.
.
.
teng...
teng...
teng.....
Bel pabrik berbunyi pertanda jam bekerja telah selesai.
Gadis itu sibuk mengemasi barang yang ia gunakan untuk kerja kedalam tas ransel miliknya, ia menghembuskan nafasnya pertanda kelelahannya hari ini.
Rambut panjang pirang pun terurai setelah tali rambut ia lepaskan.
Bergegas ia berlari menuju ke toilet untuk buang air kecil dan membasuh mukanya.
Ia berdiri di depan cermin dan menata rambut indahnya kembali dan membalutnya dengan tali warna hitam.
" huft...capek sekali,,badan aku pegal..."
Ia melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Ia bekerja di salah satu pabrik besar di kotanya.
Memang disana ada 3 sift, pagi, siang, dan malam.
Kebetulan hari ini ia mendapatkan jatah masuk siang dan pulang jam 12 malam.
Bagi dirinya ini hal yang tidak sulit dan biasa, semua ia lakukan dengan ikhlas untuk menyambung hidupnya.
Ia tinggal di kontrakan kecil setelah ke 2 orang tuanya meninggal sekitar 2 tahun yang lalu.
" Azura....."
Ya....nama gadis cantik nan gigih itu adalah AZURA NINDIA
" iya....kenapa ? "
" Ayok pulang....kau lama sekali...! "
" iya sebentar putri, kau duluan saja aku tidak apa-apa "
" yasudah, aku duluan ya..."
" okey beb..."
Putri adalah salah satu teman Azura sejak pertama kali ia bekerja di pabrik itu.
3 tahun lebih ia bekerja disana bersama putri,iapun tinggal di salah satu kontrakan seperti Azura.
Dengan langkah yang semangat Azurapun keluar dari toilet dan berjalan menuju parkiran untuk pulang serta mengambil motornya.
.
.
..
.
Ia menyusuri setiap jalan yang hampir sepi karena memang sudah jam 12 malam, angin yang menghembus membuat bulu kuduk Azura naik karena kedinginan walaupun sudah memakai jaket.
Dipersimpangan jalan ia melihat segerombolan pemuda yang sepertinya tengah mabuk dan berada di tengah jalan.
Hati Azura merasa tidak enak, ia takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan seperti di televisi yang kebanyakan ia lihat.
" ya Tuhan...bagaimana ini "
Tangannya bergetar hebat ketika mau melewati segerombolan pria itu.
Dengan mantap dan tangan yang gemetar ia melewati segerombolan pemuda yang meraco kesana kemari.
" hey...."
Motor yang dikendarai Azurapun berhenti seketika saat 3 pemuda itu menghadangnya.
Seluruh badan Azura bergetar hebat, ia ketakutan, ia bingung apa yang harus ia lakukan.
Disana ada 6 pemuda yang sedang mabuk dan asyik menatapnya.
" hey gadis....kau mau kemana...? "
" min...nggii.iirrrr lah..."
" hey...jawab dulu sayang....kau mau kemana..? "
" aku ingin pulang...tolong minggirlah.."
" kau cantik sekali...bagaimana kalau kau lepas ikat rambutmu "
" hahaha...benar, kau lepas saja ikatan rambutnya..."
Majulah para 3 pemuda itu ke arah Azura, dengan lancang salah satu dari mereka melepaskan helm dan menarik ikat rambut Azura.
" lepaskan aku....!!!!!! hikss...hikssss..."
" menangislah....kau harus bersenang-senang dulu dengan kami, baru nanti akan kami lepaskan..."
" aku mohon....lepaskan aku...."
Azura meronta sekuat tenaga ketika 2 pria itu memegangi kedua tangannya, ia menangis kencang tapi sepertinya sia-sia.
Jalanan itu sangat sepi dan lumayan jauh dari kota.
" aku mohon lepaskan aku....hikss...hiks...."
" kemarilah...ayo kita senang-senang sebentar kawan...hahahhaha "
Salah satu pemuda itupun menyeret Azura ke samping jalan dan mendorongnya hingga terjatuh di atas rerumputan hijau.
Tangannya terluka dan berdarah saat ia mencoba menopang tubuhnya agar tidak jatuh.
* awwww......
" hahahaha....kemarilah sayang...aku akan membuatmu menikmati malam.ini hahahha "
" cepetan....kau duluan habis itu aku dan mereka....!!! "
" pergiiiii.....!!!!!! aku mohon pergi dari sini....!!! lepaskan aku..."
Azura berusaha menendang salah satu pria yang ada di sana hingga akhirnya terjatuh.
* agh....
" sial.....kejar dia....!!!!!!! aku akan membuatmu menyesal....!!!"
" kejar....!!! "
Azura yang tidak bisa berlari cepat akhirnya pun terjatuh.
bug..
Salah satu dari pria yang mengejarnya tadi menyeretnya dan menampar pipi Azura sampai berdarah.
plakkkkk....
" ahhh...... aku mohon maafkan aku "
" kau sudah berani sekali malam ini, rasakan saja akibatnya...!!! "
" hikss.....hikss....ibu......lepaskan aku..."
Saat salah satu pria berusaha akan melecehkannya dan menarik paksa bajunya, tiba-tiba lampu center mobil menyala dengan terang menerangi mereka dan juga Azura.
Sementara Azura sudah gemetar hebat karena ketakutan dengan apa yang ia alami hari ini.
" hikkssss....lepaskan aku..."
" siapa dia...!!!!!!! berani sekali ia mengganggu kita malam ini...!!! "
" biar aku urus saja ....!! "
Timpal salah satu pria.
.
.
Azura seperti sudah mau pingsan karena keadaannya.
Sementara lampu mobil masih menyala, keluarlah seorang laki-laki berumur 35 tahun dari dalam mobil lengkap dengan Jaz hitamnya.
Dia adalah Maxzhu Albert, yang merupakan seorang milyarder dengan segudang aset dan kekayaannya.
" kau....berani sekali memperlakukan wanita seperti itu, apa kau tidak mengingat ibumu setiap kali kau menyentuh wanita itu...?!!!!! "
" siapa kau....!!!! berani sekali kau mengganggu malam kami...!! "
" apa kau ingin tahu siapa aku...?? baiklah..."
Dan pertengkaran itupun terjadi, satu persatu dari segerombolan pria itupun maju dan berusaha melumpuhkan laki-laki misterius yang mengganggu mereka hati ini.
Sebenarnya pria itu membawa anak buah yang slalu menemaninya untuk keadaan mendesak seperti ini.
Satu persatu segerombolan pria itu jatuh terkulai lemas dan penuh luka lebam di seluruh wajahnya.
Kini tinggal satu pria yang belum ia selesaikan.
