Mita tidak melepaskan senyumnya hari ini, dari mulai pergi ke kantor sampai duduk di kursi kerajaannya. Hari ini tepat Mita berumur dua puluh lima tahun, wanita yang mempunyai nama lengkap Saramita ini bekerja di Perusahaan terbesar yang ada di Asia, tetapi dia hanya Staff bagian administrasi biasa.
Tidak ada kelebihan sama sekali, Mita wanita yang cantik, rambutnya panjang lurus dengan mata bulat berwarna coklat. Banyak yang suka dengan Mita tetapi hanya dianggap angin lalu oleh Mita, dia masih ingin menikmati kesendiriannya dan bersenang-senang dengan para idolanya.
"Mita, hari ini jadi ngerayain ulang tahun kamu di Club?" tanya Soraya yang juga baru datang dan langsung menuju meja Mita yang letaknya di ujung dekat jendela.
Ruangan mereka berada di lantai dua puluh lima dan jauh dari para bos mereka yang letaknya di lantai paling atas gedung perkantoran mereka. Yang jelas karyawan rendah seperti mereka tidak akan di pandang oleh para bos mereka. Apalagi para karyawati di sini semua cantik-cantik.
Masuk ke dalam perusahaan ini yang dilihat pertama kali adalah kecantikan, jelas itu akan dimenangkan Mita tetapi untuk kualitas, Mita hanya lulusan universitas swasta biasa. Tidak ada yang lebih!
"Jadi dong!" seru Mita dengan senyum paling cantiknya. Mita mendatangi teman-temannya satu-satu hanya untuk meminta mereka mengucapkan selamat.
"Mbak Fitri, hari ini Mita ulang tahun, kasih selamat dulu dong," ucap Mita pada atasan tertinggi setingkat di atasnya. Fitri berdecak kesal pada Mita.
Tidak ada orang ulang tahun tidak tahu diri seperti Mita yang meminta temannya mengucapkan. Padahal mereka sudah berencana akan mendiamkan Mita seharian. Namun, harus gagal karena ulah wanita gila ini yang datang sendiri ke mejanya.
"Kamu memang perusak Mita, padahal kami sudah menyiapkan surprise untuk kamu," ucap Fitri sambil memencet hidung mancung Mita. Fitri memang tidak menyangkal Mita adalah wanita yang paling cantik di kantor ini. Hanya sayangnya Mita selalu menggunakan rambut palsu pendek dan tahi lalat di pipi jika ingin keluar dari ruangan mereka.
Banyak orang tahu, Mita wanita biasa dan tidak ada cantiknya sama sekali, apalagi tahi lalat yang mirip tompel dan berambut seperti itu, mana ada yang mau dengan Mita. Tetapi bagi yang tahu wajah asli Mita, mereka jelas mengidolakan wanita cantik ini.
Sesekali Mita menggunakan tampilan aslinya, pernah dia ditegur atasan tetapi alasan Mita karena keamanannya.
Mita tidak pernah masalah, yang penting di luar dia akan tampil memukau, cukup teman-temannya yang tahu kalau dia wanita paling cantik.
Untuk yang lain, Mita selalu merahasiakannya meski mereka sudah tahu aslinya. Tidak tahu apa alasan Mita seperti itu. Mereka juga bingung.
"Sudahlah Mbak, Surprise seperti itu basi tahu gak," ucap Mita terkekeh dan kembali lagi ke meja kerjanya. Anehnya Fitri tidak masalah melihat Mita yang berdandan aneh seperti itu. Meski banyak juga yang tahu wajah asli Mita sebenarnya. Apalagi saat melamar di Perusahaan. Mita tidak akan mungkin diterima kalau dia jelek.
Mita bilang, berdandan seperti ini akan melindungi dia ketika pulang kerja. Daerah perumahaan rumahnya tidak aman. Wanita cantik sering sekali menjadi bahan godaan tempat tinggal Mita.
"Mbak, kita itu emang gak akan pernah bisa kasih kejutan buat Mita, lihat aja, tiap tahun pasti dia minta sendiri minta di ucapin ulang tahun, gak asik banget deh," ucap Soraya mencibir. Sedang teman yang se ruangan dengan mereka hanya tertawa dan menggeleng melihat tingkah wanita cantik satu ini.
"Kalau kalian mau beliin aku kue, aku minta di ganti yah, ganti sama tumpeng aja, kalau gak ganti sama uang, bagus tu! Ada kan, kue yang isinya uang di buat panjang gitu, lumayan buat bayar kost," ucap Mita terkekeh.
