Cecillia Agat****h**a Nugraha**
Seorang gadis cantik dan pintar yang kerap disapa Cecil adalah seorang putri tunggal dari pengusaha di kota A yang bergerak di bidang Real Estate. Cecil kecil tumbuh dengan segala kemewahan dari orang tuanya tetapi harta ternyata sama sekali tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Gadis yang dulunya ceria seketika berubah menjadi gadis yang tertutup dan suka menyendiri saat kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah 12 tahun lalu dan ia sama sekali tidak tahu apa alasan orang tuanya berpisah. Cecil hidup bersama sang Ayah hingga 3 tahun yang lalu ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang juga memiliki seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Cecil.
Devan Aditya Nugraha
Devan adalah adik tiri Cecil. Usia mereka hanya beda 3 bulan saja tapi Mamanya menyuruh Devan untuk memanggil Cecil dengan sebutan 'Kakak'. Meskipun keduanya sama mengalami masalah broken home tapi Devan lebih beruntung daripada Cecil. Devan tetap bisa berkomunikasi dengan ayah kandungnya. Lain halnya dengan Cecil yang sejak kecil tidak pernah tahu ibunya ada dimana karena Papanya memang tidak pernah memberitahunya bahkan melarang keras untuk Cecil menanyakan tentang ibunya. Awalnya Cecil dan Devan sulit menyesuaikan diri dan tak bertegur sapa.Tapi seiring berjalannya waktu keduanya sudah dapat menerima satu sama lain sebagai saudara. Devan sangat menyayangi Cecil seperti kakak kandungnya sendiri begitu juga sebaliknya. Bahkan Devan bertekad melindungi kakaknya apapun yang terjadi karena menurut Devan sudah cukup kakaknya mengalami kesedihan berlarut-larut. Sekarang adalah saatnya untuk Cecil bahagia dan menikmati dunia yang luas. Bagi Cecil, Devan adalah adik sekaligus kakak bagi Cecil karena Devanlah yang setiap hari selalu ada untuk Cecil. Bahkan tiap malam Devan selalu menemani kakaknya hingga tertidur.
"Devan.. Akhir pekan kali ini kau akan meninggalkanku lagi?" tanya Cecil lirih. Tiap akhir pekan memang Devan akan berkunjung ke rumah ayah kandungnya dan itulah yang membuat Cecil sedih.
"Kenapa? Bukankah kau senang kalau aku tidak ada" goda Devan
"Pergilah.. Jangan kembali lagi sekalian" sungut Cecil yang mulai kesal dengan Devan
"Kau yakin mengusirku? Apa kau tidak menyesal besok tidak ada teman untuk bersenang-senang?" Devan masih tak gentar menggoda kakaknya
"Kamu mau menemaniku bersenang-senang besok?" Cecil langsung antusias
"Tapi sayangnya aku sudah diusir"
"Devan.." teriak Cecil membuat Devan terkekeh
"Tidurlah kakakku sayang.. Lihatlah besok adikmu yang paling tampan ini akan menemani kakak seharian" ucap Devan
"Kau janji akan menemaniku besok kan?" tanya Cecil untuk meyakinkan
"Janji"
"Kau memang yang terbaik Devan" teriak Cecil sambil memeluk adiknya
"Sudah sadar rupanya" ucap Devan seraya melenggang pergi meninggalkan kakaknya sendiri di kamar
Besok adalah hari kebebasan untuk keduanya karena telah menyelesaikan ujian akhir di SMA. Mungkin ini suatu hal yang langka karena ayahnya sangat over protektif kepada Cecil dan juga Devan.
***
Sementara itu di sebuah Mansion
Freddi sedang menikmati makan malam bersama sang istri. Tidak ada suara selain dentingan sendok yang terdengar hingga makan malam selesai.
"Aku besok akan berkunjung ke rumah ayah, apa kau mau ikut?" Tanya Freddi sembari mengusap sisa makanan di bibirnya menggunakan tisu
"Hm.. Sepertinya tidak sayang,Aku besok ada pertemuan dengan client dan besok Qyara ikut bersamaku. Mungkin lain waktu aku akan ikut. Maafkan aku sayang" jawab Hana
Freddi Rahardi adalah seorang pengusaha muda yang disegani karena kemampuannya mendirikan perusahaan di usianya yang terbilang muda tanpa campur tangan ayahnya, Rendra Rahardi yang konon dikenal sebagai rajanya bisnis. Freddi menikah muda dengan Hana Sasmita, yang berprofesi sebagai model papan atas dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Qyara Nindia Rahardi yang sudah berusia 2tahun.