" majulah...kalau kau mau mati...!!! "
" kau.....!!! berani sekali bicara seperti itu...!!! "
Pertengkaran pun dimulai lagi, kali ini wanita tampang itu mendapatkan satu pukulan di wajahnya, darah sudah mengalir di sudut bibirnya.
Ia hannya tersenyum sinis dan mengusap darah itu dengan senyuman yang tidak bisa di artikan.
"kau.....!!!!! "
Pertengkaran berlangsung cukup lama hingga pria mabuk itu terkulai tak berdaya dan penuh dengan lebam di sekujur tubuhnya
Ia menghajar pria itu tanpa ampun.
" cukup tuan, dia bisa mati nanti..."
" biarkan saja...."
Akhirnya pria itu mendaratkan satu tendangan tepat di dada pria itu dan seketika melayanglah sudah nyawa salah satu ke 6 pria itu.
" tuan...dia sudah meninggal..."
" kau bersihkan semuanya....!!!!!! "
"bbaaa.aaaikkkk lah tuan..."
Pria itupun menghampiri Azura yang sudah tidak sadarkan diri dengan baju yang sudah robek dan memperlihatkan bra dalamnya.
Max akhirnya melepaskan jasnya dan menutup tubuh Azura.
Dengan sigap ia menggendong tubuh Azura menuju ke dalam mobil.
Ia membaringkan gadis itu di kursi belakang dan membenarkan jas dan pakaian Azura.
" Jo......kau urus semuanya dan kau bawa motor gadis ini ke rumahku...!!! "
Joni adalah salah satu pengawal pribadinya yang sudah setia menemaninya selama 7 tahun.
" baiklah tuan...!!! "
" pak jalan...."
" maaf tuan...kita harus kemana? apartement atau ke rumah tuan...? "
" oh...iya...kita ke apartement saja pak..dirumah sedang ada Ibu, pasti akan heboh kalau tahu aku membawa wanita pulang...aku akan menelfon Joni dan menaruh motornya di rumahnya terlebih dahulu"
" baiklah tuan.."
Supir itupun menyalakan mesinnya dan bergegas menuju ke apartement milik majikannya.
Hannya membutuhkan waktu 20 menit mereka akhirnya sampai di apartement milik max.
Max kemudian menggendong tubuh Azura, ia sedikit kesal bagaimana ada seorang gadis yang berkeliaran di jam 12 tengah malam.
"kau pulanglah pak...bilang saja sama nyonya kalau aku pulang ke apartement, tapi kau jangan bilang tentang keadaan ini semua..."
" baik tuan....kalau begitu saya pamit..."
" pergilah...."
Akhirnya max membawa Azura menuju kamarnya.
.
.
.
kamar apartement ...
Max membaringkan tubuh Azura di atas ranjang miliknya dan melepaskan sepatu yang dikenakan Azura.
Dengan perlahan ia melepaskan sepatu dan kaos kaki di kaki Azura, ia mengambil satu baskom air dan handuk kecil.
Max mencelupkan handuk itu dan kemudian membersihkan kaki dan lengan Azura yang kotor karena terkena tanah.
Saat ia mulai mengusap tangan kanan Azura tiba-tiba keluar suara dari mulut gadis yang ada di depannya.
" ibu....hiksss...hikssss..."
" dia mengigau...? "
"ibu....aku takut ibu...hikssss...hikssss "
Air mata pun mengalir di sudut mata Azura, dengan sigap max menghapus dengan jari jemarinya.
" apakah dia setakut itu ? "
Tangan Azura tiba-tiba menggenggam tangan max dengan sangat erat.
" jangan tinggalkan aku...."
Max melihat mata indah itu terbuka, namun hannya sesaat.
Mata itupun tertutup kembali.
" tenanglah..."
Max berusaha menenangkan Azura dengan membelai kepalanya dengan lembut.
Max merogoh sakunya dan mengeluarkan kartu identitas milik Azura.
" AZURA NINDIA
Lumayan indah namanya, ia juga baru berumur 22 tahun, cukup muda...tapi apa yang ia lakukan tengah malam seperti ini..? ntahlah aku tidak habis pikir dengannya, harusnya ia putar balik mencari jalan yang lain, kenapa masih saja melewati segerombolan pria bodoh seperti tadi..dasar gadis kecil..."
Dengan perlahan max mencoba melepaskan ngenggaman Azura, namun sepertinya tidak berhasil, mungkin karena Azura sangat ketakutan bahkan sampai masih mengingatnya saat tertidur.
Max meraih kursi di sampingnya dan mendaratkan bokongnya di atas kursi.
Ia terduduk dan memandangi wajah Azura, diambillah handuk tadi dan dibersihkannya darah yang tertinggal di sudut bibir Azura telapak tangannya.
" pipinya lebam, dasar pria kurang ajar ....!!!! harusnya aku menghabisi mereka semua "
Max menyentuh pipi putih dan sedikit biru milik Azura.
Ia asyik membelai lembut pipi Azura dan memandangi setiap titik di wajah gadis malang itu.
" SIALL....!!! kenapa aku malah memandanginya, tapi ini pasti sakit...."
Karena memang ia tidak bisa kemana-mana akhirnya max tertidur dengan posisi duduk dan kepalanya yang berada di samping kepala Azura.
Tangan max pun menggenggam erat Azura tanpa sadar dan mereka terlelap di atas ranjang yang sama.
Max masih memakai sepatu dan baju yang ia kenakan hari ini, seharusnya ia akan mandi, tapi ia memilih untuk membersihkan dan mengurus gadis malang itu terlebih dahulu.
.
.
.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 pagi, dengan perlahan Azura perlahan membuka kedua matanya yang terasa sangat berat, belum lagi sudut bibirnya yang terasa perih dan badannya yang terasa sangat sangat pegal.
" ahh...dimana aku ? "
Ia melihat sekelilingnya dan merasa asing dengan tempat ini.
Ia menoleh sekeliling dan melihat tangannya menggenggam erat tangan seseorang, dilihatnya kembali dan seksama.
"aaaaaa..............."
Max terkejut dengan teriakan Azura dan langsung panik seketika.
" apa...!!! ada apa....!!!!! "
" om siap.....aaaaa??? "
" ya Tuhan.....kau sudah bangun.....kau hampir saja membuatku jantungan Azura "
" bbaaaa....aagaiiimana... om tahu namaku ? "
" AZURA NINDIA..."
" cukup om...."
" karena kau sudah bangun, aku akan mandi, kau diamlah...!!! "
Azura hannya diam dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Max memang tidak berani mengganti baju Azura, ia tidak ingin menyentuhnya apalagi dengan keadaannya saat ini.
