NovelToon NovelToon

Atlit Cantik Sang Primadona

Prolog

Disebuah ruamh biasa yang tidakbterllau megah, terlihat seorang anak perempuan berumur 13 tahun sedang latihan beladiri seorang diri. Terlihat dia berkali-kali jongkok lalu berdiri lagi sambil melakukan tendangan. Jika di hitung mungkin lebih dari 50 kali dia melakukan gerakan itu.

Setelah itu dia melakukan gerakan lain, seperti jump lalu mengayunkan kakinya lagi keatas setinggi kepalanya. Hal itu dia lakukan untuk mengetes apakah gerakan kakinya sudah cukup cepat atau belum. Dia melakukan geraakn itu berulang sampai dia terduduk karena kelelahan.

"Sayang, jangan terlalu memaksakan diri." Ucap seseorang yang di ketahui adalah ibu dari anak itu.

"Tidak bu, ini hanya latihan ringan, kan sabeum yang menyarankan." Ucap anak itu.

"Iya sudah, ini minum dulu, ingat besok kamu ulangan, jadi jangan hanya memikirkan latihan saja, belajar juga penting."Ucap ibu dari anak perempuan itu.

"Iya bu, terimakasih." Ucap anak itu.

"Iya, ibu masuk dulu iya, ingat jangan terlalu lelah." Ucap ibunya lagi. Yang di balas dengan senyuman oleh anak perempuan itu.

Setelah meminum minuman yang dibawa oleh ibunya tadi, anak perempuan itu melanjutkan latihannya, hingga.

"Ci, kamu masih saja latihan, besok kita ulangan tau." Ucap anak perempuan lainnya yang di ketahui bernama Sandra.

"Iya tau, ini hanya latihan ringan." Ucap anak perempuan yang sedari tadi latihan yang diketaui ternyata bernama Suci.

Suci adalah seorang atlit muda beladiri, dia mempunyai prestasi yang cukup membayangkan di usia yang masih sangat muda. Tentu saja semua prestasi yang dia dapatkan tidak ada yang instan, di usia yang masih 13 tahun dia bahkan latihan dengan sangat keras, jika dia di sekolah maka dia akan menganti jadwal latihannya ataupun dia latihan sendiri saat sudah sampai rumah nanti, di usianya yang sangat muda dia sangat profesional dalam mengatur jadwalnya

Bukan tanpa alasan juga Suci bisa seperti itu, awalnya Suci sama seperti anak lainnya, yang hanya memikirkan main saja, tapi semenjak sang ibu pisah dengan ayahnya Suci berusaha memperbaiki sikapnya, dia bahkan bergabung dengan beladiri taekwondo karena dia ingin menjadi orang kuat dan bisa melindungi ibunya dari orang-orang yang jahat.

Latihan pagi, siang, dan malam pun dia jalani tanpa henti, tidak mengenal hujan, panas, dia melatih diri, bahkan tidak mengenal lelah. Setelah pulang dari sekolah langsung latihan, seperti itu lah setiap harinya tanpa henti. Masuk rumah skait karena terlalu lelah pun sudah biasa baginya, tapi tidak ada kata menyerah di kamus Suci kecil yang sangat ingin mewujudkan keinginannya.

Ibunya pernah melarangnya untuk ikut beladiri, karena dia seorang perempuan, tapi Suci tetap tegus, Suci kecil sangat ingin menjadi kuat agar bisa melindungin sang ibu. Dan akhirnya dengan terpaksa ibunya menuruti keinginan Suci, tapi dengan syarat, jika dia terluka parah, maka dia harus menyerah dengan mimpinya. Suci menuruti semua itu.

"Iya iya, aku tau, kamu orang pintar, jadi tidak perlu terlalu keras belajar, kamu pasti jadi juaranya." Ucap Sandra, entah itu memuji atau menyindir.

"Aku juga masih harus belajar, aku tidak terlalu pintar." Balas Suci pada Sandra.

"Iya, jika kamu tidak terlalu pintar aku bagaimana, apa aku termasuk golongan orang bodoh Ci." Ucap Sandra lagi. Suci hanya tekekeh. Suci dan Sandra bersahabat sejak Suci pindah kesini, mereka sangat akrab, bahkan belum beberala lama mereka mengenal, mereka sudah bisa menjadi sedekat ini. Suci, Sandra dan Riki, mereka bertiga jika sudah berkumpul, maka orang lain seperti mengontrak. Tapi entah kenapa hari ini Riki tidak ikut belajar di rumah Suci.

"Iya sudah, aju juga sudah selesai, ayo kita masuk saja." Ajak Suci pada Sandra. Lalu mereka berduapun masuk kedalam rumah Suci.

Sandra memang sering ke rumah Suci untuk belajar, karena diantara orang lain, Suci lah yang dinilai Sandra benar-benar samgat pintar, maka dari itu tidak heran jika Suci mendapat juara kelas. Sandra bukannya bodoh, hanya saja dia malas untuk memahami materi yang diberikan oleh guru secara langsung. Jadi setiap pekan dia pasti mengunjungin Suci untuk bertanya mengenai materi, dan Suci pun menjelaskan dengan senang hati kepada kedua sahabatnya itu.

