Polusi asap hitam dimana mana motor mobil berlalu lalang tak ada hentinya disinilah Lisa berada sekarang di ibukota metropolitan tujuannya hanya satu mencari keberadaan Ibra masih teringat di ingatan Lisa malam dimana terakhir bertemu Ibra setelah menghabiskan malam panjang bersama Ibra malam dimana kesucian Lisa hilang.
"Aku ingin memiliku seutuhnya sayang" ucap Ibra.
"tapi tidak untuk yang satu ini mas aku berjanji akan menjaganya untukmu mas sampai kamu kembali kesini untuk menghalalkanku mas" ucap Lisa.
"Aku mohon sayang aku sangat sangat mencintaimu aku tidak bisa kehilanganmu dan tidak bisa sedetikpun tidak memikirkanmu aku ke ibukota hanya sebantar untuk menemui orang tuaku dan aku akan kembali untukmu selamanya" sahut Ibra lagi sambil tersenyum penuh arti hanya Ibra yang tahu artinya. "aku mohon sayang" Ibra memelas sambil terus menciumi Lisa seperti orang yang kehausan.
Hingga Lisa terbuai dengan bujuk rayu dan juga sentuhan Ibra yang sangat memabukan dan baru Lisa rasakan sekarang, sungguh set*n tertawa puas penuh kemenangan dan ter jadilah malam panjang untuk Lisa yang menyerahkan kesuciaannya kepada lelaki yang sangat Lisa cintai walaupun baru beberapa bulan saling berkenalan.
Drrttttttt drttttttt suara ponsel Lisa membuyarkan lamunan malam panjang bersama Ibra.
"Iya halo," Lisa menjawab dan beranjak dari kursi ruang tunggu sambil melambaikan tangan dan barjalan menuju tempat parkir.
"Dini......" teriak Lisa menghampiri Dini dan berpelukan.
Sebelum ke ibukota Lisa menghubungi Dini teman semasa kecilnya yang sekarang menetap di ibukota dan hanya sekali dua kali saja pulang ke kampung halamannya.
Dan Dini dengan senang hati mau membantu Lisa.
Dini mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh Lisa karena Lisa selalu menceritakan apapun masalah yang sedang dia alami.
"Oh ya Lis sudah lama kamu menunggu?"
"Tidak baru satu jam yang lalu" Jawab Lisa sambil tersenyum lebar.
"Kamu itu tidak pernah berubah selalu menutupi kesedihan dengan senyuman palsumu itu" sahut Dini dengan manggandeng tangan Lisa untuk masuk ke dalam mobil.
"Wih keren kamu Din sudah punya mobil ada sopirnya juga lagi" ucap Lisa sambil tersenyum dan mencubit lengan Dini yang duduk di depan samping pengemudi.
"Apaan sih Lis ini mobil Raffa temen aku ini ada orangnya kenalin nih Fa Lisa temen aku dan ini Raffa Lis" akhirnya Lisa dan Raffa berjabat tangan berkenalan satu sama lain.
"woooy udah dong salamannya jangan lama-lama" ucap Dini sambil melepas tangan Raffa dan Lisa sambil tertawa.
"Sayang cewe cantik g boleh lepas" ucap Raffa.
"Uhh dasar awas jangan macam-macam sama temen aku" sahut Dini.
"Iya bawel becanda doang kali."
Sedangkan Lisa di kursi belakang hanya tersenyum dan menyandarkan kepalanya kekursi dengan sejuta pikiran tentang keberadaan Ibra.
"Gimana Lis kenapa ayah dan ibu kamu tega mengusir kamu" ucap Dini memecah keheningan didalam mobil yang berjalan lambat di tengah ibu kota yang padat penuh dengan kendaraan.
"Seperti kamu tidak tau saja bagaimana ayah dan ibuku memperlakukanku masalah kecil saja aku disuruh pergi apa lagi ini" ucap Lisa sambil menghembuskan nafas kasar.
