Dirga Wirawan seorang pria berumur 30 tahunan ini memiliki sifat yang sangat dingin datar dan kejam
semua sifat tersebut berawal dari kehidupan nya yang dulu
Ia terlahir dari keluarga yang kaya raya , kedua orang tuanya memiliki sifat egois dan mementingkan diri sendiri
Dirga dari kecil di rawat oleh pengasuhnya , bahkan bertemu dengan kedua orang tuanya dapat di hitung dalam sebulan , kekurangan kasih sayang membuat Dirga menjadi anak yang penutup dan tak banyak bicara
Hingga saat ia besar ia bertemu dengan seorang gadis bernama Bella Firnanda Putri gadis satu kelas dengannya
Lama kelamaan cinta muncul di antara keduanya entah benar benar cinta atau hanya opsesi intinya mereka menjalin hubungan pacaran
Tapi setelah lulus kuliah Bella tiba tiba menghilang dari kehidupan Dirga tanpa pamit membuat Dirga marah dan kecewa setelah itu ia menjadi pria dingin datar dan kejam
DW Group itulah nama perusahaannya yang ia rintis sendiri dengan hasil jerih payah nya , orang tuanya tak peduli akan dirinya
Dirga memiliki sahabat bernama Bayu Pranata yang sekarang menjadi asisten sekaligus sekertaris pribadinya , ia juga memiliki sahabat bernama Radit Hermansyah seorang dokter yang praktek di rumah sakit milik Dirga
Radit dan Bayu sangat mengerti Dirga , selain dingin datar dan kejam Dirga juga suka bergonta ganti pasangan bukan di ikat status hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik nya
*****
di sebuah rumah yang
" mana uang kamu hah." Bentak perempuan paru baya tersebut pada seorang gadis berumur 23 an
" Aziz belum gajian ma , Aziz janji nanti kalau udah gajian Aziz kasih ke mama semua ." Ucap perempuan tersebut menahan tangis dan rasa sakit
" saya tunggu." Ucap perempuan paru baya tersebut kemudian melenggang pergi
Gadis tersebut bernama Azizah Larasati , perempuan yang tinggal di keluarga kaya tapi harus kerja keras sendiri
Aziz bekerja sebagai pelayan Cafe ia hanya lulusan SMK karena orang tuanya tak mengizinkan Aziz untuk kuliah alasannya buang buang uang
Aziz memiliki kakak perempuan bernama Mutiara Calista 2 tahun lebih tua darinya Tiara juga memiliki nasib yang sama dengan Aziz ia juga harus bekerja dengan keras Tiara bekerja sebagai Office Girl di salah satu perusahaan ternama di kota tersebut
Setiap mereka gajian mereka akan memberikan uang tersebut pada orang tuanya padahal kedua orang tuanya orang kaya dan sukses tapi tak pernah puas akan harta, jika mereka berdua menolak maka akan di kurung di kamar lebih tepatnya sebuah gudang selama satu hari
Aziz hanya bisa menangis ingin sekali ia bisa bepergian dengan teman temannya menikmati masa muda tapi itu hanya khayalan
Aziz memiliki sahabat setia yang iuga bekerja di Cafe namanya Naila Felisa
Aziz orangnya penutup ia tak pernah menceritakan kehidupannya kecuali kepada kakaknya
*****
Awal cerita
Di sebuah perusahaan terlihat seorang pria tengah duduk di kursi kebesarannya ia adalah Dirga
Dirga tengah mengerjakan beberapa tumpukan kertas yang menumpuk
tok...tok..tok
" hmmm ." Deheman Dirga yang keras ,pintu terbuka dan nampaklah pria seumuran nya
" Permisi bos , sudah waktunya makan siang ." Ucap Bayu
" bawa kesini." Ucap Dirga
" ada lagi Bos yang bisa saya bantu."
