NovelToon NovelToon

ABC ( AMARAH, BENCI, CINTA)

Awal Mula

🔪

🔪

🔪

🔪

🔪

Kiara Anggun Taylor

Aliando Prayoga

Frans Wild Blood

Semua berawal 20 tahun yang lalu, Chen Taylor seorang Pengusaha yang sangat kaya dan disegani oleh semua orang baik didalam Negeri maupun diluar Negeri.

Chen Taylor bekerjasama dengan Pram Wild Blood seorang ketua Mafia kejam dan tidak pernah mengenal siapapun lawannya, suatu kesalaha besar untuk Chen karena harus masuk kedalam lingkaran hitam itu.

Pram Wild Blood adalah ketua Mafia yang sangat disegani dan ditakuti, gengster yang di ketuai bernama " The Blood " diambil dari nama belakang pemiliknya, kekayaan keluarga Blood tidak usah diragukan lagi kekayaannya sangat melimpah.

Disebuah rumah megah nan mewah sepasang suami istri sedang bercengkrama.

"Mah, sepertinya Papah akan keluar dari lingkaran setan ini," seru Papah Chen.

"Bukannya Mamah dari dulu meminta Papah untuk keluar dari bisnis haram itu, Mamah ga mau anak-anak memakan uang hasil dari bisnis haram Papah itu," sahut Mamah Tiara.

"Iya Mah, Papah juga sudah memikirkan semuanya dengan matang, tapi resikonya sangat tinggi Mah, Papah takut dengan Papah keluar dari bisnis haram ini keluarga kita jadi taruhannya."

Chen memeluk istri itu dengan sangat erat, seolah-olah dia takut akan kehilangan sang istri tercintanya.

" The Blood " adalah Mafia yang sangat terkenal dengan perdagangan Manusia, jual beli Narkoba, dan perdagangan organ tubuh Manusia karena bujuk rayunya, Pram Wild Blood bisa membawa Chen Taylor masuk kedalam lembah hitam.

Kinerja gengster ini sangat terencana dan rapi, sampai saat ini belum ada yang bisa memenjarakan dan membuktikan kejahatan yang membawa nama Pram Wild Blood.

Chen Taylor mempunyai istri yang sangat cantik bernama Tiara Seruni wanita asli Indonesia. Pram Wild Blood mengetahui akan kecantikan istri Chen sehingga Pram sangat menginginkannya.

Chen Taylor mempunyai 3 orang anak, Sandra Anggia Taylor, Daniel Kiendra Taylor, dan Kiara Anggun Taylor. Disaat istrinya hamil oleh Kiara, Chen sangat merahasiakan kehamilan istrinya karena Chen ingin keluar dari dunia hitam yang selama ini menjeratnya.

Keesokan harinya, seperti biasa Chen dan Tiara sarapan bersama dengan anak-anaknya mereka sangat bahagia tapi tidak dengan Chen, dia menatap kosong kepada anak dan istrinya itu seakan hatinya sakit .

"Sayang, kamu jangan terlalu capek ya soalnya kan kamu sedang mengandung anak kita." seru Chen yang sangat khawatir melihat istrinya sibuk menyiapkan makanan untuk sarapan.

"Gapapa kok Mas, aku ga capek kok malah di kehamilan aku yang sekarang aku sama sekali tidak merasa capek."

"Ya tetap saja kamu harus jaga kehamilan kamu, dan satu lagi ingat apa pesan aku?"

"Ga boleh keluar diam di rumah meskipun hanya sekedar ke teras rumah," jawab Tiara dengan cepatnya.

"Bagus,soalnya anak buah Pram ada dimana-mana dan kalian juga jangan sampai kalian keceplosan bilang kepada siapapun kalau Mamah kalian sedang mengandung, mengerti?" seru Papah Chen.

"Mengerti Pah," jawab Sandra dan Daniel bersamaan.

Namun Chen sangat paham bahwa keluar dari anggota Mafia itu tidak mudah dan pastinya akan mendapatkan masalah. Pram mengetahui semua anggota keluarga Chen, Chen sudah mempunyai feeling kalau keputusannya untuk meninggalkan dunia hitam itu akan mengakibatkan suatu musibah kepada keluarganya.

Maka dari itu jika suatu saat Chen dan keluarganya harus mati, setidaknya masih ada satu anggota keluarganya yang akan melanjutkan usahanya.

Chen sangat berhati-hati, dia tidak pernah membiarkan istrinya keluar rumah walaupun hanya kehalaman rumahnya karena anak buah Pram ada dimana-mana, Chen tidak ingin usahanya merahasiakan kehamilan istrinya berakhir sia-sia.

Bahkan Adik kandungnya sendiri tidak tahu akan kehamilan istrinya, karena Adik Chen sama seperti dirinya ikut terjerumus dalam dunia hitam yang diketuai oleh Pram.

6 bulan kemudian...

Akhirnya usaha Chen selama ini berbuah manis, istrinya melahirkan seorang anak perempuan yang sangat cantik dan diberi nama Kiara Anggun Taylor.

Kiara tidak pernah dibiarkan keluar rumah, semua keluarga sangat menjaganya. Kiara tumbuh menjadi anak yang sangat cerdas walaupun Kiara tidak pernah tahu dunia luar tapi Orang tua dan kedua Kakak-kakaknya selalu memberikan edukasi yang sangat bagus untuk Kiara.

