NovelToon NovelToon

Jodoh Ditangan Jonathan

Episode 1

"Papa maaf! Aku menolak keinginanmu!!" Ujar Jonathan dengan tegas

Papa Edward memperbaiki sedikit duduknya saat mendengar penolakan yang keluar dari mulut putranya "Kenapa Joe?"

"Aku telah memilki pilihan sendiri! Lagi pula, aku tidak ingin terjebak dalam pernikahan politik. Apa lagi dengan seorang wanita yang sama sekali tidak aku cintai!!"

Papa Edward menyunggingkan senyumnya "Tahu apa kau soal cinta?! Setiap keturunan Phillip selalu terlibat dalam pernikahan politik, pada akhirnya mereka semua mampu hidup bahagia, dan juga saling mencintai setelah pernikahan. Jadi aku yakin kau juga bisa Joe!"

"Maafkan aku Papa! Untuk masalah ini aku dengan tegas menolaknya!!"

"Katakan! Siapa wanita itu!? dari keluarga mana dia berasal??" Tanya Papa Edward dengan nada yang meninggi

"Maaf Pa, untuk sekarang aku belum bisa memberi tahu"

"Kalau kau tidak memberi tahu, jangan salahkan aku jika bulan ini juga kau akan menikah!!" ujar Papah Edward penuh ancaman

Jonathan menghela nafas beratnya, dengan ragu-ragu ia menjawab "Sebenarnya.... aku masih belum tahu dimana keberadaannya sekarang"

Papah Edward mengerenyitkan dahinya "Apa maksudmu!?"

"Wanita itu adalah cinta pertamaku saat duduk dibangku SMA dulu, namun sampai sekarang aku masih belum bisa mengetahui keneradaannya"

"Haha.. !! Bagaimana kalau dia sudah menikah?"

Jonathan kembali menghela nafas beratnya, ia sedikit tidak suka dengan perkataan Papahnya "Maka aku akan menyerah, dan menyetujui permintaan Papa"

Papah Edward menyeringai "Baiklah! Ku beri kau waktu selama 1 bulan untuk mencarinya. Jika lewat, maka kau harus menikah sesuai dengan keinginanku!"

"Papa bisa memegang omonganku sebagai laki-laki" ujar Jonathan dengan tegas

"Baiklah Papa percaya!!" ujar Papah Edward, lalu bangkit dari duduknya, dan berlalu meninggalkan Jonathan yang masih duduk mematung

***

Didalam kamar Jonathan,

Jonathan merebahkan tubuhnya diatas kasur, pandangannya lurus menatapi langit-langit kamar, beberapa kali menghela nafas beratnya

"Sudah 2 tahun aku kembali dinegara ini, tapi aku masih belum bisa menemukanmu, bahkan satu petunjuk pun tak bisa ku dapat. Sebenarnya kau berada dibelahan bumi mana?" gumam Jonathan

*Flash Back,

Tepat 7 tahun yang lalu, saat itu Jonathan masih duduk dikursi kelas 2 SMA. Ia merupakan laki-laki yang cerdas, namun karena penampilannya yang culun membuat teman-teman sekelasnya kerap dengan mudah membullynya.

Setiap pulang sekolah, Jonathan selalu mendapat perlakuan tak pantas dari teman sekelasnya, yang lebih parah ia pernah ditelanjangi dan bajunya d gantung diatas pohon, beruntung pada saat itu ada petugas keamanan sekolah yang membantu.

Walau bagaimana kasarnya teman Jonatan ia tak pernah memilki niat untuk membalas atau melaporkan kejadian ini pada pihak sekolah dan orang tuanya. Ya.. karena saat itu Jonathan merupakan laki-laki yang lemah, ia takut akan diteror lebih parah jika sampai berani membuka mulut.

"Ampunnn! Tolong ampuni aku!!" pekik Jonathan

Ia meminta belas kasihan pada anggota geng diklesanya agar dapat dibebaskan dari ikatan yang melilit seluruh tubuhnya dan dalam keadaan tergantung.

