NovelToon NovelToon

Cinta Wanita Mantan Narapidana

Perkenalan

Novel ini adalah sebuah kisah yang mengambarkan pahitnya kehidupan seorang wanita mantan narapidana yang sulit diterima oleh lingkungannya. Kisah ini terinspirasi awalnya dari kasus pembunuhan yang sempat booming dilakukan oleh seorang wanita yang berparas cantik yaitu Isabella Guzman. Namun penulis membuat kisahnya berbeda. Karena akan menekankan kasus pembunuhan berantai yang dibalut kisah cinta yang sangat rumit.

Cinta pertama terkadang tidak pernah berakhir mulus bagi seorang wanita, entah dia mau cantik, cerdas, atau sesempurna apapun. Cinta pertama yang berakhir bahagia sangat jarang, itu hanya ada dalam kisah drama saja, pada kenyataannya banyak yang cinta pertamanya berakhir duka.

Khalisa adalah sosok wanita cantik, berhiijab dan terlahir dari keluarga konglomerat. Kasih sayang mengalir dari keluarganya karena dia anak pertama dan satu-satunya. Selain itu, dia memiliki sahabat bernama Rendy yang begitu menyayanginya. Lengkap sudah kebahagiannnya meskipun diusia 10 tahun dia ditinggalkan oleh ayahnya, tapi karena ada sosok Rendy yang mengantikannya membuatnya tidak terpukul. Namun semua kebahagiaan berubah setelah dia terciduk membunuh ibu kandungnya. Kenapa dia bisa membunuh ibu kandungnya? semua akan terjawab dalam cerita ini! So pantengin ya gaes!

Oke, aku kasih visualnya dulu mengenai pemerannya. Ini hanya ilustrasi saja pemerannya. Semoga tidak menodai citra sosok yang Mrs tampilkan disini. Karakter yang dibuat hanya buatan Mrs, bukan benar-benar karakter aktris maupun aktornya. Oke Cekidot!

Pemeran Utama

Khalisa adalah wanita mantan narapidana, dia dipenjara selama 10 tahun karena membunuh ibu kandungnya. Setelah keluar dari penjara, dia merebut calon suami kakak tirinya yang merupakan lelaki pujaan hatinya sekaligus sahabat sepermainannya.

"Jika aku sudah dipandang jahat oleh mereka, biarlah aku menjadi jahat sekalian dimata mereka. Terkadang tidak perlu menjelaskan diri kita kepada mereka yang membenci kita karena mereka tidak akan menyukainya." Kata Khalisa dalam batinnya.

Lelaki Pujaan Pemeran Utama

Rendy, sosok yang dikagumi pemeran utama. Sebelum kejadian 10 tahun yang lalu, yaitu kasus pembunuhan ibu kandung Khalisa. Hubungan Rendy dengan Khalisa sangat akrab, mereka begitu dekat, sikap hangat dan jiwa pelindung Rendy terhadap Khalisa membuat Khalisa jatuh cinta. Namun, semua itu berubah setelah kasus yang menimpa Khalisa. Rendy sangat membenci Khalisa. Ada apakah dengan Rendy?

Kakak Tiri Khalisa

Kaila, nama mereka sangat dekat, tapi mereka benar-benar tidak ada hubungan darah. Khalisa dan Kaila benar-benar beda ayah dan ibu. Hubungan mereka juga tidak terlalu dekat. Kaila sebagai sosok wanita karir yang bekerja diperusahaannya Rendy. Karena sering bertemu, benih-benih cinta hadir diantara Rendy dan Kaila. Namun, hubungan mereka diobrak-abrik oleh kehadiran Khalisa.

Kakak tiri

Aldi, dia adala kakak kandungnya Kaila. Aldi merupakan sosok yang misterius, dia selalu bersikap kasar dan dingin pada Khalisa. Seperti apakah Aldi yang sesungguhnya? Akan terjawab setelah membaca ceritanya ya.

Adik Kandung Rendy

Laila, adik kandung Rendy, dia wanita yang paling membenci Khalisa. Hobinya tiap hari ngibahin dengan ibunya, yang dighibahinnya semuanta tentang Khalisa. Adiknya Rendy lebih cerewet dan lambe turih banget. Tapi, sebenarnya dia gadis sangat manja dan memiliki hati yang hangat, hanya ketika sudah membenci dia akan sangat membenci orang tersebut selamanya.

