Pada zamannya, sebuah perang besar-besaran antara aliran putih dan aliran hitam yang memicu berakhirnya zaman kerajaan. Mengawali kisah perjalanan para ksatria nusantara yang melintasi disetiap pulaunya tersebut.
Ketika perang terjadi, Langit terlihat gelap menyaksikan tentang bukti bahwa dunia tidak ada kedamaian.
Kekuatan menjadi alat sebagai hantaman di setiap serangan yang mereka lepaskan.
Menjadikan para penduduk yang tidak bersalah terkena imbasnya. Ketakutan mencekam, membuat kehidupan semakin kelam.
Mereka yang kejam, tidak melihat dampak itu akan membuat dunia akan padam.
Mereka menganggap bahwa yang kuat, mereka yang berkuasa.
Dalam perang, yang kalah jadi abu dan yang menang menjadi arang.
Namun disetiap kehidupan yang dicatatan sebagai takdir dan di tetapkan sebagai garis yang yang harus di jalani tanpa di ketahui.
Tentunya dari abu tersebut juga bisa menjadikan awal kehidupan yang baru, baik dari golongan orang-orang kejam maupun orang-orang yang berjalan di atas kedamaian.
Pada masa inilah diberbagai belahan dunia termasuk nusantara dikuasai oleh aliran hitam, hingga akhirnya Barata bersembunyi dan mendirikan sebuah perguruan yang bernama perguruan Sugiran, Barata mendidik anak-anak yang berhasil dia selamatkan dari korban perang tersebut.
Hari ini, hari pertama para murid mulai berlatih untuk menjadi seorang ksatria di nusantara untuk mengembalikan kedamaian dan menumpas penindasan.
Para murid-pun mulai saling mengenali.
'' Siapa kamu?'' tanya Sastra salah satu murid dari perguruan tersebut
'' Aku Semiang Medang! '' jawab Semiang
* PEMBERITAHUAN; Nama Semiang dibaca dengan logat melayu. Sementara nama panggilan Sem , di baca dengan logat medan, dan untuk tokoh lainnya juga seperti contohnya Berta.
''Kamu terlihat seperti orang yang lemah! Tapi itu bukan alasan untuk menjadi seorang Ksatria! Aku melihat sepertinya kamu mudah dalam memahami jurus-jurus yang akan guru ajarkan!'' ujar Sastra seraya menebak karakter Semiang
''Terimaksih! Dan maaf! Kamu siapa? '' kata Semiang kembali bertanya
''Aku Sastra Kencana! '' jawab Sastra
Sastra pun bermaksud mengajak Semiang untuk berkenalan dengan murid yang lainya.
''Mari ikut Aku! " ajak Sastra
"Kemana? " tanya Semiang sedikit bingung
''Cari teman! " kata Sastra (berjalan)
Setelah beberapa saat berjalan, mata Semiang tertuju pada dua anak perempuan cantik, hingga membuat dia sedikit penasaran dan dia pun menanyakan nama dua anak tersebut pada Sastra.
"Eh! Siapa wanita itu? '' tanya Semiang sambil melihat kearah wanita yang dilihatnya
"Sepertinya matamu masih sehat! Pandanganmu langsung kearah yang cantik, dia itu nama nya Berta, akan lebih baik kita tanyakan langsung pada orangnya! Karna aku juga belum berkenalan dengannya!" ajak Sastra
" Lantas! Darimana kamu tahu namanya?" tanya Semiang lagi
"Dari orang yang memanggilnya!" jawab Sastra
(Sambil mendekati dua orang wanita tersebut)
"Hai! Sebelumnya kita belum berkenalan, siapakah nama kalian berdua?" tanya Sastra
"Aku Berta! Dan ini temanku Jini!" Jawab Berta
"Aku Sastra! sebenarnya aku sudah tau nama kamu Berta " kata Sastra sedikit membingungkan
"Kalau sudah tau, kenapa masih bertanya? dasar tolol!" ujar Berta dengan wajah yang sedikit galak
"Aku hanya ingin menghilangkan rasa penasaran mu! Agar suatu saat nanti kamu tidak bertanya-tanya dalam hati! Siapakah dia, ingin rasanya aku mengenalnya lebih dekat! Seperti itu!" terang Sastra dengan PD nya
"Sok tampan!" ucap Berta dengan marahnya
Kemudian Semiang pun bermaksud ingin memperkenalkan dirinya namun apa yang dia dapat.