" cari informasi tentang perusahaan X ." Ucap Dirga
" baik bos." Bayu segera berbalik dan memesan makanan kemudian menyuruh seseorang mencari tahu tentang perusahaan X
Di Cafe A
Aziz tengah menikmati makan siangnya bersama dengan Naila , mereka baru selesai melaksanakan sholat Dzuhur
" lo nanti lembur lagi Ziz." tanya Naila
" kayanya ia deh Nai ." ucap Aziz tersenyum , ia punya 2 alasan pertama bisa menambah uang tabungannya kedua bisa melewati omelan Nyokap nya yang jika tidak di turuti kemauannya selalu bertindak kasar
" ya udah tetap jaga kesehatan , jangan cuma kerja terus." Ucap Naila
" siapp." Mereka melanjutkan makan siangnya , setelah itu mereka kembali bekerja
,,,,,,,,
Dirga baru saja mendapat laporan tentang identitas pemilik perusahaan X yang sudah berani bermain main dengannya
Dan ternyata perusahaan itu milik Papa Aziz , Dirga tersenyum penuh misteri ia menyuruh Bayu untuk menjadwalkan pertemuan keduanya
🌚🌚🌚🌚🌚🌚
Suasana malam hari yang amat dingin dan mencekam seorang gadis baru saja tiba dirumanya
ia menuju kamarnya yang juga kamar kakaknya
Sempit , panas , pengap , lusuh , mereka tidur hanya berasalan tikar kecil , tak tau apa alasan kedua orang tuanya memperlakukan mereka seperti ini
Terus bersabar itulah yang mereka lakukan melawan pun tak bisa
Hari ini merupakan jadwal pertemuan antara Papa Aziz dan Dirga yang di adakan di Cafe A
Papa Aziz tidak menaruh curiga sedikit pun pada Dirga , hingga kini mereka tengah berada di sebuah ruang privat
" ada apa tuan muda mengajak saya bertemu ." Tanya Papa Aziz memulai pembicaraan
" apa anda tau apa salah anda ." Ucap Dirga dingin seketika Papa Aziz menjadi takut dan gemeteran
" t...ti..tidak t..tuan ." Ucap Papa Aziz
" Cih .. anda sudah bermain main dengan saya dan anda tau bukan apa akibatnya ." Ucap Dirga menyeringai disitu hanya ada mereka berdua
"mm.....maaaf t.tuan .Ucap Papa Dirga
" aku memberi mu penawaran , kau ku lepas tapi kau juga harus memberikan ku gantinya ." Ucap Dirga , Papa Aziz terdiam sejenak kemudian tanpa fikir panjang ia langsung menetukan pilihannya
" saya memiliki 2 putri Tuan Muda bisa memilihnya ." Ucap Papa Aziz di pikirannya yang terpenting bisa terbebas dari orang di hadapannya
" akan saya coba." Ucap Dirga
" ini foto kedua putri saya tuan." Ucap Papa Aziz , Dirga mengamati keduanya
“sangat menarik , sepertinya masih polos hahahaha dasar bodoh mengorbankan putrinya demi harta ." Batin Dirga lalu ia memilih satu foto , ia akan datang 2 hari lagi di sini di waktu yang sama dan ia ingin orang yang ia pilih datang
Selamat membaca
Sepulang dari pertemuaannya dengan Dirga Papa Aziz yang bernama Rahman langsung pulang kerumah untuk memberi tau kabar tersebut pada istrinya Ria
Kini ia tengah di ruang tamu menunggu kepulangan putri mereka , Rahman menceritakan semuanya pada istirnya
" Apa !!!." kaget Ria mendengar cerita suaminya kalau mereka terlibat masalah dengan Keluarga Wirawan
" Tapi kita masih di beri ampun asalkan kita memberikan dia imbalan ." Jelas Rahman
" Bagaimana Pa kita tidak punya apa apa selain perusahaan ." Ucap Ria panik ia takut bila menjadi gelandangan
" Papa menawarkan Aziz dan Tiara ." Ria yang mendengar itu menjadi sedikit lega
" dan Tuan Dirga mau , dia memilih Aziz jadi besok lusa kita akan bertemu dengannya begitu pula dengan Aziz."