Sahabat

Pagi hari

"Sayang bangun, sudah jam 5 ayo kita sholat subuh dulu." Ucap Linda ibu Suci dengan lembut sembari mengusap rambut anaknya yang masih tertidur pulas.

"Hoamm, ibu, sudah pagi ya, tunggu sebentar 5 menit lagi." Ucap Suci.

"Tidak ada nanti-nanti, sekarang sayang." Kata Linda.

"3 menit, tidak 1 menit lagi bu." Rengek Suci yang masih mengantuk.

"Sayang!" Ucap Linda penuh penekanan.

"Baiklah-baiklah Nci bangun." Ucap Suci segera duduk dari tidurnya.

"Bagus, ayo kita sholat bersama." Ucap Linda pada anak semata wayangnya itu.

Setelah selesai sholat subuh Suci memutuskan untuk menonton kartun kesayangnya di tv, sementara Linda sang ibu menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

.

.

.

"Sayang, sarapannya sudah siap, ayo sarapan dulu." Panggil ibu Suci dari ruang makan.

Suci yang mendengar teriakan sang ibu pun segera menuju ruang makan.

"Woahh, ibu memasak nasi goreng." Ucap Suci dengan antusias.

"Iya, makanan kesukaan anak ibu semata wayang yang cantik jelita ini, lengkap dengan sosis, telur dan ayam." Jelas Linda dengan senyum tulus di wajahnya.

"Terimakasih ibu ku sayang." Ucap Suci sambil mencium pipi sang ibu.

"Ya sudah sini ibu ambilkan makanannya." Ucap Linda sembari mengambilkanan nasi goreng yang sudah tersaji kedalam piring Suci.

.

.

.

Setelah sarapan Suci bersiap untuk mandi, hari ini dia dan sang ibu akan pergi ke sekolah barunya.

"Sudah siap?" Tanya sang ibu.

"Sudah, let's goo." Ucap Suci semangat.

Karena jarak sekolah dan rumah mereka tidak terlalu jauh, Suci dan ibu memutuskan untuk berjalan ke sekolah barunya.

.

.

.

Setelah semua urusan selesai, Linda pamit pada Suci dan menyuruh Suci masuk keruang kelasnya.

"Yasudah ibu pulang dulu, yang benar belajarnya." Ucap Linda pada Suci.

"Iya bu, hati-hati di jalan." Ucap Suci sambil melambaikan tangannya pada Linda.

.

.

.

Suci pun bersama guru yang menjadi wali kelasnya yaitu bu Siska berjalan menuju ruang kelasnya.

Sesampainya didalam ruang kelas bu Siska menyuruh semua murid duduk dengan tertib dan menyuruh Suci untuk memperkenalkan diri.

"Baiklah semua, hari ini kita kedatangan salah satu murid baru dari ibu kota, nah nak silahkan perkenalkan dirimu." Ucap bu Siska.

"Baik bu, halo semuanya perkenalkan nama saya Suci Darli Wijaya, umur saya 13 tahun, saya dari jakarta." Ucap Suci memperkenalkan diri.

"Oke, Suci silahkan duduk di kursi yang kosong ya." Ucap sang guru.

"Baik bu." Jawab Suci dan segera duduk di kursi yang ada di barisan belakang.

.

.

.

"Hai, kenalkan aku Sandra." Ucap seorang siswi yang duduk di kursi yang ada disamping Suci.

"Oh, hai aku Suci." Ucap Suci yang agak kebingungan.

"Senang berkenalan dengan mu, semoga kita bisa menjadi sahabat." Ucap Sandra pada Suci.

"Iya." Ucap Suci sambil tersenyum.

Setelah itu pelajaran pun di mulai.

.

.

.

Bel istirahat berbunyi dan bu Siska pun mengakhiri perjumpaan pada hari ini.

.

"Kau ingin ke kantin?" Tanya Sandra pada Suci.

"Owh iya." Jawab Suci.

"Yasudah ayo." Ajak Sandra.

.

.

"San.." Teriak seroang laki-laki pada Sandra, dan membuat Sandra dan Suci otomatis menoleh ke sumber suara.

"Riki, kau sudah selesai olahraga?" Tanya sandra pada Riki yang tidak lain adalah sahabatnya.

Riki adalah sahabat Sandra, dan mereka sudah bersahabat sejak kecil. Rumah mereka yang berdekatan membuat hubungan mereka menjadi semakin baik.

"Sudah, kau ingin ke kantin, ayo aku yang traktir kali ini." Ucap Riki yang sepertinya masih tidak sadar ada orang lain disana.

Sifat Riki ini memang sudah sangat terkenal seperti itu, dia adalah orang yang susah dekat dengan orang lain, dan satu-satunya perempuan yang sangat dekat dengan Riki adalah sandra.