Sedang Siska yang juga baru sampai, tertawa melihat kelakuan gila wanita ulang tahun satu ini.
"Gak ah, rugi! Kami gak bisa ikut menikmati kuenya, enakan di kamu dong," ucap Siska menarik sebelah sudut bibirnya.
Belum mulai kerja, bunga sudah mulai berdatangan di meja Mita, kado dari ukuran kecil sampai yang besar juga penuh di meja Mita.
Ah, itu pasti para penggemar Mita dari lantai satu sampai lantai lima puluh dua.
Eh, jangan lupakan kalau Mita juga punya penggemar Direktur Marketing di perusahannya. Sayang hanya menjadi candaan Mita saja. Lagian laki-laki playboy seperti itu. Mita tidak akan pernah menyukainya.
"Kalian pernah gak sih lihat CEO baru kita, katanya ganteng yah?" tanya Soraya sambil menghidupkan komputer yang ada di depan wajahnya.
Memulai aktivitasnya hari ini. Mita menggeleng dan tidak peduli. CEO seperti itu tidak akan mungkin peduli dengan bawahan seperti mereka.
"Banyak yang bilang gitu, tapi aku gak pernah lihat, gak mungkin juga lihat, gak pernah berurusan sama orang penting di atas," tunjuk Mita dengan senyumnya.
Baguslah, kalau dia berurusan dengan para boss pasti akan sangat rumit untuk Mita.
"Mbak Fitri sudah pernah lihat?" tanya Siska yang masih kepo tingkat maksimal dan luar biasa. Siska tidak akan selesai bertanya kalau belum menemukan bagaimana orangnya.
Perusahaan ini baru beralih kepemimpinan, bukan karena bangkrut karena memang CEO baru adalah pewaris dari Group Philipha.
"Pernah sekali, waktu perkenalan tapi Pak Ammer nya sedang Flu dan pakai masker, jadi aku gak lihat wajahnya," ucap Fitri memberi tahukan sebagian yang dia tahu.
"Tapi orangnya tinggi dan suaranya sexy banget loh, terus tubuhnya itu bagus dan sepertinya kekar sekali," lanjut Fitri yang tidak berhenti memuji CEO baru mereka.
"Sayang Mbak Fitri belum lihat," ucap Mita memanyunkan bibirnya. Mita memang paling suka sekali menggoda lelaki tampan di kantor mereka. Meski awalnya mereka risih melihat tampilan jelek Mita tetapi ketika di tolak dengan tampilan seperti itu, Mita pernah dengan jelas membuka topengnya dan menggoda lelaki yang menghinanya. Lalu dengan mudah juga Mita menolaknya ketika dia menyukai Mita.
Ah, semua lelaki sama. Setelah melihat kalau Mita cantik. Pasti semua lelaki suka dan malah mengejarnya.
Lelaki seperti itu bukan tipe Mita, Mita belum menemukan laki-laki yang membuatnya bergetar ketika melihatnya.
"Lihat aja di Koogle, pasti ada," saran Soraya mengedikkan bahunya. Hari gini, ngapain mereka repot-repot, pasti ada tentang Ammer Philip, CEO Group Philipa.
Mita pun mencari di Koogle dan tidak menemukan apapun mengenai data diri pemilik perusahaannya.
"Gak ada loh, kok bisa gak ada? Perusahaan kita ini paling besar di Asia dan Pak Philip itu, orang terkaya di Indonesia dan nomor sepuluh di dunia," ucap Mita tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sedang untuk Ayah dari Pak Ammer, Pak Philip sendiri ada di Koogle.
Aneh sekali!
"Mungkin di rahasiakan kali, kita tidak tahu! Mita, itu kue yang di atas meja kamu, gak ada niat buat di tiup sama di potong, belum sarapan nih Mbak Fitri," ucap Fitri mengelus perutnya yang rata pagi ini.
"Okey kita potong yah!"
Mereka menyudahi pembicaraan mereka pagi ini, hari ini akan sangat panjang untuk Mita dan teman satu ruangan dengannya. Selain awal bulan, mereka juga harus membuat banyak laporan dan melaporkannya.
Melelahkan!
Visual Saramita
Bersambung....
Pekerjaan Mita hari ini selesai hampir jam tujuh malam. Memang teman se ruangan Mita akan pergi ke Club malam hari ini, mereka akan menghabiskan uang Mita, sebagai yang ulang tahun harus mentraktir. Kebiasaan mereka setiap ada yang ulang tahun dan buruknya mereka akan mencari Club malam mewah yang ada di Jakarta.
