Sebelumnya kenalin aku Nafisah Putri semua orang memanggil ku Fisah.
Menikah bagi ku adalah suatu hal yang sangat sakral dan menikah untuk ku hanya satu kali seumur hidup.
Diusia ku yang sekarang banyak orang yang bertanya kenapa belum menikah.
Aku cuman cukup menjawab aku akan menikah jika ada orang yang ingin serius dengan ku dan siap datang membawa orang tua nya.
Karena aku tidak suka dengan pria yang hanya menjanjikan saja, di umur ku yang sekarang juga memang sudah tidak untuk bermain-main soal perasaan.
Tapi semua itu hanya angan-angan ku.
Pernikahan impian yang aku inginkan itu tidak ada saat aku menikah dengan pria ini, pria yang sekarang menjadi suami ku.
Aku dinikahkan hanya untuk balas dendam suami ku dan hanya untuk suami ku bisa mendapat hak adopsi anak dari panti asuhan.
Lika liku pernikahan ku jalani, segala cara ku lakuin agar suami ku bisa mencintai ku.
Ini kisah ku....
Aku baru saja putus kontrak kerja di salah satu perusahaan dan mau tidak mau aku harus mencari pekerjaan baru.
Mengenai keluarga,
Ayah merupakan seorang pembisnis yang super sibuk.
Bunda ku, dia sudah meninggal saat melahirkan ku tapi tenang saja aku punya ibu pengganti.
Mempunyai ibu tiri memang tidak seindah itu kisah ku sama dengan kisah yang ada di dongeng-dongeng pada umumnya.
Mama, aku menyebut dia mama. Mama mempunyai satu anak dari hasil pernikahan sama ayah.
Iya benar sekali aku dengan anak mama tidak begitu akrab bahkan kita sering berantem walaupun aku yang lebih sering mengalah.
Aku harus tetap menjalani ini semua karena ku yakin aku suatu saat akan ada keindahan yang terjadi dalam hidup ku dan aku percaya itu.
Pagi ini aku sudah bersiap untuk pergi melamar kerja.
Aku sebelumnya bekerja di salah satu perusahan tapi karena masa kerja ku sudah habis mau tidak mau aku harus mencari pekerjaan baru lagi, bukan begitu.
Pagi ini aku menaruh berkas lamaran kerja ku di salah perusahan ternama. Aku sangat berharap agar bisa di terima bekerja disini.
Sesudah menaruh berkas lamaran kerja ku, aku memilih singgah disalah supermarket untuk membeli makanan karena sejak tadi pagi aku belum memakan makanan sama sekali.
Disela aku makan tiba-tiba handphone ku berdering.
Mama
" Hallo fisah. "
Aku
" Iya mah kenapa?. " Tanya ku
Mama
" Eum mama mau kasih tau kalau ayah masuk rumah sakit, ayah di rawat di rumah sakit ****."
Aku
" baik ma kalau gitu fisah ke sana sekarang. "
Aku mematikan telepon ku dan bergegas untuk ke rumah sakit.
\# Rumah sakit
" Assalamu'alaikum. " Ucap ku.
" Ayah. " Aku langsung memeluk ayah yang berbaring di tempat tidur.
" Ayah kenapa?. " Tanya ku.
" Ayah tadi pingsan dan dokter bilang ayah hanya kecapean saja. " Ucap mama.
" Ayah jangan kecapean iya. " Ucapku sambil mencium kening ayah.
" Fisah sayang ayah, fisah enggak mau ayah sakit seperti ini. " Ucapku.
" Iya sayang, ayah akan berusaha untuk tetap sehat untuk mu sayang. " Ucap ayah.
" Gimana lamaran kerja mu?. " Tanya mama
" Belum tau mah, tapi fisah sudah menaruh lamaran di salah satu perusahaan ternama. " Ucapku.
" Terus berdoa iya sayang, ayah yakin kamu akan di terima di sana." Ucap ayah.
