Assalamu'alaikum😊Author Rifa kembali lagi dengan membawa Novel baru yang pastinya berbeda😍
Sebelum ke cerita,Author mau kenalin dulu beberapa tokoh utama dalam Novel ini😀
Rafka Aditya Qautsar > Putra bungsu dari pasangan Aqeela dan Nizam.Memiliki wajah yang tampan dan berkarisma.Kini usianya genap 24 tahun.Diusianya yang masih terhitung muda ini ia telah menyandang gelar S2 Jurusan Bisnis di salah satu Universitas di Jakarta pada usia ke 23 dan kini ia telah menjabat sebagai CEO di Anggara Company yakni kantor milik Alvin Opanya.
Mayra Andita > Seorang gadis yatim piatu yang sejak kecil tinggal di panti asuhan namun beruntungnya setelah usianya 10 tahun ia diadopsi oleh sepasang suami istri bernama Arif dan Titin yang berasal dari keluarga sederhana hingga ia bisa menyelesaikan pendidikannya di tahun ini dengan menyandang gelar S1 Jurusan Akuntansi.
Rebecca > Wanita cantik yang sangat mementingan penampilan dibandingkan akhlak.Akrab dipanggil Rere.Ia merupakan teman Rafka di Kampus saat sedang menempuh S1 dan usianya pun sama dengan Rafka.Kini ia adalah sekretaris Rafka di kantor.
Alif Mahesha > Seorang pengusaha Cafe live music yang memiliki pesona luar biasa.Usianya kini telah genap 25 tahun.
Jakarta,Indonesia.
Seminggu sudah Mayra bekerja di kantor Anggara Company sebagai staf keuangan.
Kebetulan sekali pada saat itu perusahaan ini sedang membutuhkan seorang staf di bagian tersebut jadi tanpa interview panjang bagian HRD langsung menerimanya.
Hampir setiap hari Mayra mendengar para staf wanita membicarakan CEO di perusahaan ini.
Katanya orangnya tampan sekali namun tidak menurut Mayra,sebab yang ia fikir CEO di perusahaan ini sudah Om-Om jadi tampan dari mananya?
Jadi Mayra mengira bahwa Alvin lah yang sedang dibahas para staf itu karena yang selalu ia jumpai di kantor ini adalah Alvin yang selalu disegani dan dihormati seluruh staf di perusahaan ini padahal perkiraan Mayra itu salah.
Setiap harinya Mayra datang ke kantor dengan disiplin supaya ia tak mendapat masalah dan bisa bekerja dengan tenang.
*
Hari ini hari senin,seperti biasa pagi ini Mayra sudah sibuk dengan laptopnya.Entah mengapa ia merasa terus mengantuk hingga membuatnya tak berhenti menguap.
"Sebaiknya aku membuat kopi! Semoga dengan minum kopi rasa kantukku jadi mereda." Ucap Mayra sembari beranjak dari kursi meja kerjanya.
Mayra segera menuju pantry untuk membuat kopi.Ia berjalan sembari menunduk karena malu memperlihatkan wajah kantuknya pada staf lain.
Bruggghh....!!
Mayra bertabrakan dengan seseorang yang tak ia kenal.
"Hei! Punya mata itu dipakai! Kalau jalan lihat ke depan jangan menunduk terus! Memangnya di lantai ada apa? Ada uang satu milyar?" Bentak Rafka.
"Maaf Mas tadi saya tidak sengaja." Jawab Mayra memelas.
"Apa? Mas?" Raut wajah mulai datar,"Kamu tahu tidak siapa saya?" Lanjutnya.
"Emhh...." Mayra mulai memperhatikan setiap inci wajah Rafka,"Wajah Mas ini tidak familiar! Tidak ada name tag jugq sebagai pengenal!" Lanjutnya polos.
"Kamu benar-benar tidak mengetahui siapa saya?" Rafka semakin naik darah.