"Haha.. Teruslah memohon, maka aku akan menambahkan siksaanmu!!" teriak ketua geng tersebut

Tiba-tiba pintu terbuka dengan keras akibat tendangan dari seorang gadis

"Apa yang kalian lakukan! Lepaskan dia!!" Ujar gadis dengan suara yang meninggi, sambil berkacak pinggang

"Wah..wah.. !! Siapa gadis cantik ini? Berani sekali memasuki kandang harimau!?" ujar ketua geng tersebut sambil menyeringai jahat

"Cih.. Harimau kau bilang? Apa kalian banci?? kenapa lawan kalian sangat lemah?!"

"Hei gadis! Kau sudah menghina kami, jadi kuperingatkan kau untuk segera memohon ampun, atau kau akan menanggung akibatnya!"

Gadis itu menyeringai "Aku lebih baik menanggung akibatnya daripada harus memohon ampun pada banci seperti kalian!!" ujarnya dengan begitu sombong

"Tangkap dia! Jangan biarkan lolos!! Hari ini kita akan berpesta dengan dua mangsa sekaligus" perintah ketua geng pada anak buahnya

Gadis tersebut menyunggingkan senyumnya "Hanya 5 orang, kulumpuhkan saja bagian lututnya, ini lebih aman paling tidak seminggu sudah baik lagi!" gumamnya dalam hati

Baru saja mereka maju ingin memberi pelajaran pada gadis itu, mereka satu persatu sudah tumbang lebih dulu dan meraung kesakitan memegangi bagian lututnya masing-masing. Tak lupa ketua gengnya pun mendapat bagian dari gadis itu.

Gadis itu meraih kerah baju ketua geng tersebut secara kasar, dan menghunuskan tatapan tajamanya "Masih mau!?"

"Lepaskan!!"

"Memohonlah!" pinta gadis itu diiringi dengan seringai jahatnya

"Tidak akan!!" pekik ketua geng tersebut

Kemudian gadis itu menatap tangan ketua geng tersebut "Baiklah! sepertinya tangan ini sangat berharga. Jika kupatahkan sekarang, kemungkinan kecilnya hanya akan diamputasi" ujarnya dengan begitu santai

Ketua geng itu membelalakkan kedua bola matanya "Tidak! Hentikan!! Ku mohon!!! Tolong lepaskan aku!" pintanya dengan ketakutan

Gadis itu langsung melepaskannya dengan kasar "Ini baru permulaan! Jika kau berani berbuat demikian, maka jangan salahkan aku kalau kalian tinggal nama! Mengerti!!"

Jonathan terpana melihat kegesitan gadis itu dalam melawan musuhnya "Tuhan! Terimakasih atas seseorang yang kau kirimkan untukku, apa dia malaikat penolongku" gumamnya dalam hati

Gadis itu segera melepaskan ikatan Jonathan, dan memapahnya menuju ruang UKS. Ia dengan telaten membantu membersihkan luka diwajah Jonathan, dan membalutkan perban pada pergelangan tangan Jonathan yang terluka.

"Apa kau selalu mendapat perlakuan tak pantas seperti ini?" tanya gadis itu dengan lembut

Jonathan hanya tertunduk dan menganggukkan kepalanya

"Sejak kapan?"

"Se-sejak masuk kelas 2" ujar Jonathan terbata-bata, sambil tertunduk

"Kenapa kau tidak mengadukannya?"

"Aku terlalu lemah dan takut"

"Jadi, alasan apa yang kau gunakan jika orang tuamu melihat luka ditubuhmu ini?"

"Aku mengatakan jika aku terjatuh"

"Apa mereka percaya?" tanya gadis itu penuh telisik

"Ya.. Mereka terlalu sibuk, dan tidak terlalu memperhatikanku!"

"Ohh...." ujar gadis itu sambil menganggukkan kepalanya. Ia kemudian tersenyum dan menepuk ringan sebelah bahu Jonathan

"Dengar! Kau ini laki-laki!! Jangan mau direndahkan!!! Jika kau lemah, lalu siapa yang akan menjaga wanitamu kelak jika ada orang jahat yang berniat mencelakainya"

Jonathan memberanikan diri menatap gadis tersebut. Gadis yang begitu cantik dan terlihat anggun, namun bagaikan singa jika kandangnya sudah diganggu. Tiba-tiba suatu yang hangat mengalir dalam dirinya, ia seperti mendapat dorongan untuk berubah menjadi orang yang lebih kuat.

