NovelToon NovelToon

Duda Genit

DUNIT 1 (Rencana Aska)

Matahari tampak bersinar cerah, di langit siang Jakarta. Terik dari cahaya matahari itu, masuk hingga memerah kan kulit, dan hawa di sekitar kini menjadi gerah. Membuat beberapa mahasiswa Universitas Brahma, duduk di bangku taman, di mana terdapat pohon yang cukup rindang, yang sengaja di tanami oleh pihak kampus. Terlihat beberapa mahasiswa tengah bersantai, untuk membicarakan tugas, maupun hanya untuk bersantai ataupun bercanda ria, dengan teman temannya.

"Halo Angel ku cantik ku sayang." sapa Aska sembari merangkul pundak Angel, dan mendudukkan pantatnya di bangku panjang, tempat Angel tengah duduk, sembari membaca buku statistik nya.

"Sayang Angel." panggil kembali Aska, sembari merebahkan kepala nya di pundak Angel, membuat Angel memandang Aska, dengan tatapan curiga.

"Ga gue ga mau!" seru Angel cuek, kemudian kembali fokus ke arah bukunya.

Membuat Aska berdecak kesal, kemudian menegakkan kembali kepalanya, yang baru saja di sandarkan, di pundak Angel. Padahal belum mendengarkan kata kata dari Aska, namun sudah mendadak menolak mentah mentah. Namun bukan tampa alasan, Angel melakukan hal ini. Angel tahu betul, jika Aska sudah bersikap seperti ini, Aska pasti ada maunya.

"Ya elah neng, belum juga abang ngomong, udah ga mau aja neng," kata Aska sedikit sebal, kepada Angel. "Ama sepupu baek dikit nape sih," kata Aska jengah dengan sikap Angel.

"Ye, ye, ye, ye, ye, ye, ye..." kata Angel mencemeeh Aska. karena malas mendengarkan permintaan sepupu sekaligus sahabatnya.

"Mulut lo bisa di kondisikan ga," kata Aska yang geram dengan sikap Angel, sedangkan Angel hanya melemparkan tatapan sinis, ke arah Aska.

"Aih... Angel sayang bantuin gue dong," pinta Aska dengan wajah sok imutnya.

Membuat Angel memutar bola matanya dengan malas. Sudah Angel tebak pasti Aska butuh bantuannya, makanya Aska bersikap begitu manis kepadanya.

"Tu kan udah gue duga, pasti lo ada maunya," kata Angel menatap Aska dengan tatapan kesal.

"Hehehe..." tawa Aska canggung.

"Lo emang sepupu gue yang ter the best, buktinya lo bisa tahu tahuan apa yang gue pikirin," kata Aska santai, sembari menggenggam tangan kanan Angel.

"Apaan sih lo pegang pegang? Lo kira gue nenek nenek, yang mau nyebrang jalan," kata Angel kesal, sembari menepis tangan Aska.

Namun genggaman Aska lebih kuat, dibandingkan dengan tenaga Angel, sehingga menyebabkan Angel kewalahan.

"Lepasin enggak gue tampol pala lu," ancam Angel, sembari mempersiapkan tangan kirinya, untuk memukul kepala Aska. Namun Aska tetap memperlihatkan wajah memohon, membuat Angel menghela nafasnya.

"Heh... ya udah mau apa lo?" tanya Angel akhirnya, mengalah sontak membuat Aska sumringah, karena bahagia. Membuat Angel benar-benar memukul kepala Aska, dengan jengkel namun tak dapat melunturkan senyum bahagia Aska.

"Bisa berhenti tidak lo senyum? Sumpah serem senyum lo," kata Angel, membuat Aska tertawa, sembari memperlihatkan deretan gigi rapinya.

"Nanti malam lo harus pura pura jadi pacar gue lagi ya," kata Aska membuat Angel menatapnya jengah.