"Permisi, apakah kalian tidak jadi ke kantin?" Cela Suci yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Riki sontak melihat ke arah sumber suara dan melihat sosok Suci yang menatapnya dengan tatapan sedikit terpanah, dan bahkan sempat terdiam.

"Riki.. Kenalin ini Suci sahabat ku." Ucap Sandra memperkenalkan Suci pada Riki.

"Ha,, ohh, haii, aku Suci senang berkenalan dengan mu." Ucap Suci ramah.

"Aku Riki, senang berkenalan dengan mu." ucap Riki pada Suci.

"Sudah jangan tebar pesona pada Suci, aku lapar ayo segera kekantin." Ajak Sandra mengajak Riki dan Suci.

Mereka pun akhirnya ke kantin dan menikmati makan siang, dan saat ingin membayar Riki melarang Suci, dengan alasan Suci adalah temannya saat ini dan dia ingin memberi hadiah perkenalan.

.

.

.

"Yasudah aku kembali ke kelas ku dulu, nanti jangan lupa tunggu aku saat pulang, bye Suci." Ucap Riki pada Sandra dan Suci.

"Bye." Ucap mereka berbarengan.

Suci dan Sandra pun berjalan menuju kelas mereka.

"Riki adalah sahabat ku, kami bersahabat sejak kecil." Ucap Sandra pada Suci.

"Hm, aku baru tau." Ucap Suci sambil tersenyum.

"Dia orang yang baik dan Sangat perhatian." Lanjut Sandra.

"Benarkah, aku tidak terlalu tau." Ucap Suci.

"Tenang saja, aku akan mengenalkan mu padanya." Ucap Sandra pada Suci.

Suci hanya tersenyum, jujur Suci sebenarnya bingung, kenapa sandra sangat bersemangat mengenalkan dirinya dan Riki.

Setelah kegiatan belajar mengajar usai, semua murid pun berlalu lalang pulang dan keluar dari ruang kelas.

"Ci, kamu pulang dengan kami saja." Ajak Sandra.

"Tidak usah, rumah ku tidak terlalu jauh dari sini." Ucap Suci.

"Jangan sungkan, kau kan sahabat ku." Paksa Sandra.

"Yasudah ayo pulang." Ucap Riki.

"Mm." Jawab Suci.

Dan berakhirlah Suci yang diantar pulang oleh Riki dan Sandra.

Keluarga Riki memang dikenal sebagai orang terkaya didaerah ini, jadi wajar saja jika semua fasilitas yang Riki butuhkan terpenuhi, bahkan di umurnya yang masih 14 tahun Riki sudah memiliki mobil pribadi.

.

.

Tak lama Suci pun menyuruh supir Riki untuk berhenti disalah satu rumah yang berdisain minimalis tapi indah.

"Pak berhenti didepan." ucap Suci sopan.

"Yang ini non?" Tanya pak supir.

"Iya." Ucap Suci.

"Ini rumah mu?" Tanya Sandra.

"Iya." Ucap Suci.

"Oke, nanti kami akan sering-sering mampir." Ucap Sandra.

"Baiklah." Ucap Suci tersenyum.

"Yasudah kami pulang dulu, bye Ci." Ucap Sandra.

"Bye hati-hati." Ucap Suci.

Mobil yang ditumpangi Sandra dan Riki pun melaju meninggalkan pekarangan rumah Suci.

Suci pun masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum bu." Ucap Suci sambil membuka pintu.

"Waalaikumsalam, Nci sudah pulang?" Tanya Linda sang ibu.

"Iya bu, nci tadi pulang di antar sama temen baru Nci, dia baik sekali loh bu." Ucap Suci bercerita pada sang ibu.

"Benarkah, kalau ada orang baik, Nci juga harus bersikap baik, ingat, mencari orang yang tulus itu susah sayang." Jelas sang ibu.

"Baik ibu." Ucap Suci.

"Yasudah sekarang ganti baju, taruh tas ditempatnya dan kesini lagi untuk makan siang." Ucap Linda yang saat ini sedang menyiapkan makan siang untuk dirinya dan putrinya.

"Siap bu bos." Ucap Suci dan segera masuk ke dalam kamarnya.

Suci sebenarnya bukan anak yang manja, tapi saat tinggal bersama sang ayah dia selalu diperlakukan layaknya anak kecil yang tidak tau apa-apa.

Sang ibu sudah sering melarang ayah Suci untuk terlalu memanjakan Suci, tapi ayahnya selalu beralasan Suci masih kecil dan masih perlu perhatian lebih.

Suci sebenarnya juga tidak terlalu suka dengan semua yang diberikan, tapi dia tidak bisa menolak.

.

.

Setelah selesai menganti baju Suci segera keruang makan.

"Ibu besok akan mulai kerja, jadi ibu ingin kamu bersikap lebih dewasa." Jelas sang ibu.