Setelah makan malam, Freddi menyempatkan untuk menemani Qyara. Setelah Qyara tidur, Freddi kembali ke kamarnya untuk istirahat. Ternyata Hana juga sudah tertidur pulas. Freddi ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan mengganti bajunya setelah itu ikut berbaring disamping istrinya.
Keesokan harinya
Freddi bangun dari tidurnya sudah tidak menemukan Hana di sampingnya. Tak ambil pusing ia pun bergegas membersihkan diri lalu turun untuk sarapan.
"Selamat Pagi Tuan Muda.." Sapa Bi Susi asisten rumah tangga di mansion Freddi
"Pagi Bi.." saut Freddi
"Kemana Hana dan juga Qyara? Apa sudah sarapan?" imbuhnya
"Nyonya Muda dan juga Nona Qyara sudah pergi tiga puluh menit yang lalu. Mereka sudah sarapan Tuan" jawab Bi Susi
"Baiklah Terimakasih Bi, silahkan lanjut bekerja"
"Baik Tuan"
Pertemuan apa sepagi ini? Tanya Freddi dalam hati
Freddi tak menaruh curiga karena memang begitulah keadaannya setiap harinya. Freddi bangun pagi tanpa Hana karena sudah pergi atau masih tidur. Jelas saja Freddi bisa mengerti kesibukan sang istri dan tak pernah mempermasalahkan apapun, itulah konsekuensinya mengizinkan Hana untuk tetap bekerja. Setelah selesai sarapan Freddi berangkat ke rumah Ayahnya. Sebelum itu, Freddi singgah di sebuah Mall untuk membelikan buah tangan untuk ayahnya. Freddi memarkirkan mobilnya di basement parkir lalu ia menuju lift ke lantai yang dituju. Freddi berjalan sembari memainkan ponselnya. Ia memeriksa beberapa laporan yang sudah dikirimkan Johan (asisten pribadinya) lewat email yang tak sempat diperiksa semalam.
Brug
Karena terlalu fokus dengan ponselnya ia tak sengaja menabrak seorang perempuan yang tak lain adalah Cecil.
"Maafkan saya Nona. Apa ada yang terluka?" ucap Freddi sambil membantu memungut barang bawaan milik Cecil yang sebenarnya hanya beberapa buku
"Tidak Tuan, saya baik baik saja. Terimakasih" jawab Cecil sambil melenggang pergi tapi sayangnya dicegah oleh Freddi
"Hm.. Sebentar Nona apa aku boleh bertanya sesuatu? " tanya Freddi dan Cecil mengiyakan
"Apa kau tau toko yang menjual cake tiramisu yang enak?" tanya Freddi lagi
"Oh iya saya tau, mari saya antar"
Mereka berdua berlalu menuju toko kue yang dimaksud Cecil, Freddi segera memesan cake tiramisu kesukaan ayahnya. Tak lama menunggu, pesanan Freddi sudah siap.
Pasti ayah suka. Gumam Freddi lirih tapi masih dapat didengar oleh Cecil.
"Tuan,saya harus pulang. Permisi"
"Hey.. Tolong jangan panggil saya Tuan lagi. Saya tidak setua itu. Panggil kakak saja"
"Baiklah Tuan..eh maksud saya kakak"
"Mau sekalian saya antar pulang?"
