NovelToon NovelToon

Pacar Pertama Calon Kedua

Pacar pertama Calon Kedua _ 1

Hai, salam kenal, terima kasih sudah singgah. Mohon ikuti alur karena novel ini akan banyak pemeran di mana pemeran utama memiliki teman banyak.

💜💜💜

Perjodohan?

Tidak satu pun orang mampu menerima baik tentang perjodohan.

Mereka pasangan yang saling mencintai pun kerap kali dihadapkan dengan perceraian. Bermacam alasan dijadikan tonggak permasalahan, namun banyak juga dari mereka mengatakan 'Tidak ada lagi cinta di antara mereka'

Semudah itu, 'kah? Lantaran bertubi-tubi diterpa konflik dan berakhir memilih jalan masing-masing, tanpa memperjuangkan cinta mereka!

Lantas jika memang begitu adanya bagaimana dengan mereka yang menikah dengan perjodohan? Yang sedari awal tidak pernah ada ikatan cinta di antara keduanya?

Ega gadis manis itu membaca surat pada map biru, berkaca-kaca. Entahlah, bagaimana gadis itu harus berekspresi saat ini. Sakit, sedih, marah, kecewa atau harus bahagia.

Ega menangis penuh sesak. Membekap mulut saat isak lirih lolos begitu saja.

Ega kembali ke apartemen miliknya. Jauh sebelum permohonan perceraian dan sekarang sah menjadi pemisah dirinya dan suami.

Ega siap dari mental juga hati sebelum bercerai dengan sang suami. Setelah satu kejadian membuat hatinya tercabik.

Tepat saat sang suami pergi untuk urusan bisnis selama tiga minggu. Tanpa tahu ke mana dan di mana suaminya menginap.

Hal itu Ega gunakan untuk mengepak semua barang-barang. Pindah ke apartemennya sendiri dari rumah yang sudah seperti neraka baginya.

Aku selamat dari suami ku, konyol sekali.

Hah.

Suami ya! Aku—mencintai?

Dan dirinya beruntung semua telah berakhir.

Bel apartemen berbunyi. Ega tersentak dengan terburu-buru, melangkah ke kamar mandi mencuci muka. Mengacak rambutnya sendiri seperti terlihat bangun tidur. Untung saja menangis hanya sebentar. Jadi, matanya belum terlalu bengkak.

"Tunggu sebentar," teriaknya.

"Kau lama sekali nona, kau berniat membuat ku lumutan dan berjamur di sini," semprot Rani sinis.

"Maaf, aku lelah, dan ketiduran." Akting menguap.

"Tapi, kau tidak seperti habis tidur?" Rani menelisik.

Ega berdecak sebal. "Kenapa jadi sok tahu. Apa yang kau bawa, Ran?"

Pandangan Ega bergulir pada plastik dan kotak besar dengan pita berwarna pink yang Rani bawa.

"Aku bertemu Nando dan Tata di kedai depan mereka traktir ini untuk kita. Dan ini—"

Netra Rani bergulir pada kotak cantik di tangan ragu.

Ega mengernyit, bingung.

Rani bergeming. Dia bingung harus bilang apa. Sesaat Rani tersentak. Ega menepuk bahunya sedikit kencang.

"Ega, aku tidak tahu harus berkata apa. Ini dari Chris dia—"

Ega menyela perkataan Rani lalu memijat kelapa, "Hah, aku tidak mengerti apa yang ada di otak nya. Tidak apa, aku tidak marah padamu. Tapi apa isinya, ya?" Ega penasaran membuka kotak besar tersebut.

Ega mendesah. Melihat isi kotak sebuah gaun cantik dan sebuah surat.

Besok temani aku ke acara pernikahan teman ku. Aku menjemput mu jam 7 malam. From: Chris.

"Kenapa harus aku?"

"Kau ini bodoh apa memang dungu, kau sekretaris nya," Rani melenggang ke dapur menyiapkan makan malam yang dia bawa di atas piring keramik.

"Aku bukan siapa-siapa dia." Bersungut sebal.

Ega masuk ke dalam kamar menaruh kotak di tepi ranjang. Keluar kamar menuju dapur perutnya sudah berbunyi minta di sumpal.

🌟🌟🌟

Hari libur yang singkat. Ega manfaatkan untuk bersih-bersih. Banyak kenangan indah bersama kedua orang tuanya di sana. Dulu pekerjaan orang tuanya dekat dengan pusat Jakarta. Kedua orang tua Ega memutuskan membeli sebuah apartemen ketimbang sebuah rumah. Ega sendiri tidak tahu kenapa orang tuanya tidak membeli sebuah rumah.

