NovelToon NovelToon

Pernikahan Arumi

Pertemuan...

Pagi itu seorang wanita muda bergegas untuk segera berangkat ke kantor WIJAYA Group, untuk melakukan wawancara. Ia baru saja mendapat panggilan kerja di perusahaan hebat tersebut. Meski ia tak tahu akan masuk ke bagian mana. Tapi yang paling penting baginya saat ini adalah mendapatkan pekerjaan dan membantu keuangan kluarganya.

"Sayang, sarapan dulu nak..." Ucap Sang ibu menyeru di kejauhan, sedangkan wanita muda yang di seru ibunya hanya bisa tersenyum, Ia bergegas mengambil roti di piring tersebut lalu berjalan terburu-buru.

"Maaf buk, tapi nampaknya Arumi terlambat, Arumi harus bergegas!" Balas wanita muda bernama Arumi itu.

"Aish! Tak baik nak, jika anak gadis makan sambil berjalan begitu, tak sopan... Nanti jika ada yang lihat, apa tanggapan mereka" Jelas sang ibu.

"Tenanglah buk, setidaknya aku punya pacar yang akan membelaku dari olokan itu" Balas Arumi. Ibunyapun mulai memasang wajah pusing dan memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Arumi berangkat dulu buk' Assalamualaikum..." Ucap Arumi, Arumipun mulai berpamit dan mencium lengan ibunya tergesa-gesa.

"Hati-hati di jalan nak, jaga dirimu" Kini ibu dan anak mulai terpisah. Arumi sangat tergesa-gesa hingga ia ceroboh dan meninggalkan amplop lamaran cadangannya di meja makan.

DI PERJALANAN...

Sudah hampir tiga puluh menit, Arumi berdiri di halte bus hingga sedikit kesal ia rasa. Beberapa kali ia menengok jam di lengan kirinya, namun setiap kali ia mengarahkan matanya ke jalan tersebut, yang ia dapatkan adalah jalanan yang kosong. Para penumpang lain pun merasa kesal, sama seperti yang arumi rasakan.

"Astagfirullah, apa yang terjadi pada semua angkutan umum, kenapa mereka telat begini?! Padahal ini adalah hari pertama ku interview... aku harus bagaimana?!" Gumam Arumi. Ia sedikit marah-marah dan menunjuk jalanan kesal.

Tak berselang lama, mobil mewah yang mengkilatpun tiba-tiba berhenti di depan Arumi. CIIIITTT!! Lalu sosok wanita memakai haighell warna merahpun mulai turun dari pintu mobil yang telah di bukanya.

"Sayang! Kamu mau kemana?!" Ucap Seorang Pria yang rusuh saat terburu-buru turun dari dalam mobil dan berusaha menghentikan langkah wanita yang telah keluar dari mobil tersebut.

"Lepaskan! Jika kamu benar-benar mencintaiku, kenapa kamu terus meminta menikah! Aku sangat belum siap untuk itu!" Timbal wanita tersebut.

Arumi yang heran pada pertengkaran dua sejoli itu mulai kepo dan merogoh ponsel di dalam tasnya, lalu iapun merekam adegan bah dalam sinetron itu sambil tersenyum ke girangan. Sementara para penumpang lain yang telah menunggu itu langsung berhambur ke arah bus yang baru saja tiba. Tapi tidak pada Arumi, ia malah sibuk merekam orang yang tengah bersitegang itu.

"Bukankah itu adalan Prince Lee, oh tuhan. Ini berita yang sangat besar, Prince Lee di tolak kekasihnya?!" Bathin Arumi.

"Sayang, sudahlah... Jangan marah lagi. Aku pasti akan menunggu hingga kamu siap untuk ku pinang" Bujuk pria yang berjuluk Price Lee itu.

Setelah Prince Lee membujuk wanitanya, akhirnya wanita tersebut berbalik dan memeluk erat pria tersebut. Arumi yang puas mulai bersorak seraya terus merekam kemesraan tersebut.