Untung Mita sudah lama menabung untuk mentraktir temannya. Ada Fitri, Siska dan Soraya. Mereka hanya ber empat dan untuk masuk saja, Mita harus merogoh koceknya sampai lima juta untuk orang empat.
Benar-benar harga yang fantastis untuk pegawai rendah seperti Mita.
"Mbak Fitri, sudah selesai apa belum?" tanya Mita. Mita dan temannya sudah menunggu hampir satu jam. Fitri masih belum selesai mengirim laporan awal bulannya pada pimpinan satu tingkat lebih tinggi dari Fitri yang seorang supervisor di ruangannya.
"Sebentar lagi yah," ucap Fitri dengan wajah meringis. Laporan ini sangat penting dan tidak bisa di tunda. Kalau besok Fitri mengirimkan laporannya, dia pasti akan mendapatkan cacian dari bossnya.
"Lama banget Mbak, Soraya lipstiknya sudah kering, ini yang ke tiga kali dia touch up," ucap Mita tertawa melihat kelakuan Soraya yang siap ke Club malam. Bahkan mereka sudah siap baju ganti dan akan tampil cantik malam ini.
Begitu juga Mita, malam ini dia juga tidak menggunakan rambut palsu Jenita Janet yang pendek apalagi tahi lalat di pipi itu, sumpah akan membuat temannya menarik paksa rambut palsu itu kalau sampai Mita masih menggunakannya.
Mereka tidak akan menutupi kecantikan Mita malam ini.
Karena lama menunggu Fitri, Mita memutuskan untuk berganti pakaian terlebih dahulu. Mita menuju ke luar dan menggunakan toilet di lantai atas, karena toilet di ruangan mereka sedang di perbaiki.
Sengaja Mita tidak menggunakan Lift karena hanya naik satu lantai. Mita menggunakan tangga darurat naik ke lantai atas.
Bunyi sepatu Mita bergema di ruang tangga darurat.
"Awww ...." Seseorang lelaki menabrak pundak Mita dengan keras. Mita hampir saja terjatuh dari tangga.
Aduh gak hati-hati banget sih jalannya.
Bahkan laki-laki yang menabrak Mita tidak minta maaf apalagi menoleh ke arahnya. Benar-benat membuat Mita sangat kesal. Namun, Mita tidak terlalu peduli dan kembali naik ke atas.
"Siapa sih tadi?" tanya Mita. Mita masuk ke dalam toilet. Dengan cepat Mita mengganti pakaiannya dan kembali turun ke ruangan. Semua temannya sudah siap dan mereka akan pergi ke Club malam itu.
Sebenarnya ini terlalu cepat. Mungkin Mita akan memutuskan makan malam dulu dengan teman-temannya.
Tampilan Mita membuat para temannya pangling. Wajar saja Mita menutupi jati dirinya kalau pulang. Andai Mita pulang dengan wajah seperti ini.
Bisa-bisa hilang mahkota Mita. Mita malam ini menggunakan dress tali spaghetti strap dengan jenjang kaki yang terlihat sangat indah dan mempesona.
"Gila, cantik banget cuy," ucap Siska melihat tampilan Mita dari atas sampai ke bawah. Mita sedikit bangga pada dirinya malam ini. Tentu saja malam ini temannya tidak akan malu punya teman cantik seperti Mita.
Terkadang kalau Mita sedang normal, Mita tidak menggunakan tahi lalat dan rambut palsu ke kantor. Sayangnya ke normalan Mita sangat jarang sekali terjadi.
"Cantik kan, aku! Cermin, katakan padaku, di ruangan ini siapa yang paling cantik?" tanya Mita. Mita bercermin di kaca kecilnya dan sengaja membuat teman-temannya tertawa.
"Jelas aku," jawab Soraya dengan malas.
Siska dan Fitri hanya menggeleng melihat kelakuan dua orang gila ini, meski gila tetapi Fitri suka punya bawahan seperti mereka. Selalu bercanda tawa bersama. Berbagi suka dan duka bersama.
Sama seperti keluarga sendiri.
"Iya kalian yang paling cantik di dunia ini," ucap Fitri memutar bola matanya malas.
"Apaan sih mbak?" tanya Mita dengan menutup cerminnya dan mengaitkan tangannya pada lengan Fitri. Mereka sudah siap ke Club malam.
Dan pakaian yang mereka gunakan pun mengikuti aturan Club malam. Semakin pendek maka akan semakin bagus.