"Setahu saya anak Pak Presiden itu Mas Kaesang dan Mas Gibran! Wajah mereka pun tampan-tampan! Kalau wajah Mas ini pasaran! Jadi bagaimana saya bisa mengetahui Mas? Mas inikan bukan anak Presiden atau para menteri! Wajah Mas tidak cocok disebut anak pemerintah!" Jelas Mayra tanpa fikir panjang.
"Kurang ajar!" Umpat Rafka,"Kamu staf baru ya?" Lanjutnya memastikan.
"Kok Mas nya tahu kalau saya staf baru disini?" Mayra bingung sendiri,"Iya,saya baru di perusahaan ini! Saya baru bekerja di perusahaan ini selama seminggu." Lanjutnya menjelaskan.
"Pantas!" Rafka menyeringai,"Beno!" Lanjutnya dengan suara yang tegas.
"Siap Pak!" Beno menunjukkan posisi siapnya dengan tubuh yang berdiri tegap.
"Beritahu pada dia,siapa saya!" Titahnya.
Beno membuka salah satu dokumen yang ia pegang,"Biodata CEO Anggara Company! Nama Rafka Aditya Qautsar. Umur 24 tahun. Pendidikan terakhir di Universitas B dengan Jurusan Bisnis dan berhasil menyandang gelar S2.....Bla...Bla...." Jelasnya dengan lantang dan detail, "Jadi,Pak Rafka ini adalah CEO di perusahaan ini." Lanjutnya memberi kesimpulan.
"Bukannya CEO di perusahaan ini itu Pak Alvin ya?" Tukas Mayra.
"Orang yang kamu sebut itu adalah Opa saya! Dan perusahaan ini sudah setahun saya yang menghandlenya! Opa saya hanya selalu mengontrolnya!" Rafka menegaskannya.
Aduuuhh mati aku! Gerutu Mayra dalam hati.
"Sekarang,kamu ambil gaji pertama dan terakhir kamu di HRD!" Tegas Rafka lagi.
"Ma-maksudnya apa ya Pak?" Mayra memperlihatkan ekspresi kagetnya.
"KAMU SAYA PECAT!" Rafka menekankan perkataannya.
"Pak tolong jangan pecat saya! Saya butuh uang untuk pengobatan Ibu saya yang sedang sakit! Saya minta maaf karena telah berbicara seenaknya tadi! Saya tidak tahu kalau Bapak ini adalah CEO di perusahaan ini karena saya baru melihat Bapak hari ini." Mayra bersimpuh di kaki Rafka untuk memohon.
Tiba-tiba staf bagian HRD datang menghampiri mereka, "Maaf Pak,saya sarankan sebaiknya Pak Rafka jangan memecat Mayra! Selama seminggu ini semua pekerjaannya ia selesaikan dengan baik! Dia ini adalah staf yang disiplin! Sekarang jarang sekali ada staf seperti Mayra.Susah sekali mencari staf yang bisa amanah dalam jabatan staf keuangan! Saran saya Pak Rafka fikirkan lagi untuk memecat Mayra." Seru Ayya.
"Kamu yakin dia seorang yang amanah?" Selidik Rafka.
"Iya Pak! Mayra membawa pengaruh baik dalam perusahaan ini." Jelas Ayya,"Saya jamin Pak Rafka tidak akan menyesal karena telah mempertahankan Mayra untuk tetap bekerja disini." Lanjutnya meyakinkan.
"Bangun!" Titah Rafka pada Mayra.
Mayra segera berdiri kembali,"Saya beri kamu satu kesempatan lagi! Jika kamu tidak bisa membuktikan apa yang dikatakan Ayya tadi,maka kamu harus langsung angkat kaki dari perusahaan ini!" Tegas Rafka seraya berlalu ke ruangannya.
Mayra langsung memeluk Ayya,"Terimakasih banyak Mbak Ayya! Mbak Ayya sudah menolongku! Andai tadi tidak ada Mbak,aku tidak tahu nasibku akan seperti apa!" Tutur Mayra sembari menangis.
