"Abang..." panggil anak berumur 7 tahun itu kepada sang abang
"Abangg..."
"Dinda mau apa?"tanya nya, kemudian laki-laki berumur 15 tahun itu menghampiri sang adik karena sedari tadi adiknya tak berhenti terus memanggilnya
"Din mau esklimm."ucap Dinda dengan sangat lembut agar apa yang ia inginkan terkabul
"Tapi nanti Din flu sayang, kita beli mainan aja ya tunggu Papa pulang nanti."ucap Devano sambil mengelus pucuk kepala sang adik
"Din mau esklimm abangg, hiksss."lalu Dinda pun menangis seketika saat apa yang ia inginkan tak dikabulkan
"Hikss...hikss"
"Tapi Din mau esklim vanilaa abangg."ucap gadis kecil itu sambil mengusap beberapa air mata yang jatuh sedari tadi
"Huh kalau sudah beginikan mana tega abang liat Din nangis."gumam Dinda didalam hati,karena ia sengaja menangis agar apa yang ia inginkan terkabul
"Ckck baiklah, ayo kita beli.Tapi janji Din jangan bilang sama Papa dan Mama ya."
"Din janji, Din janji kok."lalu Dinda pun tersenyum bahagia seketika mendengar apa yang tadi dikatakan oleh Abangnya
"Haha cerdik sekali adikku." gumam Devano didalam hati sambil tersenyum tipis dihadapan Dinda
"Baiklah ayo."lalu mereka pun berdua pergi diam-diam ke supermarket terdekat untuk membeli eskrim rasa vanila kesukaan sang adik
****
Author Pov
Kini gadis kecil itu sudah beranjak dewasa,
seiring berjalannya waktu...
Dia adalah Adinda Emily Grace, putri satu satunya dari tiga besaudara.Adinda sapaan akrab orang yang sering memanggilnya, Dia adalah Putri ketiga dari pasangan Emily Grace dan Gleana Emily Grace...
Adinda mempunyai dua orang kakak laki-laki, yaitu Devano Emily Grace dan Alvino Emily Grace.Mereka berdua sangatlah menyangngi adik kecilnya itu,meskipun kerap kali mereka kesal dengan berbagai tingkah laku sang adik dan Ingat siapapun yang ingin mencelakai dan melukai Dinda akan berhadapan dengan mereka berdua.
Kemarin malam Dinda sudah menyerahkan surat lamaran melalui email di Perusahaan tersebut.Sangat berdoa jikalau lamaran nya bisa diterima di Perusahaan itu dan dia bisa membuktikan kepada orang-orang yang berkata jikalau dia hanyalah anak manja dan bergantung dengan kekayaan orang tua saja.
💬
Leacc 😘
"Din,kita jadi nonton nya?"
ucap Lea didalam pesan tersebut
"Iya jadi 15 menit lagi aku berangkat."
balas Dinda didalam pesan itu
"Baiklah, aku tunggu ditempat bioskop langsung aja ya Din."
"Iyaa sekalian pesenin duluan tiketnya, nanti aku ganti."
"Baiklah hati-hatii dijalann."
Setelah melihat pesan Lea, Dinda pun segera turun kebawah untuk pergi menuju mall tersebut, namun sebelum pergi tentu nya dinda harus meminta izin kepada para abang nya itu.
"Bang, dinda mau pergi dlu ya, bentaran doang kok." ucap Dinda sambil berjalan melewati Devano yang sedang duduk di sofa
"Mau kemana kamu?"ucap Devano lalu ia pun beringsut menutup koran yang sedari tadi dibaca nya
"Mau ketemu pacarnya tuh, bang pasti wkwk." ucap Alvino yang menyambung pembicaraan mereka berdua
"Ih abang nuduh sembarangan aja, Dinda mau pergi sama Lea."ucap Dinda yang kesal terhadap abang Al karena menuduh yang tidak-tidak
"Awas aja kalau sampai ketemu cowok, siap siap aja kena hantam Papa."ucap Alvino yang sambil menggoda Dinda
"Iyaya, ga kok janji abangku sayangg, Dinda pergi dulu ya."ucap Dinda yang ingin melangkahkan kaki nya menuju pintu depan namun
"Et tunggu siapa yg kasih izin buat pergi?"
ucap Devano yang sudah berdiri menatap tajam kearah Dinda
"Kamu dianter abang kalo mau pergi!"