Semakin menggoda, kalau bisa hanya mengenakan dalaman saja pikir Mita. Malam ini apakah mereka akan menemukan jodoh di sini. Karena diantara ber empat ini hanya Fitri yang sudah punya tunangan dan akan segera menikah. Sedang mereka bertiga mungkin akan menjomblo abadi selamanya.
"Mbak, kita makan dulu yah," ucap Mita menujuk salah satu restoran yang mereka sering datangin. Malam ini semua Mita yang traktir. Mereka hanya duduk cantik, makan sampai kenyang.
Mereka ber empat pergi menggunakan mobil Fitri karena hanya Fitri yang punya mobil diantara mereka. Mita tidak punya karena tidak di bolehkan oleh orangtuanya.
Mita sudah pernah menabrak anak kucing dan pemilik kucing menangis histeris karena kehilangan kucingnya. Yang membuat Mita bingung. Pemilik kucing tidak tahu malu, minta supaya Ibu kucingnya hamil lagi.
Terpaksa Mita mencari kucing laki-laki yang genit untuk menggoda ibu kucing yang sedang kehilangan anaknya.
Kembali lagi ke restoran. Mita dan teman-teman mulai mencari pesanan sebanyak mungkin karena kapal lagi Mita ulang tahun. Sekali dalam seumur hidup dan biarkan Mita bangkrut malam ini.
"Bebas pilih mau makan apa aja," ucap Mita dengan sombongnya.
"Bener yah," tunjuk Siska dengan semangat. Jangan sampai Mita tidak ada uang karena mereka sudah buntu, tagihan kartu kredit dan lain-lain sudah meronta minta agar mereka membayar. Mereka tahu sendiri, akan ada yang menagih dan itu sangat membuat pusing. Mengganggu sekali!
"Bener, jangan takut. Kalian tinggal pilih mau makan apa," ucap Mita tersenyum.
"Okey!" Soraya dan Siska menjawab serempak.
Lihat saja, bulan ini Mita harus menjerit karena tidak ada uang.
Tanpa ragu mereka bertiga memesan ini dan itu, membuat Mita menelan salivanya.
Sepertinya temannya akan merampok. Mereka seperti tidak makan sebulan.
"Kalian yakin akan habis semua?" tanya Mita mulai sedih dengan yang teman-temannya pesan. Semua mahal dan Mita hanya meringis dalam hati.
Bulan ini, aku pasti mati!
"Habis dong, dari siang sengaja gak makan. Soalnya tahu kamu ulang tahun, sayang kan, kalau tahu diajak makan tapi sudah kenyang," ucap Fitri, senyum Fitri berkembang menunjukan deretan gigi putihnya.
"Awas yah kalian kalau gak habis," ancam Mita. Mita sangat percaya kalau ini tidak akan habis. Mereka hanya lapar mata.
A Few Moment Later...
Ternyata apa yang Mita duga salah. Mereka menghabiskan makanannya dengan lahap.
"Hahahah ... lapar banget yah kita, sampai habis semua," ucap Soraya tertawa mengejek. Mita hanya menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Body aja kurus tapi makan mirip Samson. Wanita apa bukan pikir Mita. Jangan sampai lelaki tahu kalau mereka kuat makan. Pasti tidak akan ada yang mau. Untung Fitri sudah Sold Out.
Mita dengan malas melihat tagihan makan mereka dan lumayan membuatnya miskin bulan ini.
"Kita langsung ke Club aja yah Mbak," usul Mita. Malam ini sepertinya Mita akan menginap di tempat Soraya karena pulang larut dan masuk ke dalam lorong tempat kostnya. Terus terang membuat Mita ketar ketir.
Sesampainya di Club malam, setelah mereka di cek kepantasan untuk masuk. Mereka sukses masuk ke dalam dengan pesona yang membuat kaum Adam tidak melepaskan pandangannya dari sosok empat wanita cantik dan ada satu wanita yang paling cantik diantaranya.
Mita memang selalu sukses menjadi pusat perhatian lelaki.
To Be Continued
Di dalam Club, mereka berempat mencari Table di tengah, Mata mereka mulai berkeliling mencari yang tampan-tampan dan sedikit mengedipkan mata. Siapa tahu mendapatkan minum gratis malam ini, masuk saja sudah mahal apalagi bayar minuman.
Mita mengibaskan rambutnya ke belakang, melipat bibirnya lalu dengan matanya yang bulat melihat keseliling. Belum ada yang membuatnya tertarik sampai saat ini.
