Arthur Permana 29 tahun
Arthur Permana adalah seorang mantan mafia yang sudah insyaf dan kembali ke jalan yang benar setelah bertemu dengan wanita yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya, namun cintanya bertepuk sebelah tangan dan membuatnya tidak bisa move on dari pesona wanita yang saat ini sudah bahagia bersama suaminya.
Ia memilih melupakan wanita yang sangat di cintainya tersebut dengan cara menjalin hubungan baik dengan mantan kekasih dari wanita yang sama, berharap keduanya bisa saling sama-sama mengobati luka di hati mereka.
Hingga ia bertemu dengan seorang wanita lemah yang berkali-kali terancam bahaya dari ulah para pria hidung belang yang membuatnya ingin melindungi wanita tersebut. Akankah seorang Arthur Permana mampu melupakan wanita yang bertahta di hatinya?!
Mikhaila Andira 20 tahun
Mikhaila Andira adalah seorang gadis yatim piatu yang berasal dari panti asuhan dan mencoba mencari pekerjaan untuk berusaha mengubah nasibnya. Namun karena parasnya yang cantik, membuatnya sering mendapatkan pelecehan dari para lelaki hidung belang.
Hingga suatu malam saat dirinya baru pulang dari tempat kerjanya, ada beberapa pria yang mencoba untuk berbuat jahat padanya dan hampir saja merenggut kesuciannya. Namun nasib baik ada seorang pria tampan yang menolongnya dan membuatnya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Hingga ia pun bertekad untuk bisa mendapatkan pria baik hati yang telah menolongnya dengan melakukan apa saja agar pria yang di ketahuinya bernama Arthur Permana itu mau menerima cintanya.
Akankah seorang Mikhaila Andira mampu menghancurkan benteng kokoh di hati seorang Arthur Permana yang masih mencintai wanita lain di hatinya?
Elfaiza Putri 19 tahun
Elfaiza Putri adalah seorang gadis cantik dengan tubuh mungil berusia 19 tahun yang memiliki sifat ceria, peramah dan sangat humble. Sikapnya yang selalu bersikap manis kepada semua orang yang di jumpainya, membuatnya memiliki banyak teman dan banyak pria yang mendekatinya.
Namun pertemuan tidak sengaja nya dengan seorang laki-laki yang merupakan senior di kampusnya, membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama dan sangat ingin memilikinya. Dan semuanya tak semudah yang di harapkannya karena pria yang di sukainya ternyata masih sangat mencintai mantan kekasihnya.
Dirinya bertekad untuk bisa membuat laki-laki yang belum bisa move on dari mantan kekasihnya itu jatuh cinta padanya, hingga apapun rela dia lakukan untuk bisa membuat laki-laki yang di cintainya tersebut mencintainya. Perjuangan seorang Elfaiza Putri untuk mendapatkan seorang pria yang membuatnya merasakan sebuah cinta yang buas dan mengubah seluruh sifatnya.
Azriel Abraham 20 tahun
Azriel Abraham adalah seorang pria tampan berusia 20 tahun yang masih sangat mencintai kekasihnya yang sudah menikah dengan orang lain, hingga membuatnya memilih menjauh dari wanita yang masih belum bisa di lupakannya itu dengan kuliah di Amerika.
Tentu saja wajahnya yang tampan, membuatnya berhasil mendapatkan gelar salah satu pria populer di kampus. Dirinya yang masih belum bisa melupakan sang mantan kekasih, membuatnya menutup hati pada semua wanita. Hingga ia tidak pernah mau menjalin hubungan dengan wanita, karena tidak ingin merasakan sakit hati untuk yang kedua kalinya.
Namun pertemuan tidak sengaja nya dengan seorang gadis mahasiswa baru, membuatnya merasa sangat risih karena gadis yang merupakan juniornya itu setiap hari asyik mengganggunya dan mengejar-ngejarnya serta selalu menyatakan perasaan cinta kepadanya.
Dari sini kisah dua orang pria yang sama-sama patah hati pada wanita yang sama yang sekarang di kejar-kejar oleh wanita akan di mulai.
Selamat membaca 😉🥰
******
Di sebuah apartemen mewah yang berada di kota New York Amerika, terlihat dua orang laki-laki tampan yang saat ini tengah menikmati mie instan di ruang makan. Keduanya terlihat asyik berbincang seraya sesekali terdengar suara tawa dari mereka saat membicarakan hal-hal yang lucu.
