NovelToon NovelToon

Kesetiaan

Pertemuan Pertama

...Ada banyak jenis kebahagiaan yang dunia tawarkan untuk mengisi kekosongan atau kehampaan. Ada yang positif (seperti musik, pekerjaan, pasangan, medsos, dan sebagainya) dan ada pula yang negatif (seperti mabuk dan menggunakan narkoba). Yang positif tentu lebih baik, tapi faktanya semua itu hanya bersifat sementara. Blaise Pascal, seorang ahli fisik dari Prancis pernah berkata:"Ada ruang kosong dalam diri manusia yang tidak dapat diisi dengan hal-hal materi, tetapi hal dapat diisi oleh hal yang ilahi. " Saat hati kosong dan hampa (apa pun sebabnya), hanya Tuhan yang bisa mengisi dan memulihkannya. *Dian...

...Bersyukur dan Bersukacita adalah hal yang perlu di miliki untuk hidup sejahtera meskipun dalam kekurangan 🙏🙏🌹...

Sebut saja namanya Fera, Fera adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Cindi, kedua kaka beradik ini sangat akrab satu dengan yang lain. Cindi yang sudah duduk di kelas satu SMA tak kalah cantik dari Fera. Tubuh nya yang tinggi 170 cm membuat penampilan Cindi semakin menarik untuk di pandang.

Santo bapak Fera adalah sosok Ayah yang baik dan bertanggung jawab dalam perannya menjadi kepala rumah tangga. Santo bekerja sebagai pegawai Bank, posisi Manager di sebuah Bank Mandiri adalah kedudukan yang sangat menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Sedangkan Sinta ibu mereka adalah seorang Guru SD, Sinta menjabat sebagai kepala sekolah. Sudah pasti dengan pekerjaan kedua orang tua yang menjanjikan Fera dan Cindi bisa memiliki masa depan yang baik.

Fera yang masih duduk di bangku SMA jelas terlihat cantik dan imut, secara usia fera masih muda dan di tambah lagi rupa yang cantik dan mengemaskan. Saat ini Fera masih duduk di kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan mendengar kelulusan.

"Fera kita singgah dulu yuk di warung itu, " ucap Linda sambil menunjuk ke arah warung makan ayam geprek yang ada di depan mereka.

"Yuklah, aku juga lapar ni. " ucap Fera.

Mereka menjalani menuju warung makan itu dan langsung duduk di salah satu kursi yang berada di dekat pintu masuk.

"Setelah ujian akhir, akhirnya hari ini kita mendengarkan kelulusan. "ucap Fera pada sahabatnya Linda. Linda dan Fera sangat bahagia karena mereka lulus dan mendapatkan nilai yang bagus.

"Aku bahagia hari ini kita mendengarkan pengumuman kelulusan." ucap Fera kepada Linda.

"Iya ni, syukur aja kita berdua lulus ya. "

"Iya lin, itulah lin. Gak kebayang kalau harus ngulang lagi. Capek banget kalau harus ngulang lagi."

" Benar tu Fera aku juga gak mau ngulang lagi. "

"Tapi, kita akan berpisah. " ucap Fera.

"Kita gak akan satu sekolah dan satu kelas lagi. " ucap Fera.

"Iya ni... tidak lama lagi kita akan berpisah (kata Linda) dengan senyum sedihnya."

"Eh... tidak perlu sedihlah sekarang kan bukan jaman dulu lagi yang tidak ada HP, kita kan bisa video call, WA.. kan udah jaman modern. Jadi selagi kita tidak putus kontak masih bisa tetap jadi sahabat baik." Ucap Fera menghibur sahabatnya yang sedang sedih.

"Baiklah-baiklah kamu benar Fera…...Hmmmm" Nafas panjang Linda yang masih menunjukkan raut muka sedih nya.

"Udah Ya... Tidak usah berlama-lama sedihnya nanti cantik nya hilang (Goda Fera). Ayo kita beli makan dulu yuk sebelum pulang."

Setiba di warung makan, mereka berdua membeli makan.

"Ngomong-ngomong... mau di bungkus atau makan di sini Linda". Ucap Fera pada sahabatnya.