"Ibu sudah dapat kerjaan? Dimana?" tanya Suci.

"Ibu dapat pekerjaan disalah satu pabrik, ibu dapat bagian marketing." Jelas sang ibu.

"Jadi ibu akan jarang dirumah nantinya, kamu harus bersikap baik ya." tambah sang ibu.

"Baik bu, tenang saja, ibu jangan khawatir, aku baik-baik saja, ibu fokus pada pekerjaan ibu saja." Ucap Suci menengkan ibunya.

"Yasudah, ayo makan dulu." Ucap Linda.

Suci pun makan dengan tenang, setelah makan suci dan ibunya duduk di ruang tamu.

"Sayang, maaf ya, ibu harus kerja dan ninggalin kamu sendirian di rumah." Ucap LindAa yang terlihat sedih.

"Ibu, aku baik-baik saja, lagi pula kan ibu malam pulang." Ucap Suci.

"Baiklah, ingat nanti kamu jangan macam-macam, ibu akan terus menelpon." Ucap Linda lagi.

"Iya ibu ku sayang, Nci akan jadi anak yang baik deh." Ucap Suci lagi.

"Ibu benar-benar tidak tega meninggalkan kamu sendiri di rumah, tapi mau bagaimana lagi, dan ibu minta sama kamu, untuk jangan dulu minta ketemu sama ayah kamu ya, ibu gak mau mereka ngambil kamu dari ibu, kamu adalah alasan kenapa ibu bertahan, kalau kamu tidak ada mungkin ibu sudah menyerah dengan semua yang terjadi." Ucap Linda sambil memeluk Suci.

"Ibu, bagi Nci, ibu saja sudah cukup, Nci bakalan selalu ada untuk ibu, jadi ibu harus semangat ya, ibu jangan nyerah, setiap ibu lelah ibu harus ingat, ibu punya Nci yang mrnunggu ibu dirumah, ibu punya Nci yang sayang sama ibu, ibu punya Nci yang akan khawatir kalau ibu sakit." Ucap Suci yang ikut memeluk ibunya.

"Iya sayang, mulai sekarang, ibu untuk Nci, dan Nci untuk ibu, jadi jangan ada yang ninggalin ya, kamu harus janji sama ibu, sampai kapan pun, kamu akan selalu bersama ibu." Ucap Linda yang terlihat sedih.

"Nci janji, Nci akan selalu sama ibu, walaupun suatu saat nanti ibu nyuruh Nci untuk pergi, Nci tidak akan pergi, karena Nci tidak mau ninggalin ibu sendiri, Nci sayang sama ibu, Nci tidak mau lihat ibu sedih terus, Nci tidak mau lihat ibu disakitin sama orang lain, Nci tidak mau ibu di hina oleh orang lain." Ucap Suci tegas pada sang ibu.

"Iya sayang iaaya, makasih ya sudah menemani ibu sampai sekarang." Ucap Linda sambil mencium dahi Suci.

"Iya ibu ku sayang." Balas Suci.

.

.

.

Saat di dalam kamar Suci membuka ponselnya dan melihat ada satu pesan masuk dari nomor yang tidak dia tau.

"Hai Ci." Ucap Suci membaca pesan itu.

"Sandra? Ini nomor mu?" Balas Suci.

Tak lama nomor itu langsung membalas pesan Suci.

"Iya, save ya, mari bersahabat." Begitulah balasannya.

"Apa-apaan dia ini." Ucap Suci sambil tertawa.

"Baiklah Sandra sahabat ku." Balas Suci. Tak lama Sandra langsung membalas lagi.

Mulai dari situ persahabatan Suci dan Sandra di mulai, dan bahkan Suci saat ini sudah dekat dengan Riki, bahkan jika orang lain melihatnya, Suci dan Riki terlihat seperti sepasang kekasih yang saling meelngkapi.

Mereka bertiga sudah lengket seperti lem, dimana ada Sandra pasti ada Suci dan Riki, begitu juga sebaliknya.

Tapi sejak mereka naik ke kelas 3 sekolah menengah pertama Riki seperti memberi jarak, Suci dan sandra tidak tau kenapa, tapi yang jelas walaupun Riki masih akrab dengan mereka dia seperti memberi privasi untuk beberapa hal.

Seperti halnya waktu itu.

"Ki, mau ikut belajar gak nanti sore di rumah Suci?" Tanya Sandra.

"Ah, sepertinya aku tidak bisa." Jawab Riki.

"Dih, sok sibuk bener deh." Balas Sandra.

"Aku ada urusan, jadi kalian saja ya." Ucap Riki lagi.

"Ekhm, pasti urusan jalan sama doi kan." Ucap Suci sambil tertawa.

"Tidak.." Belum sempat Riki menyelesaikan ucapannya, Dia menerima notif spam di wa, dan dia membukanya. Sandra yang mempunyai sifat kepo tingkat dewa pun mencuri-curi pandang untuk melihatnya.

"Cieee, ekhm, Riki sudah gede ya sekarang." Ucap Sandra mengejek.