"Iya,berhentilah menangis!" Seru Ayya,"Lain kali jangan asal bicara!" Lanjutnya memperingati.
Mayra melepaskan pelukannya,"Iya Mbak,aku kan tidak tahu kalau Pak Rafka itu CEO di perusahaan ini! Ini kali pertamanya aku bertemu dengan dia." Balas Mayra.
"Seminggu kemarin dia mengurusi project di Jepang." Jelas Ayya.
"Pantas saja aku tidak pernah melihat dia selama aku kerja disini." Tukas Mayra.
"Sudahlah! Sebaiknya kamu lanjutkan pekerjaanmu daripada nanti kamu dapat masalah dan Pak Rafka marah lagi!" Suruh Ayya.
"Baik Mbak." Mayra kembali ke ruangannya.
Memang,saat Mayra melamar pekerjaan di perusahaan ini disaat itu juga Rafka melakukan perjalanan bisnis ke Jepang.
Jadi mereka tak pernah bertemu.Kini Mayra bisa menyimpulkan bahwa yang selalu dibahas para staf wanita itu bukan Alvin seorang lelaki paruh baya tetapi Rafka cucunya.
.
.
.
Wassduuuhhhh Mas Rafka sekarang galak banget yaa😅Untuk Readers harap tenang! Ini baru permulaan😂😂
Dukungannya jangan sampai terlupakan! Like,Komen,Rate 5,Favorit dan Votenya sematkan yaa☺Terimakasihhh❤❤
Setelah kejadian tadi,Mayra mencoba untuk lebih giat lagi dalam bekerja supaya ia bisa membuktikan bahwa dirinya memang seorang staf yang bisa membawa pengaruh baik dalam perusahaan ini.
"Mayra! Kamu dipanggil Pak Rafka!" Seru salah seorang staf.
"Oh iya Mbak." Sahut Mayra.
Ada apa lagi ya? Fikir Mayra.
Mayra mencoba tidak berfikir macam-macam.Ia langsung menyingkirkan fikiran suudzon pada Rafka di dalam otaknya kemudian segera menuju ruangan Rafka.
Tok...Tok...
Mayra mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk,"Permisi Pak!" Ucapnya.
"Masuk!" Suruhnya.
Mayra berdiri di depan meja kerja Rafka,"Mengapa kamu terus berdiri seperti patung? Duduk!" Tukas Rafka.
Kalau aku duduk duluan nanti dikira tidak sopan! Batin Mayra berbicara.
Mayra menurut dengan segera duduk di kursi depan meja Rafka,"Saya minta laporan keuangan bulan lalu!" Serunya.
"Ini berkasnya Pak! Maaf untuk yang bulan sekarang belum saya print." Jelas Mayra.
"Oke." Jawabnya singkat.
Rafka mulai menelaah hasil laporan keuangan yang dibuat Mayra.
Laporannya tersusun rapi! Semuanya terlihat teliti! Ternyata bagus juga kerja gadis tengil ini! Tukas Rafka dalam hati.
Perasaan Mayra tak karuan,ia takut Rafka akan memarahinya lagi.
"Untuk laporan yang bulan sekarang belum selesai ya?" Pertanyaan ini dijawab anggukan oleh Mayra,"Kira-kira kapan selesainya?" Lanjutnya.
"Beri saya waktu 2 hari untuk menyelesaikan laporannya." Jawab Mayra.
"Tapi kamu sudah mulai menyusun separuhnya kan?" Rafka memastikannya.
"Iya Pak." Jawabnya,"Ini!" Lanjutnya hendak menghadapkan layar laptopnya pada Rafka namun Rafka menghentikannya.
"Kamu mau menyuruh saya membaca itu semua?" Tukas Rafka,"Jelaskan intinya saja!" Lanjutnya menegaskan.
Akhirnya Mayra kembali menghadapkan layar laptopnya ke hadapannya.
Kini Mayra sedang menjelaskan setengah susunan laporan yang ia buat dengan jelas.