Sang Pengacara

Vino, dia merupakan sosok yang peduli dengan Khalisa, terutama dia tertarik dengan kasus yang melibatkan Khalisa. Vino akan sangat banyak membantu Khalisa untuk membuka kasus pembunuhan yang menimpanya. Vino digambarkan sebagai sosok yang usianya lebih tua dari Khalisa, karena dia juga yang sanggup menjadi pengacara Khalisa ketika dipengadilan.

Oke, itu saja ya pengenalan awalnya. Untuk jadwal Update maunya Mrs up tiap hari tapi mau lihat situasi dan kondisinya ya. Semoga bisa up tiap hari setiap pukul jam 05:00 lagi. Thank you♥️😍

Memaksa menikah

Seragam oren sudah melekat ditubuh

seorang gadis berjilbab, matanya berwarna coklat, alisnya hitam tebal, bibir

semerah cherry, siapa yang menyangka wajah ayu nan cantik jelita itu adalah seorang

pembunuh yang kejam. Dia diusia 14 tahun membunuh ibu kandungnya. Yang akhirnya

selama 14 tahun dia mendekam dibalik jeruji besi. Dunia sudah menghukum

perbuatannya. Namun, siapa yang tahu, kisah yang sesungguhnya mengenai gadis

bernama Khalisa.

Hari ini sangat istimewa baginya,  karena dia akan menanggalkan seragam orennya. Sambil dikawal orang berpakaian seragam menuju gerbang. Khalisa tersenyum melambaikan tangannya kepada para

polisi yang tentunya sudah dia kenal, karena saking lamanya mendekam dipenjara. Pintu gerbang  terbuka dan dia melangkah keluar sambil merentangkan tangannya dan menghirup udara segar sekuat-kuatnya.

“ Huh! I AM FREE!” Teriaknya saat dirinya keluar dari balik gerbang tanpa seragam oren ditubuhnya.

Semua yang melihatnya mengelengkan kepalanya, Khalisa menyadari dan segera tersipu. Dia tersenyum,

walapun disudut hatinya ada kesedihan yang dirasakan, tidak ada sanak keluarga yang menyambut kebebasannya. Tapi dapat disadari olehnya karena sekarang dia memang seorang yatim piatu. Meskipun begitu, dia memiliki tempat tujuan pulang yaitu rumah yang ditempati ayah tiri dan saudara tirinya.

Khalisa langsung mencegat angkot  berwarna hijau yang tidak jauh dari lapas. Satu angkot pun berhenti, Khalisa langsung menyebutkan tujuannya, semua yang berada didalam angkot meliriknya sinis, tapi Khalisa

menngabaikannya, mungkin beberapa orang mengenalnya atau mungkin karena stereotif dia mencegat angkot dekat lapas.

Sekitar 30 menit kemudia, Khalisa menghentikan angkot didepan rumah bergerbang. Khalisa tersenyum senang diluar angkot yang belum beranjak pergi.

“ Neng, ongkosnya mana!” Tegur supir angkot.

“Oke tunggu bang!” Kata Khalisa sambil nyengir.

Khalisa berjalan mendekati satpam yang berjaga digerbang, tanpa basa basi Khalisa menodong disatpam, “Pak ada uang gak? Pinjem dulu nanti aku ganti?”

“EH! Neng siapa?”

“Yaelah, pak! Aku anak pemilik rumah ini! Namaku Khalisa !” Kata Khalisa sambil tersenyum berbinar.

“ Ta-pi pak Rajat setahu saya hanya punya anak Neng Kaila sama Kang Aldi!”Sanggah Satpam tersebut.

Khalisa menghela nafasnya sambil  melipat tangan di dada, dia memberikan tatapan tajam pada satpam tersebut, beberapa tetangga yang mendengar percakapan mulia menenggok ke arah Khalisa, sontak

mereka terkejut dan langsung meringgis melihat Khalisa. Bahkan ada yang  berbisik-bisik membicarakan Khalisa.

“Udah kasih aja Do! Kalau gak mau kepala kamu melayang!” Kata seorang tetangga yang lewat.

 Satpam yang dipanggil Do atau nama aslinya Dodi itu melonggo, menggaruk kepalanya karena tidak paham. Khalisa sendiri masih berdiri dihadapan Dodi, sekilas Dodi melihat gadis dihadapannya cukup

menawan, meskipun berpakaian seadanya.

“ Hmm! Buat bayar angkotkan?” Kata Dodi yang langsung disambut anggukan riang oleh Khalisa.