"Huaaa... romantisnya! Kalian sungguh serasi, tampan dan cantik... semoga kalian berbahagia selamanya" Ucap Arumi merespon tanpa malu-malu. Prince Lee mulai menoleh ke arah wanita yang sedari tadi merekamnya "Kau siapa?! Beraninya kamu melakukan hal itu!" Prince Lee melepas pelukan wanita tersebut dan mulai menghampiri Arumi. Arumi nampak kaget.

"Ah, ahahahaha... maaf saya merekam tanpa sengaja, bukankah ini adalah suasana yang jarang? Saya bisa mendapatkan Video anda secara livestreaming. Dan itu Uaw banget, Trimaksih adegannya mirip syuting di tv, dan kalian memainkannya sangat propesional" Polos Arumi. Sontak Prince Lee terbelalak dan segera mengarahkan tangannya ke ponsel Arumi yang masih merekam.

"Jangan main-main! Jika sampai vidio itu tersebar, maka jangan harap kau akan hidup tenang! Kembalikan!" Teriak Prince Lee seraya meraih lengan Arumi. Arumi mengelak dan segera menghampiri bus yang baru tiba. Arumi pun naik kedalam bus terburu-buru.

"Daaah... Terimaksih? Vidio ini sangat indah" Sorai arumi di balik kaca bus itu.

"Hei! Kembalikan hasil rekaman itu!" Teriak Prince Lee. "Sayang, ayo masuk... kita harus segera mengambil rekaman bodoh itu!" Ucap prince Lee. Wanita cantik yang sedari tadi ada di sana pun bergegas masuk ke dalam mobil.

Mobil pun mulai melaju kencang ke arah bus yang baru beranjak pelan itu. Arumi yang sadar bahwa mobil mewah itu mengikutinya mulai berrsembunyi di antara padatnya penumpang. Jantungnya sudah berdetak tak karuan, sedangkan mobil mewah yang mengajar Arumi itu terus mengelaksoni bus tersebut untuk segera berhenti. Namun sebuah keberuntungan datang. Bus tersebut mulai masuk jalur khusus bus, dan kendaraan lain tak di ijinkan untuk masuk jalur tersebut.

Sesaat, mobil yang mengejar Bus yang di tumpangi Arumipun mulai berhenti tepat di persimpangan jalan. Napas Arumi mulai terasa lega, jantungnya mulai kembali menenang.

"Alhamdulilah, haiish! Hari ini tak seharusnya aku menyaksikan adegan seromantis itu, Uwaaa... kapan aku punya pacar seromantis itu" Gumam Arumi saraya terus memutar-mutar adegan romantis di ponselnya.

Beberapa saat kemudian, Arumi mulai sampai di front perusahaan yang memanggilnya untuk interview itu. Arumi bergeges masuk ke dalam perusahaan tersebut. Ia mulai sampai di meja Recevsionis "Permisi, saya mendapat panggilan Via telpon bahwa saya interview hari ini" Ucap Arumi memasang wajah ramahnya.

"Oh, silahkan ambil formulir ini lalu isi, dan segera mengantri, ruangannya ada di sebelah sana" Ucap Sang staf mengarahkan tangannya ke sudut ruangan kantor tersebut.

Arumi mengangguk seraya berterimaksih, Arumipun mulai melangkah ke tempat tersebut. Saat ia masuk "Assalamualaikum..." Ucapnya seraya membungkuk, Namun saat ia mengangkat wajahnya. Iapun kaget dan tercengang "Astagfirullah! Banyak sekali orang yang interview hari ini" Bathin Arumi kecewa.

"Baiklah... setelah anda semua mengisi formulir, silahkan berbaris dan antri, kami sedang membutuhkan staf kantor bagian data personal, bagian staf divisi keuangan juga pemasaran, sisanya... bagian bersih-bersih" Ucap Sang stap menejer perusahaan tersebut.

Satu persatu pelamar mulai berkurang, tubuh Arumi yang sedikit pendek mulai bisa melihat apa yang ada di hadapannya. Saat semuanya mulai lulus dengan interview mereka. Betapa kagetnya Arumi, saat ia saksikan seseorang yang terduduk di kursi depan meja kerja itu.

