Disebuah bangku taman Pesantren terlihat seorang gadis cantik nan rupawan.
Zainab nama nya, Wanita cantik yang berkulit putih dan bermata bulat. Wanita itu terlihat sedang termenung sendiri mengayun ngayunkan kakinya.
Entah apa yang sedang difikirkan oleh wanita yang berusia 22 tahun itu.
10 menit berlalu..
Zainab beranjak dari duduk nya kemudian dia melangkahkan kaki nya menuju asrama yang dia tempati.
Setelah kedua orang tua nya meninggal dunia, Zainab di titipkan oleh keluarga nya ke pesantren khusus anak yatim dan dhuafa. Selama bertahun tahun Zainab tinggal di Pesantren tersebut. Kelurga nya sudah tak ada yang perduli lagi dengan nya.
Paman dan Bibi nya yang dulu di amanati oleh kedua orang tua nya untuk membesar kan Zainab sudah tak lagi perduli dengan nya. Bahkan mereka yang memasukan Zainab ke pesantren khusus anak yatim itu. Alasan nya mereka sudah tak mampu jika harus menanggung biyaya hidup Zainab.
Sudah 5 tahun Zainab berada di pesantren yang hampir sama dengan panti asuhan itu. Dimana anak anak yang tinggal disana adalah anak anak yatim piatu dan anak yang tidak mampu.
Selama itu pun tidak ada satu keluarga nya yang menjenguknya ke pesantren.
Zainab hanya bisa bersedih meratapi nasibnya yang sangat memilukan.
Untung saja sang pemilik pesantren adalah orang yang baik dan dermawan.
****
Zainab berjalan pelan melangkah kan kakinya dengan sebuah buku berada di dekapan dada nya.
Tiba tiba..
"Bruuuukkk.."
Sebuah buku milik Zainab dan beberapa buku yang entah siapa pemiliknya terjatuh berhamburan di atas tanah yang kering.
Zainab segera membungkuk memunguti buku milik nya dan buku milik orang yang telah menabraknya.
Pada saat yang bersamaan tiba tiba tangan kedua nya sama sama terfokus pada satu buku yang akan mereka ambil. Sontak saja keduanya terkejut saat tak sengaja tangan kekar seorang lelaki itu berada tepat di atas tangan Zainab.
Kedua nya langsung menarik tangan nya masing masing.
"Ma.. Maafkan saya tuan." Ucap Zainab gugup. Wajah nya masih menunduk tanpa berani memandang wajah tampan yang berada di hadapan nya.
"Tuan??" Ucap Lelaki itu dengan suara datar nya.
Zainab hanya terdiam tak menjawab ucapan lelaki itu.
"Hah? Dia tak bergeming? Gila bahkan dia tidak menatap wajah ku?" Ocehan lelaki itu dalam hati.
Zainab masih terdiam tak mengerti, Sementara itu Ahkam yang tak lain adalah putra pertama dari sang pemilik pesantren nampak kesal.
"Baru kali ini gua diremehin sama 1 wanita." Ucap nya kesal dalam hati.
"Heiii.. kenapa kau menunduk? Apa kau tak kenal dengan saya?" Tanya Ahkam dengan nada sombong nya.
"Ma.. maaf kan saya tuan. Saya tidak sengaja." Ucap nya dengan nada ketakutan.
Ahkam yang kesal karena terus terusan dipanggil tuan oleh anak asuh Orang tua nya, Dengan cepat dia mengangkat dagu Zainab dan mengarahkan wajah nya tepat menghadap ke wajah Ahkam.
Sontak saja Zainab terkejut atas perlakuan Ahkam yang menurutnya sudah keterlaluan.
Zainab memejamkan mata nya lalu dia membuang wajah nya ke samping.
Sementara itu Ahkam semakin dibuat kesal oleh Zainab yang benar benar tidak menatap pada wajah tampan nya.
"Heii kau! Berani nya kau mengacuhkan ku." Bentak nya pada Zainab.
Mendapat bentakan seperti itu dari lelaki yang tak dikenalnya membuat Zainab semakin bergetar ketakutan.