"Mita, ada bule dari tadi lirik kamu terus," ucap Siska melihat bule tampan yang sedari tadi melihat Mita dari ujung rambut sampai kaki. Sepertinya suka dengan Mita.
Mita pun melihat bule yang dimaksud Siska.
OMG! Ganteng banget itu bule. Gak tahu dari mana tapi ganteng banget. Buat hati ini deg-deg serr ….
Mita tersenyum menggoda lalu mulai mengedipkan matanya. Melihat apa bule itu akan tertarik padanya atau tidak.
"Mita bule itu kesini!" seru Soraya menggebu-gebu melihat bule yang dimaksud Siska tadi menerima kode keras yang dikirim Mita hanya dengan kedipan matanya.
Siapa sih yang tidak suka dengan Mita, cantik, body okey, rambut panjang, tinggi, hidung mancung, suara lembut. Sempurna untuk seorang wanita hanya kadang tingkah lakunya tidak sama dengan wajahnya. Bisa dibilang kelakuannya suka aneh. Apalagi kalau dia sudah pakai rambut palsu dan tahi lalat di pipi yang tidak penting itu.
"Hallo," ucap si bule menyapa Mita dengan senyum tampannya.
Mau mati aku! Ganteng banget setelah dekat gini. Ini benar manusia apa Dewa, kok bisa ganteng banget.
Mita hanya bisa memuji ketampanan si bule dari hatinya sambil tersenyum dengan cantiknya. Menyodorkan tangannya pada bule tampan malam ini.
"Zaky," ucap bule tadi mengenalkan namanya.
"Mita," jawab Mita dengan lembut dan manja. Sengaja sekali Mita mengaitkan rambut ke telinganya. Zaky tersenyum ramah dengan teman Mita.
Zaky bahkan tidak tahu kalau ke tiga teman Mita sudah hampir mau mimisan melihat Zaky yang kadar ketampanannya diatas rata-rata.
Ini bukan manusia!
Soraya tidak mampu mengedipkan matanya dan hanya terperanga menatap bule tampan di sampingnya. Tentu saja bule ini suka dengan Mita.
"Kalian belum pesan minum?" tanya bule dengan bahasa Indonesia. Ternyata Zaky bisa bahasa Indonesia. Baguslah! Jadi Mita dan teman-temannya tidak perlu sok-sok an, menjawab dengan bahasa Inggris.
"Belum," jawab Fitri seolah tahu maksud dari ketiga temannya yang ingin gratisan. Padahal malam ini Mita yang traktir. Mereka memang saling mengenal satu sama lain, bahkan tanpa berbicara sekalipun dengan gerakan kode mata saja. Fitri langsung bergerak cepat!
"Pesan apapun yang kalian inginkan, aku yang bayar!" seru Zaky dengan gentlenya.
"Benar yah? Kebetulan aku sedang ulang tahun hari ini," ucap Mita. Padahal Zaky tidak bertanya, Mita malah memberitahu sendiri ulang tahunnya. Siapa tahu dapat hadiah lebih dari bule.
"Selamat ulang tahun Mita, aku tidak menyiapkan kado untukmu, mungkin lain kali kita bisa bertemu lagi," ucap Zaky menatap Mita dengan lembut.
Zaky suka melihat wanita di depannya ini. Cantik dan sangat jujur. Tidak jual mahal dan senyumnya cantik sekali.
"Bisa aku simpan nomor ponselmu?" tanya Zaky sambil mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Mita.
Mita dengan lembut mengambil ponselnya dan mencatat nomor ponselnya pada Zaky. Setelah itu Zaky sengaja memesan wine yang mahal malam ini, untuk merayakan hari ulang tahun Mita.
Sedang teman Mita yang lain, berjoget dengan riang malam ini, menghabiskan waktu tengah malamnya. Besok hari libur, mereka tidak perlu datang pagi dan bisa tidur sampai siang.
Sedang Zaky dan Mita mengobrol dan saling menggoda satu sama lainnya. Mita ahli dalam membuat laki-laki bertekuk lutut dengannya.
Dalam sebentar saja Zaky benar-benar menyukai cara bicara Mita dan cara Mita membuatnya tertawa.
"Jadi kamu kerja di Jerman?" tanya Mita dengan lembut. "Mungkin suatu saat aku bisa diajak ke Jerman," lanjut Mita mencari tahu tentang sosok Zaky.