Max hannya tidak ingin kalau ia disebut kurang ajar dengan memanfaatkan keadaan gadis itu.
"yatuhan....apa yang terjadi padaku....bagaimana aku bisa ada disini..? bajuku....aaaaaaaaa...."
Ia kembali tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
" aku ingat...aku ingat kejadian tadi malam....tapi kenapa aku ada disini, siapa dia..? apa dia laki-laki yang menyalakan lampu senter mobil tadi malam ???
siapa dia? apa dia salah satu dari pria tadi malam yang ingin melecehkan Ku???
Tapi tidak mungkin.....
Kalaupun dia segerombolan dari pria tadi malam, kenapa ia membawaku ke tempat sebagus ini dan sepertinya aku tidak mengalami apapun..."
Azura masih terdiam diatas ranjang dengan penuh pertanyaan di fikirannya.
Sementara Max selesai mandi dan langsung masuk kembali kedalam kamar.
Saat mendengar bunyi pintu terbuka, Azura langsung menengok dan mendapati sosok laki-laki karismatik yang sangat tampan dan sixpack berdiri di depan pintu kamar mandi Dangan handuk yang masih terlilit di pinggangnya.
" aaaaaaaaaaaaaaaaa..... "
" hey....!!! berhenti berteriak dasar gadis ABG...!!! "
" ommm...kenapa ommm hannya memakai handuk saja...!!!! om yang tidak sopan...!! "
" aku tidak sopan??? ini kamarku dasarrrr !!!! "
Max pun tidak memperdulikan Azura dan langsung mencari baju yang akan ia pakai hari ini.
Max mengganti pakaian di depan Azura dengan tanpa malu memperlihatkan semua tubuhnya.
Azura yang dari tadi memandang terkejut setengah mati dan berteriak sekali lagi.
" aaaaaaaaaaaaaaaaa .... apa yang kau lakukan om....!!!! kau membuat mataku ternoda....!!! "
" hey....!!! berhenti berteriak Azura...!!!!! dan jangan memanggilku om...!!!"
Seketika suasana menjadi hening.
Azura menggigit bibir bawahnya, ia hannya tidak habis pikir bagaimana matanya bisa ternoda dengan pertunjukan hari ini, ia merasa sangat kesal sekaligus malu pada dirinya.
Harusnya ia tadi tidak menengok dan memandangi om om yang ada di depannya.
Selesai memakai baju, max menghampiri Azura yang masih diam di atas ranjang.
" kau tidak apa-apa...? "
" apa yang tidak apa-apa hah....!!!! "
" azura aku bertanya baik-baik...."
" berhenti memanggil namaku...!!!! aku tidak suka...!! "
" yasudah....kau mandilah...maaf aku hannya menutup tubuhmu dengan selimut, aku tidak berani mengganti bajumu, aku bukan type laki-laki yang memanfaatkan keadaan seorang wanita, apalagi mengingat bagaimana keadaanmu selepas kejadian tadi malam..."
Azura menunduk, ia sepertinya sudah tahu siap laki-laki yang ada di depannya, ia sudah menolong dirinya dari lingkar hitam tadi malam, bagaiman kalau tidak ada laki-laki itu..? ntahlah...yang pasti ia bersyukur masih diberikan kesempatan buat selamat.
" maafkan aku om..."
" iya ok.... kau mandilah...aku akan membelikanmu baju "
" baiklah...aku akan mandi.."
" silahkan...."
Azura melangkah menuju kamar mandi dan segera mandi, tubuhnya sangat lengket mengingat kejadian tadi malam.
Max ngambil ponsel dan menelfon salah satu pengawalnya untuk membelikannya baju wanita lengkap dengan pakaian dalam.
Ia juga tak lupa memesan makanan untuk sarapan pagi hari ini, yang pasti ia memesan 2 porsi makanan.
" dasar gadis labil....!!!
kenapa tadi aku bisa tidak tahu malau seperti itu, bagaimana aku lupa kalau ada dia di kamarku..ya tuhann......"
Azura masih asyik mandi sedangkan Max bermain dengan ponselnya.
Ia mendapatkan 2 pesan dari ibunya yang menanyakan tentang alasan kenapa putranya tidak pulang tadi malam.
Ini visual MAXZHU ALBERT.
Suka-suka author ya soal pemilihan tokoh dalan cerita.
😀😂😂.
Maklum, authornya ARMY 🤭🤭😀😂.
Nah...yang ini visual AZURA NINDIA ya, semoga suka, ini cantik pake banget ... Authornya juga ngefans sama aktris cantik ini 🤭❤️.
❤️❤️❤️❤️
Jangan lupa like, love, dan vote ya Kaka.
Happy Reading....
.
.
.
Selesai mandi Azura memakai handuk kimononya, ia bingung nanti mau pakai baju apa, sementara bajunya sudah kotor dan sobek.
" bagaimana ini, nanti siang aku harus berangkat kerja, tapi dimana motorku...belum juga aku pake baju apa..? masak iya aku pakai handuk kimono ini ...huft...."
Azura kembali duduk di bangku yang berada di dalam kamar mandi, ia hannya bingung apakah ia harus keluar dengan handuk kimononya, sementara disana ada laki-laki yang belum ia kenal sama sekali.
" aku harus bagaimana ....hufttt...."
Ia memandang wajahnya di pantulan cermin, sudut bibir yang memerah karna tamparan tadi malam, belum juga memar biru di pipinya.
" ya Tuhan....bagaimana bisa sampai seperti ini, aku bahkan lupa rasa sakitnya seperti apa, yang aku ingat cuma kejadian kemarin dan ketakutanku saja, ibu...bapak...Azura merindukan kalian...hiksss...hiks...."
Air mata menetes di kedua pipinya, ia teringan kepada orang tuanya, kenapa ia harus mengalami kejadian seperti ini, ia juga berfikir bagaimana nasibnya kalau tidak ada om om yang bersamanya sekarang.
Saat Azura masih merenung dan sedih mengingat orang tuanya di dalam kamar mandi, tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu dari luar.
" Azura.... kau tidak apa-apa kan? ".
" ah...iya , Azura baik-baik saja...".
" kalau gitu keluarlah cepat, kau bisa kedinginan....! ".
" baiklah..."
Azura membuka pintu kamar mandi dengan muka sendu dan mata yang sembab, ia sebenarnya ingin menangis tapi bingung dengan keadaan yang ada.
Max yang melihat Azura dengan keadaan seperti itupun sedikit iba, ingin sekali ia menenangkannya, tapi ia bingung bagaimana ia memulainya.
Ia hannya tidak mau membuat gadis itu ketakutan dan menganggapnya lancang.
