NovelToon NovelToon

Cinta Memaksaku Bertahan

CEO Playboy

Jakarta, 2020

Pukul 07.45 WIB

..............

"Aku berangkat ke kantor dulu ya."pamitnya seraya menyalami kedua orang tuanya di meja makan.

"Hati-hati ya. "

"Iya mah."

Rafael Prasetya, seorang CEO muda yang memiliki paras begitu tampan dan bentuk tubuh yang proporsional layaknya seorang model profesional. Ketampanan paripurna miliknya mampu membuatnya digilai banyak wanita sedari dulu saat sejak masih duduk di bangku kuliah hingga kini saat sudah menjadi seorang CEO. Playboy adalah sifat yang melekat dalam diri seorang Rafael. Memiliki orang tua yang juga seorang pengusaha sukses dan kaya raya yaitu Rudi Saloka Prasetya dan Merry Prasetya.

Baru beberapa langkah menjauh dari meja makan,tanpa menoleh langkah Rafael terhenti karna teriakan sang mama.

"Pulangnya jangan larut malam ya nak!"ucapnya dengan nada berteriak.

"Aduh pagi-pagi telinga gw udah senam kejut aja deh denger teriakan mama."Rafael bergumam.Liat nanti aja ya mah, Rafael gak janji.Rafael sayang mama sama papa."Berlalu melanjutkan langkahnya keluar rumah

"Astaga.Itu anak dari kecil sampai sekarang gak pernah berubah deh, masih saja menyebalkan! "gerutu sang mama akibat tingkah putranya pagi ini.

Merry Prasetya adalah istri dari Rudi Saloka Prasetya sekaligus ibu dari seorang CEO sukses yaitu Rafael Prasetya.Cerewet sekaligus wanita yang sangat mencintai uang dan amat sangat menyombongkan kekuatan bisnis keluarganya.Namun dibalik semua sifatnya ia adalah wanita yang begitu penyayang.

"Udahlah mah biarin aja! oh iya, setelah sarapan mama langsung bersiap ya! "timpal Rudi

"Ini masih terlalu pagi untuk ke kantor kan pah? apa ada meeting penting pagi ini?"

"Mama lupa ya pagi ini kita ada jadwal temu dengan Tuan Herman Brama Wijaya. Seorang pengusaha terkaya di negri ini mah."

"Astaga! aku sampai lupa dengan hal itu. Yasudah mama langsung ke kamar ya untuk bersiap."pamitnya seraya bangkit dari kursi dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

"Ckckkc.. padahal pertemuannya masih 2 jam lagi.Aku sengaja bicara seperti tadi agar dia bisa cepat bersiap.Karna wanita biasanya akan butuh lebih dari 1 jam hanya untuk make up dan memilih pakaian."

Rudi Saloka Prasetya adalah seorang pengusaha sekaligus rekan bisnis dari keluarga Wijaya.Sebagai pebisnis yang handal dan di segani Rudi memiliki sifat yang sedikit serakah terutama dengan uang.Namun tidak bisa di pungkiri bahwa Rudi adalah seorang pria yang bertanggung jawab sekaligus penyayang keluarga.

...........

Pukul 09.30 WIB

...Kediaman Keluarga Wijaya...

Criittt....Mercedes Benz E-Class E 400 AMG baru saja memasuki kediaman mewah nan megah milik Herman Brama Wijaya. Tampak beberapa pengawal dengan sigap membukakan gerbang sekaligus pintu mobil untuk tamu terhormat untuk tuan mereka. Ya, itu adalah mobil yang di kendarai oleh Rudi Saloka Prasetya dan istrinya Merry Prasetya. Mereka berdua sengaja diundang Tuan Herman hanya untuk membicarakan soal bisnis di tempat yang lebih santai terlepas dari suasana kantor.

Turun dari mobil dengan segala penyambutan yang terhormat.Berjalan menuju pintu utama kediaman Herman.

"Silakan masuk Tuan dan Nyonya Prasetya, Tuan Herman sudah menunggu di dalam. "sambut asisten Herman yang sudah tau bahwa akan ada tamu bisnis yang datang hari ini.

" Baiklah."ucap singkat Rudi sembari masuk bersama istrinya kerumah mewah milik rekan bisnisnya itu.

Asisten itu menuntun mereka menuju ruang tamu mewah bernuansa putih yang lengkap dengan empat pilar di setiap ujung sisi dari ruangannya.Sudah tampak seorang pria paruh baya yang tampak sudah menunggu kedatangan mereka.

"Silahkan, Tuan Herman sudah menunggu."mempersilahkan dengan sopan

"Terima kasih sudah memenuhi undangan bisnis saya untuk hari ini Tuan dan Nyonya Prasetya."ucap Herman dengan senyum yang terukir di bibirnya seraya mengulurkan tangan kanannya untuk sekedar bersalaman.

Herman Brama Wijaya adalah seorang pengusaha sukses sekaligus CEO terkaya di Indonesia dengan banyak saham baik didalam maupun Luar negri. Memiliki citra yang begitu diagungkan dan di segani oleh semua rekan bisnisnya termasuk keluarga Prasetya.