"Apaan sih San, jangan ngintip-ngintip dah." Ucap Riki yang sedikit kesal.

"Dih, gitu aja ngambek." Ucap Sandra kembali mengejek.

"Sudah, kalau Riki tidak bisa, kita berdua aja, jangan di paksa." Ucap Suci final.

Dia tau betul, Riki dan Sandra kalau lagi mode on bisa-bisa tidak selesai-selesai perdebatannya.

"Nah betul kata Suci, cuma Suci yang pengertian." Ucap Riki seolah memuji Suci.

"Dih, iya lah, kalau enggk, mana mungkin kamu bisa suka sama Suci." Ucap Sandra enteng.

"Sandra!" Ucap Riki kesal.

Sandra memang tau prihal riki yang menyukai Suci, mengenal Riki sejak kecil, membuat sandra tau dan paham tentang Riki.

Riki menatap Sandra dengan tatapan kesalnya.

"Mulutnya benar-benar minta dirobek." Batin Riki kesal.

"Ya sudah, kita pulang yuk." Ucap Suci yang baru saja selesai piket, karena hari ini adalah jadwalnya.

Awalnya hanya Suci dan Sandra yang satu kelas, tapi karena ada rolling kelas, mangkanya Riki jadi bisa masuk di kelas yang sama dengan Suci dan Sandra.

"Oke kalau gitu aku duluan ya, bye." Ucap Riki saat mereka bertiga sampai di parkiran.

"Iya, bye." Balas Suci dna Sandra berbarengan.

"Dasar tukang bucin." Ucap Sandra saat Riki sudah jauh.

"Biarkan saja, lagi pula kamu tidak jauh beda dengan Riki." Ucap Suci sambil mengejek dan sedikit tertawa.

"Ciii, kamu ada di pihak siapa sih." Keluh Sandra yang pura-pura kesal.

"Tentu saja di pihak orang tua kalian, yang akan marah kalau kalian sampai ketauan berpacaran, padahal belum cukup umur." Ucap Suci dengan tawa yang menjadi-jadi.

Sandra pun menghadiahi pukulan kecil di lengan Suci, lalu mereka tertawa, dan setelah itu pulang, Sandra mengantar Suci dulu, baru dia pulang.

Sesampainya dirumah Suci, Sandra langsung berpamitan, dan bilang nanti sore akan kesini untuk belajar.

"Baiklah, bye hati-hati di jalan." Ucap Suci.

"Oke, bye." Ucap Sandra.

Hadiah

4 tahun kemudian.

Umur Suci saat ini sudah hendak memasuki 17 tahun dan itu artinya persahabatannya dengan Sandra dan Riki sudah hampir 3 tahun terjalin. Mereka bertiga sangat akrab, bahkan mereka sudah tau dengan keluarga mereka satu sama lain. Orang tua riki yang tidak memiliki anak perempuan pun sangat menyayangi Suci dan Sandra, sangking sayangnya, ibunya Riki sampai berharap jodoh Riki nanti adalah Suci atau Sandra.

"Ci, habis pulang kamu ada acara?" Tanya sandra pada Suci.

"Enggak, kenapa?" Ucap Suci.

"Ibu Riki besok ulang tahun, aku ingin memberi hadiah, kau tidak memberi hadiah?" Jelas Sandra sambil bertanya.

"Aku sudah menyiapkannya." Ucap Suci santai.

"Benarkah? Kenapa kau tidak memberi tau ku." Ucap Sandra.

"Kau tidak bertanya, iya sudah nanti aku temani." Ucap Suci sambil tersenyum pada sandra.

"Baiklah, nanti ku jemput jam 2 siang." Ucap Sandra.

Sandra dan Suci sudah saling paham dan mengerti kebiasaan masing-masing. Jadi tidak aneh jika mereka berdua bertengkar terus sedetik kemudian tertawa bersama.

Saat mereka ingin keluar kelas untuk pulang tiba-tiba.

"Ci, pulang bareng yuk." Ajak seorang pria yang di ketahui bernama Andi.

"Ah, maaf ndi tapi hari ini aku pulang dengan Sandra." Ucap Suci menolak dengan lembut.

"Iya Ndi, lain kali aja." Ucap Sandra.

"Owh ok, baiklah, lain kali saja, ya sudah aku duluan y, bye." Ucap Andi pada Suci dan sandra.

Sejak masuk sma, Suci dan Sandra memang sangat populer, sandra yang dikenal sebagai gadis cantik yang lembut dan rapih, sosok wakil ketua osis yang diincar banyak orang.

Dan Suci adalah seorang atlit bela diri yang cantik dengan senyum manis yang tak lupa ia tunjukkan di setiap sapaannya, sosok gadis remaja yang bergaya swag dengan ciri khas tersendiri yang mampu memikat hati laki-laki mana pun, termasuk andi.

