NovelToon NovelToon

KISAH ELENA (Si Gadis Mafia )

Prolog

ELENA SHA YUSTAF 19 tahun cucu dari Yustaf seorang pemimpin kelompok Mafia King Knight, mempunyai kepribadian yang ceria, pandai,keras kepala, sedikit tomboy sedikit manja paling sayang dengan keluarga, diam-diam belajar beladiri dari Kakak angkatnya walapun sang Kakek menentangnya.

LUCAS ABELLARD 20 tahun cucu dari Abellard pemimpin kelompok Mafia King Dragon, mempunyai kepribadian yang dingin, cuek, pendiam,pandai selalu menurut apa kata sang kakek yaitu Abellard, mempunyai seorang kekasih yang paling ia sayangi yaitu Zoya.

ZOYA MATTHEW 19 tahun putri dari pengusaha ternama Alex Matthew, mempunyai pribadi yang baik, lemah lembut diluar, tapi tidak mau kalah untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan, apa yang Zoya mau harus ia dapatkan dengan segala cara.

YUSTSF seorang pengusaha kaya, dan seorang pemimpin dunia bawah

belum pernah gagal dalam perebutan wilayah, paling sayang kepada cucu satu-satunya yaitu Elena.

MARISHA YUSTAF putri kandung dari Yustaf ibu dari Elena,mempunyai sikap lembut,penyayang baik hati sangat menyayangi keluarganya, terutama putri tercintanya Elena.

BRAM YUSTAF menantu dari Yustaf suami dari Marisha, pengusaha yang tak mau terlibat dengan dunia bawah tapi terkadang juga sedikit membantu mertua ya memecahkan masalah dunia bawah.

ABELLARD seorang pemimpin kelompok King Dragon kakek dari Lucas, mempunyai sikap tegas baik hati, suka membalas budi jika berhutang pada seseorang, paling ditakuti di dunia bawah.

WILIAM ABELLARD menantu dari Abellard seorang pengusaha yang ternama dan kaya, mempunyai sikap baik hati, tegas sedikit dingin paling mendengarkan ucapan istrinya.

KRISTINA ABELLARD anak kandung Abellard istri dari Wiliam, mempunyai sikap yang baik, lembut, penyayang dan tidak sombong dikenal dengan pribadi yang tegas tidak memihak salah satu.

NICO MATTHEW kakak dari Zoya, mempunyai sikap dingin, playboy sangat mementingkan adiknya, pengagum rahasia Elena, tapi dia baik hati tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu, tidak seperti Zoya.

AERA KANIA teman baik Elena pengagum rahasia Nico, mempunyai sikap baik hati sedikit dingin, tidak sombong, selalu ada untuk Elena jika dibutuhkan tidak memandang status sosial.

GINO ABRAHAM teman sekaligus tangan kanan Lucas, sangat setia kepada persahabatanya, pintar, cuek, seperti playboy tapi sangat setia, pengagum rahasia Aera.

HENDRI anak angkat yang diangkat oleh Yustaf tidak mau memakai nama belakang Yustaf karena diam-diam menyukai Elena, sangat setia terhadap keluarga Yustaf, tidak akan memaafkan siapapun yang mengganggu keluarga Yustaf terutama Elena, sangat pandai berkelahi.

(Tiga visual aja ya, biar gk penasaran kalo yg lain di part 60 spesial itu ada visual yg sering muncul dicerita, kalo dari part 25 ke atas mungkin udah ada visual disetiap part).

KECELAKAAN.

Di malam hari di kediaman Yustaf, Yustaf berserta putri dan menantunya sedang menikmati makan malam bersama di kediaman utama Yustaf.

Tiba-tiba asisten pribadi atau bisa di sebut tangan kanan Yustaf sedang terburu-buru untuk menyampaikan informasi penting.

"Maafkan saya tuan karena mengganggu waktu anda bersama keluarga."kata Yunus.

"Tidak apa-apa, memanganya ada hal penting apa sampai kamu terburu-buru?" tanya Yustaf.

"Tuan ada sekelompok mafia yang sedang memperebutkan wilayah diutara."jawab Yunus.

"Apa! Lancang sekali mereka? apa mereka tidak tahu jika wilayah utara sudah menjadi milik King Knight."kata Yustaf marah.

"Ada apa sih pa? kenapa sampai marah-marah seperti itu."tanya Marisha.

