Tap...Tap...Tap...
"Permisi!"
"Maafkan aku!"
"Menyingkirlah!"
"Dia disana!"
"Cepat tangkap!"
Tap....Tap...Tap
Bruk
"Bibi apa kau tidak apa-apa.. mari aku bantu berdiri, cepatlah!" ucap Seseorang
"Bibi tak apa Nak namun, Kamu menabrak barang jualan Bibi setidaknya beli lah 1 untuk mengganti kerugian Bibi" ucap Wanita tua itu
"Baiklah aku akan membeli satu barang...tapi cepat ya bi aku tak bisa berlama-lama, ini 100 cix" balas Orang tersebut
(Cix : Mata uang modern di novel ini, buatan Author)
Wanita tua itu pun menggambil uang 100 cix dari orang tersebut,lalu berkata "Anak muda uang mu terlalu banyak, bibi tak mempunyai barang yang sepadan dengan 100 cix mu"
"Sudah lah Bi terserah saja yang mana, aku harus segera pergi" ucap Seseorang tersebut
"Baiklah mari bibi lihat, Bibi mempunyai 1 anting berukiran bunga mawar merah dengan darah diatasnya apakah anak muda mau?" tanya Wanita tua tersebut
"Terserah saja...yang mana Bibi bilang aku ambil, cepat bi mereka akan segera datang" balas Seseorang itu tidak sabaran
"Baiklah biarkan Bibi memasangkan nya padamu anak muda" ujar Wanita tua itu
"Yaampun...baiklah cepat ya jangan berlama-lama" balas Seseorang itu
Wanita tua itupun memasangkan anting ke daun telinga bagian bawah orang itu dengan hati-hati karna takut jika telinga orang itu akan terluka sebab pengaitnya yang tajam.
Belum selesai Wanita tua itu memasangkan anting, sekelompok orang yang mengejar "Pria" tersebut datang dengan kecepatan tinggi serta menabrak siapa pun yang berada di jalannya.
"Yaampun...Aku terlalu lama disini! terima kasih Bibi" ucap Pria tersebut sembari berlari menjauh dari wanita tua yang ia tabrak dengan anting yang masih belum terkait dengan benar.
"Oii jangan harap kau bisa lari!"
"Jika kami membunuhmu maka kami akan mendapat banyak uang!"
"Kemari dan persiapkan kepala mu itu!"
"Mimpi saja kalian ini...Kalian kira aku akan menyerah begitu saja hah? Bodoh!" ucap Pria itu berteriak lalu berlari dengan kecepatan yang luar biasa
'Bahaya! aku sudah tak dapat berlari lagi karna kaki ku terkilir....dimana aku harus bersembunyi' ucap Pria tersebut dalam hati lalu ia melihat celah kecil yang dihimpit oleh rumah-rumah Warga 'Tuhan sedang memihakku!' ucap Pria tersebut berlari pincang menuju celah itu
"Sialan! kita kehilangan jejak Brengsek itu"
"Kita harus terus mencarinya...jika tidak Tuan besar akan marah"
"Ya....bagaimana pun juga Brengsek itu telah membunuh Putri kecil Tuan besar"
"Sangat bakat yang disayangkan! Terus cari!"
Melihat rombongan itu mulai menjauh pun membuat Pria itu menghembuskan nafas lega yang sedari tadi terengah-engah.
"Zuzu....Kakak sudah membunuh orang yang membunuhmu....sebentar lagi Kakak akan menyusulmu serta Ayah dan Ibu" ucap Pria tersebut yang hampir tumbang karna kelelahan.
Karna merasa Orang yang mengejarnya sudah jauh Pria itu pun keluar dari tempat persembunyiannya dan berjalan menuju hutan lebat nan gersang.