"Tidak Tuan terimakasih tawarannya. Saya kesini bersama adik saya"
"Oh baiklah.. Kita belum sempat berkenalan tadi. Nama saya Freddi. Siapa namamu?" tanya Freddi
"Cecil" jawab Cecil memberikan senyum termanisnya
Setelah sempat berbincang-bincang sesaat. Akhirnya mereka berdua berpisah dengan urusan mereka masing-masing. Cecil menyusul Devan di cafe sedangkan Freddi ke rumah ayahnya
Di Cafe
"Lama sekali" sambut Devan tak ramah
"Tadi ketemu sama Park Bo Gum" ucap Cecil seraya membayangkan wajah Freddi
"Halu aja terus"
Adik kakak itu terus saja berdebat masalah yang tidak penting. Setelah makan, mereka berdua memutuskan untuk pulang karena akan ada acara keluarga yang harus mereka hadiri
Mansion Rendra Rahardi
Mansion itu terlihat tak kalah mewah dengan mansion Freddi. Terlihat seorang pria paruh baya sedang duduk santai di teras rumah
"Hallo ayah.. Apa kabar?" sapa Freddi
"Freddi, kamu datang nak. Ayah baik, kamu sendiri bagaimana?" tanya Rendra balik
"Seperti yang ayah lihat" jawab Freddi sumringah
"Ini Freddi bawakan cake tiramisu untuk ayah"
Kedua pria itu masuk dan menyuruh salah satu pelayan untuk menyajikan cake yang dibawa Freddi.
Rendra mencicipi cake itu, seperti ada yang beda daripada cake yang dibawa Freddi biasanya. Jelas yang ini lebih lezat
"Cake ini tidak seperti biasanya" ucap Rendra sambil terus menikmati cake itu
"Apa tidak enak?" tanya Freddi penasaran ikut mencicipi tapi Freddi dibuat terkejut ternyata cake ini memang lebih lezat daripada cake yang biasanya dia beli
Tidak salah aku tanya kepada gadis kecil itu. batin Freddi
"Sebenarnya ini tadi Freddi beli di mall dekat sini ayah. Karena toko yang biasanya sedang tutup" sela Freddi karena sudah mendapatkan tatapan penuh pertanyaan dari ayahnya
"Hm.. Ayah maaf Hana dan Qyara tidak bisa ikut karena Hana ada pertemuan mendadak dengan client" imbuhnya
"Tidak apa-apa nak, ayah mengerti. Lain kali biar ayah yang berkunjung ke mansion kamu" jawab Rendra menepuk bahu Freddi pelan
Freddi membicarakan masalah bisnis dengan ayahnya hingga lupa waktu
"Tuan Besar, Tuan Muda makan siang sudah siap" ucap seorang pelayan
"Baiklah" jawab Rendra
"Freddi ayo makan siang" imbuhnya
"Baiklah ayah"
kedua ayah dan anak menikmati makan siang sambil terus mengobrol dan sesekali tertawa
kring. .kring. .kring. .
ponsel Freddi berdering dan ternyata Hana yang menghubunginya
"Halo sayang"
"Sayang bisakah kau jemput aku di restoran hotel Golden?"
"baiklah sebentar lagi aku kesana" setelah menjawab, Freddi langsung mematikan sambungan teleponnya
"Ada apa Freddi?" tanya Rendra
"Tidak ada apa-apa ayah, Hana meminta Freddi menjemput" jawab Freddi
"Freddi pamit dulu ya ayah, ayah jaga kesehatan" imbuhnya sambil mencium tangan ayahnya
"Baiklah hati-hati dijalan nak, minggu depan biarkan ayah yang berkunjung ke mansionmu"
"Baiklah Ayah"
Freddi segera memacu mobilnya ke Hotel yang di maksud Hana. sebenarnya sedikit aneh melangsungkan pertemuan di sebuah hotel tapi Freddi berusaha menampik pikiran buruknya karena Hana sempat menyebut 'Restoran' pada saat menghubunginya tadi.
Sesampainya di Hotel, Hana sudah menunggu di lobby bersama dengan Qyara dan susternya.
"Kau menunggu lama sayang?hai Qyara sayang" sapa Freddi
"hm.. tidak aku baru saja menuju lobby"
"baiklah ayo pulang sayang"
Freddi membukakan pintu untuk Hana dan pada saat hendak memasuki mobil ...
"Tuan Freddi"
.
.
.
Siapakah yang memanggil ? tunggu kelanjutan ceritanya yaa..
maaf kalau ceritanya berantakan karena memang masih pemula 😊
Happy Reading😘
eLzo
"Tuan Freddi"
"hm.. maaf" Freddi berusaha mengingat siapa yang ada di hadapannya saat ini
"Saya Tomi tuan, mungkin anda lupa karna sudah lama kita tidak bertemu" jawab Tomi
"ah iya maaf tuan Tomi saya benar-benar lupa"
"tidak apa-apa tuan, anda sudah mau kembali?"
