NovelToon NovelToon

MEMORI LAMA

Pt1

Duar.... Duar.... Duar ...

Suara kembang api menghiasi langit malam, langit yang gelap gulita menjadi sangat indah. Orang-orang bersenang-senang bersama orang tersayang mereka.

...

Tania melihat kearah langit, Tania berharap keajaiban terjadi di keluarga nya. Rasanya Tania sudah sangat malas pulang kerumah karena Tania males mendengar dan melihat orang tuanya bertengkar.

...

Tania mengabaikan telepon dari keluarganya. Rasanya Tania sudah sangat muak dengan semua ini. "Sebenarnya papah sama mamah berantem kenapa sih? Bikin sebel deh", ucap Tania.

Jam 24.00 WIB

Tania masih ditaman entah mengapa dia nyaman dengan suasana taman yang sudah mulai sepi.

Lagi-lagi handphone nya berbunyi saat Tania melihat ternyata kak Edward, Tania berniat mengabaikannya tapi kak Edward tak berhenti-henti menelepon.

"Halo, kenapa kak?", Ucap Tania.

"Kamu dimana?, semuanya khawatir sama kamu jam segini belum pulang!", Ucap kak Edward.

"Kenapa pada peduli, aku males kak dirumah, aku males denger mamah sama papah bertengkar!", Ucap Tania kesal.

Edward paham adiknya sudah lelah, Edward juga sudah muak dengan semua ini.

"Kamu dimana kakak jemput, gak usah protes jawab aja dimana?", Ucap Edward.

"Taman Sri Boga", jawab Tania.

Tania langsung mematikan handphone nya.

15 menit kemudian...

Seseorang memegang bahu Tania, saat Tania menoleh yap kakaknya datang.

"Ayo pulang!", Ucap Edward.

Sambil menarik tangan Tania, Tania menurut saja.

Saat masuk mobil tak lama Tania langsung tertidur. Edward menoleh kearah adiknya, Edward merasa kasian dengan adiknya. Edward gak mau adiknya menjadi anak broken home.

...

Kediaman keluarga Bapak Iwan & Ibu Yuli...

Edward menggendong Tania masuk kerumah..

"Kenapa adik kamu?, Kenapa jam segini baru pulang, ngapain dia", ucap Pak Iwan, dan menatap sinis Edward.

"Pah, papah kalo punya masalah sama mamah , bisa gak ... Gak usah berantem dirumah. Gak usah ngelampiasin kemarahan papah sama mamah ke Tania, papah tau kenapa Tania sampai berani pulang jam segini itu semua karena papah!", Ucap Edward.

Pak Iwan hanya diam membeku.

Edward segera meninggalkan ruang tamu dan berjalan kekamar Tania.

Kamar Tania ..

"Kamu masih mau pura-pura tidur.", Ucap Edward, yang sudah tau bahwa Tania sudah bangun dari ruang tamu, hanya saja Tania males melihat papahnya makanya ia berpura-pura tidur.

"Ketauan deh", ucap Tania.

"Kak, sebenarnya papah sama mamah kenapa sih, kok berantem terus?", Sambung Tania dan pertanyaan itu terus yang selalu terngiang di otak Tania.

"Gak tau dek, udah tidur besok senin loh, kamu kan kalo tidur udah kayak mayat", ledek kak Edward.

"Enak aja kalo ngomong", protes Tania.

Edward segera meninggalkan kamar Tania.

...

Kring....kring...kring....

"Siapa sih", ucap Tania kesal yang masih setengah sadar.

"Telepon dari siapa lagi?", Kesal Tania.

.

"Halo?", Ucap Tania.

"Woy kebo jam berapa ini!, Dimana lu sekarang awas aja lu bilang dirumah baru bangun.", Ucap Sita.

"15 menit lagi upacara, lu mau dihukum lagi.", Ucap Maya.

Maya dan Sita memang tak heran lagi, karena ini bukan pertama kalinya bahkan ini yang kesekian-sekian kalinya.