Sebelum Chen memutuskan untuk keuar dari dunia hitam itu, Chen sudah sangat mempersiapkan semuanya, Chen mempunyai sahabat yang sangat dia percayai namanya Alexander Janson, Alex adalah seorang Pengacara dan dia sangat mengetahui semuanya tentang Chen.

"Alex, tolong kamu buatkan surat wasiat untuk anakku Kiara dan setelah kamu buat, tolong kamu simpan surat wasiat itu dengan baik tidak boleh ada yang mengetahui tentang surat wasiat ini, hanya kamu dan aku apa kamu mengerti?" seru Chen.

"Baik Chen aku akan jaga rahasia ini."

Chen membuat surat wasiat untuk Kiara kalau-kalau suatu saat nanti dia dan keluarganya harus berakhir dengan kematian.

Diam-diam Chen mempunyai satu Perusahaan yang lumayan besar, semua orang tidak ada yang mengetahuinya hanya dirinya dan Alex yang tahu.

Perusahaan itu Perusahaan yang bersih dan yang pastinya tidak ada campur tangan dari The Blood.

Chen mempunyai adik laki-laki bernama Kim Taylor tapi adiknya itu sangat menginginkan kekayaan Kakaknya maka dari itu Chen tidak mempercayai siapapun kecuali Alex.

Saat ini Kiara menginjak usia 4 tahun, tapi diusia yang terbilang masih sangat kecil, Kiara tumbuh menjadi anak yang berbeda. Meskipun masih berusia 4 tahun tapi Kiara sudah mengerti kalau Orang tua dan Kakak-kakaknya berbicara.

Saat ini Kiara sedang bermain bersama Mamah dan Papahnya.

"Kiara sayang, sini sebentara Papah mau ngomong sama kamu," panggil Chen dengan lembutnya.

Kiara pun dengan sigap langsung duduk di pangkuan Papahnya itu.

"Ada apa Pah?" tanya Kiara dengan suara khas anak kecilnya.

"Begini sayang, kamu lihat ini apa? ini adalah sebuah surat ini adalah surat yang sangat penting, kamu simpan baik-baik kalau suatu saat ada apa-apa kepada keluarga ini kamu buka surat itu dan hubungi nomor yang sudah tertera di dalam kertas ini, kamu faham sayang?" jelas Chen.

Kiara menganggukan kepalanya dan perlahan mengambil kertas yang diberikan oleh Papahnya itu.

Chen dan istrinya memang sengaja memberikan surat kepada Kiara jika suatu saat terjadi sesuatu kepada keluarganya cari orang yang tertera didalam kertas itu. Kiara mengerti dan menyimpan kertas pemberian Orang tuanya itu dengan sangat baik.

Kiara yang masih sangat kecil tidak begitu mengerti kenapa Orang tuanya selalu berbicara seperti itu, ucapan yang selalu terngiang ditelinga Kiara adalah

"Jika suatu saat terjadi sesuatu dirumah ini, jangan sekalipun keluar dari kamar" itulah ucapan yang selalu Kiara ingat.

Hingga malam berdarah itu pun terjadi, Kiara kecil yang sedang tertidur pulas merasa kaget dan terbangun setelah mendengar suara tembakan yang sangat nyaring.

Tembakan demi tembakan terdengar saling bersahutan disusul dengan suara teriakan yang sangat Kiara kenal, ya teriakan itu berasal dari Mamah dan Kakak perempuannya.

Kiara kecil hanya bisa menangis dan terduduk dibalik pintu dengan kedua tangannya menutup telinganya berharap suara teriakan orang-orang yang dia cintai tidak bisa terdengar namun sayang, suara itu makin terdengar nyaring diseluruh penjuru rumah.

Kiara kecil penasaran, Kiara nekad keluar dari kamarnya walaupun Papahnya sudah memperingatkannya. Perlahan Kiara kecil berjalan dan mengintip dibalik dinding dari lantai atas, betapa terkejutnya Kiara melihat keadaan dibawah sana.

Kiara kecil melihat langsung bagaimana orang-orang itu membunuh Papah dan Kakak-kakaknya secara kejam dan keji.

Sementara satu orang pria yang diduga Bosnya sedang memperkosa Mamahnya, orang yang sangat Kiara kenali jug terlihat ikut melakukan hal kotor itu.

Orang itu tidak lain adalah Kim Taylor yang merupakan Adik dari Papahnya, Kiara tahu dia Adik Papahnya karena dulu kedua Orang tuanya selalu menceritakan siapa saja orang yang menjadi keluarga Mamah dan Papahnya.

Setelah mereka berdua melampiaskan nafsunya, merekapun menyiksa Mamah Kiara sampai tak sadarkan diri.

Disaat kilatan cahaya petir menyambar,Kiara kecil bisa melihat dengan jelas siapa orang yang sudah memperkosa Mamahnya sebelum Omnya itu, karena cahaya kilatan itu menyinari wajah Sang Bos Mafia itu.

Seketika tubuh Kiara sangat bergetar hebat, sehingga semuanya pun tampak hening dan terdengar suara deru mobil yang perlahan meninggalkan kediaman keluarga Taylor.

"Kiara takut..Kiara takut."

Itulah gumaman-gumaman yang selalu Kiara ucapkan.

Suasana malam itu begitu hening dan dingin dikarenakan malam itu turun hujan yang sangat lebat. Hujan malam itu seolah menjadi saksi bisu peristiwa pembantaian keji yang dilakukan oleh " The Blood ".