"Astahfirullah! Bukankah dia prince Lee?!" Bathin Arumi mulai meleleh. Pria acuh itu seakan tak perduli pada para pelamar kerja itu. Ia meluluskan semua orang tanpa melihat kinerja atau pengalam kerjanya.

"Apa? seperti itukah interview perusahaan ini? Kenapa terasa mudah? Bahkan mereka tak di tanya tentang pengalaman kerja mereka. Ini terasa mudah bagiku" Bathin Arumi.

"Sudah, Joe... aku serahakan interview ini padamu, Aku mulai bosan, masih banyak pekerjaan yang harus ku urusi" Gumam Prince Lee. Joe mulai merespon ucapan pria tersebut "Maaf tuan muda. Tapi nampaknya anda harus melakukannya sampai tuntas"

"Berapa banyak lagi tugasku! menyebalkan! Baiklah... kalian semua lulus! Mulailah bekerja! Jangan membuat masalah! Atau kalian takan bisa bertahan lama di perusahaanku" Ucap Pria tersebut. Arumi mulai tersenyum mengembangkan pipinya.

"Baiklah, kalian semua, ikut nona sarah... dia akan menunjuk satu-persatu berdasarkan style yang kalian miliki" Jelas Prince Lee. Arumi mulai ikut melangkah ke arah rombongan itu. Mereka berjalan berbondong-bondong. Prince Lee tak sengaja mendelik ke arah wanita tersebut. Iapun ingat salah satu gelagat wanita tersebut.

"Tunggu! Wanita dengan kerudung putih!" Ucap Prince Lee. Arumi tertegun karna kaget.

"Astagfirullah!" Bingungnya. Tapi ia tak mengehentikan langkahnya, ia terus berjalan dan melangkah cepat menyelinap ke antara kerumunan itu. Prince Lee berdiri dan segera meraihnya. Namun nampaknya terlambat, Arumi sudah hilang di telan gerombolan pencari pekerjaan.

"Apakah hanya perasaanku saja ya?" Pikir Prince Lee. Iapun meraih kepalanya dan menekannya erat-erat. "Tuan muda, sebentar lagi akan ada meeting, silahkan bergegas. Agenda anda cukup padat hari ini" Ujar Joe.

"Hah, baiklah... aku akan segera datang, Jika kau melihat wanita pendek berkerudung putih, segera hubungi aku" Ujar Prince Lee mulai melangkah menuju lift.

"Baik tuan muda"

BERSAMBUNG...

Hari pertama

Arumi mulai mendapatakan pekerjaan, karna di hari interview pertama Arumi melupakan surat lamaran kerjanya, ia pun mendapatkan ganjaran yang setimpal. Kini ia di terima kerja sebagai oficce girls dan bekerja di dapur perusahaan. Ia mengantarkan kopi untuk para stap kantor tersebut.

Tapi, entah karena bodoh. Atau karena ia terdesak ekonomi, nampaknya pekerjaan berat itu ia terima dengan senang hati. Apa lagi, ia tahu bahwa gajinya lumayan besar.

"Arumi, bawakan kopi ini ke bagian monitor" Ucap Kepala konsumsi Buk Rena.

"Baik buk" Jawab Arumi senang. Arumi segera mengambil tatakan itu dan segera bergegas menuju ruang monitor.

Sesampainya di sana... "Tuan, kopi anda telah siap" Ucap Arumi lantang. Para petugas yang ada di sana mulai berhambur dan mengambil kopi tersebut satu persatu.

"Wah, adek karyawan baru ya?" Tanya salah satu pegawai tersebut. Arumi mengangguk seraya tersenyum "Ya, mohon bantuannya ya. Sekarang saya adalah bagian dari oficce girls di bagian konsumsi" Ujar Arumi seraya tersenyum.

"Oh ia, terimaksih... kedepannya kami akan sangat merepotkanmu ya dek" Ucap salah satu di antara pegawai tersebut. Arumi mengangguk dan mulai pamit.

Ia segera keluar dari ruangan tersebut lalu menutup pintu. BLAM!. Saat ia berbalik tanpa sengaja ia pun menabrak seseorang, hingga tatakan yang Arumi pegang terjatuh dan membentur kaki orang yang di tabarak Arumi.

