NovelToon NovelToon

Penyesalan Terdalam

Rencana Bolos

"Aduh aku telat lagi ni! Mana hari ini ada ujian akhir." Sana tergesa-gesa bangun dari tempat tidur .

"Aduh... kemana handukku ya." Sana mondar-mandir mencari handuknya, sambil mengacak-acak selimut dan bantalnya.

"Dimana ya aku simpan handukku semalam. " Sambil mengerutkan dahinya dan berusaha mengingat.

"Oh iya, handukku semalam aku gantung di dalam kamar mandi. " Sana menepuk keningnya yang menyadari dari tadi dia mencari handuk yang sudah ada di kamar mandi.

Sana berjalan menuju kamar mandi.

" Tu kan benar handukku ada di sini. "lagi-lagi Sana menepuk keningnya.

" Belum tua aja aku udah lupa... huhhh... payah. " ucap sana sambil tertawa, menertawakan kebodohannya.

Tidak memakan waktu yang lama untuk Sana mandi, 5 menit Sana sudah selesai mandi. Karena sudah terlambat jadi dia berusaha mempercepat waktu mandinya.

"Aduhh... kemana lagi seragamku. " lagi-lagi Sana melupakan tempat seragam sekolah nya.

Karena begitu banyak baju, sehingga Sana sering kali kesulitan mencari seragam sekolah yang sudah tercampur dengan baju yang lainnya.

Dretttt.... Drettttt... Dretttt...

Terdengar bunyi suara panggil dari handphonenya.

" Siapa lagi yang telpon sepagi ini, gak tau apa orang lagi siap-siap pergi ke sekolah!!" gerutu Sana yang emosi di telpon di tengah kesibukannya mencari seragam sekolah nya.

Sana tak mengangkat telpon itu, sebelum menemukan seragam sekolah nya.

"Ha.. ini dia yang ku cari-cari, ternyata ada di sini. "

Dretttt..... Dretttt... Dretttt... bunyi telpon untuk yang kedua kalinya.

"Ihhh... siapa shi yang telpon. "

Sana mengambil hpnya, tak disangka yang menghubunginya sepagi ini adalah Roy. Roy sangat jarang menghubungi Sana sepagi ini kalau tidak perlu.

"Ada apa dia menghubungiku sepagi ini. " sana memencet tombol hijau untuk mengangkat telpon Roy.

"Halo... ada apa menghubungiku sepagi ini?" Selidik Sana yang merasa aneh.

" Kenapa dari tadi aku telpon gak di angkat-angkat! " ucap Roy dengan nada yang tinggi.

"Lah... akukan hari ini ujian akhir, jadi mau siap-siap pergi sekolah. " Sana berusaha menjawab dengan suara lembut.

"Aku mau ajak ketemuan, hari ini aku mau berangkat ke luar negri. Jadi aku tunggu kamu di cafe biasa kita ketemu."

Setelah bicara Roy langsung mematikan sambung telponnya, tanpa mendengar jawaban Sana.

"Perempuan ko telat terus bangun tidur." ucap Roy setelah mematikan sambung telpon.

Tanpa sarapan, Sana langsung bergegas menuju cafe tempat biasa mereka bertemu.

"Aduh aku sudah terlambat ni, kalau aku sarapan dulu pasti aku semakin terlambat sampai di cafe. Nanti ujung-ujungnya Roy makin marah padaku. "

"Nanti aja deh aku makan, tunggu selesai ketemuan dengan Roy. " ucap sana sambil mengemasi tasnya dan langsung berangkat menuju cafe tempat dia dan Roy biasa bertemu.

Sana mengambil motornya yang sedang terparkir di garasi. Setelah menggunakan helem, Sana langsung bergegas menuju cafe.

Sana sering kali bolos sekolah hanya untuk bertemu kekasihnya yang bukan lagi pelajar seperti dirinya. Untuk berjaga-jaga kalau-kalau terlambat datang ke sekolah Sana minta tolong Boy untuk ijin ke wali kelas kalau dia telat pergi sekolah.

"Say... aku cabut dulu ya. Bantu aku ya hari ini, tolong bilang sama ibu Andin kalau motor ku mogok dan aku telat datang ke sekolah." bunyi pesan singkat Sana.

Boy adalah seorang laki-laki yang baik hati, bisa di bilang cupu untuk laki-laki setampan dia. Boy yang sudah berteman sejak kelas 1 SMP dengan Sana tidak pernah bisa menolak permintaan sahabatnya untuk membantu Sana berbohong.

"Kamu kemana supaya aku bisa jemput?" balas singkat pesan Boy untuk Sana.