"Yah, aku kerja di Jerman, hanya kerja biasa. Karyawan biasa," ucap Zaky berbohong. Zaky tidak mau memberitahu jati dirinya pada Mita. Dia tidak mau memberitahu kalau dia seorang pemilik perusahaan mobil terbesar di Eropa.
"Kamu suka merendah Zaky, tidak mungkin karyawan biasa bisa membeli wine semahal ini," ucap Mita yang tidak percaya.
Mita tidak bodoh. Wine yang dipesan Zaky mencapai seratus juta satu botolnya dan dia bilang hanya karyawan biasa.
Hehh.
Jelas saja Mita tidak percaya. Namun, dia tidak peduli Zaky siapa dan kerjanya apa. Toh, mereka hanya kenalan biasa dan hanya malam ini.
"Kamu tidak ikut turun dengan temanmu," ucap Zaky melihat teman Mita yang sudah mulai mabuk dan Berjoget tidak menentu dengan pasangan yang mereka cari malam ini.
Mita hanya melirik temannya dan menggeleng. Padahal minum gelas kecil tetapi sudah membuat mereka mabuk dan menggila.
"Tidak! Aku mau menemani kamu disini," ucap Mita dengan lembut. Zaky tersenyum senangnya. Meski dia tidak tahu itu hanya kata untuk menggodanya atau Mita jujur mengatakannya.
Ponsel Zaky berdering dan dengan cepat Zaky mengangkatnya. Ini telpon penting dari asistennya dan tidak biasanya asistennya menelpon larut malam seperti ini, pasti ada berita penting.
"Mita, aku permisi sebentar, ada telpon dari temanku," ucap Zaky menjauh dari kerumunan dan suara bising yang ada di Club malam.
Zaky pergi keluar Club dan Mita masih duduk cantik dengan mata kaum Adam yang ikut menatap Mita dari jauh. Mereka tidak berani mendekat karena Mita sudah ada lelaki yang menemaninya.
Namun, ditunggu lama. Zaky tidak kembali lagi dan terus terang saja. Zaky belum membayar Wine mahal dan makanan yang mereka pesan malam ini. Mungkin makanan masih bisa Mita bayar karena itu hanya makanan ringan tetapi Wine yang dipesan Zaky.
Itu mahal sekali!
Sedang teman-temannya sudah pulang karena sudah mabuk. Mita ditinggal sendiri. Mereka tidak tahu kalau Zaky tidak kembali. Mita sengaja menunggu selama ini.
"Hhmmm … gimana dong kalau Zaky gak kembali lagi?" tanya Mita meringis dan menggigit bibirnya. Sebentar lagi Club akan tutup dan Mita sudah mendapatkan tagihan malam ini.
Awas aja kalau ketemu Zaky lagi, aku marahi dia.
Ponsel Zaky mati dan Mita tidak tahu harus menghubunginya kemana lagi. Keringat dingin sudah berlumuran dari pelipis rambut Mita.
Dengan tidak tahu malunya. Mita meminta tolong pada lelaki yang masih duduk bersama dengan temannya.
Mita sudah sedari tadi memperhatikan lelaki itu ketika baru masuk club, sayang lelaki tampan itu tidak memperhatikan Mita dan Mita hanya mendapatkan perhatian dari bule tampan yang ternyata menipunya malam ini.
Kesal sekali!
"Permisi," ucap Mita mengganggu laki-laki tampan yang Mita tidak kenal siapa itu. Lelaki itu pun melirik Mita dengan mengkerutkan keningnya.
Siapa wanita ini, aku tidak mengenalnya?
"Hmmm … boleh aku pinjam uang?" tanya Mita ragu dan menggigit bibirnya.
Aduh gila, dia tidak menyangka bisa se tidak tahu malu ini. Meminjam uang pada lelaki yang dia tidak kenal sama sekali.
"Untuk apa aku meminjamkan uang padamu, apa kita saling mengenal?" tanya lelaki tampan itu dengan ketus.
Bahkan kecantikan Mita tidak membuat sang lelaki takluk dengan Mita.
"Ammer, jangan seperti itu. Kalau kamu tidak ada, biarkan aku meminjamkannya!" seru salah satu teman laki-laki ketus yang ternyata bernama Ammer ini. Dia hanya menggoda Ammer.
Ammer berdiri dengan tegap di depan Mita dan menunduk menatap mata Mita yang sudah berkaca-kaca. Dia takut sekali kalau algojo Club ini akan menghukum Mita atau malah menjualnya dengan lelaki untuk membayar hutangnya malam ini.
"Tolonglah!" seru Mita memohon.
To Be Continued….
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!