NovelToon NovelToon

Love Captain Handsome

Awal dari segalanya

Tokyo, Japan

" APA KAMU INGIN MENJADI ISTRIKU? " teriak sosok laki-laki dengan tinggi 180 cm dan wajah tampannya ia berdiri di tengah lapangan basket.

Semua siswa dan siswi memperhatikan kearah laki-laki itu, entah untuk siapa laki-laki itu berteriak.

" KALAU AKU MENANG PERTANDINGAN HARI INI, KAMU JAWAB LAMARANKU! " teriaknya lagi.

Siswi-siswi yang menonton pertandingan menjadi histeris dengan ucapan laki-laki itu, karena dia adalah sosok laki-laki terkenal dengan ketampanannya dan akan jagonya di bidang olahraga. Siapa cewek yang tidak ingin dengan lelaki sempurna tersebut?

Laki-laki itu juga biasa disebut dengan Captain Lim, seorang Kapten Basket SMA Seido.

" Hei, siapa wanita yang kamu sebut itu? " tanya laki-laki yang berada di samping Lim, ia bernama Okumura Ken.

" UNTUKU BUKAN? " teriak seorang wanita berpakaian cheerleaders menghampiri Lim.

Seisi sekolah tahu bahwa Lim digosipkan dekat dengan seorang leader dari klub cheerleaders yang bernama Hinata Suzuki.

" Bukan! " tolak Lim.

Lim menunjuk kearah sosok gadis perempuan yang sedang duduk di kelas dengan memperhatikan jendela kearah luar.

Semua siswa dan siswi langsung terkejut dengan pilihan Lim, siswa-siswi di sana berbisik siapa wanita itu.

" DIA ADALAH ANNA YUO " teriak Lim lagi.

" HAAAAAA " ucap bersamaan siswa-siswi itu.

" Dia wanita cuek itu kan "

" Dia wanita yang tidak pernah berbicara dengan siapapun "

" Tapi kenapa Lim mau dengan dia "

" Mungkin Lim hanya mempermainkannya "

Seisi lapangan langsung saja berbisik dan membicarakan mereka berdua. Anna yang merasa aneh karena tiba-tiba semua orang yang berada di lapangan memperhatikan nya, dan menutup tirai dalam kelas.

Lalu sekitar 1 jam berlalu, pertandingan pun dimenangkan oleh SMA Seido. Datang sosok laki-laki yang membawa Anna pergi ke tengah lapangan, Anna memberontak untuk melepaskan tangan laki-laki itu darinya.

Anna ketakutan, matanya berkaca-kaca. Semua orang memperhatikan kearahnya. Ia berdiri di tengah dimana semua orang memperhatikannya dengan berbisik-bisik.

Lalu, datang Lim menghampiri Anna dengan wajah lelahnya namun masih terlihat tampan.

" Hai, Anna " sapa nya.

" Kamu siapa? " tanya Anna kebingungan.

Semua siswa-siswi di lapangan langsung terkejut melihat sikap Anna yang tidak mengetahui siapa Lim.

" DIA LIM "

" DIA KAPTEN BASKET "

" DIA EDWARD LIM " kata orang-orang di lapangan itu

" Ah jadi kamu Kapten Basket yang bernama Edward Lim? "

Lim mengangguk-anggukan kepalanya itu. " Gimana jawabanmu? " tanya Lim.

" Apa maksudnya? "

" Apa kamu tidak tahu apa-apa? " Lim mengerutkan dahinya." Aku mau kamu menjadi istriku gimana? " lanjut Lim.

Wajah Anna membeku terkejut dengan ucapan laki-laki yang dianggapnya gila ini. " Bukan mengajak pacaran terlebih dahulu, tapi langsung melamar? kamu gila! " tolak Anna.

Lim yang memperhatikan sekitar merasa malu karena untuk pertama kalinya ia ditolak di depan orang seperti ini.

" Bukankah ini terlalu kekanak-kanan kan? " sindir Anna.

" Saya serius! " tegas Lim.

" Saya juga serius! " jawab Anna.

Anna melangkahkan kaki menuju Lim dengan wajah kesalnya " Lagipula kamu seperti ini bukankah untuk mempermainkan ku? " bisik Anna ditelinga Lim.

Kemudian, meninggalkan Lim di tengah lapangan itu dengan perasaan malunya. Hinata yang ditolak oleh Lim juga merasa sangat kesal, dipikirannya adalah kenapa wanita seperti dia bisa dilamar oleh Lim di tengah banyak orang seperti itu.