Gadis itu kembali tersenyum lalu meraih tangan Jonathan dan menggenggamnya "Berjanjilah padaku! Kau akan berubah menjadi laki-laki yang tidak bisa dikalahkan!" pintanya

Jonathan pun balas tersenyum "Aku pasti akan menepatinya tunggulah saatnya sampai aku menjadi lebih kuat. Terimakasih untuk segalanya!"

"Berterimakasih lah saat kau sudah benar-benar menjadi kuat!!"

"Kalau begitu siapa namamu, dan dari jurusan mana?"

"Aku adik kelasmu. Namaku Kiran, jurusan IPA" ujarnya sambil mengulurkan tangan

Jonathan pun balas mengulurkan tangannya "Aku Jonathan!"

Setelah hari itu, Jonathan sudah tidak lagi menginjakkan kakinya disekolah itu lagi. Ia memutuskan untuk pindah dan bersekolah diluar negeri, juga fokus untuk mempelajari ilmu bela diri. Ia bertekad tak akan menemui Kiran hingga ia bisa membuktikan janjinya.

Flash Back End*.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

*PERKENALAN TOKOH*

Jonathan Phillip/ Pemeran utama Pria

Kiran Lawrence/ Pemeran utama Wanita

Axel Leonard/ Asisten Pribadi Jonathan

Lanie Morries/ Menyukai Jonathan

William Arthur/ Mantan Kekasih Kiran

Kendrick Halbert/ Kakak Kandung Kiran

Mia Kheil/ Sekretaris Kiran

Edward Phillip/ Papa Jonathan

Michael Lawrence/ Kakek Kiran

Shamira Lawrence/ Mama Kiran

Episode 2

Jonathan sedang berolahraga dengan berlari-lari kecil. Ia meninggalkan rumah cukup jauh, berlari melewati sepanjang trotoar.

Pagi itu disebuah gang terpencil, ada pemandangan yang sangat menarik perhatiannya. Ia melihat seorang wanita tengah menghajar habis-habisan seorang preman

"Apa kau masih mau mengelak jika kau bukan banci? Kau hanya menggunakan tubuh kekar, dan otot besar ini untuk menakuti anak kecil, lalu kau memalak uang mereka. Bekerjalah dengan benar jika kau ingin menghasilkan! Hidup itu keras!!" ujar wanita tersebut sambil memelintir tangan preman tersebut

"Ya, aku mengaku salah! Lepaskan aku!!" pekik preman tersebut, ia sudah tak bisa lagi menahan sakit pada tubuhnya akibat serangan yang diberikan wanita tersebut

"Berjanji dan memohonlah! Jika permohonanmu masuk akal maka akan aku lepaskan!!" Pinta Wanita itu dengan suara yang meninggi

"Aku berjanji! Ku mohon lepaskan aku!! Jika kau memukuliku lagi, maka aku akan sangat menderita, karena aku tidak memiliki biaya untuk berobat ke Rumah Sakit"

Wanita itu segera melepaskan preman tersebut "Pergi kau dari sini! Jika sampai kutemukan kembali kau berbuat seperti itu, jangan salahkan aku jika kau tinggal nama! Mengerti!!" ujar Wanita itu penuh ancaman

Dengan susah payah preman itu berusaha bangkit, dan berjalan dengan dengan begitu sempoyongan sambil menahan beberapa sakit yang ia dapatkan akibat melawan wanita itu.

Jonathan yang menyaksikan sedari tadi tanpa sadar mengulas senyum di bibirnya "Kenapa dia mirip sekali dengan Kiran? Apa jangan-jangan itu dia??" tanyanya pada diri sendiri

Tak ambil lama, Jonathan pun berinisiatif untuk mengikuti secara diam-diam wanita tersebut. Tibalah disebuah kawasan pemukiman padat penduduk, dan terlihat wanita tersebut memasuki sebuah rumah kontrakan yang berukuran kecil, terlihat cukup tua.