"Suatu kehormatan untuk kami berdua bisa di undang oleh seorang CEO sukses seperti anda Tuan Herman."sahut Rudi di iringi senyum seraya membalas uluran tangan dan diikuti penuh oleh sang istri.

"Jangan terlalu formal begitu tuan, silahkan duduk dan kita akan mulai pembahasan bisnis kita hari ini."

Duduk dan mulai membahas tentang proyek besar kedua perusahaan mereka yang akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan Luar Negri lainnya.

Beberapa saat, beberapa asisten dapur tampak berjalan mendekati mereka dengan meja dorong yang berisi beberapa minuman dan makanan ringan.

"Maaf menggangu tuan, ini minuman dan makanan ringannya "

Meletakan nampan berwarna putih dengan aksen emas di atasnya. Berisi cangkir minuman dan piring berisi makanan ringan sudah tersedia di atas meja.

"Kalian bisa kembali ke posisi."Titah Herman

Mengangguk tanda mengerti akan titah dari tuannya, beberapa asisten itupun kembali kedapur untuk melanjutkan tugas mereka masing-masing.

Setelah kurang lebih satu jam perbincangan bisnis merekapun telah usai. Membereskan beberapa map dan mulai berbincang santai selepas dari urusan bisnis.

"Upss.. sepertinya aku tiba disaat yang salah."gumamnya yang baru saja tiba dan disuguhkan dengan pemandangan bisnis di ruang tamu.

Rambut hitam pendek sebahu yang di biarkan tergerai.Memiliki kulit putih dan mulus, dengan bentuk tubuh yang ideal.Sempurna itulah yang terlintas saat melihat perawakan dari seorang gadis cantik bernama Mia Oktarani Wijaya putri semata wayang Herman Brama Wijaya.

Herman yang tidak sengaja melihat kearah pintu utama tersenyum kearah putrinya yang baru saja tiba di rumah. Mia yang mengerti arti tatapan memanggil dari sang papa segera melangkah mendekat.

"Maaf."Apa aku mengganggu kalian? "tanyanya dengan nada sedikit gugup

"Tidak sayang.Oh iya, perkenalkan ini rekan bisnis papa Tuan Rudi dan istrinya"

Mia tersenyum kearah pasangan suami istri itu. Begitupun dengan Rudi dan Merry yang membalas dengan senyuman juga ke arah Mia.

"Putrimu sangat cantik Tuan Herman."puji Merry

"Terima kasih tante."ucap Mia seraya tersenyum manis

Mia berjalan pelan mendekati sang papa dan duduk tepat di sebelah kanannya.

"Oh iya, yang saya tau jika kalian juga memiliki putra yang sudah beranjak dewasa saat ini."tanya Herman menimpali seraya menyelidik

"Iya.Kami memiliki seorang putra bernama Rafael Prasetya.Rafael sudah lulus kuliah dua tahun silam dan saat ini ia sudah menjadi seorang CEO di salah satu perusahaan kami."jelas Merry

"Apa?Rafael Prasetya? "pekik Mia dengan suara sedikit meninggi sekaligus membuat semua pandangan mata seketika menatapnya bingung.

"Apa kamu mengenalnya nak? "selidik Herman menatap putrinya bingung

"Nama itu sama persis dengan nama senior aku dulu saat di Kampus Bunga Bangsa pah. "

"Benar sekali, Rafael memang lulusan dari kampus itu ."sambung Rudi mengiyakan ucapan Mia

"Jadi kalian sudah saling mengenal sebelumnya? "tanya Merry menimpali

"Tidak tante, mungkin hanya aku yang mengenal Kak Rafael namun tidak sebaliknya.Dia begitu di kenal di kalangan mahasiswi karna itu aku bisa tau namanya tanpa pernah mengenalnya lebih jauh.Dia salah satu senior yang cerdas dan tampan saat di kampus, jadi dia selalu jadi perbincangan diantara banyak mahasiswi."sambung Mia

"Dia memang cukup pintar dalam pelajaran namun begitulah dia sangat senang bisa dianggap tampan oleh para wanita. Namun akan sangat menyenangkan jika kalian bisa saling mengenal satu sama lain sebelumnya."

Mia yang mendengarnya hanya tersenyum malu sambil sesekali melihat kearah papa nya.

"Seandainya apa yang tante katakan itu benar, aku akan sangat bahagia karna Kak Rafael adalah pria idaman aku sampai dengan saat ini."gumam Mia dalam hatinya

...Bersambung......

...Jangan lupa untuk selalu dukung Author ya gengs 😇 caranya like, komen, dan vote di setiap episode....

...Terima kasih....

Ada apa ini?

Mia terlihat diam memikirkan sesuatu. Pikirannya kini mulai terisi dengan bayangan wajah tampan Rafael. Seketika Mia tersadar dari lamunannya karna mendengar suara Rudi yang ingin berpamitam untuk pulang.