Anna berlari ke kamar mandi, menutup pintu kamar mandi dengan rapat-rapat dan mengatur nafas kembali menjadi normal. Ia sangat ketakutan, tangannya terus bergetar tidak berhenti.

" Heh, ko bisa sih Anna itu menolak Lim "

" Padahal Lim itu ganteng kan "

" Dia sudah gila "

" Wah benar-benar gila "

Terdengar suara dari luar kamar mandi yang sedang membicarakan Anna itu, keringat Anna terus bercucuran tidak henti. Anna kini sangat ketakutan, masa lalunya yang ingin ia lupakan kini teringat lagi.

10 menit kemudian.

Bel berbunyi, Anna keluar dari kamar mandi dan segera membilas wajahnya di wastafel. Ia berjalan dengan sempoyong menuju kelasnya. Tapi ketua kelasnya memberhentikan Anna di depan kelas.

" Kamu disuruh ke ruang Pak Kataoka sekarang! " perintah Ketua kelas tersebut.

Anna berjalan memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit menuju ruang guru, Anna tidak kuat lagi. Kepalanya terasa berat, tapi ia tidak bisa terus seperti ini.

Ia membuka pintu " Sumimasen ( permisi ) " kata Anna sambil memasuki ruang Pak Kataoka tersebut.

Terlihat Lim di sana berada di depan meja Pak Kataoka dengan wajah tertunduk dan Pak Kataoka yang sedang duduk dikursinya dengan kedua tangan yang terlipat di atas perutnya.

Anna berdiri berdampingan dengan Lim, Pak Kataoka terus berbicara tetapi suaranya terdengar samar di telinganya. Kepala Anna semakin berat dan kakinya juga terus bergetar.

Tidak lama kemudian Pak Kataoka menyuruh Anna dan Lim keluar. Selama berada di ruangan itu Anna sama sekali tidak bisa mendengar apa saja perkataan dari Pak Kataoka.

Ia keluar bersamaan dengan Lim, Anna berjalan perlahan. " Hei! Kamu ingin mempermalukan ku?! " seru Lim kepada Anna.

Anna tidak bisa mendengar ucapan dari Lim suaranya terasa sangat samar. Anna tidak bisa menahannya lagi, pandangannya semakin menggelap.

" Jawab! " Seru Lim lagi. Anna tidak menjawabnya lagi.

" Kalau kamu tidak menjawabnya lagi, jangan anggap kita kenal! " Lim meninggalkan Anna.

Tapi Anna menghentikan langkah Lim dengan memegang belakang kaos Lim. " Maaf, aku boleh minta tolong? " tanya Anna.

" APALAGI KAMU SAJA SUDAH BUAT AKU MALU! " bentak Lim.

" Maaf aku tidak bisa mendengar ucapan-mu, bisa kamu bantu aku ke ruang UKS? "

" Tidak mau! " tolak Lim.

Lim meninggalkan Anna, pandangan Anna semakin menggelap. Ia tidak bisa menahan lagi dan terjatuh tanpa sadar kan diri.

Kenyataan sesungguhnya

Lim menolehkan kepalanya ke belakang melihat Anna terjatuh. Ia langsung berlari menghampiri Anna dan membopong membawa ke ruang UKS.

Setelah membawa Anna ke ruang UKS dan seorang Dokter sekolah memeriksanya. Lim yang begitu khawatir langsung menghampiri dokter tersebut " Gimana keadaannya? " tanya Lim khawatir.

" Sepertinya dia mengalami kelelahan dan shock " jawab dari Dokter. " Shock? " gumam Lim.

" Lebih baik dia istirahat terlebih dahulu " lanjut Dokter yang langsung meninggalkan ruangan tersebut.

Lim yang merasa bersalah menemani Anna sampai terbangun, ia meninggalkan pelajaran hanya untuk Anna.

Bel berbunyi tanda pulang sekolah, Anna masih saja belum terbangun. Lim juga yang tertidur dikursi karena menunggu Anna.

Tidak lama kemudian, Anna membuka mata secara perlahah melihat Lim yang tertidur di sampingnya. Anna menggoyangkan tubuh Lim untuk segera bangun. " Bangun! " seru Anna membangunkan Lim.

" Kamu sudah bangun " kata Lim membuka matanya.

Anna membangunkan badannya setengah duduk dan menatap Lim sesaat." Kenapa wajahku aneh? " tanya Lim.

" Bukankah kamu harus latihan kapten Lim? " Anna kebingungan

Lim menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu " Aku nunggu kamu bangun dulu baru ke sana " jawab Lim.