Dodi melenggos sambil menghela nafasnya langsung menghampiri supir angkot dan memberikan sejumlah uang ongkos yang diminta supir tersebut.

“Kamu gak usah balikin aku ikhlas!” Kata Dodi sambil melirik ke sampingnya, namun sayang ternyata dia bicara sendiri karena Khalisa sekarang tengah berlari ke dalam rumah sontak Dodi langsung berlari mengejar Khalisa.

 Khalisa berlari membuka pintu utama, senyumannya masih belum hilang. Namun , pemandangan dihadapannya membuatnya terdiam membisu. Diruang tamu tersebut rupanya sedang ada pertemuan dua keluarga.  Saat pintu terbuka, semua mata menatap Khalisa yang berdiri.

“Khalisa!” Serentak ayah tiri dan saudaranya.

“ Kalian sedang ada pertemuan?” Kata Khalisa langsung berjalan mendekat.

Rajat berdiri menghampiri Khalisa sambil berkaca-kaca. Sementara yang lain masih terbengong dengan kehadiran Khalisa yang tiba-tiba. Rajat langsung membawa Khalisa duduk dikursi.

“Rendy!” Kata Khalisa setelah duduk dihadapan seorang lelaki yang menatap dingin padanya.

“Iya puteriku! Rendy dan kakakmu akan menikah!” Kata Rajat ayah tirinya Khalisa.

“Hah!” Khalisa tercengang mendengar berita tersebut.

Baru saja beberapa menit yang lalu merasakan kebebasan dan sesak didada yang ditahanya selama 14 tahun terlepas, tiba-tiba dia dihadapkan dengan kenyataan teman kecil sekaligus lelaki yang disukainya itu akan menikah dengan saudaranya, serasa dunia seakan runtuh saat itu juga.

Tidak! Aku tidak mau bersedih lagi! Aku harus bahagia! Aku akan mengambil apapun yang bisa membuatku bahagia! Sudah cukup aku menderita selama 14 tahun! Sekarang aku tidak mau kehilangan Rendy! Gumam Khalisa dalam hatinya.

“ Syukurlah kamu sudah bebas Khalisa!” Suara bass itu menyapa begitu dinginnya pada Khalisa.

Rendy sudah jauh berbeda dari Rendy teman masa kecilnya dulu yang riang, ramah, hangat pada Khalisa. Tapi setidaknya Khalisa bahagia bisa melihat kembali teman kecilnya. Dia tersenyum senang dan tidak sadar akan keadaan sekitar yang melihatnya sinis.

“ Ya Rendy! Aku senang bertemu denganmu lagi!” Kata Khalisa tersenyum lebar.

“ Baiklah kita lanjutkan acara lamaran ini!” Kata Rajat mengalihkan pembicaraan.

“Tunggu!”

“Kenapa Khalisa?” Kata Ayah tirinya sambil berkerut dahi.

Semua mata juga melihat pada Khalisa yang tiba-tiba menghentikan, Rendy sendiri menatap heran pada Khalisa.

“Aku tidak setuju! Aku menentang lamaran ini!” Kata Khalisa dengan lantang.

“Apa-apaan kamu Khalisa!” Tegur  Kaila.

“Iya kamu ini kenapa?” Kata Ayahnya ikut terkejut.

“ Ayah, Kakak! Aku ingin menikah dengan Rendy!” Kata Khalisa dengan lancar sambil menatap Rendy yang terkejut.

Semua yang hadir ikut membelalakan matanya, terutama Kaila tercengang dengan yang baru saja dikatakan

oleh Khalisa. Dia langsung berkaca-kaca, keluarganya Rendy juga terlihat geram dengan perkataan Khalisa.

“Kami tidak berniat menikahkan kamu dengan Rendy! Kami tidak sudi bermenantukan wanita pembunuh!” Kata Ibunya Rendy.

Khalisa terdiam, menahan sesak di dadanya mendengar perkataan tersebut, dia melirik ke arah ayah tirinya yang terlihat iba padanya. Disini mungkin hanya ayah tirinya yang masih menerima dirinya, karena selama 9 tahun itu hanya ayah tirinya yang rutin mengunjunginya, hanya 1 tahun terakhir entah karena alasan apa ayahnya tidak pernah berkunjung.

“Khalisa, jika kamu mau menikah, ayah akan carikan lelaki untukmu nanti, sekarang biarkan Rendy menikah dengan kakakmu!” Kata Rajat lembut.