" Sabar saja Lis"
"Selama ini juga aku sudah sabar Din seperti aku hanya anak pungut saja" ucap Lisa frustasi.
"Aku tidak mau punya anak yang hanya membuat malu orang tua saja
Sudah pernah aku bilang jangan pernah percaya dengan Ibra dia laki-laki tidak baik"ucap ayah lisa.
" Dia laki-laki yang baik ayah dia sangat mencintaiku dia pasti akan kembali dan bertanggung jawab" ucap Lisa membela Ibra.
"Kenyataannya apa sudah satu bulan lebih dia tidak kembali telepon tidak aktif orang diproyek juga tidak ada yang tahu dimana keberadaan Ibra."
"Tapi ayah,,,,," Belum selesai Lisa bicara Lisa sudah ditampar oleh Anto ayahnya.
" Pergi kamu dari rumah dan jangan pernah kembali lagi aku tidak mau mempunyai anak sepertimu yang hanya membuatku malu" ucapnya lagi.
"Jangan bicara seperti itu Lis bagaimanapun juga dia orang tua kamu yang telah membesarkanmu" ucap Dini membuyarkan lamunan Lisa tentang perkataan orang tuanya terhadap Lisa yang masih teringat di kepala Lisa.
"Iya aku tahu bagaimanapun orang tuaku aku sangat menyayangi nya aku hanya ingin membuktikan pada mereka kalau Ibra adalah laki-laki yang baik dan mau bertanggung jawab terhadap diriku" ucap Lisa optimis.
"Syukurlah kalau begitu."
***
Sampailah mereka dikediaman Dini yang sederhana hanya ada garasi, ruang tamu, dua kamar tidur, dua kamar mandi, meja makan dan dapur.
"Terima kasih Din aku boleh tinggal di rumah mu."
"Iya dengan senang hati anggap saja rumah sendiri Lis."
"Aku juga boleh dong tinggal disini juga menjaga kalian" sela Raffa sambil tertawa.
"Enak aja sana pulang" ucap Dini sambil memukul lengan Raffa.
"Tega banget aku diusir" Raffa berkata sambil membawa koper Lisa masuk kedalam rumah.
"Tidak becanda doang Fa" Ucap Dini sambil mengedipkan sebalah mata dan tersenyum.
"Ok" Raffa mengangkat tangannya.
"Terima kasih ya Raffa kamu sudah mau menjemputku dan juga mendengar ceritaku yang menyedihkan" ucap Lisa sambil tersenyum ke Raffa.
"Tidak apa-apa aku pendengar yang baik mudah-mudahan masalah kamu cepat berakhir dan segera menemukan kekasihmu itu" Raffa berkata dan tersenyum kepada lisa.
"Terima kasih Fa."
Kemudian Raffa berpamitan pada Dini dan Lisa untuk pulang.
***
Malam hari setelah Lisa beristirahat, Lisa dan Dini berbincang diruang tamu dan mengenang masa lalu sambil tertawa Seolah tidak sedang ada masalah yang sedang terjadi.
"Din kenapa kamu tidak bekerja?" Tanya Lisa, ya Lisa tau pekerjaan Dini sebagai pelayan di club malam dan Lisa selalu menghargai pekerjaan apapun untuk temannya itu.
"Aku sedang libur Lis."
"Bukan karena kamu mau menemani aku disini kan? Aku tidak mau merepotkanmu terus menerus Din."
"Jangan berkata seperti itu Lis, aku selalu ada waktu untuk kamu dimana pun dan kapan pun senang dan juga susah selagi aku bisa" Dini berkata dan memeluk Lisa dengan erat.
"Terima kasih Din" Lisa balas memeluk Dini dan menitikan air mata.
"Lis kamu akan mencari kemana kekasih kamu itu siapa namanya?" Dini melepaskan pelukanya dan menatap wajah Lisa.
"Ibra" jawab Lisa.
