Cerita ini adalah kelanjutan dari cerita “Kamulah Jodoh Ku”, tetapi untuk kali ini menceritakan tentang kehidupan Farel yang ditinggal pergi selama – lamanya oleh Nata beserta salah satu anaknya akibat kecelakaan.
**********
Suara sirine ambulance terdengar begitu keras saat memasuki rumah sakit, karena pada saat itu telah terjadi kecelakaan di tol arah Surabaya – Malang, kecelakaan terjadi karena salah satu truk yang bermuatan pasir oleng dan menabrak pembatas jalan, yang disusul beberapa mobil yang berada dibelakangnya yang mengakibatkan tabrakan beruntun yang menewaskan lima orang dan beberapa orang mengalami luka parah dan ringan.
Farel yang berada didalam ambulance bersama istri dan kedua anaknya saat itu Nata dan Rafa anaknya mengalami luka parah sedangkan Farel dan Rafi hanya mengalami luka ringan. Nata dan Rafa tidak sasaran diri saat dibawa ke rumah sakit. Setelah sampai rumah sakit Nata dan Rafa langsung di bawa ke dalam IGD sedangkan Farel dibawa keruangan lain untuk mendapatkan perawatan, karena saat itu ruangan IGD hanya khusus untuk korban yang mengalami luka yang parah.
Selesai perawatan Farel dan Rafi menunggu keluarganya yang sudah dihubunginya, tak beberapa lama Billy dan Ayana datang. Ayana yang melihat Rafi langsung mengambil Rafi dari gendongan Farel, Billy pun langsung memeluk adiknya untuk menguatkan dirinya.
”Sabar ya, kita doakan Nata dan Rafa agar selamat dan cepat pulih.” Ucap Billy.
Farel hanya menganggukkan kepala tanpa mengucapkan apa pun.
”Rafi aku bawa ya mas?.” Tanya Ayana.
Farel menganggukkan kepalanya. “Tolong jaga Rafi dulu ya Aya, mas tolong urus semua administrasi rumah sakit, aku ingin disini menunggu Nata dan Rafa.” Jawab Farel pelan.
“Iya, yuk sayang ikut aku.” Ucap Billy langsung menggandeng Ayana yang sedang menggendong Rafi.
“Aku tinggal dulu ya kalau ada kabar tentang Nata dan Rafa kamu langsung hubungi aku.” Ucap Billy lagi.
Farel hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah mengurus semua selesai, Billy kembali ke ruangan ICU untuk menemani Farel, sedangkan Ayana menemani Rafi di ruang anak, karena kondisi Rafi juga terluka walau tidak separah Rafa saudaranya. Di depan ruang ICU sudah ada Pak hermawan,Ibu Tika, Pak Agus, Ibu Cici, Rico dan Anton yang menemani di sana. Billy pun bergegas berjalan ke tempat mereka.
“Assalamualaikum.” Ucap salam Billy.
“Waallaikumsalam.” Ucap mereka semua yang ada di sana membalas salam Billy.
Billy langsung bersalaman kepada mereka semua dan duduk disebelah Ibu Tika.
“Kamu dari mana saja kok baru datang?.” Tanya Ibu Tika.
“Maaf ma tadi aku mengurus administrasi rumah sakit dan memberikan keterangan kepada polisi, karena Farel meminta ku untuk mengurus semuanya.” Jawab Billy.
“Terus Ayana mana.?” Tanya Pak Hermawan.
“Ayana di ruang anak menemani Rafi kerena Rafi juga perlu perawatan Pa.” Jawab Billy.
“Ya Alloh sampai lupa sama cucu yang satunya. Ya sudah mama ke sana dulu mau lihat Rafi.” Ucap ibu Tika langsung menuju ruangan anak setelah berpamitan kepada mereka yang ada di sana.
”Gimana keadaan Nata dan Rafa Om?.” Tanya Billy kepada Pak Agus ayah Nata.
“Belum ada kabar Bill, terakhir dokter bilang kalau empat pasien yang ada di dalam semuanya dalam keadaannya kritis, kita doakan saja agar Nata dan Rafa selamat dan cepat pulih.” Ucap Pak Agus.
“Amin, iya Om.” Ucap Billy.