"Huh...huh...huh...letihnya...kapan aku akan terbebas dari kejaran di hidup ku ini" ucap Pria itu yang kelelahan
"Kami bisa membantu mu Tuan pembunuh"
"Salah...apa kau tak pernah mendengar bahwa dia adalah Tuan Shinigami"
"Dari pada kalian memanggilnya dengan sebutan aneh itu, mengapa tak menggunakan namanya saja"
"Benar juga"
"Betulkan....Jan..hu...Pembunuh terkejam no 1"
"Jika kalian sudah tau identitas ku mengapa tak langsung pergi saja!" ucap Pria itu
"Bagaimana bisa kami pergi meninggalkan uang berjalan hehehee"
"Hehehe jika kau menemukan keberuntungan, kenapa harus dilepas!"
"Cih kalian ini sangat menganggu!" ucap Pria itu kemudian berlari kencang menahan rasa sakit pada kakinya
"Ketua dia kabur!"
"Kejar! Walau sampai ujung dunia kita akan mengejarnya!"
"Heh aku dengar jika berhasil mendapatkan kepalanya maka kita akan diberi 2 Miliyar cix!"
"Hahahaha dengan uang sebanyak itu aku bisa bersenang-senang sepanjang hidupku"
"Mari berusaha menangkapnya!"
"Mereka benar-benar mengejarku dimana aku akan bersembunyi lagi" ucap Pria itu
"Berhenti! kau telah membunuh Nona muda kami! kau harus di eksekusi!"
"Nona muda kalian juga telah membunuh Adikku! tidak salah jika aku membunuhnya!" ucap Pria itu berteriak sembari berlari kencang
"Gawat! di sana jurang" ucapnya berhenti "Akh..akh...kaki ini sangat menyakitkan ukh!"
"Hahaha tamatlah kau...Bagaimana kau akan melarikan diri sekarang?"
"Hahaha"
"Heng....Walaupun mati aku tidak akan membiarkan kepala ku didapatkan oleh kalian!" ucap Pria itu melompat ke jurang
"Bos dia melompat!"
"Kurang ajar!"
'Adikku...maafkan Kakak mu ini...karna Kakakmu kau harus mati ditangan orang yang tidak baik...jika saja ada kesempatan kedua untuk pendosa sepertiku...biarkan aku menjadi Kakakmu lagi...aku akan menyelamatkan mu' ucapnya dalam hati sembari menutup matanya
Tak sadar bahwa anting yang Ia beli kepada seorang Wanita tua menusuk rahang Pria itu walau tak dalam namun tetap mengeluarkan darah...setetes darah Pria itu jatuh keatas ukiran darah di anting itu, seketika cahaya bersinar terang menyelimuti Pria itu.
Sementara di dataran lain, langit berubah menjadi merah pekat dan bau darah dimana-mana, angin kencang menghembuskan siapapun yang menghalanginya, langit seolah menangis hingga mengeluarkan bunyi tangisan, bagi para orang sakti dan para tetua mereka menyebutkan ini sebagai...
......"LAHIRNYA PEMBUNUH KEJAM"......
'Sakit....kepala ku pusing...apakah ini surga? tidak mungkin seseorang seperti ku masuk surga...aku hanya akan...menikmati hariku di neraka ini...Adik..Kakak berharap untuk bertemu dirimu lagi dan menjaga mu'
Pria itu adalah Jan Hu seorang pembunuh bayaran yang berada di peringkat 1 pembunuh terbaik dan cerdas, setiap kali ia membunuh maka Polisi saat itu juga akan menyerah menyelsaikan kasus nya. Ia mempunyai seorang Adik laki-laki berumur 14 tahun yang bernama Jan Zu. namun karna kejadian yang tak terduga Adiknya menabrak seorang Nona muda hingga menumpahkan minuman kepakaian nya.
Walau sudah meminta maaf namun Nona muda ini tak mau tahu dan langsung membunuh Jan Zu disitu dan kejadian itu disaksikan oleh banyak Orang salah satunya Jan Hu Kakaknya, karna marah dan tak terima...setelah selesai upacara pemakaman untuk Adiknya ia langsung melesat menuju kediaman Nona muda itu yang diketahui anak dari Bos besar penjahat.
