NovelToon NovelToon

Dandelion Motel

Miss Rose

..."Disebuah kota kecil yang damai hiduplah seorang wanita cantik yang sering dipanggil "Miss Rose" dia mengelola sebuah motel bernama "Dandelion" bersama adik laki-lakinya yang tampan dan menawan mirip idol pop ternama dan menjadi daya tarik dari motel tersebut....

...Tapi sayang seribu kali sayang sang kakak yang cantik jelita masih menjomblo di umurnya yang ke 29 tahun. Akankah dia menemukan seorang pangeran tampan sebagai tambatan hatinya? Kapankah jodoh itu datang? Bisakah dia berbahagia dan mengha...."...

.

.

.

" Yakk... Dante! Berhenti mendongeng dan pergilah lihat nenek di dalam!" Rosaline setengah berteriak kepada Dante yang sedang menggodanya.

"Bukankah itu sebuah alur yang menarik,kak ? Sepertinya aku berbakat menjadi penulis." Mata Dante menerawang dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Bayangkan itu akan menjadi novel best seller dan aku akan menghasilkan banyak uang untuk keluarga kita."

"Dongeng yang konyol,ckckck..." Bibir Rosaline berdecak mendengar ocehan konyol dari adik semata wayangnya.

Sebenarnya Dante membuat dongeng dadakan itu untuk merayu sekaligus menghindari amukan kakaknya.

"Tapi sebelum itu terwujud....., Uang saku," Dante menyodorkan tangannya bersiap menerima lembaran uang dari kakaknya.

"Kau mau mati?" ancam Rosaline lengkap dengan tatapan yang membelalak ke arah Dante seolah akan mengeluarkan biji matanya.

"Kau baru pulang sesiang ini sejak bermain dari kemarin malam dan sekarang kau berani meminta uang saku,hah ?" setelah tatapan mematikan sekarang ditambah kedua tangan Rosaline yang bertengger dipinggangnya yang ramping.

Dante bergidik dan segera lari kalang kabut meninggalkan kakaknya di meja resepsionis motel peninggalan orang tuanya itu.

"Ckckckkck.....dasar bocah tengik!" gerutu Rosaline masih dengan ekspresi marahnya.

Dante melangkah menuju ke dalam motel tepatnya bagian paling belakang motelnya tempat dia, kakak dan neneknya tinggal.

"Nek, nenek...."

Dante berusaha memanggil neneknya, matanya mencari ke setiap sudut ruangan tapi neneknya tidak ada di sana bahkan di kursi goyang favorite neneknya juga tidak ada. Kakinya melangkah menuju dapur dan benar saja neneknya ada di sana membuat berantakan ruang dapurnya. Perabot dan bahan makanan berserakan di lantai.

"Nenek...!" Dante berteriak dan segera berlari menghampiri saat neneknya mencoba menyalakan kompor gas. Sepertinya nenek sedang berulah lagi, biasanya dia mengahabiskan waktu seharian dengan duduk di kursi goyang kesayangannya sambil menonton tv sampai tertidur. Tapi saat nenek kumat dia pasti mengacau seperti hari ini.

Dan bau apa ini? Seperti sudah tidak asing lagi bagi Dante. Kakinya terasa basah, hampir setengah lantai ruang dapur tengah digenangi air.

.

.

.

"Kakak.... nenek buang air!"

Dante mengahampiri kakaknya, spontan mengalihkan perhatian Rosaline yang sedang berkutat dengan pembukuan motel.

"Kak, nenek buang air lagi!"

.

.

.

Seperti inilah kehidupan Rosaline. Menjadi tulang punggung keluarga tak cukup baginya. Bahkan juga harus merangkap jadi perawat bagi neneknya yang demensia dan juga wali bagi adik laki-laki semata wayangnya.

Takdir memang kejam, sebelumnya dia menjadi seorang putri kesayangan bagi orang tuanya tepatnya sampai 9 tahun yang lalu sebelum tragedi itu terjadi.

Tapi waktu telah mengkhianatinya. Di saat usianya belum genap 20 tahun dia harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus. Ayahnya mati secara tragis ditangan ibunya sendiri. Dan sekarang walaupun ibunya masih hidup tapi mereka terpisah. Jeruji penjara memisahkan mereka.