"Lagi?" kata Angel dengan wajah malas, dan rasa tak percaya. Sementara Aska hanya mengangguk dengan senyuman yang merekah, di bibir seksinya.

"Berani bayar berapa lo?" tanya Angel membuat senyum Aska luntur seketika.

"Ah elah, lu sama sepupu aja hitung hitungan, gak asyik lo," kata Aska kesal, karena sepupunya ini, memang tipe yang tidak suka melakukan hal yang cuma cuma.

"Lo kalau mau asyik main tiktok sana," kata Angel santai, dengan pendirian yang tetap kepada penawarannya.

"Ye, ye, ye... ntar uang jajan gue buat satu minggu kedepan setengahnya gue kasih ke lu," kata Aska akhirnya mengalah, karena Aska tahu sepupunya itu, tidak akan mau menerima permintaannya, jika tidak ada bayarannya.

"Tetapi ini yang terakhir ya," kata Angel kepada Aska.

"Ye gue janji ini yang terakhir," kata Aska. Namun Aska malah mendapat, tatapan tak percaya dari Angel.

"Sumpah demi peyek kesukaan gue, ini yang terakhir kalinya," kata Aska dengan wajah yang bersungguh sungguh.

"Eleh terakhir kali lo juga ngomong gitu, sumpah ini yang terakhir kalinya. Ehh besoknya lagi," kata Angel menatap Aska dengan sinis.

"Hehehe," Aska tertawa canggung, membenarkan kata-kata dari Angle.

"Kan lo sebagai sahabat, sepupu dan saudara tercantik, dan ter the best, yang gue punya yang badannya dan bodinya aduhai," kata Aska sambil menggambarkan body, Angel di udara, yang langsung mendapat pukulan telak tepat di kepala Aska. Dengan buku kedokteran, milik Aska yang cukup tebal, dan pastinya sakit jika mengenai kepala.

"Otak lo ye... bukan cuman pintar tetapi mesum," kata Angel menatap sinis, ke arah Aska yang tengah meringis, meratapi kepalanya, yang baru saja dipukul Angel, menggunakan buku tebal kedokterannya.

"Gila lu ya Angel... kalau gue lupa ingatan gimana," kesal Aska menatap Angel.

"Makanya otak lu siram sekali kali pakai air Yasin," kata Angel ketus.

"Parah lu... sakit kepala gue," kesal Aska, sembari memegangi kepalanya, yang tadi menjadi tempat mendarat buku kedokteran miliknya.

"Biar sadar lu," ketus Angel.

"lagian lu ye, mutusin mantan tidak tanggung tanggung, langsung putus tanpa mempertimbangkan kedepannya, kan kalo gini gue yang lu repotin," protes Angel, yang memang tahu bahwa Aska merupakan seorang playboy cap kakap.

Wajah tampan, berbekal keluarga terpandang, ditambah otak yang pintar, membuat para wanita mudah jatuh hati kepada Aska.

"Nah ini nih kalau suka sok tahu, padahal tempe," dengus Aska sebal menetap Angel.

"Gue itu mau mutusin pacar gue bukan yang lain," Aska nyengir kuda ketika mengatakan hal tersebut, membuat Angel mengangkat buku statistiknya memukul pundak Aska.

"Gila lu ya... kalau putus, ya tinggal bilang putus, kelar deh tidak ribet-ribet kan?" kata Angel jengah dengan otak Aska yang berbelit belit.

"Lu kayak ga tahu aja, sama mantan mantan gue, enak jadian nya susah putusin nya," kata Aska santai menatap Angel. "Lagian lo ya, sampai kapan sih gini? Kalau tidak mau ya udah, tidak usah pacaran," kesal Angel.

"Lagian gue bosan sama mereka. Gampang banget, sekali kedip aja langsung mau," kata Aska santai, menghadap ke arah Angel.

"Lagian gue ya... cuman mau main main ama..." Angel melempar tas Aska kearah Aska, membuat kata-kata Aska terhenti. Untung saja Aska memiliki refleks yang bagus, sehingga dapat menghindari, lemparan tas dari Angel.

