Minggu pagi yang cerah itu terasa menjadi badai taifun bagiku....
Sisca, wanita yang bersamaku 3 tahun belakangan ini, menikah lagi dengan orang lain, yang lebih menyakitkan adalah aku harus mengetahui dari orang lain. Beribu tanya hadir dikepalaku..."kenapa dan kenapa?"
Tapi aku harus datang, walaupun ini jadi yang terakhir kalinya...
Kupacu sepeda motorku membelah pagi , berkali kali ku hela nafas panjang untuk hilangkan sesakku...redakan perihku...
Terdengar lagu lagu degung sunda dikejauhan, kucoba kuatkan hati dan langkahkan kaki menuju area resepsi, jalan beraspal itu....terasa bagai ladang lumpur bagiku, setiap langkah kakiku terasa terbenam dan begitu berat kuangkat untuk melangkah.
saat mengisi buku tamu, tanganku gemetar menuliskan namaku, dan Oh My God....souvenir itu...pernak pernik kecil yang kubeli bersama sisca, dan saat ku tanya "untuk apa souvenir sebanyak itu ?"..."untuk acara hawulan Mbah" jawab Sisca beberapa hari lalu.
Aku duduk di kursi undangan menghadap lurus ke pelaminan, kulihat Sisca dengan kebaya putih dan hiasan bunga melati di kepalanya membuat wanita itu menjadi kian cantik..dengan senyum indahnya menyambut dan menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.
Cukup dari sini saja aku melihat....agar mataku percaya dengan yang kulihat, agar hatiku yakin bahwa cintaku berkhianat....
Namun salah satu anggota keluarganya melihat kehadiranku, dia menghampiri Sisca dan membisikan sesuatu ditelinganya, Sisca menatapku sendu dari kejauhan, dan saudara perempuannya menghampiriku dan menarik tanganku " ayo kak, kak Sisca bilang suruh foto bersama..."
Sedikit enggan aku melangkah, semenit kemudian aku sudah berada disamping Sisca , Jantungku berdegup kencang saat jemari Sisca menggenggam erat tanganku dari belakang, buru buru kulepaskan dan menjabat tangan kedua mempelai , masih ku ingat lidahku yang kelu ucapkan " Selamat untuk hidup barumu...."
Masih dengan kemeja batik yang kupakai, kupacu sepeda motorku ke arah pantai dipinggiran Jakarta, ku ambil beberapa batu kecil dan ku lempar dengan sekuat tenaga seraya berteriak lepaskan sesak dan penat di dadaku..
Aku sadar hari itu anganku hancur...hari itu cintaku musnah.....hari itu harus mulai kugali lubang yang dalam untuk kubur semua kisah yang pernah ku jalani dengan wanita bernama Sisca.
Tak kutemukan jawaban untuk semua yang terjadi hari ini, hanya celoteh berisik camar laut.....deburan ombak menghantam bebatuan dipinggir pantai...dan sang surya dengan rona kemerahan yang perlahan tenggelam di garis horizon lautan yang temani semua galauku...semua sesakku...semua resah dan sakitku
"Aku ingin bertemu..." suara wanita diseberang sana buyarkan lamunanku sore itu,..tak asing....Suara Sisca.
"Untuk apa lagi Sisca? masih belum cukup bagimu?" balasku dengan nada sedikit marah
"Beri aku kesempatan sekali saja Adrian....aku ingin beri penjelasan..." Suara Sisca terdengar di iringi Isak tangisnya
"Sudah Cukup Jelas Sisca...." balasku
" Pokoknya aku harus bertemu, ditanganku ada dua tiket kereta ,berangkat besok pagi....ku tunggu kamu di Stasiun Jatinegara jam 9.00 .."
Belum sempat ku jawab, Sisca sudah menutup telponya.
Kuhela nafas panjang berkali kali sambil sesekali ku hisap rokokku....haruskah aku datang,? sanggupkah aku lihat lagi wajah wanita yang kucintai tapi telah tega memberikan sejuta perih dan rasa sakit?
Sepintas bayangan Sisca saat masih bersamaku dan mengisi hari hari berdua...datang menghampiri dengan jelas di benakku.....semenit kemudian dadaku terasa sesak dan ada rasa sakit menghujam relung hatiku...
Berkali kali sejak kemarin , ku coba kuatkan hati....ku coba untuk mencari jawaban atas beribu pertanyaan dikepalaku, yang tak kutemukan hingga kini...