Hari semakin malam di ruang tunggu masih ada beberapa keluarga pasien yang berada di sana termasuk Farel, Billy, Pak Hermawan dan Pak Agus, sedangkan Ibu Cici berada di ruang anak menemani Ibu Tika dan Rafi karena Ayana harus pulang ke rumah untuk menjaga Yoga. Rico dan Anton pun pulang, karena kantor harus ada yang mengurus dan menghandle pekerjaan kerena Farel dan Billy tidak akan ke kantor saat keadaan seperti ini.
Farel duduk didekat pintu ruangan ICU penampilannya sangat kacau mukanya pucat karena menahan sakit pada badannya dan pikirannya tidak tenang karena memikirkan istri dan anaknya yang ada di dalam ruangan ICU. Billy mencoba membujuk Farel untuk beristirahat tetapi Farel selalu menolak dan akhirnya mereka semua hanya diam melihat keadaannya seperti itu.
Tak lama ruang ICU terbuka dan perawat mengatakan bahwa Nata sudah sadar dan meminta Farel untuk masuk keruangan ICU.
“Keluarga Ibu Nata.” Ucap perawat yang memanggil.
“Iya sus.” Ucap Farel.
“Ibu Nata sudah sadar dan ingin bapak masuk kedalam, tetapi sebelum itu bapak harus membersihkan badan bapak, karena di dalam ruangan ICU harus dalam keadaan bersih dan steril.” Ucap perawat.
“Baik sus.” Jawab Farel yang langsung mengambil paper bag yang berisi baju ganti dan langsung masuk kedalam toilet untuk membersihkan badan.
Setelah selesai Farel pun langsung masuk ke ruang ICU dengan menggunakan baju khusus, sedangkan yang lain menunggu di luar. Farel masuk kedalam ruangan dilihatnya ada beberapa pasien korban kecelakaan yang masih belum sadar. Farel berjalan mengikuti perawat yang berjalan menunjukkan tempat Nata dan Rafa di rawat.
“Gimana keadaan istri dan anak saya ya dok?.” Tanya Farel kepada dokter yang ada di sana.
“Yang sabar ya pak, kita doakan agar keadaan istri dan anak bapak cepat pulih.” Ucap dokter yang menenangkan Farel.
Farel duduk di sebelah ranjang pasien dipegang dan diciumnya tangan Nata dan membacakan doa sebisanya. Air mata Farel pun mulai keluar membasahi pipi saat melihat keadaan Nata dan Rafa. Tiba-tiba Nata mulai membuka matanya perlahan setelah mendengar suara Farel menyebut namanya. Farel terkejut melihat Nata membuka matanya, hal pertama yang dilakukan Nata adalah tersenyum saat melihat suaminya ada di sampingnya, dengan suara pelan dan terbata-:bata Nata meminta Farel untuk mendekat karena Nata ingin berbicara. Farel pun langsung mendekat ke Nata.
“Ada apa sayang, kamu istirahat saja biar cepat pulih.” Ucap Farel pelan.
“Maafin Nata ya mas, karena Nata gak bisa menemani mas lama, jaga Rafi untuk ku. Aku akan menemani Rafa, kasihan Rafa kalau sendirian.” Ucap Nata pelan.
“Kamu ngomong apa sih kita semua akan berkumpul gak akan ada yang pergi.” Ucap Farel yang mulai mengeluarkan air mata.
Nata tersenyum. “Ingat mas pesan ku, jaga Rafi teruskan hidup mas aku ikhlas kalau mas mencari pendamping hidup lagi, karena aku sudah gak bisa bertahan lagi mas.” Ucap Nata terbata-bata karena nafasnya mulai sesak.
“kamu ngomong apa sih Nat.” Ucap Farel yang mulai sesenggukan karena menangis.
“Maaf, maafin aku. Ikhlaskan aku dan Rafa pergi dan tolong bantu aku mas.” Ucap Nata.
Farel yang melihat Nata seperti itu sudah tidak kuat, alat-alat yang terpasang di tubuh Nata dan Rafa pun berbunyi menunjukkan ada yang tidak baik pada mereka. Farel yang mengetahui permintaan Nata agar Farel menolongnya menuntunnya membacakan dua kalimat Syahadat, Farel pun langsung membantu dan menuntun Nata mengucapkannya, sedangkan dokter yang ada di sana mencoba yang terbaik agar Nata dan Rafa dapat tertolong. Setelah Farel membantu dan menuntun Nata membacakan dua kalimat syahadat dengan tersenyum Nata pun langsung menutup matanya. Nata pun pergi selama-lamanya bersama Rafa.