"Makan di sini aja ya Fera malas mau bawa pulang lagi. Makan di sini aja ya(pinta Linda sekali lagi) sambil makan kita bisa ngobrol berdua di sini, bisa nyantai juga." Jawab Linda dengan memamerkan giginya yang putih.

"Mau pesan makan apa Linda supaya sekalian aku pesannya."

"Aku mau makan ayam geprek aja ya, tapi yang pedas ya." Request Linda yang memang hobi makan daging ayam.

"Ok... sahut Fera." Sambil berjalan menuju petugas warung makan tersebut.

"Bu, saya pesan ayam geprek dua ya.. yang pedas ya bu." Pinta Fera kepada penjaga warung.

"Iya Mbak, mau minum apa Mbak?"Tanya petugas warung makan itu pada Fera.

"Minum es tahu aja dua mbak."

Mereka pun makan dengan lahapnya, sambil bercerita dan mengingat kenangan saat masih di SMA.

"Eh.. kamu ingat gak sebelum kita berteman. "

"Apa itu? " tanya Linda.

"Kamu dulu kan gak suka lihat aku lin, kalau aku masuk ke ruang kelas kamu pasti menatap aku seperti melihat hantu. "

"Tatapan matamu gak bisa aku lupakan. " ucap Fera.

"Haha... kamu masih ingat aja Fera. "

"Habis kamu juga shi nyebelin banget waktu itu. Sok cantik lagi tu. " ucap Linda.

"Ye... siapa juga sok cantik, memang aku udah terlahir cantik Ko lin. " ucap Fera.

"Iya tapikan gak juga gitu, kalau lewat di depan kelas selalu aja mengibaskan rambut. Ihh.. pokoknya kalau lihat kamu ngibaskan rambut aku risih. "

"Memangnya kenapa ko kamu rusuh lin? "

"Iya menurutku kalau cwek jalan kaya gitu cewek sok cantik. "

"Hahaha... kamu lucu juga ya lin. Aku baru tau alasan kamu gak suka sama aku dulu. Haha.. lin.. lin. " Sana tertawa mendengar jawaban Linda.

"Tapi kok akhirnya kamu malah mau berteman sama aku lin, kenapa? " tanya Fera.

"Hm... itu.. kenapa ya? " ucap Linda sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Kamu ingatkan waktu kita di wajibkan membawa pensil warna saat mata pelajaran kesenian? "

"Waktu itu aku lupa bawa pensil warna. Teman dekatku gak ada yang mau berbagi sama aku, eh.. ternyata kamu orang yang paling aku benci malah mau pinjamkan aku pensil warnamu, padahal masih baru. " ucap Linda.

"Sejak saat itu aku melihat sisi lain dari kamu, aku baru sadar kalau kamu orang yang baik. Dari situlah aku ingin sekali berteman denganmu. "

"Oh.. gara-gara itu. Aku baru tau kalau pensil warna itu bisa mengubah penilaian mu terhadap aku. " ucap Fera sambil tersenyum.

"Iya fer, aku pun gak nyangka kalo kita akhirnya bisa berteman. "

"Lucu juga ya lin kalo di ingat-ingat masa-masa kita masih sekolah. " ucap Fera.

"Iya fer, aku pun merasa seperti itu juga. "

"Apa lagi kalau ingat kamu yang waktu itu jatuh saat lagi mau upacara bendera, trus semua orang mentertawakan mu karena rokok robek. " ucap Linda.

"Ihh.. jangan di ingat, bagiku itu sangat memalukan. " Fera menutup mukanya.

Setelah 30 menit mengobrol akhirnya mereka berpisah masing-masing pulang ke rumah masing-masing, setelah membayar makanan yang mereka nikmati.

Fera yang sedang berjalan, tiba-tiba bertabrakan dengan seorang laki-laki...

Bruk……(suara benturan) Fera yang terjatuh merasa kakinya sakit karena laki-laki yang tak sengaja menabrak nya saat berjalan, sehingga membuat Fera terjatuh dan kakinya tersandung di pembatasan jalan.

"Maaf.... saya tidak sengaja." Ucap laki-laki itu dengan raut wajah yang tak terbaca. "

Dengan wajah yang menahan rasa sakit di kaki, Fera berusaha melihat ke arah suara yang meminta maaf.