Dengan tubuh yang bergetar hebat, Kiara kecil mencoba menuruni anak tangga. Perlahan Kiara kecil turun dan betapa terkejutnya Kiara melihat semua keluarganya terbujur kaku dengan darah dimana-mana.

Seketika Kiara kecil duduk dianak tangga, tangannya menutupi mulut mungilnya sungguh pemandangan yang sangat mengerikan untuk anak seusia Kiara. Malam itu dirumahnya menjadi lautan mayat manusia, puluhan Pengawal yang menjaga rumah Kiara mati berserakan dimana-mana.

Lantai rumah yang awalnya bersih berubah menjadi lautan darah.Petir menyambar saling bersahutan, Kiara kecil hanya bisa menangis dan menutup kedua telinganya.

Ditengah isakan tangisan Kiara,dibalik Sofa Kiara melihat ada pergerakan Kiara sangat ketakutan tapi disaat Kiara ingin berlari dan menaiki tangga, Kiara mendengar lenguhan seseorang yang sangat dia kenal.

"Mamah..." gumam Kiara.

Perlahan Kiara kecil melangkahkan kaki mungilnya mendekati suara itu, seketika Kiara kecil terbelalak melihat Mamahnya dalam kondisi yang sangat mengenaskan, wajahnya penuh luka lebam dan tidak memakai sehelai benangpun ditubuhnya.

Kiara kecil ingat sesuatu, dia cepat-cepat berlari kekamarnya mencari sesuatu. Setelah dia menemukannya, dia segera menghubungi nomor yang tertera dikertas itu. Alex dengan cepat meluncur kerumah sahabatnya itu, sementara Kiara kecil pergi kekamar Mamahnya dan membawakan pakaian untuk Mamahnya.

Dengan susah payah Kiara kecil memakaikan pakaian ke tubuh Mamahnya, Mamahnya tampak tidak berkutik sama sekali tatapannya kosong menatap langit-langit rumahnya dengan sesekali air mata mengalir dipipinya.

30 menit kemudian, Alex sampai dirumah Chen dengan hujan yang masih sangat lebat. Alex sangat terkejut melihat lautan manusia dimana-mana, Alex langsung mencari keberadaan Kiara tampak seorang anak kecil yang sangat cantik sedang menangis sesegukkan dipelukan Mamahnya yang terlihat bengong.

"Kiara, ini Om Alex orang yang tadi kamu hubungi kamu jangan takut ada Om disini," ucap Alex.

Alex segera menghubungi Polisi setelah Polisi datang, rumah Kiara ditutup sementara. Polisi tidak bisa meminta keterangan dari Kiara dan Mamahnya karena mereka sama sekali tidak bisa berbicara akibat trauma yang menimpa keduanya.

Alex membawa Kiara dan Mamahnya kesebuah rumah yang lagi-lagi sudah dipersiapkan oleh Chen untuk Kiara. Rumah itu bukanlah sebuah rumah mewah melainkan rumah sederhana supaya tidak ada yang curiga.

Selama tinggal disana, Mamah Kiara selalu berteriak dan menangis histeris tidak jarang dia hampir membunuh Kiara dan dia juga sering mencoba untuk bunuh diri demi keselamatan Kiara dan dirinya sendiri, Alex membawa Mamahnya Kiara ke Rumah Sakit Jiwa karena setelah diperiksa ternyata Mamahnya Kiara positif mengidap gangguan jiwa.

Dari semenjak itu Kiara menjadi pribadi yang sangat tertutup, sifatnya mulai berubah Kiara menjadi anak yang dingin, pendiam, dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain bahkan dengan Alex pun Kiara tidak pernah bertegur sapa.

Hingga 20 tahun pun berlalu, Kiara tumbuh menjadi sosok wanita yang sangat cantik, kecantikan Mamahnya menurun kepada Kiara.

Saat ini Kiara bekerja mengurus Perusahaan yang Papahnya wariskan kepadanya.

Dibantu oleh Alex yang selalu setia berada dibelakang Kiara untuk mendukung dan melindungi Kiara.

Kiara tidak mau semua orang tahu kalau dia seorang Pemilik sebuah Perusahaan, maka dari itu Kiara tidak pernah memperlihatkan kemewahan dihadapan semua orang.

Dan semenjak Kiara tinggal bersama Alex, kartu keluarga Kiara dirubah menjadi anak dari Alex supaya tidak menimbulkan kecurigaan.

Alex sangat menyayangi Kiara, Alex sudah menganggap Kiara seperti anaknya sendiri. Alex sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan menjaga Kiara walaupun nyawanya sendiri yang akan menjadi taruhannya.

Bukan tanpa alasan Alex melakukan semua itu, Alex mempunyai hutang budi yang sangat banyak kepada Chen Papahnya Kiara, bahkan hutang nyawa juga karena Chen orang yang sudah menolong Orang tua Alex sehingga terbebas dari maut, walaupun pada akhirnya Orang tua Alex harus meninggal karena penyakit yang dideritanya.

Alex sampai saat ini belum pernah menikah, dia sudah mempunyai tekad akan mengabdikan dirinya untuk keluarga Taylor.

🔪

🔪

🔪

🔪

🔪

Jangan lupa

like

vote n gift

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU💖💖💖

Kiara Anggun Taylor

🔪

🔪

🔪

🔪

🔪

Pagi yang sangat cerah sinar matahari bersinar dengan terangnya masuk melalui celah-celah jendela sehingga membuat seorang wanita cantik yang sedang tertidur pulas mengerjapkan matanya merasa terganggu karena silau.

