NovelToon NovelToon

Game Pernikahan Mafia

Chapter 1. Prolog

Kharisa Agatha

Anak yang besar tanpa kedua orangtua dan memiliki adik kembar yang terpaksa terpisah darinya karena beberapa sebab. Perjalanan hidup yang begitu berat ia lalui agar terus dapat bertahan hidup di Kota yang kejam itu. Satu-satunya harapan adalah keluarga yang tersisa, yaitu Tante dan Pamannya, namun sayang mereka ternyata tidak sebaik yang Kharisa fikirkan.

Kharisa anak pertama dan dia memiliki adik kembar dua laki-laki. Beda usia mereka adalah lima tahun dan setelah kepergian kedua orangtua Kharisa memiliki tanggung jawab yang begitu besar untuk membesarkan kedua adiknya. Satu-satunya keluarga Kharisa yaitu Tante dan Pamannya hanya bisa membantu merawat dua adik kembarnya.

Kharisa memiliki impian yang begitu teguh, ia ingin menjadi wanita yang sukses seperti yang di inginkan Ayahnya. Pesan Tuan Juan Lesmana sebelum kepergiannya ia ingin Kharisa menjadi anak yang sukses dan bisa menjadi Kakak untuk adik-adiknya sebagai contoh yang baik.

Karena itulah Kharisa mau tidak mau harus berjuang seorang diri menghadapi kerasnya hidup anak jalanan di Kota metropolitan itu.

Setelah kepergian kedua orangtuanya Kharisa harus berjuang seorang diri menjual barang yang bisa di jual di pinggir jalan untuk bertahan hidup dan terus melanjutkan sekolahnya. Kharisa sama sekali tidak mendapatkan apa pun dari harta orangtuanya karena yang ia tahu perusahaan orangtuanya meninggalkan banyak hutang sebelum kepergiannya.

Sampai tempat tinggal pun ia tidak ada dan akhirnya Kharisa memberanikan diri untuk meminta jualan di warung-warung kecil untuk ia jual kembali di jalanan. Tidak jarang juga Kharisa mendapatkan kekerasan dari pemilik kekuasaan di jalanan. Beruntung Kharisa selalu mendapat pertolongan ketika ingin di pukul.

Dan berkat Kharisa yang memiliki kecerdasan di sekolah, ia bisa tetap melanjutkan sekolahnya dengan bantuan beasiswa.

Sampai suatu hari Kharisa mendapati seorang pria paruh baya tergeletak di jalan setengah sadar dengan beberapa kerumunan orang. Tidak ada yang berani membawa pria itu ke rumah sakit karena melihat wajahnya yang sudah memerah dan terus berteriak kesakitan di bagian jantungnya.

Kharisa satu-satunya orang yang mau mencarikan pertolongan dengan mencegat taksi untuk membantunya membawa pria itu ke rumah sakit. Setelah beberapa lama Kharisa menunggu di ruang tunggu akhirnya Dokter menemuinya dan memberi tahu jika pria itu adalah salah satu pasien yang sudah biasa datang kerumah sakit itu.

Kharisa lega mendengarnya dan tidak lama kemudian datanglah seorang wanita paruh baya yang berumur sekitar empat puluh delapanan tahun. Wanita itu mengucapkan terimakasih berkali-kali pada Kharisa karena telah menolong suaminya.

Kharisa merasa senang karena bisa menolong orang kali ini, setidaknya hidupnya bisa berguna bagi oranglain meskipun tidak seberapa. Tanpa Kharisa duga jika kebaikannya kali itu membawa keberuntungan baginya. Keluarga itu meminta Kharisa untuk ikut pulang bersama mereka sesampainya di sana mereka menjelaskan jika Kharisa akan menerima bantuan biaya hidup dan tempat tinggal.

Kharisa sempat menolak namun sayang kedua orang itu tetap memaksa Kharisa untuk menerimanya. Mereka merasa sangat prihatin dengan cerita Kharisa yang begitu menyedihkan. Awalnya Kharisa mendapatkan tawaran untuk tinggal di rumah mewah itu, sayangnya Kharisa bersikeras menolak.

Dan akhirnya ia mendapat permintaan untuk menerima semua fasilitas yang diberikan oleh kedua pasangan suami istri itu.

***

Seiring berjalannya waktu...

