Kyara Adistya....
seorang gadis yang terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya bekerja sebagai sopir angkot. Ibunya menjadi ibu rumah tangga. Tapi ketidakcukupan materi yang dimiliki oleh orang tuanya, tidak membuat Kyara bersedih. Dia selalu tersenyum menghadapi dunia. Dan dia selalu yakin akan kekuatan do'a.
Ajay Sanjaya....
Seorang pria yang berparas tampan, kulitnya putih, dadanya bidang, membuat para gadis yang menatapnya selalu terkagum-kagum dengan parasnya yang sedikit oriental. Ajay lelaki yang baik, sopan dan penyayang, setidaknya itu yang ada dalam pikiran Kyara. Meski dibalik pesonanya, ada sebuah maksud yang tersirat dari raut wajahnya, entah apa.... hanya dia yang tahu keinginannya.
Aaron Damian....
Sahabat Ajay dan juga Kyara. Aaron lah yang menjadi saksi atas usaha-usaha Ajay dalam meluluhkan cinta Kyara. Aaron lah yang bisa membuat Kyara tertawa lepas, dan Aaron jugalah yang selalu membantu Kyara menghadapi penderitaannya.
Bagas Anggara....
Sahabat Ajay dan Aaron sejak kecil. Parasnya yang tampan membuat para wanita selalu mengejar cintanya. Mereka rela meskipun hanya sekedar menjadi teman. Yang terpenting, bisa mendapatkan perhatian dari pria tampan ini.
Sisil Agustin...
Seorang gadis yang tak kalah cantiknya dengan Kyara. Dia adalah sahabat, teman kost sekaligus rekan kerja Kyara. Dia selalu membantu Kyara dalam kesulitan keuangannya. Dia gadis yang cerewet, terbuka dan selalu bicara apa adanya ketika melihat hal yang disukainya ataupun tidak.
Itulah sekilas tentang tokoh-tokoh dalam cerita ini...
Semoga pada suka yaaaa...
jangan lupa,kritik saran ma masukannya author tunggu ya....
Untuk bisa lebih baik lagi dalam berkarya...
makasih...🙏
"Apa?! Kita putus? Tidak-tidak … apa yang kamu katakan? Kamu gak serius, ‘kan, Han?" tanya Kyara histeris.
"Aku serius, Yang," jawab Ajay datar.
"Tapi kenapa, Han? Apa salahku?" Kyara balik bertanya.
"Kamu gak salah, aku hanya bosan saja sama kamu," jawab Ajay santai.
Brugh!
Kyara langsung jatuh terduduk. Kakinya terasa lemas, tak bisa lagi menopang tubuhnya. Sungguh jawaban yang klise, teramat menyakitkan mendengarnya.
"Kenapa, Han? Setelah semua yang terjadi antara kita, kenapa dengan mudahnya kamu ucapkan kata putus?" tanya Kyara lirih sambil menatap kekasihnya.
Ajay yang ditatap seperti itu masih tetap bergeming, "Karena orang tuaku tak pernah menyukaimu, dan aku mau kita putus." Hanya itu saja yang meluncur bebas dari mulut Ajay.
Kyara semakin terhenyak mendengar jawaban Ajay, "Aku mohon, Han ... kamu jangan putusin aku, apa jadinya aku tanpamu?" ucap Kyara lirih.
Ajay berjalan menghampiri Kyara. "Ayolah, Yang ... jangan mempersulit keadaan. Kita masih bisa temenan kok," jawab Ajay Sambil menggenggam tangan Kyara.
Sungguh ... rasanya Kyara ingin menampar lelaki yang berada di hadapannya. Tapi rasa cintanya menutupi semua amarahnya. "Bisa kamu bicara seperti itu, lalu yang terjadi antara kita...? Hubungan kita...? Kamu anggap apa semua itu Han? Tega kamu ... setelah aku menyerahkan diriku seutuhnya. Ayolah, Han … jika memang aku punya salah, aku minta maaf. Tapi aku mohon, jangan tinggalin aku!" Kyara memohon, berlutut di hadapan Ajay.
