NovelToon NovelToon

Romantic Short Stories

part 1 (Bosku Cinta Pertamaku)

"Halo, saya gak mau tau yaa, pokoknya proyek itu harus selesai bulan depan!" kata Dina dari saluran televon. Saat dia akan memasuki kantornya, tiba tiba dia terpeleset..

"Auw.... apa apaan ini,kenapa lantainya masih licin... dan kenapa kalian semua malah lihatin saya, sana masuk!" seru Dina yang menyuruh semua karyawannya masuk kedalam kantor.

"Ini siapa yang ngepel, jadi basah semua baju saya!" kata Dina,seraya berdiri dari duduknya.

"Maaf bu Dina, saya lupa pasang papan peringatannya!" kata OB yang langsung datang menghampiri Dina.

"Kenapa bisa lupa, terus kenapa ini baru kamu pasang setelah saya udah kepeleset?" seru Dina marah marah, seraya melempar papan peringatan.

"Yaa biar yang lain tidak ikutan kepeleset bu!" kata OB tersebut dengan santainya.

"Kamu saya pecat!" seru Dina kembali, lalu langsung masuk kedalam kantor.

OB tersebut hanya bengong saja saat mendengar bahwa dirinya dipecat. Rasanya percuma saja bila OB tersebut memohon agar tidak dipecat, karna sekali Dina mengatakan sesuatu maka keputusannya tidak bisa diganggu gugat. Seakan OB tersebut sudah mengetahui sifat Dina, akhirnya mau tidak mau dia harus angkat kaki dari perusahaan tersebut.

Dina adalah seorang wanita muda dengan karir yang sukses,yang mempunyai perusahaan cukup besar di kota Jakarta. Tahun ini dia berumur 23 tahun. Dina adalah seorang bos yang bisa dibilang cukup galak, tapi sebenarnya dia mempunyai hati yang baik. Tapi jika ada orang yang membuatnya benar benar marah maka Dina tidak segan segan untuk memberikan peringatan bahkan konsekuensinya.

Sampainya diruangannya, Dina langsung memanggil sekertarisnya dari saluran televon. Tak berapa lama kemudian Sekertarisnya pun datang.

"Pagi bu, ada yang bisa saya bantu!" kata Ririn sekertaris Dina.

"Saya gak mau tau hari ini juga harus ada OB baru!" kata Dina.

"Tapi bu, bagaimana bisa......"ucap Ririn belum selesai menyelesaikan kalimatnya yang langsung dipotong oleh Dina.

"Kamu denger gak!" seru Dina.

"Ba...baik bu,saya akan cari OB baru hari ini juga, permisi!" kata Ririn yang langsung ketakutan, lalu beranjak keluar dari ruangan Dina.

Saat keluar dari ruangan bosnya, Ririn merasa bingung, bagaimana caranya dia bisa mendapatkan OB hari ini juga. Ririn sudah sangat hafal dengan sifat Dina seperti apa. Karena sudah 5 tahun terakhir ini dia bekerja sebagai sekertaris diperusahaan Dina. Apa yang menjadi kemauan bosnya maka harus dituruti bagaimanapun caranya.

"Apa aku buat lowongan online aja yaa, mungkin dengan cara itu, ada yang mau langsung melamar dan bekerja disini... Tuhan tolong hambamu ini, semoga Engkau memudah pekerjaan hamba kali ini, agar hambamu ini tidak lagi kena semprot oleh bos Dina yang galaknya seperti nenek sihir!" kata Ririn pelan...

Kemudian Ririn langsung membuat lowongan online. Dia berharap hari ini juga dia bisa mendapatkan OB yang baru.

*Ditempat Lain*

Disebuah warung kopi Mamat dan Firman sedang mengobrol dengan menyeduh kopi bersama.

"Man, pinjam laptop lo sebentar donk, gue mau cari kerja nih, siapa tau ada lowongan pekerjaan buat gue!" kata Mamat. Kebetulan Firman saat itu sedang membawa laptop.

"Tapi bentar aja yak, soalnya gue mau lihat drakor!" jawab Firman.

Setelah melihat lihat lowongan pekerjaan, tiba tiba Mamat menemukan pekerjaan sebagai OB yang langsung bisa bekerja hari ini juga. Tanpa pikir panjang dia akan langsung berangkat ke perusahaan tersebut.