Wanita cantik itu tampak melenguh dan merentangkan kedua tangannya untuk melemaskan otot-ototnya, Kiara pun terbangun dan duduk bersila diatas kasurnya bahkan dia masih terlihat menguap.

Tok..tok..tok..

"Kiara ayo cepat bangun Sayang, nanti terlambat kerja Om sudah menyiapkan sarapan buat kamu," teriak Alex.

Kiara yang mendengar teriakan Alex mulai beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi tanpa menjawab teriakan Alex.

Alex menempelkan daun telinganya ke pintu kamar Kiara dan dia mendengar kalau Kiara sudah masuk kedalam kamar mandi, senyumnya pun mengembang dikala mendengar Kiara sudah bangun.

Sudah berpuluh-puluh tahun sikap Kiara memang seperti itu tidak pernah menjawab panggilan Alex bahkan untuk ngobrolpun kedua manusian itu tidak pernah.

Alex dan Kiara memang tinggal satu rumah tapi selama tinggal bersama Kiara tidak pernah bertegur sapa dengan Alex hanya Alex yang selalu berinisiatif mengajak Kiara ngobrol walaupun pada akhirnya Alex tahu kalau semua usahanya tidak pernah mendapat resfon dari Kiara.

Walaupun Kiara selalu bersikap dingin tapi Alex tidak pernah marah justru Alex semakin menyayangi Kiara, batu saja yang keras bisa berlubang dengan tetesan air yang terus-menerus menetes.

Begitupun dengan kerasnya hati Kiara, pasti suatu saat akan luluh juga dengan kesabaran Alex. Alex juga tidak pernah memaksa Kiara untuk memanggilnya Ayah walaupun Kiara sudah satu kartu keluarga bersama Alex.

Seperti biasa, Kiara selalu memakai celana jeans, kemeja, dan topi kalau pergi ke Kantor tidak lupa tas ransel yang selalu ada dipundaknya dan didalam tas itu berisi pakaian ganti untuk di Kantor.

"Pagi Sayang, hari ini Om buatkan nasi goreng kesukaan kamu," seru Alex dengan senyumannya yang mengembang.

Kiara pun langsung duduk tanpa berbicara sepatah katapun, Kiara memakan nasi goreng buatan Alex dengan lahapnya. Sementara Alex terlihat mengembangkan senyumannya.

Begitulah Kiara walaupun dia tidak pernah bicara tapi Kiara selalu menghargai apapun yang dimasak oleh Alex.

Dan itu selalu membuat Alex bahagia karena setidaknya Kiara masih mau memakan makanan yang Alex masak.

Setelah selesai sarapan, menyimpan dan mencuci bekas makanannya Kiara pun pergi tanpa berpamitan kepada Alex.

Alex tidak pernah mempermasalahkan itu, karena mungkin Kiara belum bisa menerima kehadirannya. Kiara pun pergi ke Kantor dengan menggunakan Taxi online.

Alex hanya bisa melihat punggung Kiara sampai Kiara masuk kedalam taxi online dan pergi menghilang, Alex pun bersiap-siap dan melajukan mobilnya menuju Kantornya.

Alex masih bekerja sebagai Pengacara, Alex merupakan salah satu Pengacar handal dan hebat dia selalu memenangkan setiap kasus yang ditanganinya.

Sesampainya di Kantor, Kiara langsung memasuki ruangannya tanpa menoleh kearah sekertarisnya yang dari tadi sedang menunggu kedatangannya.

Sisi sudah mengetahui watak Bos sekaligus sahabatnya itu, Sisi segera menyusul Kiara kedalam ruangannya dan dengan cekatan Sisi mengambilkan pakaian Kantor Kiara dari dalam tas ranselnya dan memberikannya kepada Kiara.

Sisi bersahabat dengan Kiara sudah sejak SMA, saat itu Sisi tidak mempunyai teman karena Sisi adalah anak orang miskin. Disaat Sisi sedang duduk termenung sendirian, tiba-tiba Kiara duduk disampingnya dan memberikannya sebungkus roti.

Awalnya Sisi mengira kalau Kiara bisu, karena Sisi tidak pernah mendengar Kiara berbicara sedikitpun, hingga suatu ketika saat Kiara sedang sendiri, Sisi tidak sengaja mendengar Kiara sedang menerima telpon entah dari siapa.

Dari situlah Sisi tahu kalau Kiara tidak bisu hanya saja Kiara adalah seorang anak yang introvert atau menutup diri dari dunia luar.

"Bu, siang ini ada pertemuan dengan klien di Restoran xxx jam 2 siang, dan sore harinya Ibu harus menandatangani kontrak dengan Perusahaan Abadi Group mengenai kerja sama kita dengan Perusahaan tersebut," jelas Sisi.

"Hmmm..." Kiara hanya menjawab dengan deheman dan itu membuat Sisi paham.

"Kalau begitu saya permisi Bu."

Kiara pun menganggukan kepalanya..

Waktupun berjalan dengan cepat setelah melakukan pertemuan dan menandatangi kontrak, Kiara memutuskan untuk pulang Kiara kembali memesan taxi online.

Kiara selain cantik dan cerdas, dia juga sangat jago beladiri karena semenjak kejadian pembantaian itu Kiara memutuskan untuk belajar beladiri setidaknya untuk menjaga dirinya sendiri.

Sesampainya dirumah, ternyata mobil Alex belum ada dan rumahpun masih gelap. Kiara memasuki rumahnya setelah dia membersihkan dirinya ternyata Alex belum pulang juga.