“Tidak ayah! Aku ingin menikah dengan Rendy! Pokoknya aku mau menikah dengan Rendy!”

“Tapi Khalisa..” Kata Ayahnya.

“Tidak ada tapi-tapi ayah!” Tegas Khalisa.

“Tapi aku tidak mau menikahimu Khalisa!” Serobot Rendy menghentikan perdebatan Khalisa dengan ayahnya.

Terasa menusuk sekali kalimat yang baru saja keluar dari mulut Rendy yang ditujukan pada Khalisa. Dia

mengigit bibir bawahnya menahan air mata yang mungkin saja akan meluncur.

Jika aku sudah dianggap wanita antagonis! Biar sekalian saja aku menjadi jahat!Biarlah aku jahat untuk membahagiakan diriku sendiri! Biarlah aku ego untuk diriku sendiri! Batin Khalisa.

“ Khalisa kamu denger sendiri kan! Rendy tidak mau menikahimu! Biarkan kami menikah Khalisa! Aku dan Rendy saling mencintai!” Jelas Kaila.

Khalisa terdiam menatap dingin pada keadaan yang sedang dihadapinya, dia sedang berjuang untuk dirinya

sendiri. Merebut tunangan kakaknya demi kebahagiannya. Terdengar sangar egois dan jahat, tapi Khalisa sudah tidak memperdulikan hal tersebut. Dia hanya rindu pada sahabat kecilnya yang selallu disampingnya, dan kini dia ingin Rendy tetap disampingnya setelah kepergian orang tuanya.

Suasana diruangan tersebut terasa menjadi kehilangan oksigen, sangat menyesakan. Sementara Aldi kakak tiri Khalisa hanya menonton pertunjukan tersebut, dia tidak ada niatan ikut campur dalam urusan adiknya. Dia ingin menikmati posisinya sebagai penonton.

#Accismus

#Bersambung..

Menekan

Khalisa dan Rendy sudah lama menjalin persahabat sejak kecil, mereka dulu rumahnya tetangga. Hampir setiap waktu Khalisa dan Rendy menghabiskan waktu bersama, keduanya sudah selayaknya sepasang sendal yang sulit terpisahkan, benih-benih cinta sudah lebih awal tumbuh dihati Khalisa. Namun kebersamaan Khalisa dan Rendy terhenti sampai Khalisa memasuki sekolah SMP. Saat itu Khalisa menjadi tersangka pembunuh ibu kandungnya.

Khalisa dibawa paksa memasuki mobil polisi saat pihak polisi mendapati Khalisa memegang pisau yang berlumuran darah dekat ibunya yang tergeletak tak bernyawa. Khalisa tidak memberontak saat dibawa pihak berwajib, dia lebih banyak diam saat diintrogasi sampai pengadilan memutuskan hukuman 14 tahun penjara.

Banyak orang yang membencinya, termasuk saudara dan Rendy sendiri tidak pernah menjenguk Khalisa selama di penjara. Khalisa selalu menanggis dalam keheningan malam disudut tempat yang dingin itu, dia masih sangat polos untuk menghadapi kenyataan pahit hidupnya.

Kembali ke ruang tamu yang masih terisi oleh dua keluarga yang berniat menikahkan puterinya. Khalisa yang

terdiam sangat lama akhirnya buka suara untuk membela kehendaknya.

“Aku ingin menikah dengan Rendy itu permintaan terakhirku ayah! Setidaknya aku ingin bahagia menikahi seseorang yang aku cintai ayah!” Kata Khalisa.

“Khalisa tolong mengerti!”

“Ayah tolong mengerti! Aku hanya meminta Rendy menikah denganku! Aku tidak meminta warisan peninggalan ibu sepeser pun! Nikahkan aku dengan Rendy dan semua yang ada disini milik ayah dan

saudaraku!” Kata Khalisa.

“Khalisa! Kamu tidak bisa menukar Rendy dengan semua ini! Aku juga tidak mau menyerahkan Rendy padamu!” Telak Kaila.

Hmm..Kalau sudah begini apa aku lakukan dengan cara paksa saja! Batin Khalisa.

Khalisa mengambil pisau yang berada dekat dengan buah-buahan, semua mata langsung terkejut dan menelan ludahnya kasar. Khalisa menatap setiap inci pisau tersebut, tidak ada senyuman disana,

hanya tatapan dingin.

