat bising di dalam mobilnya. Ardy ingin mematikan nada di ponselnya,tapi Ia masih konsentrasi mencari sosok perempuan yang hampir di tabraknya yang menyebrang jalan seenaknya.
Tak lama Ardy melihat seorang perempuan yang dilihatnya tadi,Ardy mendahului motor tersebut,berhenti agak jauh dan berniat untuk menghentikan motornya.
Karena ponselya yang terus berbunyi Ardy mengambil dan mengakat telponnya sebentar.
'' kenapa baru diangkat.....kamu tau aku udah nunggu kamu dari tadi,awasnya kalau gak jadi,''suara seorang perempuan
'' Ia....ini di jalan,'' putus Ardy dari sambungan telepon.
Sementara orang yang ditunggu Ardi sudah melewati mobilnya saat masih mengangkat telepon,'' Ah.....'' kata Ardy seraya memukul setir karena gagal menghentikan motor tersebut.
Ardy berniat untuk mengikuti pengendara perempuan yang sudah melewati mobilnya,tapi urung dilakukan karena ponselnya kembali berbunyi.
Ardy mengambil ponselnya dan ingin mematikan nada suaranya. Saat melihat nama yang tertera di layar ponsel tersebut mau tidak mau Ardy mengangkatnya.
'' Hallo....Mah.....''
'' Kamu kemana aja,Sella menelpon mama,katanya kamu belum datang,padahal udah keluar dari tadi.''tanya Dyah ibu Ardy.
'' Ardy mampir ke toko dulu,Ma'' Ardy memberi penjelasan walau pun ia berbohong.
'' Oh....ya....sudah,tapi secepatnya jemput Sella.''
'' Ia,Ma,ini lagi di jalan''
'' Ok.....sampaikan salam mama pada Sella,''
'' Ia,Ma,'' Ardy menutup teleponnya.
Mau tidak mau, Ardy kembali melanjutkan perjalanannya ke rumah Sella,Ibu Dyah atau mamanya Ardy meminta Ardy untuk mengambil baju di butik langganan mereka. baju tersebut untuk acara pertunangan mereka yang akan dilangsungkan dua hari lagi.
'' Aku harus jujur pada Sella,'' bisik Ardy.
Ardy memarkirkan mobilnya di depan pagar sebuah rumah mewah yang letaknya di kawasan pemukiman elit. Ardy tidak berminat masuk ke dalam rumah,makanya memarkirkan mobil di luar pagar.
'' Pak,kasih tau Sella,saya menunggu di luar'' perintah Ardy pada satpam yang bertugas menjaga rumah tersebut.
'' Maaf,anda siapa?'' tanya satpam kembali. Ia memang belum mengenal Ardy calon suami nona muda di rumah besar itu.
'' Katakan saja seperti tadi,'' kata Ardy kembali. Satpam pun mengangguk dan menghubungi orang rumah.
Tak lama keluarlah seorang gadis bernama Sella,usianya juga sudah 24 tahun dengan berpakaian sangat seksi,belahan dada terlihat jelas dipadukan dengan roknya yang di atas lutut,jelaslah kalau perempuan tersebut ingin menampakkan kecantikannya pada lawan jenis.ia berjalan di halaman yang cukup luas dan menuju ke mobil Ardy. terlihat wajahnya yang sangat kesal mungkin karena harus berjalan cukup jauh di halaman.
'' Cape tau!'' ucapnya begitu masuk ke dalam mobil.
Ardy sebenarnya ingin tertawa namun ditahannya.'' Mau pergi gak?'' kata Ardy tanpa menanggapi kata-kata Sella.
'' Ya....ia...lah....aku sudah lama menunggu,'' kata Sella kembali dengan kesalnya.
Sella anak pertama dari Pak Bondan atau tuan besar,sebenarnya Sella mempunyai seorang Adik perempuan,tapi adiknya meninggal bersama ibu dan sopirnya ketika mobil yang mereka naiki mengalami kecelakaan dan langsung meledak di tempat kejadian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!