"Iya tuan saya hanya menjemput istri dan anak saya. Saya permisi Tuan Tomi"
"Baiklah Tuan Freddi hati-hati dijalan"
mobil Freddi mulai melaju pelan di halaman hotel
"Papa" panggil Cecil
Tomi menoleh melihat anak gadisnya sudah dihadapannya. Tomi Nugraha adalah papa dari Cecil.
Hari ini Cecil menghadiri acara pertunangan salah satu sepupunya. Cecil berangkat bersama Devan sedangkan Tomi dan Sarah bersama sopir di mobil yang berbeda.
"Cecil kau sudah sampai?"
"Mana Devan?" imbuhnya
"Devan sebentar lagi akan menyusul pa,lalu mana mama?"
"Mama sudah didalam, ayo masuk"
Cecil menggandeng tangan papanya. Seketika perhatian para tamu berpindah kepada Cecil yang tampil sangat memukau malam ini.
Devan baru saja masuk langsung menghampiri Cecil dan menggantikan posisi papanya untuk menemani kakaknya.
"Jaga kakakmu ya Devan, mama mau menemani papa. Cecil kau bersama Devan dulu ya" ucap Sarah menghampiri keduanya
"Baiklah ma" jawab Devan
Devan tahu betul disaat acara seperti ini pasti papanya akan sibuk bercengkrama dengan para tamu undangan yang sebagian besar adalah relasi bisnisnya.
"Hai Cecil"
Cecil dan Devan langsung menoleh ke arah suara tersebut
"Alex?"
"Benar sekali. Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik. kau sendiri? kapan kau kembali?"
"Aku juga baik Cecil. satu minggu yang lalu aku kembali. aku berencana akan menetap disini bersama nenek"
"ini siapa?" tunjuk Alex kepada Devan. Alex sempat curiga bahwa Devan adalah kekasih dari Cecil
"Perkenalkan namaku Devan" ucap Devan mengulurkan tangan
"Alex" jawab Alex menyambut uluran tangan dari Devan
"kau dengan ..."
"Aku adik tirinya" Devan langsung memotong pertanyaan Alex karena dia tahu apa yang akan ditanyakan
Alex adalah teman semasa kecil Cecil dan merupakan putra tunggal dari keluarga Permana. Tapi pada saat berumur 7 tahun Keluarga Permana pindah ke luar negeri untuk perkembangan bisnis. Jadi mau tidak mau Alex juga ikut bersama kedua orang tuanya. Alex sebenarnya menyimpan rasa kepada Cecil sejak masih kecil. Terkesan lucu seorang anak kecil bisa jatuh cinta kepada temannya tapi itulah kebenarannya. Alex diam-diam mencari informasi tentang Cecil dari teman-temannya disaat dia jauh.
"Cecil kau sungguh cantik malam ini" puji Alex
mereka bertiga duduk bersama
"Kakakku setiap hari selalu cantik,bagi yang menyadari" saut Devan. Devan seperti menangkap sinyal buruk dari laki-laki dihadapannya dan disaat seperti inilah Devan harus siaga menjaga kakaknya dari godaan yang datang
"M..Maksudku malam ini lebih cantik dari biasanya" Alex gugup
"Dari biasanya? bukankah kau baru kembali dari luar negeri dan baru kali ini juga kau bertemu kakakku?" Devan sungguh merasa aneh
"Sudahlah jangan berdebat lagi. Ini acara orang" sela Cecil untuk mengakhiri perdebatan antara teman kecilnya dan adiknya
Mereka bertiga akhirnya memilih diam dan menikmati hidangan yang telah disediakan
"Cecil kau mau dimsum?sepertinya enak"
"Tidak terimakasih Alex"
"Jangan sungkan aku ambilkan sebentar" Alex berdiri akan mengambilkan dimsum untuk Cecil tapi dicegah oleh Devan
"hey mau kemana?"
"Aku mau ambil dimsum untuk Cecil"
"Kau tidak dengar kakakku menolak? atau kau sungguh ingin membuat kakakku masuk rumah sakit?" tutu Devan dengan santainya sambil terus mengunyah
"Apa maksudmu?" Alex sungguh tidak mengerti maksud perkataan Devan
"Kakakku tidak bisa makan dimsum karena alerginya terhadap seafood. sekalipun dimsum itu dimsum ayam tetap saja ada campuran udang" jelas Devan
"Benarkah Cecil?" tanya Alex kepada Cecil
Cecil hanya mengangguk lirih. Cecil sebenarnya tidak nyaman dengan perlakuan Alex yang menerutnya berlebihan itu.