DUNIT 2 (Aduan)

"Lagian gue bosan sama mereka. Gampang banget, sekali kedip aja langsung mau," kata Aska santai, menghadap ke arah Angel. "Lagian gue ya... cuman mau main main ama..." Angel melempar tas Aska kearah Aska, membuat kata-kata Aska terhenti. Untung saja Aska memiliki refleks yang bagus, sehingga dapat menghindari, lemparan tas dari Angel.

...

Setelah menyelesaikan mata kuliahnya Angel, memutuskan untuk kembali ke rumah papinya, atau ayah dari Aska. Karena selama ini daddy nya dan kakaknya berada di Belanda, hingga Angel tinggal bersama Aska.

Angel menghela nafasnya, karena kini mobil mewahnya, harus berada di tengah-tengah macet sorenya Jakarta, yang memang selalu macet. Dengan penuh kesabaran ekstra yang Angel persiapkan, Angel memajukan mobilnya dengan perlahan. Beberapa pengendara lainnya, tampak menatap kagum ke arah mobil Angel, yang memang termasuk sangat mewah. Namun kali ini, harus berada di tengah tengah macet, dan ber macet ria dengan kendaraan lainnya.

Setelah hampir satu jam ber macet macet ria, akhirnya mobil Angel dapat berjalan dengan mulus, hingga akhirnya sampai di rumah, yang lebih tepatnya bisa dikatakan istana. Angel segera memarkirkan mobilnya, di garasi mewah milik keluarga Aska.

"Halo hai... Angel cantik balik," teriak Angel bermaksud menyapa seluruh penghuni rumah.

"Sayang, tumben pulang lambat macet ya," tanya Tania, ibu dari Aska, yang baru saja keluar dari dapur. Tania memang menganggap Angel, seperti anak kandungnya sendiri.

"Hi mami, papi masih di kantor ya?" tanya Angel, tanpa membalas pertanyaan Tania. Sembari menghamburkan pelukannya, ke arah Tania.

Bagi Angel sendiri Tania sudah seperti ibu dari Angel sendiri, ditambah keadaan Angel yang memang sudah tidak memiliki ibu, semenjak Angel berusia 5 tahun.

"Iya sayang, kayak tidak tahu papi kamu aja, si tuan gila kerja," kata Tania membalas pelukan dari Angel.

"Iya mi, emang dasar daddy sama papi memang pantas jadi kakak beradik, kalau udah kerja lupa segalanya. Angel aja sering kesel kalau lagi di Belanda, daddy suka sibuk sama kerjaannya. Sama aja sama kakak Brian, selalu sibuk dengan kerjaannya," kata Angel mengeluarkan seluruh uneg unegnya, yang penuh sesak di dalam hatinya, mengoceh seolah memarahi papi, daddy dan juga Brian.

"Kalau tidak sama gimana bisa jadi saudara sayang," kata Tania terkekeh, sembari mengusap kepala Angel.

Tania tahu betul jika Angel tidak bersamanya, maka bisa dipastikan Angel pasti akan kekurangan kasih sayang. Makanya Tania memilih mengasuh Angel, hitung-hitung Tania memiliki anak perempuan.

Tania ingat betul, semenjak ibunya meninggal, Angel hidup bersama daddy dan Brian di Belanda. Angel berada di Belanda hingga sekolah menengah atas. Tania dapat melihat saat itu Angel lebih pendiam, dan cuek dengan keadaan sekitarnya.

Angel sekarang sangatlah berbeda dengan Angel yang dahulu. Angel lebih banyak berkutat dengan buku-buku yang ada di perpustakaan pribadi rumahnya. Angel sekarang lebih ceria dan lebih terbuka terhadap kehidupan pribadinya, mungkin karena merasa Tania sudah seperti ibunya, makanya Angel akan lebih merasa aman dan nyaman, jika berbicara dengan Tania tentang kehidupan sehari-harinya.