"Bergabunglah dengan perusahaan kami, Kharisa. Saya membutuhkan pemimpin sepertimu tidak ada lagi yang bisa saya harapkan selain kamu satu-satunya wanita yang saya percaya." ucap Tuan Tedy penuh dengan harapan.

Ia adalah seorang pria yang pernah mendapat jasa yang begitu besar dari Kharisa yang pernah menolongnya di jalanan.

"Tapi, Tuan." ucap Kharisa yang tidak tahu harus menolak bagaimana. Ia tidak tega mendengar permohonan pria yang sudah tampak tidak sehat di depannya itu. Terlebih lagi Nyonya Harina yang begitu menekuk wajahnya sedih karena begitu paham kondisi suaminya saat ini.

Akankah Kharisa mau menerima permintaan Tuan Tedy lagi kali ini?

Tuan Tedy dan Nyonya Harina Dewi hanya memiliki satu putra namun sayang anak mereka sama sekali tidak tertarik untuk memimpin perusahaan besar itu. Ia lebih tertarik untuk menikmati hidupnya di California tanpa mau perduli dengan kehidupan orangtuanya yang sudah semakin tua.

Gara Crisswong

Pria yang sangat keras kepala selalu ingin hidup dengan terus mengandalkan kemampuan bela dirinya. Ia sangat tidak suka pekerjaan yang membosankan seperti bekerja di kantor. Pria itu lebih menyukai hal yang berbau kekerasan. Tuan Tedy yang kalah fisik dari putranya hanya bisa pasrah tanpa bisa mencegah perbuatan buruk yang di lakukan putranya.

Sebuah kesalahan terbesar tentunya Tuan Tedy lakukan ketika mengijinkan Gara untuk ikut bela diri oleh Mr. Dave di California. Tanpa Tuan Tedy ketahui putranya sudah belajar cukup jauh ilmu bela diri dan beberapa kali Gara ikut aksi para anggota Mr. Dave.

Gara yang sudah begitu menikmati dunia hitam itu kini tidak lagi mau untuk kembali hidup layaknya manusia biasa di Indonesia. Tuan Tedy yang kesulitan bertemu putranya selalu menggunakan dirinya yang sakit dan bahkan rela menyakiti dirinya agar Gara mau pulang menjenguknya.

Gara selalu bersifat keras dan kasar sekali pun pada kedua orangtuanya. Ia sudah bergaul cukup jauh di dunia mafia sampai sangat sulit dikendalikan. Semua bukan tanpa alasan ia bersifat semenyeramkan itu. Gara mengambil keputusan untuk masuk di dunia hitam karena masalahnya yang terjadi ketika mengetahui sahabat terdekatnya bermain dengan kekasihnya.

Saat itu Gara tengah berada di California menjalankan misi Mr. Dave untuk mengambil semua harta perusahaan saingannya. Namun sayang Gara yang syok ketika mendengar kabar kekasihnya sakit seketika meminta ijin pada Mr. Dave untuk kembali ke Indonesia.

Mr. Dave yang tidak mengijinkan Gara malam itu pergi beberapa kali memukulnya, Gara terus memohon sampai wajahnya terlihat babak belur akhirnya Mr. Dave mengijinkannnya pulang dengan jet pribadi yang sudah di sediakan khusus untuknya.

Sesampainya di Indonesia Gara terkejut saat melacak keberadaan kekasihnya di sebuah hotel. Dengan cepat pria itu menuju hotel dan tanpa bisa menahan diri ia dengan penuh kekuatannya mendobrak pintu hotel itu. Betapa syoknya Gara menyaksikan kekasihnya yang tengah bertelanj*ng di atas kasur bersama sahabatnya sendiri.

Semua begitu di luar dugaan, kekasih Gara sebenarnya beralasan sakit hanya demi mengamankan dirinya jika Gara menghubunginya, namun sayang kepanikan Gara sangat di luar dugaan kali ini.

Chapter 2. Kemarahan Gara

“Dasar kau brengs*ek.” pekik Gara yang kini menyerang tubuh sahabatnya berkali-kali mendaratkan pukulan pada wajah pria itu.

“Cukup Gara, ini salah paham. Semua bukan seperti kau lihat.” teriak Reynka Naul sembari menarik keras lengan Gara.

