NovelToon NovelToon

Cinta Yang Tertunda

Part 1

Senin yang cerah, secerah senyuman para karyawan ditanggal muda. Semangat mereka tak pernah surut untuk bekerja dari pagi hingga sore hari, apalagi jika mereka memiliki bos yang sangat ramah dan jangan lupa sangat tampan.

"Pagi tuan" sapaan setiap karyawan pada bos mereka.

"Pagi juga" jawabnya dengan senyuman termanis yang melengkung dari bibirnya.

"Gantengnya" kata salah seorang karyawan yang ada disana.

"Senyumnya itu lo... Manis banget kaya permen."

"Pengen deh jadi pacarnya."

"Ya ampun si bos makin ganteng aja. "

Itulah pujian dari para karyawan setiap pagi dan setiap hari.

Arjun sudah biasa mendengar pujian dari para karyawannya, toh kenyataannya dia memang tampan.

Dia tidak mempermasalahkan semua itu selagi mereka tetap fokus pada pekerjaannya.

Setelah melewati para karyawannya yang berada di lobby, Arjun mulai menaiki lift pribadi miliknya.

Tak membutuhkan waktu yang lama lift pun sampai pada lantai 11 dimana ruang presdir berada.

"Pagi tuan" sapa Nida sang sekertaris

"Pagi juga, apa hari ini aku ada meeting?" tanyanya dengan ramah.

"Em, sepertinya tidak tuan" jawabnya tak kalah ramah dari si bos besar.

"Oke, terimakasih."

Arjun kemudian memasuki ruangannya dan duduk dikursi kebesarannya.

Setiap hari Arjun tidak pernah lepas dari pekerjaannya, bosan? Tentu tidak, dia bukan tipe orang yang mudah bosan dalam melakukan sesuatu hal, apalagi itu menguntungkan untuk dirinya.

Perusahaan milik Arjun adalah salah satu perusahaan terbesar dan paling terkenal dinegara ini, karena selalu memiliki pemimpin yang ramah seperti Arjun. Kerja keras sang papa dia jadikan motivasi untuk lebih mengembangkan perusahaan milik keluarganya.

Arjuna Sebastian Wijaya adalah seorang pengusaha muda yang 2 tahun lalu diangkat menjadi pemimpin baru di Senang Hati Grup menggantikan papanya yang meninggal dunia akibat serangan jantung.

Arjun yang kala itu masih kuliah pada semester akhir mau tak mau harus menggantikan sang papa karena dia adalah putra tunggal dari keluarga Wijaya.

Arjun tak mempermasalahkan semua itu, karena sedari muda dia sudah dilatih oleh sang papa untuk mengurusi perusahaan.

Drtt... Drtt...

Terpampang nama Reza dilayar ponselnya.

"Hallo Za"

"Hallo Jun, sorry gue hari ini gak bisa masuk, nyokap gue lagi sakit hari ini gua mau nganter nyokap ke rumah sakit"

"Ohh, ok, nggak papa, lagi pula hari ini tidak ada meeting, jadi hari ini juga nggak terlalu sibuk"

"Sekali lagi gue minta maaf jun, dan thanks udah ngijinin gue"

"Tidak masalah, sampaikan salam gue ke tante, semoga cepet sembuh"

"Thanks jun, gue tutup dulu telponnya, mau nganter nyokap ke rumah sakit"

Tut... Tut... Tut...

Reza Agung Setiaji adalah asisten pribadi sekaligus sahabat Arjun dari SMA.

Setelah kuliah mereka selesai Arjun mempekerjakan Reza sebagai orang kepercayaannya diperusahaan.

Hari ini pekerjaan Arjun tidak terlalu banyak, jadi dia berencana akan menjenguk ibunda Reza, karena dia sangat mengenal keluarga sahabatnya itu.

Pukul empat sore Arjun sudah membereskan berkas-berkas yang sudah selesai, kemudian dia keluar dan berjalan menuju lift pribadi miliknya.

