Hikayla Nadia Kamil
Biasa di panggil Kayla oleh teman-temannya, Nadia oleh keluarganya. Nadia termasuk gadis yang cantik, baik dan tangguh yang berasal dari keluarga yang berkecukupan tetapi ia tidak pernah mau menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Nadia anak kedua dari dua bersaudara atau bisa dibilang sebagai anak bungsu. Banyak yang mengincar dan mengejar cinta Nadia tapi siapa sangka Nadia selalu menolak semua pria itu. Alasannya karena masih ingin mengejar cita-citanya.
Gilang Putra Mahendra
Biasa di panggil Gilang, ia adalah pewaris tunggal perusahaan MHD crop yang bergerak dalam bidang property termaju dan paling ditakuti di kota Jakarta. Gilang termasuk pria berparas tampan dan juga cerdas, sebab di umurnya yang bisa di bilang masih muda ini, Gilang sudah bisa memegang alih perusahaan milik sang papa. Tetapi sayangnya, Gilang bukan tipe pria yang setia melainkan ia tipe pria yang tidak bisa memegang sebuah komitmen dengan setiap wanita. Maka dari itu Gilang sangat mudah dalam menggonta-ganti pasangan. Sampai suatu ketika ada seorang wanita yang mampu menaklukkan dan dapat merubah seorang Gilang dalam sekejap oleh wanita yang berparas cantik dan juga baik hatinya.
Rafel Anggara Saputra
Seorang dokter bedah terkenal dan ternama di London yang memiliki wajah tampan namun sangat cuek kepada setiap wanita, Rafel ini banyak sekali di incar oleh para wanita wanita muda, jangankan wanita muda bahkan ibu-ibu dan nenek-nenek sekalipun sudah banyak yang mengincarnya. Rafel merasakan hal yang berbeda ketika bertemu dengan wanita cantik dan baik seperti Nadia.
Muhammad Keynan Kamil
Biasa di panggil key, Ia adalah kakak dari Hikayla Nadia Kamil. Key yang selalu menjaga Nadia dan selalu ada pada posisi paling depan jika Nadia selalu dalam kesulitan. Key bekerja di salah satu perusahaan termaju setelah perusahaan MHD CROP di kota Jakarta karna memang Key sangat pintar di kampusnya. Tetapi masalah percintaan Keynan tidak semulus kepintaran dan kesibukannya dalam dunia bisnis, ia masih menunggu kedatangan wanita cantik yang telah lama meninggalkannya tanpa kabar.
Sifa Hanin
Ia adalah wanita cantik dan tangguh yang mampu memikat hati pria manapun. Ia juga merupakan wanita yang sedang di tunggu kedatangannya oleh seorang Keynan, tipikal wanita yang cantik akan hatinya. Sifa adalah asisten pribadi dari Nadia yang sangat dekat dengan Nadia. Bagaimana cerita Sifa ketika bertemu dengan Keynan?
Naura Rahmawati
Naura adalah sahabat baik dari Nadia, mereka berteman dari semenjak SMA, sampai mereka menikah. Naura yang notabennya adalah wanita dari keluarga yang kurang mampu, hingga ia mampu menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter bedah bersama dengan Nadia karena kepintaran yang ia miliki. Naura yang selalu ada di saat Nadia membutuhkan teman curhat atau apapun itu, karena bagi Naura, Nadia adalah teman terbaiknya atau sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya.
Putri Meylani
Mey adalah mantan yang sampai sekarang masih mengejar cinta dari sang pemikat hati yang tampan dan juga gagah, siapa lagi kalau bukan Gilang Putra Mahendra.
Riko
Riko adalah salah satu sahabat baik dari Gilang. Ia berprofesi sebagai dokter kandungan yang berada dalam satu rumah sakit dengan Nadia. Riko adalah pria yang sangat mendukung hubungan antara Nadia dan juga Gilang.
Restu Aji
Aji panggilannya, ia adalah teman atau bisa di bilang sahabat dekat dari seorang Rafel Anggara Saputra. Ia adalah teman yang menjodohkan Kayla dengan Rafel, bisa di bilang satu paket dengan Sifa yang memang sangat mendukung hubungan Rafel dengan Kayla.
