NovelToon NovelToon

Menikahi Duda

01.Kakak Jangan Bohong

Nama nya Khalisa Andara, wanita yang berusia dua puluh enam tahun dan menjadi tulang punggung untuk adik nya yang bernama Disa Andara. Orang tua mereka sudah meninggal sejak tiga tahun yang lalu karena mengalami kecelakaan sepeda motor.

Khalisa harus bekerja keras untuk biaya hidup diri nya dan adik nya, bahkan Khalisa harus bekerja lebih keras lagi untuk membiayai pengobatan adik nya yang masih berusia lima belas tahun itu. Ya, Disa menderita penyakit leukemia sejak ia menginjak usia lima tahun.

Kepergian kedua orang tua nya adalah pukulan terberat dalam hidup Khalisa, wanita itu bahkan tak punya waktu untuk hura-hura seperti teman-teman nya. Kehidupan yang serba kekurangan memaksa Khalisa harus bekerja siang dan malam.

Penyakit leukemia yang di derita Disa sudah semakin parah, gadis itu harus melakukan kemotrapi satu minggu sekali dan jelas itu membuat Khalisa sangat kesusahan dengan biaya nya.

"Kak, minggu ini Disa tidak usah kemo ya." ujar Gita karena merasa kasian melihat kakak nya.

"Tidak bisa, kau harus sembuh, kakak sudah janji pada ayah dan ibu untuk menjaga dan merawat mu."

"Disa tahu jika kakak gak punya uang, bahkan kakak belum makan sejak pagi."

Mata Khalisa mulai berkaca-kaca, "Disa, apa pun akan kakak lakukan asal kamu sembuh." ujar Khalisa kekeh pada pendirian nya.

Wanita itu kemudian beranjak pergi meninggalkan Disa yang masih mencoba meyakinkan kakak nya. Tak terasa air mata Khalisa mengalir di sepanjang jalan nya, Khalisa bahkan tak tahu harus kemana agar ia bisa mendapatkan uang untuk biaya cuci darah adik nya.

Khalisa menuju sebuah taman yang lumayan sepi, wanita itu menumpahkan semua tangis nya di taman tersebut. Menjelang magrib barulah Khalisa pergi ke cafe tempat di mana ia akan bekerja jika malam hari.

"Kau kenapa Lisa? mata mu bengkak?" tanya Hana sahabat Khalisa.

"Besok lusa jadwal Disa kemo dan aku sama sekali tak punya uang." jawab lirih Khalisa.

"Jangan sedih Lis, mana tahu besok ada rezeki, jangan putus asa serahkan semua nya pada Tuhan."

Khalisa lalu memeluk Hana, air mata nya tumpah kembali, bahkan Hana dapat merasakan penderitaan yang sedang di alami oleh sahabat nya itu.

"Sudah, jangan menangis lagi nanti cantik nya hilang." ujar Hana sambil mengusap air mata Khalisa.

"Terimakasih Han, kau selalu menguatkan ku dalam hal seperti ini."

"Sama-sama, sekarang kita kerja dulu nanti kita malah di pecat lagi."

Akhir nya Khalisa dan Hana melakukan pekerjaan mereka seperti biasa, cukup ramai pengujung malam ini hingga membuat semua karyawan kewalahan. Pukul sepuluh malam barulah Khalisa pulang dengan di antar oleh Hana menggunakan sepeda motor.

Seperti biasa, jika Khalisa pulang bekerja ia selalu mendapati adik nya tertidur di sofa usang ruang tamu mereka. Khalisa merasa sedih dengan keadaan adik nya yang semakin kurus bahkan sudah tak memiliki rambut.

"Disa bangun...Disa...." panggil Khalisa membangunkan adik nya.

Disa membuka mata perlahan, "Kakak sudah pulang?" tanya nya dengan suara mengantuk.

"Sudah berapa kali kakak bilang, jangan tidur disini, nanti kamu tambah sakit." tegur Khalisa.

"Disa nungguin kakak pulang." ucap nya sedih.

"Sudahlah, kamu pasti lapar kan? ini kakak bawain makanan." ujar Khalisa.

Disa tersenyum lalu berpindah posisi menjadi duduk, "Kita makan sama-sama ya kak." pinta gadis itu.

"Kakak sudah makan sama Hana di tempat kerja." tolak Khalisa yang masih kenyang.

"Kakak jangan bohong." ujar Disa tidak percaya.

"Kakak serius Disa, ini kamu makan saja."

Setelah di yakinkan oleh kakak nya, Disa akhir nya memakan nasi goreng yang di bawa Oleh Khalisa. Setelah makan Khalisa menyiapkan obat untuk adik nya kemudian mereka berdua langsung pergi tidur karena hari semakin larut malam.

02.Pindah Kerja

Setelah menyiapkan sarapan seadanya pagi ini, Khalisa langsung berangkat kerja di salah satu rumah besar yang tak jauh dari rumah nya. Ya, Khalisa akan bekerja sebagai Art di siang hari untuk mencukupi kebutuhan dan biaya perawatan adik nya.