Di usia yang masih belia Rosaline harus bisa mandiri, beruntung dia masih memiliki sebuah motel peninggalan kedua orang tuanya. Tapi menjalankan bisnis motel juga bukan hal yang mudah di usianya, apalagi dia masih harus membesarkan adik laki-lakinya yang masih berusia 11 tahun saat itu disusul dengan neneknya yang mengalami dimensia. Tragedi itu bagai sebuah hantaman besar bagi neneknya, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat anak laki-laki kesayangannya terbujur kaku bersimbah darah di lantai dan bukan orang lain yang menghabisinya tapi menantunya sendiri, istri dari anak semata wayangnya.

.

.

.

Gimana udah kenalan kan sama "Rosaline" yang cantik tapi bar-bar dan adiknya "Dante" yang tampan, lucu tapi konyol. Si pembuat onar yang selalu ngerepotin kakaknya tapi sangat sayang juga sama kakak dan neneknya ?

Chapter berikutnya kita bakal kenalan sama "Leon" dan bagaimana kisah mereka dimulai.

Buat kalian yang suka dan penasaran sama kelanjutan cerita mereka tolong dukungannya yaa 😊😊😊

Leon si Casanova

"Leon, leon....!" samar-samar Leon mendengar seseorang memanggil di tengah lelap tidurnya. Suara yang sudah tak asing lagi baginya. Ya, itu bobby sekertaris pribadi sekaligus sahabatnya yang sedang menyeru-nyerukan namanya.

"Sial tidak cukup di dunia nyata bahkan dia masuk mengganggu mimpi indahku." gerutunya dalam hati.

"Tuan Leon, sadarlah. Ayo bangun!" namun suara itu semakin jelas dan nyata ditambah lagi guncangan di bahunya memaksanya perlahan membuka mata.

"Aishhhh....kenapa mengganguku sepagi ini? kau tidak lihat aku sedang...." kata-katanya mengambang namun senyumnya mengembang melirik wanita yang sedang tertidur di sampingnya. Leon seketika menggulingkan tubuhnya hendak memeluk tubuh polos yang hanya berbalut selimut itu.

"Yakk.... Leon, aku mohon cepat bangunlah! Bos sedang dalam perjalanan kemari." pinta bobby setengah memelas.

"Kamu lupa aku bosnya?" timpah Leon masih dengan mata setengah terbuka.

"Bos besar, maksudku ayahmu." tegas bobby seketika membelalakan mata Leon. Dia bangun dengan segera, matanya melirik ke sana ke mari mencari kemeja dan celananya di antara pakaian yang berserakan di lantai.

Leon mengusap rambut wanita yang menghabiskan malam dengannya, "Bangun sayang, cukup untuk hari ini. Kau harus pergi dulu, aku ada tamu penting."

Wanita itupun menggeliat sambil mendengus kesal seraya menatap ke arah bobby yang menggangu ketenagan tidurnya bersama Leon.

"Dan kau kenapa masih di sini,bodoh? Apa dia harus berpakaian di depanmu ? Kekasihku akan merasa malu, iya kan sayang ?" Seraya tersenyum ke arah wanita yang masih tertidur manja.

"Merasa malu apanya ? Aishhhh..!" bisik bobby kesal dan kemudian meninggalkan mereka berdua.

Tak berapa lama kemudian mereka keluar dari ruangan kerja Leon, kecupan manis menjadi penutup pertemuan mereka. "Nanti aku hubungi lagi." lengkap dengan senyuman manis Leon yang menggoda melepas kepergian wanita itu.

"Berapa lama lagi ? Aku harus mandi dulu." ekspresi wajah Leon mulai panik.

"Tidak akan sempat,bodoh! Ganti saja kemejamu dengan yang baru. Jangan lupa kunyahlah beberapa permen, mulutmu bau alkohol. Aishhh...!" Bobby menggerutu kesal.

"Kau yang bodoh! Sekertaris macam apa yang memaki bosnya, dasar berengsek!" balas Leon.

.

.

.

Sungguh pertemanan yang tidak beradab dan tidak patut dicontoh. Yang satu seorang baji***n yang memiliki hobi gonta-ganti pasangan dan yang satunya menutupi setiap kesalahan dan masalah yang ditimbulkannya. Malang sekali nasib bobby. Wkwkwk....

.

.

.