"Pyang!"

"Aduh! Sakit!" Pekik seorang pria. Arumi yang kaget segera mengambil tatakan tersebut dan menunduk, ia meminta maaf berkali-kali.

"Astagfirullah! Maafkan saya!" Ucap Arumi, Ia sangat merasa bersalah. Pria itu mulai marah dan membuka suaranya "Dasar! Kau tidak lihat jalan di depanmu! Kenapa kau sangat ceroboh hah!" Teriak pria tersebut. Arumi tak asing dengan suaranya. Iapun mulai mendonggakan wajahnya ke arah pria tersebut. Betapa kagetnya Arumi saat kedua matanya menatap intrens pria di depannya itu.

"Astagfirullah!" Bathin Arumi, Arumi segera menunduk malu dan mundur beberapa langakah untuk kabur.

"Hei' Tunggu!" Itu adalah Prince Lee. Prince Lee segera meraih celemek yang Arumi kenakan.

GRAP! "Berhenti! Dasar anak baru! Kau membuat masalah di hari pertamamu. Joe... seret wanita ini ke kantorku! Aku tak ingin mengotori lenganku hanya untuk menyentuh pengutil ini" Ucap Prince Lee.

"A-aku sudah meminta maaf! Ke-kenapa anda bicara seenaknya. Bukankah semua manusia sederajat di mata Allah! Anda sungguh sombong" Tantang Arumi marah dan mengepalkan tangannya.

"Heh! Siapa yang memberimu wewenang untuk marah padaku? Joe! Cepat seret dia" Ucap Prince Lee.

"Baik! Tuan muda, Nona mari ikut saya ke arah sini" Pinta Joe.

"Tidak mau! Pekerjaanku masih sangat banyak dan aku menolak!" Bantah Arumi mulai melangkah mundur. Ia tak mengerti mengapa di hari pertamanya bekerja, Ia malah terlilit masalah dengan pria tampan yang seorang Actor, namun entah kenapa tiba-tiba pria itu ada dalam kantor tersebut.

"Enak saja! Joe! lekas bawa manusia tengil ini!"Lantang Prince Lee.

"Nona, jika anda menolak, maka masalahnya akan semakin rumit, sebaiknya anda segera ikuti kami" Jelas Joe. Arumi yang merasa takutpun mulai melangkah mengikuti kedua pria tersebut.

"Astagfirullah! Apa yang ingin pria ini lakukan padaku? Ah tidak-tidak, jangan terburu-buru syuudoon pada mereka. Mungkin pria ini hanya ingin mengambil ponselku lalu menghapus rekaman tadi pagi" Bathin Arumi.

BLAM!

"Joe, tinggalkan kami berdua" Ucap Prince Lee. Arumi kaget saat kata-kata itu terlontar begitu saja.

"Baik tuan muda" Balas Joe.

"Tu-tunggu! Ini sangat tak baik, jika ada yang salah paham, keadaannya akan buruk" Pinta Arumi mengarahkan kakinya ke daun pintu.

"Hey! Apa maksudmu! Duduklah, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu, dan orang lain tak kubiarkan tahu! Apakah kau mengerti?!" Pekik Prince Lee.

"Tapi..." Keluh Arumi.

"Kalau begitu, saya permisi" Ucap Joe seraya mundur.

"Ya, pergilah, jangan biarakan siapapun masuk"

"Baik Tuan" Joe segera keluar dan menutup pintu tersebut. Jantung Arumi mulai berdetak cepat tak beraturan. Tangannya di kepal dan mulai memainkan pakaiannya.

"Kembalikan ponselmu" Pinta Prince Lee menengadahkan tangannya di depan Arumi.

"A-apa maksud anda tuan"

"Ayolah, jangan pura-pura bodoh! Kau tahu apa yang ku maksud, ini adalah kejadian yang memakukan, jadi sebaiknya jangan berulah"

"Apa-Apakah maksudnya tentang lamaran tadi pagi?" Tanya Arumi.

"Jangan sebutkan! Sini! Aku lihat ponselmu" Pinta Prince Lee.