Menghela napas panjang Ega menikmati es cappucino yang ia buat. Punggung mungil bersandar pada kursi dapur. Iris cantik Ega mengedar melihat apa lagi yang harus dibersihkan.

Mencoba mengingat sesuatu yang terlewat. Si manis menepuk dahi lebarnya melangkah mendekati mesin cuci. Benar saja gorden berukuran sedang berwarna gold masih bercampur cairan keruh.

"Kenapa aku bisa lupa merendam mu dari pagi. Hey, kau mesin cuci! Kenapa kau diam saja," terkekeh geli sendiri menyadari kelakuan anehnya.

Ah, aku pasti sudah gila.

Jam terus berputar, baru saja membuka pakaian hendak berendam. Suara bel ditekan tidak sabaran menginterupsi telinga.

Ega keluar dari tempat semadi dengan dress tipis. Tanpa memakai pakaian dalam beranjak keluar kamar mandi dengan menggerutu.

Itu pasti Rani.

"Hey, Kau—"

Keinginannya untuk protes terhenti. Iris nya melebar melihat siapa di hadapannya.

Penampilan aneh itu di tatap Chris dengan wajah memerah. Ega menutupi bagian depan dengan tangan menyilang. Lalu bergeser bersembunyi di balik pintu.

"Tu. Tuan Chris." Tergagap. Menunduk di balik pintu guna menutupi rasa malu dengan rona hebat.

Chris tersentak, berdeham menarik napas sedikit panjang. Mencoba menahan aliran darah dalam diri tiba-tiba memanas.

Oh, shiit! Jangan sampai aku berbuat yang iya-iya.

"Hn, aku menjemputmu."

Suara sexy' milik Chris terdengar seperti geraman tertahan.

"Tapi sekarang baru jam 05.30 sore, surat yang anda tertulis jam 7 malam. Apa saya salah baca?" menunduk dengan berpegangan pada sisi pintu. Ega mencoba mengingat isi surat yang kemarin malam di baca sampai dia lupa untuk menyambut tamu.

"Apa harus formal begitu nada bicara mu pada ku? Ega, kita bukan di Kantor. Apa begini juga cara mu menyambut tamu?" melipat tangan, menatap tajam Ega.

Ega mendelik dengan ucapan Chris. Menelisik pakaiannya sekali lagi. Kepala Ega mendongak sampai tatapan mereka bertemu.

Bagaimana ini! Astaga konyol sekali. Baiklah, aku hanya perlu mundur dan lari, ya benar aku mundur dan lari ke kamar mandi. Oke 1..2...3.

Ega menarik napas. Berbalik badan dan lari setelah nya berteriak.

"MASUKLAH."

Chris mendengus lucu, tangannya menahan pintu supaya tidak tertutup. Juga tersenyum geli. Bos tampan mulai melangkah masuk rapatkan bokong pada sofa empuk. Menunggu Ega dari ritual dengan hembusan napas keras.

Sesak di bawah.

🌟🌟🌟🌟

Pesta pernikahan sangat megah. Hanya beberapa orang yang Ega kenal di sana. Relasi bisnis Chris yang tidak lain adalah Bos tampan nya.

Iris Ega menelisik ke arah pengantin. Hati nya kembali berdenyut perih. Hampir—sempat mencintai, ia pernah satu rumah dengan pria itu dan belajar untuk mencintai.

Sampai saat, Ega, harus tahu sebuah fakta. Saat mantan suami membohongi dengan berselingkuh.

Ega menganggap cinta suaminya  tulus. Dibalik cinta dan ungkapan tulus itu bercampur racun mematikan untuk Ega.

Flashback on

Hari ini Ega pulang kerja lebih awal, sudah sebulan dia lembur juga pulang malam.  Sebelum masuk rumah ia melihat mobil suami sudah terparkir rapi. Senyum manis nya terbit, ia ingin masak yang enak untuk makan malam mereka.

Melepas sepatu mengganti dengan sandal rumahan. Sampai tengah tangga langkah kecil Ega mendadak kaku. Menangkap suara canda riang di kamar yang tidak tertutup sempurna.

Jantung Ega berdebar kencang. Melangkah halus tanpa menimbulkan suara. Iris Ega bergetar membekap mulutnya. Menekan lidah untuk tetap tidak bersuara.