" Kap, kamu telat hanya demi seorang wanita reputasi mu akan hancur " tegas Anna yang ingin Lim segera keluar dari ruangannya" Lagipula aku ingin pulang."

" Kalau gitu aku antar " ajak Lim dengan antusias.

" Tidak perlu! " cuek Anna. " Ngomong-ngomong, tas aku masih ada di kelas ya? " imbuhnya.

Lim memberikan tas Anna kepada Anna " Tadi Sawamura yang datang membawa tas " kata Lim.

Anna mengambil tas itu dan segera keluar dari ruangan tersebut. Lim menahan lengan Anna agar tidak keluar. " Tunggu! "

" Aku antar kamu pulang ya? "

" Tidak perlu "

" Tolong! "

" AKU BILANG TIDAK YA TIDAK! " bentak Anna kepada Lim.

Lim melepaskan genggamannya dari lengan Anna. " Maaf, tapi bisa tidak usah seperti ini? " ucap Anna dengan nada rendah dan melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu.

Lim menghela nafas panjang merasakan perasaan ditolak untuk kedua kalinya. " Hai kap! " panggil Okumura yang tiba-tiba datang ke ruang UKS.

" Kemana saja, mari kita mulai latihannya! " seru Okumura kepada Lim. Lim hanya terdiam, melihat punggung Anna yang semakin menjauh dari pandangannya.

" Sepertinya kapten sedang patah hati " ledek Okumura kepada Lim. " Diam! " bentak Lim tidak suka.

" Sudah, mari kita pergi ke lapangan " perintah Lim.

" Siap laksanakan " jawab Okumura.

••

Anna yang berjalan keluar dari gedung sekolahan itu tidak sengaja melihat Sawamura sedang menyandarkan tubuhnya ke dinding dekat pagar sekolah.

" Anna " panggilnya tapi Anna menghiraukan panggilannya dan terus berjalan." Tunggu! " serunya membuat Anna memberhentikan langkah kakinya.

" Kenapa? " tanya Anna tanpa ingin melihat wajah Sawamura. " Kamu masih kesal denganku? " tanya Sawamura merasa bersalah.

Anna mengigit bawah bibirnya menahan tangisannya. " Oh iya, terimakasih sudah membawakan tasku " kata Anna mengalihkan pembicaraan. " Kalau begitu, aku pergi dulu " lanjut Anna melangkah kaki meninggalkan Sawamura di sana.

Lim yang memperhatikan dari luar lapangan basket mengerutkan dahinya." HEI SAWAMURA " teriak Lim kepada Sawamura. Sawamura menoleh kearah Lim. " Ayo cepat, sebentar lagi kita mulai latihan! " lanjut Lim yang membuat Sawamura berlari kearah lapangan basket.

Anna berjalan pulang kearah rumahnya, air matanya tidak bisa berhenti terus mengalir di pipinya itu. Ia terus mengingat kejadian saat SMP. Dimana ia terus dibully oleh teman-temannya, dipukuli, dihina dan bahkan ada yang ingin mencabulinya. Tidak ada satupun yang membantunya.

Kenangan menyakitkan itu sungguh membuat Anna tersiksa, ia ingin melupakannya tapi tidak bisa. Itulah kenyataan sesungguhnya, bahwa kenangan tidak akan pernah bisa dilupakan sekalipun ingin kita lupakan.

Ia berharap bahwa saat ia memasuki Sekolah Menengah Atas tidak membuatnya mengingat kenangan itu, tapi laki-laki itu membuatnya mengingat kembali.

Membuatnya merasakan sakit itu lagi.

Tanpa sadar Anna sudah berjalan sampai depan rumahnya, tapi wajahnya dipenuhi oleh air mata. Matanya membesar karena terlalu banyak menangis, ia tidak bisa pulang. Anna harus menenangkan diri terlebih dahulu.

Anna berjalan menuju Taman bermain, ia duduk di sebuah ayunan sambil menundukkan kepalanya. Mengatur nafas secara perlahan. Anna ingin menenangkan diri tapi tidak bisa, air matanya terus mengalir.

Pukul 7:00 p.m

" Anna? " panggil Lim yang tanpa sengaja melihat Anna dan melangkah menuju kearah Anna.

Anna menghiraukan panggilan dari Lim " Kamu belum pulang? " tanya Lim.

" Bukan urusanmu " jawab cuek Anna.

" Mau eskrim? " Lim memberikan sebuah eskrim coklat kepada Anna, Anna mengambil eskrim itu dan memakannya.