Lelaki itu hanya tersenyum sinis, "Come on, Yang ... ini zaman modern. Lagi pula kamu hidup di kota metropolitan, disini tuh udah biasa ma yang namanya pergaulan bebas. Gak usah sok naif deh! Lagian, aku gak pernah maksa kamu, ‘kan? Kita melakukannya atas dasar suka sama suka. Ya sudah, aku mau kuliah dulu, jam ini aku ada kelas. Ingat ya, mulai hari ini kamu BUKAN siapa-siapa aku lagi!" Ajay menekankan kata bukan kepada Kyara, sebagai penegasan bahwa hubungannya telah berakhir. Setelah itu dia berlalu begitu saja, meninggalkan Kyara yang masih berlutut.
Kyara memejamkan mata, dadanya mulai sesak, tangannya mengepal menahan amarah. Sungguh dia tidak pernah menyangka laki-laki yang selama ini begitu lembut dan penuh kasih sayang, dalam sekejap berubah menjadi orang asing yang tak punya perasaan.
Air mata terus mengalir di pipinya, dia membuka matanya, menatap punggung kekasihnya yang semakin jauh melewati gerbang. Hmmm ... kekasihnya ? Atau lebih tepatnya, mantan kekasihnya.
Setelah sekitar 15 menit berdiri terpaku di ambang pintu, Kyara pun menutup pintu kamar kost-nya. Apa yang terjadi saat ini, sungguh di luar dugaannya. Bisa-bisanya sang kekasih memutuskan dirinya. Padahal baru saja beberapa jam yang lalu laki-laki itu menidurinya. Hati Kyara semakin sakit mengingat semuanya.
Kyara berlalu, masuk ke kamarnya. Bayangan Ajay yang sedang mencumbuinya di atas ranjang ini beberapa jam yang lalu, membuat dada Kyara semakin sesak. Kyara enggan untuk merebahkan dirinya di atas ranjang, ada rasa penyesalan dan sebuah kehinaan yang semakin membuat hatinya teriris.
Kyara duduk di bawah tepi ranjang, menekukan kedua lututnya ke dada dan mendekapnya. Tubuhnya bergetar pertanda dia sedang menangis. Kyara menggoyang-goyangkan tubuhnya, hanya untuk sekadar menenangkan dirinya. Kyara terus saja menangis, sampai akhirnya dia merasa kelelahan dan tidur terlelap, meski sesekali isak tangisnya masih terdengar.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Salam kenal dari author ya, readers...
semoga suka ceritanya..
mohon kritik dan sarannya supaya author bisa lebih baik lagi berkarya...
terima kasih..🙏🙏
Dua hari sudah Kyara mengurung dirinya di kamar. Dia tidak pernah beranjak dari tempat tidurnya, meskipun hanya untuk mandi ataupun makan. Bahkan tidak dipungkiri, setelah kejadian itu, karena kalut akan perasaannya, dia sampai lupa untuk melaksanakan kewajibannya, yaitu shalat.
Kyara hanya duduk menekuk lututnya, punggungnya menyandar pada tepi ranjang. Matanya menatap kosong ke depan. Pikirannya terus melayang pada kejadian-kejadian kebersamaannya dengan Ajay. Ya! Ajay Sanjaya, pria yang sangat tampan, yang begitu baik dan sopan, sampai-sampai Kyara terpesona dengan semua yang ada dalam diri Ajay.
Dua tahun lebih dia menjalin hubungan dengan Ajay. Demi cintanya terhadap lelaki itu, dia rela pergi dari rumahnya untuk merantau di kota Bekasi, tempat kelahiran Ajay Sanjaya. Setahun lebih hidup di perantauan, melewati kebersamaan tanpa ada masalah. Meskipun kadang terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil, tapi itu tak membuat kisah asmaranya retak. Sampai pada suatu hari….
Hari itu sepulang kerja, Kyara sudah mendapati Ajay berada di ruang tamu kost-annya. Ya! Ajay meminta Kyara untuk membuat kunci duplikat kamar kost-nya dengan alasan, jika ada jam kuliah nanggung, Ajay tidak harus pulang, tapi dia akan beristirahat di kost-an Kyara sebelum jam kuliahnya kembali dimulai. Dan Kyara pun percaya itu. Warga kost memang tidak ada yang menaruh curiga terhadap Ajay, karena Ajay mengenalkan dirinya sebagai sepupu Kyara. Bodohnya, Kyara pun mendukung kebohongan Ajay, meski terkadang merasa risih dan takut. Tapi sepertinya rencana Ajay berjalan baik, karena ibu kost pun percaya saja. Hmmm ... Ajay memanglah orang yang pandai bergaul, sehingga para warga kost menyenanginya.