"Nama ku Semiang!" kata Semiang
"Maaf! Aku tidak bertanya..!" ujar Berta seolah olah bersikap cuek dengan kasarnya
"Terimakasih!" ucap Semiang sedikit malu
"Sudahlah Sem! Mari Kita pergi! Nanti mereka juga tau siapa kita!" ajak Sastra pada Semiang untuk menjauhi Berta dan Jini
Singkat cerita, Pada keesokan harinya.
Barata menyampaikan sebuah pemberitahuan pada seluruh murid-muridnya untuk bertarung satu lawan satu dengan sesama murid, tujuan nya agar Barata dapat mengajarkan ilmunya dengan mudah.
'' Kalian akan menyelesaikan banyak pelatihan khusus! Dan pelatihan yang pertama kalian harus bertarung satu lawan satu sesama Murid! Terserah kalian mau melawan siapa! Dan yang menang, akan berlatih dengan kekuatan yang lebih tinggi! Sementara yang kalah tetap bertahan di pelatihan dasar! Apakah kalian siap? '' kata Barata menjelaskan pada murid-muridnya apa yang harus mereka lakukan
'' Siap guru!" jawab seluruh murid dengan serempak
Para murid pun bertarung satu lawan satu.
Singkat cerita, ada dua puluh satu murid yang menang.
"Kalian sudah berhasil menyelesaikan pelatihan pertama! Dan selanjutnya, kalian akan berlatih lebih keras lagi dan sesering mungkin, Pertama! Ilmu yang akan kalian pelajari adalah mengendalikan Air!" terang Barata berkata pada murid-murid yang menang
Kemudian merekapun mulai berlatih cara mengendalikan air.
Dan setelah beberapa hari berlatih, Sastra mengagumi kemampuan yang dimiliki oleh Semiang yang bisa mempelajari jurus dengan mudah.
"Kamu hebat! Sekali berlatih Kamu sudah mampu mengendalikan air dengan mudahnya!" ujar Sastra seraya memuji Semiang
"Kamu terlalu berlebihan! Aku biasa saja! Sama sepeti Kamu" kata Semiang seolah merendah
Setelah beberapa hari mereka berlatih, dan sudah dianggap bisa menggunakan jurus pengendali air. Barata Mengadakan uji penentuan siapa yang paling hebat diantara 21 murid tersebut.
"Sekarang Aku ingin melihat kemampuan Kalian! Tunjukan pada ku kemampuan kalian sekarang!" kata Barata meminta murid-muridnya untuk menunjukan kemampuan masing-masing satu persatu.
Kemudian masing-masing murid pun menunjukan kemampuannya.
Pada akhirnya yang terbukti hebat dalam menguasai jurus pengendali Air adalah Jini, Dan diapun dihadiahi sebuah panah oleh Barata.
"Diluar dugaanku! Meskipun Semiang lebih mudah mengendalikan air, tapi ternyata kamulah yang menguasai jurus pengendali Air! Aku kagum pada mu Jini!" kata Berta mengutarakan kekagumannya pada Jini
" Terimakasih!" ucap Jini
#Jini adalah pendekar wanita yang memiliki sebuah senjata panah dan dia dijuluki pendekar pengendali air.