Lim tersenyum sesaat dan duduk di sebelah ayunan Anna. " Terimakasih " ucap Anna dengan nada rendah.

" Apa? aku tidak dengar sama sekali? " canda Lim kepada Anna.

" Terimakasih " jawab Anna dengan malu.

" Bilang terimakasih saja malu-malu " goda Lim dengan senyum manisnya.

" Anna.. aku ingin minta maaf, tidak seharusnya aku seperti itu. Berbicara tiba-tiba di depan semua orang. Aku terlalu percaya diri kalau aku bakal diterima " jelas Lim. " Nyatanya, aku ditolak dan itu memalukan "

" Aku kira kamu menyukaiku, karena setiap istirahat kamu selalu melihat kearah lapangan. dan bodohnya, aku bisa menyukaimu hanya karena kamu selalu memperhatikanku. "

" Kamu bodoh ya? " sindir Anna.

" Tapi serius aku melamar mu bukan untuk mempermainkan kamu. Aku menyukaimu karena sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan. " ucap spontan Lim yang membuat pipi Anna memerah sesaat.

" Aaaa..kuu.... pulang.... du...lu..! " ucap Anna terbata-bata seraya meninggalkan Taman bermain tersebut.

Perubahan pertama

Anna yang berjalan menuju pulang merasa sangat kesal karena Lim mengikutinya terus dari belakang, Anna berjalan cepat Lim mengikuti, Anna diam, Lim pun diam.

Karena terlalu kesal, Anna membalikan badan dengan wajah kesal dan tangannya yang mengepal dengan kuat itu. " Aku bilang tidak usah mengantarku apalagi mengikutiku! " bentak Anna tidak suka.

Lim mengangkat satu alisnya, lalu memasukan kedua tangannya di saku celananya. Dengan santai berkata. " Rumahku juga searah denganmu, tidak usah pede. "

Anna membeku tidak bisa berbicara sedikit pun karena merasa malu, ia membalikan badan dan berjalan seperti robot. Tidak seharusnya dia berbicara dengan lelaki aneh itu.

Lim tertawa kecil karena merasa lucu dengan tingkah laku Anna yang seperti anak kecil.

Sampainya di depan rumah Anna, terlihat seorang wanita yang umurnya sekitar 40 tahun menghampiri Anna. " Kamu kemana aja! Ibu khawatir " seru Hanna Yuo, Ibu Anna.

" Itu... " Anna tidak bisa berbicara, ia tidak bisa berbohong kepada Ibunya. Dan ia juga tidak bisa berkata bahwa ia habis menangis.

" Maaf, Ibu adalah Ibu Anna? " Lim ikut nimbrung.

" Iya, saya Ibu Anna Hanna Yuo. Kamu siapa? " tanya Hanna membalikan.

" Perkenalkan nama saya Edward Lim, saya teman Anna. Maaf tadi Anna saya bawa dulu ke tempat Taman Bermain, maaf sudah membuat Ibu Anna khawatir " terang Lim membuat Hanna tersenyum lebar.

Hanna mendekati Lim secara perlahan, Lim merasa canggung. " Kamu beneran teman Anna? " tanya Hanna, Lim mengangguk-anggukan kepalanya.

Karena terlalu bahagia Hanna mengambil kedua tangan Lim dan enggenggamnya. " Sudah lama Anna tidak mempunyai teman, sejak kejadian saat SMP itu membuatnya menjauhi hubungan sosial. Terimakasih sudah menjadi teman Anna, semoga seterusnya kamu jadi temannya ya! " pinta Hanna itu.

" Kejadian SMP? " gumam Lim. Anna yang merasa resah langsung menarik lengan Hanna untuk memasuki rumahnya itu. " Nanti main kesini lagi yaa " ajak Hanna sambil melambaikan tangannya kepada Lim.

Setelah memasuki rumahnya itu, Anna mengigit bawah bibirnya merasa kesal dengan perilaku Ibunya itu.

" Bu kan aku sudah bilang tidak usah seperti itu! Tidak usah membawa cerita lamaku lagi. " tegas Anna yang matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Hanna hanya menjawab Anna dengan wajah berseri-seri, karena sudah lama Anna tidak memiliki teman yang di ajak untuk ke rumah.

" Ibu tunggu disini, aku harus keluar lagi. " ucap Anna tergesa-gesa seraya keluar dari rumah.

Ia berlari mengejar Lim yang sudah berjalan lumayan jauh.

" KAPTEN LIM! " teriak Anna membuat langkah kaki Lim terhenti dan membalikan badannya.

