"shitt. "
"woy turun lo." teriak seorang wanita dari luar mobil
"apaan teriak teriak. " ucapku
"noh liat mobil gue baret." ucap Veronika
...yup, Veronika orang yang Arogan pembuat masalah dan si centil tapi cantik. Tapi yang jelas cantikan gue....
"alah cuma kegores sedikit aja ribet lo, gue ganti berapa? ujar ku sambil melemparkan sejumlah uang ratusan ke Wajah Veronika.
Brakkkk
Veronika menggebrak mobil depan Moza "songong ya lo, punya duit berapa bisa ganti mobil gue. " sungut Veronika menggerutu
"Ver, ada apa ini? teriak seorang laki laki yang sedang berlari ke arah keributan aku dan Veronika.
"Kak Stev." Veronika langsung menunduk.
"Ada apa ribut ribut ini di sekolah." ucap Stevano
"liat ka mobil aku ke gores. " Veronika menunjuk ke arah mobil sampingnya.
"yaampun Ver, udah biar kakak benerin."
"oh iya maafin Veronika ya, " Stev memberikan senyuman kepada Moza
" it's oke kak, satu sekolahan juga tau dia orangnya gimana." Moza memancing untuk bisa ngobrol lebih jauh lagi, sayangnya Stev sedang Buru Buru.
"lain kali ceritain dia gimana yaa, tapi kakak sekarang lagi ada urusan. " ucap Stev
"mampus lo, gatel banget jadi cewek. " teriak Veronika dan masuk kedalam mobilnya .
"di apaansi."
"Mozaaa. " teriak 3 sahabatnya, Vani, Ganesha, dan Bila
"paan?
"Lo ada masalah apa sama si Vero? tanya bila
"ni uang sayang di hambur hamburin. " ucap Vani yang sedang memunguti uang yang di lempar Moza.
"ih soal uang aja lo langsung ijo matalo. " ucap Nesha
**Sahabatku
...~Vani, Ceria penyayang dan Ramah tentunya namun diantara Gauri, Ganesha dan Bila Kehidupan nya berbanding terbalik dengan kami, saat ayahnya meninggal dunia ibunya harus banting tulang dan menjadi TKW di arab dan dia tinggal sendiri dirumahnya....
...~Ganesha sering di panggil Nesha, Dia anak seorang pengusaha yang orang tuanya masih lengkap namun kurang harmonis, bisa dibilang Nesha broken home, dilingkungan keluarganya seperti di neraka, dia mempunyai seorang kakak laki laki yang tampan namun banyak bergaul dan menjadi pemabuk dan mempermainkan banyak wanita....
...~Bila, Nabila biar lebih irit dipanggil Bila, atau abil dia tinggal sendirian dirumahnya karena orang tuanya punya bisnis diluar negri dan mungkin setelah lulus SMA Bila pergi Ke Inggris untuk melanjutkan kuliahnya disana....
...Bila beruntung, Dia hidup ditengah tengah keluarga yang berkecukupan dan Harmonis....
...~Moza Valensia, Orang yang humoris kadang juga serius, dan baik hati tentunya, Setelah 3 tahun kepergian ibunya, Moza merasa kesepian namun Ayahnya pun menjadi ayah sekaligus ibu bagi Moza, Moza sangat menyayangi ayahnya, dan rela jikalau dia mendapat ibu baru.....
"nih Za uangnya sayang," Vani memberikan uang yang dikumpulkan Vani dari bawah.
"udah ambil aja van buat keperluan lo, " Moza memberikan uangnya.
"gausah Za gue masih ada kok. " jawab Vani.
"udah terima aja buat tabungan lo atau apa gitu," Ucap Moza.
" iyaa terima aja Vani. " balas Bila
"yaudah deh, makasih banyak yaa Za. " Vani memasukan uangnya kedalam saku seragamnya.
"eh mau nebeng gak, gue mau pulang nih. " ucap Moza sambil masuk kedalam mobil nya.
"boleh boleh, gue lagi gak bawa mobil nih. " ucap Nesha
...Mereka ber4 pulang kerumahnya masing masing diantar oleh Moza. Dan Moza pun pulang kerumahnya dimana ayahnya juga sampai di rumah....