Tubuhnya semakin kaku. Hatinya tertusuk  mendengar kata demi kata dari pasangan laknat yang tengah beradu kasih. Sesak semakin larut saat dengan jelas suaminya menggagahi wanita lain di dalam sana.

Flashback off.

Yah, setidaknya aku beruntung lepas dari b*j*ng*n, mereka memang pasangan serasi.

Chris menekuk alis, mendapati Ega melamun di tengah acara. Chris mencoba mengambil kembali kesadaran gadis itu.

"Ega, ck, Ega." Chris mulai kesal.

Kenapa Ega melamun di tempat ramai seperti ini?.

Mata elang Chris menatap lurus Ega mengikis jarak antara mereka. Kepala Chris sedikit menunduk dan berbisik pada si gadis.

"Hey, kalau kau tidak sadar juga, aku akan membopong mu." Bisik Chris dengan suara serendah mungkin.

Ega tersentak tangannya reflek memegang lengan kekar Chris. Mereka saling menatap. Ega menelisik tiap inci wajah tampan di depannya.

Tampan.

Seketika merona karena jarak mereka yang sangat dekat, "Maaf aku, aku hanya, Aku tadi itu, anu itu."Wajah nya semakin memerah melihat senyum tampan milik Chris dengan jarak sangat dekat. Wangi maskulin dan senyum itu perpaduan yang bisa melumpuhkan fungsi detak jantung Ega.

Masih saling berpandangan, dari jarak sedekat ini Chris menikmati wajah ayu Ega. Tersipu malu menghantar rona merah tipis di pipi.

Mereka jadi pusat perhatian tamu terutama para gadis memandang jijik dan tidak suka ke arah Ega.

-Kau lihat sekretaris itu, dia pasti sedang menggoda, sampai Chris mau tersenyum seperti itu.

-Yah, namanya sekretaris kau tahu sendiri. Mereka tidak akan dapat tambahan kecuali menggoda atasan sendiri.

-Dasar ulat bulu, j*l*ng sialan.

-Sepertinya mereka memang punya 'something' selain hubungan kerja.

Bisik-busuk menyakitkan terdengar dengan jelas di telinga Ega. Wajah Ega berpaling ke samping.

Chris juga berlaku sama seperti Ega. Berdeham serta menatap tajam ke arah para gadis yang bergosip ria.

Atensi mereka beralih pada seseorang yang memanggil Chris dengan suara lembut.

"Chris Sayang."

Pemeran :

Steven  Chris + Ega

Nando + Tata (Teman Chris dan Ega)

Rani + Saka (Teman Chris dan Ega)

.

.

.

.

Tbc

Salaminezt

#ViRuz04

😘😘

Pacar pertama Calon Kedua _ 2

Wajib paham tentang Pemeran:

Nando+Tata ( Teman Ega dan Chris)

Saka+Rani (Teman Ega dan Chris)

Randy+Dea (Randy mantan suami, Dea pelakor)

🌟🌟🌟

Pasangan Nando dan Tata baru saja sampai ditempat pesta. Netra cokelat Nando mengedar mencari keberadaan Ega dan Chris yang lebih dulu sampai, dari pesan yang Ega kirim pada Tata.

Sampai ruang tengah pesta Tata menyapa Rani dan Saka. Mereka sedikit berbincang di sana.

Nando mendesis jengkel memandang tidak suka tepat pada wanita berambut cokelat dengan balutan gaun mewah, "Sial, kenapa harus ada perempuan cobra di sini." Saka menoleh mengikuti arah pandang Nando.

"Wow... Pepet terus, eh, tapi Jessy sudah bertunangan dengan Wildan sepupu Chris? Apa karena Wildan kecelakaan dia bisa se-enaknya mendekati pria lain." Saka meneguk sedikit minuman di tangan.

Nando menghela napas pendek, "Karena itu, aku bilang dia wanita cobra. Queen cobra tepat-nya. Sebaiknya kita kesana aku tidak mau Ega terkena sasarannya, ayo Tata." Segera menarik lengan Tata di ikuti pasangan Saka dan Rani mengekori.

🌟🌟🌟

"Chris sayang." Wanita bernama Jessy  tersenyum genit.

Chris tidak siap dengan kedatangan Jessy. Pria itu terkejut saat lengannya ditarik Jessy. Dengan satu tangan yang bebas menyentuh paras rupawan Chris. Sedikit berjinjit dedemit itu berhasil mencuri satu cium di pipi mulus pria berwajah dewa sampai bercak lipstick menempel sempurna.