"Selamat sore tuan" sapa Nida sang sekertaris

"Sore, kamu bisa pulang setelah ini"

"Terimakasih tuan" jawabnya dengan menundukkan kepala.

Arjun kemudian memasuki lift pribadi miliknya yang langsung turun pada area parkir perusahaan.

Dia berjalan menuju mobil miliknya, tak lama kemudian mobil sport putih milik Arjun sudah melaju membelah jalanan.

Komplek perumahan Reza tidak terlalu jauh dari perusahaan, dengan kondisi jalan yang tidak terlalu macet membuat dia lebih cepat sampai dikomplek perumahan milik sahabatnya.

Saat memasuki komplek tiba-tiba

Ckitt...

Part 2

"Oh Shit, kayaknya gue nabrak tuyul" gumamnya.

Arjun bergegas keluar untuk melihat apa benar dia menabrak tuyul disore yang cerah ini

"Ini beneran tuyul? Kok imut banget" ucapnya saat melihat seorang anak kecil berdiri tepat di depan lampu mobil miliknya

"Tuyul tu apa om?" tanya sang anak seraya mengerutkan keningnya.

"Kamu manusia?" pertanyaan konyol itu lolos dari mulut presdir SH Grup

"Ya, iyalah atu manucia, cowok danteng kaya gini maca dikira tuyul" jawabnya seraya mengerucutkan bibirnya.

Arjun terkekeh mendengar jawaban anak kecil didepannya.

Arjun berjongkok mensejajarkan tingginya dengan si anak kecil yang sangat narsis itu.

"Nama kamu siapa anak manis?" tanyanya dengan bibir tersenyum manis.

"Nama atu Geyio" jawabnya dengan suara khas anak-anak yang berusia kurang lebih 3 tahun.

"Oh nama kamu Geyio" Arjun sebenarnya sedikit ragu saat mengulangi nama anak itu, karena bahasanya yang kurang jelas membuat dia bingung dengan nama yang dia sebutkan.

"Kok Geyio cih om, Gerryio" Anak itu merasa sebal karena Arjun salah mengucapkan nama si anak narsis ini.

"ohh Geriyo" Arjun mulai paham dengan apa yang diucapkan anak itu, anak itu pun mngangguk dengan manis seraya tersenyum dengan lebar.

"Oh ya apa kamu tadi tertabrak mobil om?"

Dia hampir lupa apa tujuannya turun dari mobil.

"ndak om."

"Om, minta maaf sudah hampir nabrak kamu" ucapnya menyesal

"Iya om, ndak papa, tadi atu juda yang calah, gak nengok kanan kili dulu pas mau ambil boya disana."

Arjun mengamati wajah tampan balita yang ada dihadapannya ini, dia merasa wajah anak ini sedikit mirip dengan dia, hanya saja matanya berwarna coklat, tidak seperti dirinya yang memiliki mata berwarna biru.

Saat Arjun tengah asik mengobrol dengan Geriyo, tiba-tiba ada sepasang kaki yang berada disampingnya.

Arjun yang saat itu sedang berjongkok seketika melihat sepasang kaki yang beralaskan sandal yang terbalik

"hey, apa dia tidak bisa memakai sandal dengan benar" gumamnya dalam hati

Mulai dari bawah Arjun mengamati apa yang ada disampingnya ini, matanya mulai naik kepaha yang terekspos hingga keatas, lalu terpampanglah seseorang yang menggunakan baju oversize yang memperlihatkan bra berwarna hitam, hingga Arjun harus menelan salivanya kasar dan sedikit mengumpat, dan seketika dia terkejut saat melihat siapa pemilik kaki yang beralaskan sandal yang terbalik itu.

Seketika ia berdiri mensejajarkan tingginya dengan wanita yang ada didepannya.

"Nabila? Lo Nabila kan?" tanyanya dengan wajah yang terkejut.