"Asalamualaikum ayah. " Moza mencium tangan Bram ayahnya.
"Waalaikumsalam sayang, kamu baru sampe jam segini?"
"Iyaa ayah tadi abis nganterin temen temen Gauri pulang."
"ohh gitu, yaudah ayo masuk."
"iya ayah."
Hallo reader, ikutin terus ceritanya jangan lupa beri like dan komen dibawah yaaa!!! jangan lupa❤️❤️❤️❤️**
Malam hari~~
Bram ingin membicarakan sesuatu ke Moza, dan ternyata dia sudah menentukan calon istri, sekaligus mama nya Moza.
"Sayang sini deh papah mau bicara sama kamu." ucap Bram.
"Ada apa pah serius bnget kayaknya." ucap Moza menghampiri Bram dengan menggenggap segelas susu.
"Persoalan untuk papah nikah lagi, papah sudah siap dan sudah ada calon untuk papah nikahin." ucap Bram
"Waw, Bagus dong aku akan segera punya ibu, ya walaupun mama gak akan tergantikan. asal papa ada yang ngerawat aku sih terserah papah, yang penting dia sayang sama keluarga kita." Ucap Moza, dia tidak merasa takut untuk mempunyai ibu tiri karena menurut dia ibunya akan baik kalo dia sendiri juga baik.
"Syukurlah kamu bisa menerima kenyataan ini." ucap Bram
"Ngomong ngomong kapan kita kesana?
"Malam ini. "
"Berarti aku siap siap dong."
"Iya sayang,"
"Yaudah bentar pah."
Mereka bersiap siap untuk kerumah calon ibunya Moza.
Di rumah Lina
"Apaa? ibu mau nikah lagi? Ucap Veronika.
"Iya sayang, ibu rasa ibu butuh pendamping hidup setelah ayah kalian pergi ibu merasa kesepian." Ucap Lina.
"Kalo aku terserah ibu, yang penting ibu bahagia." ucap Stevano tersenyum
"Tidak," Tolak Veronika mentah-mentah. "Aku tidak mau kalo sampai ibu menikah lagi!
Perlahan tangan halus Lina terangkat. Vero kita beliau ingin memukulnya, tetapi ternyata tidak. Sambil mengelus rambut Vero, Lina menasehatinya. "ini semua demi kebaikan kita bersama sayang, kamu mau kan punya keluarga yang utuh?
"Tapi, aku tidak mau kalo ibu nikah lagi! Gimana kalo calon suami ibu jahat? atau cuma mau harta ibu doang. Atau bahkan sampai gak menyayangi dan membolehkan ku untuk tinggal dengan ibu." Ucap Vero memekik.
"Kalau begitu, ibu akan membatalkan pernikahan ibu sama pak Bram!
"Ibu! apaan sih, jangan dengerin kata Veronika. Ibu lanjutin aja pernikahannya setuju atau gak setuju Ibu akan tetap menikah! Tegur Stev
"Kak, Stev! kakak hargai dong keputusan aku, aku ini juga anak Ibu. Ibu seharusnya mendengarkan kata kata aku! Protes Vero.
"Ver, jangan egois dong! Kamu juga harus lihat kebahagiaan Ibu, Apa salahnya kalo ibu menikah lagi? Apa yang kamu takutkan? timpal Stev.
"Terserah kalian! pokoknya aku gak mau!.. " Veronila berlari ke arah kamarnya dan mengunci diri.
"Ver..." panggil Lina sambil menangis.
"Ibu, dengerin aku! Ibu berhak bahagia." Ucap Stev menenangkan Lina.
Ting Tong.. Suara bel rumah berbunyi dua kali.
Ceklek... Lina membuka pintu dan melihat Bram bersama anak perempuannya.
"Mas Bram? silahkan masuk." Sapa lina sambil menghapus Air matanya. Bram terlihat bingung, apa yang sebenarnya terjadi.
Bram duduk di ruang tengah bersama Moza ditemani dengan Stev dan Lina.
"Halo om," Sapa Stev sambil mencium tangan Bram.
"Halo, nak." balas Bram.