Kiara melangkah kearah dapur dan melihat kedalam Kulkas, disana banyak sekali sayur-sayuran dan daging juga tanpa banyak basa-basi, Kiarapun mulai memasak untuk makan malam.

Tidak membutuhkan waktu lama, masakan Kiara pun sudah selesai dibuat. Kiara melihat jam sudah menunjukan pukul 9 malam dan Alex belum pulang juga sementara perutnya sudah sangat lapar, akhirnya Kiara memutuskan untuk makan duluan.

Setelah selesai makan, seperti biasa Kiara membersihkan piring dan gelas bekas makannya. Sebelum Kiara masuk kamarnya, Kiara mendekat kearah meja makan dan menuliskan sesuatu disebuah memo kecil dan meletakannya diatas meja makan.

Waktupun menunjukan pukul 10 malam dan Alex baru pulang, hari ini Alex lembur karena banyak pekerjaan yang harus dikerjakan.

Disaat Alex hendak masuk ke kamarnya, Alex menoleh kemeja makan perlahan dia mendekat, Alex memperhatikan makanan yang tersaji di meja makan dan pandangannya tertuju pada kertas memo yang terselip diantara piring makan itu.

Alex mengambilnya dan membacanya, tertulis dimemo itu..

"Makanlah, aku yang memasaknya."

Begitulah isi memo itu, seketika senyuman Alex mengembang yang diselingi dengan air mata yang menetes dari mata laki-laki paruh baya itu.

Alex tahu kalau sebenarnya Kiara menyayangi Alex tapi egonya yang masih menyelimuti dirinya, peristiwa pembantaian itu membuat Kiara mengalami trauma yang sangat dalam.

Kiara menjadi pribadi yang tertutup,tidak percaya kepada orang lain, Kiara selalu menganggap orang yang baru dia kenal itu jahat, walaupun Alex selalu bilang bahwa tidak semua orang yang mendekati kita itu jahat tapi Kiara tidak pernah mau mendengarkannya.

Perlahan Alex duduk dikursi dan mulai mencicipi makanan yang sudah Kiara masak, satu suapan pertama masuk kedalam mulutnya, lagi-lagi Alex menitikan air mata sampai tak terasa semua makanan yang Kiara masak habis tak bersisa.

Tanpa Alex sadari ternyata Kiara melihatnya dibalik pintu kamarnya, seketika Kiara mengembangkan senyumannya dan perlahan menutup pintu kembali karena takut Alex mengetahuinya.

***

Keesokan harinya....

Hari ini adalah hari minggu, setiap hari minggu jadwal Kiara latihan Boxing dan menjenguk Mamahnya di Rumah Sakit Jiwa.

"Ara, hari ini Om ada pekerjaan tapi tidak lama kok sore juga sudah pulang, kamu hari ini mau bertemu dengan Mamah kamu?" tanya Alex.

"Iya."

"Ya sudah kamu hati-hati, pulangnya jangan terlalu sore kalau begitu Om pergi dulu," ucap Alex.

Alex pun pergi meninggalkan Kiara yang masih menyantap sarapannya.

Setelah Om Alex pergi Kiara pun bersiap-siap dengan perlengkapannya seperti biasa Kiara pergi dengan menggunakan taxi online.

Sesampainya ditempat latihan, Kiara langsung mengganti pakaiannya dan berlatuh dengan sangat serius. Setiap latihan, Kiara selalu membayangkan kejadian yang menimpa keluarganya sehingga seketika adrenalinnya meningkat.

Amarah dan benci menjadi satu, bayangan orang-orang itu membantai keluarganya dengan kejam dan keji membuat perasaan dendam didalam dirinya semakin membara.

"Aku akan cari orang itu, dan aku akan membunuh dia dengan tanganku sendiri," batin Kiara disela-sela pukulannya.

Sementara itu disisi lain, ada seseorang yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik Kiara. Orang itu menatap tajam kearah Kiara dan sedetik kemudian senyum terbit diwajahnya.

"Siapa wanita itu?" tanyanya kepada sang asisten pribadinya.

"Saya akan mencari tahunya,Tuan."

Asisten pribadinya itu langsung pergi untuk mencari tahu siapa wanita yang dimaksud Bosnya itu.

🔪

🔪

🔪

🔪

🔪

Jangan lupa

like

vote n gift

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU💖💖💖

Pria Paling Kejam

🔪

🔪

🔪

🔪

🔪

Dimalam yang sangat sunyi dengan hujan deras dan suara petir bersahutan membuat suasana dimalam ini semakin mencekam, tidak ada yang berani keluar rumah mereka semua memilih berdiam diri dirumah berkumpul bersama keluarga.

Disebuah ruangan yang gelap, tampak seseorang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan memainkan pisau lipat kesayangannya dengan pakaian serba hitam dan sarung tangan yang dipakainya.

Anak buahnya masuk dengan menyeret seorang laki-laki paruh baya dan melemparnya tepat dibawah kaki Frans.

"Tuan, ini adalah orang yang sudah berani korupsi di Perusahaan cabang," seru anak buah Frans.

Frans melihat kearah laki-laki paruh baya itu dengan senyuman smirknya, sementara laki-laki itu sudah sangat gemetaran, seluruh tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat dia tahu bagaimana kejamnya seorang Frans.

"Kenapa kamu korupsi di Perusahaanku, Pak tua," tanya Frans dengan memainkan pisau lipat miliknya diwajah laki-laki paruh baya itu.