Dengan spontan Chris mendorong bahu Jessy. Membuat wanita itu terhuyung mundur dua langkah.

Semenjak Wildan kecelakaan parah. Harus dirawat jangka panjang di rumah sakit, Jessy semakin bebas tanpa pengawasan Wildan.

Iblis Jal*ng.

Awal Jessy bertunangan dengan Wildan, memang untuk bisa mendekati Chris.

Ega membeku. Membekap mulut terlalu terkejut.

Wajah muram Chris terlihat jelas. Meraih tisu di atas meja, Chris menarik tangan Ega memberi tisu itu. Jari Chris mengarah ke pipi yang dicium oleh wanita gila itu.

"Ega."

Chris memberi tisu. Ega yang paham mengangguk lemah. Walau ragu  tangannya mulai bergerak menghapus jejak bentuk dan warna bibir perempuan itu.

Mata Chris terpejam, menikmati sentuhan halus Ega. Membuka mata ia menatap nyalang ke arah Jessy.

Rahang si tampan mengetat, "Wanita gila stadium akhir enyah dari hadapan ku," desis Chris disambut tawa sinis Jessy.

"Ck... Kau mengusirku? Kau lebih memilih jal*ng sialan ini," melempar dagu ke arah Ega.

Chris mengangkat dagu angkuh, "Simpan ucapan busuk mu untuk dirimu sendiri." Jessy terkesiap, ucapan Chris membuatnya kesal.

Ega yang mendengar ucapan tidak bermoral dari Jessy. Mendengus sebal.

Bersamaan pasangan Nando-Tata juga Saka-Rani sudah di samping mereka.

Ega menarik napas membuangnya kasar, "Maaf, setidaknya, bibir ku terlalu berharga untuk menyentuh seorang pria yang menolak ku." Ega menegaskan kata bibir di sana.

Pasangan pengantin yang tidak jauh dari mereka mendengar apa yang di ucap Ega.

Pendengaran Rendi menajam. Netra miliknya menyorot tidak suka, penasaran ada hubungan apa antara Ega dan Chris!

Heh! dasar bajiiingan.

Dea wanita itu menggeram kesal dengan kedua tangan terkepal di sisi tubuh, kesal dengan untaian kalimat menusuk Ega. Well, mungkin dia merasa tersindir.

Ega menyadari pasangan pengantin itu melihat ke arahnya.

Akting dimulai.

Ega mengulas senyum manis menarik lengan Chris bergelayut mesra. Ujung dagu si gadis di lengan kekar si bos tampan.

Sedetik Chris bingung melihat tingkah laku Ega. Tapi pria itu senang dengan seringai terbit di bibirnya. Tanpa membuang kesempatan Chris meraih tangan Ega. Menggenggam-nya erat.

"Sudahlah sayang, kau tidak perlu cemburu kau bisa menghapusnya." Jari telunjuknya ke pipi yang tadi dicium Jessy.

Ega menatap arah jari itu kaku. Sesaat debaran jantungnya menggila. Walau ragu Ega berjinjit.

Cup...

Pria donjuan itu menyeringai puas. Tidak ingin membuang kesempatan yang ada, Chris mengikis jarak wajah mereka mengelus pipi merona Ega dengan hidung mancung-nya.

Tubuh Ega menegang. Desiran aneh menyapa sel di tubuhnya dari uap hangat milik Chris.

Cup.

Cup.

Chris mengecup dua kali. Menyentuh pipi Ega dan sedikit berlama-lama saat mencium.

Jantungnya serasa berpindah tempat.

Ya ampun, dua kali.

Nando-Tata, Saka-Rani menggeleng kepala, melihat kelakuan Chris yang berhasil mencuri kesempatan.

Senyum jahil di wajah dua pria tampan itu merekah. Tidak lupa mereka saling  melempar satu kedipan mata pada Chris yang di balas seringai jahil di wajah dewa pria itu.

"Menikmati dunia kalian, heh!"

Rani gatal sedari tadi melihat opera sabun receh.

"Aa... Chris."

"Ega, kau terlihat pucat."

Membelai pipi Ega dan hal itu terjadi lagi.

Kali ini Chris menciumnya di pelipis. Tentu saja hal itu membuat wajah Ega terlihat semakin merah menor.

"Kau keterlaluan Chris tidak memberinya istirahat, eem, tadi siang kami dengar suara aneh di kamar mu." Saka menambah panas suasana dengan pikiran mesum-nya.