Ia langsung masuk kedalam kamar nona itu dan membunuhnya saat semua sudah selesai ia melompat keluar jendela...naas kedoknya sudah tertangkap, lencananya yang bertuliskan "*S**hinigami*' jatuh dikamar gadis itu tepat disamping tubuhnya.
Ayah gadis tersebut pun langsung mengerahkan seluruh anggotanya untuk mengejar Jan Hu dan membunuhnya. begitulah asal-usulnya.
"Kakak! apa kau akan menjemputku pulang sekolah nanti?"
"Tentu saja aku akan menjemputmu Zuzu"
"Jangan terlambat 1 detik pun ya Kakak! karna kita sesama laki-laki kita tak boleh melanggar janji loh"
"Anak kecil! dari mana kau belajar seperti itu?"
"Dari teman sesama laki-laki ku Kakak"
"Baiklah aku akan menjemputmu dan tak akan kekurangan 1 detik pun!"
......................
"Apa ini...mengapa memori ini muncul dikepala ku? apakah ini salah satu hukuman di neraka...hukuman ini sangat menyakitkan" ucap Jan Hu
"Ka..kak...kau...sang..at...terla...mbat"
"ZUZU! JANGAN TINGGALKAN KAKAK! AYO BUKA MATAMU!"
"Maaf Tuan tetapi Adik anda sudah pergi meninggalkan anda"
"Tidak....ini tidak mungkin...yakan Zuzu...ayo bangun!"
......................
"Memori ini....ini yang paling menyakitkan dari yang lain...entah apa Zuzu memaafkan ku atau tidak..aku tidak masalah" ucap Jan Hu tersenyum lalu menutup matanya
"Hu, ingat selagi ayah dan ibu tidak ada maka kau yang menjaga zuzu! jangan sampai ia terluka atau apapun itu yang membahayakannya, ingat!"
"Maaf ayah...aku gagal menjaga Zuzu...dia mati karna ku...hukumlah aku di akhirat, sekarang aku akan menuju kesana" ucap Jan Hu
Saat sedih mengigat kembali memori pahit itu Jan Hu lupa bahwa ia harus berkuat hati dan menjaga mentalnya. anting berukuiran mawar merah dengan darah diatasnya bersinar terang membawa tubuh Jan Hu menuju tempat yang tak ia kenal maupun ketahui...dataran para kultivator jika kau lemah kau sama sekali tak berguna yaitu Dinasti Yun, Kerajaan Hu yang dipimpin oleh kaisar Ling Huo.
Dan disinilah kisah Jan Hu akan dimulai...
...----------------...
Terima kasih telah membaca chapter pertama ini dan jangan lupa dukung author dengan vote kalian...jika kalian suka kalian bisa like novel karya otak ini.
Jaga kesehatan kalian ya Minna ^^ korona dimana-mana loh stay strong💪
"Ukh....dimana aku? mengapa neraka mempunyai langit yang sangat indah? apa jangan-jangan aku masuk surga?!" ucap Jan Hu tak percaya
"Tunggu sebentar biarkan aku memastikan sesuatu" ucapnya lagi sembari mencubit pipinya
"AKH sakit! berarti aku masih hidup dong!?"
"YEYYYY AKU MASIH HIDUP YEY!" teriak nya sembari melompat-lompat
Tak sadar bahwa Ia berada di atas pohon kecil nan rapuh Jan Hu pun terjatuh dari ketinggian yang...sangat memungkinkan untuk patah tulang
KRAK..