"Ih.... kamu tidak perlu jemput aku. Aku sebenarnya lagi jalan sama pacarku, karena besok pacarku akan berangkat kerja ke luar negeri. Tolong aku ya... aku mohon bantu aku kali ini saja." pinta Sana kepada sahabatnya itu.

Membaca pesan sahabatnya Boy hanya bisa geleng-geleng kepala dan merasa bersalah tidak bisa menasehati temannya yang sudah salah pergaulan tersebut.

"Kamu jalan kemana, seharusnya kamu belajar sekarang bukannya malah bolos sekolah." nasehat Boy untuk sahabatnya baiknya itu.

"Ih.. kamu udah seperti orang tua ku saja. Orang tua ku aja tidak peduli sama aku. Mau aku mati atau pun bolos sekolah orang tuaku tidak pernah masalahkan itu." balas SMS Sana untuk Boy yang berusaha menasehatinya.

"Tolong aku ya kali ini saja, soalnya kalau aku tidak pergi dan ikutin kemauan pacarku dia ngancam akan putusin aku."

"Sana.. Sana.. Laki-laki yang baik dia gak akan buat kamu bolos sekolah. Masa iya hanya karena gak ikuti kemauannya mau putuskan hubungan." gerutu Boy saat membaca pesan Sana.

"Aku harap matamu cepat terbuka dan sadar betapa Roy bukanlah laki-laki yang baik untuk mu. " pikir Boy didalam hatinya.

Sekolah

Pagi itu boy berjalan menuju ruang kelas, melewati lorong kelas yang panjang karena kelasnya terletak di ujung kelas yang lain.

"Hay boy, selamat pagi." sapa Andini yang dari tadi memperhatikan Boy dari kejauhan.

"Iya, selamat pagi juga Andini."

Andini adalah teman satu kelas Boy dan Sana. Wajahnya cantik, Andini memiliki tinggi 170cm. Secara fisik Andini sangat memukau di mata laki-laki. Banyak laki-laki yang tertarik padanya.

"Tumben lambat datang Boy,"

"Eh iya, tadi aku balik lagi ke rumah karena ada yang ketinggalan."

"Ayo kita ke kantin sebentar."

"Mau ngpain ke kantin? "

"Mau ajak kamu makanlah. "

"Sakit tau tanganku. Aku gak lapar, kamu pergi aja sendiri ke kantin. "

"Aku lapar Boy, temani aku ya." Andini menunjukkan muka yang memelas untuk meminta belas kasihan Boy.

"Iya, ayolah. Tapi lepaskan genggaman tanganmu, kalau gak di lepasin aku gak mau ikut. " ancam Boy kepada Andini.

"Iya aku lepasin."

"Memangnya di rumah kamu gak sarapan dulu sebelum pergi ke sekolah? "

"Gak, tadi aku terlambat bangun tidur. Hehehe. "

Sesampai di kantin, Andini dan Boy duduk di meja yang sama. Andini langsung memesan makanan.

"Mbak, saya pesan bubur ayam satu ya. "

"Minumnya? " Tanya penjaga kantin.

"Minum es jeruk aja mbak. "

"Kamu mau makan apa Boy? Aku yang traktir, pesanlah. "

"Aku gak lapar, tadi sebelum berangkat ke sekolah aku udah sarapan. "

"Pesan minum aja ya. "

"Mbak, es jeruknya tambah satu lagi mbak." Andini memesan minum untuk Boy tanpa menunggu persetujuan Boy.

"Tumben Boy, kamu gak sama-sama Sana hari ini. Biasanya juga kalian kemana-mana berdua. "

"Kamu suka kepo, itukan urusan pribadiku. " ucap Boy dengan nada ketus.

Andini sebenarnya sudah lama menyukai Boy, sikapnya yang baik dan otaknya yang pintar membuat Andini tertarik kepada Boy. Andini selalu saja mencari perhatian Boy, agar Boy bisa menyukainya. Tetapi sayangnya cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Iya maaf, jangan marah-marah nanti cepat tua. " ucap Andini dengan muka cemberut.

Tidak beberapa lama kemudian pesan mereka datang.

" Ini mbak bubur dan es jeruknya. "

"Terima kasih mbak. "

" Eh... benar kamu gak mau makan ni. Enak tau bubur ayamnya."

"Gak lapar, kalau aku mau pasti aku pesan dari tadi. "

"Ya udah aku makna dulu ya. " Andini menikmati bubur ayam itu.

Boy yang duduk di samping Andini terus saja melihat hpnya. Dia berharap Sana mengatakan batal bolos sekolah. Akan tetapi semua itu hanyalah harapan Boy saja. Boy masih fokus dengan lamunannya.