" Amin iya yah, ayah juga harus janji sama fisah harus sehat selalu. " Ucap ku
Aku dan ayah saling memeluk. Sungguh aku sangat sayang ayah, aku mencintai ayah melebihi semuanya bahkan melebihi aku mencintai diri ku sendiri.
" Oh iya mah, malam ini biar fisah yang jaga ayah. Mama pulang saja istirahat. " Ucapku.
" Tapi\_\_\_."
" Malam ini saja mah, oke. " Ucapku.
" Iya sudah kalau gitu. " Ucap mama yang akhirnya mengalah.
Malam hari nya aku menjaga ayah.
" Kamu sudah makan?. " Tanya ayah
Aku menggelengkan kepala karena ku baru makan tadi siang sebelum ke rumah sakit.
" Makan dulu sana nanti kamu sakit. " Ucap Ayah.
" Tapi nanti ayah. "
" Sudah ayah disini sendiri dulu enggak apa-apa. " Ucap Ayah.
" Tapi yah. "
" Sayang sudah enggak apa-apa. " Ucap ayah.
" Iya sudah fisah ke kantin dulu iya. " Ucap ku.
Aku pun keluar kamar inap ayah dan berjalan menuju kantin.
\# Kantin
Aku memesan makan di kantin rumah sakit ini. Sambil mengisi waktu, aku mencari informasi mengenai lamaran kerja.
Ada salah satu perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja.
Seperti nya aku harus melamar kerja di sana besok. Baiklah besok aku harus ke sana.
Semoga saja aku bisa keterima di sana.
Amin.
Makanan ku pun sampai dan aku langsung menyantap nya segera agar aku bisa balik ke kamar inap ayah lagi.
Aku pun sudah selesai makan dan langsung balik ke kamar inap ayah lagi.
Melihat ayah seperti ini membuat aku sedih. Ayah bekerja keras untuk ku karena perusahaan ayah sedang kolaps hampir bangkrut.
Ayah terus berusaha keras agar tidak bangkrut karena kalau bangkrut, ayah harus bekerja di mana lagi untuk menafkahi kita semua.
Aku membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.
" Sudah makan nya?. " Tanya ayah
" Sudah yah. "
Tak lama suster pun masuk memberi makan malam dan obat untuk ayah.
" Terima kasih sus. "
Aku membuka mangkuk bubur dan aku langsung menyuapinin ayah.
" Ayah harus sehat selalu iya dan janji jagain fisah. " Ucapku.
" Iya sayang ayah janji akan terus sehat untuk mu. " Ucap ayah.
Makanan ayah pun habis dan aku langsung memberi obat ke ayah sesuai dosis yang di anjurkan.
Setelah minum obat, ayah pun tidur dan aku merapihkan selimut ayah.
Karena ku rasa ayah sudah tidur jadi aku memutuskan untuk sholat isya dan sholat tahajud.
Aku berdoa agar besok aku bisa di terima kerjaan dan aku juga meminta untuk ayah agar sehat selalu.
Aku sedih melihat ayah yang terbaring lemah seperti ini.
Besok hari nya
Aku sudah rapih dan aku juga sudah menghubungi mama untuk gantian jaga ayah.
Aku berangkat dengan menggunakan ojek online.
Akhirnya sampai juga aku di salah satu perusahaan yang namanya cukup melejit.
Aku menaruh berkas lamaran ku tapi tidak cukup sampai di sini. Aku terus melanjutkan misi ku.
Aku melanjutkan menaruh berkas lamaran ku dari kantor satu ke kantor lain.
" *Huft iya allah capek sekali. " gumam ku dalam hati*.
Saat ini aku sedang berada di taman yang tak jauh dari perusahaan yang tadi aku menaruh berkasnya.
Aku terus memandangi karyawan yang berlalu lalang, aku berandai-andai sendiri. Saat ini memang aku ingin sekali bekerja.
" *Iya allah mudah kan lah semuanya jalan urusan ku*. "
Aku terus memandangi mereka dan tak henti ku berdoa selalu.