Kemarahan Gara benar-benar terlihat menakutkan. Katroy yang sudah tidak berdaya kini hanya pasrah menerima pukulan Gara. Kekuatan Gara benar-benar tidak di ragukan lagi.

Reynka terus berteriak histeris menangis ia tidak tahu harus meminta pertolongan pada siapa. Semua terjadi di luar dugaannya, Reynka berfikir beberapa hari ia bersama Katroy baik-baik saja.

Ternyata semua salah, Gara yang begitu khawatir tidak mendengar kabar Reynka beberapa hari akhirnya memaksa datang ke Indonesia. Betapa terkejutnya Gara saat mendapat kabar kekasihnya yang tengah menikmati waktu bersama sahabatnya.

Setelah Gara selesai melampiaskan kemarahannya kini waktunya ia kembali menatap Reynka.

Matanya begitu menusuk dalam kedua mata Reynka. Sementara tangan Gara sudah terarah pada kepala Katroy dengan pistol yang siap menembak kapan pun ia mau.

Reynka menggelengkan kepalanya meneteskan air mata. “Tidak Sayang, kau tidak boleh melakukan itu.” ucap Reynka bergemetar.

Gara yan tersenyum dengan tenangnya menekan jari dan sukses terdengar suara tembakan.

“Tidaaaak...” teriak Reynka yang membungkam mulutnya.

Reynka segera berlari mendekat pada Katroy. “Apa yang kau lakukan? Dia sahabatmu.” teriak Reynka menyadarkan Gara.

“Kalian sama-sama sampah.” ucap Gara yang sudah menendang tubuh Reynka dengan kasarnya lalu beranjak pergi.

Gara sudah tidak bernyawa lagi matanya terlihat menatap pada Reynka. Kini wanita itu hanya menangis histeris.

“Kau jahat Gara, kau jahat.” teriak Reynka dengan tangis pecah.

“Bereskan dia.” ucap Gara pada beberapa pasukan yang ia bawa.

Setelah kemarahannya selesai Gara pergi kembali ke California. Matanya berkaca-kaca menahan sakit hatinya. Pria itu tetap berusaha menahan sesak di dadanya. Ia tidak ingin menunjukkan kelemahannya pada bawahannya.

Di perjalanan Gara terus memukuli kursi di pesawat itu, semua pasukan yang ikut dengannya hanya tertunduk tanpa berani berkata apa pun. Gara yang masih tidak puas dengan memukuli kursi kini beranjak mendekat pada pasukannya.

Matanya menatap satu persatu pria itu. Seketika tangannya melayang di wajah mereka seakan melampiaskan kemarahannya.

Tidak ada yang berani melawan satu pun pada Gara. Ia terus memukuli satu persatu hingga kekesalannya benar-benar terlampiaskan.

***

Beberapa lama setelah kejadian perselingkuhan Katroy dengan Reynka kini Ibu Gara menghubungi putranya.

“Ada apa,Bu?” tanya Gara tanpa basa basi.

“Gara, apa kau tidak ingin bertanya keadaan Ibu sama Ayahmu Nak?” tanya Nyonya Harina.

“Bu, katakan saja ada apa? Gara sedang sibuk.” ucapnya datar.

“Ayahmu sakit, ia sangat menginginkan kau pulang ke Indonesia. Pulanglah Gara kasihan Ayahmu.” ucap Nyonya Harina terdengar menyedihkan.

“Bu, Gara tidak bisa pulang.” bantahnya perlahan.

“Mengapa tidak bisa? bukankah kau bisa sekalian melihat kekasihmu di sini? Bagaimana Reynka apa dia baik-baik saja? Kau bagaimana bisa membiarkan kekasihmu seorang diri di sini?” ucap Nyonya Harina tanpa tahu apa yang terjadi pada putranya.

“Lupakan wanita itu, Bu. Mereka semua sampah.” ucap Gara yang terdengar begitu kesalnya.

Nyonya Harina terkejut mendengar ucapan kasar putranya. Dulu ia begitu sangat menyayangi Reynka, apapun yang di inginkan wanita itu Gara selalu menurutinya hingga rela melawan Mr. Dave sekalipun.

“Gara, Ayahmu sekarang semakin melemah. Kau satu-satunya orang yang akan meneruskan perusahaan itu, cepatlah pulang.” ucap Nyonya Harina berusaha lembut.