Ega mendelik tapi tidak dengan Chris. Pria itu sedikit terhibur dan memasang senyum tampan.

"Ah, Iya benar, Tata dan Rani sampai kaku di ruang tamu," Nando menyahuti.

Rani, Tata dan Ega hanya saling pandang. Rani menyadari arti tatapan Ega yang meminta tolong.

"Hei, sudahlah Chris lebih baik kau bawa Ega pulang biar dia istirahat." Usul Rani.

Dan Ega merasa sedikit bernapas.

Tangan Chris bergerak melingkar di pinggang Ega membuat mereka semakin berdekatan. Tubuh Ega kembali menegang. Melirik tangan besar pada pinggangnya kaku.

"Baiklah, kami permisi, Aku titip salam untuk Rendi dan Dea, ayo sayang." Melangkah keluar gedung.

Dua pasangan yang tertinggal di sana hanya tersenyum geli menatap kepergian sepasang sejoli serasi tapi belum resmi jadian.

Jessy merasa masih— tidak percaya dengan pendengarannya hanya bisa berdecak kesal.

"Kau lihat, dia menang banyak, ckckck." Saka dengan senyum khasnya dan Rani hanya memutar malas mata indahnya.

"Cih, dia memang selalu tak mau rugi," Cibir Nando yang ditanggapi senyuman Tata.

"Dea dimana suami mu?" Tata yang hanya melihat Dea sendiri.

"Oh iya, mana dia?"

"Barusan Hidan datang, katanya ada urusan mendadak."

"Apa? Di malam pernikahan kalian? Yang benar saja." Saka menanggapi Dea.

Dea mengangkat bahu cuek berusaha tersenyum. Memilih berbincang santai dengan Rani dan Tata. Namun tidak menepis perasaannya yang mulai gelisah.

🌟🌟🌟

Hening.

Chris tidak pandai membuka percakapan sesekali melirik Ega. Yang di lirik, memilih diam menatap ke arah keluar jendela.

Mereka memasuki area parkir gedung apartemen Ega. Chris menukik alis dalam melihat mobil Rendi di sana.

Bagaimana bisa dia pergi dari pesta pernikahan.

"Ren-di." Seperti bisik namun masih dapat didengar baik oleh Chris.

Chris menoleh Ega menahan cairan bening di sudut mata. Saat melihat sosok Rendi  keluar dari mobil yang terparkir tidak jauh di depannya.

"Ega—" ucapan Chris terpotong. Ega sudah lebih dulu menoleh dengan iris berkaca-kaca serta menggigit bibir.

"Tuan, tolong bantu saya." Kepalanya menunduk. Meremas gaun yang dipakai. Semua gelagatnya tidak luput dari pandangan Chris.

Ada apa?.

Ada hubungan apa dengan Rendi?.

"Ega."

"Tolong, bawa saya pergi sekarang Tuan, saya mohon." Lagi-lagi Ega memotong ucapan Chris. Suaranya terdengar  lirih.

"Maaf, selamat malam."

Merasa tidak ada jawaban dari Chris. Tangan Ega sudah terulur hendak membuka pintu mobil dengan cepat di cekal Chris.

"Kita pergi." Chris memutar kemudi menjauh dari area apartemen.

"Terima kasih." Balasnya rendah mengusap cairan bening yang sudah jatuh di pipi.

Mobil sport hitam Chris keluar gedung apartemen tertangkap netra Rendi. Pria yang baru saja menikah itu menggeram marah juga mengumpat keras.

Chris bingung harus membawa Ega ke mana. Meraih ponsel di saku jas mencari nomor yang sering hubungi.

"Yo whatsup?" Suara Nando terdengar.

"Hn... bawa Tata dan Rani ke apartemen ku,"

"Kenapa—"

"Jangan banyak tanya, sekarang." Dan itu terdengar seperti perintah.

Chris menghela napas kecil. Melirik sekali lagi pada Ega yang masih berusaha untuk menahan tangis.

"Tenanglah, kita ke apartemen ku, kau bisa istirahat di sana." Ega mengangguk. Tangan Chris terulur mengelus puncak kepala gadis itu.

Butuh waktu tiga puluh lima menit untuk sampai apartemen Chris. Masukan pin angka, membuka pintu berwarna hitam itu dan masuk.

"Duduklah, kau mau teh hangat atau—,"

Ega menggeleng cepat, "Tidak perlu tuan, maaf, saya sudah membuat anda repot."