"Iya Ibra"
"Entah lah aku sendiri juga bingung" Lisa berkata sambil melamun.
"Apa yang kamu sukai mas?" Tanya Lisa kepada Ibra.
"Eeeeee aku suka tempat yang ramai untuk menghilangkan kesuntukan."
"Wowwwwww" Dini berkata sambil menepuk pundak Lisa yang sedang melamun.
"Maaf, tapi dia pernah berkata dia suka tempat keramaian untuk menghilangkan kesuntukan."
"Apaaa??? Kamu hanya mengetahui itu saja?" Tanya Dini terkejut.
"Iya tapi aku masih menyimpan fotonya" kemudian Lisa mengambil foto yang dia simpan di dalam dompet dan menunjukan kepada Dini.
Dini mengambil foto dan melihat foto tersebut dengan mimik muka yang tidak bisa ditebak seperti pernah lihat dan tidak asing tapi dimana ya gumam Dini didalam hatinya.
Kemudian mengembalikan lagi foto Ibra kepada Lisa.
"Tapi disini banyak sekali tempat keramaian Lis hampir ratusan apa ponselnya tidak bisa dihubungi Lis?"
"Tidak setelah malam itu dia tidak bisa dihubungi lagi" jawab Lisa sambil menangis.
Dini yang melihat Lisa menangis tidak tega untuk menanyakan lagi tentang Ibra. "ok aku akan bantu kamu mencari Ibra dan sekarang sudah malam ayo kita istirahat dulu Lis" ajak Dini.
*_*_*_*_*
BAB 02 SANG CASSANOVA
Sementara itu di malam yang sama ditempat yang berbeda tiga sekawan seperti biasa menghabiskan malam malamnya di sebuah club malam yang mewah di kota metropolitan dengan di temani wanita-wanita cantik dan sexy apalagi malam ini menyambut kedatangan teman yang baru pulang dari luar negeri setelah beberapa bulan terakhir tidak bertemu.
"Gila kau bro lama banget perginya" ucap Jeri sambil menuang minuman kegelas Nathan.
Yang langsung di jawab dengan mengangkat kedua bahunya oleh empunya.
"Iya nih padahal cewe-cewe sudah pada ngantri mau diajak tidur br*ngsek emang lu nj*r" hardik Tomi.
"Biasa aja kali emang sudah seperti itu bukan" Jawab Nathan sambil memincingkan sebelah sudut bibirnya.
"Sialan emang lu nji*" Tomi melempar bungkus rokok ke depan Nathan.
Merekapun bertiga tertawa bersama sama.
"Gimana urusan lo dah kelar?* tanya Jeri ke Nathan sambil mengambil satu batang rokok dan menyalakanya.
" Udah bro udah beres tapi lo tau sendiri bokap sekarang semua harus gw yang ngurus ya gw harus siap sewaktu waktu harus bolak balik ngurusin proyek bokap" Jawab Nathan.
Ya semua temen Nathan tau walaupun Nathan seorang player tapi soal pekerjaan dialah ahlinya dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya yang mengantarkan Nathan menjadi pengusaha muda yang sukses dan patut diperhitungkan di dunia bisnis didalam maupun di luar negeri.
"Asyik dong bisa nyobain wanita-wanita cantik di berbagai penjuru antero jagad raya gimana rasanya enakan yang sebelah mana?" Tanya Tomi sambil memukul bahu Nathan.
"Sama saja tapi……"
"Sial dia masih perawan kenapa gw bisa kecolongan dan sialnya lagi gw tidak pke pengaman."
Nathan mengutuki dirinya sendiri yang tidak menyangka kalau Lisa masih perawan g*blok g*blok g*blok memukul kepalanya sendiri karena frustrasi Melihat Lisa yang masih terlelap di sampingnya dengan hanya menggunakan selimut selepas bercinta dengannya.