"Apa? Sa-saya tak membawa ponsel saat bekarja, pengawas bilang tidak boleh memainkan ponsel saat sedang bekerja" Bohong Arumi.

"Kau sungguh menyebalkan!" Prince Lee mulai berdiri dari duduknya dan menghampiri Arumi. Arumi ketakutan dan mulai menyeret kursinya untuk menjauh.

"A-apa yang anda inginkan''

"Wajahmu memperlihatkan bahwa kau sedang berbohong, apa gunanya memakai hijab dan bicara bohong padaku? Apakah ada maksud lain dalam hatimu untuk menyebar Vidio itu pada publik hah!" Marah Prince Lee.

Arumi berusaha berdiri dan mundur. Namun Prince Lee segera mendorong Arumi hingga ia mulai terduduk kembali. Prince Lee mendorong bahu Arumi dan menekannya. Tangannya menggeledah seluruh saku kantong pakaian Arumi. Arumi menjerit ketakutan "Kyaaaa! Astagfirullah! Lepaskan Saya! Apa yang anda lakukan!" Arumi menangis dan berusaha menghentikan kejahatan Prince Lee.

"Kau yang memulainya! Kau pikir aku akan diam saja?!" Pekik Prince Lee.

"Tidakkk! Lepaskan!!" Teriak Arumi. suara gaduh dari kantor CEO itu terdengar hingga keluar. Kebetulan Ibu Prince Lee datang ke kantor untuk membahas Auditor besar-besaran yang akan dilaksanakan besok pagi. Namun siapa sangka saat sampai di depan daun pintu ia mendengar teriakan seorang wanita yang tengah merintih.

BRUK! pintu mulai di buka Ny. Hesty, Betapa kagetnya seorang ibu saat melihat anak laki-lakinya telah bersikap tak sopan pada seorang wanita.

"Arju! Apa yang kau lakukan!" Pekik Ny. Hesty. Prince Lee menoleh, iapun membelalakan matanya "I-ibu, se-sejak kapan ibu ada di sana?" Kaget Prince Lee.

...Prince Lee nama aslinya adalah Arju ketika masuk panggung hiburan ia terkenal dengan nama Prince lee....

Ny. Hesty mendekat dan mengarahkan telapak tangannya ke arah pipi Arju. PLAK! kerasnya tamparan itu membuat pipi Arju merah pekat bergambar tato alami.

"Apa yang kau lakukan! Kau menghina perempuan di kantormu!" Teriak Ny. Hesty marah besar. Arumi segera memegangi pakaiannya yang telah tak beraturan itu. Arju tak melakukan apapun selain menggeledah isi kantong saku baju dan celana Arumi.

"Ibu! Ini tak seperti yang kau pikirkan!" Bantah Arju memelas pada ibunya.

"Ibu sudah tak tahan dengan tingkahmu yang kekanak-kanakan ini! Sekarang apapun yang ingin ibu lalukan padamu! Kau tak berhak menolaknya"

"Tapi buk! Ini bukan salah Arju! Wanita ini yang memulainya duluan!" Bantah Arju seraya menunjuk ke arah Arumi yang tampak tak berdaya.

Ny. Hesty mendekati Arumi yang sudah tampak mengenaskan "Nak, apa yang Arju lakukan padamu?" Tanya Ny. Hesty. Arumi menitikan air matanya. Arumi sangat takut saat satu persatu tangan lentik pria yang jadi anak wanita ini menyentuh tubuhnya. Bahkan hijab arumi pun sudah tak beraturan di buatnya.

"Jangan menangis, ibu akan bertanggung jawab" Ny. Hesty segera memeluk Arumi dan membelainya.

"Apa-apaan! Buk jangan sembarangan percaya begitu saja pada wanita itu! Dia sudah membohongi ibu!" Teriak Arju. Ny. Hesry mulai menatap kejam ke arah anak laki-lakinya "Diam! Tutup mulutmu! Lihat gadis ini begitu ketakutan! Ibu tak ingin hal ini jadi skandal perusahaan kita. Bersiaplah bertanggung jawab pada ulahmu! Dua hari lagi, ibu akan menikahkanmu dengan wanita ini"

JDEEERRR! mendengar penjelasan Ibu Arju membuat Arumi dan Arju terbelalak mereka histeris tak berdaya.