"Nadia, sayang, ayo bangun ini udah pagi de" teriak sang kakak dari balik pintu.
"Nadiaaaaa" teriaknya lagi. Tapi tetap saja tak ada jawaban dari sang adik.
"De kaka dobrak ya pintunya" teriak sang kakak lagi.
Karena tetap tidak ada jawaban dari sang adik. Maka key pun memutuskan untuk membuka pintunya yang memang tidak di kunci.
Kreekkk.... Suara pintu
Key pun mendekat ke arah Nadia dan mulai menggoyangkan tubuh Nadia agar terbangun.
"De, bangun sayang, ini udah pagi. Katanya mau kuliah. Ini 'kan hari pertama kamu kuliah" ucap sang kakak.
"Hem hoaaaam... " Nadia pun membuka matanya.
"Eh kakak. Aku kesiangan ya ka?" tanyaku.
"Cuma telat sedikit, Yaudah kamu sekarang bangun terus mandi ya bunda sama ayah udah
nungguin di meja makan buat sarapan bareng"
"Oke ka, nanti aku nyusul ya"
"Yaudah kakak tinggal ya sayang, jangan lama-lama"
"Iya ka" jawab Nadia dan Keynan keluar dari kamar sang adik untuk turun mengahampiri ayah dan bundanya. Karena kamar Key dan Nadia yang berdekatan berada di lantai 2.
"Adik mu sudah bangun, Key?" tanya sang bunda.
"Udah bun" jawab Keynan.
"Yaudah, kamu duduk kita sarapan" titah sang bunda.
"Iya bunda" jawab Keynan.
Key dan Nadia memang diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang sopan santun dan saling menyayangi. Maka dari itulah Key dan Nadia sangat sopan dan menghormati kedua orang tuanya dan tidak dapat membantah apapun perintah dari kedua orang tuanya itu.
Beberapa menit kemudian, Nadia keluar dari kamarnya dan sudah rapih dengan pakaian kuliah, karena memang hari ini adalah hari pertama ia masuk kuliah di FKUI yang bisa di bilang kampus tersebut adalah kampus terfavorit di kotanya, Nadia masuk fakultas ke dokteran tanpa biaya orang tuanya melainkan ia mendapatkan beasiswa dari SMAnya terdahulu.
"Pagi ayah, bunda, ka Key" sapa Nadia dan duduk untuk mengambil sarapannya.
"Pagi juga sayang" jawab sang ayah. Mereka berempat pun menyantap sarapannya masing-masing. Setelah selesai Nadia
berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berangkat kuliah.
"Ayah, bunda, Nadia berangkat dulu ya" pamitku.
"Iya hati-hati ya nak" kata sang bunda.
"Iya bun, muach" jawab Nadia sambil mencium pipi sang bunda.
"Ayo kak kita berangkat. Kaka udah janji loh buat anterin aku ke kampus" ajakku.
"Iya adik kakak yang cantik, ayo kaka antar" ucap kak Key.
"Ayah bunda kakak juga berangkat ya, Key langsung ke kantor ya ayah bunda" ucap sang kakak.
"Iya nak hati-hati ya jaga adik mu baik-baik" kata sang ayah.
"Iya ayah siap" jawab kak Key.
Mereka berdua berangkat menggunakan mobil kesayangan Keynan. Nadia yang masih enggan untuk membawa kendaraan sendiri, ia lebih senang untuk naik angkutan umum.
"De kayanya nanti kakak engga bisa jemput kamu deh, engga apa-apa?" tanya kak Key.
"Emang kakak sibuk banget ya?" tanya ku balik.
"Iya, soalnya kakak banyak meeting hari ini. Apa nanti suruh asisten kakak aja yang jemput kamu?" tanya sang kakak.
"Hem yaudah deh kak gimana nanti aja. Nanti aku chat kakak aja ya" ucapku.
"Oke" jawab ka Key.
Beberapa jam kemudian sampailah di Universitas Nadia.
"De, belajar yang benar ya sayang, engga boleh ngecewain ayah bunda sama kaka. Nadia harus semangat" kata ka Key.