Andi sendiri diketahui menyukai Suci sejak mereka naik ke kelas 2 sma, dan Andi bahkan tidak segan-segan menunjukan rasa sukanya pada Suci.

Suci tidak memberi penolakan pada sikap yang Andi tunjukan, hanya saja terkadang Suci mencoba untuk membuat Andi sadar bahwa Suci tidak menyukainya.

Dan Riki, dia dikenal sebagai seorang playboy tampan yang disukai banyak gadis di sma mereka ini, tapi meski begitu, Riki tetap menjaga kehormatan semua perempuan yang dikencaninya, karena sifat bosannya yang sangat tinggilah yang membuat Riki sering gonta-ganti pacar.

Riki sebenarnya menaruh hati pada Suci, bahkan sejak awal pertemuan mereka, hanya saja Riki selama ini berhasil memendamnya, dia takut jika Suci akan menjauhinya jika dia memberitahu Suci tentang perasaannya.

Karena seperti yang sudah-sudah, suci selalu menjauh dari semua siswa sma ini yang pernah menyatakan perasaan sukanya pada Suci.

.

.

.

Sesampainya di depan rumah Suci.

"Nanti aku jemput jam 2" Ucap Sandra.

"Kalo begitu aku akan mandi jam 2." Balas Suci, pasalnya Suci hapal betul, jika Sandra bilang jam 2 maka dia akan smapai jam 3.

"Terlambat sedikit tidak apa-apa y kan." Ucap Sandra dengan senyumnya yang sangat lebar.

"Baiklah-baiklah, nanti telpon saja, takutnya aku tertidur, aku masuk dulu, hati-hati berkendara." Ucap Suci lalu keluar dari mobil.

"Baiklah, bye." Ucap Sandra.

Lalu mobil yang dikendarainya pun pergi meninggalkan tempat itu.

Suci pun masuk kedalam rumah.

Assalamualaikum, hal pertama yang ia ucapkan saat membuka pintu dan masuk kedalam rumahnya, walaupun dirumahnya tidak ada oramg karena sang ibu yang bekerja, Suci tetap saja mengucapkan salam.

Sudah hampir 3 tahun Suci tidak pernah bertukar kabar dengan ayahnya ataupun neneknya, tapi Suci tidak pernah mempermasalahkan itu, baginya, ibunya saja sudah cukup, walaupun kadang dia sering berharap keluarganya bisa berkumpul seperti dulu.

Suci mengganti seragamnya dengan baju rumah, lalu dia duduk di atas kasur dan menelpon sang ibu, Suci rindu dengan ibunya, karena sejak dia masuk sma, sang ibu memutuskan untuk tinggal di mes yang disediakan oleh pabrik tempat ibunya bekerja itu.

Dia mencoba menghubungi ibunya, dan tak lama ibunya pun mengangkat telpon.

"Assalamualaikum sayang."

"Waalaikumsalam bu, ibu sehat?"

"Iya ibu sehat, kamu sehat juga kan? Bagaimana sekolahnya? Lancar?" Tanya Linda dari seberang telpon.

"Alhamdulillahhh sehat bu, sekolahnya juga lancar-lancar saja."

"Inget pesan ibu, Nci harus jadi anak yang baik oke."

"Iya iya bu, owh iya nanti Nci bakal nemenin sandra cari jadiah untuk mama Riki."

"Iya, hati-hati, titip salam ibu untuk mamanya Riki, bilangin ibu gk bisa ikut ngerayain."

"Iya bu, siap laksanakan."

"Yasudah, ibu matikan dulu y, nanti malam ibu telpon lagi, ibu sedang ada kerjaan."

"Iya bu, hati-hati ya, jangan sampai sakit, love you."

"Love you too, wassalamualaikum bye Nci sayang."

"Waalaikumsalam, bye ibu."

Panggilan pun berakhir.

Karena bosan Suci pun akhirnya berbaring sambil melihat-lihat story wa nya.

Suci terlihat fokus dengan ponselnya, dan tak lama terlihat kotak Riki yang mengupload story foto dengan sekrang perempuan.

"Baru lagi? Astaga." Ucap Suci saat melihatnya.

Suci sudah tidak paham lagi dengan sifat bosanan Riki.

Bahkan jika sudah sangat bisan dan jenuh, Riki bisa mengganti pacar 1 hari 2 orang.

Suci tidak mau ambil pusing, tapi terkadang, walaupun Riki sudah ada pacar, masih saja ada orang yang bilang bahwa satu-satunya orang yang cocok untuk Riki cuma Suci.

Terlalu asik main ponsel, Suci akhirnya tertidur.

Lama tertidur akhirnya Suci bangun pas pukul 2 kurang 5 menit.

"Ahh, aku ketiduran." Ucap Suci lalu mengecek ponselnya yang ternyata ada notif pesan dari wa.

Dan ternyata itu dari Sandra yang mengatakan bahwa dia akan datang terlambat.

Suci tidak membalas pesannya karena dia tau betul seperti apa Sandra, jadi jika terlambat begini bukan hal baru baginya.