"Oh, iya ... Gua lupa bentar gua mandi dulu bye.", Ucap Tania, yang langsung mematikan HPnya.

...

"Kok rumah sepi, kak Edward gak bangunin lagi, mamah sama papah ish sebel.", Ucap Tania.

..

Tania dijalan sudah membayangkan wajah gurunya nanti. Diperjalanan Tania selalu melihat kearah HP nya yap memantau jam.

"Fiks, gua telat.", Batin Tania.

...

SMA LAUNDREA.

"Bagus, gerbang udah ditutup, bagus yang telat dikit.", Batin Tania.

Tania masih mengumpat ia malas banget nanti kalo disuruh diri di depan lapangan.

"Hayoooo"

Suara yang tak asing, Tania harap bukan guru itu, saat Tania menoleh.

"Tania, kamu telat lagi!", Ucap Bu Indah.

Tania sudah pasrah selama upacara ia berdiri diluar gerbang sambil menaikkan kaki satu, yap hukuman Tania yang paling menyebalkan.

"Telat lagi Tan!", Ledek Pak Eko.

Pak Eko satpam sekolah yang paling gaul, dan Tania tentu sudah akrab dengannya karena Tania juragan telat.

"Iya nih pak, bebasin dong.", Pinta Tania.

"Gak ah." , Jawab Pak Eko.

"Pak kita kan CS pak.", Bujuk Tania.

Tiba-tiba datang satu murid telat lagi, Tania melihat kearahnya.

"Telat lagi!", Dumel Alvin.

Alvin melihat Tania yang sedang dihukum dengan pak Eko.

"Alvin telat juga napa Vin?", Tanya pak Eko.

"Biasa", jawab Alvin.

"Lu telat juga?", Tanya Alvin kepada Tania.

"Iya!", Jawab Tania, dan langsung sambung mengobrol lagi dengan Pak Eko.

"Yaelah pak saya tau saya jomblo, kalo pacaran gak depan saya juga kali", ledek Alvin yang membuat Tania menoleh ke arahnya.

"Heh, lu ya!", Protes Tania. Saat Tania ingin lanjutkan omongannya, Tania melihat Bu Indah sedang menatapnya sinis.

Selesai upacara...

Sita dan Maya segera menemui Tania yang masih dihukum. Sita dan Maya melihat Tania sedang dikonserin oleh Bu Indah.

"Pemandangan yang sangat aestestik", ledek Maya.

"Iya, btw itu Tania dikonserin nya gak sendirian udah gak VIP", sambung Sita.

"Wkwkwk, udah yok kita bantuin kasian noh mukanya udah kusut", ucap Maya.

...

"Bu, kok yang lain di lepasin gitu aja kenapa Tania enggak?", Tanya Tania.

"Saya juga kenapa bu", tambah Alvin.

"Kalian tau apa kesalahan kalian, udah telat pas upacara ngobrol, sebagai hukumannya sapuin lapangan!", Jawab Bu Indah.

"Yah. Bu jangan dong bu yang lain kek jangan yang diliat banyak orang, ya bu", pinta Tania.

"Gak ini udah jadi keputusan ibu, Alvin dan Tania nanti istirahat kalian nyapu awas aja kalian ilang ibu panggil orang tua kalian.", Ancam Bu Indah.

Bu Indah segera meninggalkan Alvin dengan Tania.

"Tan, makanya jangan kayak kebo", ledek Maya.

"Bodo lah, dah ah gua kekelas", jawab Tania.

"Dasar tuman, disamperin malah ninggalin", ucap Maya.

Alvin diam-diam melirik Tania.

"Bro, ngapa lu liatin sapa?", Tanya Lingga.

"Naksir sapa lu, hmm si Tania?", Sambung Panji.

"Apaan dah lu pada, dah ah gua mau kekelas bye", ucap Alvin, sambil meninggalkan Panji dan Lingga.

"Emang si kampret, di samperin malah ninggalin", oceh Lingga.

...