"Tuan maaf, saya dengar tidak baik jika marah atau kesal didekat ibu hamil, itu bisa mempengaruhi perkembangan calon cucu anda."bisik Yunus.

"Oh, cuma sedikit masalah kamu tidak perlu khawatir lanjutkan saja makan malammu bersama Bram, Papa mau ke atas dulu sama paman Yunus."kata Yustaf kepada Marisha.

Marisha yang sudah tahu kebiasaan sang papa hanya menanggapinya dengan anggukan saja, pada dasarnya Marisha yang sudah hamil sembilan bulan tidak ingin memperdebatkan masalah kecil karena Marisha terlalu malas untuk itu.

Bram yang melihat raut muka Marisha terlihat sedikit khawatir pun menenangkan Marisha sambil mengelus pucuk kepala sang istri.

"Sayang jangan khawatir, bukankah kamu tahu kalau papa adalah orang yang tangguh, jadi tidak akan ada masalah."kata Bram menenangkan Marisha.

"Iya,aku tahu papa pria yang sangat tangguh."jawab Marisha sedikit sedih.

Tak lama kemudian Yustaf dan Yunus bersiap untuk pergi keluar menyelesaikan masalah yang ada di Wilayah utara, dengan sekelompok yang terlatih dan handal, Yustaf pergi bersama Yunus.

Setibanya Yustaf di tempat kejadian terjadilah pertarungan antara kelompok mafia King Knight dan Black Devil yang cukup sengit, pada akhirnya kelompok yang di pimpin Yustaf pun memenangkan pertarungan dan wilayah utara tetap menjadi milik King Knight.

Dalam perjalanan pulang Yustaf tak sengaja melihat seorang pria tergeletak dengan luka yang sangat parah.

"Hentikan mobilnya!"perintah Yustaf.

"Ada apa tuan?"tanya Yunus heran.

"Ada seseorang yang terluka, mari kita lihat."

"Tapi tuan, jangan-jangan itu hanya jebakan saja"

"Maka dari itu kita harus turun, agar kita tahu itu jebakan atau bukan."

Tak lama kemudian Yunus mengikuti Yustaf dari belakang untuk melihat orang tersebut benar-benar terluka atau tidak.

"Tuan, sepertinya orang ini sudah tidak ada harapan lagi."

"Huuss! kamu ini sembarangan bicara, jelas-jelas masih bernafas."

"Tapi lukanya sangat parah tuan."

"Diam, jangan asal bicara cepat bantu aku mengangkatnya ke mobil."

"Tapi tuan..."

Yustaf akhirnya membantu pria tersebut, namun tanpa ia sadari pria yang ia tolong adalan pemimpin kelompok mafia King Dragon.

****

Di kediaman Yustaf, Bram mendapat panggilan dari orang kantornya yang mengatakan bahwa di perusahaanya ada seorang penghianat yang membocorkan rahasia perusahaannya.

"Sayang, maaf ya aku meninggalkanmu sendirian di rumah, karena kamu sedang hamil besar jadi tidak baik, kalau malam-malam keluar rumah."kata Bram.

"Iya, sayang tidak apa-apa lagi pula di rumah banyak penjaga dan juga Bibi Mery yang menemaniku."ucap Marisha.

"Jika masalah di kantor sudah selesai aku akan cepat-cepat pulang dan akan mengambil cuti untuk menemanimu waktu bersalin nanti." kata Bram sambil mengecup kening istrinya.

Bram pun buru-buru menuju ke kantornya, tanpa Bram sadari ternyata sudah ada dua mobil yang mengikutinya dari belakang. Bram pun lupa jika kemanapun dirinya pergi harus ada bodygurd yang menjaganya.

"Tuan target sudah ada didepan mata."kata salah satu orang yang berada di mobil yang mengikuti Bram.

"Laksanakan rencana, jangan sampai dia lolos!"kata Hans pemimpin Black Devil.

"Siap."kata orang suruhnya menyanggupi Hans.

Braak...

Suara mobil Bram yang di tabrak dari belakang dan dari samping mobilnya, Bram pun hilang kendali dan keluar dari jalur berkendara, dia tahu bahwa dirinya tidak mungkin bisa selamat.

Akhirnya Bram pun mengambil ponselnya dan mengirim beberapa pesan suara untuk istri tercintanya.