Pukul 19.00 Kyara tiba di kamar kost-nya, dia membuka kunci pintu, saat dia hendak menutup pintu, tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang, dia sudah tahu kalau orang itu adalah Ajay.
"Sejak kapan kamu ada disini, Han?" tanya Kyara tanpa menoleh, dia masih sibuk mengunci pintunya.
(Han panggilan Kyara untuk Ajay, Honey...🤭)
"Sejak aku merindukanmu yang," jawab Ajay, manja.
Kyara membalikkan badannya, kemudian tersenyum manis kepada Ajay. "Aku mandi dulu ya! Lengket," kata Kyara.
Ajay menggeleng. "Makan dulu, Yang ... kamu bisa masuk angin mandi jam segini tanpa makan!" cegah Ajay.
"Nanggung Han ... gerah banget nih," teriak Kyara sambil berlari kecil menuju kamar mandi.
Ajay tersenyum melihat tingkah Kyara yang seperti anak kecil. Tiba-tiba senyum hangatnya berubah menjadi senyum kesinisan, "Malam ini aku harus mendapatkan kamu," ucapnya dalam hati.
15 menit kemudian, Kyara sudah rapi memakai baju tidurnya. Dia berjalan menghampiri Ajay yang sudah duduk di sofa.
"Kamu bawa apa Han?" tanya Kyara, matanya menatap ke arah bungkusan hitam yang ada di meja.
"Oh ... ini soto ayam, makanlah, mumpung masih hangat!" perintah Ajay.
Kyara tersenyum, membuka bungkusan itu dan menuangkan isinya ke dalam mangkuk. Dia pun mulai menikmati makanan itu.
Ajay terus memperhatikan wajahnya. Hmmm ... benar-benar kecantikan yang alami. Dengan wajah yang opal, kulit putih bersih, pipi yang agak merah merona dan bibir pink-nya yang tipis, membuat Ajay semakin tenggelam dalam hasratnya. Rambut panjang Kyara tergulung ke atas, sehingga menampakkan jenjang lehernya yang mulus. Melihat itu semua, semakin membuat Ajay menelan ludah.
"Yang, kamu percaya, ‘kan padaku? tanya Ajay.
Kyara yang sedang makan, hanya mengangguk menjawab pertanyaan Ajay.
Ajay merasa kesal dengan jawaban Kyara, dia merebut sendok yang digunakan kyara untuk makan.
"Yang ... denger dulu," kata Ajay dengan suara manjanya.
Kyara menatap Ajay. "Kamu kenapa sih, Han?" sambil berusaha merebut sendok itu.
Ajay menatap Kyara tajam. "Kalau kamu serius cinta aku, buktikan!" rengek Ajay.
"Kamu mau minta bukti apa?" Kyara balik bertanya dengan menatap lembut paras Ajay yang tampan.
"Tidurlah denganku!" ucap Ajay santai, tetapi penuh harap.
"What!! Gila kamu!" jawab Kyara membulatkan matanya, menatap tajam tak percaya. Seorang Ajay Sanjaya yang dia kenal sopan, memintanya untuk tidur bersama sebelum menikah.
Yah ... mereka memang belum memikirkan untuk menikah, karena usia mereka masih terlalu muda untuk menjalani sebuah pernikahan. Kyara hanya diam terpaku, mencoba mencerna apa yang dikatakan Ajay barusan.
"Kalau gitu ... bener kata orang, kamu emang gak pernah cinta aku," kata Ajay dengan wajah memelasnya.
"Mmmm ... bukan gitu Han," jawab Kyara.
"Terus apa, buktinya kamu gak mau, ‘kan menuhin permintaan aku?" Ajay mulai berbicara dengan nada yang agak tinggi.
Kyara yang mendengar nada bicara Ajay, mulai gelagapan. "Aku ... emm ... aku … aku hanya takut Han," jawab Kyara, lirih.
Ajay menggenggam tangan Kyara. "Kamu gak usah takut Yang, aku gak ngapa-ngapain kamu kok, suwer!" kata Ajay sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuk di depan wajah Kyara.
Kyara yang melihat kelakuan Ajay mencoba tersenyum meskipun agak ragu, akhirnya dia mengangguk pasrah.