Pagi ini Khalisa merasa sedih karena ia tak memiliki uang sepeser pun, gajian masih sekitar satu minggu lagi membuat wanita itu harus berpikir keras untuk mendapatkan uang hari ini.

Sesampai nya di rumah majikan nya, Khalisa tidak memulai pekerjaan nya seperti biasa. Wanita itu di panggil oleh majikan perempuan untuk membicarakan hal penting.

"Apa ibu akan memecat saya?" tanya Khalisa gelisah.

Bu Yanti tersenyum geli melihat wajah ketakutan Khalisa, "Tidak, ibu memanggil mu karena ada yang ingin kami bicara kan." ujar Yanti.

"Bicara hal apa bu pak?" tanya Khalisa penasaran.

"Begini Khalisa, ibu tahu jika kamu sedang butuh uang, untuk itu ibu menyarankan kamu agar pindah kerja sama teman bapak." ujar Yanti mencoba menjelaskan "Nama nya pak Surya, dia duda anak satu dan anak nya laki-laki berusia lebih tua dua tahun dari kamu."

"Lalu, kenapa ibu menyuruh saya untuk menggantikan nya?"

"Khalisa, anak pak Surya saat ini mengalami sakit stroke di usia yang masih sangat muda dan beliau sudah tidak mampu jika harus merawat anak dan juga menjalankan perusahaan nya. Pak Surya meminta pada kami untuk mencarikan pembantu yang mau merawat dan menemani anak nya." tutur bu Yanti, "Ibu menyarankan kamu ambil pekerjaan itu karena gaji yang di tawarkan sangatlah besar. Dan satu lagi, jika kamu mau bekerja dengan pak Surya, beliau akan menanggung semua biaya perawatan adik kamu."

Khalisa terdiam mencerna setiap kata yang di ucapkan Yanti, wanita itu sebenarnya tertarik dengan penawaran itu, namun ia berpikir apa kah sanggup jika ia harus merawat seorang laki-laki yang sedang sakit.

"Jangan berpikir terlalu lama Lisa, kamu pikirkan adik kamu di rumah." tegur pak Bowo.

"Saya terima." ucap Khalisa mantap.

"Apa kau yakin?" tanya Yanti.

"Saya yakin bu, demi kesembuhan Disa apa pun akan saya lakukan."

Pagi itu juga Yanti dan Bowo langsung mengajak Khalisa pergi ke rumah Surya, sesampai di sana, Khalisa merasa takjub dengan rumah besar mewah bahkan rumah itu lebih besar dari rumah Yanti dan Bowo.

Surya yang telah mendapatkan telpon sebelum nya langsung menunggu kedatangan Khalisa. Surya menyambut mereka dengan senyum yang pernah lepas dari bibir nya.

"Jadi, siapa nama nya?" tanya Surya tanpa basa basi.

"Khalisa Andara pak." ujar Lisa memperkenalkan diri.

"Ok Khalisa, saya akan menjelaskan terlebih dahulu jadi anak saya mengalami kondisi antiphospholipid syndrome, darah di dalam tubuhnya cenderung menggumpal sehinga saat mengalir di dalam tubuh dan melewati pembuluh darah yang lebih kecil atau lebih sempit. Darah tersebut akan menyangkut dan menyumbat. Alasannya, hemoglobin (Hb) pada penderita talasemia cenderung rendah, hal tersebut bisa memicu stroke.Anak saya hanya mengalami mati anggota bagian tubuh sebelah kiri saja namun dengan begitu dia tidak bisa menerima semua itu hingga menyebabkan anak saya mengalami depresi ringan." Jelas Surya.

"Jadi, apa tugas saya?" tanya Khalisa.

"Tugas kamu adalah menyakinkan anak saya jika penyakit yang dia derita sejak dua tahun yang lalu itu masih bisa di obati. Saat diri nya di nyatakan lumpuh separuh tubuh, anak saya tidak ingin keluar rumah bahkan berinteraksi dengan siapa pun."

"Kapan saya akan mulai bekerja?" tanya Khalisa kembali.

"Besok, besok kamu sudah bisa masuk kerja."

"Tapi tuan, saya tidak bisa menginap karena saya memiliki adik yang juga sakit." ucap Khalisa jujur.

"Saya tahu itu, dan ini ada uang sesuai yang saya janjikan."

Dengan ragu Khalisa menerima amplop yang lumayan tebal tersebut, dalam hati wanita itu sebenar nya merasa bahagia karena ia berhasil mendapatkan uang untuk biaya kemo adik nya.

Setelah selesai, Khalisa ikut pulang bersama Yanti dan Bowo, sesampai nya di kediaman Yanti, Khalisa juga mendapat gaji dan bonus atas kerja nya selama ini.

Khalisa sangat berterimakasih kepada sepasang suami istri yang telah banyak membantu nya selama ini.

03.Siapa Kau?

Siang itu Khalisa langsung pulang ke rumah, tapi sebelum nya wanita itu membelikan makanan enak dan buah-buahan bahkan sedikit pakaian untuk Disa. Dengan penuh semangat ia berjalan pulang menuju rumah usang yang telah lama ia tempati bersama adik nya.

