NovelToon NovelToon

Love At The First Sight

Masa Lalu

5 years ago..

Hari ini adalah hari kelulusan bagi mahasiswa-mahasiswi di sebuah Perguruan Tinggi terbaik di Ibukota.

Selesai semua kata sambutan, ada selingan dari mahasiswa yang diminta untuk turut serta mengisi acara graduation ini.

Seorang gadis masuk dari belakang layar.

Wajahnya masih sangat muda, ia mengenakan dress berwarna pastel, sangat lembut dan nampak begitu feminim.

Cantik, imut, dan lucu.

Mungkin kata-kata itulah yang diberikan orang pada kesan pertama saat melihatnya.

Gadis itu tersenyum manis, lalu memberikan hormat dengan menundukkan kepalanya.

Ia melantunkan sebuah lagu sambil bermain piano. Selesai part pertama yang ia nyanyikan, sekarang datang seorang pria menyanyikan tempo lagu yang lebih cepat.

Gadis itu tetap bermain piano sampai selesai.

It's been a long day without you my friend

And I'll tell you all about iy when I see you again

We've come a long way from where we began

Oh, I'll tell you all about it when I see you again

When I see you again...

.................

Itu hanya sepenggal lirik lagu "See You Again" yang dilantunkan oleh seorang gadis dengan sangat indah. Pada bagian rap dinyanyikan oleh temannya yang seorang pria muda.

Sorak sorai para hadirin terdengar begitu meriah saat gadis itu selesai menekan tuts terakhir di piano yang dimainkannya.

Tiba-tiba datang seorang wisudawan lengkap dengan toganya berlari ke arah si gadis lalu menyodorkan setangkai mawar putih, yang diambilnya dari bucket bunga temannya.

" Bunga yang indah untuk seseorang yang indah pula. This is for you.. Honey.." Alvin memberikan senyum terbaiknya seraya mengulurkan tangannya agar gadis itu menerima bunga tersebut.

Mata mereka saling berpadu dalam beberapa detik, menyelami sesuatu di dalam sana. Alvin terpana menatap manik cokelat nan indah itu. Tiba-tiba aliran darahnya terasa berdesir. Jantungnya memompa cepat serasa ingin melompat keluar dari tubuhnya.

Sama halnya dengan Alvin, gadis manis itu juga merasakan sesuatu yang berbeda dengan tatapan Alvin, sinar mata yang teduh namun tajam itu seakan menusuk ke dalam lubuk hatinya.

Riuh sorak sorai para wisudawan dan tamu undangan kembali bergema di ruangan itu, bahkan lebih meriah lagi. Seketika Alvin tersadar lalu memalingkan wajahnya dengan kikuk.

"Thank's..." ucap si gadis malu-malu seraya menerima mawar putih nan harum semerbak itu.

"Suit suiiiitttt........" teman-teman Alvin bersiul menggoda gadis itu dan Alvin.

Alvin kembali ke tempat duduknya dengan wajah berseri-seri namun juga tersipu malu.

Itu kisah 5 tahun yang lalu. Setelah kejadian itu Alvin dan gadis pujaannya tidak pernah bertemu kembali.

Si gadis yang saat itu baru masuk kuliah, sekarang sudah lulus kuliah dan sudah bekerja di sebuah cafe.

Sedangkan Alvin melanjutkan study S2 ke London, kemudian bekerja di perusahaan ayahnya di London. Ia bekerja mulai dari bawah. Menjadi staf biasa seperti karyawan baru lainnya.

Setelah melihat pencapaian Alvin yang sangat baik, barulah ayahnya meminta ia pulang ke Indonesia untuk memegang perusahaannya setahun belakangan ini.

Sudah satu tahun Alvin berusaha mencari keberadaan gadis pujaannya. Alvin sangat rindu dengan mata kecil nan indah yang dulu pernah diselaminya.

Tapi bodohnya Alvin, nama gadis itu pun ia tak tahu, karena dulu mereka tak sempat berkenalan.

"Udah ketemu dengan cewek idaman lu?" tanya Frengky yg merupakan teman baik Alvin.

Alvin menggeleng lesu. Mencari seseorang di tengah jutaan manusia tidaklah mudah.

"Kalo jodoh gak akan kemana." ucap Frengky lagi.

"Tapi gue gak tahu siapa namanya, siapa keluarga dan teman-temannya.. Gimana gue bisa nyariin dia coba?!" Alvin mengusap wajahnya dengan kasar.