"Sayang, maafkan aku tidak bisa menepati janjiku padamu, sepertinya saat kamu melahirkan anak kita nanti aku tidak bisa berada di sampingmu, sesungguhnya aku sangat amat mencintaimu, dan calon anak kita kelak katakan padanya bahwa aku sangat menyayanginya, marahi dia saat berbuat salah jangan terlalu keras padanya,aku mencintaimu." kata Bram dalam pesan suaranya untuk Marisha.

Mobil Bram yang keluar dari jalur pun ditabrak kembali oleh container yang membuat mobil Bram meledak.

"Bos, misi sudah selesai, target telah di nyatakan meninggal."ucap orang suruhan pemimpin Black Devil.

"Ha,ha,ha bagus, bagus sekali kerja kalian, aku tak sabar melihat Yustaf menderita karena putrinya menjadi janda." kata Hans yang di iringi tawa bahagia.

Setibanya Yustaf dan Yunus di kediamanya, Yustaf heran mengapa hanya putrinya yang menyambut dirinya, tak seperti biasanya, Bram yang selalu berdiri disamping Marisha.

"Pa, itu siapa yang di bawa paman Yunus?"tanya Marisha.

"Entahlah papa juga belum tau dia siapa, papa hanya kasihan melihatnya tergeletak di jalan, kamu tolong hubungi Dokter Mario ya." kata Yustaf.

"Baik pa,"jawab Marisha.

"Oh ya Marisha, kemana Bram tumben sekali dia tidak ada disampingmu?"tanya Yustaf.

"Dia, sedang ada urusan pa dikantor."jawab Marisha.

Marisha pun menghubungi Dokter Mario, dan betapa terkejutnya dia menerima pesan suara dari suaminya.

"Tumben Mas Bram mengirim pesan suara kepadaku, biasanya juga langsung bicara lewat telfon."gumam Marisa.

Marisha mendengar pesan suara dari suaminya dan pada pesan terakhir terdengar suara ledakan yang membuat Marisha menjatuhkan ponselnya karena kaget.

"Ada apa Marisha?"tanya Yustaf kepada putrinya.

Marisha yang masih syok hanya terdiam meningat pesan suaminya dan suara ledakan tersebut.

"Pa! suamiku pa, Mas Bram."kata Marisha panik.

"Iya sayang kenapa ,Bram ada apa?"tanya Yustaf.

Pertanyaan Yustaf hanya mendapat tangisan histeris dari Marisha dan saking syoknya Marisha pun pingsan, di depan papanya.

Yustaf yang merasa aneh pun mengambil ponsel Marisha dan mendengar pesan suara dari Bram,Yustaf pun terkejut saat mendengar suara ledakan dari pesan suara Bram.

"Yunus, cepat cari tahu di mana Bram berada sekarang juga!"perintah Yustaf.

Tanpa bertanya Yunus pun sudah tahu bahwa ada masalah serius yang terjadi.

"Baik tuan."jawab Yunus.

Yunus pun mengerahkan sebagian anak buahnya untuk mencari di mana Bram berada, tak berselang lama Dokter Mario pun datang untuk memeriksa pria yang dibawa Yustaf tadi.

Karena di dalam rumah Yustaf ada salah satu ruangan yang ia desain seperti ruang rawat rumah sakit, karena jika Yustaf terluka dia tidak mau pergi kerumah sakit alasanya karena banyak musuh, dan di dalam ruangan tersebut mempunyai peralatan lengkap layaknya rumah sakit, Dokter Mario pun dengan sangat cepat melakukan pertolongan kepada pria tersebut.

Setelah memastikan kondisi pria tersebut stabil, Dokter Mario bergegas memeriksa kondisi Marisha yang pingsan.

.

.

.

.

Like, coment n vote sangat membantu 🙏🙏😉😉 terimakasih

ditunggu part selanjutnya.

Berita Duka

Sudah lewat tiga jam Marisha pingsa dan belum sadar juga, Dokter Mario menjelaskan karena Marisha terlalu syok jadi mungkin dia akan pingsan lebih lama.

Yustaf pun menjadi panik karena memikirkan Marisha yang hamil tua dan sebentar lagi melahirkan, sedangkan menantunya pun belum ada kabar.

"Yunus apa kamu belum mendapat kabar dari orang-orang kepercayaanmu?" tanya Yustaf.