"Suara apaan tuh" melihat kebawah "Wanjir...jatuh lah sudah....WANJIRRRR!" ucap Jan Hu yang berteriak pada akhirannya
"Duhh...memori siapa nih..akhhh kenapa masuk kepala ku ukhhh!" ucapnya meringis
'Ini adalah memori dari seorang Pangeran Kerajaan Hu bernama Ling Hu ia adalah Pangeran ketiga yang berasal dari Permaisuri dan Kaisar karna sifatnya yang manja dan keras kepala serta tidak berguna Ia banyak dibenci orang terutama saudara pertama dan keduannya.
Kaisar Ling Huo mempunyai 4 Putra dan 2 Putri, 4 Putranya berasal langsung dari Permaisuri Wei Xiang dan 2 putrinya berasal dari Selir agung Ning Yun.
hubungan nya dengan kakak serta saudaranya yang lain bisa dibilang kurang baik dan juga ia tak terlalu disukai oleh Kaisar serta mentri-mentri nya.
Sebenarnya ia adalah anak yang sangat cerdas dan terlatih namun karna kedua orang tuannya tak pernah memperhatikannya dan hanya menganggap nya angin lalu dan itu menyakiti hatinya, ia menekan urat nadinya di atas pohon ini berharap segera pergi meninggalkan dunia ini. Jan Hu karna kau memasuki tubuhnya maka mulai dari sekarang kau adalah Ling Hu '
"Malangnya nasib mu Ling Hu...yasudah karna aku yang mengambil alih tubuhmu maka semua orang yang berbuat buruk padamu berarti berbuat buruk padaku juga" ucap Jan Hu yang sekarang berubah menjadi Ling Hu
Halaman Belakang Istana.
"Bisa dibilang Kerajaan ini kaya juga ya, aku sudah berkeliling sampai sini masih saja terlihat mewah" ucapnya sambil menganguk-anggukan kepalanya
"Pangeran mengapa kau berada di sini~" ucap seorang wanita dengan nada yang merendahkan
Ling Hu pun berbalik kebelakang mencari sumber suara tersebut dan mendapati seorang wanita mungkin putri atau selir Ling Hu tak tahu.
'Siapa gadis ini? apa aku kenal? tunggu coba aku ingat memori Ling Hu ' ucapnya sambil terus berfirikir 'Ah...aku tahu dia adalah Ling Mei putri pertama kaisar Ling Huo dia suka merendahkan Ling Hu, tapi Ling Hu tak pernah membalas'
Setelah mengetahui informasi tentang Ling Mei dari ingatan lama Ling Hu, Jan Hu pun pergi meninggalkan ia sendiri disana.
"Hey! apakah kau tak tahu bagaimana norma di istana ini hah?! aku Putri besar Kaisar Kerajaan hu!" ucap Ling Mei berteriak
"Anak selir tetap lah anak Selir" balas Ling Hu menatap tajam Ling Mei
"Uhhh...ibu Permaisuri sangat menyayangiku dan saudara yang lain! ibu Permaisuri tak pernah menyayangimu!" ucap Ling Mei kembali berteriak
Tiba-tiba dada Ling Hu terasa sangat sakit hingga ia memegangi dadanya itu 'Ling Hu apakah kau sakit hati karna perkataannya itu?'
"Aku tak peduli tentang itu" ucapnya pergi menjauh
"Kau! Keparat Sialan!" balas Ling Mei marah
"Aku harus mencari tempat tinggalku...tapi dimana ya?" ucap Ling Hu pada dirinya sendiri
Setelah berkeliling istana mencari tempat tinggal nya disertai dengan caci maki pelayan maupun mentri yang melihat ia lewat, ia pun menemukan tempat tinggalnya.
"Setelah sekian lama akhirnya aku menemukanmu..paviliun Xue Feng" ucap Ling Hu
(paviliun Xue Feng : paviliun angin salju)
"Yang mulia anda kemana saja saya terus mencari anda!" ucap seseorang dengan pakaian seperti pengawal namun lebih sederhana.