"Man, gue udah dapet pekerjaan nih, aji mumpung, bisa langsung kerja!" seru Mamat dengam wajah sumringah.

"Kerja dimana Mat?" tanya Firman.

"Di perusahaan Man!" jawab Mamat.

"Wahh, beruntung banget lo, pasti kerjanya bagus itu, mana diperusahaan lagi!" kata Firman.

"Iyaa Man, jadi OB!" kata Mamat

"Ape lo kate, OB? Yang bener aja lo mau kerja jadi OB... Wajah secakep lo masak iya mau jadi OB, lo tuh pantes nya kerja jadi model!" kata Firman agak terkejut.

"Mau gimana adanya jadi OB lowongannya, biarin ajalah, yang penting gue bisa kerja!" ucap Mamat.

"Terserah lo deh. Kalau sampe lo kagak ketrima kerja disana, berarti bosnya buta, orang secakep lo harusnya bisa langsung ketrima!" kata Firman.

"Doain aja Man, moda gue ketrima.. Gue cabut dulu ya, mau langsung kesana, keburu nanti diduluin orang lain!" kata Mamat. Kemuadian Mamat langsung beranjak pulang kerumah untuk bersiap siap pergi melamar pekerjaan.

Mamat adalah lelaki tampan,yang hidup sederhana, apa adanya, baik hati dan ramah. Mamat berumur 25 tahun. Dia hidup dikontrakan bersama dengan emaknya. Bapaknya sudah lama meninggal dunia sejak Mamat masih kecil. Dan sekarang dia hanya hidup berdua dengan emaknya.

"Mak.. emakk....!" seru Mamat setelah sampai dirumah.

"Ada apa Mat, kenapa teriak teriak begitu!" jawab emaknya yang langsung menghampiri Mamat.

"Mak, Mamat mau melamar kerja sekarang, mumpung ada lowongan!" kata Mamat.

"Yang bener Mat.... Alhamdulillah, yaudah sono kamu siap siap dulu!" kata emak bahagia.

Mamat kemudian langsung masuk kedalam kamar untuk bersiap bersiap. Selang 5 menit kemudian Mamat sudah siap dengan kemeja panjang dan celana hitam panjangnya.

"Mak, Mamat berangkat dulu!" seru Mamat seraya memakai helm dikepalanya.

"Iya Mat, hati hati dijalan, semoga kamu ketrima!" seru emaknya dari belakang.

"Assalamualaikum...

"Waalaikumsalam"......

Mamat kemudian menaiki sepeda motornya dan langsung melaju menuju perusahaan tempat diaman dia akan melamar pekerjaan.

Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya Mamat sampai diperusahaan, setelah memarkir motornya dia langsung memasuki perusaahaan tersebut.

Saat akan menemui menajer, Mamat merasakan perutnya sakit, tanpa pikir panjang dia langsung mencari toilet diperusahaan tersebut.

Pada saat masih berada didalam toilet, tiba tiba Dina juga memasuki toilet yang sama dengan yang dimasuki Mamat. Saat mata mereka saling menatap Dina terkejut dan langsung berteriak..

"Aaaaaaaa..... siapa kamu, kenapa kamu bisa masuk ketoilet saya!" teriak Dina.

"Toilet mbak, emang ada nama mbak ditoilet ini?" kata Mamat bingung.

"Berani beraninya kamu masuk sini, satpam.... satpaaaaammmmmm!" Teriak Dina yang langsung keluar dari toilet seraya memanggil satpam.

"Iya bu... ada apa?" kata Satpam yang langsung datang setelah mendengar teriakan Dina.

Mamat pun langsung melarikan diri.

"Kerja kamu ngapain aja sih, kenapa bisa ada penyusup masuk kesini. Saya gak mau tau cepet tangkep penyusup itu!" seru Dina.

"Iyaa bu, baik...!" kata Satpam tersebut. Lalu langsung berlari mengejar Mamat.

Setelah dirasa aman, Mamat langsung menuju ke ruang HRD, dan disana dia bertemu dengan Ririn sekertaris Dina.

Ririn yang melihat Mamat untuk pertama kalinya, merasa terpesona dengan ketampanan Mamat.

"Kamu, kamu.... siapa?" tanya Ririn mendekati Mamat.

"Saya yang mau melamar kerja disini mbak!" jawab Mamat seraya mengulurkan tangannya.