TERIMA KASIH
TUNGGU KELANJUTANNYA
Mohon dukungannya jangan lupa Like, Comen, Kasih bintang dan Vote...
Di kediaman Pak Hermawan sudah ada tamu dan orang - orang yang berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa dan bertakziah. Farel duduk di ruang tengah yang dimana Nata dan Rafa berbaring untuk terakhir kalinya sebelum mereka berdua dimakamkan.
Farel meminta Billy untuk menggantikan dia untuk menemui tamu karena dia tidak ingin diganggu. Pak Hermawan, pak Agus dan Billy yang menemui tamu yang mengucapkan bela sungkawa. Setelah persiapan pemakaman semua selesai, Nata dan Rafa pun langsung di disholatkan lalu di berangkatkan ke sebuah pemakaman yang tak jauh dari kediaman Pak Hermawan.
Pemakaman pun berjalan dengan lancar, malam harinya dilanjutkan dengan acara tahlilan untuk mendoakan Nata dan Rafa. Setelah semua acara itu Farel masuk kedalam kamarnya dan tidak keluar sama sekali, walau sudah dibujuk oleh beberapa orang untuk makan Farel selalu menolak dan meminta mereka keluar.
Billy masuk kedalam kamarnya dilihatnya Ayana sedang menjaga Yoga dan Rafi yang sedang tertidur nyenyak. Ayana melihat Billy langsung menghampiri nya.
"Gimana keadaan Rafi sayang?." Tanya Billy.
"Alhamdulillah mas dia anak yang pintar gak rewel sama sekali. Aku kasihan mas sama Rafi. Terus gimana keadaan mas Farel sekarang?." Tanya Ayana balik.
"Sama seperti tadi, dia belum mau keluar kamar, dia menolak untuk makan dan gak mau mendengar omongan orang." Jawab Billy yang langsung duduk di sofa.
"Semoga mas Farel kembali seperti dulu ya mas, semoga dia bisa mengikhlaskan kepergian Nata dan Rafa kasihan Rafi, mas Farel harus ingat kalau dia masih punya Rafi yang harus dia jaga." Ucap Ayana.
"Ya sudah besok coba kita bujuk lagi. Kita istirahat dulu, kamu tidur sama mereka saja, biar mas tidur disini." Ucap Billy.
"Ya mas, kalau kamu gak nyaman tidur di sofa kamu pindah tidur saja di sebelah ku, tempat tidur kita kan besar jadi cukup buat kita berempat." Ucap Ayana.
"Iya kamu istirahat dulu saja. Aku masih ingin istirahat disini." Ucap Billy yang membelai lembut kepala Ayana.
Ayana menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan kearah tempat tidur, lalu berbaring bersama Yoga dan Rafi.
**********
Pagi itu Ayana sedang menyiapkan minuman di dapur, dan di ruang tamu Ibu Tika dan Ibu Cici sedang berbicara tentang keadaan Farel, Ayana berjalan dari dapur menuju ruang tamu menghampiri Ibu Tika dan Ibu Cici dengan membawakan dua gelas teh untuk mereka lalu duduk di sebelah Ibu Tika.
"Billy mana Aya?." Tanya Ibu Tika.
"Mas Billy di kamar ma, menemani Yoga dan Rafi bermain." Jawab Ayana.
"Apa nak Billy gak kerja?." Tika ibu Cici.
"Kerja tante, tetapi nanti siang mas Billy akan berangkat ke kantor." Jawab Ayana.
"Untuk persiapan tahlilan sampai tujuh hari gimana?." Tanya Ibu Tika.
"Semua persiapan sudah di urus semuanya oleh Rico, jadi Mama sama tante tidak perlu khawatir." Jawab Ayana.
"Alhamdulillah kalau sudah beres semua, apa kamu sudah lihat keadaan Farel di kamar Aya? Mama belum ke kamarnya sejak kemarin malam?." Tanya Ibu Tika.
"Tadi pagi mas Billy masuk ke kamarnya ma, membawakan segelas teh dan roti untuk sarapan, kata mas Billy makanan yang kemarin Mama bawa ke kamarnya masih utuh tidak di sentuh, saat mas Billy mengajak nya bicara, mas Farel meminta mas Billy untuk keluar." Jawab Ayana sambil menghembuskan nafas nya.