"Nah iya juga ya mi," kata Angel ikut terkekeh.

"Oh iya sayang yang kamu enggak pulang sama si Aska, kakak kamu itu?" tanya Tania bingung tidak melihat keberadaan Aska saat Angel pulang.

Aska memang lebih tua satu tahun dibandingkan Angel. Maka dari itu jika berada dilingkungan keluarga besar Angel, memanggil Aska sebagai kakak.

"Tidak tuh mi, tadi kak Aska bawa mobil sendiri katanya, mungkin masih di jalan, atau mungkin lagi nganterin gebetannya yang baru mi," kata Angel membayangkan wajah tengik playboy sepupunya.

Membuat Tania memutar bola matanya jengah, mendengar pernyataan dari angel tentang putranya.

Tania tahu betul jika putranya itu senang sekali bergonta-ganti pacar. Karena terlalu kesal, dahulu Tania pernah mencoba menjodohkan Aska, agar sikap playboy itu hilang dari diri Aska. Hingga akhirnya mereka bertunangan. tetapi Aska justru berselingkuh dibelakang tunangannya, yang membuat pertunangan keduanya batal.

Bahkan Denny papinya Aska, saat itu hampir saja mengusir Aska dari rumahnya. Jika saja tidak dihentikan oleh Brian kakak dari Angel. Akhirnya berakhir kepada pemblokiran kartu kredit dan pemotongan uang jajan Aska selama satu tahun. Bukannya kapok Azka sekarang justru lebih parah dari itu, membuat Tania dan Denny menjadi pusing dibuatnya. Karena itulah mereka sekarang hanya bisa memarahi Aska.

"Ais anak itu, untung papi nya enggak kayak gitu keturunan siapa sih itu Aska," omel Tania kesal dengan pemikiran anak satu-satunya itu, yang suka sekali gonta-ganti pacar.

"Angel sayang nanti kamu kalau cari pacar jangan yang seperti Aska ya, banyak makan hatinya dari pada makan kasih sayangnya," nasihat Tania kepada Angle, membuat Angel hampir tertawa dibuatnya.

Bagaimana tidak nasihat Tania, seolah mengisyaratkan bahwa Aska tidak pantas mendapatkan pasangan yang baik.

"Iya mama omelin aja tuh Kak Aska kalau pulang," kata Angel ikutan kesal dengan sikap Aska.

Mendengar hal itu sontak membuat Tania semakin kesal, dengan sikap Aska yang sudah diambang batas.

"Iya tenang aja sayang, nanti mami omelin tu anak, sampai bengkak kupingnya sampai bengkak deh," kata Tania geram tidak sabar menunggu kepulangan Aska, karena ingin memarahinya.

"Sayang kamu pergi mandi dahulu gih sayang, habis itu kita makan di bawah. Mami habis buat cake kesukaan kamu," kata Tania sontak membuat Angel berjingkrak senang.

"Asiap boss, Angel pergi mandi dahulu ya," kata Angel dengan penuh kegembiraan, sembari melangkahkan menapaki tangga, untuk menaiki lantai dua menuju kamarnya.

Setelah selesai mandi Angel segera turun ke bawah, Angel sudah tidak sabar lagi untuk memakan cake buatan Tania. Sementara Tania sudah mempersiapkan cake yang akan dimakan oleh Angel.

"Halo hai... Aska ganteng pulang," kata Aska setengah berteriak bahagia, karena baru saja mendapatkan mainan baru. Aska tak tahu saja bahwa Angel, telah mengadukan seluruh perbuatannya kepada Tania.

"Wih... ada cake nih boleh dibagi," kata Aska segera mendudukkan pantatnya di samping Angel, yang tengah memakan cake buatan Tania di ruang keluarga.