"Kau siapa? aku tak mengenal mu" tanya Ling Hu
"Beneran Yang mulia?! saya adalah pelayan anda yang sudah menemani anda dari kecil hingga berumur 17 tahun yang mulia" ucapnya panik karna Tuannya tak mengenalnya
"Udah kau ini siapa? tidak perlu bertele-tele katakan saja" ucap Ling hu yang dibuat menunggu
"Saya ada Wu sang...pelayan serta pengawal yang selalu bersama anda yang mulia" ucap Wu sang
"Eh...kenapa aku tak mengenalmu?" tanya Ling hu
"Yasudah Pangeran ayo masuk dan beristirahatlah, makan malam kali ini anda tak usah menghadirinya" ucap Wu sang sembari mendorong Ling hu memasuki paviliun Xue feng
"Eh eh...kau ini siapa hah...jangan dorong-dorong woi nanti aku jatuh!" teriak Ling hu
Di dalam paviliun Xue Feng.
"Pangeran aku baru menyadari bahwa kau memakai anting" ucap Wu sang yang membuat Ling hu terkejut
"Anting?" tanya Ling hu
"Hmmm" jawab Wu sang mengaguk
Setelah diberitahu oleh Wu sang, Ling hu segera meraba telinganya dan ternyata betul, ia pun segera melepaskan anting tersebut untuk dilihat.
"Eh anting ini, bukannya yang aku beli seharga 100 cix" ucapnya sembari mengigat kejadian itu "Jangan-jangan karna ini aku berpindah ke sini!"
"Eh 100 cix? berpindah? Pangeran apa yang anda katakan?" tanya Wu sang
"Tidak apa...kau pergilah aku akan beristirahat disini" ucapnya sembari mendudukan tubuhnya diatas ranjang yang agak keras namun layak pakai
"Baiklah pangeran anda beristirahatlah sedari tadi anda terasa sangat aneh, hamba akan memberitahu orang-orang di ruang makan Istana" ucap Wu sang lalu keluar dari paviliun Xue feng
"Haih sungguh bosan padahal aku ingin melihat wajah orang-orang yang sering menindasku disana" ucap Ling hu sedih "Bagaimana jika aku menyamar saja, menjadi pelayan sepertinya ide yang tepat"
Setelah memikirkan ide tersebut Ling hu segera mencari pakaian pelayan yang bekerja di bagian penyediaan makanan keluarga Istana untuk melihat orang disana.
"Baiklah ini sudah cukup tinggal menghitamkan wajah dengan arang....siap!" ucap nya girang "let's Go"
Di ruang makan istana.
"Permisi kepala pelayan bolehkah saya bergabung untuk menyiapkan makanan para keluarga istana?" ucap seseorang yang tak lain adalah Ling hu
Setelah mendengar apa yang Ling hu inginkan, kepala pelayan tersebut meperhatikannya dengan seksama lalu berkata "Baiklah kau boleh ikut bawa nampan yang paling besar itu"
"Terima kasih!" ucapnya girang
Bagi Ling hu yang pernah menjadi pembunuh dengan tenaga yang besar nampan itu bukan apa-apa baginya.
"Ayo masuk dan hidangkan!" teriak kepala pelayan tegas
"BAIK!" ucap serentak seluruh pelayan yang ada
'Kesempatan yang bagus! tunggu...itu siapa? nampak familiar...eh..WU SANG?!' ucap Ling hu dalam hati
"Pangeran ketiga Ling hu tidak dapat ikut makan malam karna kurang sehat tolong sampaikan" ucap Wu sang
"Cih untuk apa menyampaikan nya kepada yang mulia toh dia cuman Pangeran yang tak berguna" ucap penjaga pintu disana
"Hei jangan kurang ajar! dia masih tetap seorang pangeran" ucap Wu sang tak terima Tuannya direndahkan
"Terserah...ah hidangan nya ya" ucap penjaga pintu itu yang langsung membukakan pintu
"Yang mulia makanan nya sudah siap" ucap kepala pelayan sembari menunduk
"Terima kasih atas kerja keras kalian...hidangkan lah lalu berdirilah di tempat kalian" ucap kaisar yang tak lain adalah Ling Huo
"Baik yang mulia...cepat hidangkan!" tegas kepala pelayan
Ling hu pun mendapat bagian untuk melayani Permaisuri yang tak lain adalah Ibunya sendiri.