ucap Devano lalu segera mengambil kunci mobil nya
"Huh, abang mah please kali ini aja ya, Dinda janji cuma nonton sama makan doang Abangkuu boleh yaa."ucap Dinda yang memasang wajah memelas dihadapan Devano
"Ckck yasudah kalau tidak mau diantar tidak usah pergi."jawab Revano dengan entengnya mengatakan itu kepada Dinda
"Iyayaudah ih, ayo cepetan dari tadi Lea udah nungguin dinda diall."ucap Dinda yang mengalah karena ia tau, ia tak mungkin bisa menang ketika sedang berhadapan dengan abang nya
"iyaya bawel, ayok."ucap Devano sambil berjalan menuju garasi mobil lalu mereka pun segera melajukan mobil itu ketempat yang Dinda tujui
Setelah sampai di Mall tempat Dinda bertemu dengan Lea, Dinda pun segera turun dari mobil lalu beranjak untuk menyebrang lalu masuk kedalam Mall tersebut.
"Hati-hati ya."ucap Devano sambil melihat Dinda berjalan untuk menyebrang jalan tersebut
Lalu tanpa aba-aba, saat Dinda ingin menyebrang jalan ada mobil dari samping yang terlihat ingin sekali menabrak Dinda.
Brakkk...
Brakkk....
"Dindaaa!" teriak Devano sambil berlari menuju ketempat itu
"Aduhh, sakitt."ucap Dinda sambil memegang lututnya yang mengeluarkan darah segar
"Shit."
"Awas kau!"ucap Devano sambil mencatat nomer plat mobil tersebut
"Dindaa, kamu gapapa kan dek?"tanya Devano yang mengeram kesal terhadap mobil yang menabrak adiknya itu, namun seketika saat Devano ingin mengejar mobil itu ternyata mobil tersebut langsung menancapkan gas
"Din gapapa kok bang, kita pulang aja ya."ucap Dinda sambil menahan rasa sakit dilututnya karena sedari tadi masih mengeluarkan darah segar
"Baiklah, ayo."lalu Devano pun menggendong Dinda karena ia tau lutut Dinda berdarah namun ia tak mau membicarakan nya karena takutnya ia akan menangis
"Kita kerumah sakit aja ya dek."ucap Devano sambil menacapkan gas menuju rumah sakit terdekat agar luka di lutut Dinda segera diobati, lalu Dinda pun menganguk tanda setuju dengan ajakan sang Abang
Sesampainya di rumah sakit terdekat Devano pun segera menggendong Dinda, lalu menemui perawat untuk segera mengobati luka di lutut adiknya itu.
"Tahan ya, Dinda gaboleh nangis kan udah besar."ucap Devano sambil menenangkan Dinda, karena luka tersebut harus dijahit beberapa bagian yang robek akibat kecelakaan tadi.Namun Dinda hanya meringis kesakitan saat dokter mulai menarik benang dari dalam, karena tadi dokter sudah menyarankan agar Dinda dibius saja namun Dinda menolak dengan alasan ia pasti kuat melihat ini
Seketika Devano pun meminta dokter secara diam-diam untuk memberikan Dinda obat bius agar ia tak terlalu merasa kesakitan saat lututnya sedang dijahit.
"Maafkan Abang ya dek, ini demi kebaikan kamu juga."ucap Devano sambil tersenyum tipis melihat sang adik sedang tertidur, karena reaksi obat bius tersebut
628XXXXXX
"Cepat selidiki plat mobil ini xxxx, sekarang!" ucap Devano yang menggeram kesal sambil menelpon seseorang untuk menyelidiki kecelakaan yang terjadi pada adiknya tadi
"Baik bos."
"Saya tau siapa kamu!Tunggu balasannya."
*
*
*
TBC
Buat yang pada penasaran gimana para visual
tokoh,sudah ada di bab 32✨
- Don't forget for like komen and vote ya temen-temenn,makasii❤
"KAMU SAYA PECAT!"ucap Revano yang sekarang benar benar emosi dengan kelakuan manager keuangan kantornya
"Tappp...iii kenapa saya dipecat Pakk..."ucap manager keuangan itu dengan gelapan dan seolah olah tak tau kenapa Revano memecatnya
"Haha masih berlaga kamu,Selama ini perusahaan banyak mengeluarkan dana bukan?Tapi kenapa semua dana yang dikeluarkan tak sesuai.KAMU PIKIR SAYA BODOH HA!"