Andini yang asik dengan buburnya tidak memperhatikan sikap Boy yang sedang melamun. Setelah selesai makan Andini bergegas membayar makanan yang dipesannya.

"Aku bayar dulu ya." Andini beranjak dari tempat duduknya tanpa melihat ke arah Boy.

"Mbak berapa semuanya? " tanya Andini.

" Tadi mbak pesan apa aja ya? " tanya petugas kantin itu.

"Tadi saya pesan bubur ayam satu dan es jeruk dua mbak. " jelas Andini.

"Semuanya 20 ribu mbak. "

"Ini uangnya. " Andini menyodorkan uang 50 ribu ke arah petugas kantin itu.

"Ini mbak kembaliannya 30 ribu. " petugas kantin menyodorkan uang 30 ribu ke arah Andini.

"Terima kasih. "

"Sama-sama."

Andini kembali duduk di samping Boy. Boy masih saja fokus dengan lamunannya.

"Kenapa Boy melamun ya? Tumben dia melamun biasanya dia paling gak suka ada orang melamun. " Batin Andini di dalam hati.

"Kamu melamun mikirin apa Boy? "

"Oh gak kenapa-kenapa. "

"Baguslah kalau gak ada apa-apa. Ayo Boy kita masuk kelas, sebentar lagi kita akan mulai belajar sebelum jam 13.00 nanti kita ujian."

"Sebentar aku mau ke kantor dulu." tanpa menunggu jawaban Andini boy sudah berjalan menuju kantor wali kelas mereka untuk menyampaikan ijin sahabatnya Sana.

"Selamat pagi bu." sapa Boy sambil menundukkan kepalanya tanda hormat kepada wali kelasnya itu.

"Ada apa boy?

"Saya mau sampaikan jika Sana akan telat datang ke sekolah hari ini, karena motornya rusak bu. Jadi dia memperbaiki motornya dulu baru akan berangkat ke sekolah."

"Seperti itu, Iya nak Boy. Terima kasih sudah menyampaikan kepada ibu."

Bu Andin tidak pernah meragukan apapun yang di ucapkan Boy, karena penilaian bu Andin Boy adalah anak yang baik dan tidak mungkin bisa membohongi orang lain. Bel tanda sudah saatnya masuk kelas pun berbunyi.

"Saya ijin masuk kelas ya bu."

"Iya, silahkan Boy."

Boy langsung bergegas menuju ruang kelas setelah menyampaikan dan berbohong kepada guru yang sangat mempercayainya itu.

Sebenarnya setiap kali berbohong, Boy selalu merasa bersalah kepada gurunya itu karena sudah berulang-ulang kali berbohong demi sahabatnya itu.

"Eh... ada apa sampai harus bertemu bu Andin." selidik Andini yang ingin tahu alasan Boy menemui wali kelas nya.

"Tidak ada apa-apa, hanya ada yang perlu aku sampaikan saja."

Boy memang sahabat yang baik. Sekian lama berteman dengan Sana tak ada satu pun rahasia Sana yang terbongkar olehnya. Boy adalah laki-laki yang baik yang bisa di andalkan sebagai seorang sahabat.

"Pasti karena Sana kan, tebak Andini."

Boy hanya memberikan senyum manisnya kepada Andini.

"Hu..... ucap Andini tanda tidak suka dengan sikap Boy pada Sana. Andai saja aku Sana ya, pasti bahagia. Kaya, cantik dan banyak orang menyukai nya, pasti bahagia jadi Sana." pikir Andini di dalam hati.

Tidak Bersemangat

Sana dan Roy menikmati makan siang bersama, tetapi tampak raut wajah yang gelisah dari tadi di wajah Sana, hal itu yang sangat mengganggu hati Roy saat melihat kekasihnya yang makan bersamanya tetapi hatinya tak bersamanya.

Hidangan yang lezat sudah tersedia di atas meja mereka. Makan yang khusus di hidangkan untuk Roy dan Sana, Roy selalu memesan makanan yang sama setiap kali mereka berada di klub itu.

"Ayo makan, ucap Roy kepada Sana."

Roy menikmati makanan yang sudah di hidangkan dengan lahapnya. Sementara Sana asik dengan lamunannya. Sana mengambil beberapa makanan tetapi tidak di makannya juga. Sana malah mengaduk-aduk makanan itu seperti sedang memasak.

"Hey... kenapa dari tadi sendok diputra-putra? " Tanya Roy.

"Gak kenapa-kenapa, jawab Sana. "

Sana mengambil makanan yang di piringnya dengan sendok dan memasukkan di dalam mulutnya supaya Roy tidak marah. Setelah perhatian Roy tidak terarah kepadanya, Sana kembali dengan lamunannya.