"Entah mengapa aku merasa wajahmu asing anak muda" ucap Permaisuri Wei xiang sembari memandang wajah gelap Ling hu
"Hamba pelayan baru yang mulia permaisuri" jawab Ling hu
"Walau wajahmu gelap tapi aku yakin kau sangat tampan" ucap permaisuri Wei xiang lagi
"Terima kasih banyak yang mulia ku" ucap Ling hu menunduk lalu mundur beberapa langkah seperti yang dilakukan pelayan lainnya
"Bu tidakkah kau merasa suara pelayang baru itu tak asing" ucap Pangeran mahkota Ling Jiyun
"Ibu sempat berfikir seperti itu, ibu pernah mendengar suara seperti itu dimana ya" ucap Permaisuri mengingat-ingat
'Bahaya kalau sampai ketahuan' ucap Ling hu dalam hati
"Ayah, Ibu permaisuri Ling hu tidak ada disini untuk makan malam" ucap Putri ke2 Ling yeye
"Hmph Ling su itu dia semakin kurang ajar" dengus Ling mei
"Ada apa Mei'er apa dia melakukan sesuatu lagi?" tanya pangeran ke2 Ling gu
"Tak apa, menurut mu bagaimana adik Ling su" tanya Ling mei pada pangeran terkecil yang masih berumur 14 tahun itu
'Ling su? aku tak pernah mendengar nama ini di ingatan Ling hu' ucapnya heran tetapi ikut melihat siapa itu Ling su
"Aku tidak perduli tentang nya" ucap seseorang yang bernama Ling su
'Ling...su? wajahnya sangat mirip dengan Jan zu! namun dia sangat cuek...Jan zu apa itu kau yang sedang marah pada Kakak?' sedih Ling hu
"Hei pelayan baru! ada apa denganmu" ucap Ling su
'CELAKA!'
...----------------...
Yo minna terima kasih sudah membaca...bagi yang ingin lihat visual untuk para pemeran yang author rasa lebih mencolok di chapter ini...author kasih visualnya. dibawah ya.
Visual Dari Pemeran Utama : Ling Hu
Visual Dari Wu sang
Karna Ling Mei Juga Banyak Bagian nya Di chapter Ini
Jadi Author Juga Kasih Visualnya Ling Mei.
...----------------...
Jangan lupa dukung dan vote author ya Arigatou
😀👋
Karna sudah tertangkap ingin menangis di ruang makan itu Ling hu terus memutar otaknya untuk mencari alasan yang masuk akal.
"Yang mulai pangeran Ling su pelayan ini sangat kelelahan sehingga mengantuk dan mengeluarkan bulir air mata" jelas Ling hu berbohong
"Apa kau tak istirahat pelayan muda?" tanya kaisar Ling huo
"Hamba baru saja tiba di istana Yang mulia dan belum sempat beristirahat" jawab Ling hu
"Karna kau sudah bekerja keras malam ini kau pulang duluan dan istirahatlah kau paham?" ucap Permaisuri Wei xiang
"Ampun seribu ampun Yang mulia Permaisuri" ucap Ling hu sembari berlutut
"Bangunlah, ibu Permaisuri memerintahkan mu cepat laksanakan! iyakan ibu" balas Ling yeye
"Ye'er kau benar sekali" ucap Selir Ning yun
"Terima kasih banyak! semoga keluarga istana dan kerajaan Hu diberi kebahagiaan selamanya" ucap Ling su menunduk "Hamba permisi"
Diluar ruang makan.