" Ahh elu, cewek aja bikin stres gini. Mending kaya gue tinggal ngedipin mata cewek-cewek pada datang, asal lu berani keluar duit aja.." Frengky Sang Casanova mulai membagikan pengalamannya.

"Gue gak doyan gonta-ganti pasangan. Gue juga maunya cuma yang srek dengan hati gue.." tegas Alvin tetap pada prinsipnya.

"Yaa elaahhh Vin... hari gini lu ngomong soal hati.. Kita masih muda Vin, single, tampan, kaya lagi.. Semua cewek pasti klepek-klepek. Nikmati dulu masa muda lu..".

Frengky berujar sembari memainkan alisnya naik turun, namun Alvin tak menggubris perkataan Frengky. Baginya Frengky hanyalah setan yang selalu menggodanya. Meski setan itu adalah sahabatnya sendiri.

Alvin adalah pria baik-baik. Walaupun pernah tinggal di luar negeri Alvin tidak terpengaruh dengan pergaulan disana. Ia pernah punya kekasih saat kuliah di London, namun hubungan mereka hanya berjalan dua bulan saja karena tidak ada kecocokan di antara mereka.

Sampai saat ini Alvin masih setia menanti sang pujaan hati, yang ia sendiri tidak tahu dimana gadis itu berada. Apakah masih di kota yang sama? Apakah gadis itu sudah memiliki kekasih?? Atau bahkan sudah menikah dan memiliki anak.

Alvin tak tahu. Lima tahun waktu yang cukup lama, semua bisa saja terjadi.

Namun Alvin tetap meneguhkan hatinya untuk menanti sang pujaan hati. Hati kecilnya meyakini jika gadis itu adalah jodohnya kelak.

^

^

^

^

^

Mari bergabung kaka-kaka🤗🤗🤗

Author baru ini perlu kritik dan saran yang membangun dari kaka-kaka reader🙏🙏😘🤗🤗

Jadi mohon support ya...🙏🙏🙏

So, please.. give me LIKE, VOTE, n COMMENT🙏🙏🙏😘😘😘😘

👍👍👍👍👍

Thank you for your attention😊😊

Kupu-kupu Malam

"Tangkap Vika!!!" kata seorang wanita tua dengan dandanan khasnya yang sangat menor.

Wanita itu memerintahkan asistennya untuk menangkap Vika, seorang kupu-kupu malam yang telah dijanjikannya untuk melayani seorang bos besar. Tapi Vika dengan cepat masuk ke sebuah taxi dan berhasil kabur.

"Maaf mami, sepertinya Vika kabur karena dia tahu bahwa bos Frengky hanya menginginkan gadis yang masih virgin. Kalau Vika tetap melayani bos Frengky maka bos Frengky akan marah besar, dan meminta ganti rugi kepada mami.." asisten wanita yang biasa dipanggil 'Mami Risa' tersebut menjelaskan alasan kaburnya Vika.

"Baiklah, kita biarkan Vika pergi. Tapi kita harus mencari penggantinya saat ini juga. Tapi sialnya gadis-gadisku nggak ada yang virgin lagi, jadi siapa yg akan ku jual pada Frengky?"

Mami Risa tampak berpikir sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara. Ia nampak mulai frustasi.

Selang beberapa saat mereka berpikir, tiba-tiba...

"Mami, coba lihat gadis itu. Sekilas dia mirip Vika!."

ucap asisten Mami Lisa sambil menunjuk ke arah seorang gadis yang baru turun dari ojek online yang ditumpanginya.

Mami Risa mengamati gadis tersebut dari jauh. Gadis itu sekilas memang mirip Vika, mulai dari tinggi badannya yang kurang lebih dengan Vika, bentuk tubuhnya yang ramping, kulitnya yang sama putih, dan juga model rambutnya yang panjang dan sedikit bergelombang.

Gadis itu tampak seperti gadis baik-baik. Berpakaian tertutup dan tak menggunakan make up berarti, hanya bedak tipis. Gadis itu mengenakan baju kaos yang dilapisi jaket, dipadu dengan celana panjang jeans, sepatu kets, dan membawa tas selempang di bahunya. Penampilannya sangat santai dan sederhana.