"Jadi ini tempat tinggalnya?" ujar Jonathan sambil bersembunyi dibalik pohon besar.

Tiba-tiba ponselnya berdering, ia segera mengambil ponsel dari saku jaketnya dan mengerutkan keningnya.

"Papa! Tumben sekali" gumamnya, dan segera mengangkat panggilan tersebut

"Halo Pa!"

"Jonathan! Kau ada dimana?" Tanya Papa Edward dengan sedikit cemas diseberang telepon

"Aku masih dijalan Pa. Ada apa?"

"Lanie dan Papahnya ada dirumah"

"Lalu apa hubungannya denganku Pa?"

"Kau tahu sendiri!"

"Ck.. Baiklah aku pulang"

Jonathan segera mengakhiri panggilan tersebut. Ia tiba-tiba malas untuk pulang kerumah, setelah mendengar nama Lanie. Namun ia memaksa melangkahkan kakinya untuk kembali, sebelum Lanie berbuat lebih jauh lagi.

"Aku sudah tahu tempat tinggal wanita ini, tinggal menyuruh Axel mencari tahu lebih lanjut. Lebih baik aku pulang dulu" Gumam Jonathan, dan segera berlalu meninggalkan perkampungan tersebut.

Dari kejauhan, dibalik jendela rumah kontrakan, wanita tersebut memperhatikan Jonathan

"Siapa laki-laki itu? Apa jangan-jangan? Ah aku tidak boleh berpikiran seperti itu, bagaimanpun mereka tidak akan menemukanku!" gumam wanita tersebut

Tiba-tiba seorang anak laki-laki berumur 5 tahun, datang menghampiri wanita tersebut dan menarik jari kelingkingnya, membuyarkan lamunannya

"Kakak, kau kenapa?" tanya ank itu

Wanita itu tersenyum, dan berjongkok untuk mensejajarkan pandangannya

"Kakak hanya mengantuk" ujarnya dengan lembut sambil mengusap rambut anak laki-laki tersebut

"Kakak, kenapa kau aneh sekali?"

Wanita itu mengerenyitkan dahinya merasa bingung dengan pertanyaannya anak laki-laki tersebut "Apa maksudmu?"

"Ya.. kakak jelas sangat aneh. Jika mengantuk, harusnya pergi ketempat tidur dan berbaring, bukan berdiri dibalik jendela"

Wanita itu terkekeh dan mencubit kedua pipi anak laki-laki tersebut dengan gemas "Kau ini! Kenapa menggemaskan sekali"

"Ya.. aku memang menggemaskan! Pergilah tidur, kecuali kakak ingin bermain robot-robotan denganku"

"Kau selalu saja mengancam dengan robot-robotan"

"Karena kakak tidak suka boneka, jadi aku menggunakan ketidaksukaan kakak untuk mengancam!"

"Katakan! Darimana kau belajar?"

"Kakak yang mengajariku! Apa kakak lupa?"

Wanita itu menepuk halus jidatnya "Sepertinya aku salah mengajarinya sejak dini!" Gumamnya dalam hati

"Kakak kenapa? Apa kakak sakit kepala??"

"Tidak!" jawab wanita itu cepat

"Lalu, kenapa kakak menepuk jidat?"

Wanita itu menghela nafas berat "Anak ini! Jika bukan... Ah sudah lah, aku malas berdebat" gumamnya dalam hati "Tidak apa! Ya sudah kakak pergi kekamar dulu"

"Ya.. pergilah! Tidurlah dengan nyenyak"

***

Jonathan yang baru saja melangkahkan kakinya masuk dikediaman orang tuanya langsung mendapat sambutan berupa pelukan dari seorang wanita yang berparas cantik, tak lain adalah Lanie

"Kak Joe, kau dari mana saja?" Tanya Lanie begitu manja, disela-sela pelukannya

"Aku baru selesai joging, apa kau tidak mencium bau keringatku?" tanya Jonathan yang membiarkan Lanie memeluknya

Lanie membelalakkan kedua bola matanya, dan dengan segera melepas pelukannya, lalu menatap Jonatan dengan tajam

"Kau! kenapa tidak bilang!! Aisshh.. pantas saja ada bau keringat" ujarnya sedikit jijik

Jonathan pun terkekeh pelan "Kau yang langsung memelukku, jadi salah siapa?"