"Maafkan aku Cecil, aku tidak tahu" sesal Alex
"Tidak masalah Alex, lanjutkan makanmu" jawab Cecil sambil tersenyum
Baru pertama kali bertemu saja sudah membuat kakakku hampir masuk UGD. Batin Devan
***
Di mansion Freddi
"Sayang kau ke kamar dulu. Aku akan menemani Qyara tidur sebentar. Nanti aku menyusul" ujar Hana
"Baiklah sayang" jawab Freddi singkat sambil mengecup kening putri kecilnya
sesampainya di kamar Qyara
"Suster jangan pernah bilang kepada Tuan muda tentang pertemuan tadi" ancam Hana
"Baik nyonya muda" jawab suster
"Baiklah saya pegang perkataan kamu jangan sampai Tuan muda tahu" ancam Hana sambil meninggalkan kamar Qyara
"Sayang, Qyara sudah tidur?" tanya Freddi sambil memakai baju setelah dia mandi
"Sudah sayang, aku mandi dulu sebentar"
"Baiklah jangan lama-lama aku merindukanmu"
Hana hanya menanggapi dengan senyuman lalu masuk ke kamar mandi
30 menit kemudian
Hana keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandinya. ia langsung duduk di depan meja rias untuk mengeringkan rambutnya dan melakukan segala macam ritual untuk kecantikannya. setelah selesai dia mengganti jubah mandi dengan baju tidur lalu berbaring disamping suaminya
"Sayang kemarilah aku sangat merindukanmu" Ujar Freddi dengan manjanya
Hana hanya tersenyum melihat kelakuan suaminya yang kelewat manja
"Aku hanya ingin memelukmu saja. entah kenapa aku sangat merindukanmu hari ini"
"Jadi setiap hari kau tidak merindukanku?" goda Hana
"Tentu aku tiap waktu merindukanmu sayang. Tapi hari ini beda, disaat weekend kau masih tetap saja bekerja" keluh Freddi
"omong-omong kau tadi bertemu dengan siapa" imbuhnya
Hana terkejut mendengar pertanyaan dari suaminya
"A..a..aku tadi.. bertemu dengan..fotografer majalah" jawab Hana gugup
"Hm.. baiklah sudah malam lebih baik kau tidurlah pasti lelah kan?" ucap Freddi sambil mencium puncak kepala istrinya
kenapa dia gugup saat aku bertanya sepeti itu?. Batin Freddi
Freddi tetap saja menyangkal pikiran buruknya terhadap istrinya. Dia sudah percaya sepenuhnya bahwa istrinya bisa menjaga diri dan hatinya.
Siang itu pun Freddi tertidur dengan memeluk istrinya hingga tangan kecil mulai merayap di wajahnya
"Pa..Pa" suara cadel seorang gadis mungil
"Hey Qyara sayang kau sudah bangun?" tanya Freddi sambil bangkit dari tidurnya
Tanpa aba-aba Qyara langsung memeluk dan menciumi papanya
"kau mau apa sayang? mau minum susu?"
"mam.. mam.. mam" hanya itu yang diucapkan Qyara karena memang Qyara belum bisa berbicara dengan lancar
"kau lapar? baiklah hari ini papa yang suapi"
Freddi menggendong putrinya ke lantai bawah dan memanggil suster untuk menyiapkan makanan Qyara
"Suster tolong siapkan makanan Qyara" perintahnya
"baik tuan muda" jawab suster
Tak menunggu lama makanan Qyara siap. Suster menawarkan untuk menyuapi Qyara tapi Freddi menolak. Freddi dengan telaten menyuapi putrinya dengan didampingi suster.
"suster.."
"saya tuan muda"
"Hana tadi bertemu dengan siapa?"
deg
.
.
.
Bersambung
.
.
.
.
Dengan siapakah Hana bertemu sehingga suaminya pun tak boleh tahu?
Jangan Lupa Like , Comment , dan Vote ya 😉
Happy Reading😘
"Hana tadi bertemu dengan siapa?"