Drttttt
Handphone ku bergetar, aku melihat nama panggilan nya tetapi ini nomor tidak ku kenal.
**Unknown**
" **Selamat siang, apa benar ini dengan ibu nafisah putri**. "
**Aku**
" **Siang, iya benar sekali ini saya sendiri. Ada apa iya**?. "
**Unknown**
" **Baik bu ini dengan PT. Aksara Sejahtera**. "
**Aku**
" **Oh iya ada apa iya**. "
**Unknown**
" **Jadi begini ibu nafisah, ibu disuruh datang ke perusahaan untuk melakukan interview**. "
**Aku**
" **Kapan saya bisa kesana**?. "
**Unknown**
" **Besok pagi ibu bisa kesini, ibu ditunggu di ruang bapak Alif Ceo perusahaan ini**. "
**Aku**
" **Baik kalau gitu besok saya datang kesana**. "
Aku mematikan telepon nya.
" Alhamdulilah. " Ucapku yang sangat bersyukur akhirnya aku diterima kerja. Aku sudah tidak sabar untuk bisa bekerja.
# Rumah sakit
Setelah mendapat kabar itu aku memutuskan untuk ke rumah sakit untuk memberitahu ke ayah kalau aku di terima kerja.
" Assalamu'alaikum. " Ucapku.
" Wa'alaikumsalam. " Jawab ayah dan mama.
" Gimana mba sudah diterima kerja belum?. " Tanya ayah.
Ayah kadang memang memanggil ku mba karena aku kan kakak dari anak ayah sama mama.
" Alhamdulilah yah fisah di terima kerja di PT. Aksara sejahtera. " Ucapku.
" Di terima sebagai apa kamu?. " Tanya mama.
" Belum tau juga si fisah tapi kata mereka besok fisah datang saja untuk interview gitu sama ceo nya. " Ucapku.
" Alhamdulilah deh mba, ayah selalu doain yang terbaik untuk mba. " Ucap Ayah.
" Kalau gitu nanti mba pulang saja istirahat di rumah kan besok mba harus interview. " Ucap ayah lagi.
" Siap ayah. " Ucap ku.
Aku memutuskan untuk istirahat di sofa rumah sakit terlebih dahulu sebelum aku memutuskan untuk pulang ke rumah.
Aku sudah merasa cukup istirahat nya jadi aku pamit ke ayah untuk pulang ke rumah.
\# Rumah
Rumah tampak sepi sekali, aku berjalan ke kamar untuk bersih-bersih terlebih dahulu.
Selesai mandi dan sholat aku duduk di ranjang. Aku melihat ke arah nakas yang ada foto bunda di situ.
" *bunda, fisah kangen bunda. Bunda tau enggak fisah baru saja di terima kerja di salah satu perusahaan ternama loh. Doain iya bunda. " Ucapku*.
Aku mengambil diary ku. Oh iya aku suka menulis semua di diary ku.
***Maret 2017***
\*Hari ini aku diterima kerja sungguh bahagia nya aku. Iya allah semoga kali ini aku bisa lama bekerja di sana. Dan semoga aku mendapat atasan yang baik untuk ku.
Amin\*...
...Aku nasehatkan kepada para bapak ( Kepala rumah tangga), terkait putra-putri mereka, bertakwalah kepada allah dalam mengurusi mereka. Karena ketika bapak mampu menikahkan putrinya maka dia wajib menikahinya, sebagaimana dia wajib memberi pakaian, memberi makan, minum, tempat tinggal kepadanya, dia juga wajib menikahkannya....
...( Al-Liqa As-Syahri, volume 28, no. 2 )...
...Happy Reading...
Nafisah Humaira, Gadis cantik yang sudah lama tidak menginjakan kakinya di rumah sakit yang begitu luas ini.
Bagi dia rumah sakit hanya memberikan trauma saja, di tempat itulah ia melihat ummah nya terbaring lemas dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Saat beranjak remaja ia sudah di tinggalkan oleh ummah nya dan sekarang, apakah abi nya akan meninggalkannya juga?.