Pagi itu stasiun Jatinegara terlihat sepi, mungkin karena semalaman Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan deras,dan pagi hari rintik gerimis masih saja turun, sehingga orang orang enggan berangkat kerja atau terjebak kemacetan karena jalan yang tergenang air.
Kulangkahkan kaki perlahan memasuki stasiun setelah membayar karcis peron, ku putuskan datang dan memenuhi kemauan Sisca untuk yang terakhir kali.
Ku lihat Sisca tengah terpekur di bangku stasiun dan sesekali melemparkan pandangannya ke sekeliling, mungkin mencari sosokku sambil bertanya dalam hati apakah aku datang hari ini.
"Sudah lama?" ucapku tanpa menoleh ke arahnya, sambil duduk di bangku kosong sebelah nya. Sisca sedikit terkejut karena tidak melihat kedatanganku diantara lalu lalang orang di stasiun.
" Kira-kira setengah jam yang lalu" balas Sisca pelan sambil sekilas melihat wajahku.
" Jam berapa kereta kita datang dan berangkat?" ucapku dingin
"20 menit lagi...tadinya aku takut kamu ga akan datang ..." ucap Sisca lagi sambil menarik nafas panjang, aku tak membalas ucapannya, hanya melirik sosok wanita cantik ini dari sudut mataku, lalu kemudian ku lemparkan pandanganku ke arah jalur rel kereta api yang kami tunggu.
Tak lama kemudian terdengar di pengeras suara bahwa Kereta Taksaka tujuan Yogayakarta akan memasuki Stasiun , aku dan Sisca berdiri untuk bersiap siap memasuki gerbong yang tercantum di dalam tiket.
12 jam perjalanan adalah waktu yang panjang, andai saja hari ini adalah hari hari dimana kami bersama dan penuh cinta, pasti perjalanan tidak akan terasa membosankan dan pasti akan menyenangkan karena kami akan isi dengan canda tawa dan suasana mesra.
Tapi perjalanan kali ini terasa sangat lama, kami berdua tak banyak bicara, dan tenggelam dengan sejuta kata dan tanya dibenak masing-masing. Untunglah aku duduk diposisi dekat jendela, sehingga jenuhku sedikti terobati dengan melihat pemandangan diluar sana .
Sisca kulihat mulai mengantuk, dan lima belas menit kemudian dia tertidur dibahuku...jantungku berdegup keras, andai saja di waktu lalu, ini adalah hal yang biasa bagi kami, bahkan akan kepeluk erat tubuhnya sambil ku belai lembut rambutnya agar semakin nyenyak tidurnya.
Namun sekarang ini berbeda, Wanita ini telah menjadi Istri orang lain di pernikahan keduanya, dan Sisca sudah putuskan jalan hidupnya.
Sisca terbangun saat kereta memasuki daerah semarang, akupun sudah tak mampu lagi menahan rasa kantukku lagi, hingga aku ikut tertidur, aku terbangun saat ciuman hangat dipipiku dan terdengar bisikan ditelingaku " kita sudah sampai yogya Adrian..."
Hujan masih saja mengguyur sampai kami tiba di Stasiun Tugu Yoga, bahkan semakin deras....kami putuskan untuk langsung ke tempat penginapan untuk beristirahat, kami berlari kecil ditengah hujan lebat menuju tempat peristiharatan yang terletak beberapa ratus meter dari Stasiun Tugu. Sisca berlari dibelakangku sambil memegang lenganku.
Dari balkon hotel, ku lihat suasana yogya disaat malam , diiringi rintik hujan yang sudah reda. Ku nikmati rokok kesukaanku sambil sesekali ku minum teh hangat penghilang rasa dinginku akibat basah kuyup terkena hujan tadi.
Tiba-tiba dua tangan mungil memelukku dari belakang..., wangi parfum Sisca yang sangat ku kenal semerbak menusuk hidungku, dan memenuhi seluruh area balkon. Aku hanya diam terpaku , tanpa tahu harus bagaimana.....darahku berdesir ...jantungku kembali berdegup keras, segala macam perasaan berkecamuk dihatiku saat itu, rasa rindu...sesak....sakit...sedih dan takut bercampur menjadi satu.
" Maafkan aku Adrian.....maafkan aku..." ucap Sisca lirih....isak tangisnya mulai pecah seraya memeluk tubuhku kian erat....lagi lagi aku hanya bisa terdiam.