" om...."
Suara Azura yang di iringi tetesan air mata.
" kenapa...??? jangan panggil aku om...! ada apa??? "
" hikss...hikkss....om...."
" ada apa Azura.....kenapa????".
Diluar dugaan Azura langsung memeluk max yang tepat berada di depannya.
Ia menangis sesenggukan di pelukan max sambil menyebut ibu dan bapaknya.
" sepertinya dia terguncang dengan keadaan yang ada, ia merindukan orang tuanya, kasihan...."
Azura menangis tersedu-sedu dan memeluk erat max, sementara Max spontan membalas pelukan Azura, ia hannya berfikir agar bisa sedikit meredakan kekacauan hati gadis itu.
" tenanglah...menangislah jika kau ingin menangis, kau baik-baik saja ".
" aku kangen ibu sama bapak om.....hiksss...hikkss...aku kangen sama mereka, aku gak punya siapa-siapa didunia ini, aku sebatang kara, kenapa tadi malam aku menimpa musibah seperti itu...apa tuhan tidak menyayangiku ...."
" sssstttt....berhenti berkata seperti itu, itu hannya perasaanmu saja Azura, kau tahu...semua yang terjadi di dunia ini atas kehendak Tuhan, bukan berarti ia tidak sayang dengan kita, tapi kita hannya perlu melewati ujian untuk mencapai kebahagiaan nantinya...".
" om..... hikss...hikssss ".
" menangislah...."
Akhirnya Azura meluapkan kesedihannya di pelukan max, pria berusia 30 tahunan yang masih belum menikah, padahal ia kaya dan sukses dalam segalanya.
Ia mengencani semua wanita yang ada di club' malam, tapi belum pernah ia serius atau nafsu dengan seorang wanita.
Azura melepaskan pelukannya dari laki-laki di hadapannya, ia merasa malu sekaligus gugup.
" maafkan aku , terima kasih atas semalam, kau sudah menolongku ".
" sama-sama...lain kali kalau sudah malam kau jangan berkeliaran di jalan Azura ".
"Berkeliaran...? maksud mu..? ...aku tidak sedang keluyuran, aku bekerja, sift siang dan pulang aku jam 12 malam "
" kau bisa cari pekerjaan lain Azura, apa kau tahu, bagaimana kalau kemarin tidak ada aku, kau habis sama mereka...kau keluar dan cari saja pekerjaan lain....!! "
" cukup ya , cari pekerjaan itu gak gampang , susah, dan aku juga udah bekerja disana hampir 3 tahun...kalau kamu nyuruh aku keluar, nanti aku mau cari kerja dimana lagi...."
" kau bisa kerja di perusahaanku...".
" Apa....? aku tidak mau...aku tetap bekerja disana, terima kasih untuk tawarannya...".
" Yasudah..."
Bel pintu berbunyi, diluar sudah ada pelayan yang mengantarkan sarapan pagi untuk max dan Azura.
" Azura, kau masuk ke kamar kecil disamping almari putih itu, disana sudah ada baju yang aku beli...kau pakailah.."
" baiklah, makasih...".
" sama-sama...".
Max menyuruh pelayan masuk dan menatanya di meja yang sudah seperti biasanya setelah Azura pergi ke kamar ganti.
" selamat makan tuan...saya permisi..".
" terima kasih..".
" sama-sama tuan ".
.
.
.
" Seleranya boleh juga, tau aja kalau aku suka pakai gaun ".
Selesai memaki baju yang dibeli Max, azura duduk di depan meja rias dan memoles wajahnya tipis.
Azura keluar dan menyusul Max yang sudah duduk di meja makan, ia melihat makanan yang ada di hadapannya dengan tatapan lapar.
glek.....
Azura menelan kasar slavinanya membayangkan makanan yang ada di depannya.
"duduklah kalau kau lapar .."
" baiklah.."
Mereka akhirnya makan berdua, hannya bunyi suara sendok dan piring yang saling berbenturan.
" dimana motorku ? "
" ada di tempat aman..? "
" dimana? "
" nanti aku akan mengantarmu "
" dimana tasku ? "
" ada di meja "
Selesai makan Azura mengambil ponselnya yang ada di dalam tas miliknya.
Banyak sekali panggilan masuk dari putri.
" kenapa putri menghubungiku sebanyak ini ? "
Tanpa basa basi Azura langsung menelfon putri.
Ia berjalan duduk di atas ranjang.
" halllo..."
" hallo Azura...ya ampun aku hampir mati menghubungimu tapi kau tidak mengangkat telfonku....!!! "
" kau kenapa..? ada apa hah? ".
" apa kau tidak tahu,aku ingin tahu bagaimana keadaanmu..."
"mmmm...baik kenapa? ".
" apa kau tahu, jalan yang biasa kau lewati kalau pulang kerja ada orang meninggal, dia sepertinya pereman, katanya sih dia mabuk bersama teman-temanya. Cuma jelasnya aku juga belum tahu, diperkirakan sekitar jam setengah satu Azura....kau tidak apa-apa ka...??? "
Azura masih belum menjawab perkataan putri, pandangannya beralih ke laki-laki di sisi kirinya.
Ia menatap tajam Maxzhu, ia masih belum tahu kebenaran tentang semalam dari mulutnya.
" Azura....!!!!
kau baik-baik saja kannn..?? "
" ah...iya..aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir...tenanglah..."
" syukurlah...aku kepikiran kau saja, ".
" aku baik-baik saja beb...tenanglah..."
" yasudah kalau gitu..."
Tiba-tiba ponsel Azura di raih oleh max.
" kembalikan ...!!! "
" siapa....? siapa yang sedang bersama dengan Azura..? "
" kembalikan om Max...."
" diam...!!! "
" hallo...."
" hhaaa....aaaloooo...siapa ya ? ".
" aku Max, untuk hari ini Azura akan cuti karena ia sedang tidak enak badan, kau mengerti apa yang harus kau lakukan...! "
" oh.... bbaaa...aikkk om.."
" yasudah...terima kasih..."
" sama-sama...".
" om....kamu apa-apaan sih, om gak harusnya kayak gitu...!!! ihhhhhhhh "
" kau sedang sakit, apa kau bodoh mau bekerja hah...!!! dasar anak kecil di bilangin gak nurut !!! dan berhenti memanggilku Om...!!! "
" berhenti memanggilku anak kecil om...!!!! "
" diam....!!!! "
" kauuuu....!!!! "
Azura langsung memalingkan wajahnya dan meloncat ke atas ranjang membelakangi Max.
Max hannya bisa mendengus kesal melihat tingkah gadis yang ada di depannya.