"Kamu.... yang mau kerja sebagai OB disini?" tanya Ririn kembali.

"Iya mbak, apa masih ada lowongan?" tanya Mamat balik.

"Masih kok, masih ada, tenang aja!"..

"*kalau OB nya ganteng kayak gini bisa beningin mata nih tiap hari, daripada ngadepin bos jutek kaya gitu!" kata Ririn dalam hati.......

...TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA😊🙏*...

part 2

Tanpa harus menunggu lama, Mamat langsung diajak Ririn menuju keruangan Dina. Di ruangannya Dina masih terlihat emosi, karena dari awal dia masuk ke kantor sampai sekarang,dirinya hanya dibuat emosi oleh karyawan dan orang orang yang ada dikantornya.

"Sial bangetgue hari ini. Dari pagi udah harus marah marah, bikin make up gue luntur aja!" kata Dina mengomel sendiri diruangannya. Dia pun mengambil tas make up nya, dan merias wajahnya kembali. Pada saat Dina sedang dandan, tiba tiba pintu diketuk dari luar.

"Masuk!" kata Dina singkat.

"Maaf bu bos, ini OB yang baru!" kata Ririn.

"Yaudah sana langsung suruh dia kerja, ngapain sih pake nunjukin ke saya segala!" kata Dina tanpa melihat ke arah Ririn dan Mamat. Dina masih terlihat sibuk dengan merias wajahnya.

"Tapi bu, apa tidak di interview dulu!" tanya Ririn.

"Alah, kamu kan juga bisa, kenapa harus saya sih. Atau suruh aja dia langsung kerja gak usah pake acara interview interview segala!" kata Dina kembali.

"Selamat pagi bos, perkenalkan saya ingin melamar menjadi OB baru disini!" kata Mamat.

"Iya, udah sana langsung aja kerja ya!" kata Dina membelakangi mereka.

"Baik bu bos, permisi!" kata Ririn. Lalu mereka beranjak keluar dari ruangan Dina.

Seketika Dina langsung berbalik melihat mereka keluar ruangan..

"Perasaan suaranya kayak pernah denger yaa, tapi dimana?" kata Dina mencoba mengingat ingat.

Ririn kemudian memberikan seragam OB kepada Mamat. Setelah itu, Ririn memperkenalkan Mamat kepada seluruh karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut.

"Perhatian semuanya, perkenalkan ini Mamat, OB baru di kantor ini!" seru Ririn.

"Perkenalkan saya Mamat, jika butuh sesuatu silahkan bilang ke saya!" kata Mamat memperkenalkan diri.

Semua karyawan wanita langsung terpana melihag ketampanan Mamat, mereka langsung beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Mamat.

"Mat, buatin aku kopi donk!" kata salah satu karyawan wanita.

"Aku mau dibuatin teh ya Mat, yang manis kayak kamu!" kata karyawan wanita yang lain.

Tiba tiba Dina datang. Dia melihat kerumunan dan langsung memarahi semua karyawannya.

"Eh ada apa ini, kalian semua mau saya pecat!" seru Dina.

Mamat langsung mengarahkan pandangannya kepada Dina. Mamat merasa sangat terkejut melihat Dina yang tiba tiba datang dan langsung marah marah.

"Kamu.....!" seru Mamat seraya menunjuk ke arah Dina.

"Kamu....... Ririn, siapa yang suruh dia terima kerja disini!" seru Dina tak kalah terkejutnya.

"Kan bu bos tadi yang nyuruh langsung nerima tanpa harus diinterview dulu.. bu bos lupa ya!" kata Ririn.

Dina langsung terlihat bingung. Dia pun mengingat kata katanya tadi. Memang Dina yang menyuruhnya untuk langsung menerima OB baru tanpa harus melalui tes tes dan interview.

"Bos?... maaf mbak saya tidak tau kalau anda bos disini!" kata Mamat, yang merasa bersalah atas kejadian ditoilet tadi.

"Udah bu bos, gak papa, lagian kita juga lagi butuh OB dadakan kan!" kata Ririn.

"Ya..yaudah, tapi mulai sekarang kamu harus panggil saya dengan sebutan Bos, dan jangan sekali sekali masuk ke toilet pribadi saya, ngerti!" kata Dina, yang akhirnya mau menerima Mamat.

"Siap Bos,laksanakan!" kata Mamat.