Ya walaupun Nathan seorang cassanova dia paling tidak mau menyentuh seorang yang masih perawan, tapi entah mengapa dirinya bisa melakunya dengan Lisa, walaupun Lisa sudah menolaknya Itulah dimana Nathan terakhir kali melihat Lisa sebelum dia pergi keluar negeri.
"Dorrrrrrrrrr" Tomi membuyarkan lamunan Nathan.
"Tapi apa?" Tanya Tomi kembali.
"Sudahlah tidak penting" Nathan menjawab sambil meminum minumanya dengan sangat kasar.
"Jangan bilang kamu meniduri gadis masih perawan" ucap Jeri.
"Ck, ck, ck, tidak mungkin lah Jer nathan melakukan itu gila apa dia Nathan kan paling anti sama gadis yang masih Virgin Katanya karma Iya ga Than" ucap Tomi sambil menuang minuman ke gelas Nathan dan tertawa.
"Berisik lo semua diem!" bentak Nathan pada Tomi dan Jeri sambil menenggak minumanya lagi dengan kasar.
"Weh weh weh ada apa dengan kau cassanova" Jeri menenangkan Nathan yang terlihat emosi kita hanya bercanda bro santai.
"Sudah lah gw cabut dulu ke apartemen oh ya Tom jangan lupa lu teleponin Siska suruh ke apartemen gw handphone gw yg lama hilang" ucap Nathan.
"Ok siap bos."
"Selamat bersenang senang bro" ucap Jeri.
Yang hanya dijawab dengan mengangkat Satu ibu jarinya.
***
Di apartemen milik Nathan.
"Oh nathan sayang kemana saja kamu? Aku sangat merindukanmu, tubuhmu, bibirmu, sentuhanmu dan semua tentangmu" ucap Siska sambil memeluk tubuh Nathan di atas ranjang.
"Hehh" jawab Nathan malas Dan langsung memulai percintaan panasnya dengan Siska.
Ya begitulah Nathan yang seorang cassanova bercinta tidak dengan perasaan tapi dengan nafsu hanya untuk memuaskan nafsunya mencapai pelampiasan.
"Siska cepet pergi" Ucap Nathan sambil mengambil pakaian Siska yang tercecer dilantai dan langsung melemparnya di atas tubuh Siska yang polos Setelah mereka selesai bercinta.
"Sebentar sayang aku masih sangat lelah tidakkah kamu kasihan kepadaku" ucap Siska sambil menarik selimut yang menutupi tubuh polosnya.
"Cepat atau aku tarik paksa kamu keluar dari apartemenku" ucap Nathan kasar sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Siska.
"Ok ok ok" Siska menuju kamar mandi sambil berkata. "kenapa kamu seperti ini tidak seperti biasanya Nathan?"
"Cepat" bentak Nathan dengan keras, "aku tidak mau ada yang melawan perintahku."
"Tidak biasanya Nathan langsung menyuruhku pergi biasanya aku tidur disini sampai pagi ya sudahlah yang penting aku dapat uang dan dapat bercinta dengannya," guman siska.
Setalah Siska pergi dari apartemennya Nathan menuju mini bar yang berada di dalam apartemennya dan meminum minumanya dengan kasar dan frustasi.
Sial sial sial umpat Nathan sambil menenggak minumanya lagi.
Begitulah Nathan sekarang semenjak menghabiskan malam dan bercinta dengan Lisa, sampai sekarang setelah dia bercinta dengan wanita lain ingatannya selalu kembali pada saat dia bercinta dengan Lisa itu lah yang membuat Nathan frustasi walaupun dia sudah berpuluh puluh kali bercinta dengan wanita yang berbeda-beda selalu setelah bercinta ingatannya membawanya lagi kemalam dimana dia bercinta dan menghabiskan malam bersama Lisa.
"Mas Ibra sakitttttt" Ucap Lisa.
"Tidak akan sakit aku akan melakukannya dengan pelan-pelan."