"Stok mie instan sudah habis Zriel, sehabis makan ini nanti aku akan pergi ke minimarket untuk membelinya. Jadi saat malam-malam kita lapar kan kita tidak merasa kebingungan karena tidak ada makanan!"
Arthur bangkit dari kursi setelah menyelesaikan ritual makannya, dan membuang bungkus mie instan ke tempat sampah.
Sedangkan Azriel yang masih asyik menikmati makanannya, mulai menjawab perkataan dari pria yang sudah baik hati mau menampungnya di apartemennya selama satu tahun berada di Amerika.
"Biar aku saja yang membelinya Brother, lama-lama aku merasa tidak enak jika terus-menerus menjadi beban mu! Aku sudah terlalu banyak merepotkan mu selama satu tahun belakangan ini! Seharusnya aku tinggal di asrama, tapi kamu malah mengajak ku tinggal di apartemenmu!!"
"Sudah santai saja, lagipula aku mengajakmu tinggal disini juga karena aku ingin memanfaatkan mu. Aku memanfaatkan mu untuk menemaniku agar aku tidak merasa kesepian tinggal di sini seorang diri, lagipula disini ada dua kamar yang kosong dan bisa kamu tinggali!"
"Dan aku juga bisa bertanya tentang seorang Qisya Anastasya padamu jika aku merindukannya, kenapa sudah satu tahun berlalu tapi aku masih belum bisa melupakan gadis manis itu. Bahkan wanita-wanita cantik disini tidak mampu menggantikannya, apa selamanya aku akan mencintai Qisya?!"
"Lalu bagaimana denganmu Zriel?! Apa di kampusmu tidak ada wanita yang berhasil menarik hatimu?! Bukankah gadis-gadis muda sangatlah menarik, apalagi di kampus ternama tempat kamu kuliah!"
Arthur kembali mendaratkan tubuh kekarnya di kursi yang berada di depan Azriel yang masih menikmati mie instan yang masih mengepulkan asap itu.
Refleks Azriel langsung menggelengkan kepalanya, "Tujuanku kesini adalah menimba ilmu, bukan mencari seorang wanita! Lagipula aku sudah tidak tertarik lagi untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita, daripada nanti ujung-ujungnya aku sakit hati lagi karena di tinggal menikah."
"Jadi lebih baik aku tidak menjalin hubungan dengan seorang wanita, lagipula aku juga masih belum bisa move on dari Qisya! Kamu tahu sendiri kan kalau hubungan ku dengan Qisya bukanlah hitungan hari tapi sudah satu tahun lebih, dan banyak kenangan manis di antara kami berdua!"
"Kamu saja yang belum pernah menjalin hubungan dengan Qisya masih belum bisa move on darinya, apalagi aku yang mempunyai banyak kenangan manis dengannya."
Azriel bangkit dari kursi dan membersihkan bekas makanannya, lalu menuju ke arah wastafel untuk mencuci tangannya.
"Apakah kita berdua akan selamanya seperti ini Zriel?! Terkadang aku ingin menuruti permintaan orangtuaku yang berkali-kali menyuruhku menikah, tapi aku juga tidak mau menikah dengan wanita yang sama sekali tidak aku cintai!"
"Kenapa kita berdua bisa jadi dua orang pecundang yang sangat menyedihkan karena seorang Qisya Anastasya. Terkadang aku ingin menghubunginya hanya untuk mendengarkan suaranya tapi aku yakin pria arogan itu tidak akan membiarkannya."
Azriel kembali mendaratkan tubuhnya di kursi dan menatap ke arah Arthur yang saat ini terlihat sangat menyedihkan, "Lebih baik buang saja keinginanmu itu. Satu tahun tidak bertemu dengan Qisya ataupun mendengar suaranya tapi kita sama-sama belum bisa move on."
"Apalagi jika nanti kita mendengar suara merdu Qisya, yang ada nanti kita malah akan selalu terbayang-bayang wajah manis Qisya. Makanya aku selama satu tahun ini menyibukkan diriku fokus pada pelajaran."