Perguruan Sugiran terdiri dari 42 anak yang di pimpin oleh Barata, anak-anak tersebut dia didik dan dia besarkan seorang diri, Dan karna jumlah muridnya cukup banyak akhirnya Barata membaginya menjadi dua bagian. Yaitu bagian dasar dan bagian khusus, dengan cara seperti yang diceritakan di atas. Dan hal ini Barata lakukan agar dia dapat mengajarkan ilmunya dengan cepat dan mudah baginya.
PEMBERITAHUAN
Semiang Medang adalah tokoh utama dalam cerita Ksatria Nusantara. Semiang mempelajari sekaligus menemukan jurus yang tidak di miliki oleh ksatria yang lain. salah satunya adalah mengendalikan siluman harimau yang jurus tersebut tidak pernah dia pelajari sama sekali.
Dan di dalam perguruan Sugiran terdapat banyak murid yang kekuatannya sama kuatnya dengan Semiang, baik dari laki laki maupun wanita. Salah satunya adalah Sastra, Dia mampu mengendalikan api tergantung dengan seberapa keras dia memperdalam jurus tersebut.
Sementara dari pendekar wanita salah satunya Berta, Berta tidak termasuk sebagai ksatria pengendali alam. Namun kekuatan dan kelincahan nya dalam bertarung melebihi kekuatan Jini yang termasuk ksatria atau pendekar pengendali element. Salah satu kelebihan yang di miliki Berta adalah, dia bisa mengobati luka dalam atau pun luka biasa dengan cepat.
Satu lagi, Barata adalah guru sekaligus otak dari rencana aliran putih dalam memperjuangkan atau menegakkan kebenaran dan menumpas penindasan yang merajalela di nusantara. Barata juga adalah satu-satunya Ksatria aliran putih yang menguasai empat jurus pengendali alam sekaligus.
.....
Jangan lupa like dan komen bila ada kesalahan, ikuti terus perjalanan para ksatria nusantara. Dan bantu kami dalam mengembangkan karya anak bangsa. Jika menyukai karya luar negeri apa salahnya ikut mendukung karya dalam negeri.
Terimakasih!
Barata merasa bahwa murid-muridnya sudah bisa menguasai ilmu pengendali air, Dan sekarang dia akan mengajarkan jurus yang kedua yaitu Pengendali Bumi.
" Kalian sudah berhasil menguasai jurus pengendali air tingkat dasar! Sekarang kalian akan mulai mempelajari jurus yang kedua yaitu pengendali Bumi tingkat dasar! Jurus ini berguna untuk menghadapi serangan musuh dalam jumlah yang banyak! Karna apabila kalian benar-benar fasih dalam menggunakan jurus ini, maka salah satu diantara kalian bisa membuat gempa besar! " terang Barata
" Guru! Apakah jurus ini hanya bisa membuat gempa saja? " tanya Sastra sedikit penasaran
" Tidak, pengendali bumi hanya bisa dikuasai oleh satu orang! Sama seperti jurus yang lain! Jika salah satu dari kalian berhasil menguasai jurus tersebut! Maka dia akan mendapatkan kelebihan tersendiri dalam dirinya! " terang Barata
" Sekarang bersiaplah untuk memulai pelatihan!!" perintah Barata pada murid-muridnya untuk mulai berlatih
Setelah berlatih para murid biasanya kumpul di sekitar perguruan Sugiran itu sendiri, dan pada saat istirahat mereka ngobrol satu dengan yang lain.