Sesekali Mayra melihat Rafka dengan sudut matanya.
Mengapa Pak Rafka menatapku seperti itu? Batin Mayra merasa risih.
Mengapa aku jadi salah fokus begini? Harusnya aku memperhatikan laporan yang gadis tengil ini jelaskan bukan malah memperhatikan wajahnya! Rafka menggerutu dalam hati.
"Cukup! Penjelasanmu membuat saya mengantuk! Sudah sana lanjutkan pekerjaanmu!" Rafka mengomeli Mayra.
Mayra langsung beranjak dari kursi yang ia duduki dan langsung keluar dari ruangan Rafka tanpa berbicara sepatah katapun.
*
Keesokan harinya seperti biasa Mayra sudah berada di kantor tepatnya baru saja sampai.
Kini ia hendak masuk,saat bersamaan pula Rafka hendak keluar jadinya mereka nyaris bertabrakan di pintu tersebut.
"Kamu lagi!" Umpat Rafka.
"Maaf Pak." Ucap Mayra.
"Fungsi mata itu untuk melihat! Jadi gunakanlah matamu sebaik mungkin! Untung saja tidak bertabrakan lagi! Minggir saya buru-buru! Saya ada meeting." Rafka mengomeli Mayra lagi hari ini.
"Dasar songong!" Umpat Mayra.
Rafka membalikkan badannya lalu kembali mendekati Mayra,"Tadi kamu bicara apa?" Tanyanya dengan ekspresi datar.
"Oh itu! Tadi saya bilang kalau hari ini Pak Rafka terlihat berbeda! Pak Rafka terlihat lebih tampan." Jawab Mayra asal-asalan berharap Rafka percaya.
Mengapa hatiku jadi dag-dig-dug begini? Sadar Rafka! Batinnya.
"Jadi kemarin saya tidak tampan begitu?" Tukas Rafka.
"Saya tidak bilang begitu!" Bantah Mayra.
"Bicara denganmu hanya membuang waktu berhargaku!" Seru Rafka sembari benar-benar berlalu.
"Huuufft....Untung saja tadi dia tidak mendengar umpatanku!" Mayra benar-benar lega.
Kini ia segera menuju meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan kemarin.
*
Waktu telah menunjukkan jam makan siang.Mayra segera mensave beberapa data pemasukan dan pengeluaran bulan ini.Lalu menutup laptopnya sejenak untuk shalat dzuhur terlebih dahulu lalu makan siang.
Setiap staf diberikan waktu untuk istirahat selama 30 menit tidak boleh lebih.
Sepulang dari mushola,Mayra tak sengaja melihat Rafka sedang mengobrol dengan seorang wanita cantik nan seksi.
"Maaf ya Raf,aku datang siang tapi aku datang bukan untuk bekerja namun menyampaikan terimakasih kepadamu karena telah membantuku membagar semua administrasi pengobatan Bunda! Bunda juga titip salam untukmu! Dan terimakasih juga kamu telah mengizinkan aku untuk tidak masuk ke kantor selama 2 minggu ini dengan tak memecatku!" Ucap Rebecca,"Aku akan mulai bekerja besok!" Lanjutnya.
"Iya sama-sama! Kita sudah berteman lama jadi tidak usah berlebihan seperti itu! Salam juga untuk Bundamu! Aku harus pergi! Aku ada janji makan siang dengan Umi dan Abi!" Tutur Rafka terburu-buru.
"Baiklah." Jawabnya.
Mayra terus memperhatikan kedua manusia itu,"Hei!" Ayya mengagetkanya,"Sedang apa kamu disini?" Lanjutnya.
"Mbak Ayya! Itu...." Mayra menggantung ucapannya.
"Oh itu Rere,sekretarisnya Pak bos." Jelas Ayya.
"Oh..." Jawab Mayra singkat.
"Ayo kita makan! Nanti waktu istirahatnya keburu habis!" Ajak Ayya dan dibalas anggukan oleh Mayra.