Melangkah mendekati Ega. Menarik dagu si gadis untuk menatapnya. Chris memberi senyuman hangat, menangkup wajah manis itu.

Namun diluar dugaan. Ega memeluknya menangis histeris terisak membuat Chris merasa sesak. Mata Chris terpejam, membalas dekapan Ega mengelus punggung mungil itu mencoba memberi rasa aman.

"Tenanglah, aku di sini." Sangat lembut, beberapa kali dia mencium pucuk kepala gadis itu. Dan melangkah hingga duduk di sofa.

Lama mereka di posisi ini, Chris tidak peduli pada kemeja dan jasnya yang basah. Isak si gadis berganti suara napas halus. Chris mengulum senyum, mengangkat tubuh ramping Ega ke kamar.

Dia meringis melihat wajah ayu yang selalu manis itu tampak kacau mata berair, hidung merah, bibir sedikit bengkak padahal dia tidak menciumnya.

Tunggu.

Menciumnya.

Kepala Chris menggeleng skeptis mencoba menghempas pikiran kotor. Memilih keluar kamar atau dia bisa sinting sebentar lagi.

Bel apartemen berbunyi, Chris segera keluar kamar.

Pintu terbuka.

"Ada apa bruh?"

Suara  Nando menyapa telinga. Di susul langkah sahabatnya yang lain masuk ke dalam ke dalam apartemen Chris.

Setelah semuanya duduk di sofa. Menatap lamat pada ke empat orang di sana Chris langsung ke poin-nya.

"Ada hubungan apa antara Ega dan Rendi?"

Mendengar itu kedua pasangan tersebut langsung menegang, saling lempar pandang.

.

.

.

.

Tbc

Kalau ada typo harap maklum ya

Tinggalkan komentar kalian juga ya

Love u all

😉😉

Salaminezt

#ViRuz04

😘

Pacar Pertama Calon Kedua _ 3

Wajib paham tentang Pemeran:

Nando+Tata ( Teman Ega dan Chris)

Saka+Rani (Teman Ega dan Chris)

Randy+Dea (Randy mantan suami, Dea pelakor)

🌟🌟🌟🌟

Flashback on

Chris bercerita kejadian saat di tempat parkir apartemen Ega. Mereka yang di sana  menyimak baik-baik dan mengangguk. Juga, alasan Chris membawa Ega ke apartemen nya. Ia ingin gadis itu bisa lebih tenang. Jikalau ingin menangis keras tidak membuat Chris panik.

"Sekarang Ega di mana?" Rani cemas keadaan Ega.

"Dia, ada di kamarku."

Tanpa basa basi Rani menarik tangan Tata masuk ke kamar Chris.

Rani dan Tata keluar dari kamar Chris dengan pandangan penuh tanya.

"Kau berbuat apa sama Ega?" Tata sinis.

"Peluk," Meneguk lagi minuman kaleng di tangannya.

Tata dan Rani menekuk alis, "Hanya itu?".

Chris mendengus juga mengangguk malas.

"Cih, kau pikir kami bodoh melihat keadaannya seperti itu," Chris mendelik bersamaan memutar mata malas.

Hah!

"Seperti itu!" Nando dan Saka membeo.

"Sekarang bisa kalian cerita, hubungan Rendi dan Ega?" Pertanyaan itu meluncur bebas.

Kedua pasang kekasih di sana menegang. Saling lempar lirik pandang terutama Rani dan Tata.

"Maaf Chris, kami tidak cerita tentang ini dari awal," Nando mencoba bersuara. Saka hanya tersenyum misteri.

"Jadi?" Pertanyaan ambigu itu muncul.

"Apa?"

Chris berdecak kesal rasanya ingin melempar Nando ke sungai Amazon yang penuh ikan Piranha.

"Ega, dia mantan istri Rendi. Rumah tangga mereka hanya empat bulan, karena kesalahan Rendi dan sakit hatinya Ega," Tata mulai bercerita.

"Sakit hati?"

"Chris, sebelumnya aku mau bertanya? Apa kau benar-benar mencintai Ega?" Rasa ingin tahu Nando berlebih, mengingat sisi playboy sahabatnya.

"Hn."

Rani jengah mendengar jawaban Chris. Kenapa ada manusia batu di zaman sekarang.

"Well, mereka menikah karena perjodohan ayah Rendi. Nenek Ega menerima, saat merasa dia tidak lama lagi untuk bersama cucunya dan itu benar," jelas Tata.

Rani manggut-manggut dan Nando mulai menimpali.