" Sekali lagi terima kasih untuk undangan dan jamuannya Tuan Herman, kami pamit untuk pulang dulu." pamit Rudi seraya beranjak dari duduknya dan diikuti oleh sang istri.

"Kenapa gw jadi kangen Kak Rafael ya? "batin Mia bertanya dengan tatapan memperhatikan kedua orang tua Rafael.

" Terima kasih kembali untuk kedatangannya Tuan Rudi, semoga kerja sama kita bisa berjalan lancar."harap Herman seraya menyalami suami istri itu.

" Sampai ketemu lagi Mia sayang, semoga lain kali kita bisa bertemu ya."Sambung Merry yang tersenyum manis kearah Mia.

Entah ada apa ini?mengapa dia begitu cepat akrab dengan memanggil Mia dengan panggilan sayang. Bahkan mereka baru saling mengenal beberapa waktu yang lalu.

"Iya tante."jawab Mia seraya menyalamai kedua orang tua Rafael.

" Sepertinya kita bisa atur jadwal untuk bertemu lagi lain waktu.Mungkin untuk makan malam keluarga?" tanya Herman

"Sepertinya itu ide yang bagus tuan, lain waktu kami akan ajak Rafael juga."ucap Rudi seraya mengukir senyuman di bibirnya.

" Baiklah kalau begitu. "

"Apa ini kebetulan? Om Rudi seakan tau jika aku merindukan Kak Rafael. "batin Mia kembali bergumam

" Kalau begitu kami permisi dulu." pamit Rudi diikuti senyuman manis oleh istrinya.

"Silahkan, saya akan antarkan kedepan. "

"Baiklah, terima kasih sebelumnya. "

"Jangan sungkan begitu, mungkin dari sekedar rekan bisnis lain waktu kita bisa menjadi keluarga. "ucap Herman seraya berjalan beriringan dengan suami istri itu.

Rudi dan istrinya terlihat menoreh senyum di wajahnya. Berbeda dengan Mia yang saat ini sedang merasakan getaran aneh dalam dirinya.

"Maksud papa bilang seperti itu apa ya? aduh kok aku jadi penasaran begini ya. "gusar Mia mengacak rambutnya sendiri.

Kini Tuan dan Ny. Prasetya sudah meninggalkan kediaman Tuan Herman.

Setelah mengantarkan pasangan suami istri itu kedepan pintu utama, Tuan Herman kembali keruang tamu untuk berbincang dengan putrinya yang sedari tadi terlihat seperti memikirkan sesuatu.

" Sayang papa mau tanya deh" ucapnya seraya duduk disisi kiri putrinya.

"Tanya soal apa pah?"

Sifat kepo Herman mulai terlihat kepermukaan saat setelah putrinya terlihat semakin memikirkan sesuatu.

"Kamu udah lama kenal sama anaknya Om Rudi?"tanyanya menyelidik

"Enggak sih pah, aku kenal dia hanya sekedar antara senior dan junior aja pah.Tapi karna dia cukup terkenal di kalangan para mahasiswi jadi aku cukup tau tentang sifat playboy dia yang selalu tebar pesona saat di kampus. "

"Oh ya? berarti dia itu pria yang cukup tampan dong ya? "

"Iya pasti tampan dong pah! masa laki-laki aku bilang cantik! "kesal Mia."Karna dia tampan jadi dia selalu tebar pesona ke para mahasiswi di kampus."sambungnya

" Masa sih suka tebar pesona? terus kamu kepincut gak sama pesonanya Rafael?"bertanya seolah berniat untuk terus menggoda putri kesayangannya itu.

"Siapa yang gak akan kepincut dengan pesona dia pah! pria tampan dan juga cerdas, dia adalah idaman semua kaum hawa saat di kampus. Bisa dibilang kalau dia adalah pria idaman aku "jelas Mia panjang lebar

Menutup mulutnya cepat, saat tau jika ia terlalu banyak bicara tentang Rafael dan juga tentang perasaannya.

" Wah, berarti anak papah yang cantik ini suka juga dong sama Rafael? " goda Herman seraya mencubit gemas pipi anak gadisnya itu.

" Emmm.. enngg.. enggak ih pah, siapa bilang aku suka sama Kak Rafael? papa nih hobi banget ngegodain anaknya!" gelagap Mia malu sambil bangkit dari duduknya berlari kecil meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya.

"Kenapa harus malu begitu sih nak? papa juga seneng kalo ada pria yang bisa jagain kamu setelah papa nak."ucapnya pelan seraya menatap punggung anaknya yang semakin menjauh.

Kediaman Keluarga Prasetya

Pukul 17.30

Terlihat dua sejoli yang masih tampak mesra meski sudah memiliki anak yang sudah dewasa. Bersantai di kolam renang mewah tepat di kediamannya Rudi dan Merry tampak bahagia dengan pertemuan mereka tadi dengan Herman dan putrinya Mia.

"Mah..? "panggil Rudi mulai membuka suara.

Merry yang terlihat sedang membaca majalah fashion favoritnya hanya berdehem dengan panggilam sang suami.