"Aku juga menyibukkan diriku dengan membantu bisnis orang tuaku tapi tetap saja saat malam, aku selalu menatap foto Qisya yang ada di ponselku."
Arthur berkata sambil mencengir di depan Azriel yang sama-sama tersenyum ke arahnya.
"Ternyata kita sama hahaha... mungkin kita berdua benar-benar sudah gila karena masih memikirkan istri pria arogan itu. Sebaiknya kita hentikan saja pembicaraan ini, bukankah Kamu ingin pergi ke minimarket?! Sudah pergi sana, aku pun ingin belajar!"
"Oh... iya, aku bahkan hampir lupa karena membahas Qisya. Baiklah aku pergi dulu, kamu belajar saja!"
Arthur bangkit dari kursi dan berjalan ke arah kamar menuju nakas di samping ranjangnya untuk mengambil kunci motor sport miliknya dan juga jaketnya yang berada di dalam walk in closet. Ia pun berjalan keluar apartemen menuju baseman di mana motornya berada dan langsung melajukan motornya menuju minimarket.
******
Seorang gadis berparas cantik yang bernama Mikhaila Andira yang saat ini bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket, terlihat sibuk berbenah karena jam kerjanya telah habis dan akan di ganti sift oleh temannya yang baru saja datang.
"Kamu sudah datang Fani, tumben kamu datang awal?! Biasanya kurang lima menit kamu baru datang, tapi ini masih kurang lima belas menit kamu sudah datang."
"Eeh... iya Mikha, aku tadi terlalu bersemangat saat mengingat besok pagi kita gajian. Oh ya, bukankah besok merupakan gaji pertamamu? Kamu nggak mau traktir aku, tapi repot juga karena kita juga berbeda sift jadi kita nggak bisa makan bareng di luar kan?! Mana kita nggak pernah dapat libur juga!"
Mikha hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan dari sahabatnya tersebut, "Kita tetap bisa kok makan sama-sama, besok aku traktir deh! Makan mie instan disitu hahaha...!!"
Fani mengikuti arah jari telunjuk dari sahabatnya tersebut dan pandangannya kini tertuju pada seorang pria tampan yang baru saja memasuki minimarket.
"Sialan kamu Mikha! Eeh... ada cowok cool banget tuh baru masuk, kamu juga lihat kan pria yang barusan masuk?!"
"Nggak, aku nggak lihat. Kamu kalau lihat pria keren dikit pasti langsung menyala tuh mata seperti ada alarm di kepala kamu! Ya udah aku balik dulu, kerja yang rajin ya! Jangan sampai kamu tidur saat ada pembeli datang oke!"
Mikha berjalan keluar setelah melambaikan tangannya pada sahabatnya tersebut, ia pun menyusuri jalanan yang terlihat sudah sepi karena sudah pukul 10 malam. Karena sudah terbiasa pulang malam, ia sama sekali tidak merasa takut berjalan sendirian menuju ke kontrakannya yang berjarak hanya satu kilometer dari tempat ia bekerja.
Tiba-tiba dirinya di bekap dari belakang dan di seret oleh seseorang, tubuh Mikha langsung gemetar ketakutan dan keringat dingin langsung bercucuran karena merasa sangat ketakutan.
Kini dirinya sudah berada di sebuah gang buntu yang sangat gelap dan ada dua orang pria muda yang terlihat baru saja berpesta minuman keras karena terlihat ada banyak botol minuman di sana.
Mimpi apa aku semalam?! Kenapa aku bisa sial hari ini dan bertemu dengan pria-pria kurang ajar! Aku bahkan setiap hari selalu berpenampilan seperti seorang laki-laki dengan memakai celana panjang dan baju kedodoran agar tidak ada pria yang menggangguku. Aku harus berlari sekencang mungkin agar bisa selamat dari anak-anak kurang ajar ini!
"Temani kami bersenang-senang disini wanita cantik, kami akan memberimu uang setelah melayani kami!"
Salah satu pria mulai mendekati Mikha dan berniat menciumnya, sedangkan Mikha berusaha melarikan diri untuk bisa keluar dari gang sempit itu seraya berteriak.
"Toloooooooonng....!!!"
Mikha berlari sekencang-kencangnya karena para pria mabuk itu juga berlari untuk mengejarnya. Dan naas saat ia keluar dari gang sempit tersebut, tiba-tiba ada sebuah motor sport yang melaju ke arahnya. Ia pun refleks menutup matanya dan berteriak.