"Baiklah, aku akui itu salahku!"

"Jadi, kenapa kau datang kemari bersama paman, padahal ini masih pagi?" tanya Jonathan

"Papa kemari membahas tentang pernikahan kita"

Ekspresi Jonathan tiba-tiba berubah, ia mengangkat sebelah alisnya pertanda tidak suka "Apa maksudmu?"

"Pernikahan kita! Bukankah kita akan segera menikah!?" ujar Lanie menjelaskan

"Apa aku sudah bilang setuju!?" tanyanya mulai dingin

"Aku tidak peduli!! Yang penting Paman Edward menyetujui" jawab Lanie yang mulai meninggikan suaranya

Jonathan langsung menatap tajam kearah Papanya yang kebetulan berdiri dibelakang Lanie. Papa Edward hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya, yang menandakan ia tidak mau ambil pusing

"Dasar Pak Tua!! Beraninya menjerumuskan anaknya sendiri!!!" gerutu Jonathan dalam hati.

Jonathan menghela nafas berat. Ia mencoba menenagkan pikirannya, lalu meraih tangan Lanie dan menggenggamnya

"Lanie, aku tidak pernah mengatakan bahwa aku setuju dengan pernikahan ini. Kau bahkan tahu, jika aku hanya menganggapmu sebagai adik dan tidak lebih dari itu. Lanie apa kau tahu, jika aku sudah memiliki kekasih?" ujar Jonathan dengan begitu lembut

Lanie langsung melepas genggaman tangan Jonathan secara kasar "Aku tidak peduli! Kita harus menikah, siapa pun tidak boleh memilikimu!!" ujarnya dengan sedikit membentak

"Lanie kau jangan egois! Jangan menyiksa dirimu sendiri. Kau bahkan tidak akan bahagia jika kita menikah, karena aku tidak mencintaimu. Bukankah rumah tangga dalam pernikahan dibangun atas dasar cinta?" ujar Jonathan yang juga ikut meninggikan suaranya

"Papa dan Mama juga dulu dijodohkan, dan mereka sekarang sangat bahagia! Jadi aku yakin bahwa suatu saat kita juga akan bahagia!!"

"Kau tidak boleh menilai hanya dari satu sisi, diluar sana sudah banyak kasus perceraian karena ini. Aku mohon padamu, cobalah untuk membuka hati pada laki-laki lain" ujar Jonathan yang kembali menjelaskan dengan lembut

"Tidak!! Aku hanya ingin kau, jika aku tidak bisa memilikimu, maka kekasihmu pun tak akan bisa!!" ujar Lanie penuh ancaman, namun sama sekali tak membuat Jonathan takut

"Pulanglah! Tenangkan dirimu!! Kau tidak boleh membuat keputusan jika sedang marah" pinta Jonathan

"Keputusanku sudah final!!"

Louis yang tak lain adalah Papa Lanie, hanya bisa menyaksikan dan memijat halus pelipisnya. Ia benar-benar tak menyangka jika putrinya seperti ini.

Jonathan sudah tidak menghiraukan ucapan Lanie, ia berjalan mendekat kearah Paman Louis "Paman maafkan aku!" ujarnya sambil membungkukkan sedikit tubuhnya

Paman Louis pun menepuk halus salah satu bahu Jonathan lalu tersenyum "Tidak masalah Joe, Paman sangat menghargai keputusanmu. Jika suatu saat kau ingin kembali dengan Lanie, Paman selalu merestuimu"

"Terimakasih paman! Maaf aku tidak bermaksud mempermainkan Lanie"

"Paman mengerti, paman sangat menghargai keputusanmu. Kau pergilah mandi. Bau keringatmu sungguh membuatku mual" ujar Paman Louis mencoba mencairkan suasana

Jonathan pun terkekeh pelan mendengarnya "Baiklah Paman, aku permisi!" ujarnya dan berlalu meninggalkan ketiganya yang masih berdiri.