"Siap ka. Yaudah aku turun ya ka. I love you" ucap Nadia sambil membuka pintu mobil untuk keluar dari mobil.
"I love you too" jawab ka Key. Ka key pun meninggalkan kampus Nadia dan pergi menuju perusahaannya.
***
Nadia berjalan menuju kelasnya. Nadia tidak mengambil jurusan bisnis karena ia memang tidak senang dengan bisnis. Nadia lebih senang dengan dunia sains maka dari itu Nadia mengambil jurusan ke dokteran di Universitas ternama di kota Jakarta.
Nadia masuk ke kelas yang memang sudah ramai di dalamnya. Nadia menduduki bangku yang
masih kosong. Tak lama dosen pun masuk untuk memberikan materinya.
***
Jam pelajaran sudah selesai. Nadia bergegas ke kantin untuk makan karena hari ini ia menempuh dua pelajaran. Sesampainya di kantin Nadia menduduki tempat yang ada di pojok kantin. Nadia pun memesan makanannya. Sambil menunggu makanannya tiba Nadia membuka kembali materi yang tadi di sampaikan oleh dosennya. Memang itu adalah kebiasaan Nadia, Nadia akan mengulang materi yang sudah di sampaikan oleh dosen lnya di hari yang sama.
"Hay" sapa seorang wanita yang berkacamata.
"Oh hay" jawabku dengan memberikan senyuman.
"Boleh aku duduk disini?" tanya wanita itu.
"Oh ya boleh silahkan" ucapku.
"Kenalin nama ku Naura" katanya sambil memberikan tangannya untuk berjabat tangan.
"Nama ku Hikayla Nadia, kamu bisa panggil aku Kayla bisa Nadia. Salam kenal ya" kataku sambil menjabat tangannya.
"Aku panggil kamu Nadia boleh? salam kenal juga" katanya sambil tersenyum.
"Boleh ko" jawab ku sambil tersenyum.
"Eh kayanya kita sekelas deh, tadi aku liat kamu tapi aku malu buat duduk bareng kamu" lanjut Naura.
"Ohya? Kenapa kamu harus malu? Enggak apa-apa engga usah sungkan" kataku dengan tersenyum.
"Apa kamu mau temenan sama aku? Tapi aku hanya orang miskin dan aku pun bisa kuliah disini karna beasiswa" katanya merendah.
"Engga usah sungkan aku juga kuliah disini karena beasiswa ko, aku juga bukan anak dari orang
yang berkecukupan. Kita berteman ya" kataku sambil tersenyum.
"Baiklah terimakasih ya udah mau jadi teman aku" kata Naura.
"Iya sama-sama, Ra" kataku.
***
Tak lama pesananku pun sampai.
"Kamu engga makan, Ra?" tanyaku.
"Aku bawa bekal dari rumah. Ayo kita makan sama-sama" katanya sambil tersenyum.
"Baiklah" jawabku. Akhirnya kami berdua menyantap makanan yang sudah tersedia. Tidak ada sepatah kata pun yang terlontar dari mulut kami ketika kami sedang menyantap makanan kami masing-masing.
Selesai sudah menyantap makanan kami, kami pun bergegas kembali ke kelas, karena dosen akan segera masuk ke kelas.
Sampai di dalam kelas kami menduduki tempat yang tersedia yang memang pas tinggal menyisakan dua kursi kosong. Kami pun menduduki tempat itu.
"Ra?" panggilku.
"Iya Nad kenapa?" tanya Naura.
"Ko aku ngerasa mereka ngeliat ke arah kita terus ya?" kataku sedikit berbisik kepada Naura.
"Oya, aku juga ngerasa gitu sih Nad. Apa ada yang salah ya dari kita?" tanya balik Naura.
"Kaya nya engga deh Ra. Tapi yaudahlah biarin aja Ra yang penting kita jangan cari masalah duluan sama mereka" ucapku.
"Iya Nad benar" jawab Naura.
Dosen pun masuk ke kelas dan memberikan materinya kembali.