"Aku harus lakukan hal ini ...jika tidak ...mantan suami pertamaku akan tetap hadir dan mengusik hidupku, jika setelah putusan perceraian dia tahu aku masih sendiri"...
" Dan itu kenapa kamu membohongiku lalu memilih menikah dengan laki laki itu?" ucapku kelu
" Satrio....dia pernah melamarku sebelum pernikahan pertamaku, tapi aku menolaknya , karena aku tidak sungguh-sungguh mencintainya..." Jawab Sisca
"Lalu apa alasanmu memilih dia sekarang?" aku berbalik dan menatap tajam ke wajah Sisca....
" karena dia yang aku anggap siap berumah tangga dan jadi jalan keluarku.....aku cinta kamu Adrian, tapi aku tahu kamu adalah tulang punggung keluarga....papa mamamu serta adik adikmu masih sangat membutuhkanmu...aku ga mau menjadi beban extra bagimu...." ucap Sisca berusaha memberi penjelasan seraya berusaha menghapus butir airmata yang terus keluar dari sudut mata indahnya.
Kuhela nafasku sesaat...." Fuuuh...baiklah...aku mengerti sekarang, kamu anggap aku belum mapan untuk jadi pendamping hidupmu apalagii bertanggung jawab atas hidupmu...tapi kenapa kamu harus bohong sisca?"
" Aku ga akan sanggup katakan semua kepadamu Adrian.....aku ga sanggup" Sisca kembali terisak
" kamu sadar yang kamu lakukan membuat luka dan sangat sakiti ku sisca....?" ucapku lagi, sambil ku alihkan pandanganku kesamping balkon, aku tidak ingin Sisca melihat mataku yang ikut berkaca kaca menahan sedih dan sesakku.
"Aku tahu dan sadar itu adrian.....aku telah bohongi dua laki laki sekaligus....satu sebagai pelarian jalan kleuar permasalahan hidupku....dan satu lagi aku harus bohongi laki laki yang ku cintai dan mencintaiku...tapi aku sudah tidak tahu harus bagaimana lagi....dan ini juga kemauan ambu-apak serta keluarga besarku"....tangis Sisca makin keras...pelukannya makin erat seraya menyandarkan kepalanya di dadaku.
" Baiklah Sisca.....aku memang mencintaimu....tapi kamu sudah putuskan jalan hidupmu ...jalani keputusan yang sudah kamu ambil....aku juga akan lanjutkan hidupku...." ucapku sambil ku coba kuatkan hatiku
" Jadi ...setelah hari ini....di kemudian hari....kita tidak akan bertemu lagi?" ucap Sisca kelu....matanya menatapku sendu dan tersirat keputusasaan di sinar matanya.
Aku hanya mengangguk pelan....tangis Sisca semakin menjadi....pelukannya semakin erat dan kian erat...ungkapan isi hatinya yang takut kehilangan dan tak akan pernah bertemu atau melihatku lagi.
Malam beranjak semakin larut....hujan kini sudah tak lagi turun.....semilir angin sejuk malam itu menerpa wajah kami di balkon.
Kami saling berpelukan di sofa balkon tanpa berucap satu patah katapun....seolah hanya hati kami yang berbicara...bahwa mulai besok kami harus saling lupakan dan hapus cerita ...
Sepeninggal Sisca, ku tenggelamkan diriku dalam karir dan
pekerjaan, hingga aku mendapat posisi yang lumayan di perusahaan di tempat ku
bekerja ,sakit yang aku rasa, perih dan terluka , egoku…..amarahku…ku pakai
untuk usir lelahku
Jika sesaat rasa letih dan malasku datang, ku ingat lagi
sepenggal kalimat yang pernah ku dengar dari Sisca “ aku tidak mau jadi bebanmu
dan kamu masih belum cukup kuat dan masih diandalkan papa mama dan adik adikmu…”
Aku akui, sesekali di sunyinya malam , rasa sepi
menghampiriku….mengejek kesendirianku….
Jika sudah seperti itu hanya dua hal yang ku lakukan,
pertama aku larutkan kembali ke pekerjaan sampai rasa kantukku datang, atau aku
pergi keluar dengan motorku menembus dinginnya malam…
Tapi seringkali pula yang kulakukan adalah hal hal bodoh,
aku malah berhenti ditempat tempat dimana aku dan Sisca sering habiskan waktu
dengan mesra….canda dan tawa. Sakit….tapi aku punya prinsip, rasa sakit harus
aku hadapi sampaii benar benar sembuh, daripada aku berlari atau bersembunyi
dari rasa sakit tersebut.