Kaki nya bergetar saat tatapan tajam lelaki yang telah berani menyentuh nya menatap dengan Kedua bola mata yang membulat penuh.
Zainab menundukan kepala nya tak berani menatap wajah lelaki yang saat ini begitu menyeramkan bagi nya.
Sementara itu lagi lagi Ahkam dibuat kesal atas sikap Zainab yang seperti tak menganggap ada sesosok manusia di hadapan nya.
Dengan amarah yang memuncak Ahkam meninggalkan Zainab yang masih berdiri ketakutan.
*****
Zainab masih berdiri kaku di tempat nya. Nafas nya tersengal sengal.. Keringat nya bercucuran. Entah apa yang sedang di fikirkan wanita itu tentang lelaki yang baru saja bertemu dengan nya tadi.
Zainab mulai mengatur nafas nya agar kembali normal. Jantung nya sudah kembali seperti sedia kala.
Dia pun sedikit menarik nafasnya lalu membuang nya pelan.
Entah siapa lelaki yang tadi bertemu denganku? Sungguh menyeramkan sekali.
Ucapnya sambil bergidik ngeri.
Sementara itu yang terjadi pada Ahkam.
Dengan langkah yang terburu buru dia terus melangkahkan kaki nya menuju rumah yang sudah lama sekali tak dikunjungi nya.
Yahh itu adalah rumah kedua orang tua nya.
Semenjak kuliah di luar negeri Ahkam jarang sekali pulang ke rumah nya. Dikarena kan terlalu sibuk dan mengejar target.
Sudah 3 tahun Ahkam menempuh pendidikan di negara mexico, Baru kali ini dia dapat kembali ke tanah kelahirannya.
"Ajibbb!! Akhirnya gue bisa kembali lagi menginjakan kaki di tanah kelahiran gue. Pasti Umi sama Abi terkejut melihat kedatangan gue yang tiba tiba." Bisik nya dalam hati sambil terus melangkahkan kaki nya menyusuri halaman rumah yang besar nan mewah.
Yah mereka memang keluarga yang kaya raya. Mempunyai banyak perusahaan dan Ladang bisnis nya yang melimpah ruah dimana mana.
Sampai akhir nya mereka membangun Pesantren milik nya sendiri yang di khususkan untuk anak anak yatim piatu dan kurang mampu.
Segala biaya keperluan anak anak yang tinggal di asrama ditanggung oleh sang pemilik pesantren,Yatsir Abi H.Ahmad Malik Yatsir Dengan istri nya yang bernama Umi Hj.Ajeng Ningrum.
Mereka berdua sangat lah dermawan dan baik hati pada semua kalangan. Mau orang miskin, orang biasa, bahkan orang orang kaya sekalipun.
Sesampainya di depan rumah mewah milik kedua orang tua nya, Ahkam menekan tombol bel rumah nya.
"Ningnong" begitu kira kira bunyi bel yang dia pencet.
Tanpa dipersilahkan masuk oleh sang penghuni rumah, Ahkam langsung menerobos masuk kedalam rumah nya.
Saat Ahkam mencari kedua orang tua nya, Tiba tiba dirinya di kagetkan oleh seseorang yang menepuk pundak nya dari belakang.
"Duuuaaarrrr..." Arka selaku adek kandung nya Ahkam mengagetkan kakak nya yang baru datang.
"Sialan... Dasar kau ini adik kurang ajar!" Maki Ahkam kesal sambil memukuli adek nya pelan.
"Hehehe Sorry Bang!" Ucap Arka sambil nyengir kuda.
"Dimana Umi dengan Abi? apa mereka sedang pergi?" Tanya Ahkam pada adik nya seraya melangkahkan kakinya mencari kedua orang tua nya.
"Umi Abi ada di kamar mereka." Ucap Arka.
Akhirnya Ahkam pun menemui kedua orang tua nya.
Ketika kedua orang tua Ahkam melihat kedatangan putra pertama nya, mereka terkejut dan langsung memeluk putra mereka yang sedikit bandel. Mereka pun melepas rindu dengan putra nya yang sudah 3 tahun baru bertemu kembali.