"Apaaa!"

BERSAMBUNG...

Lamaran pertama

Keesokan harinya...

"Sayang, ayo bangun... bukankah kamu harus bekerja?" Tanya Sang ibu membangunkan anak gadisnya.

Arumi marwah, wanita berumur 19 tahun, sifat ceria periang dan sedikit konyol, Ia adalah tipe wanita yang sangat baik bersemangat dan telaten. Apapun yang ia kerjakan selalu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya, terutama kau adam. Sehari-hari ia menebar senyum pada setiap orang, karna keramahannya membuat siapapun nyaman saat ada di dekatnya.

"Sayang, ayo bangun nak, jika kamu terus begini, maka kamu akan terlambat"

"Tidak bu, aku tak mau masuk kerja. Aku sudah mengundurkan diri" Ucap Arumi malas keluar dari dalam selimutnya.

"Haah, ada apa dengan anak ibu, kemarin anak ibu sangat bersemangat, sekarang malah mengeluh"

"Buk. Jika ada yang bertanya, bilang saja... Arumi sakit ya" Rengek Arumi mulai keluar dari buntalan selimut itu.

"Haa, Apakah ibu harus berbohong? Kan almarhum ayah bilang jangan hidup dalam kebohongan. Bagai mana dengan peringatan itu" Tanya Ibu Arumi.

"Tapi... Ini adalah berbohong untuk kebaikan semuanya buk" Balas Arumi mulai memeluk ibunya.

"Beri ibu alasan yang tepat untuk menumpuk dosa sesuai keinginan anak ibu ini?"

"Ibuuu..."Arumi memelas dengan wajah yang mengenaskan.

"Jika merengek begini, baiklah... Hari ini terpaksa ibu harus berbohong"

"Terimaksih buk" Arumi mulai memeluk ibunya makin erat.

Ting Tong, Saat Arumi dan ibunya saling berpelukan. Belpun berbunyi "Sayang, tak biasanya ada yang datang" Ucap Ibu Arumi "Mungkin itu adalah orangnya buk... jangan bilang Arumi ada di rumah ya, Atau bilangin kalau arumi sedang sakit" Ucap Arumi kembali merebahkan tubuhnya. Ibu Arumipun mulai menyelimuti anak gadisnya dan mencium keningnya.

"Buk, ingat jangan bilang kalau Arumi baik-baik saja" Pinta Arumi lagi, Ibu Arumipun mengangguk.

Sampailah di lantai bawah...

KLEK! pintu mulai di buka ibu Arumi, Seseorang mulai terlihat jelas setelah pintu itu terbuka dan menampakan dua sosok yang sangat elegant dan tampak dermawam.

"Selamat pagi..." Ucap Seorang wanita paruh baya. Ibu Arumi sedikit kaget hingga membuka lebar-lebar matanya.

"A-apakah anda disainer ternama itu?" Tanya Ibu Arumi langsung ke intinya.

"Oh, anda mengenal saya..." Jawab Ny. Hesty. Ibu Arumi gugup hingga mulai mempersilahkannya masuk "Nyonya, silahkan masuk" Pintu mulai di buka lebar, hingga Ny. Hesty dan putranya pun mulai masuk. Ny. Hesty dan putranya mulai menyimak keadaan rumah yang sederhana, ukuran dan model rumah yang minimalis membuat Arju enggan duduk.

"Silahkan duduk, saya akan buatkan secangkir teh panas..." Ujar ibu Arumi.

"Tunggu. Tidak usah, kedatangan saya kemari adalah untuk melamar anak anda. Nona Arumi... bolehkan saya menjadikannya menantu saya?" Tanya Ny. Hesty, Mendengar pertanyaan yang tiba-tiba dari pablik pigur ternama itu membuat Ibu Arumi Syok dan mulai lemas. Iapun duduk tertatur dan memegangi dadanya yang tersasa sesak.

"Apa? Apakah saya tak salah dengar?" Tanya Ibu Arumi Syok dan mulai mengatur napasnya.