Nabila yang kala itu hanya menggunakan hotpant dan kaos oblong yang oversize berwarna putih seketika terkejut dengan penampakan pria tampan yang pernah mengisi hatinya kala dia masih SMA.

"Ka... Kak Arjun"

"Lo Nabila kan?"

Dia benar-benar ingin memastikan bahwa gadis didepannya ini adalah Nabila yang pernah ia kenal saat masih SMA.

"I... I... Iya" ucapnya dengan gugup.

Rasanya Nabila ingin sekali berlari dan kembali kerumahnya tatkala dia melihat siapa yang ada didepannya.

Akan tetapi Nabila ingat tujuannya tadi ingin mencari Geriyo yang tadi katanya ingin mengambil bola di sebrang rumah karena terlempar keluar saat Geriyo bermain bola dengannya.

Karena dia tak kunjung kembali akhirnya Nabila memutuskan untuk mencarinya, karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Geriyo.

Saat dia keluar dari rumah dia melihat Geriyo sedang berbincang dengan orang asing akhirnya Nabila terburu-buru dan tidak sengaja memakai sandal dengan posisi terbalik.

"Geriyo sayang kenapa kamu lama sekali mengambil bola" Nabila berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ohh, maaf tadi aku hampir saja menabrak Geriyo, tapi untung saja aku mengerem mobilku tepat waktu, hingga tidak terjadi apa-apa."

"Syukurlah" Nabila menghembuskan nafasnya lega

"Apa dia adik mu?."

Arjun penasaran dengan hubungan antara anak kecil ini dengan Nabila, pasalnya jika dia adiknya usia mereka terlalu jauh, tapi jika anak kecil ini anaknya apakah mungkin?

Anak ini berusia kurang lebih 3 tahun, dan dia tahu Nabila masih berusia sangat muda.

"Apa mungkin Nabila menikah muda?" Gumamnya dalam hati

"Em, dia... "

Part 3

"Bunda kenal om ini?" tanya si anak dengan wajah polosnya

"Bunda? Jadi Geriyo anaknya Nabila?" Gumamnya

"Em iya sayang, om ini temenya bunda" Nabila berjongkok untuk melihat kondisi putranya.

Arjun terkejut dengan apa yang dilihat didepannya.

"Geriyo anak mu? Kau menikah muda? Dengan siapa?"

Pertanyaan beruntun itu sukses membuat Nabila mematung seraya membulatkan matanya.

Arjun memajukan tubuhnya mendekat pada Nabila dan berbisik "Atau dia putraku."

Deg

Jantung Nabila seolah berhenti berdetak tatkala mendengar apa yang Arjun ucapkan

"Bagaimana dia bisa berpikir seperti itu?" gumamnya dengan sedikit milirik kearah Arjun.

Arjun memundurkan tubuhnya untuk melihat ekspresi Nabila untuk memastikan apakah benar apa yang dia tanyakan.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Nabila, dia bingung harus menjawab apa. Dia hanya mengeluarkan ekspresi terkejut dengan wajah piasnya.

"Bunda bunda" Geriyo memanggil Nabila dengan menarik-narik kaosnya

"Heh, iya ada apa sayang?" Nabila sedikit terkejut dengan panggilan anaknya itu.

"Bunda lihat deh mata om ini kaya matanya Khayis, walnanya bilu" ucapan Geriyo membuat Arjun tambah bingung

"Khayis? Siapa dia? Apa adik Geriyo?"

"Khayis itu siapa manis?" tanyanya dengan mengusap lembut pipi chubby Geriyo

"Kharris om" Geriyo memperjelas ucapannya seraya mengerucutkan bibirnya dan melipat tangannya didepan dada.

Arjun terkekeh, lagi-lagi dia salah paham dengan ucapan si chubby ini.

"Ok ok, maaf, siapa itu Kharris?" Arjun mengulangi pertanyaannya dengan mengulum senyum

"My twins" jawabnya dengan semangat

Arjun seketika memicingkan matanya.