"Siapa yang memperbolehkan kamu makan?" tanya Tania kepada Aska, membuat perasaan Aska menjadi tidak enak. Aska segera memandangi Angel dengan penuh selidik, Aska menduga, bahwa Angel telah mengadukan sesuatu yang membuat Tania marah kepadanya.

DUNIT 3 (Bar)

"Wih... ada cake nih boleh dibagi," kata Aska segera mendudukkan pantatnya di samping Angel, yang tengah memakan cake buatan Tania di ruang keluarga.

"Siapa yang memperbolehkan kamu makan?" tanya Tania kepada Aska, membuat perasaan Aska menjadi tidak enak. Aska segera memandangi Angel dengan penuh selidik, Aska menduga, bahwa Angel telah mengadukan sesuatu yang membuat Tania marah kepadanya.

...

Angel tersenyum miring ketika melihat tatapan kesal dari Aska yang mengarah kepadanya.

Tania mulai memarahi Aska, sementara cake yang dimakan Angel sudah habis, membuat Angel segera berdiri dan menapaki tangga menuju kamarnya. Menghindari singa jantan yang akan mengamuk kepadanya, tetapi sebelum Angel memasuki kamarnya, Angel berbalik menatap Aska yang tengah di marahi Tania. Aska yang tengah dimarahi Tania mengalihkan pandangannya menatap Angel dengan tajam, sementara Angel menjulurkan lidahnya ke arah Aska sembari menutup pintu kamarnya.

Setelah puas memarahi Aska, Tania menyudahi ocehannya sembari meninggalkan Aska, yang tengah menundukkan kepalanya. Dengan seribu sumpah serapah untuk Angel.

Aska setelah memastikan Tania tidak kembali lagi untuk mengoceh kepadanya, Aska segera melangkahkan kakinya menuju lantai dua kemudian mengetuk pintu kamar Angel.

"Woi buluk keluar lo," teriak Aska dari luar kamar Angel.

Sementara Angel sendiri saat ini tengah terlelap dengan menggunakan handsfree, sembari memutar MP3.

"Angel Lalita Predana," teriak Aska menyebut nama lengkap Angel, namun jawabannya tetap nihil.

"Woi Angel keluar lo, gue dobrak ni pintu lu," teriak Aska, sembari menggedor gedor pintu kamar Angel.

Karena kesal Aska segera mencoba memasuki kamar Angel. Aska memutar knok pintu Angel, Aska mengumpat kesal karena ternyata kamar Angel tidak dikunci sama sekali, membuat Asta menepuk jidatnya sendiri karena menggerutuki kebodohannya.

"Et dah tidak dikunci rupanya, kan kalau gini tidak usah teriak teriak gue kayak orang gila," kesal Aska kepada dirinya sendiri.

Aska masuk ke dalam kamar Angel kemudian menutup pintunya kembali. Aska celingak celinguk mencari keberadaan Angel namun Aska tidak mendapati Angel di mana pun. Aska kemudian melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi untuk memastikan keberadaan Angel, namun Angel juga tidak ada di kamar mandi. Aska memutuskan untuk menunggu Angel di dalam kamar Angel, Aska kemudian memutuskan untuk duduk di tempat tidur, alangkah terkejutnya Aska ketika melihat Angel tengah terlelap di atas tempat tidur Angel.

"Enak banget lo yang tidur tiduran di sini, sementara gue lo tinggal pas lagi di ocehin mami," guman Aska kesal menatap Angel yang tengah terlelap.

"Woi bangun!" teriak Aska tepat di samping Angel, namun Angel tidak membalas ucapan Aska. Angel justru masih tetap setia di dalam mimpinya.

"Woi kebo!" teriak Aska sekali lagi, namun sekali lagi Angel seperti tidak mendengarkan Aska dan setia dengan mimpinya.

Mata Azka tanpa sengaja tertuju di telinga Angel, membuat Aska membelatak kesal dan tak percaya, karena ternyata Angel tidur menggunakan handsfree.