Seperti mendapatkan angin segar, Mami Risa menyeringai, kemudian membisikkan sesuatu ke telinga asistennya. Sang asisten hanya manggut-manggut. Setelah menyampaikan idenya, Mami Risa segera mematikan rokok dengan membuangnya ke jalan lalu menginjak rokok itu dengan heels-nya.

Dengan langkah pasti mami Risa menghampiri gadis itu yang baru saja membayar ongkos ojeknya pada pengendara sepeda motor ojek yang ditumpanginya.

"Hai nona, selamat malam. Apa anda bekerja di kafe itu? Saya sedang menunggu teman saya untuk bertemu di kafe itu.." Mami Risa menyunggingkan senyum manisnya sambil menunjuk kafe yang berada di seberang jalan tempat mereka berdiri sekarang.

Merry memandang sekilas pada ibu itu, dandanannya memang lebih menor. Tapi Merry tak ambil pusing, mungkin karena si ibu akan bertemu dengan temannya, atau memang wanita itu suka dengan dandanan seperti itu.

"Oh, iya bu.. Saya memang bekerja di kafe itu. Mari ibu barengan ama saya.." jawab gadis itu dengan ramah, sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena memakai helm tadi.

"Siapa namamu nak? Dan kamu bekerja di bagian apa?" tanya Mami Risa saat mereka mulai melangkah. Ia memasang wajahnya agar tampak menawan dan ramah.

"Nama saya Merry bu, saya bekerja sebagai kasir.." Gadis yang bernama Merry tersebut berujar dengan sangat lembut.

Mereka akan menyeberangi jalan. Namun seketika, tanpa aba-aba seseorang datang dari arah belakang Merry dan langsung membekap wajahnya dengan sapu tangan, secepat kilat. Baru juga meronta namun tubuh gadis itu langsung lemah tak berdaya. Dalam hitungan detik saja Merry sudah tidak sadarkan diri.

"Cepatlah bawa dia ke dalam mobil!!!" perintah Mami Risa kepada pria yang menjadi asistennya tersebut.

Jalanan yang sedang sepi memudahkan mereka untuk menculik Merry. Hanya ada beberapa kendaraan yang lewat, tapi tak ada yang berhenti. Mungkin mereka tak ingin terlibat masalah.

Setelah berada di dalam mobil, Mami Risa mengganti pakaian Merry dengan pakaian yang sudah disiapkannya.

Sebuah dress yang sangat minim bahan, dress tanpa lengan dengan potongan leher model V rendah di bagian dada, dan panjang dressnya hanya setengah paha. Selesai dengan pakaian, kini Mami Risa melukis wajah cantik Merry, langkah terakhir ia memoleskan *l*ipstick merah terang agar bibir Merry tampak sangat menggoda.

Tak lupa tas selempang Merry tadi, ia gantikan dengan tas tangan yang mungil. Handphone dan dompet Merry ia pindahkan ke dalam tas itu.

Sepasang high heels berwarna merah juga sudah menghiasi kaki jenjang gadis itu.

"Ternyata anak ini sangat cantik dan sexy. Sungguh malang nasibmu nak.." ucap Mami Risa sambil mengusap rambut Merry.

"Mami, apa tidak salah jika kita menjual gadis ini?" tanya asisten Mami Risa dengan ragu.

"Apa kau masih tidak tahu apa pekerjaanku?! Aku tidak dapat duit jika tidak menjual gadis ini!. Lagi pula Frengky pasti sangat senang dengan mangsanya malam ini."

Mami Risa menampakkan seringai jahatnya.

Ia tidak lagi bekerja dengan hatinya. Karena begitulah selama ini cara ia mendapatkan uang, dengan menjual para wanita malam kepada pria hidung belang. Menjadi perantara hubungan gelap yang penuh dosa.

Jika biasanya ia menjual seorang wanita yang memang berniat untuk menjadi wanita penghibur, namun tidak dengan kali ini. Malam ini ia harus menculik serta memaksa seorang gadis muda yang tak tahu apa-apa.

"Ba.. baik Mami..." jawab asisten itu dengan terbata. Baru kali ini ia menculik seseorang untuk dijadikan mangsa, sesungguhnya ia tak tega.

Sang asisten yang sebenarnya berempati dengan gadis itu, tidak dapat berbuat apa-apa. Dia tak punya hak untuk membungkam bosnya. Lagi pula ia juga mendapatkan upah yang sangat besar baginya, hanya dengan membantu Mami Risa mencari para kupu-kupu malam.