"Aaaaaaaaaaaarrrggggghhhh...!!!"
Bersambung...
Arthur baru saja keluar dari minimarket dan langsung naik ke atas motornya. Setelah menyalakan mesin motornya, kini motor sport miliknya mulai melaju dengan kecepatan sedang dan saat dirinya ingin menambah kecepatan, tiba-tiba ada seorang gadis yang keluar dari gang dan berlari tepat di depan motornya.
Refleks dirinya langsung mengerem motornya dan terdengar suara decitan ban motornya yang tiba-tiba berhenti mendadak, tak lupa suara teriakan dari wanita yang hampir saja di tabraknya.
"Aaaaaaaaaaaaarrrrggggghhh...!!!"
Dengan geram Arthur segera turun dari motornya dan menghampiri wanita yang saat ini masih menutup kedua matanya dan berteriak dengan keras hingga memekakkan telinganya.
"Berhentilah berteriak gadis bodoh!!"
Arthur mulai berteriak pada gadis di depannya, dan tatapannya kini bersibobrok dengan dua orang pria yang mulai mendekatinya.
Sedangkan Mikha langsung membuka kedua matanya begitu mendengar suara dari pria yang tidak di kenalnya yang sudah berdiri tepat di depannya, tatapan matanya beralih menatap ke arah dua pria yang akan berbuat jahat padanya.
Pria ini yang hampir saja menabrak ku, apa dia adalah seorang pria baik atau sama-sama kurang ajar seperti dua orang pria yang mau berbuat jahat padaku?
"Kemarilah wanita murahan, bukankah kami sudah membayarmu tadi haaaah...!!! Jadi cepat layani kami!"
Mikha membekap mulutnya dengan tangannya begitu mendengar perkataan dari pria yang memfitnahnya dan akan berbuat kurang ajar padanya. Tatapan matanya kini bersibobrok dengan netra pekat pria berbadan sixpack dan terlihat sangat tampan itu. Karena merasa dirinya dalam bahaya, Mikha menyatukan kedua tangannya di depan pria yang hampir saja menabraknya.
"Tuan, tolonglah saya karena dua pria itu mau berbuat jahat pada saya! Mereka ingin memperkosa saya dan memfitnah sudah memberikan uang, padahal saya tidak pernah bertemu dengan mereka! Tolong saya Tuan!"
Melihat ketakutan di wajah wanita yang berada di depannya tersebut membuat Arthur beralih menatap ke arah dua pria yang masih tak bergeming di tempatnya.
"Sebenarnya di antara kalian siapa yang berkata jujur?" Arthur mengarahkan telunjuknya ke arah dua pria tersebut, "Kalian berdua, atau kamu wanita nakal??" Seraya menunjuk ke arah wanita yang berada tepat didepannya.
"Tentu saja kami lah yang benar karena kami berdua tadi sudah membayar mahal wanita murahan itu!"
Karena merasa sangat kesal dengan perkataan dari salah satu pria yang tadi telah menyeretnya ke gang sempit itu, membuat Mikha langsung berteriak.
"Itu bohong!! Mereka yang telah membekap mulutku dan menyeretku sampai ke gang itu Tuan, jangan percaya mereka! Tolong selamatkan saya karena saya hanyalah seorang kasir yang bekerja di minimarket sebelah dan saya baru saja pulang bekerja."
Arthur menatap tajam secara bergantian dua pria dan wanita yang ada di depannya, "Kalian bertiga sudah mengganggu waktu berharga ku saja! Sebenarnya aku sama sekali tidak tertarik untuk ikut campur dengan masalah kalian tapi karena aku sudah terlanjur masuk, maka aku ingin bertanya pada kalian berdua!
"Berapa kalian membayar wanita ini? Satu, dua, tiga, jawab sekarang!" Arthur mengamati ekspresi dari dua pria di depannya yang di ketahuinya bau minuman beralkohol.
"Seratus!!"
"Dua ratus!!"
Sontak dua orang pria tersebut saling bersitatap karena tidak sama dalam menjawab pertanyaan dari pria tersebut.