"Hemm.. "

"Suaminya manggil kok di cuekin sih mah. "protes Rudi

"Punya suami kok bawel banget sih yaampun."batin Merry mulai kesal

Merry menghela napas kasar. Meletakkan majalah yang di pegangnya tadi seraya menatap malas kearah sang suami yang berada tepat di sampingnya.

"Ada apa pah? "

"Sepertinya kita harus bisa membuat Rafael dekat dengan Mia deh."ucap Rudi

Seketika raut wajah Merry berubah sumringah mendengar ucapan dari suaminya tadi.

"Iya benar pah, aku bisa pastikan saat putra kita bisa dekat dengan Mia otomatis kerja sama kita dengan Tuan Herman bisa makin berkembang pesat."timpalnya cepat

"Saat tadi dia terlihat sangat kesal, tapi sekarang dia malah terlihat sangat bersemangat. Wanita memang sulit di mengerti. "batin Rudi bergumam

Tidak heran jika impian mereka menikahkan putranya hanya dasar untuk kemajuan bisnis semata. Obsesi tentang uang adalah alasannya. Kini prioritas utama mereka adalah uang dan kekuasaan.

Disisi lain terlihat mobil mewah memasuki halaman kediaman Prasetya. Ya itu adalah mobil milik Rafael yang baru saja tiba di rumah.Rafael memasuki rumah seraya mengedarkan pandangannya kesegala arah.Ya,dia mencari keberadaan kedua orang tuanya.

"Mah? pah? Rafael pulang. "teriak Rafael seraya menyusuri setiap sudut rumah.Langkahnya terhenti tepat di kaca menghadap kolam renang."Ternyata mama sama papa lagi santai disini toh! aku dari tadi teriak-teriak eh taunya lagi berduaan sambil pacaran disini"gerutunya seraya mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Baru sampai tuh ucapin salam dulu kek! ini malah teriak menggerutu gak jelas! "omel Rudi ke putra tunggalnya itu.

Rafael hanya cengengesan seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

" Itu kan kebiasaan kamu nak, teriak-teriak kaya dihutan!" timpal Merry yang terkekeh melihat tingkah anaknya yang masih belum berubah sedari kecil.

"Emangnya aku tarzan."protesnya tak terima dengan ucapan mamanya tadi

Merry tertawa geli melihat raut wajah kesal putrnya.

" Iya dong papa sama mama aja udah tua gini masih pacaran romantis, kamu udah ganteng dan kaya raya punya pacar aja enggak."ledek Rudi yang berhasil membuat putranya membulatkan matanya sempurna.

" Ye papa nih hobinya ngehina anaknya terus deh.Aku bukannya gak punya pacar pah,aku hanya sedang bingung aja pilih siapa wanita yang mau aku kenalin." menyombongkan ketampanannya

" Daripada kamu bicara omong kosong, lebih baik kamu kenalan sama anaknya rekan bisnis papa. Anaknya cantik dan junior kamu juga dulu pas di kampus." ucap Rudi mulai membahas topik pembicaraan keranah yang lebih serius

" Siapa pah? " tanya Rafael penasaran setelah mendengar kata 'cantik'.

Ya, memang sedari dulu Rafael sangat tertarik dengan wanita hanya dengan melihat fisiknya yang sempurna.Itu yang menjadi alasan Rafael selalu dianggap playboy yang di gilai para wanita cantik di sekitarnya.

" Namanya Mia Prasetya, anak dari pengusaha terkaya di negri ini yaitu Herman Brama Wijaya." jelas Rudi panjang lebar.

" Mia itu anaknya cantik loh nak, dan sepertinya dia juga kenal sama kamu tapi ya karna tingkah alay kamu yang suka tebar pesona ke banyak perempuan di kampus jadi dia gak mau coba kenalan sama kamu."sambung Merry

"Sebelum aku tebar pesona mereka udah kegoda duluan loh mah."celetuk Rafael cepat. "Lagipula junior aku di kampus dulu kan banyak jadi aku gak kenal tuh sama Mia."

" Pltakkkk... sombong dan alaynya dikurangin dikit dong nak mama mules dengernya."Kesal Merry sambil menoyor pelan kepala anaknya.

" Ih mana nih ya sering banget jitak kepala Rafael! emangnya kepala aku itu gendang dangdutan? nanti kalo keseringan dijitak ketampanan paripurna seorang Rafael Prasetya bisa berkurang mah."ketusnya seraya memegangi kepalanya

"Udah jangan berisik! jadi gimana kamu mau dikenalin sama Mia atau enggak? "tanya Rudi memastikan.

" Ya aku mau pah! menambah relasi wanita cantik itu perlu kan pah."jawab Rafael diiringi senyum khas miliknya

" Kalo gitu, lain waktu kamu harus ikut pas mama dan papa ketemu lagi sama Om Herman biar sekalian bisa kenalan sama Mia."saran Merry

" Siap laksanakan."jawab Rafael lantang seraya meletakan jarinya di pelipis layaknya hormat bendera.