"Ya Alloh mbak, coba biar saya yang masuk untuk menasehatinya mungkin Farel mau mendengarkan apa yang saya katakan." Ucap Ibu Cici yang ikut khawatir dengan menantu nya.
"Iya mbak Ci, tolong bujuk Farel dari kemarin saya bujuk dia sama sekali gak mau mendengarkan saya, mungkin dia mau mendengarkan mbak Cici, kalau memang tetap gak mau, biar Papa nya yang turun tangan." Ucap Ibu Tika.
"Iya mbak saya coba bujuk Farel." Ucap Ibu Cici yang berdiri dan berjalan menuju kamar Farel.
Ibu Cici di depan pintu kamar Farel lalu diketuknya pintu itu, karena tidak ada tanggapan dari Farel yang ada di dalam Ibu Cici pun langsung masuk kedalam.
"Jegrek." Suara pintu dibuka.
"Assalamualaikum." Ucap salam Ibu Cici.
Farel terkejut karena yang masuk kedalam kamarnya adalah ibu mertua nya. Farel pun langsung berdiri.
"Waallaikumsalam." Ucap Farel membalas salam Ibu Cici.
"Ibu boleh masuk nak?." Tanya Ibu Tika.
"Iya bu silahkan, maafin Farel bu." Jawab Farel lalu berdiri dan langsung duduk di pinggir tempat tidur yang awalnya dia duduk dipojok kamar.
Ibu Cici tidak membalas ucapan Farel, dia langsung berjalan kearah jendela dan pintu balkon kamar Farel, dibukanya korden, jendela dan pintu balkon yang ada dikamar Farel agar udara yang di kamar menjadi lebih segar, setelah itu Ibu Cici berjalan dan langsung duduk disebelah Farel.
"Kamu kenapa seperti ini? Farel yang ibu kenal gak seperti ini, dia bisa menghadapi semua masalah dengan baik, pikiran yang jernih dan ikhlas." Ucap Ibu Cici.
"Maafin Farel bu, Farel sudah ingkar janji, Farel gak bisa menjaga Nata dengan baik yang membuat Nata pergi meninggalkan kita semua bu, ini semua gara-gara Farel bu." Ucap Farel yang mulai menangis.
"Itu bukan salah mu Rel, ini semua sudah takdir Alloh, gak ada orang yang bisa menghindari kalau itu semua sudah ditakdirkan. Ibu dan ayah tidak menyalahkan kamu, ibu juga sudah ikhlas." Ucap Ibu Cici menasehati Farel.
"Tapi bu ....." Ucap Farel yang tidak di teruskan.
"Tapi apa?, kamu harus ikhlas Rel, kasihan Nata dan Rafa anak mu, mereka berdua pasti sedih kalau melihat diri mu seperti ini dan Ibu ingatkan kamu masih punya Rafi yang harus kamu jaga, rawat dan kamu beri kasih sayang. Karena Rafi hanya punya kamu sekarang dan kamu harus tetap hidup demi dia Rel!." Ucap Ibu Cici dengan penuh penekanan.
Farel hanya diam dan dia mulai sadar karena semenjak di rumah sakit sampai sekarang dia melupakan Rafi anaknya yang masih hidup dan selamat.
"Ya Alloh, maafin Farel bu, gara-gara keegoisan Farel, sampai-sampai Farel lupa dengan Rafi sekarang dia dimana bu." Ucap Farel yang sudah sadar.
Ibu Tika masuk kedalam kamar bersama Ayana yang sedang menggendong Rafi, karena mereka sudah dari tadi berada di luar kamar Farel saat Ibu Cici sedang berbicara dengan Farel. Farel melihat mereka semua masuk kedalam kamarnya merasa bersalah karena membuat mereka semua khawatir.
"Maafin Farel, Ma, bu dan kamu juga Aya, makasih sudah mau menjaga Rafi." Ucap Farel.
"Iya nak. Kamu harus ikhlas ya Rel ingat kamu masih ada Rafi." Ucap Ibu yang langsung memeluk Farel dan menunjuk Rafi yang di gendong Ayana.
Ayana berjalan dan langsung memberikan Rafi kepada Farel. Farel langsung menerima, dipeluknya dan diciumnya Rafi.
"Maafin Papa ya sayang, Papa tidak mempedulikan mu. Maafin aku Nat, aku janji akan merawat anak dan menjaga anak kita." Ucap Farel sambil memeluk Rafi.