^

^

^

^

^

Masih pendek ya per episodenya, ini pun udah ditambah-tambahin, aslinya per part ada yang gak nyampe 500 kata. Maklumlah penulis baru, gak tau aturannya😉 Sekalinya mau diserahin ternyata belum memenuhi syarat🤭🤭 Alhasil, nyelipin lagi kata-katanya😁 Ini udah 900an kata.

Berhubung Bie penulis baru, jadi mohon saran dan komentar yang membangun untuk Bie🙏 🤗🤗

Bie juga perlu asupan LIKE, VOTE, n COMMENT🤗🤗🤗

Karena support dari kaka-kaka reader tersayang sangat berarti untuk Bie😘😘😘

Assyeeeekkkkk💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻

So, don't forget to LIKE me, Please....🙏🙏🙏

👍👍👍👍👍

Tengkyuuuuu😘😘

I'm Not A Bitch!

Setibanya di depan hotel, Mami Risa menghubungi Frengky dan mengatakan bahwa wanitanya sudah siap. Merry yang baru saja sadar langsung di dorong keluar dari mobil Mami Risa, kemudian mobil itu berlalu dengan cepat.

"Heiii.... tunggu.. dimana aku?" teriak Merry tapi tak ada yang mendengarkan.

"Mengapa pakaianku begini? Aku gak pernah membeli baju seperti ini..."

Merry melihat pakaian yang melekat ditubuhnya sambil menarik-narik ujung dress tersebut. Ia merasa malu dan risih menggunakan pakaian kurang bahan tersebut.

Beberapa orang yang keluar dari hotel memandang Merry dengan tatapan mengejek. Merry semakin merasa tidak nyaman, dan segera ingin pergi dari tempat itu.

"Hai cantik, ternyata lu udah gak sabaran ya? Lu pasti udah lama nungguin gue kan?" seorang pria masih menggunakan setelan kantornya tiba-tiba datang dan langsung merangkul pinggul Merry.

Wajah pria itu memang di atas standar, tubuhnya pun tinggi besar dan tegap. Dilihat dari perawakan dan penampilannya pasti banyak wanita yang akan tergila-gila padanya, bahkan dengan senang hati menyerahkan diri pada pria itu.

Tapi hal itu tidak berlaku bagi Merry. Dia hanya gadis polos dan tak tahu apa-apa tentang dunia percintaan.

Melihat pria itu mendekatinya, sontak Merry menghindar seraya menutup dadanya yang agak terbuka.

"Saya nggak nungguin siapa-siapa. Saya mau pulang!" bentak Merry sambil berusaha menjauh dari pria yang terus saja mendekatinya itu.

Merry tampak ketakutan. Badannya mulai bergetar. Selama ini ia tak pernah disentuh pria sama sekali, tak lebih dari sekedar berjabat tangan.

"Kita belum main-main, kenapa lu mau pulang?"

Mata Frengky mulai jelajatan menatap lekuk tubuh Merry. Walaupun Merry masih menutupi dadanya yang terbuka dengan kedua tangannya namun tetap saja Merry merasa ditelanjangi, karena dilihat dengan tatapan liar seperti itu. Tatapan yang sangat menjijikkan.

Merry tak tahan lagi untuk berlama-lama di hadapan pria ini. Ia hendak berlari, namun gerakannya kurang cepat. Hanya sepersekian detik Frengky sudah menangkap tubuh kecil Merry Kemudian tanpa basa-basi lagi pria itu langsung menggendong tubuh Merry dan membawanya ke kamar hotel yang sudah disiapkan oleh asistennya.

Hotel itu adalah milik Frengky, maka tidak ada seorang pun yang berani menentang pria itu.

"Lepaskan aku.. Kau salah orang!! Lepaskan aku!!!"

Merry berteriak meronta-ronta sambil memukul punggung Frengky. Namun pria itu tak berkutik sama sekali.

Badan Frengky yang tinggi besar sama sekali tidak merasakan sakit saat dipukul Merry seperti itu. Ia hanya terkekeh mendapat perlawanan kecil dari Merry.

"Buka pintunya!" perintah Frengky kepada Rony, asistennya.

Rony segera membuka pintu kamar hotel untuk bosnya itu, karena hal itu sudah biasa dilakukan Rony.

"Tunggu di luar!" perintah Frengky lagi.