" Oh iya, masing sore begini tumben kamu udah pulang?."tanya Rudi membahas topik lain karna heran biasanya sehabis pulang kantor Rafael akan nongkrong bersama teman-temannya dan pulang larut malam.

"Aku lagi males nongkrong pah, lagi mau istirahat dulu dirumah sambil bopan."jawab Rafael santai

" Bopan?apaan tuh nak?."tanya Merry penasaran sekaligus bingung mendengar kata yang baru pertama kali dia dengar.

" Bopan itu bobo tampan Mama ku sayang." jawabnya seraya mengecup pipi kanan sang mama dan berhambur berlari kecil ke kamarnya layaknya anak kecil.

" Astaga mah, kamu dulu tuh ngidam apa sih? punya anak kok alay tingkat gedung sate begitu."goda Rudi ke istrinya yang masih terkekeh melihat tingkah putranya itu.

" Like Father like Son.Bapaknya tusuk sate ya anaknya gedung sate."celetuk Merry yang berhasil membuat suaminya itu cengo dengan mata yang terbelalak.

"Untung istri gw, coba istri tetangga udah gw jadiin gerobak sate!"gerutu Rudi bergumam dalam hatinya.

Malam harinya

Kediaman Keluarga Wijaya

Terlihat Bi Minah yang saat ini sudah berada di ambang pintu kamar Mia seraya membuka handle pintu kamar Mia.

Ceklek.. pintu terbuka dengan perlahan.

" Maaf Non Mia, bibi diminta tuan untuk memanggil Non Mia untuk makan malam bersama tuan besar sekarang. "

" Iya bi, bentar lagi aku turun ya."ucap Mia singkat karna masih berkutat dengan barang belanjaannya tadi siang.

"Yasudah, iya non."meninggalkam Mia dan menutup kembali pintu kamar perlahan.

Mendengar jawaban dari Mia, Bi Minah berjalan keluar meninggalkan kamar dan menuruni tangga kembali ke meja makan.

" Gimana bi, Mia udah mau turun? "

"Iya Tuan, Nona Mia bilang akan turun untuk makan sebentar lagi."

"Baiklah, kamu boleh kembali kedapur."

"Baik tuan."

" Lanjut besok aja deh nyobainnya, kasian papa udah nungguin buat makan."ucap Mia sembari memasukkan barang belanjaannya ke paperbag kemudian keluar kamar menuju ruang makan.

" Hai sayang kita makan dulu yuk, papa kangen bisa makan bareng anak papa yang cantik ini." girang Herman yang melihat Mia sudah keluar dari kamar dan berjalan menuruni tangga mendekati meja makan.

Meja makan

" Iya pah, makanya papa jangan terlalu sibuk di kantor jadi kita bisa makan bareng terus." ucap Mia menjawab sambil mengambil makanannya tanpa duduk terlebih dahulu.

" Sayang kamu makannya dikit banget sih, kucing tetangga aja makan lebih banyak dari kamu."protes Herman yang kaget melihat porsi makan anaknya yang sangat sedikit.

"Ih papa!masa anak sendiri di samain sama kucing tetangga sih! " ucap Mia kesal.

" Ya lagian makan nya dikit banget.Nanti kalo ada angin kamu ketiup terus nyangkut di pohon jengkol kan ribet sayang."sambungnya meledek sang putri.

" Emangnya Mia layangan seribuan apa pah! diterbangin angin dikit langsung nyangkut." timpal Mia yang kesal mendengar ucapan ngasal papanya.

"Ya gak seribuan juga sih, tapi ya makannya di tambah dong sayang biar kamu badannya sehat dan fit."

"Iya pah iya."pasrahnya seraya menambah porsi sayuran dipiringnya."

...Bersambung...

...Jangan lupa untuk selalu dukung Author ya gengs 😇 caranya like, komen, dan vote di setiap episode....

...Terima kasih....

Bab 3

Selesai makan

Menyeka kedua sisi bibirnya dengan serbet sutra berwarna merah maroon. "Oh iya pah, Om Rudi sama Tante Merry kapan datang lagi kerumah kita? "

Herman sedikit terkejut dengan pertanyaan dari putrinya."Tumben banget kamu bertanya tentang rekan bisnis papa? biasanya kamu selalu bersikap biasa saja."goda Herman yang sudah tau apa yang kini dipikirkan putrinya.

"Ih papa nih ya, kebiasaan deh ngeledekin aku terus!"ucap Mia membela diri. "Tapi emang agak aneh sih,biasanya gw gak terlalu mau ikut campur dengan siapapun yang menjadi relasi bisnis papa.Apa karna mereka orang tua dari Kak Rafael ya? "batin Mia.

Herman hanya tersenyum menanggapi setiap penuturan dari putri tunggalnya itu. "Oh iya minggu depan papa mau mengundang keluarga Om Rudi untuk makan malam di salah satu restoran,kamu mau ikut kan? sekalian ketemu lagi sama Rafael."Sambung Herman menanyai putrinya yang kini menjadi salah tingkah memainkan serbet ditangannya.