Tidak, itu tidak mungkin abi nya adalah orang yang kuat. Hanya abi lah yang Nafisah punya di dunia ini. Nafisah tidak tau lagi jika abi tidak ada di dunia ini.
Abi pernah ber cerita tentang pria yang baik. Dia sudah di anggap oleh abi sebagai anak sendiri.
Nafisah tak tau maksud pria itu tetapi dia melihat maksud pria itu baik dan tak punya maksud apapun.
Nafisah sekarang akan menginjakkan kakinya di rumah sakit setelah sekian lama, ia melakukan nya demi abi ia menahan trauma dan rasa takutnya.
" Abi harus kuat, abi pasti sembuh. " Nafisah menyemangati abi nya meskipun abi nya menutup matanya tetapi ia yakin abi nya pasti mendengar suaranya.
Nafisah akan terus memberikan support ke abi.
" Maaf anda silahkan tunggu di sini. "
Suster pun menutup pintu ruangan operasi.
Abi menderita penyakit jantung koroner dan kondisi abi nya semakin memburuk.
Kecewa? Tentu saja...
Nafisah kecewa kepada abi nya, kenapa selama ini ia berani menyembunyikan penyakitnya kepada Nafisah. Tetapi kekecewaan itu meredah saat melihat abi nya yang terbaring lemah dan sekarang hanya ada kekhawatiran yang menguasai Nafisah.
Nafisah hanya bisa berdoa kepada tuhan agar operasi berjalan lancar, ia akan menunggu.
Perut Nafisah berbunyi minta di isi tetapi Nafisah menahannya agar ia tak merasa lapar.
Nafisah tak bisa berpikir jernih, ia hanya bisa menahan air mata dan terduduk lemah tak lupa ia berdoa dalam hati.
Satu jam berlalu
Operasinya pun belum selesai, sudah satu jam Nafisah menunggu kabar dari dokter. Nafisah hanya bisa pasrah dan memohon kepada Allah SWT.
Apakah ia harus merasakan kehilangan untuk kedua kalinya. Tak taulah Nafisah menyerahkan semuanya kepada sang maha kuasa untuk urusan jodoh, maut itu rahasia allah kita hanya bisa berdoa yang terbaik.
Jam sudah menunjukkan pukul 12:00 WIB. Nafisah mencari mushola terdekat untuk melangsungkan sholat dzuhur.
Ia pun masuk dan mengambil wudhu lalu Nafisah menjalan ibadah sholat dzuhur nya dengan khusyu meskipun air matanya terus meminta keluar, tetapi ia menghilangkan semua pikiran nya agar ia bisa beribadah dengan khusu.
Usai selesai sholat Nafisah tak lupa memohon kepada sang kuasa, ia mengangkat tangan nya tanpa ia suruh air mata yang sudah lama ia tahan pun terjatuh.
Disitulah Nafisah memohon dan terus memohon kepada sang pencipta untuk menyembuhkan abi nya, ia akan terima semuanya dengan ikhlas dan lapang dada meskipun hatinya pasti sakit menerima semuanya.
Siapa yang tidak sedih jika orang tua yang miliki satu-satu nya sakit dan itu cukup parah.
Setelah sholat Nafisah mengambil al-qur'an nya dari dalam tas lalu ia membaca satu lembar, Nafisah tak pernah melupakan. Setiap ia sholat ia akan meluangkan waktu untuk membaca al-qur'an meskipun hanya satu lembar saja.
Dua puluh menit kemudian Nafisah kembali ke tempatnya, ia melihat seorang pria duduk gelisah.
" Assalamualaikum. " Ucap Nafisah, belum pria itu menjawab Nafisah duduk di samping pria itu tetapi agak berjauhan.
" Waalaikumsalam. " Jawab Altaf datar, ia sekilas melihat Nafisah lalu pandangannya kembali ke depan.
" Al makan dulu. " Ada seorang wanita datang dengan membawa kantong kresek yang sepertinya berisi makanan.