"Fiuhhh aku kira akan ketahuan, aku akan pergi kedanau kecil dulu lah untuk membersihkan wajahku ini" ucap Ling hu
Ling hu pun berkeliling mencari danau kecil dan akhirnya ia mendapatkannya.
"Wah..danau yang indah, hmmm airnya segar cuci terozz" ucapnya sambil terus membersihkan wajah nya
"Kau...siapa dirimu! tolong! ada penyusup di kediaman Tanhuang milik selir Liang xin!" teriak seseorang
(Tanhuang : musim semi)
Karna merasa terancam Ling hu pun segera melsat kebelakang gadis tersebut yang ternyata selir itu sendiri dan menutup mulutnya.
"Bibi diamlah! aku hanya mencuci muka ku saja aku tidak merusak danaumu!" ucap Ling hu
"Hmmmm hmm hmmm (Ling hu kau sialan mengapa kau ada dikediaman ku!) "
Ternyata teriakan selir Xin membuat orang yang berada di ruang makan sadar dan segera menuju ke kediamannya yang hanya berada di belakang ruang makan.
"Ada apa ini!" tegas kaisar Ling huo yang datang bersama rombongan di ruang makan termasuk Wu sang
Tiba-tiba selir Xin mengigit tangan Ling hu sehingga membuat ia melepaskan tangannya.
"Yang mulia hamba takut! tadi hamba ingin membersihkan diri hamba di danau ini namun hamba melihat pangeran Ling hu disini entah apa yang ia lakukan" adu selir Xin
"Apakah itu benar Ling hu?! hadap kemari!" tegas kaisar Huo
Ling hu pun segera berbalik menghadap ayahnya dan rombongan lainnya.
"Maafkan aku, aku hanya mencuci wajah ku saja disini, aku tidak melakukan apapun..." ucap Ling hu sambil menatap wajah rombongan itu yang terlihat terkejut "Eh...kalian kenapa? apakah ada arang diwajahku?"
"Apa kah benar Ling hu?" tanya permaisuri Xiang
"Tentu saja aku Ling hu, memang nya siapa lagi?" tanya Ling hu bingung
Ternyata setelah ia membersihkan wajahnya yang ia beri arang itu menambah ketampanannya ditambah mata biru yang sebenarnya milik Jan hu di kehidupan modern.
"Baiklah...mengapa kau menggoda ibu selir Xin?" tanya Kaisar
"Aku tak menggodanya lagi pun siapa yang ingin menggoda wanita tua sepertinya" jawab Ling hu tak peduli
"Ling hu pokoknya karna kau sudah menyelinap masuk ke dalam kediaman selir Xin maka kau harus ayah hukum!" tegas kaisar Huo
"Hukum lah aku tak perduli ayo Wu sang kita kembali" ucap Ling hu tak perduli dengan sekitarnya
Saat ingin beranjak pergi dari tempat itu bersama Wu sang, Ling hu melirik sebentar kearah Ling su dan tersenyum sendu padanya.
"Ayah Ling hu semakin kurang ajar berani sekali dia itu!" ucap Ling mei setelah Ling hu semakin menjauh
"Ya ayah, beri saja dia hukuman yang sangat berat!" ucap Ling jiyun
"Hukuman berat ya..kurasa kita cabut saja gelar pangeran nya" tambah Ling ge
"Kalian jangan berbicara sembarangan, bagaimana pun juga Ling hu masihlah pangeran negara kita" ucap Ling yeye
"Anu...Kakak-kakak sekalian...pria tadi dia tersenyum menyedihkan saat menatapku" ujar Ling su
"Jangan hiraukan Su'er sayang, anak itu sedang merendahkan mu" timpal permaisuri Xiang
"Kita sudahi malam ini, segeralah beristirahat besok ayah ada sebuah berita yang penting" ucap kaisar Huo menyudahi pembicangaan kurang faedah itu
"Baik!" jawab mereka bersamaan.
Di ling hu.