"Tania ya, anak kelas mana kok gua gak pernah liat", batin Alvin.

"Ehem... Alvin... Alvin", panggil Pak Dodo.

"Alvin, kenapa sih!", Ucap Panji, berbisik ke Lingga.

"Au, dihukum setannya pada masuk kali", jawab Lingga.

"Alvin, Vin", tegur Alya.

"Hah?", Jawab Alvin.

"Lu dipanggil Pak Dodo dari tadi!", Ucap Alya.

"Hah?, Oh iya, kenapa pak?", Tanya Alvin yang masih bingung.

"Tanya kenapa, berdiri kamu diluar kelas sampai jam istirahat!", Ucap Pak Dodo.

"Yailah pak!", Jawab Alvin.

"Kalo kamu gak mau bapak suruh bersihin toilet mau", tambah Pak Dodo.

"Gak usah deh pak, diri luar aja", jawab Alvin.

Saat Alvin keluar kelas, ia melihat kelas yang tepat ada di depannya. Alvin melihat Tania yang sedang tertidur, Alvin memandang terus Tania hingga Bu Asri sadar, guru yang sedang mengajar dikelas Tania.

"Alvin, kamu kenapa liatin kelas saya mulu?", Tanya Bu Asri.

"Hah, enggak kok bu", jawab Alvin yang langsung sadar.

"Liatin Tania lu Vin", Ucap Ucup.

"Engga", elak Alvin.

"Yaudah ayo kita lanjut", ucap Bu Asri.

Saat Bu Asri ingin menanyakan pertanyaan kepada murid, Bu Asri melihat Tania tertidur.

"Ouh, Tania bagus banget tidur ya!", Ucap Bu Asri, dan langsung menghampiri meja Tania.

Alvin menikmati tontonan nya, menurut Alvin hukuman ini paling berkesan karena akan ada konser dadakan.

"Tania, bangun!", Pinta Bu Asri.

"Hah, eh Bu Asri, kenapa bu?", Tanya Tania bingung.

Teman-teman lain hanya menatap Tania heran, jelas Tania anak murid baru tapi kenapa Tania sudah banyak melakukan hal gila.

"Kenapa lagi!, Kamu berdiri didepan kelas sekarang!", Ucap Bu Asri, menatap Tania kesal.

Tania tau dia salah, Tania menuruti kemauan Bu Asri, bagi Tania itung-itung refreshing.

"Tania kenapa ya?", Tanya Elena.

"Iya tumben banget dia kayak gini!", Tambah Tia.

...

Saat Tania keluar kelas, ia melihat cowok tadi yang dihukum bersamanya.

"Lu si Alvin kan?", Tanya Tania heran, kok bisa juga di kena hukuman.

"Iya, lu Tania?", Alvin balik tanya.... Sebenarnya itu cuma buat basa basi doang.

"Ya, kenapa lu dihukum? Tidur di kelas lu ya." ledek Tania.

"Ya enggak lah, emang gua elu." balas Alvin.

"Deh ngeledek." ucap Tania.

Tania dan Alvin seakan sudah saling kenal lama, tak ada rasa canggung.

Alvin rasa Tania cewek yang berbeda, rata-rata cewek yang dekat Alvin malu, canggung , dan jaga image. Tania berbeda ia mengomong apa yang ia pikirkan.

Melihat Tania akrab dengan Alvin membuat Andin risih.

"Tuh cewek kegatelan banget tapi tuh cewek gak pernah gua liat? Murid baru kah?, Bodo lah pokoknya dia harus jauh dari Alvin!", Batin Andin.

Ting.... Tong..... Ting.....

Bel istirahat sudah berbunyi, murid-murid pada senang kecuali Tania dan Alvin karena mereka harus menjalankan hukuman yang dikasih Bu Indah.

Sita dan Maya menghampiri Tania, begitu pula Panji dan Lingga menghampiri Alvin.

"Kantin yuk!", Ajak Maya.

"Gua gak ikut, gua harus nyapuin lapangan." jawab Tania.