" Aku yang akan menguasai jurus pengendali bumi ini! " ujar Sastra dengan keyakinannya
" Omong kosong! Sampai saat ini kau berlatih tidak ada pandai-pandai nya! " sahut Berta seraya mengejek Satra dengan kasarnya
" Ooo! Kau berani meremehkan ku! Lihat saja nanti! Akan ku buat kau bertekuk lutut padaku! " Kata Sastra menjawab ucapan Berta
" Benarkah? Kurasa kau sedang berhayal " ucap Berta
"Seperti pada kebiasaan! Adanya pertengkaran antara laki laki dan perempuan, itu adalah awal dari sebuah hubungan asmara! " sambung Semiang seolah mengolok-olok
"Tidak sudi! Lebih baik aku mati, daripada berkasih dengannya!" ucap Berta seraya menolak apa yang di ucapkan Semiang
" Jangan seperti itu! Nanti kau yang membenci kau pula yang mencintai setengah mati! " sambung Jini yang juga mengolok-olok Sastra dan Berta
" Diam kau Jini! "bentak Berta dengan nada kesalnya
" Aku juga tidak sudi pacaran dengan mu wanita sombong! " kata Sastra yang juga menolak apa yang di ucapkan Semiang sebelumnya
Kemudian salah seorang murid yang bernama Zabela pun ikut bicara.
"Kenapa bicara soal cinta! Kalian itu masih kecil! Belum saatnya bicara soal cinta! " sambung Zabela seolah-olah mengingatkan
" Sem yang memulainya! " kata Sastra pada Zabela seolah-olah mengelak
"Lah! Kenapa aku yang di salahkan? " sambung Semiang seraya menghindar
Kemudian disambung oleh seorang murid laki-laki membalas apa yang diucapkan Zabela.
" Hai! Kau Sesat! Memangnya kau sudah besar apa? " sambung murid yang lain yang bernama Satril sedikit membantah apa yang di ucapkan Zabela
" Aku hanya mengingatkan bahwa kita di latih untuk konsentrasi pada latihan! " terang Zabela
" Zabela benar! " sambung Semiang seolah merasa dia tidak ikut-ikutan
" Sem! Kau jangan sok ikut-ikutan benar! Semua ini kau yang mulainya! " bentak Berta pada Semiang
" Hamba mohon ampun tuan Putri! " canda Semiang sembari mengakui bahwa dialah yang bersalah
Tidak terasa selama ngobrol hari sudah menjelang malam, Matahari sudah tidak terlihat lagi, sudah waktunya untuk istirahat.
Pada saat malam hari, ada murid yang lain yang masih ngobrol.
"Semiang itu sangat mudah dalam mempelajari jurus yang guru ajarkan!" kata Aprianda pada temannya seraya membicarakan Semiang
"Benar! Aku yakin, kali ini pasti dia yang akan menguasai jurus pengendali bumi! " sambung Parta pada Apriando seraya membenarkan
"Bisa saja! Akan tetapi meskipun dia bisa mengendalikan jurus dengan mudah! Namun sepertinya dia memiliki sifat yang tidak suka bertarung " sambung Argus murid yang lain berpendapat lain
"Lantas, jika demikian! Untuk apa dia belajar ilmu kanuragan?" kata Parta seolah bertanya
"Mungkin untuk jaga-jaga saja!" sambung Aprianda menduga
" Seorang ksatria yang hebat, tidak suka memamerkan kemampuan nya pada semua orang! Mungkin ada kekuatan lain dalam dirinya yang belum dia temukan! Dan apa bila dia gagal dalam menguasai jurus pengendali bumi! Itu bukan alasan untuk tidak menjadi seorang ksatria! " kata Argus
" Ada benarnya! " sambung Apriando sependapat
"Sok tau! Kata-kata mu layaknya seorang guru saja! " ucap Parta berkata pada Argus seolah kurang sependapat
" Sudahlah! Kalian ngelantur! Mari kita tidur! "
ajak Aprianda pada Parta dan Argus seraya mengakhiri obrolan mereka
Singkat cerita, setelah dua bulan berlatih tiba waktunya untuk membuktikan siapa yang paling hebat dalam menguasai ilmu pengendali bumi, pada saat pagi hari, para murid sudah berkumpul di lapangan tempat latihan.
"Sekarang telah tiba waktunya untuk membuktikan siapa yang paling hebat dalam menguasai jurus pengendali bumi!" kata guru Barata pada murid-muridnya menyuruh para murid menunjukan kemampuan mereka
Kemudian masing-masing murid pun menunjukkan kemampuannya.
