NovelToon NovelToon

My Destiny Is Mr Zhao

PROLOG

Jepang, 30 Juli 2018

Sebuah pelarian yang tak pernah ada hentinya, berharap dan memohon dalam hati agar dirinya tak lagi tertangkap dari seseorang yang mengejarnya saat ini.

Tabrak menabrak orang-orang yang berjalan, dapat terdengar suara umpatan dan makian dari orang orang yang ia tabrak, ia tak hiraukan itu, yang terpenting ia bisa lari dan terbebas dari pria psikopat yang mengejarnya itu.

Tubuh pria berhoodie itu gemetar hebat, tanpa alas kaki ia tak berniat untuk berhenti berlari, ia menahan sakit diperutnya yang sudah basah dengan darahnya sendiri, wajahnya pucat yang kini tertutup rambutnya yang sudah panjang.

Hatinya mencelos saat ia telah bodoh mencari jalan pelarian,

Jalan buntu.

"Jangan membuat diriku susah atas pelarianmu yang tak jelas ini~buang-buang waktu~" seru pria psikopat itu,

Pria berhoodie itu berbalik menatap pria gila itu sambil berjalan mundur, gemetar tubuhnya semakin menjadi jadi.

"Aku suka melihatmu ketakutan seperti ini~ sangat menarik!"

"To-tolong be bebaskan a-aku, ku kumohon~" seru pria berhoodie itu dengan suara gemetar, kakinya lemas ia berlutut.

"HAHAHA!!Jangan buat lelucon! mana mungkin aku membebaskan mu, bahkan kau adalah seorang pembunuh!!!" bentak pria gila itu melangkah mendekat,

Seperti kakinya sudah mati tak dapat bergerak, ia jatuh terduduk dan merangkak mundur,

"A-aku bukanlah pembunuh!!!" teriaknya.

Beberapa pukulan keras mendarat di pipi pria berhoodie itu dan tendangan keras membuat pria berhoodie itu terdorong ke belakang,

"Kau pembunuh!! kau pembunuh!! sadarlah itu!!! kau membunuhnya!!! kau menghancurkan semuanya!!! sadarlah!!"

"Aku bukan pembunuh, aku tidak membunuhnya~" teriak pria berhoodie itu,

Bruk!!

Suara seseorang terjatuh terdengar, hal itu membuat keduanya mencari asal suara itu,

Seorang anak laki laki berseragam sekolah menengah pertama terjatuh karena melihat hal yang tak seharusnya ia lihat.

Tatapan lebar, dan tubuh gemetar yang dapat dilihat dari anak laki laki itu, ia ketakutan.

"Dasar pengganggu!!" seru pria gila itu melangkah berbalik untuk menghampiri anak laki laki itu,

Bugh!!!

Hantaman keras di punggung pria gila itu yang sukses membuat nya tersungkur kedepan.

"RUN!!!" teriak pria berhoodie itu, yang mendengar itu anak laki laki itu pun lari,

"Jangan bersikap seolah kau pahlawan, bahkan seharusnya kau khawatirkan saja dirimu sendiri." kekeh pria gila itu memegang kaki pria berhoodie itu.

Tanpa rasa takut pria berhoodie itu menendang wajahnya lantas pria gila itu melepaskan genggaman pada kakinya.

Tak ada pergerakan, pria gila itu pingsan hal itu membuat nya bersyukur dan dengan cepat ia kabur sambil menahan sakit diperutnya.

●•●•●•●•●

Rasa sakit diperutnya semakin menjadi jadi, pandangannya kabur.

Ia butuh taksi saat ini, ia benar-benar tak kuat saat ini.

Sebuah taksi berhenti di jarak 5 meter darinya, ia tersenyum sekilas, namun sepertinya kalah cepat, taksi itu mempersilahkan penumpangnya naik.

Melangkah ke jalan yang akan dilalui taksi itu dengan tujuan menghentikan nya belum sempat ia melangkah ia terjatuh.