Di tempat lain
Seorang pemuda tampan yang kini sedang duduk di kursi kebesaran nya, yang tak lain dan tak bukan ia adalah Gilang. Gilang yang sedang sibuk dengan urusan kantor nya pun sempat di ganggu oleh wanita yang sering ia kencani, ia adalah Putri Meylani biasa di panggil Mey. Hanya Mey yang berani untuk datang ke perusahaan Gilang. Karena memang Mey yang sangat tergila-gila oleh harta Gilang. Tetapi tidak dengan Gilang, Gilang yang hanya menjadikan Mey sebagai penghilang rasa bosan dan pusing saat bekerja saja.
10 menit sebelum nya.
Flashback on
"Mba nina apakah presdir ada di ruangan nya?" Tanya Mey kepada sekertaris Gilang.
"Ada mba, tapi maaf pak presdir nya sedang sibuk, kata nya ia tidak mau di ganggu oleh siapa pun" Ucap sang sekertaris.
"Yaudah saya mau masuk" Kata Mey.
"Tapi mba..." Belum sempat Nina melanjutkan perkataan nya tetapi Mey sudah menerobos masuk kedalam ruangan Gilang.
"Sayaaang.." Kata Mey dengan suara manja nya.
Gilang pun menoleh ke arah Mey dan Nina, Gilang pun langsung menatap tajam kepada Nina. Nina yang paham akan tatapan itu langsung meminta maaf kepada Gilang.
"Maaf pak, saya tadi sudah melarang nya tetapi mba ini tetap saja menerobos masuk ke ruangan
bapa" Kata Nina sambil menundukkan kepala nya.
"Yaudah kamu boleh keluar" Kata Gilang. Mendengar perintah dari sang bos Nina pun langsung keluar dari ruangan Gilang.
"Huh kalau tiap hari dia kesini aku pasti akan selalu kena amukan si bos dasar perempuan matre" Gerutu Nina dalam hati.
***
Didalam ruangan
"Sayang.." Panggil Mey sambil berjalan ke arah Gilang.
"Ada apa kamu kesini, aku sedang sibuk" Ketus Gilang.
"Aku kangen, apa aku salah kangen sama pacar aku sendiri?" Kata Mey.
"Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi Mey" Ucap Gilang.
"Tapi aku ingin nya kamu tetap jadi milikku Gilang" Ucap Mey.
"Meningan kamu sekarang keluar Mey sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu" Kata Gilang tegas.
"Kau mengecewakan ku Gilang. Lihat saja aku tidak akan melepaskan mu kepada siapa pun. Kalau aku saja tidak bisa memiliki mu, wanita lain pun tidak akan pernah bisa memiliki mu juga. Camkan itu!!" Kata Mey dengan suara meninggi dan meninggalkan kantor Gilang.
"Hufft" Gilang yang membuang nafas kasar.
Flashback off
"Sial. Kenapa aku harus bertemu wanita yang tidak tau diri itu" Gerutu gilang.
Gilang yang stress pun akhirnya menunda pekerjaan nya dan menelpon sekertarisnya.
Via telpon
Gilang : Halo nina?
Nina : Iya pak?
Gilang : Batalkan semua meeting hari ini.
Nina : Maaf pak, untuk meeting dengan perusahan KML group tidak bisa untuk dibatalkan karena CEO sudah ada di tempat dan sudah menunggu kehadiran bapak.
Gilang : Baiklah, saya akan kesana. Untuk yang selanjutnya kamu bisa cancel.
Nina : Baik pak.
Tuuut... Panggilan pun terputus. Gilang pun bersiap untuk pergi ke restoran yang sudah di sepakati.
"Haaah semua gara-gara mba gatau diri itu. Kalau tiap hari dia kesini bisa-bisa aku pusing di buat nya" Gerutu Nina dalam hati.
Tak lama terdengar suara pintu terbuka. Nina yang melihat Gilang dengan asisten nya keluar pun menunduk hormat.
***
Restoran
"Selamat siang pak Keynan. Maaf saya sedikit terlambat karena tadi ada kendala sedikit di perusahaan" Ucap gilang.
"Oh iya pak gilang tidak apa-apa itu tidak masalah bagi saya" Ucap keynan.