Dan setelah semua murid memperlihatkan kemampuan masing masing, pada akhirnya yang terbukti dan dianggap paling menguasai adalah Satril.
" Tidak ku kira! Ternyata yang terbukti paling hebat dalam menguasai pengendali bumi adalah Satril! " Kata salah satu murid laki-laki yang bernama Randa mengagumi Satril
" Benar! Aku juga berpikir demikian! Dan aku pukir yang paling hebat adalah Semiang dan Sastra! Tapi ernyata yang terbukti malah Satril! " sambung teman Randa yang bernama Damar sependapat
Kemudian Barata pun memberikan sebuah senjata pada Satril karena kemenangan.
"Selamat! Karna kaulah yang bisa membuktikan bahwa kau yang paling hebat dari semua teman-temanmu! Dan terimalah ini sebuah tombak! Ini adalah tombak sakti yang akan kau gunakan untuk menyerang musuh setelah kau telah menjadi seorang Ksatria! nanti!" ucap guru Barata pada Satril sambil memberinya sebuah hadiah berupa Tombak
PEMBERITAHUAN
Satril adalah Ksatria bertombak, dan ahli dalam dalam menguasai pengendali bumi, namun Tombak yang dimaksud tidak digunakan Satril dalam season awal ini. Satril juga termasuk ksatria sangat kuat di perguruan sugiran
Argus juga termasuk ksatria yang cukup kuat dia bisa menggambungkan pengendali air dan bumi secara bersamaan, dan menciptakan jurus sendiri dari dua jurus tersebut salah satu kekuatan andalannya adalah terdapat pada pedang yang diberikan oleh Barata nantinya
Zabela adalah pendekar wanita yang sangat cantik kecantikan nya beda tipis dengan Berta dan Jini, Zabela juga seorang pendekar yang lincah, mandiri dan penuh dengan ke seriusan salah satu kekuatan yang Zabela miliki adalah mengubah air dalam Es menjadi benda tajam. Senjata andalan yang Zabela miliki adalah panah yang tidak terlihat oleh musuh.
Parta adalah Ksatria biasa namun memiliki kelincahan dalam bertarung sehingga kelincahan nya membuat dia termasuk ksatria yang di akui oleh Barata akan kekuatannya.
Jangan lupa Like dan komen bila ada kesalahan, Ikuti terus perjalanan para ksatria Sugiran. Dan bantu aku dalam mengembangkan karya anak bangsa. Jika menyukai karya luar negeri apa salahnya ikut mendukung karya dalam negeri.
Terimakasih!
..........
............
Banyak musuh yang sudah mengetahui adanya perguruan Sugiran, dan yang sudah mengetahuinya mereka ingin segera menghancurkan perguruan Sugiran. Salah satunya adalah dua orang perampok kejam yang bernama Serampas dan Ranggas.
" Aku ingin menyerang perguruan Sugiran sebelum perguruan tersebut melahirkan Ksatria yang hebat!" kata Serampas berkata pada Ranggas temanya
"Benar! Kalau perguruan Sugiran melahirkan para ksatria hebat, maka aliran hitam akan terancam!" sambung Ranggas membenarkan
"Sudah saatnya kita menyerang! " ajak Serampas
Kemudian tidak menunggu waktu lama Serampas dan Ranggas pun segera berangkat untuk menyerang perguruan Sugiran
" Mari kita berangkat sekarang!" ajak Ranggas seraya setuju dengan ajakan Serampas
Lalu mereka pun berangkat untuk menyerang perguruan Sugiran.
Dan setelah tibanya diperguruan Sugiran, Mereka berdua langsung menemui Barata
dan menantangnya seolah olah meremehkan Barata, kedatangan mereka pun disambut dengan tenang oleh Barata.