Pandangannya kabur, ia dapat merasakan sinar lampu di depannya dengan suara panik nan lembut yang turun dari taksi menyentuh pipinya, hingga kesadarannya pun hilang.

●•●•●•●•●

Tercium bau obat obatan yang menyengat, matanya perlahan terbuka, pandangannya masih buram.

Ruangan cerah terisi cahaya, dan ber cat putih, tak ada ruangan gelap, pengap, dan menakutkan. Suara yang ia rindukan, sangat ia rindukan sekali,

"Mama~"

Gumamnya sangat pelan,

Ia dapat melihat adiknya, papanya, saudara saudaranya, bahkan sahabat nya ada di sini, dapat di simpulkan semuanya menangis bahagia.

Ia bertanya tanya,

Apa ia sudah bebas?

Apa keinginannya telah tercapai?

Apa ia bisa hidup normal?

Itu pertanyaan dalam benaknya.

Tak akan ada lagi rasa sakit,

Tak ada lagi ketakutan yang akan ia rasakan lagi.

Koma selama 8 hari membuat keluarga dan sahabatnya sangat terpukul, karena sekalinya ia ditemukan, ia dalam keadaan yang menyedihkan.

Ia tersenyum senang dan tak terasa air matanya menetes, ia sangat senang karena ia masih diberi kesempatan untuk hidup normal.

...•...

...•...

...{Bersambung}...

...•...

Sebuah Pertemuan

Indonesia, 14 Agustus 2020

Terik matahari yang sangat bisa dirasakan panasnya membuat banyaknya keluhan banyak orang yang berlalu lalang pinggir jalan, sehingga banyak orang berfikir ingin berdiam dirumah saja.

Tak banyak kendaraan yang berlalu lalang di siang hari apalagi mataharinya sedang sangat terik sekali.

Terfokus pada satu mobil berwarna putih yang tak kalah bersinarnya, seorang CEO muda yang sudah membuka cabang perusahaannya di Indonesia selama 1 tahun kurang ini,

Zhao Yoan Ti-En.

Seorang CEO muda yang terkenal dikalangan pemimpin perusahaan-perusahaan di Indonesia. Banyakmya pemimpin perusahaan yang mendengar bahwa ia sudah memiliki cabang di beberapa negara, membuat banyaknya perusahaan berusaha keras agar bisa bekerja sama dengan perusahaannya.

Berawal banyak yang memandangnya sebelah mata karena seorang anak muda yang memimpin sebuah perusahaan besar, namun itu semua akan terganti menjadi sebuah pujian dan takjub banyak orang.

Memiliki kejeniusan dan jiwa kepemimpinan yang tidak dapat diragukan dan tak hanya itu saja, wajah rupawan yang biasa di sebut 'tampan' membuat banyak kaum hawa jatuh cinta dan jatuh dalam pesonanya, hal yang utama yang ditanya adalah tentang 'apa dirinya masih lajang?'

Banyak yang salah mengira jika dirinya itu adalah seorang aktor, atau pula seorang model.

"Selamat siang Mr. Yoan" sapa para karyawan disana, pria bernama Yoan itu hanya membalas dengan senyumannya.

Kaki jenjangnya melangkah masuk kedalam kantor perusahaannya dan banyak karyawan lain yang menyambut dan juga menyapanya.

Langkahnya terhenti saat ia telah berada di lift VVIP nya khusus untuknya, ia menuju lantai paling atas atau lebih tepatnya ruangannya dan juga terdapat ruang-ruang penting di lantai tersebut.

Ia menghela nafas dan sedikit melonggarkan dasinya, tak lama dari itu seseorang mengetuk pintu ruangannya, dengan sigap ia merapihkan dasinya dan duduk tegak.

"Masuk!" perintahnya,

Seorang wanita masuk membawa banyak dokumen,

"Mr. Yoan, saya ingin memberikan dokumen-dokumen ini yang dititipkan oleh Mr. Ammar."