Setelah itu Dina langsung pergi dari tempat tersebut. Perasaannya sedikit malu, karena sudah salah menerima orang tanpa melihatnya terlebih dahulu. Tapi mau tidak mau dia harus mau menerima Mamat sebagai OB baru dikantornya. Karena memang dia sendiri yang sudah menerimanya, dan di samping itu kantornya memang lagi membutuhkan seorang OB.

"Mamat, jangan terlalu diambil hati sama perkataannya si bos yaa, soalnya memang si bos itu orangnya jutek, galak!" kata Ririn.

"emmm... makannya apa sih, kok galak gitu!" kata Mamat.

"Cabe kali, makanya bisa galak kayak gitu!" ucap Ririn dengan tertawa.

"Yaudah, sekarang kamu bisa mulai bekerja, selamat bekerja yaa Mamat, semoga kamu betah!" kata Ririn.

"Oke mbak, terimakasih!" kata Mamat.

Diruangannya Dina terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Dina adalah tipe perempuan yang pekerja keras, disiplin dan juga mandiri. Saat dirinya sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan kantornya, tiba tiba handphonenya berbunyi. Mamanya yang memanggil, tanpa pikir panjang Dina langsung mengangkatnya.

"Halo ma, ada apa?" tanya Dina.

"Halo sayang, gak ada apa apa kok, mama cuma mau ngingetin kamu jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan kamu donk, kamu juga harus mikirin kesehatan kamu!" kata Mamanya dari ujung televon.

Pada saat Dina menerima televon dari mamanya, Mamat masuk ke ruangannya dengan membawa secangkir teh.

"Iya ma, Dina tau, tapi akhir akhir ini pekerjaan Dina dikantor lagi banyak, apalagi semua karyawan Dina kerjanya banyak yang gak beres, jadi Dina harus ngelurusin semuanya!" jelas Dina.

"Tapi kamu gak harus memforsir tenaga kamu terus menerus, lagian ada yang mau mama omongin sama kamu!" kata Mamanya.

"Mau ngomona apa ma, ngomong aja sekarang, lewat televon kan juga bisa!" kata Dina.

"Gak bisa Din, kamu harus pulang sekarang, pokoknya mama tunggu!" seru mamanya.

"Yaudah deh ma terserah, nanti Dina usahain cepet pulang!" kata Dina. Lalu menutup televonnya.

Mamat yang sedari tadi berdiri dibelakang Dina, tanpa sengaja mendengar pembicaraan Dina dengan mamanya ditevelon.

"Maaf bos, kalau orang tua menyuruh anaknya pulang, itu berarti tandanya orang tua kangen dan perhatian sama kita!" kata Mamat secara tiba tiba, dan itu membuat Dina terkejut, karena Dina baru menyadari keberadaan Mamat dibelakangnya.

"Ngapain kamu tiba tiba ada disini, dan berani beraninya kamu nyeramahin saya, kamu nguping yaa dari tadi!" seru Dinaarah marah.

"Ma...maaf bos!" kata Mamat takut.

"Kamu dengar yaa, kamu jangan sembarangan masuk ke ruangan saya. Sebelum masuk harusnya kamu ketuk pintu dulu. Sekali lagi kamu masuk tanpa ketuk pintu dulu saya pecat kamu, ngerti!" seru Dina yang langsung beranjak dari duduknya.

Dina kali ini merasa benar benar marah, karena baru kali ini ada orang yang berani masuk ke dalam ruangannya tanpa ketuk pintu terlebih dahulu. Dan yang membuatnya lebih marah lagi, dirinya merasa diceramahi oleh OB barunya.

"Iya bos, maaf saya salah!" kata Mamat.

"Yaudah sekarang kamu keluar!" kata Dina.

Kemudian Mamat langsung keluar dari ruangan Dina. Saat keluar pintu Mamat bertemu dengan Ririn.

"Mamat, aku pulang duduan yaa... kamu pulangnya nunggu bos kalau dia udah pulang duluan,baru kamu boleh pulang. Oh iya ini nomer televon aku, kalau ada apa apa kamu bisa televon aku, dada Mamat!" kata Ririn, yang menyerahkan kartu namanya kepada Mamat. Lalu Ririn beranjak pergi untuk pulang.

"Kasihan amat si bos, cantik cantik tapi galak, gimana mau laku kalau galaknya kaya nenek lampir!" kata Mamat pelan.