Sebenarnya ia peduli dan ingin membuat Azura tidak bekerja terlalu keras, sepertinya niat max malah disalah artikan oleh Azura.
Max memilih untuk pergi ke kantor hari ini karena ia mendapatkan pesan singkat dari Joni kalau ada rapat mendadak.
Sekilas ia memandangi punggung kecil Azura yang memakai gaun selutut pilihannya.
Ia merasa aneh ketika menatap Azura, ntah apa ia masih belum mengerti.
" Aku akan ke kantor, kau diamlah dan jangan coba kemana mana, disini kalau kau lapar ada banyak camilan di kulkas, kalau kau berani kabur kau akan tahu akibatnya nanti....!!! "
Azura hannya diam tanpa menjawab satu katapun dari Max, ia hannya memanyunkan bibirnya sambil memeluk guling yang ada di ranjang.
Selepas mengatakan itu semua pada Azura, Max langsung pergi ke lantai bawah menemui Joni dan segera berangkat ke kantor.
Setiap harinya memang Joni selalu menemani kemanapun Max pergi, tak jarang kalau mereka sangat akrab dan bersahabat.
🌹🌹🌹Putri ...
" siapa Max...? tapi Azura memanggilnya om, sejak kapan dia punya om, setahu aku dia tidak punya siapa-siapa, bagaimana bisa Azura bisa bersama dengan yang namanya Max itu.
Ah...aku jadi bingung memikirkan ini semua, sebenarnya dia siap Azura, bagaimana keadaanmu, apa kau baik-baik saja."
Putri kembali menengok jam yang ada di dinding dan sudah menunjukkan pukul 1 siang, ia segera bersiap-siap untuk berangkat bekerja hari ini.
Putri berfikir kalau ia akan menelfon Azura nanti kalau istirahat atau pas waktu senggang.
.
.
.
.
Di dalam mobil .....
" Max...bagaimana dengan gadis semalam...? apa kau sudah mengurusnya..? ".
" dia ada di apartement "
" apartement siapa??."
" apartementku siapa lagi..."
" serius...? "
" ya........apa kau tahu gadis itu menolak penawaranku...! "
" apa yang kau tawarkan...? tubuhmu "
" kau bicara seperti itu lagi akan ku sobek mulutmu Jon....!!! "
" hahahahha...aku hannya bertanya, bukankah biasanya kau melakukan itu pada setiap gadis...? "
" kapan....? "
" apa kau menolak lupa...? hahahahha "
" aghhh....lupakan...!! dia gadis baik-baik..."
" darimana kau tahu...? "
" ntahlah....tapi aku rasa dia gadis baik, dia bekerja di salah satu pabrik ******** kebetulan kemarin ia pulang jam 12 malam, mana ada seseorang mau mengambil resiko pulang tengah malam seperti itu, kenapa ada peraturan seperti itu juga di pabrik ******** ...!!!! harusnya cuma ada 2 sift saja, pagi dan malam..".
" aku sudah sering mendengar tentang jam kerja pabrik Max, memang ada yang menerapkan sistem 3 sift....kau saja yang tidak tahu "
" benarkah...? "
" ya,mungkin gadis itu juga melakukan semua ini karena tidak ada pilihan lain, kau tahu sendiri kan... cari kerja itu susah. Jadi aku rasa gadis itu melakukan semuanya karena tuntutan kehidupannya. "
" Namanya Azura Nindia. "
" kau tahu namanya???? "
" tentu, aku lihat di kartu tanda pengenalnya, ia yatim piatu "
Max sedikit memelankan nada bicaranya ketika memberitahu Joni soal Azura kalau ia yatim piatu.
" yatuhan...kasihan sekali gadis itu, ntahlah aku tidak bisa membayangkan semalam kalau itu benar-benar terjadi Max, kau dewa penyelamat baginya."
" kau memang benar, mungkin ia bisa gila kalau semalam tidak ada diriku, satu gadis lawan 6 laki-laki apa nanti jadinya...!! "
" hahhahaha jangan kau bayangkan Max."
" kau ...!!! dasar bodoh...!!!!! apa yang kau katakan..."
" kau kan selalu membayangkan wanita, aku benarkan....hannya saja kau tidak mempunyai cinta untuk wanita. Ayolah Max, kau harus melupakan semuanya, kasihan mama kamu, ia ingin sekali kau menikah, wanita itu tidak baik max, kau harusnya mengerti itu."
" diamlah....!!!! "
" hm.....baiklah...".
.
.
.
.
Apartement .....
" hah....!!!!! aku bosan sekali disini, semuanya berantakan, apa om itu gak pernah merapikan semua ini "
Melihat keadaan di dalam apartement yang berantakan akhirnya Azura memilih untuk merapikan dan menata semuanya dengan rapi.
Ia mengembalikan semua buku yang berserakan dan juga baju yang berantakan di dalam almari pakaian.
" dasar....!! tampangnya aja yang cool, tampan, tapi lihatlah apartementnya... bagaimana ia bisa nyaman disini..".
Azura merapikan kembali baju dan buku yang berserakan pada tempatnya.
Ia juga menyapu lantai dan mengepelnya, mengelap setiap sudut di dalam hingga sangat bersih dan jauh lebih rapi dari sebelumnya.
Azura merasa lelah dan juga lapar setelah melakukan aktifitasnya.
" aku lapar sekali, ohhhh ya...aku lupa, katanya kan ada camilan di kulkas ".
Azura beranjak dari atas ranjang dan membuka kulkas.
Ia terkejut dan seperti anak kecil yang mendapat mainannya.
Azura tersenyum dan melompat girang.
" wahhhh...banyak sekali camilan disini, ada mie juga, aku mau buat mie dulu selepas itu aku makan cemilan ini, ya ampun sepertinya enak sekali...".
Azura asyik menonton tv sambil mulutnya terus mengunyah makanan yang ada di depannya, tanpa sadari iapun tertidur di sofa depan tv.
.
.
.
.
" Jon.... apakah ada jadwal lain setelah ini ? "
" tidak ada Max, kenapa? "
" aku ingin pulang, aku juga sudah menelfon supirku,kau urus saja pekerjaanmu dan selesaikan sampai jam pulang kantor "
" oke boss, kau mau apa pulang lebih awal? "
"Azura di apartement sendirian "
"kau khawatir....? "
" tentu saja, bagaimana kalau dia kabur...! "
" mana ada, pintunya kan pake finger print bodoh
...!! "
" eh, kenapa aku lupa hahaha....".
" yasudah kalau kau ingin pulang, silahkan saja ".
" baiklah...aku tinggal ya...kau tinggal kirim email aja kalau ada sesuatu, atau bisa langsung hubungi aku seperti biasa ".
" oke.."