"Vin, kantin ayok!", Ajak Lingga.

"Gua mau jadi OB bentar duluan aja." jawab Alvin.

"Wait..... Lu Alvin kan?", Tanya Sita.

"Iya," jawab Alvin singkat.

Tania merasa aneh mengapa Alvin jadi dingin begini, tadi saat sama Tania Alvin biasa saja.

"Yaudah kita duluan!",ucap Panji, sambil meninggalkan Alvin.

"Kita juga deh Tan, fighting!", ucap Maya.

...

Alvin dan Tania bersama menuju lapangan. Tania merasa aneh ia merasa semua murid memperhatikan dia dan Alvin.

"Kenapa? Kok berhenti?", Tanya Alvin.

"Lu ngerasa gak sih, kayaknya kita di perhatiin gini," ucap Tania.

"Udah ayok!!", ucap Alvin sambil memegang tangan Tania.

...

Ini gila, bagaimana mungkin ia dihukum tapi diliatin satu sekolah seakan dia seleb IG.

"Fiks, ini mah gua cakep makanya pada liatin gua," bisik Tania.

Alvin mendengar nya walaupun Tania berbicara pelan, itu membuat Alvin ingin tertawa, bagaimana bisa seorang cewek sepede itu.

...

"Yosh, akhirnya selesai," ucap Tania bangga.

Alvin hanya menatap Tania dengan tatapan gemas.

"Gimana udah selesai?, Kalo udah kalian balik kekelas!", ucap Bu Indah, lalu meninggalkan Alvin dan Tania.

"Lu mau kemana?", Tanya Alvin.

"Serah gue." Tania pergi meninggalkan Alvin.

Tania menuju kelas Tania pikir sekarang free class karena dari tadi gak bunyi bell, saat Tania masuk kelas, yap sesuai dugaan. Kelasnya menjadi konser dadakan.

Tania langsung duduk dibangku nya dan ia hanya melihat teman-temannya, ia tidak ada hasrat untuk bergabung.

Pt2

Pulang sekolah....

"Kalian pulang duluan aja!", Ucap Tania.

"Ok!", Jawab Maya.

Sita kaget kenapa Maya tidak menahan Tania, bukannya Maya ingin mengajak Tania ke mall.

"Ayo, Sit!", Ucap Maya, sambil menarik tangan Sita dan meninggalkan Tania sendiri.

Sekarang dikelas hanya Tania seorang.

"Maafin gua guys, gua juga gak tau kenapa gua jadi begini, gua butuh ketenangan." ucap Tania yang sadar akan sikap Maya tadi yang mulai kesal dengannya.

Tania menuju kantin, Tania tau kantin tutup jam 5 sore.

"Bi, Tania numpang sebentar!", Teriak Tania.

Bi Okeh melihat Tania seperti sedang berada di fase down.

"Tania, kenapa? Ada masalah cerita atuh sama Bi Okeh!", Ucap Bi Okeh.

"Gak papah kok bi, Tania cuma mau istirahat sebentar!", Ucap Tania.

Hanya kantin Bi Okeh yang masih buka sampai jam 5 sore, kantin lain mah jam 3 juga udah tutup.

Tani memutuskan untuk mengirim pesan ke papahnya.

Setelah Tania mengirimkan pesan ke papah nya, Tania merasa takut.

...

Karena Tania terlalu lama menunggu balasan papah nya Tania tertidur.

...

"Bi es teh masih ada gak?", Tanya Lingga.

"Masih ada kok, mau berapa atuh?", tanya Bi Okeh.

"Satu bi," ucap Lingga.

"Saya juga bi." tambah Panji.

"Gua juga pengen lagi, satu dah bi, Angga , Beyond, Satria lu pada mau gak?", Tanya Alvin.

"Mau dah." jawab Angga, Beyond dan Satria serentak.

Saat mereka sedang menunggu es teh Alvin melihat Tania.

"Itu cewek?", Tanya Alvin sambil menunjuk kearah Tania.