Mereka yang berada di kamar Farel ikut merasakan kesedihan Farel dan sedikit bahagia karena Farel sudah dapat mengikhlaskan kepergian Nata dan Rafa salah satu anak mereka.
TERIMA KASIH
TUNGGU KELANJUTANNYA
Lima tahun kemudian....
Ranty April adalah dokter bedah perempuan yang memiliki spesialisasi dalam bidang Diabetic Wound Care, Chronic Wound Care, Breast Disease Screening, Keloid & Scar Management dan Varises / CVI Management. Menamatkan pendidikan dokter umum di Universitas Airlangga, Surabaya dan melanjutkan ke Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah di Universitas Indonesia, Jakarta. Dia juga mengikuti workshop dan kursus Hernia dan Laparoscopic di tingkat nasional dan internasional dan saat ini dia bekerja di sebuah rumah sakit di Surabaya.
Visiual Ranty Aprilia
Saat ini Ranty berusia dua puluh enam tahun, umur yang di mana sudah matang untuk menikah dan memiliki seorang anak, bukannya dia tidak mau menikah karena suatu hal buruk yang membuat dirinya trauma untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Hal itu yang membuat ibunya yang selalu menjodohkannya dan mencarikan calon suami agar dia tidak salah pilih seperti dulu.
Flashback on
Tiga tahun yang lalu Ranty pernah menjalin hubungan serius dengan lelaki yang bernama Rasid Dwi Handoko seorang tentara yang umurnya beda tiga tahun dan saat itu mereka menjalin hubungan jarak jauh. Ranty di Surabaya sedang kuliah kedokteran, sedangkan Rasid bertugas dan sedang menjalani pendidikan untuk mendapatkan jabatan atau pangkat yang lebih tinggi di Kota Semarang. Walau hubungan mereka LDR tetapi mereka serius dalam menjalin hubungan dan saling percaya. Sebulan sekali mereka akan saling berkunjung terkadang Ranty akan berkunjung ke kota tempat Rasid dan jika sedang libur Rasid pun akan mengunjungi Ranty. Keluarga mereka pun saling mendukung, Rasid menginginkan hubungan mereka berlanjut kearah yang lebih serius dan meminta Ranty untuk menerima lamarannya dan menunggu Rasid sampai selesai pendidikan nya. Ranty pun menyetujui nya dan akhirnya keluarga mereka berdua memutuskan untuk mengadakan lamaran sebagai tanda pengikat hubungan mereka lebih serius.
Tetapi tepat tiga hari sebelum acara lamaran Rasid membatalkan lamaran dan memutuskan hubungan mereka yang sudah berjalan selama empat tahun karena orang ketiga. Rasid lebih memilih wanita lain anak komandannya demi karier. Karena hal itu Ranty lebih menutup diri dari laki - laki yang akan mendekatinya dan menganggap semua laki - laki itu sama.
Flashback off
Di sebuah apartemen Ranty sedang bersiap akan berangkat bekerja, dia disibukkan oleh Hpnya, karena saat itu dia sedang menerima telepon dari ibunya.
"Assalamualaikum bu." Ucap salam Ranty.
"Waalaikumsalam. Kamu dimana sekarang?." Tanya Ibu Dewi.
"Ini Ranty masih di apartemen mau berangkat." Ucap Ranty yang akan keluar dari apartemen nya.
"Ingat besok ayah dan ibu akan ke Surabaya, ayah mu akan menghadiri acara seminar dan Ibu akan ke apartemen mu." Ucap Ibu Dewi.
"Biasanya kan ibu kalau datang gak pernah bilang dan tahu - tahu sudah di sini, hayo pasti ada maunya, sudah deh bu kalau bahas masalah nikah nanti saja setelah ibu sampai di apartemen Ranty. Ranty sudah terlambat ini mau berangkat, sudah dulu ya bu. Assalamualaikum." Ucap salam Ranty.
"Waalaikumsalam." Ucap ibu Dewi membalas salam langsung yang tidak mendapatkan kesempatan berbicara kepada Ranty.
Setelah selesai telepon Ranty merasa lega. "Alhamdulillah untung saja ibu gak banyak bicara bisa - bisa sampai siang baru selesai bicaranya." Ucap Ranty dalam hati.
Ranty pun langsung keluar apartemen nya dan menuju lift untuk turun kebawa.