"Maaf tuan, mereka masih berusaha." jawab Yunus.

"Baiklah semoga saja cepat ada kabar." kata Yustaf.

Yunus mengerahkan orang-orang kepercayaanya untuk mencari kabar Bram, setelah dengan susah payah mereka berusaha akhirnya orang kepercayaan Yunus membuahkan hasil, walau pun bukan hasil yang manis melaikan berita duka untuk keluarga Yustaf.

"Maaf tuan, tapi saya harus menyampaikan berita buruk kepada anda." kata Yunus sambil setengah berbisik.

"Kabar buruk apa?" tanya Yustaf.

"It,itu tuan, ini soal tuan Bram."

"Iya, cepat katakan jangan bertele-tele seperti itu."

"Tuan Bram sudah meninggal dalam kecelakaan tuan, anak buah saya sudah mengonfirmasi kepastian itu, dari plat mobil, ponsel dan tes Dna tuan Bram."

Bagai tersambar petir di siang hari berita duka itu pun terasa menyayat hati Yustaf, melihat putrinya yang sebentar lagi akan melahirkan namun harus kehilangan suami tercintanya.

"Cari tahu sampai ke akar-akarnya, penyebab kecelakaan menantuku itu disengaja atau murni kecelakaan!" perintah Yustaf dengan hati yang bercampur aduk.

Setelah prosesi di rumah sakit selesai jenazah Bram pun di bawa pulang ke kediaman Yustaf untuk di makam kan, namun Marisha masih terbaring pingsan.

Marisha belum mengetehui kebenaranya tentang suami tercintanya yang sudah meninggal.

Yustaf pun masih belum mau memakamkan menantunya karena Marisha belum sadar, ia tak mau membuat hati Marisha terluka lagi jadi dia berniat menunggu Marisha bangun.

Setelah menunggu agak lama Marisha tersadar dari pingsannya, melihat sekeliling menjadi sangat sepi.Marisha pun berniat turun keruang tamu untuk mencari keberadaan orang-orang di kediamannya.

Saat masih di ujung tangga Marisha di kejutkan dengan orang-orang yang berpakaian serba hitam dan mengelilingi sebuah peti.

"Ada apa ini? kenapa semua orang berpakaian hitam, lalu itu peti apa." suara Marisha yang memecah keheningan di ruang tersebut.

Marisha yang semakin penasaran karena tidak ada jawaban dari orang-orang pun, sedikit berlari mendekat sambil memegangi perutnya yang sudah besar.

"Sayang tenang dulu! ingat kamu sedang hamil besar." suara Yustaf mencoba menenangkan Marisha.

"Papa jawab Marisha dengan jujur, sebenarnya ini ada apa Pa, kenapa orang-orang berpakaian hitam?"tanya Marisha dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Kamu harus janji dulu sama papa, kamu akan menghadapi semua masalah apapun dengan tegar dan sabar." jawab Yustaf.

Marisha hanya mengangguk tanda mengerti.

"Sayang, Bram....dia sudah pergi."

"Pergi apa maksud papa? Mas Bram berjanji akan pulang setelah semua pekerjaanya di kantor selesai Pa, dia juga mengambi cuti untuk menemaniku waktu proses melahirkan nanti" kata Marisha dengan air mata yang masih berderai dengan derasnya.

Yustaf tidak tahu lagi bagaimana harus menjelaskan kepada Marisha bahwa suaminya telah pergi untuk selamanya. Yustaf pun merangkul pundak putrinya dengan penuh kasih sayang dan membawa Marisha mendekat ke jenazah suami tercintanya.

"Maafkan papa sayang, papa tidak bisa melindungi suamimu." kata Yustaf dengan penuh penyesalan.

Marisha yang di bawa sang papa mendekat ke jenazah suaminya, menjadi histeris menangis sejadi-jadinya. Marisha tidak percaya suaminya terbaring tak bernyawa di depan matanya.

Karena syok yang amat sangat berat membuat Marisha kontraksi dan pingsan. Yustaf yang melihat putrinya kesakitan sebelum pingsan langsung dengan cepat memanggil Dokter Mario untuk memeriksa kondisi putrinya.

Mario yang masih berada di kediaman Yustaf dengan cepat memeriksa Marisha diruang rawat rumah Yustaf, Dokter Mario menyarankan untuk segera melakukan oprasi Caesar untuk mengeluarkan bayi yang ada di dalam perut Marisha.