" Emm... emng Kak Rafael bakal ikut ya pah?" tanya Mia ragu

" Seperti yang di bilang Tante Mery tadi kalo mereka bakal ngajak Rafael juga, jadi pasti Rafael akan ikut berserta kedua orang tuanya "

"Hemm... yaudah deh Mia ikut nemenin papa"

...Kediaman Keluarga Prasetya...

Kamar Rafael

Berbaring santai diranjangnya seraya menatap layar ponselnya. "Mia Wijaya? gw gk pernah denger tuh nama, padahal kata papa dia anak pengusaha terkaya dinegri ini.Tapi masa gw gk kenal sama sekali sih. "

" Tapi kata mama dia cantik, semoga aja deh siapa tau bisa jadi gebetan baru gw kan enak pasti punya pacar anak pengusaha terkaya di negri ini " sambung Rafael senang dan kemudian tertidur dengan khayalan indahnya.

...Kediaman Keluarga Wijaya...

Meja makan

"Sayang, papa ke kamar dulu ya! besok pagi ada meeting penting, jadi papa harus berangkat ke kantor lebih awal. "pamit Herman bangkit dari kursinya, mencium sekilas kening putrinya lembut dan berlalu menuju kamarnya untuk istirahat.

Mia hanya tersenyum bahagia dengan perlakuan sang papa yang selalu memberikannya kasih sayang yang terasa sangat sempurna. "Seandainya mama masih ada, keluarga ini akan terasa sangat sempurna."ucap Mia pelan menatap punggung sang papa yang semakin menjauh dari pandangannya.

"Lebih baik sekarang aku juga istirahat deh, lumayan cape juga shopping seharian"meninggalkan meja makan,menaiki tangga menuju kamarnya.

Kamar Mia

Menjatuhkan tubuhnya sembarang di ranjang empuknya. "Semoga kita bisa ketemu lagi ya kak, setelah sekian lama setelah lulus kuliah aku gak pernah liat Kak Rafael lagi"ucap Mia mulai memejamkan mata .

Seminggu kemudian, waktu makan malam antara keluarga Wijaya dan Prasetya sudah tiba. Dimana waktu yang diharapkan untuk mempertemukan Rafael dan juga Mia setelah sekian lama.

...............

Terlihat satu wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik dan anggun dengan setelan jas kantor berwarna maroon miliknya. Disampingnya kini sudah berdiri dua pria yang juga terlihat gagah dan tampan dengan setrlan jas berwarna biru tua.

Ya,kedua pria itu adalah Rafael dan Rudi Prasetya yang sudah siap untuk berangkat ke kantor.

" Nak inget pesan mama tadi kan, nanti malem kita bakal ketemu sama Om Herman dan putrinya Mia, jadi tolong jangan pulang terlalu sore ya. "pinta Merry lembut

"Dengerin apa yang mama kamu bilang! pulang kantor lebih baik langsung pulang jadi kamu sampai di rumah tidak terlalu sore. "timpal Rudi menirukan gaya bicara dari istrinya.

Rafael hanya mengukir senyum manis di kedua sisi bibirnya. "Iya pah mah, aku denger kok hari ini aku pulang lebih awal dari biasanya. "berpamitan seraya mencium punggung tangan papa dan mamanya.Berlalu pergi menggunakan mobil mewahnya menuju kantor.

"Awas aja tuh anak kalau sampe terlambat pulang! gw masukin kedalam perut lagi biar tau rasa. "batin Merry yang masih bimbang dengan tingkah putranya yang terlihat sangat tidak bisa diajak untuk bicara serius.

" Yaudah ayo mah, kita juga harus ke kantor hari ini papa ada meeting jadi jangan sampe terlambat ." ucapnya berjalan keluar dari pintu utama rumahnya sambil memasuki mobil mewahnya diikuti oleh istrinya.

...Kediaman Keluarga Wijaya...

Mia yang baru saja bangun dari tidurnya berjalan keluar kamar. Beralih menuju ruang makan. "Bi, papah udah kekantor ya? ." tanya Mia kepada Bi Minah yang tengah sibuk menyendokan nasi goreng untuk Mia.

"Iya non, tuan tadi berangkatnya pagi katanya ada meeting penting"

"Hemm.. oh iya bi! tolong siapkan beberapa orang untuk mempersiapkan aku penampilan aku untuk acara makan malam hari ini bersama relasi bisnis papa ya."pinta Mia seraya menyendok nasi goreng kemulutnya.

"Siap laksanakan nona muda! "

" Makasih bi.. "ujar Mia melanjutkan sarapannya.

..............

Sore Harinya

Bi Minah terlihat memasuki kamar mewah milik Mia."Non..stylish dan para jajarannya udah dateng, bibi suruh langsung ke Walk In Closet aja?"

"Iya bi! aku akan susul mereka lima menit lagi ya! "sahut Mia

"Baik non."berjalan keluar kamar,melaksanakan semua yang di titahkan Mia kepadanya.

...Walk In closet Mia Wijaya...

