WHATT? I AM PREGNANT!
Bepindah Dimensi
Terlihat seorang gadis berlari tergesa-gesa untuk menghindari pengawal yang sedang mengejarnya.
Pengawal Kerajaan
"Kejar dia, jangan biarkan dia lolos. Kalau berhasil mendapatkan gadis itu, kita akan dapat imbalan yang besar dari Nona Muda" titahnya.
Pengawal yang lain pun hanya menganggukkan kepalanya. Mereka semua terus mengejar gadis itu hingga ke dasar jurang.
Pengawal Kerajaan
"Mau lari kemana lagi, gadis kecil!"
Pengawal Kerajaan
"Menyerahlah dan segera serahkan giok itu kepada kami"
Lily/Sasha
"Aku tidak akan menyerahkan giok ini, ini bukan milik kalian. Ini giok pemberian dari ibuku jadi ini milikku" sambil memegang giok itu erat.
Pengawal Kerajaan
"Gadis kecil, jangan keras kepala. Nona Muda kami menginginkan giok itu, jadi segera berikan kepada kami. Maka nyawamu akan selamat, hahaha"
Lily/Sasha
"Sampai matipun, aku tidak akan menyerahkan giok ini. Ini adalah kenang-kenangan dari ibuku. Maka aku akan menyimpan giok ini baik-baik, meski nyawaku taruhannya" kekehnya.
Pengawal Kerajaan
"Haha, dasar keras kepala. Kalau itu keputusanmu, matilah kau dijurang ini" ucapnya sambil mendorong Lily.
Lily/Sasha
"Aaaaaaaa, Ibu maafkan aku. Aku hanya bisa menjaga giok ini sampai disini. Ibuuu, aku akan segera menyusulmu"
Tiba-tiba giok itu bercahaya dengan terangnya. Cahaya itu membawa Lily ketempat di demensi lain.
Lily/Sasha
"Uuugghhhh, kepalaku. Sakit sekali"
Lily/Sasha
"Aku ada dimana ini, apakah aku belum mati?"
Kevin Pratama
"Hemm, kau sudah sadar. Baguslah, lain kali jangan sakiti dirimu seperti ini lagi. Kalau kau begini lagi, maka aku kebencianku padamu akan bertambah besar. Ingat itu!"
Lily/Sasha
"Dia siapa? Dia sedang bicara sama siapa? Tapi disini hanya ada kami berdua, berarti tadi dia biacara padaku" gumanku.
Kevin Pratama
"Kamu dengar apa tidak, kamu bisu ya?" ucapku kesal.
Lily/Sasha
"Tuan anda sedang bicara padaku?"
Kevin Pratama
"Iyalah aku bicara denganmu, masa aku bicara sama hantu. Diruangan ini hanya ada aku dan kamu, jadi pastilah aku bicara sama kamu"
Lily/Sasha
"Maaf Tuan, apakah aku boleh bertanya?"
Kevin Pratama
"Bertanyalah, tapi jangan bertanya yang aneh-aneh"
Lily/Sasha
"Tuan, kenapa aku bisa berada diruangan ini?"
Kevin Pratama
"Kau lupa, bahwa kau baru saja membenturkan dahimu ketembok karena kesal dengan kekasihku. Untung saja, anakku yang ada dalam perutmu tidak kenapa-kenapa. Kalau sampai kenapa-kenapa, tamat riwayatmu"
Lily/Sasha
"Serem amat ini cowo, tunggu-tunggu tadi dia bilang apa. Anak? Berarti aku hamil dong" ucapku sambil melihat perutku.
Lily/Sasha
"What?? Aku beneran hamil, kok bisa. Kan aku belum melakukan itu kok udah hamil kek gini sih"
Kevin Pratama
"Kau kenapa udah gila? Geleng-geleng kepala mulu"
Lily/Sasha
"Aku gak gila, Tuan. Mungkin Tuan yang gila"
Kevin Pratama
"Apa katamu, kamu sudah bosan hidup"😌😌
Lily/Sasha
"Ampun Tuan, ampun. Aku hanya bercanda"
Kevin Pratama
"Sepertinya keadaanmu sudah membaik. Aku mau tanya dokter dulu, kapan kamu bisa balik ke mansion lagi"
Lily/Sasha
"Baiklah, Tuan"
JANJI LILY
Setelah percakapan itu, Kevin pun menuju ruangan dokter dan menanyakan kapan Lily/Sasha (yang notabe nya sebagai istrinya itu) bisa pulang lagi ke mansionnya.
Dokter pun mengatakan bahwa istrinya boleh pulang besok pagi, setelah mendengar itu Kevin pun segera pergi dari ruangan dokter itu.
Setelah keluar dari ruangan dokter, Kevin berjalan menuju ruangan istrinya. Disana dia melihat istrinya sedang asyik mengunyah sebuah apel.
Lily/Sasha
"Bagaimana kata dokter, Tuan"
Kevin Pratama
"Dokter bilang kamu boleh pulang besok"
Lily/Sasha
"Yess, akhirnya aku bisa pulang juga" gumamku.
Kevin Pratama
"Ingat, kalau besok pulang ke mansion. Jangan ulangin perbuatan kayak gini lagi, kalau kamu ulangin lagi. Keluargamu akan aku buat lebih menderita" ucapku sambil tersenyum devil.
Lily/Sasha
"Baik, Tuan. Aku gak akan ulangin perbuatan bodoh itu lagi. Aku janji, tapi jangan sakiti keluargaku"
Kevin Pratama
"Ku pegang janjimu, kalau berani mengingkari keluargamu yang jadi taruhannya. Ingat itu!"