*****
Arka melangkah kan kakinya menuju Asrama putra yang bangunan nya melewati asrama putri.
Seketika langkah nya terhenti saat melihat seorang wanita sedang kesusahan berusaha meraih sebuah buku yang terletak di rak paling atas.
Yahh.. wanita itu adalah Zainab. Dengan susah payah dia meraih buku yang akan dia pelajari.
Pada saat itu 1 tangan yang kekar meraih buku yang sedari tadi Zainab inginkan.
Tangan nya langsung ia turunkan dan mata nya melotot melihat siapa yang melakukan itu pada nya.
Seorang putra pemilik pesantren yang begitu di takdzimi dan di kagumi itu dengan senyum yang mengembang menyodorkan sebuah buku yang di inginkan Zainab.
Zainab sungguh tidak percaya dengan pemandangan yang dia saksikan saat ini.
Wajah tampan dengan senyuman manis pemilik garis wajah keturunan Pakistan itu dengan suka rela membantu Zainab untuk mengambilkan nya sebuah buku.
Hati nya langsung berdebar tak karuan.
Mata nya terus menatap tak berkedip melihat wajah tampan yang berada dekat di hadapan nya.
Ini kali pertama nya Zainab dapat memandang langsung wajah tampan Arka.
Arka Zain Ahmad adalah putra kedua dari pasangan Abi H.Ahmad malik yatsir dengan Umi Hj.Ajeng ningrum.
Putra bungsu dari sang pemilik pesantren itu.
Sifat nya mewarisi sifat kedua orang tua nya. Tak pernah menyombongkan diri terhadap sesama.
"Hei ini buku nya." Ucap Arka membuyarkan lamunan Zainab.
Dengan gugup Zainab meraih buku yang disodorkan Arka kepada nya.
"Terimakasih Mas Arka." Ucap Zainab malu malu.
"Jangan panggil aku Mas dong. Aku kan masih muda." Ucap Arka dengan senyum manis nya.
"Eh iya.. lalu saya panggil mas apa?" Tanya Zainab gugup.
"Panggil nama saja ya. Arka!" Jawab Arka tegas.
Zainab pun mengangguk dan tersenyum.
Lalu dia kembali melangkahkan kakinya. Namun baru 3 langkah dia memutar kembali badan nya dan...
"Heii kamu, Siapa nama mu?" Tanya Arka pada Zainab.
"Zainab. Panggil saja Zain." Jawab Zainab tersipu malu.
Arka menyatukan telunjuk dan jempolnya membentuk huruf O yang arti nya Oke.
"Pertemuan yang sungguh manis.. Beruntung sekali aku bisa berkenalan dengan nya.." Ucap Zainab dalam hati.
*****
"Ahkam sayang.. berapa tahun lagi kau menyelesaikan study mu?" Tanya Umi pada putra nya yang sedang sarapan.
"InsyaAllah 3 tahun lagi mi." Jawab Ahkam dengan roti yang masih berada di mulutnya.
"Lama sekali." Ucap umi.
"Apa kau tahu nak? Umi dan Abi ingin segera mempunyai cucu. Itu artinya kau harus segera menikah setelah study mu selesai." Timpal nya lagi.
Ahkam terkejut mendengar ucapan umi nya sampai sampai ia terbatuk.
"Ohok ohokkk.."
Dengan sigap umi memberikan segelas air mineral pada putra sulung nya.
"Kau kenapa nak?" Tanya umi.
"Tidak apa apa mi. Hanya terkejut saja mendengar ucapan umi barusan." Jawab Ahkam.
"Loh? kenapa nak? Oyah apa kau masih menjalin hubungan dengan Sintia?" Tanya Umi nya serius
"Sampai saat ini kami masih berhubungan baik mi. Dan pasti setelah Ahkam lulus kuliah kami akan segera menikah." Ucap Ahkam percaya diri.
"Oyah?? Apa menurutmu umi mu ini akan memberikan kalian restu?" Tanya umi nya menantang.
"Kenapa umi bertanya demikian?" Ahkam kembali bertanya.