"Papa! Kenapa kau mendukungnya?" ujar Lanie tidak terima saat Jonathan sudah menjauh

"Papa tidak mendukungnya!"

"Lalu, kenapa Papa tidak marah saat ia mengungkapkan penolakannya!?"

"Itu semacam trik!" Ujar Papa Louis asal berbicara agar anaknya tenang

"Apa maksud Papa?"

"Papa, yakin setelah ini Joe akan menyesal dan menyadari kesalahannya. Kau juga jadi wanita harus lebih tenang, jangan agresif seperti tadi, itu benar-benar membuat Jonathan illfeel"

"Jadi, apa aku harus jadi wanita yang lebih dewasa lagi?"

"Ya, itu sangat bagus jika kau mau berubah!"

"Baiklah Pah! Aku akan berusaha mencobanya demi Joe!" ujar Lanie begitu semangat lalu memeluk Papanya.

Papa Louis memandang Papa Edward lalu mengedipkan matanya pertanda hanya bualan semata untuk menenangkan putrinya.

Sedangkan Papa Edward hanya dibuat geleng-geleng kepala karenanya.

Episode 3

Malam hari dikediaman keluarga Phillip,

Jonathan mendatangi Papa Edward yang kala itu sedang duduk santai memainkan gadgetnya Ia segera medudukkan tubuhnya tepat disebuah kursi yang berhadapan dengan Papa Edward

"Pa!" Jonatan memanggil dengan serius

Papa Edward menaruh gadgetnya dan menatap putranya "Ada apa Joe? Apa ini tentang Lanie??"

"Papa memang selalu tahu maksud kedatanganku"

Papa Edward menyunggingkan senyumnya "Katakan!"

"Kenapa Papa menyetujui pernikahanku dengan Lanie? Kemarin malam Papa sudah berjanji memberikanku waktu selama 1 bulan" tanya Jonathan dengan ketusnya

"Kenapa kau tidak ingin dengan Lanie? Dia itu sederajat dengan kita, parasnya cantik, ia sangat menawan, pintar, dan dari latar belakang yang begitu jelas"

"Tapi aku tidak mencintainya Pa. Selama ini dia hanya ku anggap sebagai adik dan tidak lebih!"

Papa Edward mengambil cangkir yang berisikan teh smyang tinggal setengah, kemudian menyesapnya dengan tenang, kemudian menaruhnya dan kembali memperbaiki posisi duduknya

"Baiklah terserah kau saja! Apa kau seyakin itu bisa menemukan wanita pujaanmu itu!?" tanya Papa Edward seakan tidak percaya

"Papa jelas tahu kemampuanku" ujar Jonathan mulai menyombongkan diri

Papa Edward menyunggingkan senyumnya "Lalu, kenapa belum ada perkembangan sampai sekarang?"

"Semua butuh waktu Pah!"

"Jika memegang prinsip seperti itu, maka kau akan selalu terbelakang"

"Lalu! Apa yang harus aku lakukan?"

Papa Edward pun mengekuarkan sebuah amplop berwarna coklat dari selipan bukunya dan meletakkan diatas meja

"Ini! Sisanya kau yang melanjutkan!" ujarnya lalu bangkit dari duduk dan meninggalkan Jonathan

Jonathan pun segera meraih amplop tersebut kemudian membukanya, kedua bola mata Jonathan mebelalak sempurna

"Kiran!?" ujarnya, lalu melanjutkan melihat data-data yang lainnya

Jonatan menyunggingkan senyumnya "Harus aku akui, kekuasaan Papa belum bisa kutandingi. Padahal aku jelas tidak mengatakan tentang Kiran, tapi Papa dalam waktu 1 hari sudah menemukannya" gumamnya.

Jonathan pun mengambil ponselnya dan segera mengirimkan data-datanya kepada Axel yang merupakan Asisten Pribadinya.