" mama tenang , tidak rugi kita merawat mereka ." Ucap Ria
" iya ma ." Saut Rahman , dimana hatinya apakah dia tak punya pikiran dan perasaan bagaimana nasib nya nanti ( tapi ini tak terlalu buruk masih ada yang lebih buruk dari ini )
Pada malam harinya setelah ba'da magrib Aziz baru pulang bersamaan dengan Tiara mereka memang sengaja pulang bersama
Setibanya di rumah mereka mendapatin kedua orang tuanya yang tengah menonton tv dan menoleh ke arah mereka saat mendengar pintu terbuka
" Assalamualaikum ma pa." Ucap mereka kemudian menyalami keduanya sangat aneh biasanya mereka tak akan sudi walaupun hanya berbicara dengan mereka nah ini mereka menerima dan menjawab salam mereka sangat mengerikan lagi mereka tersenyum sangat lebar dan wajah kedua orang paru baya tersebut sangat berbeda
" kalian mandi setelah itu makan malam , mama udah masakin makanan buat kalian." Ucap Ria
" i...iya ma ." Jawab Aziz dan Tiara mereka segera berlalu dan menuju kamar sempit mereka setibanya di kamar mereka saling padang dengan tatapan bingung dan bertanya tanya
" semoga aja serius dek ." Ucap Tiara
" amin kak ." Ucap Aziz kini mereka segera membersihkan diri dan menuju meja makan biasanya mereka akan makan bila kedua orang tuanya sudah makan itupun hanya sebatas nasi sepiring untuk dua orang saja yang mereka makan
Mereka dengan sedikit ragu duduk di kursi mereka menunduk tak berani mengambil makanan hingga Ria mengambilkan mereka makan
" Ayo dong dimakan , jangan cuma diem ." Ucap Ria bersikap sepatutnya seorang ibu yang baik dan sempurna
" iya ma." Ucap Tiara mereka memakannya dengan tenang tapi tiba tiba suasana menjadi sedikit tegang setelah Rahman berbicara
" Perusahaan sedang dalam masalah besar , Papa tidak bisa membayar nya ." Ucap Rahman berpura pura sedih , Semua menghentikan makannya
" Aziz mama sama papa mohon bantu kami jika kami tidak membayarnya maka papa akan di penjara ." Ria mengeluarkan air mata palsunya
" Aziz akan bantu sebisa Aziz ma pa ." Ucap Aziz lembut , Rahman dan Ria tersenyum rencana mereka sebentar lagi akan berjalan dengan sempurna
" apa kamu serius nak ." Tanya Rahman memastikan
" asalkan Aziz bisa , aziz serius ". Ucap Aziz ia sebenarnya sedikit janggal dari tadi waktu ia pulang dengan perubahan kedua orang tuanya
" Tiara juga akan bantu ." Ucap Tiara
" tapi dia bukan meminta uang melainkan ..." Rahman tak melanjutkan kata kata nya
" melainkan apa pa ." Tanya Tiara perasaan ia dan Azizah mulai tidak enak
" dia ingin kamu Ziz , dia ingin kamu ikut bersamanya ." lanjut Rahman membuat Aziz dan Tiara tersentak kaget dan tak percaya
" maksud papa , papa jual Aziz ." Ucap Aziz ia mulai berkaca kaca
" apa maksud papa kenapa aziz pa ." Ucap Tiara
" papa mohon Ziz ini demi papa jika tidak papa akan di penjara apa kamu tega melihat papa di penjara ." Ucap Rahman menyakinkan Aziz , Nampak Aziz terdiam memikirkan ucapan papanya
" beri Aziz waktu pa ." Ucap Aziz
" waktu kita tidak banyak besok kita harus memutuskannya ." Ucap Rahman tegas , Aziz dan Tiara ke kamarnya
Di kamar
" kita pasti punya jalan keluarnya Ziz , ada kakak yang selalu di samping mu." Ucap Tiara memeluk Aziz
" aku bingung kak , aku nggk mau papa di penjara tapi aku nggk mau ." Ucap Aziz menangis dalam pelukan sang kakak tercinta
" iya kakak tau , lebih baik kamu istirahat jangan terlalu di pikirkan." Ucap Tiara menenangkan adiknya walau dalam hati ia gelisah dan tak rela adik nya jauh dari dirinya hanya kepada dirinya lah adiknya bisa terbuka
Setelah itu Azizah sedikit lebih tenang ia dan kakaknya pun segera sholat isya' di lanjutkan belajar meskipun tak kuliah tapi Aziz dan kakaknya selalu belajar wajar saja bila mereka bisa hebat dan pintar
Sudah cukup waktu mereka untuk belajar mereka memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran agar dimana ketika mereka bangun mereka bisa fit dan berpikir jernih