Ternyata laki-laki yang ada di hadapannya adalah seorang tentara yang berwajah tampan dan gagah. Sambil menahan sakit di kaki Fera berusaha menjawab. Iya tidak apa, ini bukan karena sengaja (Sahut Fera).

...Matius 5:13 (TB) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang....

Terluka

Laki-laki itu langsung membantu Fera berdiri. Terlihat ada darah di ibu jari kaki Fera karena benturan yang cukup kuat tadi. Laki-laki itu pun merasa bersalah.

"Maaf mbk, saya tidak sengaja. " ucap laki-laki itu sambil membantu Fera berdiri.

"Kakimu berdarah, saya antar di klinik terdekat ya." Kebetulan di depan tempat mereka berdiri ada klinik Kinasih.

"Tidak apa-apa Bang, saya bisa pergi sendiri." Jawab Fera sambil menahan rasa sakit.

"Panggil saya bang Leo saja, nama ade siapa? Saya harus tetap bertanggung jawab karena ade terluka akibat kecerobohan saya yang kurang hati-hati saat berjalan. Sekali lagi saya minta maaf." Dengan perasaan yang sunguh-sungguh Leo meminta maaf kepada Fera.

"Nama saya Fera bang, Maaf bang Leo.... Tidak apa-apa saya masih bisa berjalan sendiri." Fera berusaha berdiri.

Fera berjalan dengan kaki yang pincang dan darah yang sudah deras mengalir sejak tadi di kaki kanannya.

Karena merasa tidak enak untuk merepotkan Leo Fera berusaha menolak dan memaksakan diri untuk berjalan, lain halnya dengan Leo. Leo tetap ingin bertanggung jawab dengan perbuatan nya. sebagai laki-laki yang bertanggung jawab Leo tetap mengantar Fera untuk pergi ke klinik Kinasih.

"Tidak apa-apa saya ikut mengantar ya."Sahut Leo yang merasa harus bertanggung jawab dengan kondisi Fera.

" Iya bang, Terima kasih untuk niat baiknya. " ucap Fera kepada Leo.

Leo bergegas mengambil mobilnya dan berhenti tepat di depan Fera berada.

"Ayo dek, naik aja abg antar ke Klinik. " ucap Leo.

Leo membuka pintu mobilnya dan langsung menolong Fera berdiri untuk masuk ke dalam mobil. Tanpa bantahan yang ke tiga kali Fera menerima kebaikan Leo.

Tanpa menunggu lama, Leo langsung membawa Fera ke klinik Kinasih.

Akhirnya mereka sudah di klinik dengan di bantu Leo yang ada di sana saat itu. Leo langsung mengantar Fera dan mendapatkan penanganan segera oleh dokter dan perawat yang bertugas.

"Kita sudah sampai dek," ucap Leo yang saat itu sudah berhenti di depan Klinik Kinasih.

Leo turun dari mobil dan masuk kedalam klinik itu.

"Mbak, teman saya kakinya luka. Apa ada kursi roda yang bisa di pakai untuk teman saya untuk masuk ke sini? Soalnya luka di kakinya lumayan besar jadi dia agak kesulitan berjalan. " ucap Leo kepada perawatan yang sedang bertugas.

"Ada pak, teman bapak dimana? " tanya perawat itu dan langsung berjalan menuju tempat kursi roda.

Perawat itu mengambil kursi roda dan mendorongnya keluar klinik.

"Itu suster, teman saya masih di dalam mobil. " ucap Leo.

"Oh, iya. "

Leo berjalan menuju mobilnya dan membuka pintu mobil. Setelah itu membantu Fera keluar dari dalam mobil. Perawat itu dengan cekatan menolong Fera duduk di kursi roda.

"Ayo pak, mbak nya duduk aja di kursi roda. " ucap perawat itu.

"Oh iya mbak, "

Fera duduk di kursi roda dan perawat itu mendorongnya ke dalam klinik kinasih. Klinik itu tidak besar namun memiliki ruang IGD dan ruangan perawatan. Sesampainya di ruang IGD Sana langsung di sambut oleh dokter Helena.