"Ah maaf, maaf jika kedatangan saya sangat tiba-tiba"

"Ia, saya sangat tak paham dengan maksud anda, Apakah saya perlu bertanya langsung pada putri saya?"

"Tak perlu, nona Arumi sudah tahu maksud dari kedatangan kami" Tanya Ny. hesty.

"Buk! Sudahlah jangan buang-buang waktu, sebaiknya bergegas pulang, aku sudah lelah dan tak nyaman, ruangan ini terlalu sempit hingga membuatku pengap" Ucap Arju dengan nada tinggi.

Melihat keangkuhan pria di samping wanita tersebut membuat ibu Arumi sangat sedih "Apakah anak saya sudah melakukan kesalahan? Kenapa tiba-tiba anda datang untuk melamar anak saya"

"Itu... Saya hanya sudah merasa cocok saja dengan anak anda, jadi... saya datang untuk menentukan tanggal pernikahan, Kebetulan nenek Arju sedang sakit, dia berharap cucuknya segera menikah. jadi mungkin ijab kobulnya akan di laksanakan di rumah sakit kluarga kami. Dan sisanya resepsi pernikahan akan di selengarakan di halaman kedaiaman kami" Jelas sang calon besan. Entah kenapa, ada rasa takut di hati ibu Arumi. Apa lagi, mereka sangat mendesak saat ingin melamar anaknya.

"Baiklah... Saya akan memanggilkan Arumi sekarang" Ibu Arumi mulai berdiri "Tidak perlu, Saya akan menjemput Arumi beberapa jam lagi. Jadi saya harap anda merestui hubungan anak laki-laki saya dan anak perempuan anda, saya sudah merasa bahwa Arumi memang cocok untuk anak saya" Jelas Ny. Hesty, mereka mulai berdiri dan segera beranjak pergi.

"Baiklah, jika begitu... saya akan mendampingin Arumi saat pertemuan itu terjadi"

"Baiklah, jika sudah sepakat, nanti sore saya akan mengirim beberapa pengawal untuk menjemput calon menantu dan calon besan saya ini" Jelas Ny. Hesty. merekapun mulai melangkah keluar rumah sederhana milik Arumi.

BLAM... "Saya permisi" Ucap Ny. Hesty.

"Ia, hati-hati di jalan. Terimakasih atas kunjungannya" Ibu Arumi mengantar Arju dan ibunya keluar halaman kediamannya.

"Sampai ketemu nanti sore" Seru Ny. Hesty, Ibu Arumi hanya bisa mengangguk seraya tersenyum, dalam hati ibu Arumi mulai ada sesuatu yang mengganjal. Mobil Arjupun melesat cepat dan membelah jalan yang masih sepi itu dan menghilang.

"Apakah ini tak terlalu mencurigakan?" Bathin ibu Arumi. Ibu Arumi tertegun di daun pintu, Arumipun mulai turun dan segera menghampiri Ibunya.

"Buk! Apa yang mereka katakan " Ucap arumi tiba-tiba datang dan menghampiri ibunya. Ibunya kaget hingga sedikit melompat "Ah! Anak ibu yang manis, kenapa kamu mengagetkan ibumu begini" Tanya Ibu Arumi sambil merangkul anaknya.

"Sebenarnya tadi itu adalah bos ku bu, ada apa mereka datang begitu?"

"Apakah kamu tak tahu maksud kedatangan mereka?" Tanya ibunya bingung.

"Tentu, mereka bermaksud melamarku kan? Tapi... rasanya ini sangat aneh. Kenapa aku merasa mereka sangat tergesa-gesa"

"Jika kamu tak yakin, kenapa harus cepat-cepat memutuskan, lagipula... kau harus menikahi pria yang kamu cintai, jika tidak... ibu khawatir kamu takan bisa bahagia, Meski mereka melamarmu dengan segudang harta" Ibu Arumi memeluk anaknya.

"Ia bu, jika bisa... aku ingin menolak lamaran itu"

RUMAH SAKIT KLARGA WIJAYA...

"Bu, apakah anda sudah baikan?" Tanya Ny. Hesty. Ny hesti adalah menant satu-satunya yang sangat di andalkan di kluarga tersebut. Apapun kehendaknya sangat di hormati siapapun terutama mertuanya.