Setelah menutup pintu, Frengky menghempaskan tubuh Merry ke atas sebuah ranjang nan empuk dengan kasarnnya.

"Ku mohon lepaskan aku..." Merry menangis tersedu-sedu sambil terus menutupi dadanya.

"Lu pikir gue bakalan ngelepasin elu setelah gue buang duit 10juta gitu aja?! Dasar wanita murahan!!" bentak Frengky.

Merry yang masih menangis tetap berusaha membela diri. Namun sesaat ia bangkit dari tempat tidur dan mendatangi Frengky yang berdiri di sebelah ranjang itu.

"Aku nggak jual diri, aku diculik.. Lepaskan aku... Ku mohon.... Aku bakalan ganti duit kamu, janji.."

Merry memohon sambil bersimpuh di kaki Frengky.

Tapi naluri lelaki Frengky lebih kuat, dia gak bakalan ngelepasin Merry sebelum tujuannya tercapai.

Frengky sudah membuka jasnya, sekarang ia mulai melepaskan kancing kemejanya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar dengan sangat kencang.

"Menyebalkan!!" gerutu Frengky sambil berjalan hendak membuka pintu.

"Frengky, lu harus liat ini!" ucap seseorang pria yang merupakan teman Frengky.

Pria itu adalah Alvin.

Alvin menunjukkan handphonenya kepada Frengky. Frengky hanya melihat sekilas dengan cueknya. Ia tak peduli dengn apa yang disampaikan oleh Alvin.

"Dia bukan gadis yang dijanjiin Mami Risa untuk ngelayani elu. Gadis itu kabur karena dia gak virgin lagi!" Alvin berusaha menjelaskan, namun Frengky tetap acuh.

"Jadi lu lepasin gadis tak berdosa itu. Dia gak tau apa-apa.. Dia juga gak berniat jual dirinya ke elu!" ujar Alvin lagi.

Alvin berharap Frengky akan melepaskan gadis itu.

Sesaat Alvin mencuri pandang ke arah gadis yang menangis sesegukan sambil menundukkan wajahnya, dengan kaki menekuk, dan tubuh yang bergetar. Namun Alvin tidak bisa mengenali siapa gadis itu.

Frengky yang melihat sahabatnya mencuri pandang ke arah Merry sontak menoyor kepala pria itu.

"Jangan bilang elu yang mau make dia, jadi gue disuruh pake bekas lu gitu??"

"Gue serius Freng, lu tanya aja sama Mami Risa kalo lu gak percaya!" jawab Alvin dengan wajah serius.

"Gue tetap pengen yang ini, berapa pun bakal gue bayar! Karena dia lebih menggoda.." ucap Frengky sambil menoleh ke belakang melihat Merry sekilas.

"Tapi Freng..... " belum kelar Alvin berucap tapi pintu kamar sudah ditutup dengan kerasnya oleh Frengky.

Dan segera Frengky mengunci pintu tersebut agar tak seorang pun mengacaukan rencananya.

Alvin menarik rambutnya ke belakang. Ia merasa frustasi karena tak dapat menggagalkan rencana busuk sahabatnya itu. Alvin tak habis pikir kenapa ia bisa bersahabat dengan Frengky yang notabene adalah seorang penjahat kelamin.

Sementara Frengky benar-benar sudah dibakar nafsu. Mau Merry sungguh menjual dirinya atau pun tidak, Frengky tak mau tahu. Yang pasti ia akan tetap menikmati setiap jengkal tubuh gadis itu.

^

^

^

^

^

Di part-part awal memang masih pendek ya, soalnya Bie udah bikin konsep diawal dan pisahin partnya, ternyata minimal 500 kata per episode (maaf pendatang baru, baru tau aturan begini✌). Itu pun banyak kalimat yang Bie tambahkan di luar konsep yang udah dibikin, jadilah kata-katanya mampu sampai 800-900 lebih kata.

Tapi tenang aja, semakin ke belakang, semakin panjang kok🤭

Tetap minta supportnya ya... Kritik dan Saran yang mendukung untuk penulis baru kek Bie gini, sangat diharapkan🙏🙏🙏🤗🤗

Jangan lupa kasih LIKE, VOTE, n COMMENT yaaa🤗🤗

Lope-lope untuk kalian yang mau support Bie😘😘😘😘

👍👍👍👍👍👍👍👍👍*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!