"Ega tidak mencintai—nya, lebih tepatnya belum— dan tidak pernah ke hal 'itu'. Rendi tidak pernah memaksa, sampai pada saat dia hampir jatuh hati pada suami, eh, mantan suami. Ternyata Rendi memiliki hubungan dengan wanita lain dan berhubungan  di kamar mereka, ew jijik."

"Yang paling miris, Rendi pura-pura mencintai Ega dengan tulus. Dan aku salut untuk topeng yang dia pasang untuk Ega, kalau tenaganya saja sudah habis dengan Dea." Rani geram sambil memukul bantal sofa.

"Sayang kalau seperti itu tenaga mu yang habis sebelum bertempur dengan ku." Rani mendelik menatap sang kekasih. Membelai lembut tangan Rani kemudian menarik ke dalam dekapan.

"Jadi?" Pertanyaan ambigu kerap kali muncul. Membuat mereka sangat jengkel. Di tuntut bercerita se—detail mungkin.

"Kau dari tadi hanya jadi — jadi. Apa otak mu tersumbat, perlu aku panggil sedot tinja!" Suara Nando Ketus dan jengkel. Mengambil camilan mengunyah dengan kasar.

Tata melihat itu hanya tersenyum.

"Apa kau cemas dia masih virgin or not?  Periksa saja tapi ingat, kau harus pelan dan lembut," Kali ini Saka bersuara sedikit kompor.

"Saka benar, jadi ingat saat aku menjebol Tata dia meremas lengan ku sangat kuat sampai aku merasa, ah— aw. Apa-apaan kau bajin**n." Tidak terima di lempar bantal sofa ke wajah.

Tata yang di samping Nando hanya duduk kaku dengan muka memerah menahan malu.

"Bedebah SIALAN, kau membuat ku mual." Sungut Chris.

"Kapan kau praktik? Jangan hanya bermain dengan si kembar yang mirip squeezy, yang bawah lebih enak, legit dan ada gurih-gurih nya. Aw, sakit sayang," Rani melotot mendengar suara nakal Saka.

Chris mengusap wajah frustrasi. Menyibak rambut. Kedua tangannya masih setia di tengkuk. Iris kelam miliknya menatap langit-langit apartemen. Memang sahabat laknat nya tidak peka yang memang tidak tahu malu. Bayangan kotor  adegan itu bersama Ega hinggap tanpa aba-aba muncul.

Oh ****, aku harus berendam.

Chris menghela napas berat lalu berdiri.

"Mau ke mana?" Itu suara Saka.

"Kamar mandi."

"Bermain solo." Sahut Saka dan Nando kompak. Sangat puas menggoda pria playboy kurang pengalaman itu. Mereka tertawa sampai terpingkal-pingkal.

Pintu kamar pria bermata hitam pekat itu tertutup dengan keras disertai gelak tawa kencang manusia kurang ajar di ruang tamu. Untung Ega tidak terganggu, dia benar benar lelah.

Flashback off

Chris memilih tidur di ruang kerja. Dia menghormati Ega. Tidak mau bangun tidur dengan alarm sebuah lengkingan memekak telinga, dan berakhir di pukul bantal. Itu yang dia baca selama ini di novel-novel tentang gadis polos yang terbangun dari tidur dengan pria asing di sampingnya.

Memasuki kamar dia melihat ranjang sudah rapi.

Ah, sudah bangun.

Tak ingin berlama-lama Chris segera masuk kamar mandi memulai aktivitas pagi. Membuka lemari besar memilih dan memakai pakaian formal seperti biasa. Melangkah keluar kamar menuju dapur, ia melihat Ega sedang memasak. Di iringi suara merdu miliknya.

"Suara mu indah," sapaan pagi Chris terselip satu senyum tipis.

Suara Chris masuk ke telinga. Ega kaget menoleh ke arah sumber suara dan membungkuk. Selepas memutar tombol kompor, kudapan mereka sudah matang sempurna.

"Maaf, saya lancang pakai dapur anda, juga mengambil bahan kudapan di kulkas." Membuka celemek juga melipat menaruh nya di atas meja dapur.

"Tidak perlu se-formal itu," Kesalnya.

"Um, oke, maaf."

Chris menarik bangku duduk kemudian menatap Ega bingung.

"Untuk?"

"Semua—maksud ku, aku tidak ada maksud membohongi mu, aku takut tidak di terima kerja," Dengan ragu menatap iris pekat Donjuan di hadapannya.