Melihat kondisi Marisha yang sangat lemah dan mendapat syok berat, Yustaf pun mengizinkan Dokter Mario mengoprasi Caesar Marisha.

Sedangkan Yustaf memerintahkan Yunus untuk memproses pemakaman untuk Bram, tentu saja Yustaf yang menjadi keluarga Bram satu-satunya harus hadir dalam pemakaman tersebut.

Dan Marisha pun di percayakan kepada Dokter Mario dan Bibi Mery dalam proses oprasinya.

Tentu saja dengan penjagaan yang sangat amat ketat oleh orang-orang yang terpercaya oleh Yustaf dan Yunus.

Semua anggota kelompok King Knight hadir dalam pemakaman Bram. Dan tentu orang-orang yang berkerja di kantor Bram juga hadir semua.

Setelah beberapa saat proses pemakaman pun selesai Yustaf pun terburu-buru untuk pulang melihat kondisi putrinya. Saat tiba di kediamannya, Yustaf masih belum melihat Dokter Mario keluar dari ruangannya.

Bibi Mery masih setia menunggu Marisha di depan pintu.

"Mery apa Dokter Mario masib belum selesai?" tanya Yustaf.

"Belum tuan, Dokter Mario masih di dalam." jawab Mery.

"Apakah ada kendala saat oprasi berjalan?" tanya Yustaf.

"Dokter Mario hanya bilang kalau kondisi nyonya Marisha sangat lemah tuan " jawab Mery.

Setelah Yustaf dan orang-orang yang berada di kediaman menunggu dengan lama dan cemas, akhirnya terdengar tangisan seorang bayi dari dalam ruangan.

Mario menyuruh seorang suster untuk menyiapkan bayi tersebut dan suster lainya membantunya untuk merawat Marisha.

Bayi kecil itu pun akhirnya siap untuk bertemu dengan para keluarga yang menantinya.

"Tuan Yustaf selamat bidadari yang sangat cantik hadir dalam keluarga anda," kata suster yang membawa bayi Marisha keluar.

Yustaf yang melihat bayi mungil itu tak percaya bahwa ada kehidupan baru yang hadir setelah kepergian yang amat sangat menyedihkan.

"Tuan cucu anda sangat cantik dan lucu, apa saya boleh menggendongnyal." suara Mery memecahkan lamunan Yustaf.

"Dia cucuku, harus aku dulu yang menggendongnya." suara Yustaf sedikit tak terima jika mery menggendong cucunya terlebih dulu.

"Baiklah saya mengerti tuan." kata Mery sedikit kecewa.

"Tapi tuan kira-kira sudah ada nama untuk nona kecil belum?" tanya Mery.

"Oh iya, aku belum menyiapkan nama yang cocok untuk bidadari kecilku." kata Yustaf.

"Aku akan memikirkanya pelan-pelan,"tambah Yustaf.

Selang beberapa saat Dokter Mario pun keluar dari ruangan Marisha.

"Mario bagaimana kondisi putriku saat ini?" tanya Yustaf.

"Kondisi nona Marisha saat ini masih kritis akibat syok yang ia alami dan juga sepertinya nona Marisha sendiri enggan untuk bangun."kata Dokter Mario menjelaskan.

"Apakah putriku akan baik-baik saja?" tanya Yustaf lagi.

"Saya akan mengusahakan yang terbaik agar nona Marisha sadar kembali." jelas Dokter Mario.

"Baiklah, terima kasih kamu sudah sangat membantuku, istirahatlah terlebih dahulu."kata Yustaf.

"Tuan Yustaf tidak perlu berterima kasih itu sudah menjadi tugasku dan balas budiku kepada anda."kata Mario.

Yustaf hanya tersenyum menanggapi ucapan Mario, hatinya masih di penuhi dengan rasa yang bercampur aduk, antara sedih,terluka dan bahagia.

"**A**ku tidak akan memaafkan orang-orang yang membuatmu kehilangan ayahmu dan membuat ibumu terbaring sakit, kakek berjanji Nak." batin Yustaf dalam hati sambil memandang cucunya dengan sangat iba.

.

.

.

.

.

Like,coment n vote sangat membantu ya tman🙏🙏😊😊

selalu tunggu part selanjutnya ya, terimakasih 😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!