Gara menghembuskan nafasnya kasar, ia begitu tidak siap untuk kembali ke Indonesia mengingat semua kenangan buruk oleh Reynka. Bukan hanya kejadian di hotel itu saja, Gara sudah mendapat semua bukti jika Reynka selama dengannya juga menjalin hubungan dengan Katroy.

Tanpa Gara sadari kepercayaannya pada dua orang itu membuatnya buta jika di belakang Gara, mereka sudah mempermainkannya.

“Maaf, Bu. Gara belum bisa pulang jaga Ayah baik-baik.” ucap Gara segera mengakhiri telfonnya dan kembali merebahkan tubuhnya di kursi kerjanya.

“Ada apa, Gara? kau sakit karena wanita? bukankah sudah ku katakan jangan pernah luluh dengan makhluk seperti mereka? Kau selalu tidak percaya dengan omonganku bukan?”

Mr. Dave tiba-tiba datang menghampiri Gara setelah mendapat laporan dari beberapa pasukan Gara.

“Iya Mr, saya telah bodoh selama ini tidak mendengar ucapan anda.” jawab Gara dengan wajah penuh dendamnya.

“Bagus. Jangan pernah lagi berurusan dengan wanita. Semua wanita sama saja kecuali Ibumu. Dia adalah makhluk satu-satunya yang Tuhan ciptakan berbeda dari yang lainnya.” ucap Mr. Dave.

***

“Yah, biar Ibu temani ke kantornya.” ucap Nyonya Harina lembut.

“Tidak usah Bu, Ayah sudah baik-baik saja. Bagaimana dengan putra kita, kapan dia pulang?” tanya Tuan Teddy penuh rasa berharap.

Nyonya Harina menunduk ia merasa gagal membujuk putranya karena Gara hingga saat ini masih bersih keras untuk menetap di California.

Nyonya Harina menggelengkan kepalanya memberi isyarat pada suaminya. Jika putranya masih menolak untuk kembali.

“Sepertinya kita gagal mendidik putra kita, Bu.” ucap Tuan Tedi dengan wajah kecewanya.

“Ayah jangan bilang seperti itu, mungkin memang belum waktunya Gara kembali.” Nyonya Harina berusaha menenangkan suaminya dengan mengusap punggung Tuan Tedy.

Tuan Tedy pun pergi ke kantornya hari itu supir pribadinya kebetulan sedang sakit. Nyonya Harina yang ingin memanggil supirnya mengantar Tuan Tedy di cegah.

Nyonya Harina merasa kesal dengan sifat keras kepala suaminya, akhirnya setelah lama berdebat kini Tuan Tedy berhasil keluar dari rumah seorang diri.

Pria itu mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Di pertengahan jalan jantungnya kembali terasa sakit, ia mencari-cari air di mobil namun sayang tidak ada ia dapatkan.

Pria itu akhirnya memutuskan untuk membeli di pinggiran. Setelah Tuan Tedy membelinya tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan tubuh.

Seketika tubuhnya jatuh tersungkur ke tanah. Wajahnya yang memerah membuat semua orang ketakutan. Tuan Tedy terus berteriak memegang dadanya.

“Ada apa yah disana?” Suara gadis kecil yang penasaran.

Ia melangkah mendekati kerumunan orang di pinggir jalan.

“Pak, anda tidak apa-apa?” tanya gadis itu dengan wajah panik.

“Ayo bantu saya.” teriak gadis itu.

Dia, yah Kharisa Agatha yang saat itu masih menduduki SMA kelas tiga. Dengan seragam sekolahnya yang tampak kusam berusaha meminta bantuan pada beberapa orang untuk membawa Tuan Tedy ke rumah sakit.

“Pak, bertahanlah anda akan sampai di rumah sakit sebentar lagi.” ucap Kharisa dengan paniknya.

Tuan Tedy terus berteriak kesakitan tanpa bisa bicara lagi. Beberapa kali tangannya semakin menekan dadanya.

Kharisa yang terus meminta supir taksi melaju tanpa sadar meneteskan air matanya. Ia takut jika pria yang di pangkuannya kali ini tidak bisa terselamatkan.