"Ma--af Tu--an, istri saya sedang sakit parah dan harus segera di operasi saya terpaksa melakukannya karena saya membutuhkan uang itu," ucapnya dengan bibir yang bergetar.

"Sungguh malang nasibmu Pak tua, tapi aku tidak menerima alasan apapun apalagi perbuatanmu sudah sangat merugikan Perusahaanku," ucap Frans.

"Aaaaaa...." teriak laki-laki paruh baya itu.

"Ini baru satu jari tanganmu yang aku potong belum semuanya," seru Frans dengan tawanya yang menggelegar.

Hujan deras dimalam itu menjadi saksi bisu kekejaman dari seorang Frans Wild Blood. Teriakan demi teriakan bersahutan sehungga akhirnya teriakannya pun melemah dan terhenti itu menandakan kalau laki-laki paruh baya itu sudah tidak bernyawa lagi.

"Buang mayat tua bangka itu," perintah Frans.

"Baik Tuan."

"Dan pastikan tidak ada saksi dan bukti."

Anak buah Frans membawa mayat yang sudah tidak utuh lagi itu dan membuangnya dipinggir jalan. Sementara Frans mencium bau darah yang ada dipisau lipatnya itu dengan penuh penghayatan.

"Sungguh wangi sekali darah ini," ucapnya.

Sedangkan Jack dan anak buah yang lainnya merasa bergidik ngeri melihat Bosnya itu, setiap Frans melakukan kejahatannya Frans selalu menyuruh Jack membakar semua pakaian yang dia kenakan.

Disisi lain...

Kiara tampak ketakutan dia terduduk disudut kamarnya dengan tangan memeluk kedua lututnya, seluruh tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat, pipinya sudah basah dengan air matanya, tubuhnya bergetar hebat.

Saat kejadian pembantaian yang menimpa seluruh keluarganya, Kiara menjadi trauma dengan hujan, petir, dan kegelapan karena kalau itu terjadi otak Kiara langsung menampilkan kejadian demi kejadian pada malam berdarah itu.

Alex yang sudah mengetahui dengan trauma yang dialami Kiara dengan cepat Alex berlari menuju kamar Kiara dan benar saja Kiara sedang menangis disudut kamarnya.

Alex langsung mendekap tubuh Kiara yang sedang bergetar hebat.

"Tenang Kiara janga takut ada Om yang akan selalu menjaga kamu," ucap Alex.

Kiara terus saja menangis dipelukkan Alex dengan tubuh yang bergetar.

Cukup lama Kiara menangis dipelukkan Alex sampai akhirnya kembali menyala dan Alex melihat ternyata Kiara sudah tertidur, perlahan Alex mengangkat tubuh Kiara dan membaringkan tubuh Kiara diatas kasur.

Alex menyelimuti tubuh Kiara dengan selimut, sejenak Alex memperhatikan Kiara.

"Kasihan sekali nasibmu Kiara, semoga ada orang yang akan menolongmu menegakkan keadilan untuk keluargamu," gumam Alex dan mencium kening Kiara.

Keesokan harinya...

Kiara mengerjapkan matanya dia merasa bingung sudah berada diatas tempat tidur padahal tadi malam dia ingat betul kalau dia menangis dipojokan sudut kamarnya.

Kiara bangun dari tidurnya dan melihat kearah cermin, matanya terlihat sembab karena tadi malam kebanyakan menangis.

Kiara cepat-cepat menuju kamar mandi dan mengompres matanya dengan air es supaya tidak kelihatan sembab. Setelah rapi kemudian Kiara keluar dari kamarnya, Kiara sedikit aneh karena hari ini Alex tidak memvangunkannya.

Kiara tampak celingukan, rumah terlihat sepi Kiara pun menuju meja makan disana sudah tertata nasi goreng untuk sarapan. Disaat Kiara akan duduk, Kiara melihat sepucuk surat diatas meja makan perlahan Kiara membukanya dan kemudian membacanya.

"Maaf Kiara, hari ini Om pergi ke Jogja selama dua hari ada klien yang membutuhkan jasa Om, kamu jaga diri baik-baik kalau ada apa-apa cepat hubungi Om."

Begitulah isi surat itu, Kiara tampak menghela nafas panjang.

Kiara dengan cepat menghabiskan sarapannya dan pergi menuju Kantornya.

Sementara itu disebuah rumah mewah nan megah bak istana, dua orang pria berbeda generasi sedang menyantap sarapan paginya, kedua pria itu tidak lain adalah Pram Wild Blood bersama anaknya Frans Wild Blood.

"Frans, Polisi sedang menyelidiki tentang kematian si tua bangka itu," seru Pram.

"Iya Daddy aku tahu, Polisi itu tidak akan pernah menemukan bukti jadi mereka hanya membuang-buang waktu saja mengurusi jasad si tua bangka yang tidak berguna itu," sahut Frans.

"Oh iya, apa kamu sudah menemukan bukti kalau Chen mempunyai anak lagi?" tanya Pram.

"Dad, come on ini sudah ini sudah 20 tahun berlalu kenapa Daddy selalu menanyakan tentang keberadaan anak Chen."

"Karena Daddy mempunyai firasat kalau Chen masih mempunyai anak, soalnya disaat kejadian 20 tahun yang lalu anggota Polisi yang menggeledah rumah Chen menemukan anak kecil dan seorang pria seumuran Daddy berada disana, Daddy yakin anak itu sudah menyaksikan kejadian yang Daddy lakukan," jelas Pram.