"Mbak silahkan pindah ke tempat tidur ya. " ucap perawat itu sambil membantu Fera pindah dari kursi roda ke tempat tidur.

Dokter Helena yang saat itu sedang jaga di IGD langsung menghampiri Fera. Sementara suster itu menyiapkan perlengkapan untuk cuci luka dan alat jahit luka.

"Bagaimana bisa luka di kaki? " tanya dokter Helena kepada Fera

"Tadi gak sengaja kesandung dokter. " Jawab Fera.

"Perkenalkan nama saya dokter Helena yang bertugas di IGD saat ini."

Dokter Helena pun memeriksa kondisi luka Fera dan mengkaji kronologis kejadian yang sudah menyebabkan luka di kaki Fera.

"Bagaimana bisa jatuh mbak Fera? tadi kakinya mengenai apa ya?" tanya dokter Helena.

"Tadi kami tidak sengaja bertabrakan saat sedang berjalan di arah yang berlawanan. saya yang kurang memperhatikan jalan akhirnya menabrak de Fera dokter." Ucap Leo yang berusaha menjelaskan kronologis yang menimpa Fera.

"Lukanya lumayan dalam Fera, jadi ini harus di jahit kalo tidak akan lama proses penyembuhannya dan luka terbuka juga beresiko infeksi jika di biarkan begitu saja." Penjelasan Dokter.

"Apakah Fera bersedih di jahit?" tanya dr Helena.

Sambil menahan tangis Fera bertanya dengan suara lirih kepada dr Helena.

"Dokter apa bisa tanpa harus di jahit? Saya takut jarum dokter." Ucap Fera kepada dr Helena.

"Tidak bisa Fera, lukanya memang tidak begitu besar tapi karena ada pembuluh darah yang terkena benturan dah robek jadi pendarahan nya banyak. Kalau tidak di jahit, takutnya perdarahan di luka Fera tidak bisa berhenti. " ucap dokter Helena.

"Nanti sebelum di jahit, kami akan bius lokal di sekitar luka yang akan di jahit. Sehingga dek Lena tidak merasa sakit saat lukanya di jahit." Dr Helena berusaha menjelaskan prosedur menjahit luka di kaki Fera.

"Baik dokter saya percayakan sepenuhnya kepada dokter. "jawab Fera kepada dokter Helena.

" Tolong di jahit ya, "ucap dokter itu kepada perawat yang membantu Fera masuk ke dalam klinik.

"Lukanya akan di jahit ya Mbak," ucap Seorang perawatan.

"Akan terasa sakit saat saya menyuntikkan obat biusnya tapi itu hanya sebentar saja. Setelah di suntik kaki Fera akan terasa kebas." ucap perawat itu.

Baik suster, Jawa Fera.

"Saya bersihkan luka nya dulu ya mbak. " ucap Suster itu.

Sebelum di jahat luka di bersihkan terlebih dahulu dengan cairan Normal salin 0.9% dan betadine.

"Lukanya kotor ya mbak, banyak pasir. Kalau tidak dibersihkan bisa infeksi mbak. " ucap perawat itu.

Perawat itu membersihkan luka di kaki Fera dengan hati-hati dan teliti. Setelah luka bersih, sekitar luka yang akan di jahit di bius dengan bius lokal.

"Cuci lukanya sudah selesai, sekarang saya mau suntik obat biusnya. Sedikit sakit tapi nanti akan terasa kebas setelah di suntik. " jelas perawat itu.

"Aduh…… sakit Mbak, tolong agak pelan bakal suntik nya. Aduh…… sakit Mbak."Lirih Fera yang menahan diri untuk menangis.

" Jangan sampai aku nangis, "pikir Fera dalam hati.

" Iya mbak, saya sudah berusaha pelan. "

Perawat itu membersihkan luka dan menyuntikkan obat bius di kaki Fera dengan hati-hati.

Setelah di suntikan bius lokal, perawat menanyakan rasa kaki Fera 5 menit setelah di injeksi bius lokal.

"Bagaimana mbak Fera. Apakah kaki nya masih berasa sakit?"tanya perawat yang akan menjahit luka di ibu jari kaki kiri Fera.