Chapter 3. Tiga Tahun Berlalu

"Akhirnya kau sudah tumbuh dewasa dan sukses menyelesaikan kuliahmu, Risa." Tuan Tedy terdengar memuji gadis cantik di hadapannya kali ini.

Begitu juga dengan Nyonya Harina yang ikut tersenyum di belakang kursi roda Tuan Tedy. Mereka benar-benar tidak memiliki harapan lagi pada putranya dan hanya Kharisa satu-satunya harapan keluarga Crisswong meneruskan perusahaan itu.

"Semua berkat bantuan anda, Tuan. Saya sangat berterimakasih karena telah membantu kehidupan saja sejak masuk kuliah." jawab kharisa begitu sopannya.

Tuan Tedy hanya mengangguk pelan memahami ucapan dari Kharisa. "Kalau begitu biarkan saya menerima bantuan darimu sekali lagi, bagaimana?" Tuan Tedy tampak membuat Kharisa begitu terkejut dan penasaran.

"Tentu saja saya akan membantu anda Tuan jika saya bisa." jawab Kharisa sembari tersenyum lembut.

Tuan Tedy segera memberikan kartu pintu ruangan kerjanya yang sudah beberapa hari ini kosong. Kharisa menatap heran pada benda tipis itu, ia masih tidak mengerti apa yang Tuan Tedy berikan padanya. Apa sebuah apartemen? ah rasanya tidak. Tuan Tedy sudah memberikan rumah sederhana untuknya sejak lama.

Kharisa pun meraihnya dan menatap benda itu. "Apa ini, Tuan?" tanya Kharisa dengan berani.

"Itu kunci ruangan pemilik perusahaan CW Sejahtera. Mulai besok kau bisa datang ke tempat itu bersama sekertaris yang akan membimbingmu nanti." jawab Tuan Tedy kembali membuat wajah bingung Kharisa semakin jadi.

"M-maksud anda saya-?" (ucapan Kharisa tidak bisa ia lanjutkan dan di jawab Tuan Tedy dengan anggukan saja).

"Yah kau akan belajar memimpin perusahaan itu dan akan memimpinnya selamanya." jelas Tuan Tedy yang membuat Kharisa begitu tertegun tidak percaya.

"Maafkan saya Tuan, apa ini tidak berlebihan? dan saya tentu tidak akan sanggup melakukan hal itu." bantah Kharisa begitu yakinnya.

"Kau sanggup, saya yakin dirimu memiliki jiwa tanggung jawab yang begitu besar." ucap Tuan Tedy sangat yakin dengan pilihannya kali ini.

Kharisa takut bagaimana jika dirinya akan membawa dampak buruk pada perusahaan itu, bagaimana jika karena dirinya CW Sejahtera akan bangkrut? bisa saja keluarga Crisswong menuntut haknya pada Kharisa. Sungguh semua begitu di luar dugaan gadis cantik itu.

"Kharisa, terima saja. Hanya kau yang bisa kami percaya." lanjut Nyonya Harina lembut.

Kharisa tidak menjawab satu katapun, bibirnya hanya diam membisu. Ia tidak tahu lagi harus mengatakan apa pada dua orang tua di hadapannya ini.

Dengan penuh keberanian akhirnya Kharisa mengiyakan permintaan Tuan Tedy dan Nyonya Harina. Hari itu ia meninggalkan rumah mewah itu dengan sejuta langkah bimbang.  Wajah penuh bebannya terlihat begitu memberatkan langkahnya.

"Apa ini jalan yang benar aku pilih kali ini?" gumam Kharisa sembari masuk ke taksi online yang sudah ia pesan di depan halaman kediaman Crisswong.

"Bu, sepertinya Gara akan suka dengan wanita ini." Suara Tuan Tedy terdengar mengejutkan istrinya.

"Ayah serius dengan ucapan yang barusan?" tanya Nyonya Harina.

"Iya, Ayah serius. Kharisa gadis yang mandiri dan penurut. Gara sangat butuh sosok pendamping yang bisa meluluhkan keras kepalanya itu." sahut Tuan Tedy dengan yakin.

Nyonya Harina yang begitu mengingat-ingat percakapannya terkahir kali dengan Gara kini tampak menganggukkan kepala. Ia juga ingat jika putranya itu sedang melewati masa-masa patah hatinya beberapa tahun yang lalu. Sepertinya sejauh ini belum ada tanda-tanda Gara senang dengan seorang wanita.