"Daddy yakin kalau anak itu adalah anak Chen?" tanya Frans.

"Sangat yakin, soalnya kalau anak itu bukan anaknya Chen ngapain ada dirumah Chen? dan satu lagi kayanya istrinya Chen juga belum meninggal, kalau anak dan istrinya Chen muncul bisa bahaya makannya cepat cari mereka," seru Pram.

"Iya Dad, anak buak aku sudah aku kerahkan untuk mencari mereka berdua tapi belum ada hasilnya, Frans janji kalau mereka berdua sampai Frans temukan, Frans sendiri yang akan membunuh mereka," sahut Frans.

"Sialan, bersembunyi dimana mereka sudah 20 tahun berlalu pintar sekali mereka," gumam Pram dengan mengepalkan tangannya.

Sementara saat ini rumah mewah nan megah milik Chen dihuni oleh Kim Taylor dan keluarganya, semua Perusahaan milik Chen dikuasai oleh Kim.

Mereka sangat bahagia hidup dengan bergelimangan harta, Kim tidak tahu kalau ahli waris dari kekayaan Chen belum mati dan suatu saat akan mengambil alih semuanya.

Kim Taylor mempunyai anak perempuan satu-satunya yang bernama Yuna Valerie Taylor, saat ini Yuna adalah seorang pengangguran yang bisanya hanya berfoya-foya dan menghabiskan harta orang tuanya.

Orang tuanya sering menyuruh Yuna untuk masuk kedalam Perusahaan tapi Yuna selalu menolak karena Yuna tidak suka capek dan berpikir. Karena menurut Yuna, buat apa capek-capek bekerja kalau uang orang tuanya sangat melimpah.

Yuna sangat menyukai Frans tapi Frans tidak pernah memperdulikannya, bahkan melirik Yuna pun Frans tidak pernah.

Papah Yuna pun sering memperingatkan Yuna untuk tidak mengusik apalagi membuat Frans marah karena itu akan berdampak kepada semuanya.

"Pah, minta uang dong," seru Yuna.

"Astaga Yuna, kemarin Papah sudah mentransfer uang ke rekening kamu," sahut Kim.

"Sudah habis Pah, Papah cuma transfer sepuluh juta dan itu hanya cukup untuk neraktir teman-teman Yuna, sekarang Yuna minta uang untuk ke salon," rengek Yuna.

"Ya ampun Yuna kamu bisanya cuma minta uang, lama-kelamaan Papah bisa bangkrut kalau kamu terus-terusan seperti ini," bentak Kim.

"Pah, kenapa sih sama anak sendiri Papah pelit amat, kekayaan Kakak kamu itu sangat melimpah ga bakalan habis dipakai untuk Yuna ke salon kan?" seru Winda yang merupakan istri Kim.

"Mah, Mamah itu selalu memanjakan Yuna makannya Yuna menjadi anak yang manja, Yuna itu bukan sekali dua kali meminta uang dan dia selalu meminta uang yang lumayan banyak kepada Papah, kemarin teraktir teman-temannya, sekarang ke salon, terus besok buat apa lagi?" bentak Kim.

Winda dan Yuna sangat kaget dengan bentakan Kim, sehingga membuat mereka berdua sejenak terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Papah susah-susah menyekolahkan kamu sampai ke Luar Negeri supaya kamu menjadi anak yang berguna bukannya jadi pengangguran dan selalu kelayapan kaya gini, pokoknya Papah ga mau tahu mulai besok kamu harus bantuin Papah bekerja di Perusahaan," seru Kim dengan tegasnya.

Kim pun menyudahi sarapannya dan langsung pergi ke Kantor dengan perasaan yang kesal.

"Mah, tolongin Yuna dong," rengek Yuna.

"Tidak bisa Sayang, Papah kamu sedang marah kalau Mamah belain kamu bisa-bisa jatah bulanan Mamah dipotong," sahut Mamah Winda.

"Ih Mamah nyebelin," ucap Yuna.

"Mendingan kamu ikutin apa keinginan Papah kamu, kalau kamu ingin mendapatkan uang kamu harus bekerja di Perusahaan."

"Tapi Yuna malas Mah, capek terus belum juga Yuna harus memutar otak," sahut Yuna.

"Ya sudah terserah kamu saja."

Mamah Winda meninggalkan Yuna yang masih terus saja menggerutu.

Di Perusahaan "KAT" CORPORATION, Kiara sedang fokus mengerjakan pekerjaannya tiba-tiba pintu ruangannya diketuk.

Tok..tok..tok..

"Bu, saatnya berangkat ke Restoran xxx kita ada pertemuan dengan Perusahaan SINAR ABADI," seru Sisi.

"Jam berapa sekarang?" tanya Kiara dingin.

"Jam sembilan Bu."

"Ok, kamu siapkan semuanya dan tunggu aku dibawah."

"Baik Bu."

Kiara segera membereskan barang-barangnya dan segera pergi menuju Restoran xxx untuk bertemu dengan kliennya.

Kiara pergi bersama Sisi sekertaris sekaligus sahabatnya itu diantar oleh supir menggunakan kendaraan Perusahaan, selama dalam perjalanan Kiara hanya fokus pada Laptopnya.

"Ra, kenapa kamu tidak membeli mobil saja?kan kamu seorang Bos pemilik Perusahaan besar masa tidak punya mobil sih?" seru Sisi.