"Bagaii...manaa bapak bisa ta..uu."ucapnya sambil bergetar dan tak berdaya karena ia begitu terkejut kenapa Revano bisa tau dengan hal ini
Dengan cepat Revano pun mengambil handponenya lalu menelpon seseorang itu untuk segera datang ke Perusahaannya sekarang.
"URUS DIA, PASTIKAN DIA MENDEKAM DIBALIK JERUJI BESI!"ucap Revano kepada orang yang ditelponnya tadi lalu Revano pun pergi meninggalkan kantornya itu
***
"Kamu dimana?"tanya Revano dengan seseorang dibalik telpon tersebut
"..."
"Ketempat biasa sekarang!"
"..."
"Gausah banyak tanya,kesana sekarang!"ucap Revano yang langsung menancapkan gas nya menuju tempat itu
Setengah jam kemudian Revano sudah duduk manis didalam kamar apartemen tersebut, lalu tak lama kemudian wanita yang ditelpon tadi pun datang.Seketika Revano langsung memeluk dan mencium kening wanita itu.
"Kamu kenapa,tumben ngajak aku ke apart?"ucap Anatasya kepada Revano sedangkan Revano tetap diam kemudian menarik tubuh Ana kedalam pelukannya dan kemudian membaringkan Ana ditempat tidur
"Kita udah lama gak ketemu,aku kangenn."ucap Revano yang terus mencium kening Ana sedari tadi
"Pasti kamu lagi ada masalah,hmm."ucap Ana sembari memeluk Revano
"Kamu pengen ya?"ucap Ana yang sedari tadi tau jikalau Revano saat ini sedang menginginkan dirinya
"Aku bisa tahan kok."ucap Revano sambil tersenyum tipis lalu ia pun kembali mencium puncak kepala sampai ke bibir Ana dan itu membuat Ana sangat bergairah sekarang namun Revano menggelengkan kepalanya
Fakta yang sebenarnya kalian tak tau adalah Revano sama sekali belum pernah menyentuh Ana,karena ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak merusak masa depan wanita yang ia sayanggi.
"Ayo kita tidur saja."kemudian Revano pun memejamkan matanya sembari memeluk Ana dengan erat dan begitu juga Ana pun membalas pelukan Revano sehingga pelukan itu menjadi semakin erat,Tak lama kemudian mereka pun sama-sama tertidur dengan saling memeluk satu sama lain
Hari pun semakin sore,akan tetapi Revano enggan untuk beranjak karena sedari tadi ia sudah bangun.Namun ia masih setia menatap wajah Ana yang sekarang tepat dihadapannya, memperhatikan wajah cantik Ana yang sudah menjadi kekasihnya selama 5 tahun lebih.
"Kuharap kau adalah orangnya."ucap Revano sembari mengelus puncak kepala Ana
***
Keesokan harinya seperti biasanya Revano berangkat kekantor untuk bekerja sedangkan Ana kembali beraktifitas menjalankan tugasnya menjadi model dewasa yang banyak menjadi incaran laki-laki.
"Selamat Pagi Pak..."ucap salah satu pegawai kantor yang kala itu sedang melihat Revano berjalan menuju lift Petinggi Perusahaan, Namun Revano hanya tersenyum tipis dan tak membalas ucapan pegawai tersebut. Karena memang ia orang yang paling pelit untuk bicara tetapi bukan orang yang sombong.
Revano disini bertugas sebagai CEO Perusahaan Adiwijaya Group,diusia yang sudah hampir menginjak 28 tahun ia sudah dipercaya oleh keluarga untuk mengelola Perusahaan,Karena dia adalah anak semata wayang dari Ilyas Adiwijaya dan Widya Adiwijaya.
"Celine keruangan saya sekarang!"ucap Revano dibalik telpon tersebut
"Baikk Pak."
"Ada yang bisa saya bantu Pak?"tanya Celine yang sedikit takut mengahadapi bos nya itu.
"Carikan saya Sekretaris pribadi sekarang!"
"Biarkan saya sendiri yang mewawancari Sekeretaris itu, kamu mengerti!"ucap Revano dengan tegas
"Baik Pak."lalu Celine pun segera meninggalkan ruangan Revano kemudian memasang paplet disosial media agar cepat mendapatkan Sekretaris yang diinginkan oleh Boss nya tadi.
Tak sampai satu jam Celine sudah mendapatkan beberapa calon Sekeretaris tersebut, lalu dengan cepat Rika memberi formulir online untuk melengkapi data dan apabila data yang mereka ajukan sesuai dengan keiinginan Perusahaan maka akan segera diwawancara oleh Revano sendiri.