Yaa.. Memang perusahaan KML group adalah perusahaan ayah keynan yang tak lain dan tak bukan adalah orang tua dari Nadia. Perusahaan KML group yang meminta untuk bekerja sama dengan perusahaan MHD crop untuk pembuatan rumah sakit di sekitar kota disini.
Setalah 1 jam berbincang-bincang akhirnya Gilang pun menyetujui kerja sama ini dan di akhiri dengan makan siang bersama.
Makan siang pun selesai, Keynan pun bergegas untuk kembali ke perusahaan nya karena ia memang sedang sibuk di kantor nya. Tapi berbeda hal nya dengan gilang, ia memilih untuk pergi bertemu dengan teman-teman nya yang sudah ia hubungi terlebih dahulu.
***
Cafe
"Woy bro" Sapa renaldi.
"Woy" Jawab gilang.
"Kenapa muka lo ko kusut begitu" Ucap farhan.
"Lagi kesel gue" Kata gilang.
"Kenapa emangnya?" Tanya riko.
"Si Mey datang ke kantor gue. Gue usir eh dia malah marah marah" Jelas gilang.
"Yaiyalah dia marah. Orang lu usir gimana sih lo" Kata farhan.
"Abis gue males banget. Udah tau gue lagi sibuk malah dia ke kantor gue pake manja manja segala lagi hih" Jelas gilang.
"Lah itu mah konsekuensi elu lah. Elu dulu yang ngajak kencan dia. Untung yang kaya si mey cuma satu coba kalau ada banyak mati aja udah lo sana" Kata riko.
"Sue emang lo lo pada" Ketus gilang.
"Hahahaha" Renaldi tertawa "Udah meningan lo cari lagi aja cewe yang beneran buat lo jadiin istri" Lanjut renaldi.
"Ogah ah gue. Gue masih muda kali gua masih mau bebas" Kata gilang.
"Nih ya gue kasih tau. Roman roman nya lo bakal ketemu sama cewe yang bakal bikin lu takluk se
takluk takluk nya. Lo bakal jadi bucin abadi" Kata riko.
"Ga bakal lah. Ada geh cewe yang selalu jadi bucin gua mana bisa. Seorang gilang mahendra ga
bakal pernah jadi bucin" Tegas gilang.
"Kita liat aja nanti" Kata riko sambil tersenyum licik.
"Oke" Kata gilang.
"Terus lo lo pada kaga mau cari bini? Kek nya lo lo pada cuma nyuruh gue aja cari bini. Terus kalian kapan?" Kata gilang.
"Lah kita kita mah entar entaran aja lah. Kita mah ga kaya lo yang suka nyakitin cewe. Lo mah si kalau udah kena karma baru nyaho. Lah kita mah ga akan pernah kena karma lah" Kata farhan dengan gamblang.
"Seyakin itu lo salut gue salut" Kata gilang sambil manggut manggut.
"Iya lah cowo itu harus percaya diri. Iya ga rik?" Kata farhan sambil melirik riko.
"Iya aja dah gua mah" Kata riko.
"Bagus" Kata farhan.
"Cafe lo masih rame aja ren?" Tanya farhan.
"Iya bersyukur gue. Cafe gue ga pernah sepi. Selalu banyak pengunjung" Jelas renaldi.
"Perusahaan elo gimana lang?" Tanya farhan.
"Gue lagi kerja sama buat bikin rumah sakit daerah sini" Jelas gilang
"Wih mantep tuh. Lumayan kalau gue sakit bisa gratis" Kata farhan.
"Sialan lo!! " Kata gilang.
"Haha" Farhan tertawa.
"Asik gue bisa di angkat jadi dokter tetap nih" Kata riko.
"Aelah lo kan udah punya klinik kenapa masih pengen jadi dokter di rumah sakit gue" Kata gilang.
"Gapapa kali aja gue ketemu jodoh di rumah sakit elo haha" Kata riko.
"Yeh belagu lo" Kata gilang.
"Udah ah gue ada urusan nih" Kata farhan.
"Oke" Jawab riko, gilang dan renaldi serempak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!