Sontak pada menoleh kearah yang alvin tunjuk.

"Cowok ege."jawab Panji.

"Dih gua serius!", Tambah Alvin.

"Nih es nya." ucap Bi Okeh.

"Bi itu siapa, tumben banget ada anak cewek jam segini!", Ucap Rangga.

"Ouh itu Tania, katanya dia lagi mau disini." jawab Bi Okeh.

Alvin melirik Tania terus, membuat temannya memperhatikan nya.

"Suka lu sama Tania?", Tanya Rangga.

"Keknya tau gak dari kemarin dia liatin Tania mulu." tambah Lingga.

"Sok tau lu pada!", ucap Alvin.

Beyond memberikan kode ke teman-teman nya. Temen-temennya yang langsung paham akan kode yang diberikan Beyond segera beraksi.

"Kita duluan ya Vin!", Ucap Lingga.

"Bareng." ucap Alvin.

"Lu bantuin Bi Okeh noh beberes, ya kan bi." Ucap Panji.

"Iya." jawab Bi Okeh.

"Dibayarin Alvin ya Bi Okeh!", Ucap Rangga.

Sehabis melontarkan kalimat itu Beyond and the geng langsung lari meninggalkan Alvin.

"Dasar." ucap Alvin.

Alvin langsung melihat kearah Tania.

"Bi, Tania tidur?", Tanya Alvin.

"Iya." jawab Bi Okeh.

Alvin menatap Tania dengan tatapan yang penuh kelembutan. Tiba-tiba HP Tania bunyi ada yang menelepon nya, Alvin tak berani untuk mengangkat nya. Alvin mencoba membangun kan Tania.

"Angkat aja, oh ya bibi 5 menit lagi mau nutup." ucap Bi Okeh.

Saat Alvin melihat HP Tania terlintas kata papah. Tania sadar karena nada dering nya saat Tania bangun Tania melihat Alvin memegang HP nya, sontak Tania langsung mengambilnya.

"Sini!!", ucap Tania dan langsung mengambilnya HP nya.

Alvin sontak kaget.

...

"Bi Tania pulang dulu!", ucap Tania.

"Iya." jawab Bi Okeh.

Alvin segera membayar es teh dan mengikuti Tania.

"Gua anterin!", ucap Alvin.

"Dih gak mau makasih." jawab Tania.

"Udah jam segini, lagian disini jarang ada angkutan umum, bareng gua aja." tawar Alvin.

"Gua gak mau paham." jawab Tania.

Tania menunggu bis yang tak kunjung ada, ada cuma beda arah.

"Kok gak ada sih." ucap Tania.

Tiba-tiba ada sepeda yang berhenti didepan Tania.

"Bareng gua aja ayo, gua anterin pasti selamat." ucap Alvin.

"Wait, tadi lu sok nawarin gua bareng, padahal naik sepeda." ucap Tania.

"Kenapa malu? Yaudah gua duluan." ucap Alvin.

"Engga gitu, kaget aja gua. Gua berat loh!", ucap Tania.

"Gua kuat ilah." ucap Alvin.

Sebenarnya Tania gak malu cuma Tania ngeri Alvin keberatan.

Tanjakan..

"Iyyyaaaaa," teriak Alvin.

"Lu kuat gak, gua turun aja deh," ucap Tania yang melihat Alvin sampai teriak untuk mengayuh sepedanya.

"Tenang aja," ucap Alvin.

Kata-kata Alvin gak bisa dipegang, buktinya mukanya sampai merah begitu.

"Stop," teriak Tania.

"Kenapa?", Ucap Alvin.

"Kita tuntun aja," ucap Tania.

Akhirnya mereka menuntun sepeda. Tak disangka tanjakan nya udah kayak pintu menuju surga panjang bener.

...

Cafe Taria

"Lu kesini ngapain?", Tanya Alvin.

"Kepo," jawab Tania, Tania langsung mengecek hpnya saat ia buka ada SMS dari papahnya.