**********
Di apartemen yang sama dengan Ranty, Farel sedang menyiapkan sarapan untuk anak semata wayang nya. Setelah sholat subuh bersama Rafa, Farel sibuk mengurus beberapa keperluan dirinya dan anaknya sedangkan Rafi memilih tidur lagi, semenjak di tinggal oleh Nata dan Rafa Farel lebih memilih tinggal berdua di apartemen nya bersama dengan Rafi dari pada tinggal di rumah utama, karena Farel merasa nyaman jika tinggal disini, karena apartemen itu memiliki banyak kenangan bersama Nata dan Rafa. Farel tidak sendiri melakukan tugas di apartemen ada bik Iyah yang membantu untuk membersihkan, mencuci, setrika dan memasak tetapi bik Iyah akan pulang ke rumahnya setelah menyelesaikan tugasnya di apartemen Farel.
Setelah menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua Farel pun langsung membangunkan Rafi yang sedang tidur di kamarnya karena setelah sholat subuh kebiasaan Rafi selalu tidur di kamar papa nya.
"Rafi ayo bangun hari ini papa ada rapat pagi, jadi papa akan mengantarkan mu ke rumah budhe." Teriak Farel membangunkan Rafi.
"Papa ini kan masih pagi." Jawab Rafi yang enggan bangun.
Farel pun langsung masuk kamarnya untuk membangunkan Rafi, setelah menyiapkan sarapan dan pakaian sekolah untuk anaknya. Itulah rutinitas yang dilakukan oleh Farel sebagai orang tua tunggal.
"Ayo bangun jagoan Papa buruan mandi hari ini Papa ada rapat menggantikan pakde mu. Apa kita mandi sama - sama saja biar mempersingkat waktu." Ucap Farel yang menggoda anaknya.
"Itu ide yang bagus Pa, kita sudah lama gak mandi bareng sekalian kita main air. He.. He.. He." Ucap Rafi sambil tersenyum lebar.
"Ok." Ucap Farel yang langsung menggendong Rafi.
Setelah mereka berdua mandi, mereka pun langsung sarapan dan bersiap untuk berangkat. Farel dan Rafi keluar apartemen dan berjalan menuju lift saat berjalan menuju lift Farel dan Rafi bertemu dengan Ranty yang sama - sama akan berangkat bekerja.
Di dalam lift Farel sibuk memeriksa email yang masuk melalui Hpnya dan saat itu pegangan tas Rafi terlepas, Rafi memanggil Papa nya tetapi tidak di tanggapan dan saat itu Ranty yang melihat Rafi kesulitan memperbaiki tasnya mencoba membantu.
"Bisa tante bantu?." Tanya Ranty dengan tersenyum.
"Iya tante tolong ya, maaf merepotkan tante." Jawab Rafi yang memberikan tasnya yang rusak agar diperbaiki oleh Ranty.
Ranty menerima tasnya dan memperbaikinya. "Ini sudah tante perbaiki." Ucap Ranty yang membantu memakaikan tas ke punggung Rafi.
"Terima kasih tante." Ucap Rafi.
Ranty menjawab dengan anggukan dan tersenyum manis.
Lift sudah turun ke lantai bawah dan pintu lift pun terbuka, Ranty pun tersenyum dan melambaikan kepada Rafi langsung keluar berjalan menuju tempat parkir mobil. Farel dan Rafi pun juga keluar bersama, saat akan masuk kedalam mobil Farel baru ingat kalau tadi anaknya meminta bantuan untuk memperbaiki tasnya.
"Oh iya tadi kami bilang kalau tas mu rusak. Itu papa lihat gak rusak." Ucap Farel yang melihat dan memegang tas Farel.
"Papa telat, tas Rafi sudah di perbaiki sama tante itu." Jawab Rafi sambil menunjuk Ranty yang berjalan menuju mobilnya.
"Kamu sudah mengucapkan terima kasih kan?." Tanya Farel.
"Sudah dong Pa." Jawab Rafi.
"Ya sudah yuk berangkat, nanti papa telat." Ucap Farel yang langsung masuk kedalam mobil dan diikuti Rafi dari pintu sebelah nya.
Mereka pun berangkat ke rumah utama yaitu rumah Pak Hermawan dan Ibu Tika.
TERIMA KASIH
TUNGGU KELANJUTANNYA
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!