Ayya dan Mayra memang sudah dekat hingga setiap makan siang mereka selalu makan bersama di pantry dengan membawa bekal makan siang dari rumah.
*
Rafka baru saja tiba di salah satu restoran yang sudah ia janjikan dengan orang tuanya untuk makan siang disini.
"Assalamu'alaikum Umi...Abi..." Ucap Rafka dengan menyalimi tangan Aqeela dan Nizam bergantian,"Umi sudah memesan belum?" Lanjutnya.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab keduanya.
"Sudah! Tapi pengunjung hari ini cukup ramai sampai para waitersnya kewalahan! Kita diminta sabar menunggu pesanannya datang." Jelas Aqeela.
"Sudah biasa Umi! Restoran ini memang merupakan salah satu restoran terlaris di wilayah ini." Balas Rafka.
"Oh begitu..." Aqeela mengangguk.
Sembari menunggu pesanan mereka datang,mereka mengobrol-ngobrol.
"Kapan kamu akan mengenalkan calonmu pada kami?" Tanya Nizam tiba-tiba.
"Iya kapan?" Aqeela juga ikut-ikutan bertanya tentang hal ini.
"Abi dan Umi tenang saja! Jangan terburu-buru!" Jawab Rafka dengan santainya.
"Diusia kamu yang sekarang ini sudah sepantasnya kamu telah memiliki istri." Tegas Nizam.
"Aku sibuk bekerja jadi tidak sempat memikirkan hal itu." Rafka mencari alasan.
"Itu tidak patut kamu jadikan sebuah alasan!" Tukas Aqeela.
"Bukannya Umi dan Abi sendiri yang melarangku untuk pacaran? Ini sudah kulakukan!" Rafka tak mau kalah.
"Memang! Tapi bukan berarti kamu harus menyendiri seumur hidup! Berta'aruflah seperti kakak-kakakmu! Lihat kakak kembarmu! Mereka tetap bahagia bahkan sekarang masing-masing sudah memiliki 2 anak tapi dengan demikian mereka tetap bisa meraih cita-cita walaupun waktu itu mereka menikah muda." Nizam menasehatinya.
"Baiklah,besok aku akan mencari pacar!" Tegas Rafka.
"Rafka! Bukan cari pacar tapi cari istri!" Aqeela menegurnya.
"Hehee...Aku bercanda Umi...Lagi pula mencari istri itu tidak gampang!" Tukas Rafka.
"Siapa bilang tidak gampang? Ini hal yang mudah! Umi dan Abi akan membantumu mencari jodoh dengan jalan ta'aruf!" Tegas Aqeela.
"Tapi Umi..." Rafka hendak membantahnya.
"Tidak boleh protes! Pokoknya Rafka harus nurut pada Umi dan Abi! Rafka harus segera menikah!" Aqeela mendesaknya.
"Hmmm...Terserah Umi dan Abi saja." Rafka hanya bisa pasrah.
"Ini baru putra Umi!" Aqeela menggenggam tangan putranya.
Hingga tak terasa pesanan yang ditunggu lumayan lama akhirnya datang juga untuk siap dinikmati.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan Like,Komen serta Vote pemirsaaa😍😍Aku padamuu💚💚
Seusai makan,Aqeela terus fokus pada ponselnya.
"Sebenarnya apa sih yang Umi lihat sampai fokus begitu?" Tegur Rafka.
"Ini twins girl katanya mau main ke rumah." Jelas Aqeela.
"Kakak twins mau ke rumah? Wahh kebetulan aku sudah rindu sekali dengan keempat keponakanku." Ucap Rafka sembari menarik senyumnya.
"Makanya cepat menikah jadi bisa mengajak anak sendiri bermain." Nizam mengejeknya.
"Hmm..." Rafka berdehem sembari memalingkan wajahnya ke sembarang arah.
"Yasudah ayo pulang! Mereka sudah di perjalanan!" Ajak Aqeela.
"Aku juga mau ikut!" Seru Rafka.