'Ukh dada ini semakin lama semakin sakit ukh...Ling hu aku tahu kau sedih namun sekarang bukan waktunya' ucap Ling hu didalam hati
Menyadari bahwa Tuannya berjalan sepoyongan membuat Wu suang khawatir.
"Tuan apakah kau baik-baik saja?" tanya Wu suang
"Aku tak apa, kau segeralah beristirahat aku pergi dulu" ucap Ling hu yang langsung melesat bagai bayangan yang membuat Wu suang terkejut setengah mati
'Sebenarnya tuan bukannya tidak berguna hanya saja ia menyembunyikan kemampuannya' ungkap Wu suang dalam hati
Di Paviliun Xue feng.
"Ukhh...ukh...hah hah haa...rasa sakitnya mulai hilang kurasa aku beristirahat saja untuk mengakhiri semua kejadian ini" ucap Ling hu yang mulai membaringkan tubuhnya di kasur.
Ling hu pun terlelap dalam tidurnya karena banyak sekali hal yang terjadi hari ini...besok adalah hari dimana ayahnya akan mengumpulkan mereka semua di aula utama istana tempat singasana Kaisar.
Pagi Hari.
"Huaahhhh Good morning saiton, hah mandi pagi aja lah ntar aku di caci lagi karna telat" ucap Ling hu yang baru saja membuka matanya.
Ia pun segera membersihkan dirinya lalu mengenakan pakaian yang tak terlalu mewah namun elegan jika ia yang memakainya, pakaian berwarna hitam merah dengan sedikit pencampuran dengan abu-abu, lalu ia mengikat rambutnya seperti ekor kuda.
"Tuan apakah kau sudah siap?" tanya Wu suang yang ternyata sudah menunggu di luar
"Hmmm aku sudah siap, ayo Xiao wu" ucap Ling hu
"Sesuai perintah anda tuan"yaampun tuan baru saja memanggilku dengan sebutan Xiao wu' senang Wu suang didalah hatinya.
Tibalah mereka di aula utama istana yang ramai dengan manusia hingga diluar juga ramai, ternyata ada sayembara untuk para gadis dan juga pria muda jika mereka berbakat akan memiliki kesempatan untuk menjadi istri atau suami dari anak-anak kaisar itu kecuali Ling su.
"Ukh...permwisi hei...akh perhatikan jalan mu! yaampun mereka ini sangat pwuftt" ucap Ling hu yang diberikan bokong oleh orang yang datang "YAAMPUN APA SIH INI!"
"Tuan tenanglah katanya kaisar mengajukan perjodohan bagi anak-anaknya, yang datang ini dari kalangan bangsawan,warga asing,atau kalangan biasa yang bermimpi" jelas Wu suang
"Aku tak perduli itu tapi orang-orang ini selalu memberikan aku bokong mereka" marah Ling hu "Aku ingin menebas kepala mereka lalu mereka terjatuh dan mengeluarkan darah mereka lalu aku akan memotong bokong mereka sehingga mereka tak memiliki bokong lalu aku akan meminum darah mereka serta memanggang daging mereka hah..hah..hah rasanya sangaaat....enak!" ucap Ling hu lagi yang sedang kehilangan kesadarannya dan mengeluarkan aura mengintimidasi yang sangat pekat.
"Tu..tuan..kurasa tak perlu segitunya" jawab Wu suang merinding
"Ihihihihi tapi aku menginkan nya aku Ling hu boleh dicaci tapi tidak boleh dipermalukan hehehe...pedang...pedang...aku butuh pedang" ucap Ling hu
"TUAN SADARLAH" ucap Wu sang yang memukul kepala Ling hu "Ukh...jangan..dipukul juga"
"BERI JALAN KELUARGA DARI 5 KERAJAAN TELAH TIBA"
"5 kerajaan? apa yang akan mereka lakukan" ucap Ling hu dengan kepala bendol nya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!