"Ini anak om? Tanya Stev sambil menunjuk ke arah Moza.
"Hehe, iya kak! Aku anak ayah yang paling cantik." Ucap Moza sambil menyelipkan rambutnya ke telinga " Soalnya anak saya satu." sambung Bram.
"Huahahaha..,Om bisa aja tapi emang cantik kok om pasti ibunya juga cantik, ya! Tutur Stev.
"Ah, kakak bisa aja hehe.." Wajahnya berubah menjadi merah karena salah tingkah.
Banyak hal yang di bicarakn oleh mereka, terutama tanggal pernikahan dan acara yang akak dilaksanakan sederhana dan hany mengundang orang orang terdekat saja.
Akhirnya mereka pulang, Moza berpamitan dengan calon ibu barunya, dan calon kakak tirinya.
Dimalam Hari~~
Moza selalu Vidio call dengan teman temannya, dan tentunya ia akan mengundang teman temannya untuk datang ke pesta pernikahan Ayahnya.
"Hai gaiss.." Sapa Bila.
"Hai juga," balas Moza, Ganesha dan Vani.
"Gimana, kabar gembiranya? Tanya Bila ke Moza.
"Iya nih, gak sabar pengen tau." timpal Ganesha.
"Iya, za ayo cerita! Seru Vani.
"Sabar.. Sabar.. Gengs jdi gini dua minggu lagi bokap gue mau nikah." Ucap Moza bersemangat.
"Wah, seriusan Za?.
"Asikk makan enak dong."
"gasabar gue mau dandan yang cantik, siapa tau ada yang ganteng nyantol sama gue! Ucap Bila.
"Pastinya dong gengs, Terutama gue mau dandan cantik buat bikin kakak tiri gue klepek klepek sama gue! Ucap Moza meyakinkan diri.
"Halah, palingan dia bawa ceweknya. Biasanya kan kalo cowok ganteng mana mungkin single." ucap Ganesha membuat Moza berfikir keras.
"Hahahaha..." Bila dan Vani tertawa terbahak-bahak
"Diem lo! liat aja nanti." Ucapnya tegas.
Mereka ngobrol sampan salah satunya ngantuk, akhirnya mereka tidur.
Hari pernikahan akan dilakukan dalam waktu dekat ini, namun Veronika masih saja belum memberikan restu untuk ibunya.
" Bu, dengan atau tanpa restu dari Veronika ibu harus tetap menikah dengan om Bram! ini demi kebahagiaan ibu. Pelan pelan dia akan mengerti Bu. tidak semua keinginan dia harus di penuhi." Ucap Stevano. Ia memang begitu dewasa dalam menangani sebuah masalah.
Stevano adalah pengganti ayahnya, ia harus menjadi sosok yang dewasa dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Dan Veronika adalah sosok anak yang manja dan ingin selalu di perhatikan.
"Nak, makasih yah." Lina memeluk anak laki-lakinya kemudian menangis dipelukannya.
"Udah, ibu gak boleh sedih! kita urus aja acara untuk pernikahan ibu ya. Soalnya aku kurang paham masalah ini." Ucap Stevano cengegesan.
Lina mengangguk, kemudian mereka pergi ke kamar masing masing.
SEMINGGU KEMUDIAN.....
Hari ini adalah hari pernikahan Bram dan Lina. Semua orang sudah berkumpul di dalam sebuah gedung yang sudah mereka siapkan untuk acara ini.
"Para hadirin sekalian, mohon perhatiannya! Sebentar lagi kita akan melakukan akad nikah. Untuk itu kami persilahkan untuk duduk di kursi yang telah kami siapkan." Ucap MC.
Semua tamu duduk dan memperhatikan pengantin yang baru saja keluar dari kamar rias, bak seorang wanita yang belum pernah menikah dan punya anak. Lina tampak cantik dengan gaun putih yang elegan dengan riasan sederhana tetapi mampu memancarkan aura seorang putri.
"Ibu cantik banget.." Gumam Stevano melihat kagum kepada ibunya.
"Lihat deh, ibu gue cantik kan! Bokap gue gak salah milih istri." Ucap Moza memuji ibu sambungnya.