Max akhirnya memilih untuk pulang karena ini sudah jam makan siang dan ia pikiran sama Azura yang di apartemen sendirian, apalagi ia tidak bisa kemana-mana.
" pak kita ke apartemen ya..."
" baik tuan...".
Supir itu menghidupkan mesinnya dan melajukan mobil ke arah apartemen milik majikannya.
Max hari ini memang melewatkan makan siangnya karena ia terburu-buru ingin pulang dan mengecek keadaan Azura, ntah apa yang ada dipikirannya yang jelas Max merasa khawatir dengan Azura yang sendirian.
10 menit berlalu akhirnya mobil Max sampai di depan pintu apartement, ia menyuruh sopirnya untuk pergi.
Dengan langkah tergesa-gesa ia menaiki lift dan menuju ke kamarnya yang ada di lantai 8.
Ditempelkannya jari jempolnya ke arah pintu.
Ia membuka pelan pintu paratemen.
Max langsung menuju ke kamar, ia sedikit terkejut, semuanya rapi.
Saat ada di kamar ia tidak menemukan keberadaan Azura, ia cek lagi di kamar mandi tetap saja kosong tidak ada orang.
Ia berlari ke dapur tapi tidak menemukan siapa-siapa.
" SIAL......!!!! dimana kau Azura..."
Max berjalan menuju ruang tengah depan tv dengan gaya mengusap rambutnya kebelakang dan menyapu bibir sexynya dengan lidahnya.
🤤🤤🤤🤤
Sungguh mempesona kan gaes 😂😂😂 bayangin aja sendiri cowok mengibaskan rambutnya kebelakang.
Saat ia mendekati sofa dengan aksen punggung yang tinggi, ia menemukan kaki yang menjulur di sofa.
Max terkejut dan memegang bagian dada bidangnya.
" kaki siapa itu..."
Pelan-pelan max menuju ke kursi depan tv dan ia menemukan sosok gadis yang tertidur di sofa dengan masih memegangi remote dan camilan.
" ya tuhannnnnnn...... aku kira kau kabur Azura, kau membuatku terkejut.."
Max berjalan dan kini sudah berada tepat di depan Azura, ia jongkok dan mengambil remote sama camilan yang ada di kedua tangan Azura.
Jemari itu mencoba merapikan rambut yang menutupi wajah cantik Azura.
Max menyelipkan rambut Azura ke belakang telinganya, namun saat itu Azura menggeliat dan malah memeluk dan menarik Max kedalam pelukannya.
.
.
.
.
.
❤️❤️
kelanjutannya gimana ya...😂😂😂😂🤭.
Jangan lupa setia mampir y, tekan like, love, sama kasih votenya ya Kaka semua.
.
.
.
" dasar gadis tengil, ia kira kau siapa "
Max mencoba melepaskan pelukan Azura tapi pelukan itu semakin kencang.
Max terdiam sejenak, memandangi wajah gadis itu.
Melihat dengan setail dari ujung rambut sampai dagu runcing Azura.
" cantik "
Kata-kata yang tanpa sadar ia ucapkan.
Dipandanginya bibir mungil ranum milik Azura, Max menelan slavinanya.
Baru kali ini ia sampai menelan slavinanya di hadapan seorang perempuan, terlebih pada Azura saat ini.
Max merasakan ada yang menegang di bawah, dengan secepat kilat ia menarik tubuhnya dari pelukan Azura.
" SIALL.......!!!!! "
Azura yang kaget akhirnya terbangun dan masih membuka matanya dengan penuh, ia kaget melihat Max sudah ada di depannya.
"ommmmmmmm..... kau mau apa...!!! "
" emangnya aku mau apa hah...!!!! kau tadi yang memelukku, dasar gadis kecil "
" aku..."
azura malah mematung dan berusaha memikirkan apa yang barusan di katakan Max.
" om aku tidak memelukmu, kau jangan Ngadi Adi dech...."
" kau mana ingattttttt.... kau tidur dasar...!! "
Max berpura-pura membenarkan jas yang ia kenakan dan langsung saja pergi ke kamar mandi.
.
.
.
Max membasuh mukanya dan melihat ke arah cermin, sementara di bawah ada yang sudah menonjol dan meronta ingin keluar.
" Siallll....siallll....sialll...... ada apa denganmu max, bisa-bisanya kau nafsu melihatnya, lagipula dia sama saja seperti gadis lainnya...! "
Dibasuhnya lagi mukanya dan jemari itu menyibakkan rambut hitamnya kebelakang.
Max berusaha merilekskan dirinya adat yang di bawah kembali kimpes.
Sementara Azura masa bodoh dengan keadaan max dan peristiwa tadi, yang terpenting baginya ia tidak mengalami apa-apa.
" oh ya, ini jam istirahat, kenapa om pulang...? dan aku akan menghubungi putri "
Ia meraih ponselnya yang ada di meja dekat remote tv.
" hallo "
" hallo putri, put kau harus jelaskan semuanya....ada apa denganmu? siapa om max yang ku dengar kemarin? "
" iyaaa...aku akan menjelaskannya, aku ke balkon dulu "
" cepatlah....!!! "
" apa kau sudah makan? "
" agh....tidak usah menanyakan hal yang tidak penting, mana ada aku belum makan, aku baru mau menelfonmu ".
" owh...yasudah, aku kira kau belum makan ".
" cepatlah Azura......"
" apa...."
" kau mau aku cubit...!! "
" baiklah....sebenarnya aku sekarang ada di apartement put, lebih tepatnya apartement om max, aku juga tidak mengenalnya, hannya saja kejadian waktu aku pulang kerja kemarin dia menolongku, aku mohon kau jangan menceritakan pada siapapun, kau harus berjanji padaku "
" iya...aku berjanji Azura, lanjutkan...keburu bel berbunyi...cepett...."
" aku hampir di perkosa sama 6 preman waktu itu, aku takut put, andai kau tahu bagaimana keadaanku, bajuku robek dan pipiku lebam, bibirku juga terluka, aku benar-benar tidak bisa membayangkan andai malam itu tidak ada om max, ntah aku akan jadi apa...hikss....hiks..."
" ya Tuhan Azura.........kau serius....?? cup cup cup, jangan menangis, untung saja ada om max itu, bagaimana kalau tidak......harusnya kau putar balik lewat jalan lain ...".
" aku tidak kepikiran soal itu put, kau tahu kan aku panik, aku juga berfikir tidak akan terjadi apa-apa, aku benar-benar mungkin akan mati setelah kejadian itu out, tapi Tuhan mengirimkan om max untukku, aku berhutang banyak padanya"
" berarti...preman yang meninggal......."
teng
teng..
tenggg...
terdengar bunyi penanda kalau jam.istirahat sudah habis, putri merapikan kotak makan nya dan memasukkannya ke dalam tas.