Siang itu begitu panas, setelah menyelesaikan urusan
pekerjaanku dan bertemu relasi perusahaan diluar, aku putuskan untuk tidak
kembali ke kantor. Ku belokkan kendaraan ku ke salah satu mall di Jakarta barat.
Aku masuk ke salah satu café di area mall dan memesan
segelas minuman dingin yang tertera di menu, seperti biasa ku nikmati rokok
kegemaranku sambil melihat orang yang lalu lalang shopping atau sekedar
berjalan jalan di mall.
Hampir saja minumanku tumpah dari gelas, saat seorang wanita
berdiri di samping mejaku dan menyapaku.
“Apa kabar Adrian…? Sendirian? …” ucap wanita itu
“Eh…Ita…kabar baik……kamu apa kabar? Bisa ketemu disini kita
ya? Silahkan duduk…” balasku sambil melihat ke arah wanita yang berdiri
disamping mejaku.
Ita adalah wanita yang pernah hadir dalam hidupku, saat
pertama kali aku pindah dari rumah nenek ke rumah keluargaku sendiri, aku
terpisah beberapa tahun dari keluargaku sampai aku lulus Sekolah Dasar. Aku
mengenal Ita dan menjalin hubungan selepas aku lulus SMA, dengannya aku
jadi tahu dan merasakan apa itu apel
malam minggu, pacaran, bahkan sampai hubungan intim, namun kedua orang tuaku
tidak menyetujui hubungan kami dan mereka lebih merestui hubunganku dengan
Sisca.
“Sedang apa disini ta?” ucapku memecah kebisuan diantara
kami setelah saling sapa tadi sempat terdiam sesaat.
“Biasa perempuan…liat liat pakaian dan kebutuhan kosmetik..”
balas Ita seraya tersenyum.
“Kalo kamu sendiri? Ngapain…? Tumben…biasanya alergi sama
yang namanya Mall” ucapnya lagi sambil setengah tertawa.
“ Hahahaha…masih hafal ya kamu? Tadi habis ketemu orang…panas
banget, jadi aku putuskan ga kembali ke kantor…ya sudah aku masuk Mall ini
untuk minum dan hilangin penat” balasku juga sambil tertawa.
“Terus…kok kamu sendirian? Sisca mana?” ucapnya lagi
Mendengar pertanyaan Ita aku terdiam sesaat dan menghela
nafasku sebelum menjawab pertanyaannya.
“ Sisca sudah pergi dan menikah lagi dengan laki laki lain
ta…” jawabku sambil meneguk minumanku.
“ Kok bisa…?” balas Ita dengan tatapan sedikit tak percaya
“ Panjang ceritanya ta….” Jawabku pelan dan mengisyaratkan
bahwa aku enggan menceritakannya saat ini.
“ Kalo kamu? Dengan siapa kamu sekarang ta?” aku balas
bertanya , agar kami tak perlu lagi membahas masalah aku dan Sisca.
“ Sekarang aku sendiri…hampir sama lah kayak kamu, ada juga
yang pernah hadir mencoba menjalin hubungan dengan ku, Cuma yaaah….kandas di
tengah jalan juga…” jawab Ita sambil memanggil pelayan café untuk memesan
minuman.
Kami saling bercerita perjalanan hidup masing masing selama
saling tak bertemu…Ita adalah wanita yang enak diajak bicara dan juga pendengar
yang baik, apa saja jadi seru dan apa saja bisa kuceritakan dengannya tanpa
rasa malu , canggung atau takut terkesan buruk dimatanya.
Tak terasa hari sudah menjelang malam, ku lihat jam tanganku…
“Sudah mulai malam…..kamu mau pulang sekalian bersamaku?”
ucapku menawarkan diri mengantarnya
“atau……” lanjutku lagi
“atau apa?” balas Ita sambil tersenyum lucu
“Atau nikmati suasana malam Jakarta bersamaku….tapi jangan
disini, nanti kita diomelin para pelayan karena sudah terlalu lama disini “
jawabku lagi sambil tertawa.
Malam itu , aku dan Ita nikmati dan lewati gemerlap malamnya
Jakarta, rasa sepi dan kesendirian yang seringkali datang dan singgah di malam
malamku, kali ini pergi entah kemana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!