" Kamu tidak usah berpura-pura untuk menjadi temanku di hadapan Ibuku " jelas Anna.

" Terus bilang 'Aku Pacar Kamu?' gitu? " canda Lim. Anna hanya mendengus kesal.

" Denger ya! Untuk hari ini terimakasih, ke depannya tolong jangan ganggu hidupku lagi. " jelas Anna kembali seraya melangkahkan pergi menuju rumahnya kembali.

Lim yang merasa sedikit emosi dan perasannya terombang-ambing, ia langsung saja membalikan badan dan berlari kencang. Karena baginya, olahraga akan membuat bebannya hilang dengan ucapan Anna yang memintanya untuk menjauh padahal dirinya ingin mendekat.

Keesokan harinya.

Anna bertopang dagu di atas meja sambil memejamkan mata menikmati lagu yang terdengar di headphone nya itu. Siswa-siswi terus memperhatikan dan berbisik-bisik tentang dirinya.

Dan bahkan hari ini ada sekitar 10 perempuan yang terus-menerus bertanya tentang hubungannya dengan Lim.

Tiba-tiba seorang perempuan dengan tubuh tinggi dan berbadan ideal menghentakkan kedua tangannya di atas meja Anna dengan sangat kencang yang membuat Anna melepaskan headphone nya.

" Mau apalagi perempuan ini " keluh Anna.

" Halo perkenalkan nama saya Kana Kaori, kelas 3 dan saya adalah kakak kelasmu! " perkenalan sopan dan tegas dari Kaori yang membuat seisi kelas memperhatikan kearah mereka.

" Aku kan sudah bilang, aku tidak ada hubungan apapun dengan Lim. Aku tidak menyukainya. " kata Anna dengan nada rendah.

Ucapan Anna membuat Kaori merasa aneh. " Kenapa? " tanya Anna merasa jengkel.

" Aku bukan ingin menanyakan itu. " ucap Kaori membuat wajah Anna menjadi datar dan malu.

Anna yang merasa malu langsung menundukkan kepalanya itu, Kaori tersenyum manis dan berkata " Sudah tidak apa-apa, lagipula aku kesini untuk memberimu sebuah tawaran. "

" Tawaran? "

Kaori mendekatkan wajahnya kearah Anna dan berbisik di telinganya " Aku ingin kamu menjadi manajer club basket, aku dengar-dengar kamu belum mengikuti club apapun sejak kelas 1. Dan tidak ada satupun perempuan yang aku inginkan untuk menjadi manajer, karena beberapa hanya ingin mendekati lelakinya saja dan tidak bekerja dengan benar. Jadi, aku mau kamu terima tawaranku, dan satu lagi sebentar lagi aku harus keluar dari club basket karena kelas 3 sudah tidak bisa mengikuti kegiatan apapun lagi " penjelasan singkat padat dan jelas dari Kaori.

Anna terkejut dengan tawaran yang diberikannya, Kaori memberikan sebuah senyuman dimana senyuman itu adalah peringatan bahwa Anna tidak boleh menolak tawaran darinya.

" Maaf, boleh aku pertimbangkan sampai besok? " tanya Anna. Kaori tersenyum dan mengacungkan jempolnya seraya keluar dari kelas Anna.

Setelah itu, Anna mendengar suara bisikan dan omongan yang tidak ingin Anna dengar lagi, ia kembali memakai headphone dengan perasaan gundahnya itu.

Suara bel terdengar untuk pulang, beberapa siswa-siswi langsung berjalan dan pulang menuju rumahnya masing-masing tapi ada beberapa yang belum pulang karena di jadwalkan untuk Piket Harian seperti Anna saat ini.

Anna menghapus semua tulisan yang berada di papan tulis, menutup tirai jendela. Setelah pekerjaannya selesai, ia keluar dari kelas dengan perasaan gelisah.

Anna berpikir kembali untuk menerima tawaran itu atau tidak. Saat SMP, saat ia menolak tawaran dari Kakak kelas, Anna ditampar dan dipukuli. Anna memejamkan mata menenangkan pikirannya, menggelengkan kepalanya agar tidak teringat kejadian itu.

Lalu, tanpa sadar ia menabrak seseorang, yang membuatnya memberhentikan langkah kakinya. Ia mengusap dahinya yang terasa sakit itu.

Ia melihat seseorang itu dari bawah sampai atas, terlihat sepatu basket dan pakaian olahraga basket yang berwarna hitam yang diwarnai putih oleh tulisan " Seido Basket High School " dan nomor " 10 "

Saat Anna melihat wajahnya, dia adalah Lim.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!