Tokkk...tokkk...
"Masuk!"
"Pak saya sudah mendapatkan beberapa data calon Sekretarisnya,ini."ucap Celine sambil menyerahkan beberapa lembar data tersebut.
"Baiklah kamu boleh keluar!"
"Baik Pak,saya permisi."setelah itu Celine pun keluar dari ruangan Revano dan bergegas melanjutkan tugasnya tadi.
***
"Sayang kamu dimana?"tanya Revano
"Akk...uuu masih pemotretan di Puncak sayang, kenapa?"balas Ana dengan gugup dan gemetar
"Baiklah kalau begitu."ucap Revano sambil menutup sambungan telpon tersebut.
"Huh,hampir saja ketauan kita sayangg."ucap Ana kepada laki-laki yang sekarang tersenyum bahagia lalu memeluk Ana dengan erat.
"Cepatla putus dengan laki-laki tua itu sayangg, aku tak sabar untuk memilikimu seutuhnya."ucap laki-laki itu
"Baiklah sayang, setelah aku mendapatkan harta kekayaannya aku akan kembali padamu ya.Sekarang kita lanjutkan aktivitas kita tadi."ucap Ana dan kemudian laki-laki itu pun segera membaringkan Ana ketempat tidur dan seterusnya kalian tau sendiri lah ya,hehehe...
***
"Lacak nomor ponsel ini 628xxxx SEGERA!" ucap Revano yang mengeraskan rahangnya kala tau sebenarnya hari ini Ana tak ada pemotretan sama sekali.
"Lokasinya ada di Hotel ccx di kawasan X." ucap seseorang itu dan tanpa membuang waktu Revano pun segera menancapkan gas menuju tempat tersebut.
Tak lama kemudian ia pun sudah sampai di Hotel tersebut dengan cepat ia pun berlari menuju tempat resepsionis Hotel tersebut.
"Permisi saya mau tanya ada nama Anatasya yang mereservasi kamar dihotel ini?"ucap Revano yang bertanya kepada Resepsionis hotel tersebut
"Maaf Pak, kami tidak boleh memberi informasi secara privasi jadi mohon kerjasama nya Pak."ucap sang Resepsionis tersebut yang membuat Revano menggeram kesal dan kemudian ia pun mengambil sesuatu didalam dompetnya untuk ditunjuk dengan resepsionis tersebut.
"CEPAT BERITAHU SAYA SEKARANG, KALAU KAU MASIH MAU BEKERJA DISINI!"ucap Revano dengan tegas dan kemudian resepsionis itupun segera mencari nama yang tadi dikatakan oleh Revano.
"Baikk...lahh Pak,lantai 12 nomor kamar 432 Pak."ucap resepsionis tersebut yang gelapan
"Berikan Card nya!"
"Inn...iii Pakk."ucapnya sambil memberikan Card cadangan tersebut.
Setelah sampai dilantai 13,Revano pun segera berlari menuju kamar tersebut dan langsung membuka kamar itu.
"ANATASYA!"ucap Revano yang tak berdaya setelah melihat sang kekasih yang tidur tak menggunakan sehelai benang sama sekali dengan laki-laki lain.
"Revv...vanoo."ucap Ana yang bangun dan seketika terkejut melihat kedatangan Revano.
Sedangkan disisi lain Revano masih tak percaya dengan kelakuan Ana,ia yang sedari dulu menjaga dan sama sekali tak pernah menyentuh tubuh Ana kini meneteskan air mata lalu dengan cepat ia hapus.
"WANITA MURAHAN!!!"
"MULAI SEKARANG KAU BUKAN LAGI KEKASIHKU."ucap Revano lalu dengan cepat ia pun keluar dari dalam kamar tersebut dan menancapkan gas pergi ketempat untuk menenangkan dirinya.
*
*
*
TBC
-Dont forget like,komen and vote ya
temen -temenn ❤
Tukkk...tukkk...tukkk
"Din, bangun Din ini udah jam berapa coba katanya kamu mau ngelamar kerja."ucap sang wanita itu sambil mengetuk pintu kamar anaknya
"Buka pintunya Dindaaa! atau mama suruh abang kamu buat dobrak pintunya kalo kamu masih gamau bangun juga ya."
"5 menit lagi ma."ucapnya sambil mengucek mata lalu kembali menarik selimut ke atas dada
"Mama hitung sampe 5, kalo kamu masih ga bangun liat aja mama bakal panggil Vino kesini buat dobrak pintu kamu."dercaknya sambil mengetuk ngetuk pintu tapi sang empu tak kunjung bangun
Satu ....