Keesokan Hari mya
Aziz dan Tiara bangun seperti biasa pukul 3 dini mereka melakukan rutinitasnya sebagai umat muslim , mereka sholat tahajud di lanjutkan sholat subuh kemudian melakukan aktivitas rumah tangga , membersihkan rumah memasak dan mencuci
Ria hanya masak jika ia ingin saja , jika Aziz atau Tiara sedang sakit pun tetap di paksa melakukan pekerjaan tersebut jika tidak maka akan di siksa tanpa ampun walaupun di perlakukan tidak baik tapi mereka tak pernah membenci kedua orang tua nya
Mereka tak ingin kehilangan orang tua untuk kedua kalinya hingga membuat mereka menuturi
Sering kali mereka berpikir negatif tapi langsung di tepis oleh akal mereka
Selesai melakukan pekerjaan rumah mereka bersiap siap berangkat kerja tapi sebelumnya Rahman sudah menagis jawaban pada Aziz , Azizah hanya bilang sepulang kerja nanti ia akan memberi jawaban
****
mohon dukungannya ya
Like , Vote , Tip , Komen
😘😘😘😘😘😘😘
Di tempamemaka , Aziz terus memikirkan jawaban yang akan ia berikan nanti , sampai sampai ia tidak konsen kerja dan sering membuat kesalahan
" lo ada masalah Ziz ." Tanya Naila yang heran akan sikap sahabat nya itu
" nggk papa koq Nai cuma kepikiran orang rumah." Jawab Aziz tersenyum menutupi kegundahan hatinya , ia selalu bersikap kuat di hadapan orang lain
" ya udah ." Ucap Naila pasrah mau di bujuk bagaimana pun sahabatnya ini tak akan menceritakan kehidupannya , mereka melanjutkan pekerjaan nya , Aziz berusaha untuk selalu profesional ia takut hanya karena itu imbas nya kemana mana
Hingga tak terasa waktu pulang kerja telah tiba dengan perasaan campur aduk dan was was
Ia masih bimbang dalam memilih apa keputusan nya nanti , semoga ini yang terbaik
Setibanya di rumah ia duduk di hadapan kedua orang tuanya dan di samping kakak nya yang selalu memberi ia semangat
" apa jawaban kamu ,kita tidak bisa berlama lama dalam masalah ini." Ucap Rahman tegas , cara bicara bukan seperti pemohonan melainkan perintah wajib tak boleh di tawar
" kamu harus pilih sesuai hatimu dek." Ucap Tiara , Azizah tersenyum kepada kakaknya
" A...Aziz mau pa asalkan papa dan mama bisa bahagia ." Ucap Aziz dengan suara seperti tak rela tapi di rela relakan , Tiara tak dapat membantah jika Adiknya sudah mememberi keputusan ia hanya tak ingin adik nya ini salah jalan
" kamu serius ." Tanya Ria memastikan ia sangat bahagia mendengar hal itu
" iya ma." Ucap Aziz lembut , sekasar kasarnya mereka pada dirinya dan kakaknya tapi mereka tetap keluarga nya orang yang sudah merawat mereka dan memberikan kehangatan sementara
" Papa senang , tak sia sia kita mengapdosi mu." Ucap Rahman , kata kata tersebut begitu menusuk di hati Aziz begitu juga dengan Tiara
" ya sudah besok dia ingin bertemu dengan kita di Cafe A , papa ingin kamu menampilkan yang terbaik." Ucap Rahman lalu pergi dan di susul Ria , sifat angkuh , sombong tak bermanusiawi kembali terlihat lagi , baru saja mereka ingin lebih lama lagi merasakan kasih sayang tapi malah kelihatannya akan semakin buruk lagi
Aziz dan Tiara menuju kamar mereka
🌙🌙🌙🌙🌙🌙
Malam ini mungkin akan menjadi awal dari cerita mereka ,cerita yang tak di ketahui bagaimana akhirnya
Semoga tidak akan ada rasa benci karena itu bahaya dan mematikan
⛅⛅⛅⛅⛅⛅
Pagi hari , sinar mentari menyinari seluruh bumi hari sudah mulai menjelang siang
Di salah satu rumah seorang gadis tengah bingung menatap diirinya di cermin , tanpa ia sadari butiran kristal bening lolos begitu saja dari kelopak matanya mengaliri pipi mulusnya yang cantik
Sakit dan kecewa tak dapat ia umpamakan , ia tak habis pikir bagaimana jalan pikir kedua orang tuanya meskipun tidak ada hubungan darah apakah mereka tak memikirkan perasaannya tak ada kah sedikit saja rasa belas kasihan dari mereka
Ia hanya berharap semoga di kemudian hari mereka bisa berubah dan sadar sebelum ajal menjumpai mereka terlebih dahulu