Alvin menatap wajah Tania, saat Tania melihat hpnya muka Tania langsung murung.

"Kenapa?", Ucap Alvin.

"Gak papah," ucap Tania, sambil menahan air matanya.

Walaupun air matanya sudah ia tahan tapi ada setetes air mata yang jatuh kepipi Tania.

"Lu serius gak kenapa-napa? Orang yang lu tunggu kenapa?", Tanya Alvin.

"Gak papah kok Vin, sekarang kita tinggalin aja yuk kafe ini, papah gua gak dateng!", Jawab Tania

"Gua anterin pulang, lagian turunan ini!", ucap Alvin.

"Gua gak mau pulang." ucap Tania.

"Lah ini udah jam 7 loh gelap." ucap Alvin.

"Lu anterin gua ke rumah nenek gua aja," ucap Tania.

"Ok." ucap Alvin.

...

Selama diperjalanan Alvin merasakan bahwa Tania menahan untuk menangis. Alvin bingung harus berbuat apa agar Tania tersenyum. Alvin melihat ada pasar malam.

"Mau kesitu dulu gak?", Tanya Alvin.

"Hmm gak usah kerumah nenek aja!", jawab Tania.

Alvin gak mau maksa Tania juga, akhirnya Alvin menuruti kemauan Tania.

Untung saja Cafe Taria dan rumah nenek Tania tidak jauh dari sekolah hanya saja tanjakan nya membuat menuju jalan kepintu surga.

Part3-Alvin.

Rumah nenek..

"Makasih ya." ucap Tania.

"Iya, yaudah gua pulang dulu," ucap Alvin.

...

Sepanjang jalan Alvin memikirkan Tania, hingga tanjakan kepintu surga pun tak ada rasa.

...

"Tania nginep kan?", Tanya nenek.

"Iya nek." jawab Tania.

"Tania ayok makan!", Ucap nenek.

"Iya nek." jawab Tania.

"Tania udah izin sama mamah dan papah, kalo Tania nginep di rumah nenek?", Tanya nenek.

"Udah kok," jawab Tania.

Tania terpaksa berbohong Tania malas jawab nanti kalo nenek nya mulai nanya-nanya, Tania takut nanti nenek kepikiran.

Tania hanya melamun makanannya tak ia makan. Nenek yang dari tadi memperhatikan Tania, merasa Tania sedang ada di fase down.

"Kenapa gak dimakan? Tania gak suka?", Tanya nenek.

"Hah? Engga kok nek, Tania makan dikamar aja," ucap Tania.

"Sekarang Tania temenin nenek makan disini dulu, kan gak enak kalo sendirian," tambah Tania.

"Iya deh." jawab nenek.

...

Rumah Alvin..

"Bu, yah aku pulang." teriak Alvin.

"Berisik tau kak, gak usah pake teriak." ucap Muti.

Muti adalah adiknya Alvin, badannya yang gemuk dengan pipi chabby nya.

Pak Wijaya dan Ibu Ade hanya melihat kearah 2 anak nya itu.

"Ya ilah." jawab Alvin.

"Aku tuh lagi nyelsain tugas tau gak!", Sewot Muti.

"Emang belajar nya ngapain!", Ledek Alvin.

"Diem ish aku lagi bikin tugas." ucap Muti.

Alvin tau adiknya kalo belajar pasti akan memilih dikamar, karena dikamar ia akan bebas dari ocehan ibu dan ayah.

"Vin tumben kamu pulang nya jam segini?", Tanya Ibu Ade.

"Tadi nganterin temen dulu." ucap Alvin.

"Kuat kamu naik sepeda." ucap Pak Wijaya.

"Walaupun tanjakan nya kayak menuju pintu surga." ucap Alvin.

Saat Alvin dan orang tua nya sedang mengobrol di ruang tamu, Muti lari ke arah Alvin dan memukul punggung Alvin.

"Aduh." ucap Alvin.

"Kenapa sih dek?", Tanya Bu Ade.

"Ish berisik, Aku lagi bikin video tau." ucap Muti.