Leon sedang pura-pura sibuk dengan berkas-berkas saat ayahnya datang. "Sebuah kejutan ayah datang ke kantorku." sapa Leon lengkap dengan senyuman manis palsunya. Padahal dalam hatinya bergemuruh dan bertanya-tanya apa maksud dan tujuan kedatangan ayahnya yang selalu dengan alasan dan itu pasti bukan pertanda baik.

"Anak kurang ajar! kau masih bisa tersenyum setelah kelakuanmu?" jelas sekali kemarahan sedang menguasai ayahnya.

"Kau tidak pernah pulang ke rumah dan menganggap kantor ini hotel pribadi,hah? Sudah berapa gadis yang kau bawa ke kantor ini, 4 5 atau sudah puluhan ? kau pikir tidak ada yang melaporkan kelakuanmu?" Ayahnya menghentikan sejenak amarahnya, mengatur kembali nafasnya yang sudah mulai tidak beraturan lalu kemudian terduduk di sofa.

"Ayah memberikanmu wewenang di perusahan cabang ini karena ayah menganggap kau anak yang paling pintar. Tapi sayang kau masih kekanakan. Kapan kau akan dewasa seperti kakakmu Daniel ?" nada suaranya sudah mulai menurun.

"Dan berhenti membawa jal**g-jal**g itu kemari, itu hanya akan memperburuk reputasi perusahaan kita. Apa kau mengerti ?" tatapan ayahnya tajam ke arah Leon.

Leon yang tertuduk mulai mengangkat kepalanya dengan senyuman miring. " Seharusnya ayah bangga padaku karena mirip dengan ayah. Bukankah ibu kandungku juga salah satu jal**g seperti mereka ?"

"Hentikan ocehanmu! Dasar anak tidak tahu terima kasih." Amarahnya benar-benar memuncak kali ini. Suaranya yang tinggi bahkan sampai terdengar kaluar ruangan membuat bobby yang sedari tadi menguping di balik pintu terpaksa harus masuk untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

"Jangan datang lagi ke kantor ini! Mulai besok kalian berdua dipindah tugaskan ke kantor cabang kecil." Dengan wajah yang masih emosi pak Sam meninggalkan kedua sahabat itu dalam keadaan mematung.

.

.

.

Emang dasar anak durhaka dan gak ada akhlak si Leon ini. Dan bukan hanya dia yang kena batunya, tapi sahabatnya bobby juga harus menanggung akibat dari perbuatannya. 😂😂😂

Motel Dandelion

Hari ini hari pertama Leon dan bobby di kantor barunya, anak perusahaan finance milik ayahnya. Bangunannya hanya memiliki 2 lantai. Memang tak sebesar perusahaan lamanya mungkin karena kantor cabang ini berada di kota yang kecil tapi suasananya ramai karena berada di pusat keramaian kota.

"Mimpi apa aku semalam sampai bisa terdampar di kota antah berantah bersamamu? Yakk... Leon, semua ini karena ulahmu. Harusnya kau bisa menahan diri. Biasakan berhitung 1 sampai 3 saat kau sedang emosi jadi nasib kita tidak akan sesial ini." Bobby merenggut kesal sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Kenapa aku yang salah? Itu karena kau yang bodoh sampai kau tidak tahu ada mata-mata ayahku di kantor." elaknya dengan nada santai.

"Yakkk....kau ini benar-benar bocah sialan! Kau yang berulah dan aku yang disalahkan. Teman macam apa kau ?" mata bobby sekarang mulai berkaca-kaca tak bisa lagi menahan kekesalan pada sahabatnya itu.

"Apa kau lupa peraturannya? Bahwa bos itu selalu benar sedangkan bawahan dan rakyat jelata sepertimu selalu salah." timpah Leon sambil cekikikan.

"Dasar bocah sialan! Kalau saja kau bukan sahabatku mungkin aku sudah mengundurkan diri sejak lama." Bobby masih menumpahkan kemarahannya.

"Karena itulah aku memilihmu sebagai sekertarisku, sahabat setiaku bobby tidak akan pernah mengkhianatiku dan akan selalu berada di sisiku." Leon melemparkan pujian yang merupakan jurus andalannya untuk menyurutkan amarah bobby.

Karena selain cengeng ternyata si Bobby ini gampang termanipulasi dengan bujuk dan rayuan.

.

.

.

"Sepertinya selama di sini kita perlu menyewa sebuah apartemen, tinggal di dalam kantor bukan ide yang bagus setelah insiden kemarin." bobby memberikan saran.