"Seharusnya kamu sudah mengerti dengan ucapan umi." Jawab umi penuh teka teki.
Ahkam terdiam membisu mencerna ucapan Umi nya. Dalam hati nya bertanya tanya apa maksud dari ucapan umi barusan??
Sedangkan umi nya sudah pergi meninggalkan Ahkam sendiri setelah mengucapkan kalimat yang membuat Ahkam bertanya tanya.
*****
Disebuah ruangan yang tak begitu besar, terlihat seorang wanita yang sedang menulis di buku nya.
Di sekitar nya banyak wanita wanita lain yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing.
Pagi ini Zainab nampak nya sedang mengonsep untuk kajian nya sore nanti dengan anak anak dan jema'ah dari luar.
Zainab memang sudah ditugaskan untuk mengajar adik adik nya, karena dirinya sudah cukup menguasai semua pelajaran yang di pelajari di pesantren tersebut.
Setiap Hari selasa sore, jadwalnya mengisi kajian rutinan khusus wanita dengan anak anak dan jema'ah dari luar.
"Alhamdulillah untuk kajian hari ini sudah selesai. Mudah mudahan aku tidak keliru menyampaikan pada mereka semua." Ucap nya pelan sambil menutup kembali pena dan buku nya.
"Sebaik nya aku kembali ke asrama untuk beristirahat sejenak." Bisik nya lagi.
Zainab pun melangkahkan kakinya menuju asrama yang di tempati nya.
Tiba tiba langkah nya terhenti saat seseorang memanggil nama nya.
"Zaiiin.." Suara panggilan dari Fitri salah satu sahabat karib nya.
Zainab menoleh ke belakang dan menyahuti panggilan sahabatnya itu.
"Iya Fit." Ucap nya.
"Zain kamu akan ke asrama?" Tanya Fitri.
"Iya Fit. kenapa?" ucap Zainab.
"Tidak ada. Aku juga akan pergi ke asrama." Ucap nya sambil melangkah kan kakinya mengikuti langkah kaki Zainab.
"Zain.. apa kau tahu? Putra pertama Umi dan Abi kemarin baru datang dari mexico. Kalau tidak salah nama nya Mas AhkamulHusain Ahmad " Ucap Fitri penuh semangat.
"Aku tidak tahu." Jawab Zainab cuek.
"Heiii apa kau tidak tahu kalau mas Ahkam sangat tampan sekali?" Tanya Fitri lagi.
"Kan sudah ku bilang kalau aku sama sekali tidak tahu dengan Mas.. Ahk.. siapa lah nama nya itu. Yang Aku tahu hanya mas Arka Zaid Ahmad. itu saja!" Jawab Zainab ketus.
Fitri pun terdiam saat mendengar jawaban Zainab yang super cuek menanggapi ocehan nya tentang Ahkam.
*****
Namanya AhkamulHusain Ahmad. Putra pertama dari pasangan abi H.Ahmad malik Yatsir dengan istri nya umi Hj.Ajeng Ningrum. Saat ini usianya sudah 24 tahun. Dia sedang menempuh pendidikan di mexico.
Wajah nya sungguh tampan , sang pemilik garis wajah keturunan pakistan dari abi nya dan ditambah pesona keindahan dari umi nya yang asli keturunan negara ini.
Tak sedikit kaum hawa yang rela mengantre hanya untuk bisa dekat dan berkencan dengan nya. Tetapi Ahkam hanya mencintai 1 wanita yang menututnya sangat sempurna dimata nya. Yaitu Sintia Nayla Atmaja. Seorang wanita yang memiliki garis wajah keturunan Indo-China. Wajah nya yang sangat rupawan mampu memikat hati Ahkam sampai saat ini.
Ahkam menatap layar ponsel nya mencari cari sebuah nama yang tertera di dalam kontak nya.
Setelah dia menemukan nya, dia pun segera menghubungi kontak tersebut.
Sambungan telepon pun tersambung kepada nomor yang Ahkam hubungi.
"Hallo sayang." Terdengar suara manja seorang wanita di sebrang sana.