***

Pagi hari, di gedung DM Insurance Group

Jonathan melangkah masuk menuju ruangannya dengan begitu gagah

"Selamat pagi Tuan!" Sapa Axel dari dalam ruang kerja Jonathan diiringi dengan senyum termanisnya

"Jangan sapa aku, jika kau belum menemukan informasi selanjutnya!" ujar Jonathan dengan gaya angkuhnya, dan langsung duduk dikursi kebesarannya tanpa memperdulikan Axel yang menyambutnya

Senyum manis Axel tiba-tiba meredup saat mendapat jawaban dingin dari Jonathan "Maaf Tuan, aku baru menemukan sebagian —" ucapannya langsung terpotong

"Sstttttt.. ! Aku tidak suka setengah-setengah, atau kau akan menerima gaji setengah bulan ini!!"

Axel menghela nafas beratnya "Selalu saja mengancam!" gumamnya dalam hati

"Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi!" ujarnya dengan sedikit lesu, dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Jonathan.

Tak lama kepergian Axel, masuklah seorang wanita cantik yang berpenampilan sexy. Ia adalah sekretaris Jonathan, bernama Livia. Ia melangkah masuk dengan membawa beberapa berkas ditangannya, mencoba mendekat kesamping kursi Jonathan bermaksud untuk merayu, namun tiba-tiba langkah langsung terhenti

"Stop!!" pinta Jonathan

Livia merasa keheranan "Maaf!"

"Mulai sekarang kau harus jaga jarak, minimal setengah meter dari depan mejaku"

"Hah!"

"Apa kau tidak mendengar apa kataku!"

"Siap Pak!" ujar Livia yang begitu kebingungan

"Oh ya! Pakaian mu mulai besok harus lebih tertutup. Memakai rok minimal selutut, jangan menampakkan belahan dadamu, dan terakhir makeup yang kau gunakan jangan terlalu menor" Pinta Jonathan

"Ah bapak bisa aja! Pasti bapak tidak mau kan jika lekuk tubuh saya dinikmati laki-laki lain" ujar Livia mulai besar kepala

Jonathan menyunggingkan senyumnya "Kau sangat besar kepala. Dengar! Jika bukan karena Pak Edward, aku sudah lama memindahkan kau ke divisi lain!! Aku menyuruhmu seperti itu karena aku sangat risih melihat penampilan andhmu!! Apa kau paham!!!" ujarny sambil menggebrak meja

Livia langsung terkejut dia sedikit ketakutan "I-iya Pak, saya paham." ujarnya terbata-bata

"Mana berkasnya!!"

"I-ini pak, silahkan tanda tangan disini" ujar Livia sambil menyerahkan berkasnya dengan tangan gemetar

Jonathan pun menerima berkas tersebut "Kau boleh keluar, aku harus mempelajarinya terlebih dahulu" pinta Jonathan tanpa melihat kearah Livia

"Kalau begitu saya permisi!" Pamit Livia

Segera ia melangkah keluar dengan tergesa-gesa, perasaannya campur aduk saat melihat perubahan bossnya tiba-tiba dingin

"Benar kata Pak Edward, jika atasanku ini memiliki sifat yang gampang berubah! Aku harus lebih bisa menyesuaikan diri!!" gumam Livia dalam hati

***

"Selamat siang Tuan!" sapa Axel yang baru saja masuk kedalam ruangan Jonathan

"Katakan!" ujar Jonathan dengan singkat dan jelas, matanya masih fokus membaca beberapa berkas ditangannya tanpa menatap Axel

"Saya sudah menemukannya! Wanita yang anda suruh saya untuk menyelidiki berkaitan dengan wanita yang anda cari selama ini"

Jonathan mengerinyitkan dahinya, ia segera menutup berkasnya dan menatap tajam kearah Axel "Apa maksudmu?"

"Mereka adalah wanita yang sama Tuan! Didalam sini sudah ada informasi lengkap tentang wanita tersebut, hanya saja..." ragu-ragu Axel menjawab

"Kau berencana ingin memotong gajimu bulan ini!?" ujar Jonathan penuh ancaman, ia tidak sabar mendengar jawaban selanjutnya

"Ah maaf Tuan! Hanya saja wanita ini adalah cucu dari Tuan Lawrence"

"Maksudmu Tuan Michael Lawrence, yang mempunyai bisnis kosmetik cukup besar dinegara ini?"