Dia pun kembali ke pantri, tanpa memikirkan omelan bosnya. Meskipun baru bekerja disana tapi dia sudah merasa terbiasa dengan omelan bos nya....

...TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA😊🙏...

part 3

Malam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Dina yang baru menyelesaikan pekerjaan kantornya berniat akan pulang. Malam itu hujan turun dengan derasnya. Saat Dina berjalan keluar pintu kantornya, tiba tiba handphone nya berbunyi, nomer yang tak dikenal Dina. Sebenarnya Dina ragu ingin mengangkat panggilan televon tersebut, tapi Dina berfikir bahwa yang televon adalah kliennya, lalu ia pun mengangkat panggilan tersebut.

"Halo" ucap Dina setelah tersambung.

"Halo Dina, apa kabar?" kata seseorang dari ujung televon.

"Robby? ngapain kamu televon aku?" kata Dina ketus.

"Aku televon kamu, karena aku kangen sama kamu...emangnya kamu gak kangen juga sama aku?" kata Robby.

"Masih berani yaa kamu televon aku, kita itu udah gak ada hubungan apa apa lagi, jadi gak usah ganggu hidup aku lagi!" seru Dina.

"Santai aja donk Din, jangan marah marah gitu, maafin aku yaa karena dulu udah duain kamu, tapi sekarang aku udah putus kok sama tunangan aku!" kata Robby.

"Terserah kamu mau putus atau enggak itu bukan urusan aku, sekarang aku minta jangan televon televon aku lagi!" kata Dina mulai emosi.

"Please Din, kasih aku kesempatan sekali lagi!" kata Robby.

"Udah deh, awas aja kalau kamu masih hubungin aku lagi!" ucap Dina,setelah itu Dina langsung mematikan sambungan televonnya.

Karena saking emosinya dia melempar handphone nya kearah sembarangan, dan tanpa sengaja handphonenya mengenai Mamat, yang pada saat itu habis keluar ke supermarket membeli sabun pel. Dengan sigap Mamat langsung menangkap handphone Dina. Lalu mendekati Dina dan mengembalikan handphone nya.

"Handphone nya bos!" kata Mamat seraya memberikan handphone kepada Dina.

Dina hanya diam dan mengambil handphone yang ada di tangan Mamat, wajah Dina pada saat itu nampak gugup dan sedikit malu.

"Ngapain kamu masih disini!" kata Dina.

"Saya kan OB bos, jadi pantang pulang sebelum bos pulang!" jawab Mamat.

"Yaudah, pulang sana!" kata Dina.

Mamat kemudian berjalan memasuki kantor, tapi tatapannya masih saja tertuju pada Dina. Dina pun terlihat bingung dan gugup.

Saat Dina akan berjalan menuju mobilnya, dia bingung karena hujan masih turun dengan derasnya. Dengan sigap dan tanpa diperintah, Mamat langsung mendekati Dina kembali,untuk memayungi Dina menuju mobilnya.

"Mari bos, saya payungi!" ucap Mamat.

Dina tidak berkata apa apa, dia hanya menyunggingkan sedikit senyuman kepada Mamat. Setelah Dina masuk kedalam mobil, Mamat masih terlihat berdiri disamping mobil Dina dengan membawa payungnya. Dari dalam mobil Dina menatap Mamat yang yang sebagian bajunya terluhat basah karena kehujanan.

"Selama gue jadi atasan, baru kali ini ada karyawan gue yang rela basah basahan mayungin gue. Dan kelihatannya dia sangat tulus dan bela belain pulang malem juga buat nungguin gue. Kok gue malah jadi mikirin ini OB sih...!" kata Dina dalam hati.

Kemudian Dina melajukan mobilnya untuk pulang. Sedangkan Mamat, masih berdiri menatap mobil bosnya sampai tak terlihat. Setelah itu, Mamat beranjak untuk segera pulang. Lalu dia mengedarai sepeda motornya dan melaju menerjang derasnya hujan malam itu.

Sesampainya Dina dirumah, dia langsung menuju ke kamarnya, saat dia akan memasuki kamar, tiba tiba mamanya memanggil.

"Dina!" seru mamanya.

"Iya ma, ada apa!" kata Dina menghentikan langkahnya.

"Mama mau ngomong sama kamu!" kata mamanya.