"Ammar? apa ia kembali absen??" tanya Yoan tak menyangka,

"Mr. Ammar mengatakan lewat telfon tadi pagi bahwa ia belum bisa kembali bekerja, saat saya tanya alasannya, beliau mengatakan jika anda tahu apa alasannya." jelas karyawan itu,

Mendengar hal itu Yoan menghela nafasnya.

"Baiklah, terima kasih, kembali bekerja."

Karyawannya pun pamit mengundurkan diri dari hadapannya.

Yoan memijat pelipisnya, Xiao Ammar adalah sahabatnya dan juga asisten pribadinya.

Ammar benar-benar marah besar padanya, bagaimana tidak? ini semua adalah tentang surat wasiat perjodohan antar dua keluarga lebih tepatnya perjodohan dirinya dengan kekasih sahabatnya, Ammar.

Usianya yang telah membuat berlakunya surat wasiat perjodohan itu, surat yang sudah di sumpahkan oleh kakek nenek darinya dan dari kekasih Ammar.

Tradisi yang tak pernah memudar sungguh membuatnya baru merasa jengkel. ia tak bisa membantah surat wasiat perjodohan itu, namun sisi lain ia tak ingin mengorbankan persahabatannya.

Bahkan ia tak mengetahui wasiat itu, bahkan AtHanna kekasih Ammar sekaligus sahabatnya juga itu tidak mengetahui adanya wasiat itu.

"Kenapa harus AtHanna? sahabatku sendiri? kini aku melukai perasaan kedua sahabatku." frustasinya.

Ia akan memikirkan hal ini nanti, ia harus fokus dengan pekerjaannya saat ini.

Fikirannya yang terfokus pada setumpuk dokumen pun kini teralih oleh suara alarm di ponselnya, pengingat jam pulangnya sudah tiba, ia melirik ke samping kaca besar yang memperlihatkan pandangan disana dan langit yang sudah berubah warnanya yang menjadi biru tua.

Ini menjadi kebiasaannya mengaktifkan alarm disaat Ammar tak bekerja.

●•●•●•●•●

Ia membenci hal yang terjadi saat ini,

Jalanan yang macet.

Perutnya sudah merasakan lapar, sepertinya ia akan makan malam diluar lagi, mengingat di apartemennya kosong akan bahan masakan, ia membelokkan mobilnya ke sebuah lestoran hamburger.

• • •

suara bunyi kunci mobil terdengar, sesegera ia melangkah ke lestoran, namun baru saja beberapa langkah ia menghela nafasnya kasar.

bagimana tidak? melihat banyaknya pengunjung didalam lestoran itu, ia sungguh malas bergerak untuk melangkah, sepertinya ia tak akan makan disana, melainkan hanya memesan untuk di bawa pulang.

Ia melangkah ke tempat memesan khusus untuk dibawa pulang, ia bernafas lega karena tak ada pengunjung disana, tak menunggu lama, ia pun sesegera mungkin memesan.

Tak menunggu lama pesanannya pun sudah siap, tak lupa membayar lewat code QR ia pun langsung pergi.

• • •

Yoan telah tiba diparkiran,baru saja ia ingin membuka pintu mobilnya tapi ...,

Buk!

Ia terkejut pintu mobil nya kembali tertutup, ia menatap tangan yang membuat pintu mobilnya kembali tertutup, lalu perlahan menatap si pemilik tangan itu.

Mata nya terbelalak, ia mematung seketika.

"Mm~ sorry Mr, it is my hamburger order~" seru gadis itu kaku dalam bicara dalam bahasa inggris.

Merasa tak ada balasan dari lawan bicaranya,gadis itu merasa ia salah bicara dalam bahasa inggris,

"Mr, sorry sorry, it is so my food, and this is ... Mr food, ahh apa aku salah bicaranya nya ya?" seru gadis itu kacau dalam mengucapkan bahasa inggris dan juga bergumam diakhiran kalimatnya.