"your twins?"

Dia sedikit melirik kearah Nabila untuk mencari jawaban.

"Kau memiliki anak kembar?" Tanyanya dengan penuh selidik.

"Bundaa..... "

Terdengar teriakan dari arah sebrang, bersamaan dengan seorang pengasuh yang berlari menghampiri mereka dengan menggendong gadis cantik dengan rambut bergelombang dan mata biru.

"Apa ini Khariss?" Gumamnya

lagi-lagi Arjun dibuat terkejut dengan seorang gadis kecil yang memiliki warna mata yang sama dengannya.

"Bunda, kenapa bunda ninggalin atu cendili" teriakan gadis itu membuyarkan lamunan Arjun.

"Maafin bunda sayang, tadi bunda ngobrol dulu sama temen bunda"

Nabila menjawab dengan kata sehalus mungkin agar putrinya dapat memahaminya.

"Mbak, Kharris diturunin aja biar sama saya, mbak kembali aja" pintanya pada mbak pengasuh Geriyo dan Kharris.

"Iya mbak"

"Hai cantik"

Arjun menyapa gadis kecil yang sedang mengerucutkan bibirnya karena kesal ditinggal oleh bundanya.

"Hai om danteng" jawabnya dengan sedikit centil.

Kharris memang memiliki sifat sedikit centil seperti sang bunda, sedangkan Geriyo memiliki sifat yang cool dan ramah seperti...

"Bunda ayo pulang bunda, atu lapel."

Kharris yang baru datang merengek pada sang bunda, karena sebenarnya sedari tadi dia sudah merasa lapar, tetapi karena sang bunda tak kunjung kembali saat menyusul sang kakak, akhirnya Kharris meminta pada mbak pengasuhnya untuk mengantarkan kepada sang bunda yang berada di sebrang jalan.

"Kenapa gak minta sama mbak Nia?" Nia adalah pengasuh Kharris dan Geriyo saat Nabila sedang kuliah.

"Atu maunya makan cama bunda" ucapnya dengan memelas

"Ok sayang kita pulang"

"Bunda gendong" Khariss merentangkan tangannya kepada Nabila.

"Kharris sayang, kalau kamu gendong abang gimana? Kan kasian abang jalan kaki sendiri, jalan kaki aja ya" Nabila berusaha membujuk Kharris agar mengerti kalau dia dan sang abang diperlakukan sama

Tapi bukannya mengerti Kharris malah menangis dengan sangat keras.

Entah itu karena efek lapar atau memang dia sedang tidak enak badan Kharris menjadi sedikit manja pada sang bunda.

"Bagaimana jika Kharris gendong bunda, dan Geriyo om yang gendong" usul Arjun pada dua anak didepannya

"Setuju om" jawab mereka serempak

"Terimakasih atas tawarannya, tapi itu tidak perlu kak, mereka sudah bisa berjalan, dan lagi pula Geriyo berat" Nabila menolak secara halus, bukan dia tidak ingin anaknya digendong Arjun, hanya saja dia ingin segera pergi dari hadapan Arjun.

"Apa kau meragukan ku?" Arjun langsung menggendong Geriyo dan memintanya menunjukkan dimana rumah mereka.

Nabila menghela nafasnya kasar, melihat Arjun yang sudah berjalan menuju rumahnya mau tidak mau Nabila mengizinkannya untuk menggendong putra kesayangannya itu.

"Ini rumah mu?" Geriyo menjawab dengan anggukan.

"Maacih om"

Arjun menurunkan Geriyo dan menyuruhnya untuk segera masuk kedalam rumah.

Nabila yang sudah berada dibelakang Arjun ikut menurunkan Khariss.

"Sayang, kamu masuk dulu ya, setelah ini bunda akan nyusul kamu."

"Ok bunda" Kharris masuk kedalam rumah dengan senyuman yang mengembang diwajahnya

"Apa kita bisa bicara sebentar?."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!