Mia terlihat memasuki walk in closet pribadinya. Terlihat sudah ada beberapa orang kepercayaannya dalam bidang fashion dan sejenisnya.

"Selamat sore Nona, untuk acara apa anda memanggil kami semua? " tanya hair staylis Mia

"Pertanyaan konyol! gak mungkin gw minta mereka datang kesini untuk fashion show kan!"batin Mia kesal.

" Malam ini aku harus nemenin papa untuk dinner sama rekan bisnisnya.Tolong beri look yang santai tapi tetap sopan dan berkelas ya! "ucap Mia memberi perintah.

"Baiklah kalau begitu nona akan kami dandani dengan sangat cantik"

"Satu hal lagi! natural look saja, karna aku tidak ingin direpotkan dengan aktifitas menghapus make up setelahnya! "

" Siap laksanakan Nona Mia Wijaya" ucap mereka serentak

..............

Terlihat dua orang pria berjalan melewati pintu utama. Ya, itu adalah Herman dan salah seorang stylish pribadinya.

Melihat tuannya sudah pulang.Beberapa asisten menghampiri Herman.

"Apa tuan putriku sudah bersiap? "

"Nona Mia sedang bersiap dengan oara stylish tuan. "

"Baiklah, jika dia sudah selesai merias diri tolong minta dia untuk menunggu di ruang tamu! karna saya juga akan bersiap ."titah Herman

"Siap laksanakan tuan."

...Kediaman Keluarga Prasetya...

Merry terlihat kesal dengan tingkah suaminya yang terus saja mondar mandir di depannya seraya bersedekap dada.

"Mah stylish langganan keluarga kita kok belum dateng ya?"

" Papa nih ya lebih heboh dari mama deh kalo mau pergi kemana-mana, sabar aja sih nanti juga dateng! mandi aja dulu sana biar gak berasa nunggunya."timpal Merry

" Harus dong mah, istri aku cantik kaya bidadari anak gantengnya udah luber masa aku tampil biasa aja kan gak seru."

" Hemmmm..biar gak disangka supir ya pah? " ucap ngasal Merry seraya tertawa kecil meledek suaminya .

" Ledek aja trus! papa mah apa atuh hanya serpihan berlian."timpalnya kesal

" Uuuunncchhh..tayang tayang mama kan cuma bercanda pah." mencolek dagu suaminya yang sudah terlihat cemberut

Di lantai dasar terlihat Rafael memasuki kediaman orang tuanya dengan wajah yang sumringah. Tentunya karna dia bisa menepati perkataannya untuk pulang lebih awal.

" Aku pulang.."teriak Rafael sampai terdengar ke seluruh penjuru rumah.

Merry yang berada di kamarnya terusik dengan teriakan cempreng dari putra tunggalnya itu. "Astaga, kalau setiap hari denger suara cempreng begini kerutan diwajah gw makin nambah deh pasti. "ucap Merry seraya bangkit membuka handle pintu kamar dan berjalan keluar kamar.

"Berisik nak! bisa diem gak? atau mau mama lempar pakai sandal! "ancam Merry dengan tangan kiri yang sudah memegang sebelah dari sandalnya.

Mendengar keributan yang di buat oleh putra dan istrinya. Rudi memutuskan untuk keluar kamar untuk menengahi .

Rafael bergedik ngeri menatap ibunya yang terlihat seperti singa yang siap menerkan mangsanya. Menaiki tangga dan mendekati sang mama.

"Maaf ya ma, tapi suara mama lebih cempreng loh dari aku. "belanya menahan tawa

" Untung anaknya yang protes coba tadi aku yang protes pasti di suruh tidur di sofa." sambung Herman yang berhasil mendapat tatapan tajam dari istrinya

" Udah ah mama malas debat! mendingan kamu mandi nak sambil nunggu stylish kita masing-masing."

" Harus banget ya mah pake stylish segala? kita kan cuma mau dinner bukan mau kondangan." tanya Rafael malas

" Harus dong! yang kita ajak dinner itu pengusaha terkaya masa tampilan kita biasa aja, apa kata dunia kalo begitu. "timpal Rudi dengan gaya alay andalannya.

" Udah mending mandi sana, dengerin papa ngomong gak bakal kelar sampai besok pagi!" timpal Mery meledek suaminya yang selalu ingin tampil sempurna dan tampan.

Terlihat asisten rumah Rafael menaiki tangga.Berjalan mendekati ketiganya.

" Maaf tuan, stylish keluarga Prasetya sudah datang."ucapnya sopan

"Suruh langsung ke Walk In Closet kita masing-masing aja bi."titah Rudi

"Baik tuan."

...Kediaman Keluarga Wijaya...

" Bi papah udah pulang? " tanya Mia pada asisten rumahnya seraya menurunin anak tangga.

"Sudah non, lagi siap-siap di kamar sama stylish nya.Oh iya, tadi kata tuan kalo non Mia sudah selesai dandan di suruh tunggu di ruang tamu."

"Oh oke deh bi. "

Berjalan menuju ruang tamu. Beberapa menit menunggu di ruang tamu.