Yoan terkekeh mendengar penuturan yang sangat kacau dalam berbahasa inggris.

"Gunakan bahasa indonesia saja, saya tak paham ucapan bahasa inggris kamu yang tadi" seru Yoan masih terkekeh,

Gadis itu terkejut mengetahui lawan bicaranya bisa berbahasa indonesia juga ternyata,

"Ya ampun memalukan~" gumam gadis itu malu.

"Tak apa, saya sedikit paham atas maksud ucapan bahasa inggris mu tadi" seru Yoan menyodorkan papperbag kecil berisi hamburger gadis itu.

Gadis itu merasa kesal karena pria yang tadi ia kagumi ketampanannya sedang megejeknya, tanpa berkata ia mengambil papperbagnya dan menyodorkan papperbag hamburger milik pria itu.

"Untung saja masih terkejar, jika tidak, aku benar benar tak ingin stok terakhir hamburger kesukaanku di lestoran habis~" racau gadis itu asyik sendiri,

Yoan merasa aneh melihat tingkah gadis didepannya ini berbicara sendiri, namun sangatlah menggemaskan, pakaian sekolah menengah atas dan jas yang ia kenakan bisa dipastikan gadis itu baru akan pulang sekolah,

"Terima kasih, saya permisi." pamit gadis itu akan pergi,

"Ah, tunggu!"

Gadis itu berbalik kembali menatap Yoan,

"Dimana kamu tinggal?" ucap Yoan secara tiba tiba, Yoan sendiri tak menyangka akan mengatakan hal itu, ia takut gadis didepannya mencurigainya.

Benar saja, gadis itu menatap curiga dirinya.

"Mm saya hanya bertanya karena hampir malam, kamu anak sekolah, apa rumahmu jauh dari ...,"

"Dasar! om om mesum!"

CTAZZ!!

seperti tersambar petir, ia tak menyangka gadis itu memanggilnya 'OM?!'

"Ap apa?!! o om??!! hya!! apa kamu bilang!!" marah Yoan,

Gadis itu tak menyahut ia pun terus melangkah menjauh dari nya,

"Argh! pertemuan apa ini!!" kesal Yoan

Yoan tak berniat mengejarnya, karena seragam sekolah nya merasa ia sudah tahu kemana ia akan kembali bertemu dengan dirinya.

●•●•●•●•●

"Pria yang menakutkan, baru saja bertemu sudah bertanya dimana aku tinggal, tampan tapi mesum!" seru gadis itu makan hamburger nya,

"Wajahnya jelas bukan orang Indonesia, darimana ia berasal? ahh tidak perduli! dia itu pria mesum~aku berharap tak bertemu dia lagi." gerutunya sambil memantau kebelakang, takut jikalau ia di ikuti.

...•...

...•...

...{Bersambung}...

...•...

Keputusan Yang Mengejutkan

"Aku tak akan melakukannya." seru Yoan berbicara kepada kedua orang tuanya dengan tegas.

"Yoan, tapi surat wasiat itu .." -Stephannie,

"Aku tidak perduli dengan surat wasiat perjodohan itu, bahkan mama dan papa tahu jika Anna itu kekasih Ammar, dan kalian tahu bukan jika mereka telah berkencan tidak cuma hitungan bulan? mereka berkencan sejak kami kelas 2 Sekolah Menengah Atas, aku tak ingin merusak perasaan kedua sahabatku!" jelas Yoan tetap menolak keras,

Tao Ming dan Stephannie terdiam atas pernyataan Yoan.

Yoan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dengan siku ditumpu kan dipahanya,

"Papa tahu jika Ammar dan Anna adalah sahabat mu, sahabat sejak kecil, semua keluarga besar Zhao bahkan tahu surat wasiat perjodohan sudah menjadi tradisi di keluarga besar, bahkan kelahiran keluarga baru Zhao akan tertulis di surat wasiat perjodohan keluarga, ingat itu." jelas TaoMing.