"Kau datang? Mana Arju?" Tanya sang nenek.

"Arju ada di luar, kami kemari untuk membicarakan tentang pernikahan Arju yang sebentar lagi akan di laksanakan. Ku harap setelah Arju menikah. Ibu akan menepati janji ibu dan memberikan saham penuh padanya"

"Hahaha. Kau memang sangat serakah. Ibu mertuamu masih sangat sehat, kenapa kau berharap aku akan memberimu saham penuh?"

"Karna dia adalah satu-satunya pewaris kluarga Wijaya, Kuharap ibu mau menyerahkannya hanya pada putraku"

"Tapi aku harus memanggil Mario untuk mmebicarakan masalah ini, dia juga adalah cucukku bukan?" Tanya sang nenek cuek.

"Tapi, dia sudah pergi sepuluh tahun yang lalu, apa lagi... kedua orang tuanya telah tewas, Ia mungkin takan pernah kembali ke kota ini"

"Jangan serakah. Sebelum kalian memutuskan pernikahan. Aku ingin bertemu calon cucuk menantuku terlebih dahulu" Ujar Nenek Arju.

FLASBACK ON...

Kediaman Wijaya...

"Siapa wanita itu" Tanya Ibu Arju abai dan enggan menatap wanita di sebelah anak laki-lakinya.

"Bu! Dia adalah Clarra, ijinkan aku menikahinya" Pinta Arju memohon. Wanita di samping Arju tersenyum dan menunduk sopan.

"Arju! Jangan paksa aku menikahi mu secepat ini!" Bsthin Clara.

"Atas dasar apa ibu harus merestui hubungan kalian?" Tanya Ny. Hesty.

"Atas dasar apa? Tentu saja aku sangat mencintainya. Aku ingin hidup dan bahagia beramanya" Tegas Arju.

"Cinta? Ingin bahagia? Wah-wah... bahkan kau mau menentang ibu atas kehendakmu? Kau bahkan tak bisa membahagiakan siapapun" Jelas ibunya, Clara sependapat dan tersenyum.

"Bu ku mohon! Kali ini saja! Ijinkan aku bahagia atas apa yang jadi pilihanku" Pinta Arju mengeluh, ia sedikit menangis, Clara yang menatap kekasihnya yang tak berdaya itu dan mulai puas. Arjupun bersimpuh dan memohon "Bu, tolong restui hubungan kami" Pinta Arju kembali. Kemudian Ny. Hesty berdiri dari duduknya dan menghampiri wanita tersebut. Ny Hesty mendorong Clara hingga terjungkal. "Aduh! Sakit!" Pekik Clara.

Ny. Hesty berjongkok dan meraih wajah wanita yang jadi kekasih anaknya itu " Kau adalah wanita Jalan*! Apakah aku tak salah dengar? Anakku membantah keinginanku?! Lagipula... kenapa aku harus merestui hubungan kalian?"

Clara merasa terhina atas kelakuan ibunya, Iapun membalas jawaban ibu Arju yang terdengar meremehkan."Karna kami saling mencintai" Jawab Wanita tersebut dengan nada tingginya. Ny Hesty merasa tersinggung dan mulai menghempas wajah Clara kasar hingga ia terjungkal ke balakang.

"Arju! Singkirkan wanita ini! Jika kau bersikeras menikahinya, jangan salahkan ibu jika ibu mengambil tindakan lalu menyingkirkannya! Hingga kemanapun kau pergi, kau takan menemukannya lagi"

"Tidak! Jangan lakukan ini padanya bu! Aku sangat mencintainya!" Arju memeluk wanita tersebut dan enggan melepaskannya.

"Ibu takan segan jika kau bersikeras begini! Ibu akan pilihkan wanita yang lebih baik dari jalan-g itu! Sebaiknya kau tidak berfikir untuk menghianati ibu!" Jelas Ny. Hesty. Arju menunduk dan memeluk Clara lalu mengajaknya berdiri, merekapun mulai beranjak dari ruangan tersebut.

Flasback Off...

BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!