"Benar Tuan! Anda mungkin tahu jika Tuan Edward dan Tuan Michael memiliki hubungan yang bisa dikatakan sedang tidak baik"

"Ya aku tahu itu"

"Masih ada satu informasi lagi Tuan"

"Apa?"

"Wanita itu kabur dari rumah dan tinggal di pemukiman yang padat penduduk karena menghindari perjodohan dengan tuan William Arthur. Dari kabar yang kudengar tuan William sempat menjalin hubungan dengan Nona Kiran, namun tak berlangsung lama karena sifat asli Tuan William yang suka bermain dengan wanita diketahui oleh Nona Kiran. Karena Tuan William sangat menyukai nona Kiran dan tidak ingin melepasnya, akhirnya Tuan William mengajukan pernikahan politik pada keluarga Lawrence. Tuan William saat ini sedang berusaha mencari nona Kiran, namun belum menemukan hasilnya sampai sekarang"

Jonatan mengeraskan rahangnya saat mendengar kabar tersebut "Kalau begitu aku tidak boleh kalah cepat. Katakan! Apa yang harus ku lakukan!?"

"Bagaiman kalau tuan menemui nona Kiran?" saran Axel

"Tidak! Aku belum siap. Aku tidak ingin dia melihatku seperti sekarang, aku ingin dia mengingatku terlebih dahulu"

Axel mulai kebingungan dan tak ingin salah memberi saran akhirnya ia menyerah "Maaf tuan! Saat ini hanya solusi itu yang dapat saya berikan"

Jonathan memainkan jarinya diatas meja sambil berpikir "Ah aku lupa dengan kemampuanmu! Kau mahir dalam masalah memainkan saham, aku tunggu kabar baiknya"

"Maaf! Apa maksud tuan saya harus—" ucapan Axel langsung terpotong

"Ya.. Lakukanlah secepatnya! Untuk masalah Tuan Edward aku bisa mengatasinya" ujar Jonathan dengan seringai jahatnya

"Tuan Jonathan dan Tuan Edward tidak jauh berbeda, melakukan segala macam cara untuk mendapatkan keinginannya, termasuk dengan cara licik sekalipun. Semoga ini berakhir dengan baik" gumam Axel dalam hati kemudian menghela nafas beratnya

Jonathan memalingkan tubuhnya saat merasa tak mendapat jawaban dari Axel "Apa kau mendegarku!?"

"Ah Maaf! Saya akan menjalankannya sesegera mungkin tuan" ujar Axel sedikit gugup

"Aku tunggu kabar baiknya"

"Kalau begitu saya permisi" Pamit Axel

"Oh ya Axel, kau jangan berpikiran buruk tentangku. Aku tidak selicik Papaku, aku hanya ingin menempatkan dia disisiku" ujar Jonathan menjelaskan

"Maaf tuan! Saya sempat berpikiran buruk tentangmu" ujar Axel sambil membungkukkan sedikit tubuhnya

"Ya aku tahu! Oleh karena itu aku meluruskannya" jawab Jonathan sambil menepuk ringan sebelah bahu Axel dan memberikan senyumnya "Kembalilah bekerja!"

Axel bernafas lega saat mendengar jawaban Jonathan, ia pikir akan segera berakhir hari ini "Kalau begitu saya permisi tuan" Pamitnya dan dijawab anggukan oleh Jonathan.

Jonathan mulai membuka berkas yang diberikan Axel padanya ia ambil sebuah foto didalamnya

"Ternyata! kau adalah Kiran Lawrence? Kau benar-benar sudah tumbuh besar sekarang, wanita yang berparas cantik, pintar, dan mahir dalam bela diri. pantas saja sekarang William mengejarmu, mungkin dia akan menjadi rival terberatku. Aku yakin bisa meluluhkan hatimu" gumamnya sambil tersenyum menatap foto Kiran.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!