Di setiap saat ia selalu berdoa dan mengaharapkan kasih sayang dari kedua orang tuanya tersebut
Azizah wanita ini tengah menatap dirinya di cermin , apakah dia tak pantas mendapatkan kasih sayang apakah ia tak pantas bahagia
Semua manusia memiliki batas kesabaran dan batas kemanusiaan nya masing masing , semua bisa berubah jika takdir berkehendak
Jam makan siang nanti ia akan bertemu dengan seseorang yang akan membelinya mungkinkah kata itu yang pantas di sebutkan
Suara ketukan pintu dari luar membuat ia tersadar dari lamunan nya
tok.. tok...tok
" Aziz kamu harus dandan yang cantik mama mau Tuan Dirga terpesona dengan kamu ." Teriak Ria
" iya ma." hanya itu yang bisa di ucapkan Aziz saat ini
" ya sudah 1 jam lagi kita berangkat ." Ucap Ria kemudian berlalu , Aziz kembali ke tempat tidurnya
" apakah aku boleh membangkang perintah beliau." Tanya Aziz pada diri sendiri ia hanya bisa menarik nafas panjang panjang dan menghembuskan nya dengan kasar
Aziz mengambil pakaian nya yang paling bagus itu hasil keringat nya sendiri
Setengah jam kemudian ia sudah selesai mandi dan memakai baju tinggal sedikit menata wajah
Gadis berhijab tersebut memakai games warna biru dongker di padu dengan hijab senada , ia memakai model yang praktis dan cepat
Tiara sebenarnya ingin ikut untuk memastikan keselamatan adik kesayangannya tapi di larang oleh kedua orang tuanya ia malah di suruh cari uang yang banyak
Baru pertama kalinya setelah beberapa tahun ini Aziz bisa satu kendaraan dengan kedua orang tuanya , semenjak kedua orang tuanya mendapat hak waris keduanya Aziz dan Tiara di pelantarkan bagai barang yang sudah usang dan tua
jalanan sedikit macet membuat mereka telat tiba di Cafe A , dengan segera mereka memasuki ruangan yang sudah du pesan Tuan Dirga
" maaf Tuan menunggu lama ." Ucap Rahman sopan , Dirga hanya berdehem kali ini ia di dampingi sekretaris nya Bayu
Aziz hanya melirik Dirga sekejap lalu kembali menunduk , tampan memang sampai ia terpesona akan ketampanannya tapi buka Aziz yang mudah jatuh hati pada pria apalagi tabiat nya yang jelek
" Ini putri saya Tuan." Ucap Ria , bahkan dandanan Ria dan Aziz berbeda bagaikan Langit dan Bumi
" Ayo kenalan ." Bisik Ria menyenggol lengan Aziz , Aziz mendongakkan kepalanya
" Saya Azizah tuan ." Ucap Aziz ramah ia akan berbicara sopan apalagi lawannya masing di batas wajar
" hhmm ."
" sesuai persyaratan nya sekarang putri anda bukan lagi milik anda dan ia sudah menjadi milik Tuan Dirga keseluruhannya hidup dan mati , dengan anda mendatangani surat ini maka semuanya sudah resmi dan apabila Nona Azizah kabur maka anda yang akan menanggung akibatnya . Ucap Bayu menjelaskan semuanya secara detail dan memberikan sebuah dokumen , Rahman dan Ria langsung menandatangani nya dengan segera
" Kalian bisa pergi." Ucap Dirga dingin
" baik Tuan." Ucap Rahman tapi langkahnya di hentikan oleh suara Aziz
" Tunggu ma pa ." Ucap Aziz berdiri dari duduknya
" izinkan Aziz memeluk kalian untuk yang terakhir kalinya." Ucap Aziz tanpa menunggu jawaban kedua orang tuanya ia memeluk kedua orang tuanya dengan erat , pelukan yang ia rindukan bertahun tahun kini bisa ia rasakan walaupun dalam keadaan seperti ini
ia tetap bersyukur
Setelah puas berpelukan Aziz melepasnya dan mengucapkan terima kasih , Orang tuanya hanya diam tak menjawab dan segera pergi
Aziz kembali ke ruangan tadi tapi ternyata Dirga telah pergi tinggallah Bayu di situ
" Saya Bayu sekretaris Tuan Muda Dirga , nona sekarang turuti saja perintah saya. Ucap Bayu ia memperhatikan Aziz dari tadi
gue yakin perempuan ini bisa bikin Dirga berubah walaupun sangat kecil kemungkinan
Dengan ragu ragu Aziz menurut ia mengikuti semua arahan dari Bayu
**
***Hallo semua gimana ceritanya
nyambung nggk , masuk akal nggk yang udah baca jangan lupa tinggalin jejak ya
🤗🤗🤗🤗***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!