Navysah Adzany, itu namaku. Terkadang di panggil navy,nanaf, ataupun napi. Seorang single mom berumur 32thn,punya 1 anak bernama "Raffa pratama Akbar" berusia 5thn.
Tinggal jauh dari kampung halaman brsama putra tercinta. Suamiku, sudah meninggal setahun yg lalu karena kecelakaan. Setelah kepergianya semua kebahagiaan terasa sirna.mati rasa, hampa,rasanya dunia terasa gelap.
Hanya keceriaan Raffa yg selalu membuat aku hidup. Dibalik semua kecerianku, ada luka hati yg tidak bisa diungkapkan. Rasa sakit yg hanya bisa dirasakan sendiri. Yg ada sekarang bagaimana harus berjuang, bekerja, kebahagiaan anak. Pekerjaanku, sebagai desainer,konveksi, jualan baju online. Di rumah 3 lantai ini sebagai tempat tinggal sekaligus tempat usaha. Rumah penuh kenangan bersama almarhum suamiku,rumah yg kami bangun dgn usaha kerja keras kami.dan sebagian pemberian orang tua ku.
Kujalani semua dgn ikhlas dan sabar, semuanya harus berjalan.aku bersyukur dgn keluarga yg selalu mendukung walaupun mereka jauh di kampung, aku selalu merasa mereka selalu ada disisiku.
Davian Ahmad, seorang karyawan kantor dikota Jakarta.seorang lelaki berumur 35 thn tampan,ambisius,badan sixpack dan terkesan cuek.lelaki sejuta umat dgn gaya cool dan otak yg cerdas.senyum yg manis, rahang yg tegas.
Siapapun yg melihat pasti akan terpesona dgn wajahnya.
Tak hanya bekerja di kantor, dy pun seorang model kesehatan,influencer,dan sekarang merintis bisnis apparrel bersama temen temenya kamil dan feri.anak kedua dari 3 bersaudara yg selalu dipaksa menikah oleh orang tuanya.
Davian selalu kesal ketika orang tuanya memaksa dan selalu menjodohkan dengan anak teman ibunya.tak bisa disalahkan ibunya selalu menekanya untuk menikah, karena kakaknya bernama imelda yg sudah berumur matang tidak menginginkan menikah,sedangkan adiknya rani masih kuliah di semester akhir.
Ibunya selalu memaksa dgn alasan ingin punya cucu, malu dgn keluarganya karena blm ada satu pun anaknya yg menikah.
Berharap pd kak imelda rasanya tidak mungkin, itu terlalu sulit.dy yg dulu gagal Menikah dan sekarang pun gila kerja.hingga akupun yg dikejar bagai burunon sang mama.
Di sebuah Cafe J
"Mas Bim, loe sengaja ya pilih Cafe yang bagus buat meeting kali ini"tanya gue
" Kok tahu, jawab Bima sambil cengengesan dan terkekeh tanpa dosa.
"Sialan loe, tau gini gue yang cari tempat meetingnya"jawab gue
Dengan wajah cemberut navy masuk kedalam Cafe bersama Raffa dan mbak siti pengasuh Raffa.
Bima salah satu temen navy. Bima berperawakan gendut dan kulit sawo matang, berwajah sangar namun dibalik semuanya dy orang baik yg selalu membantu navy terutama jika berhubungan dgn klien impor alias selalu menggunakan bahasa inggris.
Bima masih di parkiran dan menelepon seseorang.
"Yes sir, oke, I am waiting you. Thanks you." Jawab bima
Di dalam Cafe tak terlalu banyak orang. Ya mngkin karena ini bukan weekend jadi tak terlalu ramai.
" Raffa, Raffa duduk di pojokan sini ya sama mba siti. Mama mau meeting dulu sama um Bim.klo Raffa mau apa minta ama mba siti ya" kata navy
"Iya mama" jawab raffa
"Terus gak boleh apa yaa??" Tanya navy
"Gak boleh gangguin mamah klo lagi meeting" jawab raffa
"Good boy, mmmuuuaaahhh anak mama memang pinter" seru navy
"Jngan lama lama ya mah, Raffa bosen" jawab Raffa sambil cemberut
"Yaudah klo bosen mending nggegambar dulu sambil maem bareng mba siti" sambil membuka tas gendong yg selalu Raffa bawa aku membuka buku gambar kesukaan Raffa.
Ini pensil warna nya, jngn berantakan ya fa kan ini bukan dirumah"
"Iya mah", jawab Raffa
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!