” Barata keluar kau!” bentak Serampas dari luar perguruan
Barata pun keluar saat mendengar teriakan tersebut.
"Ada perlu apa kalian kemari!" tanya Barata dengan suara yang santai
" Barata, serahkan perguruanmu atau hidupmu akan berakhir!" bentak Serampas pada Barata seraya mengancam
" Tidak semudah itu! langkahi dulu mayatku..!" kata Barata seraya menerima ancaman Serampas
Tanpa berpikir panjang Serampas pun langsung menyerang Barata
"Baik! kalau itu pilihanmu!" ujar Serampas sambil melepaskan serangan
Barata membalas serangan tersebut dan terjadilah pertarungan antara Serampas dan Barata, sementara Ranggas menyerang dari arah belakang dengan tujuan menghabisi seluruh murid Barata.
Setelah beberapa saat bertarung akhirnya Serampas kalah dalam pertarungan tersebut, Serampas dan Ranggas pun melarikan diri
"Awas Kau Barata..!!! Tunggu pembalasanku.!" ujar serampas sambil melarikan diri
Meskipun Serampas berhasil dikalahkan oleh Barata namun banyak murid perguruan terluka karna serangan itu, terlebih lagi Basuntala salah satu dari murid Barata tewas dalam pertarungan tersebut
" Guru! Basuntala tidak terselamatkan!"
kata Sastra menyampaikan bahwa salah satu dari murid Sugiran ada yang tewas
Barata terdiam dan berkata dalam hati
"Tidak! Ya dewa, apakah aku sudah gagal?" gerutu Barata dalam hati
Barata sangat menyesal karna peristiwa tersebut bagaimana tidak, Barata merasa bahwa dia sudah gagal melindungi salah satu murid yang akan menjadi penumpas kejahatan pembela kebenaran untuk generasi masa mendatang.
"Ternyata Serampas sudah mengetahui keberadaan ku dan berdirinya perguruan ini,
Aku khawatir akan lebih banyak musuh yang akan mengetahui tentang adanya perguruan ini melalui Serampas!" ujarnya dalam hati
Lalu Barata baru ingat bahwa saat ini
masih banyak muridnya yang terluka yang harus segera di obati.
"Sastra! Berapa banyak murid yang terluka?" tanya Barata pada Sastra
"Ada sekitar dua puluh orang Guru!" jawab Sastra
" Bawa murid yang terluka kedalam! Mereka harus segera diobati.! " perintah Barata pada Sastra
"Baik Guru.!" kata Sastra mematuhi
Setelah beberapa murid di bawa kedalam oleh Sastra dan murid unggulan lainya, Barata pun mengobatinya dengan segera.
Murid unggulan disini yang berarti adalah murid yang pelatihan nya sudah sedikit lebih tinggi dari murid yang berlatih di pelatihan dasar, atau lebih tepatnya murid unggulan adalah Murid yang berlatih di pelatihan khusus.
Setelah pulih dari terluka, keesokan harinya Barata menyuruh murid berlatih lebih keras lagi pada seluruh murid tanpa terkecuali.
" Kalian harus berlatih lebih keras lagi! dan fokus pada latihan! karna Aku takut Serampas akan menyebarkan adanya perguruan ini.!" kata Barata pada murid-muridnya
"Guru! kalau boleh Aku tau! mengapa Mereka menyerang Kita?" tanya Semiang yang belum banyak mengerti apa apa
"Mereka ingin menghancurkan seluruh aliran putih di dunia persilatan! Dan sekarang hanya dua Kelompok aliran putih yang tersisa! Yaitu perguruan ini dan Kerajaan Tara.! Tapi sayangnya sampai saat ini Raja dari kerajaan Tara diculik!! Dan apabila perguruan ini musnah, maka tidak mustahil bahwa dunia akan diliputi keangkaramurkaan..!!" terang Barata
" Baiklah! Sekarang kalian akan mempelajari ilmu pengendali Api! " sambung Barata lagi
Selain elemen atau ilmu dasar sudah banyak kekuatan yang Barata turunkan pada murid-muridnya, setelah menurunkan Elemen api seluruh murid Sugiran akan menjadi semakin kuat, dan sudah memasuki masa remaja.