Mia takjub melihat papa nya terlihat sangat keren sekaligus tampan dengan setelan jas yang senada dengan gaun yang ia kenakan. "Waw.. papa ganteng banget. "

" Putri papa juga cantik pake banget malah. Oh iya berapa hari dandannya nak?"godanya

" Ih papa nih ya, gak seneng kayanya kalo sehari aja gak ngeledek aku."

" Becanda sayang, kamu cantik banget kok layaknya tuan putri."

" Yaudah yuk pah, mending kita berangkat takutnya hujan."ajak Mia bersemangat

"Emang kalo hujan kenapa? kita kan naik mobil bukannya jalan kaki nak."

"Aduh, kenapa gw jadi bertingkah konyol begini sih? ".Tidak menjawab pertanyaan dari papanya.

" Bilang aja udah gak sabar ketemu Rafael, iya kan? "tanyanya mencoba menggoda putrinya.

" Iya, emmm.. maksud Mia kan gak enak kalo kita terlambat pah."ucapnya gugup dan salah tingkah

" Ok baiklah ayo berangkat tuan putri papa yang paling cantik."menggandeng tangan putrinya menuju mobil

" Silahkan masuk tuan..nona.. " ucap supir sambil membuka pintu mobil untuk tuan dan putrinya tuannya itu.

Bremm... mobil BMW i8 yang ditumpangi Mia dan papanya siap melaju kesalah satu restoran mewah di Ja*arta.

...Kediaman Keluarga Prasetya...

" Mah... pah ayo berangkat aku udah selesai nih." ucap Rafael yang lagi-lagi berteriak sambil menuruni tangga menuju ruang tamu menunggu orang tuanya.

" Bisa gak sih nak tuh suara dikurangin dikit volumenya, mama tiap hari denger kamu teriak bisa budeg !"protes Merry yang sudah selesai dengan riasannya dan mendekati putranya yang sedang duduk santai di sofa.

" Ini beneran mama ? kok cantik banget sih? aku gk percaya nih apa pas dandan mama pake bedaknya 2 cm ya?"celetuk Rafael yang berhasil mendapatkan jitakan dari mamanya.

" Jadi anak ko durhaka banget ya,emang mau mama kutuk jadi kodok?"

" Kebiasaan deh ya mama sama anak kalo udah bareng pasti heboh."ucap Rudi yang sudah kini berada di ruang tamu.

"Ih papa ngagetin aja"."sejak kapan papa gw punya ilmu bisa muncul tiba-tiba?"ucap Rafael pelan nyaris tak terdengar.

"Ngomong apa barusan?"

" Emmm... itu.. aku bilang kok papa bisa ganteng banget aku aja insecure liatnya." ucap Rafael meyanjung ."ngomong udah pelan tapi bisa denger astaga."

" Emang papamu ini ganteng sejak lahir nak."puji Rudi pada dirinya sendiri.

" Mau sampe kapan ngoceh trus? nanti kita terlambat... ayo mending berangkat."ajak Mery yang kesal melihat suami dan anaknya yang sok tampan itu.

"Biar aku yang nyetir ya mah!

mama sama papa duduk manis aja."ucap Rafael santai dan berlalu menuju mobil

Bremmm... mobil Chevrolet Camaro Rs milik Rafael Prasetya melaju dengan cepat menuju restoran tempat dinner keluarganya dan keluarga Wijaya

..............

Tidak sampai 20 menit Rafael dan kedua orang tuanya sudah sampai di restoran dan masuk ke private room yang sudah di reservasi Tuan Herman sebelumnya.

" Mana mah,Om Herman sama anaknya belum dateng ternyata?" ucap Rafael singkat

"Sabar dong nak, mungkin mereka masih dijalan."

" Maaf membuat kalian semua menunggu Tuan Rudi" ucap Herman yang baru saja tiba

"Tidak sama sekali Tuan Herman, kami juga baru sampai."

"Apa ini yang namanya Mia? gila ini sih bukan cantik lagi tapi cantik pake banget." batin Rafael menatap Mia kagum.

" Perkenalkan ini Rafael anak kami."ucap Mery sambil memperkenalkan putra kesayanganya itu

"Senang bisa bertemu dengan kamu Rafael."

" Iya om, saya juga sangat senang bisa bertemu dengan om." jawab Rafael sambil terus memandangi Mia takjub

"Oh iya perkenalkan ini anak om namanya Mia."

" Mia Prasetya."ucapnya sambil tersenyum manis kearah Rafael

"Rafael Prasetya."seraya membalas senyum manis Mia

" Silakan duduk Tuan Herman silakan Mia."ucap Mery mencairkan suasana

"Ini sih cantik banget kaya bidadari, astaga jantung gw kenapa gak bisa diajak kerja sama sih! berdetaknya biasa aja dong emang mau gw pecat dari badan gw."batin Rafael menggerutu dalam hatinya

...Bersambung.....

...Terima kasih karna sudah mampir ke karyaku. Terus dukung Author dengan cara like, komen dan vote di setiap episode ya guys....

...Stay safe and always happy all....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!