Dua ....
Tiga....
Empat....
Lim .... maa ...
"Apasih ma ,bising tau gak pagi-pagi udah bikin orang sakit kuping."ucapnya sambil membuka pintu
"Hehehe, gitu dong yaudah sekarang kamu mandi gih siap-siap,kan katanya kamu mau intervieuw kerja di ADIWIJAYA GROUP kan ...
ucap sang Mama ketika hendak pergi turun ke dapur
"Eh iyaya ma,Dinda lupa untung mama ingetin yaudah dinda mau mandi dulu ya makasih mamakuu sayang udah ingetin dindaa, uuh tambah sayang deh sama mama muachh. ucapnya sambil mencium pipi sang Mama
"ih iyayaya, yaudah sana mandi ,virus kamu nanti nuler ke Mama lagii."ucapnya sambil menjauh beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi
"iiii mama bisa aja dehh,dinda mandi duluu bayy mama sayanggg."
***
Dinda Pov
Emmm...............
"Pake kemeja mana yah yang bagus?"
dercaknya sambil memilih kemeja yang ada dilemari pakaiannya
"Ettt,iniii aja yaa bagus kok."
ucap nya sambil mengambil kemeja putih polos dan satu rok abu-abu pendek diatas lutut
"Yapp,selesaii tingal pake high heels aja udah dehh."ucapnya sambil melihat kearah cermin dan melihat penampilannya
***
"Dindaaa.... Dindaaaaa....cepetan sini turunn nanti keburu telat kamu nya."ucap sang mama
"Iyaya Ma,bentar lagi Dinda turunn."-Dinda
"Udah Ma,duduk sini ayo kita makan biarin aja si dinda dari tadi dibangunin ga bangun bangun ckckck"-Alvino
"Emang dasar pada dasarnya Dinda itu pemaless,makanya telat bangun"-Devano
"Udah, udah kalian makan duluan aja ya ini omeletnya kalian ambil ya."ucap sang mama sambil mengambil dua piring dan menaruh omelet dipiring Alvino dan Devano masing-masing
"Good morning ,abang-abangkuuu yang tersayangg."ucap Dinda sambil mengambil piring dimeja makan
"Tumben lo, udah rapi gini dek mau kemana emangnya."Alvino
"Ya, kerjalah emang cuma kalian aja ya yg bisa cari uang ,Dinda juga bisa kalii hahaha."-Dinda Pov
"mau ngelamar kerja dimana emangnya?paling juga diperusahaan Papa yakan? "-Devano
"Ett, sembarangan dinda gamau ya kerja diperusahaan papa karena Dinda gamau dianggep anak manja sama orang-orang."
ucapnya sambil memakan omelet buat sang Mama
"Ckck emang bisa apa lo dek dek... " -Alvino
"Nanti ya bang,tunggu dinda diterima kerja dinda bakal tunjukin sama kalian kalo dinda emang bisa cari UANG sendiri tanpa bantuan kalian."ucapnya sambil beranjak pergi dari meja makan
"Emang mau ngelamar kerja diperusahaan mana? "-Devano
"ADIWIJAYA GROUP,Bang." -Dinda Pov
"Oh Adiwijaya Group",ett tunggu
APA !!!"-Devano
"lah bang itukan perusahaan klien kita bang."-Alvino
ucap mereka berdua sambil menatap muka satu sama lain karena heran mendengar kata sang adik
"Tunggu dek....tunggu bentarrr."ucap Alvino sambil mengejar sang adik sampai ke pintu depan
"Kenapa sih bang, Dinda mau pergi nihh."ucapnya sambil membuka pintu mobil
"Lo yakin mau ngelamar kerja disana?" -Alvino
"Lah yakinlah bang orang aku udah ditelpon sama perusahaannya dan disuruh dateng ke kantor jam 08:30."ucapnya sambil menghidupkan mesin mobil
"Yaudah bang dinda pergi dulu yaaa,see u abangg."ucapnya sambil menutup pintu mobil dan menjalankan mobil menuju kantor
"Etttt dekkk beneran lo mau ngelamar kerja disana? ucapnya sambil berteriak dan mengerjar mobil didepannya yg sudah jauh
Huh.. Si dinda mah dibilang jangan masih aja mau ngelamar kerja disana!!!
dercak Alvino sambil masuk kedalam rumah
*
*
*
TBC....
-Dont forget for like komen and vote ❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!