Arthur seketika tertawa terbahak-bahak dan menatap penuh dengan tatapan mengejek, "Jadi kalian berdua yang telah berbohong? Lebih baik kalian berdua pergi atau aku akan menghabisi nyawa kalian!"
Sontak dua orang pria tersebut tertawa, seolah sama sekali tidak takut dengan ancaman dari pria tersebut.
"Kami sama sekali tidak takut dengan ancamanmu itu! Harusnya kau yang pergi dan jangan mengganggu kesenangan kami!!"
Mendengar perkataan dari pria yang sama sekali tidak merasa takut itu, membuat Mikha bersembunyi di belakang Arthur karena merasa sangat ketakutan.
"Sebaiknya kita segera pergi dari sini Tuan, Anda tidak akan bisa menang melawan dua orang! Jadi sebaiknya kita lari!"
Mikha menarik tangan pria tersebut dan berniat mengajaknya berlari, namun pria yang tak di kenalnya itu mengibaskan tangannya.
"Dasar wanita bodoh, kamu pikir aku adalah seorang pria pecundang? Lebih baik kamu saja yang cepat pergi karena aku akan menghabisi mereka berdua!"
Setelah mengungkapkan kekesalannya, Arthur berjalan mendekat dan mulai terjadi baku hantam antara dirinya melawan dua pria tersebut. Tak perlu waktu lama baginya untuk membuat babak belur dua pria yang bukan tandingannya itu.
Sedangkan Mikha yang daritadi tidak berkedip mengamati aksi heroik dari pria yang terlihat sangat tampan tersebut, membuatnya seolah tersihir oleh mantra pesona dari pria tampan yang terlihat sangat keren yang menjadi penolongnya.
Gila... gila... gila... pria ini keren banget! Sudah tampan, macho dan nilai plusnya jago berkelahi lagi. Sungguh sangat sempurna!!
Arthur mulai membersihkan tangannya dengan air mineral kemasan yang baru saja di belinya, karena merasa jijik bersentuhan dengan pria-pria yang kurang ajar itu.
"Kenapa kau masih disini?! Harusnya kamu tadi pulang saat aku berkelahi dengan mereka! Sudah sana pulang! Aku pun ingin segera kembali ke apartemen!"
Mikha menggelengkan kepalanya, "Saya masih takut Tuan! Makanya saya tidak berani pulang karena rumah saya sekitar satu kilometer dari sini! Nggak jauh sih sebenarnya, tapi setelah kejadian ini, membuat saya takut dan tidak berani pulang sendirian!"
"Jadi maksudmu, kamu ingin aku mengantarkan mu pulang?! Begitu?! Jangan bermimpi karena aku sama sekali tidak tertarik untuk mengantarkan mu!"
"Tolong saya sekali lagi Tuan! Bagaimana jika ada laki-laki yang ingin memperkosa saya lagi? Bukankah Anda yang harus di salahkan jika itu sampai terjadi karena Anda tidak mau mengantarkan aku pulang?! Saya benar-benar merasa trauma Tuan!"
Mikha sedikit memegang jaket kulit berwarna hitam pria yang sudah mulai naik ke atas motornya, berharap pria tampan itu mau menolongnya sekali lagi untuk mengantarnya pulang.
"Kamu benar-benar membuat aku pusing, aku sudah menolong mu dan kamu masih berani untuk meminta macam-macam dariku! Menyebalkan sekali! Baiklah... baiklah aku akan mengantarmu pulang! Naiklah dan jangan berisik!"
Mendengar perkataan dari pria yang menurutnya sangat tampan itu, membuat wajah Mikha seketika tampak berbinar dan ia pun buru-buru naik ke atas motor sport itu dan berpegangan erat pada perut sixpack pria tampan itu.
"Terima kasih Tuan, saya tidak akan pernah melupakan kebaikan dari Tuan! Jika Tuan membutuhkan sesuatu, maka Anda bilang saja pada saya, karena saya akan langsung membalas jasa Anda yang telah menolong saya!"
Arthur yang merasa risih karena di peluk sangat erat oleh tangan wanita yang tidak di ketahui namanya tersebut, mulai mengeluarkan nada protesnya.
"Siapa namamu?!"
"Saya Mikha Tuan, kalau Anda siapa namanya?!"