"Mau ngomong apa ma, Dina hari ini bener bener lagi capek banget, besok aja yaa ngomongnya, Dina mau istirahat dulu ma!" ucap Dina.

"Gak bisa Din, mama maunya ngomong sekarang, tau sendiri kan waktu kamu selalu kamu habiskan terus dikantor!" ucap mamanya.

"Sayang, mama tau kalau kamu melakukan ini semua sebagai rasa tanggung jawab kamu terhadap perusahaan papa kamu, tapi kamu harus mikirin juga tentang masa depan kamu sebagai seorang wanita, apa kamu akan selamanya sendiri seperti ini, tidak ingin menikah dan menjadi seorang istri!" kata mamanya panjang lebar.

"Ma, tolong ma jangan bahas soal itu lagi!" kata Dina.

"Tapi Din, mama pengen cepet cepet punya cucu, kamu kira mama gak iri lihat temen temen mama semuanya sudah pada punya cucu!" seru mamanya.

"Please ma, Dina masih sibuk dengan pekerjaan dikantor, Dina belum pengen nikah, lagian cowok jaman sekarang gak ada yang bisa dipercaya!" Kata Dina.

"Kamu gak boleh bicara seperti itu Din!" kata mamanya sedih.

"Udah ya ma, jangan bahas tentang masalah itu lagi, karena itu semua gak penting buat Dina. Lagian sekarang Dina lagi ngerjain tender besar buat perusahaan kita!" jelas Dina.

"Tapi Din!" kata mamanya terputus..

"Sekarang mama istirahat yaa, udah malem, Dina juga mau istirahat!" kata Dina, setelah itu dia masuk ke dalam kamar. Sedangkan mamanya masih berdiri didepan kamar Dina, dia nampak sedih memikirkan anak gadisnya. Dia takut jika Dina sudah mati rasa terhadap laki laki, dan menjadi perawan tua.

Sesampainya di rumah, Mamat langsung mandi. Setelah mandi dia menuju kamar tidur untuk beristirahat.

"Mat, Mamat..!" seru emaknya seraya mengetuk pintu kamar Mamat.

"Iya mak, masuk aja, gak dikunci!" jawab Mamat.

"Udah makan belum Mat, sono makan dulu, emak udah gorengin telur buat kamu!"kata Emaknya.

"Mamat udah makan mak di kantor tadi!" jawab Mamat.

"Eh gimana Mat kerjaan kamu di kantor.. kamu betah kan?" tanya emak.

"Iya mak, Mamat betah kok!" jawab Mamat

"Syukur alhamdulillah kalau gitu Mat, emak seneng dengernya. Yaudah kalau gitu kamu buruan tidur, besok pagi kan harus kerja lagi!" kata emak.

"Iya mak, emak juga tidur yaa!" kata Mamat.

Kemudian emaknya keluar dari kamar, menuju ke kamarnya sendiri. Sedangkan Mamat belum bisa memejamkan matanya. Entah kenapa pikirannya masih terbayang dengan bosnya. Mamat merasa saat bertemu dengan Dina pertama kali hatinya merasakan hal yang berbeda, entah itu apa, Mamat belum bisa menyadarinya. Setelah lelah berfikir akhirnya Mamat pun bisa memejamkan matanya dan terlelap bersama mimpi indahnya.

Sedangkan Dina yang masih terduduk disamping ranjangnya, masih memikirkan perkataan dari mamanya. Entah kenapa saat ini Dina masih belum bisa menemukan seseorang yang dapat dia percaya. Perasaan Dina yang setelah dibohongi oleh Robby, mantanya hingga saat ini dia masih takut untuk menerima laki laki dihatinya. Dina takut jika dia dibohongi kembali.

Karena pada saat itu Dina mencintai Robby, dia sudah mempercayai Robby. Tapi pada akhirnya kepercayaan dan rasa cintanya malah dikhianati oleh Robby. Diam diam Robby telah selingkuh dibelakangnya, hingga membuat hatinya hancur dan kecewa.

*TERIMAKASIH SEMUANYA... SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN NOVEL TERBARU SAYA YAA...

MOHON MAAF JIKA ALURNYA KURANG BERKENAN DIHATI KALIAN, DAN MASIH BANYAK KESALAHAN PADA PENULISANNYA. SAYA HARAP KALIAN SEMUA TERHIBUR.

SEKALI LAGI SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH😊🙏*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!