... Matius 6:16 (TB) "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya....

Pulang ke Rumah

"Sepertinya terasa kebas sus," ucap Fera kepada perawat yang akan menjahit luka di kakinya.

"Berarti obat biusnya sudah mulai bekerja mbak, saya akan mulai menjahit luka mbak." Ucap perawat yang sudah bersiap-siap dengan alat-alat jahitnya.

"Mbak jika saat di jahit terasa sakit, tolong kasi tau ya. Pinta perawat itu kepada Fera." Karena kalau terasa sakit berarti efek bius lokalnya sudah mulai hilang.

"Iya Sus," ucap Fera.

"Saya mulai menjahit lukanya ya mbak" ucap perawat itu.

"Iya suster, " ucap Fera.

Perawat yang sedang menjahit luka di kaki Fera terlihat sangat telaten dan rapi dengan keahlian yang di milikinya membuat Fera kagum.

"Suster namanya siapa?" Tanya Fera.

"Iya maaf saya lupa memperkenalkan nama tadi, nama saya Surati." Jawab perawat tersebut.

"Biasanya di panggil siapa suster? "Tanya Fera yang berusaha dekat dengan perawat tersebut.

"Terserah Mbak mau panggil apa. Biasanya teman-teman saya panggil saya "Surati" Mbak."

"Oh iya, saya panggil kak Rati boleh? Kak Rati boleh panggil saya Fera saja ya, jangan pakai mbak rasanya serasa tua di panggil mbak kak." Pinta Fera kepada perawat tersebut sambil memamerkan giginya yang putih.

"Ya... tidak apa-apa dek Fera, baiklah." Jawabnya.

"Kakak sudah lama kerja di sini? Sepertinya kakak sudah ahli sekali menjahit luka." Selidik Fera yang dari tadi penasaran ingin menanyakan nya.

"Sudah 4 tahun dek." Jawab perawat itu dengan ramah.

"Wah.... sudah lama ya kakak bekerja di klinik ini, pantas saja kakak terlihat mahir menjahit luka saya." Ucap Fera yang sedang memuji keahlian perawat tersebut.

"Ah... tidak juga dek, kakak tidak sehebat itu." Jawab perawat itu dengan senyum manis nya.

"Aku kagum dengan kak Rati, sepertinya aku sudah tau akan ambil jurusan apa setelah tamat SMA. Batin Fera di dalam hati." Hal ini terlintas di pikiran Fera ketika melihat sosok perawat yang ramah dan baik di hadapannya. Fera berfikir jika nanti dia menjadi perawat Fera bisa menolong orang dengan keahlian yang di milikinya seperti halnya Rati. Selain cantik, Fera juga merupakan seorang gadis yang ringan tangan untuk membantu orang lain.

Fera yang sebelumnya bingung akan melanjutkan kuliah nya akhirnya memikirkan untuk menjadi seorang perawat seperti Surati. Setelah 30 menit berlalu, perawat tersebut telah selesai menjahit luka di kaki Fera. Karena obrolan yang begitu asik membuat waktu yang lumayan lama tidak terasa.

"Sudah selesai dek Fera." Ucap perawat tersebut.

"Wah... tidak lama ya kak jahit nya. Terimakasih kak Rati." Ucap Fera dengan tulus sambil tersenyum kepada perawat tersebut.

Leo yang menemani Fera memperhatikan sikap Fera kepada perawat tersebut, melihat keramahan Fera Leo tersenyum sendiri. Ada sedikit rasa kagum di hati Leo ketika memperhatikan Fera dari tadi.

"Lucu juga anak ini." Leo berbicara pada diri nya sendiri dan hanya Leo dan Tuhan yang tau.

"Pak.. sudah boleh ke kasir ya untuk urus administrasi nya." Kata-kata perawat tersebut berhasil mengalihkan lamunan Leo.

"Baik Sus, dimana ya kasirnya? "Tanya Leo kepada perawat tersebut.

"Bapak bisa lewat pintu itu, nah sebelah kiri dari pintu itu ya pak." Jelas perawat itu pada Leo.

"Terima kasih Sus," ucap Leo dengan tulus.