Roy makan sambil minum alkohol, Roy kembali melihat ke arah Sana yang sedang asik sendiri dengan lamunannya. Hati Roy terasa panas melhat pemandangan di hadapannya.

"Apa yang di pikirkan anak itu, kenapa dia dari tadi melamun." Pikir Roy di dalam hatinya.

Roy kembali mengambil botol alkohol yang ada di meja itu. Tidak terasa botol alkohol yang penuh itu sudah kosong.

"Pelayan, tambah minumannya. "

Tidak lama kemudian pelayan membawakan beberapa botol alkohol baru untuk Roy. Roy yang sudah mabuk merasa risih melihat lamunan Sana.

"Sayang, kenapa dari tadi mukanya ditekuk. Makanannya tidak enak?"

"Gak ada apa-apa kok."

"Kalau tidak ada masalah kenapa kamu seperti sedang memikirkan sesuatu." Selidik Roy.

"Ayolah.....!! jangan Coba-coba berbohong padaku."

"Iya.. maaf, aku merasa bersalah sama Boy karena sudah membohonginya. Karena sebelumnya aku berjanji untuk hadir di jam ulangan yang akan berlangsung hari ini. Maaf, lirih Sana kepada kekasihnya itu dan berharap Roy bisa mengerti kondisinya saat itu."

"Jadi kamu menyesal ikut bersamaku hari ini. Bentak Roy kepada Sana dengan nada suara yang tinggi dan mata yang merah." Roy mulai mabuk, karena begitu banyak minum alkohol.

"Gak, aku gak menyesal sama sekali. Hanya merasa bersalah saja." sahut Sana dengan suara kecil yang sudah tidak sanggup menahan air matanya karena luapan emosi Roy padanya.

Roy yang sudah hilang akal sehatnya, karena mabuk. Menelpon supir pribadi nya dan meminta agar segera datang di tempatnya berada. Tidak memakan waktu yang lama. Supir pribadi sudah tiba di tempatnya berada.

"Kamu... bawa perempuan ini pergi, antar dia kemana dia mau. Aku sudah tidak berminat dia ada di sini."

Tanpa bantahan Sana mengikuti supir pribadi Roy karena Sana sudah tau jika dibantah Roy akan semakin menggila saat marah.

"Ayo mbak, saya antara."

"Eh.. iya Pak." Sana mengikuti pak Joy. Joy adalah supir pribadi Roy.

Setelah Sana keluar dari ruang itu dan diantar oleh Joy. Roy memesan wanita penghibur yang ada di klub tersebut untuk menemaninya.

"Aku mau ada wanita yang bisa menemaniku di sini. Bawakan aku satu wanita yang cantik. "

"Baik Pak. " Pelayan itu langsung bergegas keluar dan mencari orang yang sudah biasa melayani Roy.

"Cintya, kemari. "

"Kamu sudah tau betul bagaimana karakter pak Boy kalau lagi mabuk. Jadi kamu temani dia ya. "

"Ah.... paling dia akan ajak akau kuda-kudaan."

"Ya.. terserah kalian mau ngpain di dalam yang penting sekarang kamu temui dia gi sebelum dia menggila di dalam."

"Iya." Cintya berjalan menuju ruang khusus Roy.

Cintya membuka pintu dan mata Roy langsung terarah kepadanya. Tubuhnya yang langsing dan tinggal dengan baju yang seksi selalu menggoda Roy dalam kondisi mabuk. Di dalam ruangan itu hanya ada Roy dan Cintya.

Ya.. pasti sudah tau ya, apa akhirnya jika laki-laki dan perempuan ada di ruangan yang sama apa lagi sudah terpengaruh oleh alkohol.

"Kemari."

Cintya yang sudah hafal betul dengan sikap Roy saat mabuk langsung mendekati Roy.

"Dasar laki-laki pemabuk, rasanya aku bertemu dia selalu dalam keadaan mabuk. "

"Tapi tidak apa-apa asalkan aku banyak uang setelah menemaninya. "

Roy menghabiskan malam bersama wanita penghibur tercantik di klub itu. Cantik dan seksi, pastinya hanya laki-laki punya uang banyak yang bisa mendapatkan layanan khusus dari Cintya. Ya sebut saja nama wanita penghibur tercantik itu Cintya.

Roy yang sudah mabuk dan lelah tertidur pulas. Sementara Cintya cepat-cepat bergegas merapikan diri dan keluar dari ruangan itu setelah memakai baju dari dalam lemari yang ada di dalam ruangan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!