"Lo sadar gak si Za, ibu Lina itu mirip ibu Lo. apa memang dia diciptain untuk ayah Lo ya!." Balas Nesha.
"Iya bener tuh." timpal Vina.
"Iya juga ya! gue baru sadar." Ucap Moza.
"Eh mau dimulai tuh! Lo duduk di sebelah ayah Lo tuh." Ucap Bila memerintah.
Moza berjalan mendekati ayahnya untuk menyaksikan momen sakral dan spesial ayahnya.
Tak sadar disebelahnya lagi ada Stevano yang juga ingin menyaksikan ibunya menikah. Mereka saling melempar senyum.
Akad nikah akan berlangsung...
"Saya nikahkan sodara Bram Sutanto bin Sigit dengan sodari Lina Marini binti Agung dengan maskawin emas sebesar 50 gram dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya Bram Sutanto bin Sigit dengan Lina Marini binti Agung dengan maskawin tersebut tunai."
"Para saksi sah."
"Sah..."
Seketika suasana di dalam gedung itu bergemuruh.
"Mari untuk para tamu undangan untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai." Ucap MC tersebut.
Para tamu undangan memberikan selamat untuk pernikahan Bram dan Lina yang berlangsung hikmat.
"Ibu, ayah selamat ya! semoga kalian samawa sampai maut memisahkan. Aku janji akan menjadi Abang yang baik untuk Gauri dan Veronika. Maaf kalo Vero gak datang di hari yang spesial ini." Ucap Stevano memberi selamat.
"Gapapa Stevan, pelan pelan Vero akan menerima ayah sebagai ayahnya. Ayah janji akan menjadi ayah yang terbaik untuk kalian." Ucap Bram kemudian memeluk Stevano.
Kemudian Moza datang bersama teman temannya. Memberikan kado untuk pengantin.
"Selamat ya ayah, ibu. Aku doain pernikahan kalian selalu di berkahi dan samawa sampai mau memisahkan." Ucap Moza setulus hati.
"Makasih ya sayang!! Lina memeluk Moza dengan hangat.
"Oh iya, ini kado dari kita yah. Maaf kalo kadonya tidak berkesan." Ucap Moza.
"Iya om, Tante selamat ya atas pernikahannya." Ucap Teman Moza satu persatu.
"Makasih loh, padahal gak perlu ada kado kalian datang aja kita sudah senang. Iya kan Bu." Ucap Bram.
"Gapapa pah, kita udah sepakat ko untuk memberikan kado ini."
Gauri dan teman temannya memberikan kado sebuah tiket pesawat ke Bali untuk berlibur setelah pernikahan selesai.
"Kalian makan makan dulu aja ya! gue mau ketemu Abang gue sebentar." Ucap Moza memberikan isyarat.
"Oke.." Sahut teman temannya.
Moza mendekati Abang tirinya, kemudian ia menyapa teman teman Stevan yang sedang mengobrol dengannya.
"Hallo kak, maaf mengganggu ya! kenalin aku Gauri adeknya kak Stevan." Sapa Moza.
"Dih beruntung banget punya adek cantik gini Lo Stev, buat gue aja!! Hai juga cantik." Ucap Gino, Teman dari Stevan.
"Apaan si Lo, kalian makan aja dulu ya! nanti kita sambung lagi." Ucap Stevan kemudian menarik tangan lembut Moza.
Mereka mengobrol di meja ujung.
"Ada apa Moza?." Tanya Stevan lembut.
"Aku cuma mau tanya kak, kenapa adik kakak yang rese itu gak Dateng? Apa dia gak suka sama pernikahan ini?" Tanya Moza polos.
Stevan tersenyum. "Veronika itu sodara kamu sekarang! jadi gak boleh gitu ya. Ada sesuatu yang gak bisa buat dia datang, nanti juga kamu tahu. Udah ya! kakak mau menyambut tamu kakak! Nanti kita ngobrol lagi." Ucap Stevan menegur dengan nada lembut.
"Hehe, iya maaf kak. Yaudah nanti jangan lupa ngobrol ya!!."
Stevan mengangguk kemudian ia pergi meninggalkan Moza.
Acara selesai...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!