.

.

.

Tak lama setelah Suci selesai siap-sia, terdengar suara klakson mobil dari depan rumahnya, dan saat dia lihat dari jendela, benar saja itu mobil Sandra.

Suci pun segera keluar rumah dan mengunci pintu rumahnya.

"Let's go." Ucap Sandra saat Suci sudah masuk kedalam mobilnya.

"Mau cari hadiah dimana?" Tanya Suci.

"Di toko bangunan." Ucap Sandra santai dan mendapat pukulan ringan di lengannya. Sandra pun terkekeh dan mengelus lengannya yang baru saja Suci pukul.

"Aku serius." Ucap Suci.

"Ke toko pernak pernik lah, tante kan suka mengkoleksi barang." Ucap Sandra.

"Benar juga." Ucap Suci.

"Tentu saja, kalau tidak aku belikan tas saja nanti." Ucap Sandra yang seperti bertanya pada Suci.

"Menurut ku lebih bagus tas, dan juga mudah untuk mencarinya." Ucap Suci.

"Kamu ngasih kado apa?" Tanya Sandra.

"Jam tangan, tidak terlalu mahal sih." jawab Suci.

"Tante tidak pernah melihat harga, kita ingat saja dia sangat senang." Ucap Sandra.

"Yasudah aku ngasih hadiah tas saja." Lanjutnya.

Mereka pergi ke salah satu tempat di daerah itu yang menjadi pusat atau surganya tas bagi kaum hawa yang hobby mengkoleksi.

Sesampainya disana, tak perlu waktu lama, sandra dan suci melihat-lihat tas yang berlebel itu, semuanya bagus.

"Wajar saja tempat ini disebut surganya tas." Ucap Suci terkagum.

"Benar, sangat banyak, dan semuanya bagus, bahkan mereka menyediakan produk keluaran perusahaan ternama." Ucap Sandra.

Sandra memilih salah satu tas yang cukup mahal disana. Sandra tidak berencana memberikan hadiah berdasarkan harga, hanya saja dia menyukai desain dan model tas itu, itulah alasan kenapa dia membelinya. Harga bukan masalah baginya.

Seelah selesai membeli tas, Sandra mengajak Suci untuk makan dulu, bukan tanpa sebab Sandra mengajak nya, sandra tau betul sahabatnya satu ini sangat malas untuk makan siang, padahal dia mempunyai riwayat sakit magh.

Mereka sampai di salah satu caffe yang menyediakan makanan yang sangat enak.

Sandra pun memesan makanannya, tak lupa dia juga memesankan makanan untuk Suci.

Suci dan Sandra duduk sambil bercerita sembari menunggu makanan yang mereka pesan datang, tak lupa mereka menggunakan waktu saat ini untuk berfoto bersama, dan hasilnya akan mereka post di laman instagram mereka.

"Eh, kamu tau tidak, kemarin ada kakel kita yang dm aku." Ucap Sandra yang mulai bercerita.

"Benarkah? Siapa?" Tanya Suci penasaran.

"Ini, arya, coba lihat mungkin kau kenal." Ucap Sandra sembali menunjukan foto arya yang ada di postan instagram arya.

Suci pun melihat orangnya.

"Owh orang ini, dia juga nge dm waktu itu, tapi tidak ku balas." Ucap Suci.

"Ternyata fuckboy, dih males banget sama cowo seperti itu." Ucap Sandra.

"Yasudah, tidak usah kamu balas." Ucap Suci.

"Iya, eh ngomong-ngomong, kamu mau tau tidak Riki dekat dengan siapa?" Ucap Sandra yang emncoba membuat Suci penasaran.

"Siapa? Kamu tau dari mana, hayoo jangan mengarang bebas." Ucap Suci.

"Dasar bego, kan tadi aku tidak sengaja lihat notif yang masuk di ponsel Riki, dan isinya itu udah sayang-sayangan, dan yang bikin aku kaget adalah ternyata itu dari sang ratu tebar pesona Rosa." Jelas Sandra.

"Rosa? Jadi maksud kamu Riki pacaran sama rosa? Astaga, bukannya waktu itu rosa pernah jelek-jelekin Riki waktu dia pacaran sama anak osis itu, tidak tau malu sekali si Rosa itu." Ucap Suci yang agak kesal.

"Benar, aku saja kesal tadi melihat notif itu, ini si Riki yang bodoh atau memang dia tidak pintar, dan kamu juga Ci, kan kamu cantik, harusnya kamu bisa ngalahin si Rosa itu, seharusnya kamu bisa jadi primadona sekolah kalau kamu aktif di kegiatan osis." Ucap Sandra yang mulai mengoceh.

"Aku? tidak makasih, aku sudah senang dengan hidup ku saat ini, kamu saja kalau mau." Ucap Suci.

"Dih dasar, muka cantik tidak dimanfaatkan." Ucap Sandra dan mendapat lembaran tissu dari Suci.