"Aduh sakit, aduh kayak nya berdarah dek." ledek Alvin.

Sebenarnya tidak sakit sama sekali dipukul Muti, hanya saja Alvin suka banget ngeledek Muti. Apalagi liat muka Muti yang udah mulai panik. Pak Wijaya dan Ibu Ade hanya melihat kelakuan anak sulungnya dengan tersenyum.

"Wah kayaknya harus dioperasi." ucap Pak Wijaya yang ikut meledek Muti.

"Ayah ish, kak Alvin itu cuma boongan," teriak Muti.

"Aduh sakit!", ucap Alvin.

"Mamah kak Alvin itu boongan kan?", Tanya Muti.

"Aduh gimana ya!", Jawab Bu Ade.

"Hmmm, kak Alvin Muti minta maaf, emang sakit kak." ucap Muti.

Mendengar Muti mengucapkan kalimat itu membuat Alvin , ayah dan mamahnya gemas.

"Sakit banget, tapi boong," ucap Alvin. Alvin segera lari menuju kamarnya.

"Ish kak Alvin," teriak Muti.

...

Rumah nenek.

Dikamar Tania sudah tidak nafsu makan. Ia melamun lagi tiba-tiba diotaknya terlintas wajah Alvin.

"Ngapain gua mikirin Alvin sih." dumel Tania.

"Tapi gitu-gitu dia asik ya, kalo inget tadi ngakak juga liat dia gowes sepedanya ditanjakan," ucap Tania, tanpa Tania sadari terukir senyuman di wajah Tania.

...

Di kamar Alvin langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Alvin memutuskan untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Saat Alvin sudah selesai mandi ia menatap HP nya.

"Gua mau nelpon Tania rasanya." ucap Alvin.

"Tapi gua gak punya no nya, oh iya gua minta aja ke Jamal." ucap Alvin.

Alvin segera menelpon Jamal.

"Mal," ucap alvin

"Ya, napa?", Tanya Jamal

"Minta no Tania dong." ucap Alvin.

"Buat?", Tanya Jamal.

"Biasa," ucap Alvin.

"Wokelah nih gua kasih," ucap Jamal.

...

Tilulut.... Tilulut...

Tania menoleh ke arah HP nya.

"Siapa sih udah malam." ucap Tania.

Saat Tania melihat HP nya no tidak dikenal.

"Angkat aja lah." ucap Tania.

"Halo, ini siapa?", Ucap Tania.

"Hai Tan, inget gua gak?", Tanya Alvin.

"Suara lu kayaknya gua kenal bentar...... Oh gua tau lu sukijem." jawab Tania.

"Sukijem yang cakepan kek." ucap Alvin.

"Wkwkwk canda Vin, ada apa lo nelpon gua?", Tanya Tania.

"Besok mau nemenin gua latihan basket gak." ucap Alvin.

"Ok, yaudah gua matiin." ucap Tania.

....

"Yah di matiin singkat bat gua belum apa-apa, tapi yang penting dia jawab ok." ucap Alvin.

Saat Alvin melihat jam, sekarang sudah jam 23.00 tapi mata Alvin belum mengantuk Alvin masih memikirkan Tania pas di cafe tadi.

Tiba-tiba pintu Alvin kebuka, Alvin sontak melihat ternyata Muti yang datang dengan boneka beruang nya. Muti langsung tidur di samping Alvin.

"Dek kok gak dikamar kamu?", Tanya Alvin.

"Muti takut kak!", ucap Muti, yang langsung memeluk boneka beruang nya dan tertidur.

Saat Alvin ingin tidur posisi tidur Muti meresahkan alias makan lapak. Alvin menggendong Muti ke kamarnya agar ia bisa tidur dengan leluasa.

Saat Alvin menuju kamar Muti, Alvin mendengar masih ada suara ayahnya yang sedang teleponan.

Alvin tak mau berpikir negatif Alvin hanya mengabaikan ayahnya saja dan membawa Muti kekamar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!