Keesokan harinya, Sasha pun diperbolehkan pulang ke mansionnya. Sasha diantar oleh supir pribadinya Kevin.
Sekitar 45 menit perjalanan. Sasha pun tiba di mansionnya. Sasha terpana melihat betapa besarnya mansion Kevin.
Lily/Sasha
"Gede juga mansionnya. Hampir mirip dengan Istana Nona Muda yang ingin mengambil giokku" gumamku.
Lily/Sasha
"Eh, ngomong-ngomong soal giok. Sebelum masuk masuk ke tubuh ini, giok itu bercahaya terang. Mungkin saja itu giok sakti yang bisa menembus dimensi. Sehingga aku bisa sampai masuk ke tubuh ini" gumamku menerka.
Kevin Pratama
"Kenapa bengong disana, kalau gak mau masuk aku tutup pintunya"
Lily/Sasha
"Aaa,, aku tidak bengong kok, Tuan. Hanya saja terpana melihat betapa besar mansionmu"
Kevin Pratama
"Kau itu aneh, udah setahun kamu liat mansion ini. Baru sekarang bilang besar, apa jangan-jangan kamu dulu buta. Jadi baru sadar setelah kamu benturkan kepalamu ke dinding"
Lily/Sasha
"Astaga, Tuan. Ucapanmu itu menusuk hatikku. Hatiku terluka mendengar ucapan Tuan" ucapku memelas.
Kevin Pratama
"Heleh, simpan saja muka memelasmu itu. Aku tidak akan terkecoh dengan mukamu itu"
Lily/Sasha
"Dasar, Cabe merah. Udah dingin, mulutnya itu pedasnya kagak ngira-ngira" gumamku sambil menghentak-hentakan kaki masuk kedalam mansion.
Besar & Rata
Setelah memasuki mansion itu, Lily pun bertanya dimana kamarnya berada, kepada salah satu pembantu dirumah itu. Pembantu itu pun sempat bingung mendengarnya, tetapi dia tetap memberikan jawaban dimana kamarnya Lily.
Bi' Surti
"Nyonya tinggal lurus aja, lalu belok ke kanan. Disana kamar Nyonya"
Lily/Sasha
"Baiklah, Bi. Terima kasih udah ngasih tau"
Bi' Surti
"Nyonya kelihatan aneh setelah pulang dari rumah sakit. Masa letak kamar sendiri aja lupa" gumamku.
Lily pun segera mengikuti pentunjuk dari salah satu pembantu itu. Setelah tiba didepan dikamarnya, Lily pun segera masuk ke kamar itu.
Lily/Sasha
"Gede juga ini kamar, gak kayak gubuk ku dulu" gumamku terkesima.
Lily pun berjalan mengelilingi kamarnya itu karna sakin takjubnya. Setelah itu, dia pun memutuskan untuk melihat mukanya yang sekarang di depan cermin.
Lily/Sasha
"Cantik juga ini cewe, gak jauh lah cantiknya kayak aku dulu. Wih ini dada apa balon kok gede amat, gak kayak dadaku dulu yang rata🙈"
Tiba-tiba, Kevin masuk tanpa mengetuk pintu. Kevin penasaran dengan apa yang dilakukan Lily di depan cermin.
Kevin Pratama
"Ngapain ya, dia di depan cermin sambil pegang-pegang dada kek gitu" gumamku.
Kevin Pratama
"Hemm, kamu lagi ngapain sih di depan cermin?" tanyaku.
Lily/Sasha
"Ka,,, kapan Tuan bisa masuk kesini dan kenapa main masuk aja tanpa ngetuk pintu dulu" ucapku kaget.
Kevin Pratama
"Ini kan kamarku, siapa suruh juga pintunya gak dikunci. Kan aku ngiranya gak ada orang, biasanya kamu selalu ngunci pintu kalo lagi kek gitu"
Lily/Sasha
"Aaa,, aku lupa" ucapku spontan.
Kevin Pratama
"Ngapain sih, kamu pegang-pegang dada kek gitu. Kayak orang gak ada kerjaan aja"
Lily/Sasha
"Terserahku dong, Tuan. Ini kan dadaku, mau aku pegang kek, mau aku elus kek. Terserahku, apa urusannya sama Tuan. Kan gak ada" ucapku.
Kevin Pratama
"Ini anak mulai gak sadar diri, tapi aku harus sabar demi anakku. Fyuhh" gumamku sambil menarik napas.
Lily/Sasha
"Tuan,,, tuan. Besok aku boleh tidak pergi ke Mall?" tanyaku.
Kevin Pratama
"Mau ngapain kamu ke Mall. Jangan bikin onar lagi, aku udah pusing sama kelakuanmu" ucapku sambil memijat kepalaku.
Lily/Sasha
"Astaga, masa sih aku mesti pakai baju tipis kek gini sih" gumamku.
Lily/Sasha
"Tapi kalo aku gak pakai, masa aku tidur pake handuk kek gini aja. Mana bisa tidur"
Lily/Sasha
"Terpaksa deh harus pake ini baju" gumanku pasrah.
Lily/Sasha
"Aku janji Tuan, aku gak akan bikin onar. Aku kesana mau beli baju aja, soalnya tadi aku cek pakaianku dilemari semuanya pada gak muat lagi sama tubuhku" ucapku.
Kevin Pratama
"Baiklah, terserahmu saja. Asal jangan bikin keributan disana, kalau bikin keributan ATM mu akan aku sita. Mengerti?"
Lily/Sasha
"Mengerti, Tuan"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!