"Saya urus administrasi nya dulu ya dek." kata Leo kepada Fera.

"Iya bang, ucap Fera sambil tersenyum manisnya dan mengangguk.

Leo langsung bergegas menuju kasir.

"Pak saya mau bayar administrasi pasien yang bernama Fera."

"Sebentar ya saya cek dulu." Kata petugas kasir tersebut sambil memainkan jarinya untuk mengecek jumlah tagihannya.

"Tagihannya 500.000 ribu pak." Ucap pak kasir.

Leo mengeluarkan uang 500.000 ribu dari dalam dompetnya dan menyerahkan kepada petugas kasir tersebut.

"Ini pak uangnya, " ucap Leo sambil mengulurkan uang yang ada di tangan nya.

Petugas kasih itu mengambil uang yang di serahkan Leo.

"Ini bukti pembayarannya pak, " petugas kasir itu menyerahkan struk pembayaran kepada Leo.

"Terima kasih pak, " ucap Leo.

Setelah membayar biaya perawatan Fera. Leo kembali menghampiri Perawat yang sedang bertugas di IGD klinik tersebut.

"Ini suster bukti pembayarannya, " Leo menyerahkan bukti pembayaran dari kasih tadi.

"Iya Pak, saya pinjam sebentar kertasnya. " ucap perawat itu.

Tampak perawat itu menulis nama dan jumlah pembayaran ke kasir di sebuah buku.

"Ini pak, struknya boleh bapak simpan. "

"Terima kasih, suster. Apakah kami sudah boleh pulang? tanya Leo

"Sudah boleh pak." Jawab perawat tersebut.

"Tunggu di sini sebentar ya dek. Saya ambil mobil dulu," pinta Leo kepada Fera.

Leo yang tidak sengaja menabrak Fera saat berjalan sebenarnya mau mengambil mobilnya yang sedang terparkir tidak jauh dari kejadian yang mengakibatkan kaki Fera terluka.

"Iya bang," jawab Fera.

Leo bergegas menuju mobilnya di parkiran. Setelah itu mengarahkan mobilnya ke depan klinik supaya Fera tidak jauh untuk jalan menuju mobil Leo yang akan mengantar Fera pulang.

"Aduh.. gimana ini. Aku gak enak mau merepotkan bang Leo lagi. " ucap Fera yang merasa dari tadi sudah merepotkan Leo.

Leo turun dari dalam mobilnya dan bergegas membukakan pintu untuk Fera.

"Suster saya boleh pinjam kursi rodanya? " tanya Leo kepada Suster itu.

"Boleh pak, " ucap suster itu.

"Bang, tidak apa-apa saya bisa pulang sendiri. Nanti saya bisa pesan ojek online," ucap Fera pada Leo. Karena sudah tidak enak merepotkan Leo, makanya Fera bicara seperti itu.

"Tidak apa-apa dek, membantu orang jangan setengah-setengah." Ucap Leo kepada Fera, sambil tersenyum yang memperlihatkan lesung pipinya sehingga menambah ketampanan di wajah Leo yang tampan semakin enak di lihat, yang sudah pasti bisa membuat mata kaum hawa tidak bisa mengalihkan pandangan nya ketika melihat laki-laki setampan Leo.

Akhirnya Fera pun menerima tawaran Leo untuk mengantarnya pulang ke rumah.

"Ayo dek, pindah ke kursi roda ya. " ucap Leo.

"Iya bang"

Leo membantu Fera pindah dari tempat tidur ke kursi roda. Fera pindah ke kursi roda dengan di bantu oleh Leo. Leo mendorong Fera menuju mobil.

"Ayo dek masuk. " Fera masuk ke dalam mobil dengan di bantu Leo.

"Terima kasih bang, " ucap Fera tulus.

"Iya dek, sama-sama. " ucap Leo sambil tersenyum.

"Abang kembalikan kursi roda dulu ya. "

"Iya bang, maaf ya merepotkan. " ucap Fera.

"Iya tidak apa-apa, " Leo tersenyum kembali.

Leo mengantarkan kursi roda.

"Terima kasih suster. " ucap Leo tulus.

...Matius 6:19, 25 (TB) "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya....

..."Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!