"Kalian paham posisiku saat ini bukan?"

"Yoan, mama paham. tapi kau tak akan bisa menentangnya, papa dan mama tak ingin kamu memiliki masalah dengan kepala keluarga Zhao, cukup ka ...,"

"Jangan bahas dia!" teriak Yoan, ia hanya refleks teriak, tidak bermaksud membentak kedua orang tua nya.

"Pertemuan keluarga Martin dan Zhao di depan kepala keluarga esok bukan? biar aku tanggung akibatnya." seru Yoan dengan suara merendah dan pergi meninggalkan kedua orang tuanya di ruang keluarga.

●•●•●•●•●

• • •

• •

..."Bahkan aku sudah menganggapmu sebagai saudara ku sendiri,aku tak menyangka jika aku harus mengorbankan Anna,wanita yang saat ini menjadi kekasihku,bahkan kau tahu aku sangat mencintainya bukan?,kau anggap aku sahabatmu bukan?bahkan sama seperti ku,kau menganggap aku saudaramu sendiri?!kau tak mencintai Anna bukan?!jika kau tak mencintainya,kenapa kau hanya berdiam saja seperti kau tak memperdulikan perasaanku?!kau bertindak seolah tak menentang perjodohan itu!!apa kau ingin menghancurkan persahabatan kita??!!"...

Kalimat yang selalu saja terngiang dibenak Yoan, ia sungguh tak menyangka persahabatannya akan terancam seperti ini.

Apa ia akan menentang kepala keluarga besar Zhao?

Ia tidak tahu.

●•●•●•●•●

Keesokan ...,

Pertemuan keluarga diadakan hari ini, tepat malam ini jam 20:00.

Beberapa kali ia mendapat telfon dari mamanya yang berharap ia akan datang,

Dengan berat hati ia pun datang paling terakhir.

"Ikuti saya tuan muda." seru penjaga ber jas disana.

Mengikuti arahan petugas itu akhirnya ia pun tiba di tempat pertemuannya di luar ruangan,

Yoan hanya terfokus oleh Anna yang membuang pandangannya, enggan menatap dirinya.

"Apa pekerjaanmu lebih penting daripada pertemuan keluarga? Zhao Yoan Ti-En?" tanya kepala keluarga Zhao dengan nada menahan marah,

Yoan membungkukkan tubuhnya sekilas,

"Saya minta maaf."

"Duduklah."

Yoan pun menurutinya duduk berhadapan dengan Anna,

"Baiklah! aku mulai saja, seperti yang kalian semua ketahui maksud pertemuan kita disini, yaitu membahas tentang perjodohan dari keluarga Zhao dan juga keluarga Martin,"

"Mengingat sudah berlakunya isi surat wasiat perjodohan itu, aku ingin disini menjadi saksi sebuah lamaran dari anak keluarga Zhao yaitu Zhao Yoan Ti-En kepada anak dari keluarga Martin yaitu AtHanna Martin." jelas kepala keluarga Zhao.

Yoan hanya tertunduk dari tadi membuat Diana mamanya memegang tangan Yoan lembut, namun tak ada reaksi dari Yoan sendiri.

"Ada apa Yoan?" tanya kepala keluarga Zhao,

"Aku menolak!"

Sontak semuanya pun terkejut atas jawaban Yoan,

"Ap-apa?!"

"Aku menolak perjodohan ini!" jawab tegas Yoan menatap kepala keluarga Zhao,

Kepala keluarga Zhao terbelalak atas penuturan tegas dari Yoan,

"Tak ada yang bisa mengekang sebuah tradisi, bahkan menolak!" marah kepala keluarga Zhao.

"Bahkan aku tak mencintai nya, dan bahkan ada orang yang sangat mencintainya!" seru Yoan menatap kepala keluarga tajam,

Anna yang melihat itu pun terkejut atas pernyataan Yoan,

"Ada seseorang yang menunggunya, dan mereka menantikan sebuah pernikahan, aku tak ingin merusak kebahagiaan mereka!"