Deg
Suster merasa gugup mendengar pertanyaan tuannya karena dia sendiri sudah mendapat pesan agar merahasiakan pertemuan Hana hari ini. Dengan ragu-ragu akhirnya menjawab
"Nyonya muda tadi bertemu dengan.. Dengan.. Dengan..."
"Dengan fotografer sebuah majalah sayang, bukankah aku sudah mengatakannya padamu?" potong Hana.
Hana yang baru saja menuruni anak tangga tak sengaja mendengar obrolan suaminya dengan suster langsung mempercepat langkahnya menuju dapur
"Sayang kau sudah bangun?" tanya Freddi mengalihkan pembicaraan
"Apa kau sudah tidak percaya denganku lagi?" ucap Hana sedih
"Aku mengajak Qyara juga karena memang ada project untuk ibu dan anak" imbuhnya
"Aku percaya sayang , aku hanya memastikan saja"
"Ya baiklah"
Mereka pun akhirnya mengakhiri perdebatan dan memilih untuk makan. Hana memiliki kebiasaan terakhir waktu makan sebelum jam 5 sore. Hal itu dia lakukan untuk menjaga tubuhnya mengingat profesinya sebagai model. Freddi pun terbiasa dengan jam makan Hana karena memang dia sendiri merasa itu juga baik untuknya.
Setelah selesai makan keluarga kecil itu berpindah ke ruang keluarga untuk bermain bersama sang buah hati. Freddi sangat senang bisa berkumpul dengan keluarga kecilnya. Dia sejenak bisa melupakan kesibukannya sebagai CEO di perusahaan.
"Sayang lebih baik kau ajak Qyara ke kamar, aku akan ke ruang kerja memeriksa pekerjaanku"
"Bukankah ini hari minggu? Kau masih saja bekerja. Kemarin kau bahkan tetap bekerja meskipun dari rumah" protes Hana
"Sayang maafkan aku. Akhir-akhir ini kantor sangat sibuk. Aku bekerja juga untukmu dan Qyara"
"Baiklah cepatlah kembali ke kamar"
"Iya sayang aku akan segera kembali" ucap Freddi sambil mengecup kening istri dan juga anaknya
***
Di ball room hotel
Acara sudah selesai 1 jam yang lalu tapi keluarga Cecil masih berada ditempat. Papa Cecil mengatakan akan berbincang-bincang sebentar sebelum pulang. Cecil yang merasa bosan mendengarkan obrolan para orang dewasa meminta izin untuk menyusul Devan di balkon
"Pa.. Ma.. Cecil mau menyusul Devan di balkon ya" izin Cecil
"Mau mama antar nak?" tawar Sarah
"Tidak usah ma.. Cecil sendiri saja, nanti jika sudah waktunya pulang mama hubungi Cecil atau Devan" tolak Cecil halus
"Baiklah"
"Lagipula kenapa kau daritadi disini? Bukankah kau dengan adik tirimu itu sudah lengket seperti sepasang kekasih?" ketus Tante Santi (adik Tomi)
"Benarkah tante? Berarti kami sangat cocok dan harmonis sebagai saudara ya" ucap Cecil seraya meninggalkan kerumunan para orang tua
Sebenarnya perlakuan tante Santi lah yang membuat Cecil jengah. Selalu ada saja ucapan omong kosong yang terlontar dari mulutnya. Mungkin untuk para orang tua itu hal biasa tapi untuk Cecil itu hal yang membosankan
Cecil melangkah menuju balkon tapi tidak ada siapapun disana. Ia menikmati angin semilir di balkon itu dan entah apa yang ada di pikirannya hingga membuat ia melamun
"Cecil" sapa seseorang sambil menepuk pundak Cecil
"Devan" Cecil spontan menoleh
"Sepenting itukah adik tirimu hingga kau tidak mengenali suaraku?" ujar Alex
"Maaf..aku tadi sebenarnya kesini untuk mencari Devan tapi dia tidak ada disini" jawab Cecil
"Kau kenapa masih ada disini?" imbuhnya
"Aku menunggu papa mamaku"
Hening sejenak
"Cecil"
"Ya?"
"Apa kau memiliki kekasih?"