“Khalisa! Jangan lakukan apapun!” Kata Ayahnya.

Khalisa melirik dan menunjukan pisau tersebut pada ayahnya yang berada disampingnya. Khalisa mengeryitkan dahinya, keringat dingin kelluar dari dahi ayahnya. Aldi yang dari tadi diam, mulai tersenyum miring.

Semakin menarik! Gumamnya

“ Turunkan pisau itu Khalisa! Jangan lukai ayahku!” Bentak Kaila.

“Kenapa?” Kata Khalisa dengan dingin.

“Letakan pisaunya Khalisa!” Kata Rendy yang angkat bicara.

Dalam suasana yang terasa genting melihat Khalisa yang memegang pisau, akhirnya ayahnya angkat bicara.

“Baiklah ayah setujui kamu menikahi Rendy!” Kata ayahnya yang merasa terancam.

“ Benarkah ayah?” Kata Khalisa tersenyum.

Ayahnya mengangguk, Kaila yang mendengar tersebut langsung jatuh pingsan. Semua yang ada diruangan langsung panik, Aldi membawa Khalisa ke kamar diikuti kedua orang tua Rendy, ayahnya dan Rendy membuntuti ke kamar. Khalisa ditinggal sendiri di ruang tengah. Matanya menatap kosong sekilas dia melirik sedih melihat mereka yang begitu panik dengan keadaan Kaila.

Kenyataan yang paling pahitnya bukan selama ditahanan, tetapi setelah keluar dari tahanan, keberanannya

seperti seonggok kotoran yang terhina dan menjijikan dimata masyarakat. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Khalisa. Dibalik pintu satpam itu memperhatikan Khalisa yang termenung, diam-diam Khalisa pecah air matanya. Ada perasaan iba dalam hati Dodi melihat Khalisa seperti itu, meskipun dirinya sendiri tidak tahu perihal permsalahan yang ada didalam keluarga majikannya.

*****

Hari telah berganti malam, Kaila masih tidak kunjung sadarkan diri, justru demamnya semakin tinggi. Ayahnya terlihat panik. Aldi terlihat kesal melihat Khalisa yang duduk tenang dimeja makan menyantap makanan dengan lahapnya. Aldi berjalan dengan tegas, dan mengambil piring yang berisi makanan yang sedang disantap Khalisa.

PRAAANG

Piring itu dilempar ke dinding oleh Aldi, matanya melotot menatap tajam pada Khalisa dengan nafas memburu. Khalisa hanya menelan kasar salivanya. Dia membalas tatapan itu dengan dingin.

“Masih bisa enak-enakan setelah membuat adikku pingsan!” Bentak Aldi.

Khalisa membuang nafasnya, dia menyekat sudut bibirnya lalu mengambil air minum, namun gelas yang akan diambilnya lebih dulu dilemparkan ke dinding oleh Aldi sambil menatap tajam pada Khalisa. Para pembantu hanya terdiam dipojokkan melihat majikannya berseteru.

“Aku tidak takut denganmu! Psikofat!” Kata Aldi depan wajah Khalisa.

“ Syukurlah kakak tidak takut denganku! Aku senang!” Jawab Khalisa dengan tenang.

SREEET

Aldi menarik jilbab Khalisa dengan kasar, membuat Khalisa meringgis kesakitan sambil memegangi krudungnya agar tidak terlepas.

“Rasakan! Percuma kamu berjilbab! Kalau hanya menutupi topeng busukmu! Semua orang juga tahu kamu PEMBUNUH!! Jangan sok alim!” Bentak Aldi.

Khalisa meringgis masih memegangi krudungnya agar tidak terlepas, Aldi menyeretnya dengan paksa membuatnya mengaduh kesakitan. Ayahnya yang berada dikamar Kaila berlari langsung menghentikan aksi Aldi.

“ALDIII! Lepaskan Khalisa!” Bentak ayahnya.

Sambil menahan kekesalannya Aldi melepaskan tangannya yang menjambak krudung Khalisa, dia segera membuang mukanya dengan kesal. Aldi berlalu pergi meninggalkan Khalisa yang langsung merapihkan

krudungnya.

Ayah tirinya menatap sayu pada Khalisa, begitu banyak makna dari tatapan, sulit diartikan. Setelah itu, ayahnya kembali masuk ke kamar Kaila. Nampaknya, Kaila sudah siuman, Khalisa bisa mengintip

sedikit. Ayah tiri dan kakak tirinya itu berbicara serius. Saat Khalisa akan menguping percakapan tersebut, seseorang mengagetkannya.