"Ya, terserah kau saja. Pastikan tempat itu aman dari mata-mata ayahku. Walaupun sekarang kita tinggal di kota kecil bukan berarti kita tidak bisa bersenang-senang kan ?" senyuman penuh arti mengulas bibir tipisnya.

"Tenang saja tuan Leon yang terhormat kali ini aku akan berhati-hati." dibalas senyuman licik dari bobby.

.

.

.

Langit berangsur gelap. Hari pertama bekerja di kantor baru membuat Leon benar-benar sibuk. Dan kini badannya sudah mulai lelah. Dia bangkit dari kursi kerjanya melangkah menuju jendela kaca yang mengarah tepat ke sebrang ruang kantornya yang berada di lantai 2. Awalnya pandangannya nanar menatap langit, tapi tak berapa lama konsentrasinya terpecah melihat pemandangan indah di bawah sana.

Seorang wanita cantik berambut panjang keluar dari sebuah motel di seberang kantornya dengan senyuman manis dan menawan mengantar beberapa pria yang meninggalkan tempat itu.

"Bob, malam ini ayo kita menginap di sana." Wajahnya berubah antusias seketika.

"Di mana ?" tanya Bobby yang asyik memainkan ponselnya.

"Motel Dandelion." senyuman lebar mengulas di bibir pemilik julukan "Pria Casanova" itu.

.

.

.

Rosaline tengah berada di ruang kerjanya ketika Nora si resepsionis motel menghampirinya." Miss, ada tamu VIP yang datang."

Wajah wanita yang dipanggil "Miss rose" itu menjadi cerah seketika, "Baiklah, suruh tamu itu menunggu di lobi. Segera siapkan keperluannya dan aku akan menemuinya 5 menit lagi."

Rosaline memang terkenal loyal, dia selalu turun tangan melayani sendiri pelanggan VIP di motelnya.

Selang beberapa menit Rosaline sampai di loby motelnya. 2 Orang pria tengah duduk menunggu.

"Selamat malam tuan-tuan, maaf menunggu terlalu lama. Mari, saya akan mengantar tuan-tuan menuju kamar." sapa rosaline dengan suara indah yang khas lengkap dengan senyumannya yang ramah membuat Leon mendongak dan menatapnya nyaris tanpa berkedip.

"Mari tuan," Rosaline mengulangi ajakannya tapi Leon masih asyik dengan pemandangan indah di depannya.

Sampai suara sahabatnya membuyarkan lamunannya. "Ayo tuan Leon yang terhormat, "Bobby berdiri dan menggaet tanggan Leon mengikuti langkah Rosaline menyusuri lorong motelnya. Melihat tubuh wanita cantik itu dari belakang membuat pikiran nakal Leon mengembara.

"Sepertinya anda berdua baru pertama kali datang ke motel kami." Rosaline membuka percakapan di tengah perjalanan mereka.

"Ya, kami baru pertama kali ke sini." jawab Bobby.

"Ini kamar anda tuan . . ." begitu sampai di depan sebuah pintu kamar yang masih tertutup. Rosaline sengaja tidak menyelesaikan ucapannya untuk lebih mengenal para pelangganya.

"Bobby, nama saya bobby dan ini atasan saya tuan Leon." Bobby memperkenalkan diri. Tapi Leon masih belum bereaksi, tapi matanya masih memandangi wajah Rosaline lengkap dengan senyuman khas playboy-nya. Entah apa lagi yang sedang ada di pikirannya, hanya Leon yang tahu.

"Baiklah saya akan masuk terlebih dahulu. Selamat malam tuan Leon semoga anda bermimpi indah." Bobby masuk ke kamarnya seraya melambaikan tangan dengan senyuman canggung meninggalkan Leon yang masih mematung di lorong motel bersama Rosaline.

"Dan ini kamar anda, tuan." Dia membuka pintu kamar tepat di sebelah kamar Bobby.

"Siapa namamu, nona ?" Leon yang baru tersadar dari lamunannya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkenalan dengan wanita cantik pemilik senyum manis itu.

"Miss Rose." jawab Rosaline penuh sopan santun.

"Maksud saya nama asli anda," selidik Leon.

"Saya lebih suka dipanggil Miss Rose, tuan." wanita itu melemparkan senyuman ramahnya lagi, lebih tepatnya bagi Leon itu sebuah senyuman menggoda yang bisa memercikan hasratnya.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!