"Kamu tidak perlu tahu siapa namaku! Mikha, apa kamu adalah seorang perempuan penggoda?! Bisa-bisanya kamu memeluk erat tubuh pria yang baru saja kamu kenal, apa kamu selalu bersikap seperti ini pada semua pria?! Pantas saja tadi kamu hampir di perkosa, ternyata kamu suka menggoda seorang pria seperti ini!"
"Lepaskan tanganmu dari tubuhku, jangan berani-berani menyentuhku karena aku sangat tidak suka ada wanita yang menempel padaku!"
Setelah mengungkapkan kekesalannya, Arthur mulai menyalakan mesin motor dan saat ia hendak melajukan motornya, suara wanita yang saat ini duduk di belakangnya membuat ia lagi-lagi merasa sangat kesal.
"Ya ampun Tuan, Anda benar-benar keterlaluan ya! Padahal saya berpegangan karena takut jatuh tapi Anda sudah menuduh saya yang macam-macam, saya adalah seorang wanita baik-baik Tuan dan perlu Anda tahu bahwa saya masih perawan karena saya benar-benar menjaga kehormatan saya!"
"Kalau begitu saya tidak jadi meminta bantuan Anda, saya bisa pulang sendiri!" Karena merasa tersinggung dengan perkataan dari pria tampan tersebut, membuat Mikha buru-buru turun dari motor dan berjalan meninggalkan Arthur.
Sedangkan Arthur hanya menanggapinya dengan santai seraya geleng-geleng kepala dan dirinya tidak mau ambil pusing dengan perkataan dari wanita yang di ketahuinya bernama Mikha tersebut. Ia pun mulai melajukan motornya dan melewati wanita yang saat ini tengah berjalan sendirian itu.
Mikha yang melihat pria tersebut benar-benar sudah berlalu meninggalkannya, ia pun merasa sangat kesal dan berkali-kali mengumpat.
"Dasar pria tidak berperasaan, wajahnya memang sangat tampan dan keren tapi ternyata hatinya sekeras batu dan sama sekali tidak mengerti dengan perasaan seorang wanita. Harusnya seorang laki-laki bersikap lembut pada seorang wanita yang sedang merajuk, harusnya dia meminta maaf padaku tapi ini malah meninggalkanku!"
Saat Mikha asyik mengumpat pria yang sudah meninggalkannya, tiba-tiba dari arah belakangnya muncul satu orang pria berbadan gempal dengan tampang sangar.
"Hai cantik, sendirian ya?! Mari saya antarin!"
Deg...
Seketika jantung Mikha berdetak sangat kencang, dirinya benar-benar merasa takut begitu menoleh kearah belakang dan melihat pria yang saat ini mengamatinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dengan suaranya yang sedikit gemetar, ia pun memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan dari pria berwajah sangar tersebut.
"Jangan macam-macam pada saya karena saya sedang menunggu pacar saya, jadi tolong Anda pergi dan jangan mengganggu saya!"
Pria tersebut langsung tertawa terbahak-bahak begitu mendengar perkataan dari wanita yang terlihat sangat ketakutan di depannya tersebut.
"Pacar? Apa kamu ingin menipuku agar aku segera meninggalkanmu?! Jangan kuatir, aku bukanlah orang jahat. Aku akan mengantarkanmu sampai rumah dan menjagamu dari orang-orang jahat, jadi kamu tidak perlu merasa takut padaku! Sekarang ayo jalan!"
Mikha berusaha melepaskan tangannya yang sudah di tarik-tarik oleh pria berbadan gempal tersebut, suasana malam yang begitu sepi tentu saja tidak ada orang yang berlalu lalang di tempat itu.
Kenapa hari ini apes banget nasibku, pria berwajah menyeramkan ini pasti akan berbuat jahat padaku. Lebih baik aku segera melarikan diri darinya.
"Lepaskan tangan saya! Atau saya akan berteriak!! Tooo....!!"
Mikha tidak melanjutkan perkataannya setelah melihat seseorang yang baru saja datang.
Bersambung...
Arthur melajukan motor sport miliknya memecah suasana malam di negeri Paman Sam itu, pikirannya kini selalu terngiang dengan kata-kata dari wanita yang baru saja di tolongnya.
Saya adalah seorang wanita baik-baik Tuan dan perlu Anda tahu bahwa saya masih perawan karena saya benar-benar menjaga kehormatan saya.