Ajay tersenyum senang, kembali dia menggenggam tangan Kyara. "Makasih Yang, kamu gak usah khawatir, aku cuman pengen tidur meluk kamu doang, kok ... gak lebih," pastinya.
Dan akhirnya, untuk pertama kalinya Ajay menginap di kamar kost Kyara. Ya, Ajay memang sering main di kamar kost, tapi tidak untuk menginap, karena Kyara tidak pernah mengizinkannya. Tapi malam ini, entah kenapa Kyara merasa iba akan permintaan Ajay.
Malam mulai menyapa, dinginnya angin malam yang masuk melalui celah jendela kamar Kyara, semakin membuat kedua insan yang dimabuk cinta itu saling menggenggam erat tangannya.
Dengan malu-malu, Kyara mulai menyandarkan kepalanya di dada bidang Ajay. Pria itu mendekapnya, merasai ketenangan mulai menjalari hatinya. Dia mencium pucuk kepala Kyara.
Kyara mendongak, menatap mata Ajay. Tatapan penuh cinta bagi Kyara, tapi entah bagi Ajay. Ada sebuah tatapan yang tak bisa dimaknai. Entah rasa cinta atau hanya sekedar hasrat untuk memiliki Kyara seutuhnya.
Ajay mulai mendekatkan wajahnya, embusan napasnya kini mulai bisa dirasakan oleh Kyara.
Kyara menutup matanya. Tanpa berpikir panjang, Ajay mulai menciumnya. Awalnya sebuah ciuman yang lembut dan hangat. Kyara diam merasakan kehangatannya, tapi lama-kelamaan ciuman itu semakin memburu penuh naf'su.
Tangan Ajay sudah mulai tidak bisa dikondisikan. Kyara melepaskan ciumannya, dia menatap Ajay, Kyara menggelengkan kepalanya, sebagai isyarat supaya Ajay tidak melakukannya lebih jauh lagi. Tapi apalah daya, seorang Ajay yang sudah dikuasai oleh naf'su birahinya hanya tersenyum, lalu berbisik lirih di telinga Kyara, "Aku akan menikahimu."
Kyara kembali menatap Ajay yang sedang tersenyum dengan pandangan yang sangat meyakinkan. Dan pada akhirnya, pertahanan Kyara runtuh juga. Malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka. Menjadi malam yang menyakitkan bagi Kyara, karena malam itu, kesucian yang dia jaga selama 20 tahun, terenggut sudah.
Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa bagi Ajay, sehingga Ajay tersenyum puas akan malam ini. Merasa lelah, dia pun berguling dan tidur di samping Kyara, menggenggam tangan Kyara, menciumnya dengan hangat sambil berkata, "Terima kasih, Sayang."
Kyara tidak menjawabnya, dia sudah terlelap karena kelelahan. Ajay mengusap pucuk kepala Kyara, mencium wajahnya dan menarik selimutnya, kemudian mereka pun terlelap bersama.
Kyara tersenyum getir mengingat masa-masa indah itu. Sampai akhirnya ia mulai menundukkan kembali kepalanya. Teringat kejadian dua hari yang lalu, kejadian saat Ajay mengakhiri kisah asmara mereka.
Kyara masih tak habis pikir dengan alasan yang Ajay ucapkan. Ya! memang kalau dilihat dari segi materi, Ajay jauh lebih kaya dibandingkan Kyara. Dia anak pertama dari pasangan Ali Sanjaya dan Diana Sanjaya. Seorang tuan tanah yang ada di kota Bekasi. Sedangkan Kyara, dia hanyalah seorang anak dari sopir angkot yang mencoba peruntungannya di kota Bekasi sebagai buruh pabrik.
Tapi, kalau dilihat dari kejadian pada saat pertama kali Kyara diperkenalkan dengan kedua orang tua Ajay, Kyara merasa mereka baik-baik saja. Ya … meski sikap ayahnya yang tidak banyak bicara, tapi ibu Ajay termasuk orang yang ramah menurut Kyara. Namun, entahlah ... hati orang, siapa yang tahu....
Bersambung...
Terimakasih yang sudah singgah di novel pertama saya...
Jika berkenan ditunggu ya likenya...🙏🙏
Jangan lupa saran dan kritikannya, supaya author bisa lebih baik lagi berkarya...thanks
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!