Ya, rumah itu lah satu-satunya peninggalan orang tua mereka bahkan rumah itu adalah kenangan yang di miliki oleh mereka.

Sesampai nya di rumah, Disa merasa heran dengan barang bawaan kakak nya yang begitu banyak.

"Kakak punya uang dari mana? kok bisa membeli barang sebanyak ini?" tanya Disa sedikit curiga.

Khalisa kemudian menjelaskan apa yang terjadi hari ini, wanita bahkan terharu karena adik nya percaya bahkan memberi semangat atas pekerjaan baru kakak nya.

"Makan lah, maafkan kakak jika baru hari ini kakak bisa memberi mu makanan enak." ucap Khalisa sembari mengelus rambut panjang adik nya.

"Kakak makan juga." ujar Disa.

Akhir nya kedua kakak beradik itu makan dengan lahap, Khalisa bahkan mengusap air mata yang tak terasa jatuh di pipi nya.

"Kenapa kakak menangis?" tanya Disa lalu menghentikan makan nya.

"Kakak bahagia bisa membelikan mu makanan yang enak dan pakaian baru."

"Terimakasih kak," ucap Disa dengan mata berkaca-kaca.

"Maafkan kakak, doakan saja kakak sehat dan lancar dalam bekerja."

"Disa selalu mendoakan kakak."

Mereka kemudian melanjutkan makan, sesekali Khalisa menyuapi adik nya dengan perasaan bahagia.

Keesokan hari nya, sebelum berangkat kerja Khalisa mengantar adik nya terlebih dahulu untuk kemo. Sebelum meninggalkan adik nya Khalisa terlebih dahulu menyelesaikan biaya administrasi.

Dengan menggunakan ojek Khalisa pergi ke rumah pak Surya, sampai nya di sana Surya langsung menyambut nya dan sebelum itu Surya memberitahu terlebih dahulu daftar kegiatan Khalisa selama bekerja dari pagi hingga sore hari.

Surya mengijinkan Khalisa masuk ke dalam kamar anak nya, wanita itu membawa nampan yang berisi makanan dan obat-obatan.

"Paksa dia minum obat, karena anak ku selalu menolak untuk minum obat." ujar Surya merasa sedih.

Dengan ragu Khalisa membuka kamar yang menurut nya sebesar rumah nya itu, Khalisa celingukan tak mendapati pria yang akan di rawat nya. Namun tiba-tiba ia kaget saat suara berat menegur nya.

"Siapa kamu, kenapa berani masuk kedalam kamar ku?" tanya pria itu dengan sorot mata tajam.

Khalisa gugup dan takut, "Saya Khalisa, orang yang akan merawat tuan." ucap lirih Khalisa.

"Siapa yang memberi mu ijin untuk merawat ku?"

"Tuan Surya,.." jawab Khalisa singkat.

"Keluar dari pekerjaan mu, kau tidak akan betah."

Mata Khalisa membulat tidak percaya, meski pria itu hanya duduk di kursi roda namun sorot mata nya mampu menciutkan nyali Khalisa.

"Apa yang kau bawa?" tanya nya Adrian.

"Sarapan dan obat."

"Buang obat nya." perintah Adrian.

"Jangan tuan, tuan harus minum obat biar cepat sembuh."

"Kata ku buang ya buang." bentak Andrian hingga menggetarkan tulang Khalisa.

Tiba-tiba Surya masuk, pria itu menatap marah ke arah anak nya. " kau tahu harga obat ini kan? jadi papah mohon minum obat ini."

"Aku tidak mau,..."

"Adrian, mau sampai kapan kau bersikap seperti anak kecil?"

"Keluar....keluar kalian." usir Adrian.

"Biarkan saja dia kelaparan, jangan beri dia makan." ucap Surya pada Khalisa.

Surya mengajak Khalisa keluar, mereka kemudian duduk di ruang keluarga.

Surya menghela nafas panjang, "Saya mohon tolong bersabar untuk menghadapi Adrian, dia memang seperti itu."

"Saya akan berusaha semampu saya tuan, menurut saya sakit tuan Adrian bisa sembuh."

"Tapi dia sudah patah semangat, saat Adrian di nyatakan sakit, tunangan nya meninggalkan dia tepat satu minggu sebelum pernikahan mereka dan jelas saja itu membuat Adrian semakin terpuruk." ujar Surya bercerita.

"Demi kesembuhan adik saya, saya akan bekerja keras."

"Saya suka semangat kamu, apa adik mu sudah melakukan kemo?"

"Sudah tuan, saya meninggalkan nya di rumah sakit nanti sore saya akan menjemput nya."

"Di gudang ada motor yang tak terpakai, kamu bisa menggunakan nya untuk bekerja."

"Ini sangat berlebihan tuan, saya bisa naik ojek." ujar Khalisa tidak enak hati.

"Sudahlah, kamu juga merawat adik mu yang sakit, pasti butuh tenaga untuk merawat adik mu dan Adrian."

Mau tidak mau Khalisa menerima motor yang di berikan oleh Surya, sesuai perintah Surya, Khalisa tak memberi makan Adrian pagi dan siang ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!