Singkat cerita, jurus pengendali api berhasil dikuasai oleh Sastra, dan Sastra juga di hadiahi sebuah senjata oleh Barata, yaitu sebilah pedang Naga Api.
"Sastra! Kau sudah berhasil menguasai pengendali Api.! Ingat..!! Meskipun kekuatan mu berasal dari Api! jangan pernah Kau gunakan untuk kejahatan! Dan saat ini Kau tergolong murid paling kuat diantara murid yang lain!" ujar Barata seraya menasihati Sastra
" Aku akan selalu mengingat pesan guru.!" ujar Sastra yang taat pada Gurunya
" Terimalah ini, senjata pemberianku! Ini adalah pedang Naga Api! Jangan Kau gunakan pada sembarang orang! Dan setiap kali Kau mencabut pedang ini akan keluar seekor Naga api yang ikut membantumu dalam menghadapi serangan musuh.!" kata Barata menjelaskan
"Terimakasih guru.! " ucap Sastra seraya berterimakasih
*Sastra adalah Ksatria yang bersenjatakan pedang dan ahli dalam mengendalikan Api.
Sebagian murid Sugiran tidak sabar lagi untuk mengembara dalam menyelsaikan misi dari Barata.
Berta yang tadinya meremehkan Sastra kini dia mengakui kehebatan Sastra.
" Selamat, Sastra kau sudah berhasil menguasai pengendali api! Dan tidak lama lagi kita akan melihat dunia luar!" ujar Berta mengucapkan kekaguman nya pada Sastra seraya mengakui kehebatannya
" Terimakasih! Kau benar! Aku juga tidak sabar lagi untuk menjalankan perintah dari guru.!" kata Sastra berkata pada Berta
Sementara disisi lain, banyak murid termasuk Berta yang tidak menyangka bahwa Semiang selalu gagal dalam menguasai jurus yang Barata turunkan , karna mengingat Semiang adalah murid yang paling cerdas dan mudah memahami.
Di samping kekaguman Berta pada Sastra, namun Berta masih belum percaya bahwa Semiang bisa gagal dalam menguasai ilmu yang Barata turunkan.
"Kenapa dengan mu Sem? Mengapa kau selalu gagal dalam membuktikan bahwa kau juga bisa menguasai seluruh jurus yang guru ajarkan?" tanya Berta pada Semiang
"Entahlah! Aku juga tidak tau! Akan tetapi mau bagaimana lagi! Ini adalah kenyataan yang sebenarnya, bahwa aku bukan lah siapa-siapa! Namun itu juga tidak membuat ku untuk melemah.! Karna setiap kali aku mendengar semangat dari teman-temanku termasuk Sastra sendiri kegagalan saat menguasai bukanlah alasan untuk menjadi seorang ksatria.!! " ujar semiang
"Kau benar Sem! Apa bila kita gagal dalam menguasai namun berhasil dalam menghadap serangan musuh, pada intinya itu sama saja.! Karena kunci dari Ksatria yang hebat, adalah pandai menangkis dan menyerang.!" kata Berta seraya memberikan semangat pada Semiang
"Iya! Aku setuju dengan kata-kata mu! Aku akan terus berusaha! Karna aku adalah putra pengembara yang tidak mudah untuk menyerah.!!" sambung Semiang lagi seraya sependapat dengan kata-kata Berta
PEMBERITAHUAN
Sastra adalah ksatria yang kekuatan nya hampir setara dengan Semiang, Sastra menguasai pengendali api, Dia memliki senjata pedang naga api. Sastra memiliki sifat yang tempramental...
....................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!