Setelah kurang lebih satu bulan resmi bercerai. Ega memilih untuk pindah kerja dari perusahaan teman—nya. Melamar kerja atas rekomendasi Tata. Dia berhasil menjadi sekretaris di perusahaan Chris.

Sejak pertama bertemu dengan Chris si bos tampan. Hatinya berdesir aneh. Dia tahu hatinya menyukai Chris, namun di sisi lain dia harus yakin bahwa perasaannya hanya rasa kagum semata.

Tanpa sadar, Ega bergumam sangat kecil dan hanya bisa di dengar dirinya sendiri.

Selalu tampan.

Lagi juga mana mungkin bos dengan bawahan—itu hanya ada di novel romantis saja.

Tidak ada jawaban dari Chris. Pria itu hanya menatap. Wajah Ega berubah menjadi kaku.

"Apa—aku salah?" Tanyanya hati-hati, Chris  menggeleng.

Suara perut mereka terdengar. Saling berpaling  dengan wajah merona.

Malu.

"Tunggu sebentar aku sebentar lagi siap,"

Chris mengangguk, "Setelah ini aku antar ke apartemen mu, untuk ganti pakaian."

Ega balas senyum manis, "Terima kasih, Chris."

Chris menatap dengan senyum saat Ega menghidang sarapan untuk mereka. Ini seperti suami-istri yang sedang sarapan bersama. Lalu satu senyum lagi mampir menyapa sup daging panas di mangkuk.

Mereka sarapan sup daging memang yang ada hanya bahan itu juga banyak tomat di kulkas pria bermuka datar yang baru-baru ini mengenal ekspresi senyum.

🌟🌟🌟

Mansion

Taka membalik sendok dan garpu, meraih gelas meminum air putih tanda selesai sarapan. Sang ibu, yang duduk berseberangan menatap Taka dengan tatapan sulit.

Melihat wajah tampan itu tampak pucat. Mika wanita paruh baya menggeser bangku berjalan mendekati putranya.

"Kau sakit nak?"

Mengelus surai panjang sang putra dengan lembut. Taka mendongak menggenggam tangan halus ibu tercinta lalu menggeleng.

"Mau berbagi pada ibu? Siapa tahu beban mu berkurang." Duduk di bangku sebelah sang putra yang masih bungkam.

Raut muka Mika berubah sendu menatap putra sulungnya, dia tahu semuanya. Cairan bening meluncur bebas di pipi Mika.

"Jangan buang air mata mu untuk hal tidak penting, Bu." Hatinya bergolak perih melihat sang ibu menangis.

Taka menggeleng mengusap pipi sang ibu lembut.

Taka lebih memilih diam. Dia yakin sang ibu sudah tahu hubungan backstreet antar dia dan Cindy.

Tapi, sang ibu hanya diam menerima.  Tidak ingin menghalangi keputusan yang menjadi kebahagiaan putranya.

"Bu." Panggilnya terputus seolah tercekik. Suaranya nyaris tidak keluar hanya isak pilu yang terdengar.

Mika semakin merasa sesak, menepuk lembut punggung tangan sang putra sulung.

"Kau tahu Nak, cinta tak pernah salah. Kita yang memberi cinta itu di tempat yang salah," kata bijak sang ibu mampu menyentuh hatinya. Sekali lagi dirinya merasa sangat bersalah.

"Maaf bu, maaf, aku— maaf." Lirih nya, bersimpuh di pangkuan sang ibu yang masih setia mengelus surai panjang.

Mika memberi usapan terbaiknya untuk sang putra. Tersenyum di balik pelukan mereka.

"Kau putra ibu yang baik, aku yakin pasti ada seorang terbaik untuk mu,"

"Terima kasih bu, sekali lagi maaf. Aku sudah pernah menyakiti mu dengan tidak  ucapan mu."

Sang ibu terus mengelus punggung lebar putranya. Tersenyum bahagia karena anaknya telah di beri kesempatan melihat perangai tidak baik dari perempuan bernama Cindy.

"Tuhan, pasti sangat sayang padamu nak, Percayalah."

Mendengar bisik nan lembut di telinga nya Taka semakin merasa bersyukur.

Aku mencintaimu, Bu.

Pemeran Baru

Taka (Kakak dari Chris) sudah ada di deskripsi.

 

🌷🌹🌷🌹

 

.

.

.

Masih berusaha maksimal

Mohon dukungannya 😊

Beri komentar atau like

Salaminezt

#ViRuz04

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!