"Brengsek... kenapa aku terus terngiang dengan kata-kata dari wanita tadi?! Apa dia pulang dengan selamat dan tidak ada lagi laki-laki hidung belang yang mengganggunya?!"
Arthur menghempaskan tangannya pada bodi motornya dan ia memutar balik motornya untuk memeriksa keadaan wanita yang baru saja di temuinya.
Tak butuh waktu lama untuk Arthur menemui wanita yang dicarinya, karena dari kejauhan terlihat wanita yang memakai kemeja berwarna hitam dan kedodoran tersebut terlihat tengah di hadang oleh pria berbadan gempal.
"Dasar wanita bodoh! Lagi-lagi ada pria yang mengganggunya!" Arthur mulai semakin mempercepat laju motornya dan berhenti tepat di depan pria yang saat ini terlihat tengah menarik paksa tangan wanita itu.
Mikha terlihat berbinar saat melihat pria yang tadi menolongnya, ia pun langsung tersenyum manis dan berteriak pada pria berwajah seram yang menarik tangannya.
"Sudah ku bilang bahwa saya saat ini sedang menunggu pacar saya! Dan sekarang pacar saya telah datang, jadi sebaiknya Anda segera pergi jika masih ingin selamat!" Mikha beralih mendekati pria yang saat ini menatapnya, "Bukankah begitu Sayang?! Kamu akan menghabisi nyawa pria yang mengganggu kekasihmu bukan?!"
Arthur yang sudah mengerti sandiwara dari wanita di depannya tersebut mulai menganggukkan kepalanya dan mengambil sebuah pistol yang selalu berada di dalam jaketnya, dan mengarahkannya pada pria yang daritadi tidak takut padanya.
"Pergi atau aku akan meledakkan kepalamu sekarang juga?!" Arthur mengeluarkan ancamannya dan mengarahkan pistolnya ke arah kepala pria yang saat ini sudah tidak berwajah sangar karena sudah ketakutan begitu melihat pistol di tangan pria yang berada di depannya.
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, pria tersebut mulai pergi dari hadapan Arthur dan Mikha dengan sedikit berlari.
Mikha tertawa terbahak-bahak begitu melihat pria berwajah sangar itu lari ketakutan, "Ternyata pria berwajah sangar itu tampang preman tapi nyalinya Nol!"
"Apakah kamu sudah puas tertawa?! Cepat naiklah, aku akan mengantarmu pulang!" Jangan sampai ada pria brengsek yang akan mengganggumu lagi!" Arthur berbicara pada Mikha dan mulai memasukkan pistol yang di bawanya kembali kedalam sarangnya.
"Tunggu Tuan, kenapa Anda kembali?! Apakah Anda tadi memikirkanku dan sangat mengkhawatirkan aku?! Tapi apapun alasannya, aku sangat berterimakasih pada Tuan! Jika tidak ada Anda, mungkin aku sudah..."
"Sudah, jangan berisik dan cepat naik atau aku akan berubah pikiran dan meninggalkanmu!" Arthur mulai bersungut-sungut karena sangat kesal dengan wanita yang sangat berisik didepannya tersebut.
"Iya... iya... Tuan, kenapa Anda sangat tidak sabaran sih!!" Mikha mulai naik ke atas motor sport tersebut dan dirinya berpegangan pada bodi samping motor karena tidak ingin di marahi lagi oleh pria yang sudah menolongnya.
Arthur yang sudah menyalakan mesin motornya mulai melajukan motornya dengan sangat kencang dan tersenyum menyeringai serta bergumam di dalam hatinya.
Kamu pasti tidak berani berpegangan karena takut aku akan marah lagi padamu bukan?! Sekarang apa yang akan kamu lakukan jika aku melajukan motor dengan sangat kencang hahaha...
Begitu motor melaju dengan kencang, Mikha yang hampir saja jatuh, refleks langsung memeluk dengan kuat perut sixpack didepannya.
"Astaga... Tuan hati-hati bawa motornya! Kalau saya jatuh dari motor dan mati, apa Tuan akan mengganti nyawa saya?!" Mikha berteriak dengan kencang agar pria yang memakai helm tersebut mendengar teriakannya.