"Pekerjaan kantormu bagaimana?" Tanya Aqeela.
"Tenang Umi! Kan ada Beno!" Jawab Rafka santai.
"Oh baiklah..." Balas Aqeela.
Mereka segera berlalu setelah membayar tagihan makanan yang tadi.
*
Sesampainya di rumah ternyata twins girl beserta suami dan anak-anak mereka sudah berada di rumah lebih dahulu.
"Uncle Rafka!!" Teriak keempat keponakan Rafka.
"Hallo!" Rafka memeluk mereka berempat.
Kini Syafa dan Syifa memang telah memiliki masing-masing 2 anak.
Anak Syafa yang pertama perempuan bernama Salwa Khairani kini usianya genap 11 tahun.Kini Salwa telah duduk di kelas 5 SD dan yang kedua laki-laki bernama Aryan Andrean yang baru berumur 5 tahun.
Sedangkan Anak Syifa yang pertama laki-laki bernama Muhammad Arsyad Al-Bashari yang usianya sama dengan Salwa karena lahir pada hari,tanggal,bulan dan tahun yang sama.Anak keduanya perempuan yang bernama Hafsah Zahira usianya baru 4 tahun.
"Ayo masuk! Uncle ada hadiah untuk kalian! Yang masuknya terlambat tidak akan kebagian!" Seru Rafka.
Keempat anak itu segera berlari masuk ke rumah,"Siapa yang terlambat?" Tanya Rafka meramaikan suasana.
"Uncle!!!" Jawab mereka bersamaan.
"Baiklah karena kalian kompak,Uncle akan membagikan hadiahnya dengan rata." Tutur Rafka.
"Ini untuk Salwa."
"Ini untuk Arsyad."
"Ini untuk Aryan."
"Dan yang terakhir untuk Hafsah."
Rafka membagikan permen lolipop,ice cream dan coklat pada keempat keponakannya dengan rata.
"Terimakasih Uncle!" Ucap mereka bersamaan.
"Sama-sama! Kalian yang akur! Mainnya di ruang tv ya!" Seru Rafka.
"Siap Uncle!" Jawab mereka kemudian berlalu.
Kini Rafka ikut bergabung dengan kakak-kakaknya serta orang tuanya.
Tiba-tiba,"Assalamu'alaikum..." Ucap seorang tamu yang langsung masuk dan menghampiri mereka.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab mereka.
"Rere? Ada apa kamu kemari?" Tukas Rafka.
"Maaf semuanya,aku kemari hanya ingin memberikan ini!" Ucapnya sembari menyodorkan sebuah paper bag pada Rafka.
"Apa ini?" Tanya Rafka.
"Cup cake buatan Bunda! Tadi aku lupa memberikannya makanya aku langsung kesini!" Jelas Rebecca.
"Oh iya,terimakasih..." Ucap Rafka.
"Para calon keponakanku kemana Raf?" Tanya Rebbeca.
"Mereka sedang bermain di ruang tv." Jawab Rafka.
"Oh sayang sekali hari ini aku ada urusan lain jadi tidak bisa lama-lama disini." Lirihnya.
"Bagus kalau begitu." Umpat Syafa sangat pelan hingga hanya bisa terdengar oleh dirinya sendiri.
"Aku langsung pamit ya kak,Om,Tante! Assalamu'alaikum..." Pamitnya kemudian berlalu.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab mereka bersamaan.
"Husshh yang jauh!" Tukas Syafa setelah posisi Rebecca sudah menjauh.
"Eh kamu ini kenapa? Kamu terlihat tidak menyukainya." Fahrizal mengernyit heran.
"Memang tidak!" Tegas Syafa,"Rafka! Awas saja jika kamu memilih dia sebagai istri!" Lanjutnya mengancam.
"Memangnya kenapa?" Tanya Rafka heran.
"Kamu bertanya mengapa? Lihat penampilannya! Aurat ditebar seenaknya! Pokoknya dia tidak masuk dalam kriteria keluarga kita!" Jawab Syafa dengan tegas.