"Tapi..." Lisa belum selesai berbicara mulut Lisa langsung di ci*m dengan sangat lembut oleh Ibra dan memulai penyatuanya lagi.
"Sial sial sial" umpat Nathan yang selalu mengingat kejadian dimalam itu.
Karena tidak seperti biasanya Nathan yang bercinta hanya menggunakan nafsu tapi berbeda saat Nathan bercinta dengan Lisa yang sangat lembut dan menggunakan perasaan.
Tidak bisa kah kau menghilang dari ingatanku Lisa, ucap Nathan frustasi dan menenggak minumanya lagi.
Drrrtt, drrtt, drtttt ponsel Nathan berbunyi dan dengan segera Nathan mengambil dan mengangkatnya.
"Bagaimana Za?" Sambil berjalan ke arah balkon apertemen dengan menyalakan rokok dan menghisapnya.
"Ok kamu harus cari informasi tentangnya dan kabari aku segara kalau kamu sudah menemukannya" kemudian Nathan menutup telepon sambil membuang puntung rokok dan mengacak acak rambutnya kerena frustasi.
"Sial sial sial" Ucapnya lagi. "ada apa dengan gw?" Sambil merebahkan tubuhnya dikasur dan memukul keningnya sendiri ber kali-kali.
***
Ditempat lain Riza yang baru sampai di kampung halaman Lisa untuk mencari tahu informasi tentang Lisa.
Beberapa waktu lalu dia disuruh Nathan untuk mencari keberadaan Lisa dikampung halamannya dan memastikan menjalankan perintah Nathan dengan baik.
Aku heran baru kali ini tuan Nathan menyuruhku untuk mencari wanita yang pernah diajak tidur denganya seperti bukan tuan Nathan yang aku kenal Riza berkata sendiri dikamar hotel yang dia pesan.
"Memang aneh sudah sepuluh tahun aku bekerja sebagai tangan kanan tuan dan membawakan wanita-wanita cantik yang tuan inginkan kenapa tuan memintaku untuk mencari Lisa yang aku sendiri tidak pernah tau bagaimana tuan Nathan bisa mengenal Lisa," ucap Riza sambil memandang foto Lisa yang di berikan Nathan kepadanya.
"Kalau di lihat-lihat Lisa berbeda dari wanita-wanita cantik yang selalu tuan Nathan inginkan dan diajak tidur denganya."
"Ada apa denganmu tuan Nathan?" Riza berbicara sendiri sambil tersenyum penuh arti.
*****
Di Pagi hari yang cerah dengan suara berisik dari kendaraan yang lalu lalang di depan rumah Dini, Lisa sedang duduk di meja makan sambil meminum susu hamil dan memakan roti untuk sarapan paginya.
"Mas Ibra dimana kamu sekarang berada? Aku percaya dan yakin kamu pasti bertanggung jawab atas kehamilan aku ini," gumam Lisa dalam hati sambil memegang perutnya yang masih belum terlihat buncit sambil meteskan air matanya.
"Kamu sudah bangun lis?" Tanya Dini membuyarkan kesedihan Lisa.
"Sudah Din" sambil menghapus air matanya dan menoleh kearah Dini. "ayo sini sarapan dulu" Lisa mengalihkan perhatian Dini agar Dini tidak melihat dirinya menangis.
"Aku tahu kamu sedang menangis Lis, jangan pernah kamu tutupi kesedihanmu dariku Lis aku tahu kamu wanita yang kuat tapi aku tahu kamu juga sedang dilema aku selalu ada untuk kamu dan aku akan menemanimu untuk mencari Ibra" ucap Dini dan langsung duduk di depan Lisa "dan satu lagi kamu tidak boleh bersedih kasihan anak kamu mengerti" ucap Dini lagi sambil tersenyum untuk menyemangati Lisa.
"Baik terima kasih Din, aku sangat berhutang budi kepadamu* sambung Lisa sambil memegang tangan Dini.