"Diam kamu. Owh iya besok aku ada pertandingan, datang ya." Ucap Suci.

"Jam berapa? Kebetulan besok minggu." Ujar Sandra.

"Acaranya mulai jam 8, tapi mungkin aku tanding jam 10an." Ucap Suci.

"Yasudah nanti aku yang akan mengantar mu." Ucap Sandra.

"Baiklah, as you're wish." Ucap Suci.

"Ini pertandingan antar club lagi kah? Kamu tidak lelah?" Tanya Sandra.

"Iya antar club, ini pertandingan untuk menyeleksi siapa yang pantas masuk club inti, lelah, tapi aku suka." Ucap Suci.

"Dasar, yasudah sebagai sahabat yang baik, aku akan mendukung mu." Ucap Sandra.

Setelah cukup lama menunggu, makanan yang mereka pesan pun akhirnya datang.

Suci dan Sandra menikmati makan siang mereka dengan nikmat, sembari sesekali bercerita entah itu tentang fashion, ataupun tentang sekolah mereka.

.

.

.

Setelah selesai makan dan puas bercerita Suci dan Sandra pun memutuskan untuk pulang dan tak lupa juga Sandra membayar bill makanan mereka tadi.

Sandra mengantar Suci pulang kerumah terlebih dahulu.

Tak perlu waktu lama mobil yang dikendarai mereka pun sampai di depan rumah Suci.

"Besok aku jemput jam 7.40." Ucap Sandra sebelum Suci turun.

"Iya, jangan telat, ajak mama dan papa kalau bisa." Ucap Suci.

Suci dan Sandra sudah sangat dekat sehingga orang tua Sandra pun menyuruh Suci untuk memanggil mereka mama dan papa, dan bahkan Sandra pun juga memanggil ibu Suci dengan sebutan ibu.

"Iya, nanti aku samoaikan, kalau mama sih sepertinya besok free, tapi tidak tau kalau papa, ya sudah aku pulang dulu, jangan luap mengunci pintu saat ingin tidur." Ucap Sandra pada Suci.

"Iya iya, hati-hati di jalan." Ucap Suci.

"Mm, aku pulang dulu bye assalamualaikum." Ucap Sandra.

"Waalaikumsalam bye." Balas Suci sambil melambaikan tangannya.

Suci pun masuk kedalam rumahnya dan tidak lupa dia mengunci pintu rumahnya.

"Ahh lelahnya." Ucap Suci sambil merebahkan tubhnya diatas sofa.

Suci mengecek ponselnya dan ternyata ada pesan dari Riki.

"Sibuk tidak?"

"Tidak? Kenapa?" Balas Suci.

Tak lama setelah Suci membalas pesannya, Riki pun menelpon.

"Halo." Ucap Suci.

"Halo Ci, sibuk?"

"Enggk, aku baru pulang nemenin Sandra cari kado."

"Jam segini?"

"Enggk, sudah dari sore, tapi tadi kami makan dulu sambil ngobrol-ngobrol."

"Aku tidak diajak."

"Aku mana tau kalau kamu mau ikut, lagi pula bukannya kamu habis jalan sama Rosa."

"Pasti Sandra yang ngasih tau."

"Kamu tu bego atau bodoh sih, jelas-jelas si Rosa itu pernah ngejelekin kamu, eh sekarang kamu malah pacaran sama dia."

"Ya mau bagaimana lagi, kan jodoh sudah diatur."

"Hilih, paling juga karna kamu penasaran sama sifat asli si Rosa ya kan."

"Nah itu kamu pintar, tapi sepertinya dia tidak menarik, dan tadi aku juga sudah putus sama dia."

"Eh, berapa lama kalian jadian?"

"Mm, kira-kira 3 hari."

"Astagfirullah Ki, sifat kamu itu benar-benar harus di ubah deh."

"Iya, dan kamu yang harus ngubahnya."

"Lah kok aku, yang bisa ngubah diri kamu ya cuma kamu, bukan orang lain."

"Tapi kalau aku mau kamu bagaimana?"

"Dah dah, jangan ngelantur, besok aku ada pertandingan, kamu datang y."

"Jam berpa?"

"Sekitar jam 10an, ajak tante juga."

"Oke siap tuan putri."

"Yasudah aku mau istirahat, sudah ngantuk, dan tubuh ku rasanya sakit semua, besok harus bangun pagi untuk latihan persiapan."

"Oke istirahat yang cukup ya, bye assalamualaikum."

"Iya waalaikumsalam bye."

Panggilan pun berakhir.

Suci kadang bingung dengan sifat Riki, terkadang dia manja, terkadang dia acuh, terkadang dia perhatian, dan terkadang sifatnya membuat Suci merasa bahwa dia tidak mengenal Riki, karena ada saatnya Riki akan bersikap seolah menyuruh Suci unuk jangan terlalu dekat dengannya.

Tapi Suci kadang tidak ambil pusing, yang penting mereka bertiga tetap bersahabat itu saja sudah cukup.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!