"Kak Syafa tenang saja! Aku dan Rere hanya sebatas teman saja tak lebih!" Jelas Rafka.
"Sebatas teman? Lalu mengapa tadi dia bilang calon keponakan?" Tukas Syafa.
"Rere itu memang suka bercanda! Kak Syafa tidak perlu menganggapnya serius!" Tegas Rafka.
"Awas saja jika sampai kalian menjalin hubungan lebih dari teman! Aku tidak akan merestui kalian!" Ancam Syafa,"Abi dan Umi juga kenapa dari tadi diam saja?" Lanjutnya.
"Lalu kami harus bagaimana?" Tukas Aqeela.
"Abi tolong jelaskan pada putra bungsu Abi ini bagaimana kriteria calon menantu idaman Abi!" Pinta Syafa.
Dalam sebuah hadits dijelaskan yang artinya :
"Perempuan itu dinikahi karena empat hal. Hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Rebut dan pilihlah perempuan yang beragama. Jika tidak, kedua tanganmu akan lengket ke tanah." (HR. Al-Bukhari no. 5090).
"Nah,dengar itu Rafka!" Syafa memperingati adik bungsunya.
"Iya kak aku mendengarnya." Sahutnya.
"Kesimpulannya,kita harus mengutamakan memilih perempuan yang baik agamanya atau akhlaknya setelah itu barulah hartanya,keturunannya dan kecantikannya." Jelas Nizam.
"Kalau menurut Umi bagaimana?" Tanya Syafa beralih pada Aqeela.
"Menurut Umi harta dan kecantikan itu tidak terlalu penting! Yang Umi idamkan adalah sosok menantu yang shalihah,baik hati,sederhana,selalu menutup aurat dan satu lagi dia harus bisa memasak!" Aqeela mengemukakan pendapatnya.
"Aku setuju pada Umi!" Seru Syafa,"Menurutmu bagaimana Syifa?" Lanjutnya beralih pada Syifa.
"Aku juga setuju pada Umi." Sahut Syifa.
"Dengan begitu Rafka harus mencari calon istri yang shalihah,baik hati,bisa memasak,sederhana dan harus selalu menutup aurat dengan memakai pakaian syar'i disertai hijab! Untuk perempuan yang berpenampilan terbuka seperti gadis yang datang tadi sudah jelas kami tidak akan menyetujuinya!" Tegas Syafa kekeh.
"Aku harus mencari wanita seperti itu dimana? Zaman sekarang ini masih adakah perempuan yang sesempurna itu?" Rafka frustasi memikirkannya.
"Pasti masih ada tapi tidak banyak dek Rafka." Ahnaf yang menjawabnya.
"Entahlah kak Ahnaf! Aku jadi pusing memikirkannya!" Tukas Rafka.
"Kami akan membantumu mencarikan yang seperti itu!" Seru Syafa,"Mulai besok kita adakan pencarian pasangan ta'aruf untuk Rafka! Jika ada beberapa yang cocok kita akan menyeleksinya hingga terpilihlah seorang wanita yang cocok untuk menjadi istri Rafka!" Lanjutnya memberi saran.
"Ide yang bagus!" Seru Aqeela.
"Oke...Mulai besok kita start ya!" Syafa memutuskannya.
"Iya." Jawab mereka bersamaan.
Rafka hanya diam karena tidak tahu harus berbicara apa.Jika ia membantah pun pasti mereka akan tetap memaksanya maka dari itu ia lebih memilih pasrah saja pada setiap keputusan yang dibuat keluarganya karena ia yakin inilah jalan terbaik yang harus ditempuhnya.
.
.
.
Waahh MasyaaAllah😍😍Jazakumullahu khairan katsiran kak@Niswatul_Laily dan dek@Sovita_Sari sebagai pemberi Vote tergercepp😍
Lanjuut lagii besok yaa😍😍Happy reading and Good night all😴
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!