"Memangnya pemilik Perusahaan harus ya memiliki sebuah mobil?" tanya Kiara dingin.

"Hatuslah Ra, kan biar gaya," ucap Sisi.

Kiara menoleh kearah Sisi dan menatapnya dengan tatapan tajam, Sisi tahu dengan arti tatapan itu akhirnya Sisi hanya bisa nyengir dan menutup rapat mulutnya, tidak berani untuk bicara lagi.

Sesampainya di Restoran xxx, Kiara dan Sisi segera masuk kedalam terlihat seorang pria paruh baya dengan perut yang buncit melambaikan tangannya.

Kiara dan Sisi pun menghampiri pria paruh baya itu, tatapan pria paruh baya itu sangat tajam kearah Kiara sehingga membuat Kiara tidak nyaman.

"Senang bertemu dengan anda Nona Kiara, ternyata benar apa yang dikatakan orang-orang kalau pemilik Perusahaan KAT CORPORATION sangat cantik dan masih muda," seru pria itu.

"Terimakasih, maaf Pak sebelumnya karena Perusahaan SINAR ABADI mau menjalin kerjasama dengan Perusahaan kami, ini adalah isi kontrak perjanjiannya tolong Bapak baca dulu dengan teliti karena kami tidak bisa lama-lama masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan," jelas Kiara dengan nada dinginnya.

"Wow, Nona Kiara jangan terburu-buru bagaimana kalau kita makan-makan dulu," seru pria itu dengan genitnya.

"Maaf Pak, kebetulan saya sudah sarapan jadi saya tidak bisa menemani anda untuk makan-makan," sahut Kiara.

"Ternyata Bos KAT CORPORATION sangat sombong ya, mentang-mentang cantik tapi biasanya wanita yang cantik itu sok jual mahal tapi kenyataannya----"

Ucapan pria itu terpotong karena Kiara langsung berdiri dari duduknya.

"Maksud Bapak apa? kalau Bapak tidak berniat menjalin kerjasama dengan Perusahaan saya, jangan banyak basa-basi dan berbicara seenaknya itu hanya membuang-buang waktu saya saja, Sisi ambil lagi surat kontraknya kita kembali ke Kantor," ucap Kiara dengan dinginnya.

Tapi pada saat Kiara ingin melangkah, tiba-tiba pria paruh baya itu mencengkram pergelangan tangan Kiara.

"Jangan sok jual mahal."

"Apa mau anda?" tanya Kiara.

"Saya akan menanamkan saham di Perusahaan anda, asalkan anda mau menemani saya malam ini," seru pria paruh baya itu dengan senyumannya.

Kiara dan Sisi terlihat membelalakan matanya, dasar laki-laki tidak tahu diri sudah tua begitu bukannya insyaf banyak dosa malah menambah dosa.

Sementara itu Frans yang kebetulan sedang melakukan pertemuan juga dengan kliennya tampak menoleh kearah Kiara yang posisinya membelakangi Frans.

"Ada apa itu Jack?" tanya Frans.

"Laki-laki tua itu adalah pemilik Perusahaan SINAR ABADI, laki-laki itu terkenal dengan kelakuannya yang genit dan suka main perempuan, banyak Perusahaan kecil yang ingin sukses menyerahkan anaknya demi mendapatkan saham dari dia, mungkin saat ini juga dia sedang berusaha membujuk wanita itu, Tuan," jelas Jack.

Frans terlihat memperhatikan wanita itu karena posisinya yang membelakanginya membuat Frans penasaran.

"Maaf Pak, saya bukan perempuan yang akan luluh dengan rayuan Bapak, saya tidak butuh saham Bapak karena tanpa kerjasama dengan Perusahaan Bapakpun, Perusahaan saya tidak akan bangkrut," seru Kiara dan menghempaskan tangan pria tua itu.

Tapi disaat Kiara ingin berbalik, Pria itu kembali menarik tangan Kiara dengan kasarnya sehingga Kiara sedikit meringis.

Disisi lain Frans terus memperhatikan adegan demi adegan yang terjadi dihadapannya itu.

"Saya tidak suka penolakan atau saya akan menghancurkan Perusahaan anda," bentaknya.

Dengan sekali hentakan, Kiara membalikan keadaan Kiara memutar pergelangan tangan pria itu sehingga pria tua itu meringis kesakitan.

Kiara melempar kertas kontrak itu kearah Sisi dan dengan sigap Sisi menangkapnya, akhirnya wajah Kiara bisa terlihat oleh Frans, Frans terbelalak ternyata wanita itu adalah wanita yang sudah mencuri hati dan mengganggu pikirannya.

"Hancurkan saja kalau anda bisa, ayo Sisi kita kembali ke Kantor."

Kiara menghempaskan tangan pria paruh baya itu dan dengan cepat pergi meninggalkan Restoran.

"Wow luar biasa," gumam Frans.

Frans mengembangkan senyumannya dengan terus memperhatikan Kiara sampai Kiara menghilang dan pergi meninggalkan Restoran itu.

"Jack, cari tahu semua tentang wanita itu dan aku ingin kamu mendapatkannya siang ini juga," seru Frans.

"Baik Tuan."

"Sungguh wanita yang sangat cantik," batin Frans.

🔪

🔪

🔪

🔪

🔪

Hallo apakabar,,mohon dukungannya dengan selalu tinggalkan jejak like,komen,dan vote sebanyak-banyaknya🙏🙏😘😘

Jangan lupa

like

vote n gift

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU💖💖💖

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!