Hanya di balas senyuman oleh Dini.
***
Di dalam sebuah tempat hiburan yang berlalu lalang orang-orang yang sedang menghabiskan waktu bersama orang terkasih dimana sekarang Lisa berada di temani Dini dan juga Raffa, sudah hampir setengah hari dan sudah ada puluhan tempat hiburan yang telah di datangi tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Ibra berada.
Sungguh membuat hati Dini merasa sangat iba melihat sahabatnya masih tetap semangat mencari keberadaan Ibra walaupun terasa sangat mustahil mencari keberadaan orang di kota metropolitan yang sangat luas seperti pepatah mengatakan bagai mencari jarum di tumpukan jerami.
Tapi Dini tetap selalu tersenyum untuk menyemangati Lisa dan mendukungnya.
"Bila aku menjadi kamu Lis pasti aku sudah menyerah dan memulai hidupku sendiri dan membesarkan anakku sendiri kamu orang yang kuat aku tau itu Lis kamu pasti bisa," gumam Dini dalam hati sambil memandangi Lisa yang duduk didepanya sedang lahap memakan makanannya.
Ya walaupun Lisa sedang hamil muda dia tidak mengalami kendala dalam kehamilannya seperti wanita hamil pada umumnya Itu yang membuat Dini bersyukur memiliki sahabat yang kuat fisik dan juga mentalnya seperti Lisa. Dini tau Lisa dari kecil sudah bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri walaupun masih memiliki orang tua. Dan orangtuanya tidak mempedulikanya tapi Lisa tetep semangat menjalani hidupnya. Itulah yang membuat Dini bangga pada Lisa temannya.
"Orang hamil harus makan yang banyak biar debay nya sehat" ucap Raffa sambil mengambilkan makanan untuk Lisa lagi dan mengalihkan pikiran Dini.
"Yupppps betul betul betul" sahut Dini menirukan gaya bicara tokoh animasi yang di gemari anak anak sambil tertawa.
"Terima kasih Fa,Din dan terima kasih juga sudah menemaniku berkeliling ibukota mencari keberadaan Ibra walaupun terlihat mustahil" ucapnya Lisa sambil menghembuskan nafas frustasi.
Dini langsung memegang tangan Lisa untuk menyemangati.
"untuk hari ini sampai disini saja ya Lis kamu dan anakmu kan butuh istirahat sekarang kita pulang ya? besok kita cari lagi ketempat lain yang belum kita datangi."
"Betul itu dengan senang hati aku akan menemani bidadari bidadari cantik" sahut Raffa.
"Gombal aja lu Fa, lu baru sadar klo gw cantik kaya bidadari kemana aja lu selama ini" Dini tertawa membalas ucapan Raffa.
"Ha ha ha bukan lu kali mencubit pipi Dini gemas."
Lisa hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua, Lisa tau Raffa sangat menyukai Dini tapi Dini hanya menganggap Raffa sebagai temannya, Dini sadar betul dengan profesinya yang bekerja di club malam dan belum mau membuka hati untuk lawan jenis tapi tidak untuk Raffa yang tidak mempermasalahkan profesinya, Raffa tau Dini selalu menjaga kehormatannya Itu lah yang membuat Lisa bangga pada sahabatnya itu.
***
"Lis aku berangkat kerja dulu ya jaga diri baik-baik dirumah" ucap Dini sambil melambaikan tangan.
"Hati-hati di jalan" sahut Lisa balas melambaikan tangannya.
Setelah Dini berangkat Lisa beranjak ke tempat tidur merebahkan tubuhnya untuk beristirahat walaupun dia dan Dini sudah sampai rumah beberapa jam yang lalu tapi Lisa masih merasa kelelahan.
Tidak Lisa sadari air mata pun keluar menetes dari sudut matanya, walaupun Lisa terlihat kuat tapi tidak dengan hati dan fikirannya.