" Ya makasih. " Altaf mengambil dan membuka isi nya dua kotak nasi. Altaf memberikan satu kepada wanita itu.
Kelihatan sekali Altaf sangat lapar, ia lapar karena sehabis pulang kantor langsung ke rumah sakit dan ia pun tak sarapan pagi. Ia sangat sibuk dengan pekerjaaan nya di kantor sehingga lupa makan.
" Bukan aku Al, berikan kepada Nafisah pasti dia lapar. " Wanita itu mengambil makanan nya untuk di berikan kepada Nafisah.
" Ini untuk mu, kamu pasti belum makan kan yah. " Tyas memberikan makanan nya kepada Nafisah.
Nafisah tersenyum mengambil makanan itu, ia juga sudah lapar dan perutnya minta di isi.
" Makasih. " Nafisah langsung melahapnya.
" Tyas kamu enggak makan. " Tanya Altaf saat melihat pacarnya yang terdiam.
" Enggak. "
Altaf melihat makanan yang ia pegang cukup banyak. " Tyas sini. " Altaf menepuk tempat duduk agar di samping nya agar tyas mendekat kepadanya.
" Kenapa Al?. " Tanya tyas bingung. Tanpa basa basi Altaf menyuapi kekasihnya yang sangat ia cintai itu.
Nafisah yang melihat keromantisan mereka berpikir kenapa mereka tak menikah saja toh umur mereka sudah cukup untuk menjalani hubungan ke jenjang pernikahan.
Nafisah menghilangkan pikirannya dan beristigfar kenapa juga ia harus mengurusi hubungan mereka, toh Nafisah juga bukan siapa-siapa mereka.
Sekitar sudah hampir tiga jam Dokter pun keluar dari ruangan operasi, mereka sudah menunggu hampir sekitar tiga jam eum bukan mereka tapi Nafisah karena Altaf dan Tyas datang pas Nafisah sudah menunggu sejam lebih.
" Alhamdulilah ya allah kau akhirnya mengabulkan doa ku. " Nafisah tak henti mengucapkan syukur kepada sang pencipta.
" Dok, gimana keadaan abi saya. " Tanya Nafisah ketika dokter keluar. Ketiga orang yang sedari tadi menunggu beranjak dari duduknya menghampiri dokter yang baru keluar.
" Beliau mencari seseorang yang bernama Nafisah Humaira ada yang beliau ingin bicarakan. "
" Keadaan pasien sudah di luar dugaan, kami tidak mampu lagi untuk menangani nya karena penyakit nya sudah cukup parah, dia hanya ingin bertemu Nafisah. Operasi sudah kami jalankan tetapi tidak ada kemungkinan pasien selamat. "
Nafisah menangis dengan apa yang di katakan dokter itu, apa maksud dokter, abi tidak akan selamat.
Nafisah masuk kedua orang itupun berdiri memandangi Nafisah yang sudah menghilang memasuki ruangan itu.
" Abi. " Nafisah tersenyum sempat air matanya menetes tetapi ia berusaha tersenyum agar abi tak sedih melihatnya.
Nafisah menghampiri abi menggenggam tangan abi yang sudah terlihat keriput.
" Abi, apa yang ingin abi bicarakan sama Fisah." Tanya Nafisah halus.
" Apakah Altaf ada di luar. "
Nafisah mengangguk. Kenapa abi nya mencari Altaf.
" Tolong panggilkan Altaf. "
Nafisah keluar di situlah air matanya kembali mengalir, tak tahan melihat kondisi abi nya itu.
" Mas Altaf, abi memanggil mu. " Nafisah menunduk lalu masuk kembali.
Altaf masuk tak sendiri ia bersama Tyas, ia menggenggam tangan tyas. Ketika di ruangan Tyas melepas tangan Altaf. Altaf pun menghampiri abi.
" Ada apa abi?. " Tanya Altaf, abi menoleh ke arah Altaf. Ia tersenyum.
" Apakah kamu bersedia dan mau menikahi Nafisah anak abi. " Abi membuat ketiga orang yang berada di situ pun kaget.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!