“Jangan nguping!” Kata Aldi dingin sambil memasuki kamar Khalisa.

Khalisa memicingkan matanya, dia berjalan naik tangga menuju kamar lamanya. Dia sangat ingin segera melepas penatnya.  Dia membuka kamar tersebut, masih bersih. Khalisa langsung mandi dan menganti pakaiannya dengan pakaian tidur.

Malam ini adalah malam pertamanya setelah kebebasannya dari tahanan. Khalisa merebahkan tubuhnya diatas ranjang yang empuk. Kini dia bisa merelaksasikan tulang-tulangnya yang sudah sekian lama tidur diatas dipan keras dalam sel. Belum dinginnya dinding sel.

“Akhirnya aku kembali lagi kesini!” Kata Khalisa sambil menatap langit-langit.

******

Kaila terbangun karena mendengar suara lantunan ayat suci, suara khas Khalisa yang sudah lama tidak pernah terdengar dirumah ini, kini terdengar lagi. Kaila terduduk. Dia melirik samping nakasnya, air putih sudah tersedia dimejanya, kebetulan Kaila sering kehausan tengah malam dan biasany dia selalu menyediakan air minum di nakas dekat kasurnya. Tapi karena jatuh pingsan tadi sore dia tidak sempat

menyediakan gelas.

“Hmm...Pasti ini Aldi atau kalau enggak ayah!” Kata Kaila sambil menyeruput air dalam gelas.

“Ngomong-ngomong, Khalisa masih rajin

sholat sama mengaji meskipun dia dipenjara!” Gumam Kaila.

Kaila akhirnya trun dari rajangnya

melangkah menuju kamar sampingnya. Suara Khalisa yang mengaji diwaktu menjelang

subuh itu terdengar jelas. Kaila berdiri didepan pintu kamar Khalisa.

Apa benar Khalisa seorang pembunuh! Kalau melihat sikapnya seperti ini

aku ragu! Batin Kaila.

Setelah mendengar suara adzan

berkumandang, Kaila langsung bergegas masuk ke kamarnya untuk melaksanakan

sholat subuh. Keluarga Khalisa memang terkenal dengan ketaatannya dalam

beribadah. Namun, semenjak kasus Khalisa, orang-orang mulai kurang respek

dengan kelluarga Khalisa.

Sekitar pukul 7 pagi, semua anggota keluarga sudah berkumpul dimeja makan. Mereka menyantap makanan dalam keheningan, tidak ada yang berani bersuara. Baru selesai makan Rajat sebagai kepala keluarga dan juga ayah tirinya Khalisa meminta, anak-anaknya tidak lekas meninggalkan meja makan.

“Ayah sudah membicarakan mengenai hal kemarin dengan ayahnya Rendy! Kaila ayah harap kamu bisa berlapang dada menyerahkan Rendy untuk Khalisa!” Kata Ayahnya.

Khalisa terdiam sambil melirik ke arah Kaila mengamati ekspresi kakak tirinya tersebut. Sementara Aldi terlihat kesal dengan topik pagi yang dibawakan oleh ayahnya.

“Iya ayah! Kaila ikhlaskan Rendy untuk Khalisa!” Kata Kaila sambil menunduk.

Maaf kak aku melakukannya! Aku menginginkan Rendy! Batin Khalisa.

“Serakah!” Celetuk Aldi sambil mendelik pada Khalisa.

“Terima kasih Kak!” Kata Khalisa menatap Kaila bergantian dengan Aldi.

“Meskipun orang tua Rendy berat hati menerima keputusan ini! Semoga kamu tidak mengecewakan ayah Khalisa!” Kata ayahnya.

“Iya ayah!”

“Jadilah isterinya Rendy yang patuh dan taat pada suami!” Nasihat ayahnya.

“Baik ayah! Terima kasih ayah sudah merestui!” Kata Khalisa.

Tidak disangka ternyata tidak rumit saat Khalisa meminta Rendy menikahinya. Khalisa tidak tahu bagaimana cara ayahnya merayu kedua orang tua Rendy hingga akhirnya setuju menikahinya. Tapi, Khalisa tidak mau ambil pusing yang terpenting baginya sekarang adalah menata hidup yang bahagia bersama Rendy.

#Accismus

“Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!