"Tidak" Alex merasa lega dengan jawaban Cecil
"Apa kau tidak membutuhkan seseorang untuk menjagamu? Menemanimu?" imbuhnya
"Devan sudah lebih dari cukup untukku"
"Tapi saudara dengan kekasih itu beda Cecil"
"Maaf Alex sepertinya aku harus turun sekarang" Cecil enggan menanggapi ucapan Alex lagi
"Kau mau kemana Cecil? Maafkan aku jika perkataanku membuatmu tidak nyaman"
"Tidak masalah Alex" ucap Cecil sambil tersenyum
"Hm.. Baiklah Aku akan mencari Devan dibawah" imbubhnya tapi tetap pada posisinya
"Baiklah aku temani" ucap Alex lalu mecoba merangkul Cecil tapi langsung ditepis oleh seseorang dari belakang
"Tidak perlu repot-repot menemani kakakku, dia bukan siapa-siapamu" ujar Devan sambil memasangkan jas miliknya untuk Cecil membuat Alex panas melihatnya
Devan sangat tidak suka jika ada seseorang mencoba merayu atau bahkan mencoba menyentuh kakaknya. Meskipun dia bukan adik kandungnya tapi dia merasa telah diberi tanggung jawab oleh Papanya untuk menjaga kakak tirinya tersebut.
"Aku tadi kesini untuk mencarimu tapi kau tidak ada disini" keluh Cecil
"Maafkan aku kak, aku tadi sebenarnya tidak benar-benar ke balkon. Aku ke basement parkir mengambil ponselku yang tertinggal di mobil.Tapi saat aku kembali ke ruang pertemuan mereka bilang kau ke balkon"
"Baiklah ayo turun" ajak Cecil
"Terimakasih atas tawaranmu Alex" imbuhnya
"Bukan apa-apa Cecil turunlah"
Akhirnya Cecil dan Devan turun meninggalkan Alex sendiri di balkon.
"Pa.. Ma.. Apa masih lama?" tanya Devan
"Devan, Cecil kalian bisa pulang dulu, papa masih ingin disini sampai jam makan malam" ucap Tomi
"Oh romantisnya kakak adik ini, kalian benar-benar cocok sebagai sepasang kekasih" melihat Cecil mengenakan jas milik Devan seakan menjadi bahan untuk tante Santi bergosip
"Pa.. Ma.. Tante.. Dan om semua yang ada disini, Cecil dan Devan pamit pulang dulu ya, Cecil ingin istirahat dirumah" pamit Cecil kepada semua yang ada di ruangan pertemuan tanpa menghiraukan ucapan tante Sarah
"Baiklah kalian hati-hati dijalan" ucap Tomi
"Kami pamit pulang dulu Pa..ma.. Tante.. Om" Devan ikut pamit
"Kalian hati-hati di rumah berdua tanpa orang tua" ujar tante Santi
"Tante tidak usah khawatir kami berdua sudah biasa tidur bersama, bye tante sayang" ketus Cecil sambil melenggang pergi dan tak lupa Cecil menggandeng tangan Devan dengan mesra untuk mebuat tantenya semakin panas
Para orang tua hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Cecil yang centil dan mulai bisa melawan perkataan tante tukang gosip itu.
Tanpa sadar sampai di basement parkir Cecil masih tetap menggandeng tangan Devan
"Sampai kapan kau akan menggandeng tanganku seperti ini" ketus Devan
"Hei setidaknya bukakan pintu untukku dahulu"
Tanpa menjawab, Devan langsung membukakan pintu mobil untuk kakaknya
"Kau ini sungguh manja" ucap Devan seraya mengusap kepala kakaknya sebelum memasuki mobil
"Aku merasa kasihan pada diriku sendiri yang tidak pernah merasakan indahnya memiliki seorang kekasih" ucap Cecil sebelum pintu mobil berhasil ditutup oleh Devan.
Devan tersenyum mendengar ucapan kakaknya seakan-akan itulah keinginan terbesarnya saat ini.
Bahkan aku sendiri merasakan kau bukanlah kakakku melainkan kekasihku. Aku benci pikiranku. Batin Devan
Tanpa sadar ada sepasang mata yang memperhatikan keduanya.
"Kenapa dengan Devan saja bisa mesra seperti itu?"
.
.
.
Siapakah yang menguntit?
Lanjut next episode ya...
Jangan lupa like, comment, vote, dan favoritkan juga untuk update episode barunya
Happy Reading😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!