" azura, aku mau kembali bekerja dulu, selepas ini kau pulang kan ke kontrakan, nanti aku menyusulmu, kau kabari aku saja ya...oke..."
" baiklah put...."
Tanpa Azura sadari ada sepasang telinga yang mendengarkan pembicaraannya dengan sahabatnya.
Max sembunyi di balik tembok yang memisahkan antara kamar dan balkon.
" curhatan anak labil...."
Ia menuju pintu mendengar bel berbunyi.
Pelayan seperti biasa mengantarkan makan siang hari ini karena max menghubungi bagi resepsionis.
Biasanya ia hannya meminta pihak apartemen mengirim makanan kalau ia sendiri yang menyuruh.
" azura...."
" iya om..."
" cepatlah...makan siang...! "
" iya om sebentar "
Azura langsung bergegas menuju meja makan dan menaruh ponselnya di ranjang.
.
.
.
" kenapa om.pulang cepat hari ini "
" kenapa? itu kantorku, terserah padaku lah...makanlah..."
" emmmmm...baiklah... kau makanlah juga om "
" aku juga mau makan, makanya duduk..!!! dari tadi aku menunggumu malah kau seenaknya membiarkanku kelaparan.."
" haaaaaaaaaaaa .... menungguku, ngapain menungguku, dia kan bisa makan sendiri, dasar om om gaje...."
Mereka berdua akhirnya makan siang bersama, hannya ada kebisuan di antara mereka.
Max sekilas selalu memandang ke arah Azura yang makan dengan lahap.
Ada sedikit senyum di sudut bibirnya, max merasa lebih tenang melihat Azura menikmati makannya, ia hannya tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya kalau tidak ada dirinya.
Max mengingat bagaimana dulu ia susah dan sampai sukses sekarang ini.
Ayahnya pergi meninggalkan ibunya karena himpitan ekonomi.
Mungkin sekarang ayahnya malu untuk menemuinya dan ibunya.
Max sangat membenci ayahnya, ia benar-benar masih ingat betapa sakitnya penderitaannya setelah di tinggal seorang ayah.
Max belajar sangat tekun hingga mendapatkan beasiswa dan prestasi yang sangat baik.
Hannya saja ia belum menemukan wanita tepat setelah perpisahannya dengan wanita matre itu.
" om....aku mau pulang..."
" bersiaplah, nanti aku akan mengantarmu pulang "
" makasih om "
Max hannya berlalu menuju kamar ganti untuk berganti pakaian.
Azura mengambil tas dan ponselnya, hannya itu yang ia bawa saat berada di apartement Max.
Ia memilih kemeja putih dan jaket abunya.
Max memakai pakaian yang santai dan tetap menampilkan karismanya.
Sementara Azura yang sedang duduk di tepi ranjang terkejut melihat Max keluar dari kamar gantinya.
Tanpa sadar ponsel Azura terjatuh kelantai.
" ya Tuhan....om Max tampan sekali...kenapa aku baru tahu kalau dia sangat tampan, tapi kenapa dia belum.menikah...? aku yakin kalau banyak wanita yang mau diluar sana.".
" ponselmu Azura..."
Azura masih mematung dan mengedipkan ke dua matanya berulang.
" aghhh....iya om, makasih..."
" lain kali hati-hati bagaimana kalau terkena kakimu ! "
" aku tidak sengaja om.."
" yasudah, ayo berangkat "
" baik om "
Azura berada di belakang max, seperti anak kecil yang sengikuti ayahnya.
Walaupun max berumur 32 tahun, tapi wajahnya masih terlihat sangat muda, bahkan banyak yang salah paham dengan umurnya karena tampang max yang begitu terlihat sangat muda.
Mereka sampai juga di lantai satu, hari ini adalah hari Sabtu, dan besok Max libur bekerja.
Azura masih berjalan sambil menengok kesana kemari dan tanpa ia sadari kehilangan jejak dari Max.
Azura bingung menengok kesana kemari.
" om...kau ada dimana "
gumamnya.
Ia masih menengok kesana kemari mencari keberadaan Max, kepala Azura sampai pusing karena sibuk mencari kesana kemari.
Sedangkan Max berada di resepsionis untuk keperluan pribadinya.
Max melihat Azura yang kebingungan hannya menggelengkan kepalanya.
" Dasar, aku disini saja dia tidak tahu "
Max berjalan menghampiri Azura, disisi lain karena hari ini weekend jadi agak padat karena letak apartement yang di samping pantai.
Azura hampir saja jatuh karena tersenggol seorang laki-laki yang sedang terburu-buru.
" ahhh....."
Shett.....
Dengan satu langkah lebar Max berada tepat di samping Azura dan langsung menggapai tangan Azura.
Azura langsung tertarik ke pelukan Max.
Bug....
Kepala Azura terbentur dada bidang Max, ia mencium aroma yang sangat harum di sana.
Karena Azura hampir terpental karena terbentur dengan dada Max, ia langsung meraih kepala Azura dan mendekapnya di pelukannya.
Mereka akhirnya berpelukan di depan umum, kejadian tadi benar-benar menguntungkan Max, bagaimana tidak...ia bisa memeluk gadis kecil yang berhasil membuatnya terangsang.
" hm...wangi sekali, siapa dia ".
Dengan pelan Azura berusaha melihat ke arah atas, ternyata ia berada di pelukan Max.
" lain kali hati-hati, aku sudah menyuruhmu mengikutiku bodoh...! "
" om ... aku tadi mengikutimu, tapi kau hilang tiba-tiba, aku jadi bingung dan kehilangan jejak...."
Max menggandeng tangan Azura dan lanjut ke tempat parkir mengambil mobilnya.
" sebaiknya seperti ini...! "
" baiklah...."
.
.
.
Setelah sampai dan masuk kedalam mobil, Azura hannya diam, ia masih merasa tidak enak atas kejadian tadi.
Max juga hannya diam dan menghidupkan mesinnya lalu melaju keluar dari area parkir.
" om..."
" hm..."
" apa kau tahu dimana tempatku tinggal? "
" tentu saja, kau tinggal di kontrakan daerah ********** yang tidak jauh dari tempat kau akan diperkosa kemarin...".
" oh..iya om "
Azura merasa sedih mendengar perkataan Max yang mengingatkannya kalau ia hampir saja diperkosa.
Max sadar dengan perkataannya dan merasa bersalah.
" apa yang ku katakan, harusnya aku tidak mengatakan hal itu "
Mereka hannya saling diam, sementara Azura menatap ke arah jendela memandangi jalanan.