Dimana kamu mas Ibra tidaklah kamu merindukanku? Aku dan anakmu sangat merindukanmu, lisa berkata sambil mengelus elus perutnya.
"ya tuhan pertemukanlah aku dengan mas Ibra ya tuhan" gumam Lisa dalam hati.
Sudah hampir setengah jam Lisa dikamar dan memandangi foto Ibra tapi Lisa belum merasa mengantuk kemudian dia beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil tas kecil dia ingin pergi ke taman kota tidak jauh dari kediaman Dini untuk menghilangkan kejenuhannya.
Lisa bukanya orang yang tidak berpengalaman Lisa sudah tidak asing lagi dengan ibu kota metropolitan sebelum Lisa menetap dikampung bekerja sebagai pelayan restoran, Lisa sudah hafal daerah ibu kota tempatnya mencari rezeki dari pelayan kafe, pelayan minimarket hingga office girl sudah pernah dilakukannya di ibu kota metropolitan.
***
Kerlap kerlip lampu menghiasi seluruh penjuru taman kota, terlihat indah karena cahayanya terpantul ke air danau yang berada di tengah taman kota hilir mudik pasangan muda mudi memandu kasih dan semakin larut semakin banyak pengunjung untuk melihat live musik band-band lokal yang selalu tampil jika malam minggu seperti sekarang.
Sudah hampir satu jam lebih Lisa berada disini untuk menghibur diri lewat lantunan lagu yang di nyanyian band-band lokal dan menikmati taman kota yang sekarang jauh lebih indah dan tertata rapih dibanding beberapa tahun silam terakhir Lisa mengunjunginya.
Ayo sayang sudah saatnya kita pulang angin malam tidak bagus untuk kamu, Lisa berkata sambil memegang perutnya dan beranjak pergi meninggalkan taman kota.
Stttt ssstttttt sstttt………… Suara dari ban mobil yang mengerem mendadak tepat di depan Lisa yang akan menyebrang jalanan bukanya Lisa menghindar Lisa malah menutup matanya karena silau dari lampu mobil dan terkejut tubuh Lisa mendadak lemas dan berjongkok tepat hanya beberapa centil dari depan mobil yang sudah berhenti.
"Hai nona" seseorang menepuk pundak Lisa mengagetkan Lisa dan membuat Lisa berdiri dan mencari arah suara.
Lisa yang masih syok hanya diam melihat orang didepannya seperti pangeran dari negri dongeng tinggi, putih, ganteng dan sempurna.
"Ibra," guman Lisa dalam hati.
"Nona bisa tidak kalau mau menyebrang jalan lihat-lihat dulu jangan asal menyebrang, kalau nona kenapa-kenapa saya juga yang rugi dan buang-buang waktu saya saja" ucap pria itu dengan ketus membuyarkan lamunan Lisa.
"Maaf tuan saya tidak hati-hati sekali lagi maaf" ucap Lisa.
Aku kira tadi Ibra hampir saja aku ingin memeluknya, gumam Lisa dalam hati.
"Ito sudah ayo jalan jangan buang-buang waktu" ucap wanita yang keluar dari mobil menghampiri Ito dan melihat Lisa dengan tatapan sinis.
"Lisa kamu tidak apa-apa?" tanya Raffa yang melihat Lisa dari kajauhan dan mendekatinya.
"Tidak hanya kaget saja."
"Maaf mas lain kali klo punya pasangan di jagain jangan di biarkan keluyuran sendiri" hardik Ito meninggalkan Lisa dan Raffa.
Raffa yang melihat mobil itu sudah melaju jauh berkata " dasar orang kaya kalau ngomong seenak jidat aja."
"Sudahlah Fa memang aku yang salah tadi"
"Baiklah ayo aku antar pulang sudah malam tidak bagus buat kesehatanmu dan juga bayimu" ajak Raffa .
Dan hanya di jawab terima kasih oleh Lisa.
*****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!