Dasar pria aneh, tadi tidak mau aku berpegangan padanya tapi sekarang malah melajukan motornya dengan sangat kencang! Bodo amatlah! Jika nanti dia marah karena aku berpegangan padanya, maka aku akan gantian marah padanya! batin Mikha.
"Di depan sana belok ke kanan Tuan, di sana lah saya tinggal!" Mikha menunjuk ke arah gang seraya berteriak agar pria di depannya tersebut mendengar suaranya.
Arthur mengikuti arah yang di tunjuk oleh wanita yang di tolongnya tersebut dan menghentikan motornya begitu mendengar suara dari wanita yang berada di belakangnya.
"Stop Tuan!" Mikha turun dari motor dan mulai menatap pria tampan yang mengantarkannya tersebut saat ini tengah melepaskan helm yang di pakainya.
Arthur mengamati bangunan apartemen lawas yang terlihat kumuh di depannya, bahkan jauh dari kata layak untuk di tempati.
"Jadi kamu tinggal di sini?! Memangnya berapa gaji kamu kerja di minimarket? Sehingga kamu memilih tinggal di tempat seperti ini?!"
Mikha mengerutkan keningnya begitu mendapatkan pertanyaan dari pria tampan tersebut, "Memangnya ada apa dengan tempat tinggal saya Tuan? Saya sangat suka tinggal disini, lagipula biaya sewa disini sangat murah. Jadi saya bisa menghemat pengeluaran dari gaji yang saya dapatkan!"
"Sekali lagi terimakasih atas bantuannya Tuan, kalau boleh tahu siapa nama Tuan? Apakah saya boleh tahu nomor ponsel Tuan, saya besok gajian dan saya ingin mentraktir Tuan makan sebagai balas budi saya atas kebaikan Tuan yang sudah menyelamatkan kehormatan saya!"
Arthur seketika tertawa terbahak-bahak begitu mendengar perkataan dari wanita yang terlihat sangat polos itu, "Bahkan gaji mu saja sangat kecil tapi kamu ingin mentraktirku?! Dasar gadis bodoh!"
"Aku mempunyai tawaran menarik untukmu dan mungkin saja kamu tertarik dengan penawaran ku!"
"Penawaran?! Memangnya penawaran seperti apa Tuan?!" Mikha mulai tertarik dengan perkataan dari pria saat ini mengamati penampilannya dari ujung kaki hingga ujung kepala dan dirinya merasa risih di perhatikan seperti itu.
"Aku sedang membutuhkan seorang asisten rumah tangga dan aku ingin kamu yang menjadi pelayanku, aku akan membayar mu dua kali lipat dari gaji mu bekerja di minimarket tersebut."
Dua kali lipat?! Kedengarannya sangat menggiurkan dan aku bisa menghemat pengeluaran dari gaji ku karena pasti nanti aku tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk biaya makan ku! Tapi apakah aku nanti akan tinggal hanya berdua saja dengan pria tampan ini, batin Mikha.
"Kenapa Anda ingin aku menjadi pelayan Anda? Jika aku menjadi pelayan Anda, berarti aku harus tinggal dengan Anda berdua begitu?! Apakah itu tidak berbahaya Tuan?!"
"Untuk masalah itu, kamu tidak perlu khawatir karena aku tinggal berdua dengan saudaraku! Tapi meskipun kita tinggal berdua, aku tidak akan pernah tertarik padamu karena kamu bukanlah tipeku!"
"Karena aku lebih suka dengan wanita yang seksi, bukan wanita dengan body rata sepertimu. Tapi aku pun punya penawaran kedua untukmu! Apakah kamu benar-benar masih perawan?! Jika benar begitu, aku bisa nemberimu banyak uang jika kamu mau menyerahkannya padaku!"
"Berapapun yang kamu minta, aku akan membayarnya! Bagaimana, apa kamu tertarik dengan penawaran ku?!"
Mikha membulatkan kedua matanya begitu mendengar perkataan dari pria tampan di depannya tersebut, dirinya pun benar-benar merasa sangat geram pada pria yang baru saja menolongnya.
Pria ini sangat tampan dan sangat keren tapi sayang ternyata dia adalah seorang laki-laki hidung belang, batin Mikha.
"Saya sama sekali tidak keberatan menyerahkan kehormatan saya pada Tuan asalkan Anda mau menikahi saya!"
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!