"Astaga... bisa gila gue karena ni anak," teriak Aska frustrasi dan membahana di dalam ruangan kamar Angel, sembari mengacak rambutnya sendiri.

Dengan kesal Aska mendorong Angel hingga terjatuh, Angel meringis kesakitan saat pantatnya mengenai lantai kamarnya.

"Aska apa-apaan sih lo, sakit tau tidak," protes Angel kesal setengah frustrasi meneriaki, Aska yang saat ini tengah menatapnya tajam.

"Lo yang apa apaan, ngadu apaan loh sama nyokap gue, sampai sampai dia ngocehin gue selama satu jam," kata Aska kesal melihat Angel yang justru asyik asikan tidur, sementara dia malah dimarahi Tania hingga satu jam.

"Hah bagus deh lo kena marah biar, lo tidak kecentilan lagi," kata Angel santai menatap Aska yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan kesal.

Aska hanya menghela napas frustasinya, karena bagaimanapun Aska tidak bisa marah kepada Angel, karena Aska sudah menganggap Angel seperti adiknya sendiri.

"Yaudah serah lo, sekarang lo siap siap kita berangkat ke bar," kata Aska akhirnya, kemudian keluar dari kamar Angel.

Angel pun segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap menuju bar. Angel keluar kamar mandi dengan mengenakan bajunya, Angel segera mengenakan sedikit riasan tipis di wajahnya. Saat Angel turun ke lantai dua terlihat Aska sudah menunggunya sembari memainkan ponselnya.

"Lama banget sih lo dari tadi juga gue tungguin," protes Aska kepada Angel.

"Biasa kan cewek, ya lama," kata Angel cengengesan kepada Aska sembari mengikuti langkah kaki Aska.

Setelah menempuh perjalanan hingga empat puluh menit mereka sampai di bar xx, Angel dan Aska memasuki bar tersebut sembari mencari orang yang maksud.

Mata Aska tertuju dengan seorang wanita seksi, yang tengah meminum minumannya dengan lipstik yang merah cabai.

"Nah itu orangnya ayo temanin gue," kata Aska sembari menarik tangan Angel, dengan setengah berteriak karena musik yang menyala memekakkan telinga mereka.

"Yakin? Lo pacaran dengan tante tante?" kata Angel jujur kepada Aska, karena menurut Angel dandanan pacar Aska seperti seorang tante tante.

"Umurnya sama kayak lo cuman dandanannya aja yang lebih dewasa," jujur Aska dengan santainya.

Tak lama kemudian mereka berdua mendatangi meja pacar Aska sembari bergandengan mesra, Aska kemudian duduk di depan wanita tersebut sembari memegang tangan Angel.

"Sayang apa-apaan kamu?" tanya wanita itu dengan menampakan wajah kesal dan cemburunya, melihat Aska menggandeng tangan Angel dengan mesra.

"Del kita putus ya gue lebih nyaman sama dia." kata Aska santai tanpa merasa bersalah, membuat Angel memandang Aska tak percaya.

"Karena dia? Apa kelebihan dia dibanding aku, aku lebih seksi dari dia, lebih cantik," kata wanita tersebut menunjuk wajah Angel dengan kesal.

"Dia segalanya lebih dari lo, ngerti lo mulai sekarang kita putus," kata Aska santai, membuat wanita itu menangis dan meninggalkan bar tersebut berurai air mata.

Setelah wanita itu pergi, Angel duduk di depan Aska sembari menatap Aska dengan rasa tidak percaya.

"Gila loh, emang dasar lo playboy ya," kata Angel menetap Aska. Angel ingin rasanya memukul kepala Aska untuk menyadarkannya.

"Tenang ga akan apa apa kok," kata Aska santai membuat Angel tambah kesal dibuatnya.

"Gila lo tahu enggak, udah ah gue mau balik ayo antar gue balik," pinta Angel kepada Aska.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!