"Hallo juga sayang." Sahut Ahkam sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
"Ada apa honey? Apa kau merindukan ku?" Tanya Sintia menggoda.
"Kau sangat tahu sayang. Jadi kapan kita akan bertemu? Aku sangat merindukanmu." Ucap Ahkam penuh pengharapan.
"Oh sayang, nampak nya kau sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan kekasihmu yang sangat cantik ini." Goda Sintia di sebrang sana.
Akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu malam nanti. Melepas rindu dengan kekasih yang selama 3 tahun jauh dari dirinya dan lepas dari pantauan nya. Hasrat nya untuk bertemu dengan wanita pujaan nya sudah sangat menumpuk.
Tetapi bagaimana dengan wanita nya?? Tanpa Ahkam ketahui bahwa Sintia sudah lama menjalin hubungn dengan sahabat nya sendiri.
Sintia memang tidak memiliki perasaan sama sekali pada Ahkam.
Tujuan utama nya yaitu hanya ingin memanfaatkan kekayaan yang di miliki oleh kedua orang tua Ahkam.
Sungguh malang nasibmu Ahkam..
*****
Sementara itu Zainab terlihat sedang merapihkan meja yang tadi dia pakai saat mengisi kajian.
Saat dirinya sedang sibuk dengan pekerjaan nya, seseorang mendekati dirinya.
"Zain.." Sapa seorang lelaki yang sudah tak asing lagi bagi Zainab.
Zainab pun menoleh ke arah datang nya suara.
"Eh iya mas." Ucap nya.
"Wah sepertinya kamu lupa ya?" Ucap Arka..
"Kan sudah ku bilang jangan panggil mas. Sepertinya usia kita sama Zain." Sambung nya lagi.
Zainab tersenyum.
"Iya Arka." Ucap nya sambil menunduk.
"Sepertinya kamu sangat berbakat dalam bidang dakwah ya Zain." Ucap Arka seraya melangkahkan kakinya mendekati Zainab.
"Ah itu? Mmm aku masih belajar Ar." Ucap Zainab malu malu.
"Aku melihatnya tadi." Ucap Arka.
"Bagaimana jika aku bantu kamu untuk lebih mengembangkan bakatmu." Ucap Arka.
"Eeeeng.. itu?" Tiba tiba Zainab kaku tak bisa berani menjawab ucapan Arka.
Mata nya menangkap sepasang mata sedang memperhatikan keberadaan mereka dengan tatapan membunuh.
"Aku pamit ya Ar." Sambung Zainab seraya meraih buku, kitab dan pena miliknya.
Tanpa dapat jawaban dari Arka, Zainab sudah melangkah kan kaki nya meninggal kan Arka yang masih mematung.
"Ada apa dengan wanita itu? Kenapa tiba tiba tingkahnya jadi aneh."
Ucap Arka pada dirinya sendiri.
Sementara itu Zainab terus melangkahkan kaki nya menuju asrama.
Tiba tiba langkah nya terhenti saat seseorang menarik kasar lengan Zainab.
Sontak saja Zainab terkejut dan memutar tubuh nya.
"Aaawww.. Sakit!" Ucap nya meringis.
Dilihatnya wajah orang yang telah berani berbuat kasar padanya.
Mata melotot bulat dan bibir mengkerucut dengan nafas memburu tengah menahan emosi terhadap Zainab.
Yaah.. Orang itu adalah Kakak angkat nya di pesantren itu.
Namanya Andin.
Andin sudah lama menyimpan perasaan pada Arka. Tetapi dia tidak berani menyatakan nya.
Andin dan Arka berteman sejak mereka SD. Entah dari mana dan kapan datang nya perasaan itu.
"Kak Andin.. apa yang kau lakukan?" Tanya Zainab sendu.
Andin memajukan bibirnya dengan membusungkan dada nya.
"Apa kau tidak mengerti dengan yang aku ucapkan kemarin?" Bentak Andin pada Zainab.
Zainab menundukan kepala nya. Tak menjawab bentakan Andin yang menusuk ke dalam dada nya.
******
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!