Nyonya Harina sangat kenal dekat dengan putranya, setiap kali Gara berpacaran ia selalu mengenalkan dengan Nyonya Harina. Karena bagi Gara istrinya kelak adalah wanita yang akan merawat kedua orangtuanya.

Namun ketika Gara berpacaran dengan Reynka, Nyonya Harina memang tidak setuju tetapi karena ia tidak ingin mengecewakan hati putranya akhirnya Nyonya Harina menyetujui saja. Karena ia percaya jika seseorang yang tidak baik pada waktunya akan menyerahkan diri.

Dan hal itu terbukti, Reynka yang tanpa bisa lama menutupi keburukannya dengan cepat di ketahui oleh Gara.

"Iya Ayah benar, Gara butuh sosok seperti Kharisa." jawab Nyonya Harina tersenyum.

***

Di perjalanan Kharisa yang tersadar jika ingin kesuatu tempat segera meminta supir taksi itu memutar kembali arah mobilnya. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang.

"Hari yang ku nanti kini tiba juga." ucap Kharisa tampak tidak sabaran menemui kedua adik kembarnya.

Beberapa menit setelah perjalanan kini Kharisa tiba di rumah yang terlihat sangat sepi, yah rumah itu adalah rumah paman dan tante Kharisa yang ia titipkan kedua adik kembarnya beberapa tahun lalu.

"Ada apa kau kemari?" tanya Tante Kharisa dengan ketusnya.

Kharisa terkejut mendapat respon seperti itu. "Tante, saya mau ketemu adik-adik saya." jawab Kharisa.

"Kalian berdua keluar!" teriak Tante Kharisa yang begitu tidak di sangka-sangka menjadi kasar begitu.

Vino Demian adalah adik pertama dan Vano Demian adik kedua Kharisa. Mereka dilahirkan kembar dan Kharisa sengaja menitipkan kedua adiknya di tempat keluarganya karena Kharisa berfikir usia adiknya yang masih sangat kecil waktu itu begitu sulit jika di bawa hidup di jalanan.

"Tante, ada apa ini?" tanya Kharisa yang terkejut melihat seluruh tubuh adiknya tampak biru-biru di lengannya.

"Kakak." teriak kedua adik Kharisa serentak berlari.

"Kalian mau kemana?" Tante Kharisa seketika merentangkan kedua tangannya menghalangi pertemuan antara kakak dan adik itu.

"Tante Dila, katakan apa yang tante lakukan pada kedua adik saya?" Kharisa kembali bertanya dengan suara tingginya.

"Pertanyaan itu tidak perlu saya jawab, yang jelas saat ini saya minta biaya saya membesarkan dua adikmu ini." jawab Tante Dila dengan emosinya.

Kharisa benar-benar tidak habis fikir dengan apa yang ia dengar barusan. Matanya yang menatap ke arah kedua adik kembarnya itu.

"Kak bawa kami pergi dari sini, Kak." Suara tangis kedua adik Kharisa membuatnya tak kuasa menahan kesedihannya.

"Tante Dila, Kharisa mohon jangan seperti ini. Mereka juga keponakan Tante, kan?" Kharisa tanpa sadar meneteskan air matanya melihat perlakuan Tante Dila pada kedua adiknya.

Selama ini Kharisa tidak menyangka jika keluarga yang terdekat dengannya bisa berlaku sejahat itu pada dua adiknya itu. Kharisa salah besar telah percaya dengan Tante dan Pamannya selama ini.

Beruntung Kharisa ingat jika ia memiliki tabungan dari hasil bulanan yang di berikan oleh Tuan Tedy, sekitar lima puluh juta. Segera Kharisa pun mengeluarkan atm yang berisi tabungannya itu dan menyerahkan pada Tante Dila.

"Ini di dalam ada lima puluh juta, Kharisa hanya punya itu Tante." ucap Kharisa dan menarik kedua adiknya sembari meneteskan air mata.

Ketiga saudara itu berpeluka menangis, sementara Tante Dila hanya menatap sini lalu masuk ke rumah menutupi ketiga keponakannya pintu.

"Lumayan duit belanja hehe." ucap wanita itu tertawa puas di dalam rumahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!