Kepala keluarga terdiam, ia memejamkan matanya.

"Bahkan tradisi keluarga tak pernah bisa diubah atau diganggu gugat, surat itu tertulis tentang menikahkan anak laki laki dari keluarga Zhao kepada keluarga Martin" jelas kepala keluarga Zhao,

"Kau akan tetap menikah dengan anak perempuan dari keluarga Martin, kau tak dapat menentangnya!"

"Aku tak akan menikah dengan Anna, tak akan pernah!" seru Yoan dengan nada penuh penekanan,

"sebelumnya tak pernah ada yang berani menentang hal semacam ini, tradisi adalah hukum bagi keluarga, jika kau menolak, tak ada pilihan! kau tak boleh menolak keinginan lainku sekarang, ini pilihanmu." jelas kepala keluarga Zhao.

Semua orang disana menatap ketua kepala keluarga Zhao penasaran, dan bertanya tanya apa maksud dari ucapannya,

"Perjodohan dari keluarga Zhao dan keluarga Martin tetap ada,"

"maka aku ingin menjadi wakil dari keluarga Zhao yaitu Zhao Yoan Ti-En bahwa ingin melamar anak perempuan dari keluarga Martin yaitu AtHaara Martin."

Sontak semua terkejut bukan main,

"At-AtHaara??" bingung Yoan menatap bingung kepala keluarga Zhao,

"Adik AtHanna." seru kepala keluarga Zhou melipat kedua tangannya didepan dadanya sambil terpejam,

Yoan pun langsung menatap kedepannya, lebih tepatnya seseorang disamping AtHanna.

Mata mereka sama-sama terbelalak,

"Om mesum?!!" teriak AtHaara membuat semua orang disana ternganga, dengan cepat ia menutup mulutnya.

Yoan membulatkan matanya, ia sangat terkejut karena adik Anna sahabatnya adalah gadis yang ia temui saat itu,

"Hahh, pasti pilihannya sudah tepat, bahkan mereka pun sudah saling kenal." seru kepala keluarga Zhao,

"Ta-tapi kepala keluarga Zhao yang terhormat ...,"

"Tak akan ada penolakan dan diganggu gugat!" seru kepala keluarga Zhao,

"Aku menyatakan jika Zhao Yoan Ti-En dan AtHaara Martin telah bertunangan!" seru kepala keluarga Zhao bangkit dari kursinya dan pergi,

"Kepala keluarga? kepala keluarga?huwaaaa!!!" frustasi Haara.

"Bahkan Haara masih sekolah, apa kata teman-temannya nanti, bahkan ia bisa saja dikeluarkan." seru Anna tertunduk.

"Pernikahan Haara dan Yoan dipastikan hanya kerabat saja yang datang." seru Tao Ming papa Yoan,

"Tapi, ini pernikahan, jika Haara ...," -Lucy Martin mama Anna dan Haara,

"Dipastikan Yoan tak akan macam-macam dengan Haara sebelum lulus." seru Juan Martin.

Yoan yang mendengarnya mengalihkan pandangannya.

"maksudnya apa?" bingung Haara menatap papanya,

"Haara pasti tahu bukan?" seru sang papa,

Yoan hanya menghela nafas mengetahui kepolosan gadis di depannya itu,

"Sepertinya kalian harus mulai mengenal satu sama lain ya~" senyum Lucy sang mama.

"Tapi mama dan papa benar-benar tak menentangnya? bahkan a aku masih sekolah, dan umurku masih muda untuk menikah!" seru Haara frustasi,

Yoan terdiam, wajahnya berubah murung saat mendengar ucapan Haara tadi, ia memegang kepalanya lebih tepatnya menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

Apa ia akan menyeret nya masuk dalam kekehidupannya?

...•...

...•...

...{Bersambung}...

...•...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!