Ia sedikit heran, sebenarnya Max ingin membawanya kemana, ini bukan jalan arah ia pulang, tapi ia berfikir positif...mungkin Max mengantarnya lewat jalan lain.
" om..."
" kenapa....? "
" kita mau pulang kan...?".
" tidak "
" om, kau mau membawaku kemana? "
" kau diam saja, apa kau tahu motormu kemarin sudah rusak ".
" benarkah? tapi aku pikir motorku masih bagus om "
" kau tidak percaya...? "
" ntahlah..."
.
.
.
Hampir 15 menit Max menyetir dan akhirnya ia membelokkan mobilnya di tempat dealer sepeda motor.
" om...kita ngapain kesini.....aku mau pulanggggg "
" bisakah kau tidak berteriak...? "
" aku mau pulang om...."
" turunlah ".
Mereka akhirnya turun, sementara Azura masih diam di depan pintu mobil.
Max menghampirinya dan langsung menggandeng tangan Azura.
" om aku tidak mau, mau apa kita kesini ".
" tentu saja membeli motor baru untukmu, apa kau pikir kita kesini mau makan !!! "
" om...ya tuhan...Azura tidak punya cukup uang, nanti biar Azura naik angkot saja kalau bekerja...."
" diamlah....!!!! kau bisa diam tidak Azura, telingaku benar-benar terganggu dengan omelanmu...!!! ".
" ommmm...kau benar-benar ".
" ikut aku dan jangan coba-coba melepaskan genggamanku, kau bisa merusak reputasi ku...!!! "
" terserahhh "
Azura akhirnya mengikuti max masuk kedalam.
Mereka berdua bergandengan tangan seperti layaknya kekasih, banyak yang terkejut karena Max datang dengan menggandeng seorang wanita.
" selamat siang tuan Max, ada yang bisa saya bantu "
Sapa salah satu karyawan di dealer tersebut.
" Carikan aku sepeda motor untuk wanita "
" mari tuan, ikut dengan saya, saya akan memperlihatkan beberapa motor koleksi kami "
" baiklah "
Mereka bertiga menyusuri beberapa motor, sementara Azura merasa tidak nyaman, semua menatapnya, ia menyunggingkan senyum sebagai jurus andalannya.
.
.
" siapa gadis itu, dia datang bersama tuan Max, dan tangan mereka bergandengan "
" ntahlah, selama ini aku hannya tahu kalau tuan Max tidak tertarik oleh wanita hahaha "
" hentikan bicaramu, dia bisa memecatmu dan membuatmu merana sampai ke akar-akar loe "
" iya kau benar, dia sangat tampan tapi kejam, aku masih penasaran siapa gadis yang dia gandeng itu "
Beberapa karyawan itu mengabadikan moment kali ini dan menfotonya.
.
.
.
" silahkan tua, anda bisa memilihnya untuk kekasih tuan..."
" baiklah, terima kasih "
" sepertinya dia memang kekasih tuan Max, buktinya ia tidak melakukan pembelaan apa-apa "
batin karyawan itu.
Sebelum Azura bicara yang tidak-tidak, max sudah sedikit meremas genggamannya memberikan pertanda kalau Azura harus diam kali ini.
" ini model Scoopy pengeluaran terbaru tuan, silahkan "
" ya...aku tahu, kau mau warna apa sayang...".
" haaaaaaaaaaaaa... sayang....? ingin sekali aku kotak kepalanya, lancang sekali ia memanggilku seperti itu , lihat saja apa yang akan aku lakukan.."
" ini bagus sekali sayang, aku menyukai semuanya "
Dengan manja Azura berpura-pura dan ingin mengerjai max.
" owh...dia berani juga "
pikir max.
" apa kau mau semuanya sayang...? aku akan mengambil semuanya untukmu "
Dengan mantap Max beralih merangkul pinggang Azura dan menariknya ke pelukannya.
" Wow...pemandangan yang mengerikan, aku tidak menyangka tua Max bisa bersikap seperti ini, beruntung sekali gadis ini, dia juga sangat cantik "
Sekali lagi karyawan itu hannya diam menikmati pemandangan yang langka hari ini.
" sayang...tidak perlu, kau hannya perlu membelinya satu saja untukku, itu sudah cukup ".
" baiklah....kau mau warna apa...? "
" aku kau warna merah sayang, aku suka warna merah "
Kali ini Azura mengucap dengan girang dan tanpa sengaja menikmati sandiwaranya memanggil Max dengan sebutan sayang.
" baiklah, aku mau warna merah, kau antar ke alamat ************** ".
" baik tuan "
Pelayan itupun pergi dan mengurus semuanya.
" sayang, tapi itu alamat siapa....? itu bukan alamat kontrakanku ".
Max hannya tersenyum tipis mendengar Azura tanpa sadar masih memanggilnya sayang.
" diamlah "
Selesai dari sana akhirnya Max mengantar Azura pulang, disana sudah ada anak buah Max dan monitor warna merah yang ia pilih tadi di dealer.
" makasih om..."
" untuk apa...? "
" motornya, aku janji akan menyicilnya dengan gajiku "
" tidak perlu, aku tidak akan menerima semua uangmu ".
" tapi ini sangat mahal om, bahkan lebih mahal dari motorku ".
" terima atau aku akan menyuruhmu tinggal di apartementku lagi "
" tawaran macam apa ini, semua hannya menguntungkanmu saja "
" hahahaha sudahlah, kau masuk "
Azura membuka pintu kontrakannya dan masuk kedalam, begitupun dengan Max yang ikut masuk kedalam kontrakan Azura.
Kontrakan itu lumayan, tidak terlalu kecil, sederhana, hannya saja di dalamnya cuma ada tv, almari dan kasur lantai yang tipis.
Max memandang sekeliling, ia merasa kasihan dengan keadaan Azura.
Lagi-lagi ia mengingat kejadian masa kecilnya dulu.
" om, kau duduk saja disini, nanti akau kan membelikan camilan untukmu ".
" tidak perlu, aku sudah menyuruh anak buahku membelikan makanan "
" terima kasih om, maaf kalau keadaannya seperti ini ".
" tidak apa-apa, apa kau tidur dengan kasur itu? "
" iya om..."
" aku akan menaruh tasku dulu "
" silahkan..."
Max masih melihat kesana kemari, ia tidak menemukan kelayakan di dalam kontrakan itu, menurutnya itu sangat buruk.
" Bagaimana bisa dia tinggal di tempat seperti ini, tidak ada apa-apa disini, ini buruk sekali "
.
.
.
.
.
🌺🌺🌺
jangan lupa like, love, dan votenya ya Kaka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!