Hari ini adalah hari pertama Arina mengelilingi kota kelahirannya, sudah sejak lama dia tidak kembali ke tanah air karna ia memilih sekolah dan bekerja di luar negri.
Kini dia sedang asik menaiki angkutan umum dikota ini, meski dia memiliki kendaraan pribadi. Namun alangkah indah jika pergi keliling kota di temani angkutan umum, toh negara ini kini semakin maju.
Meski telah lama dia tinggal di negara orang bukan berarti Arina tak memiliki teman, tentu masih banyak sekali temen yang menanti bertemu dengan Arina.
Tapi sebelum ia bertemu dengan para temannya ia terlebih mampir ketoko buku yang dulu kerap menjadi langganan sewaktu sekolah.
Di sudut kota ini ada toko buku yang berjualan di bawah mall itu adalah toko yang menjadi tempat favoritnya. "rupanya tidak ada yang berubah di sini" batin ku sambil memilih buku.
"sudah lama non kita tidak jumpa!" sapa dan senyum dari seorang penjual buku.
"eh bapak iya lama ya pak. Apakabar juga pak?" sapaku kembali dengan ramah.
"baik sekali non baik, ini buku. Terbaru biasanya non beli banyak." sapanya sambil tersenyum.
Yah dulu Arina kerap sekali membeli buku di toko-toko emperan ini, selain harganya yang murah bagi pelajar banyak juga buku yang tidak di jual di toko besar.
Banyak pengalaman kecil di kota ini sehingga dia tidak akan melupakan setiap kenangan.
🌿
Arina adalah gadis ceria usianya saat ini 25 tahun, uwahhhhh udah siap nikah kakak di usia yang tergolong matang ini sudah banyak manis, asinnya kehidupan dia lalui, sampai menjadi orang sukses.
Dia telah terdidik secara mandiri sejak ibu dan ayahnya bercerai sejak saat itulah dia yang menjadi tulang punggung. Mau tak mau Arina harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan kehidupan sekolahnya.
Arina belajar dan mengendalikan bisnis sedari duduk di bangku kuliah luar negeri, dia di atu oleh sahabatnya Rike yang lebih dewasa 2 tahun darinya. Boleh di katakan dia adalah kakak bagi Arina. Dulu dia pergi keluar negeri hanya berniat untuk bekerja. Namun dia bertekad jika sudah sampai negara orang kenapa tidak sekaligus belajar, dan mencari pengalaman baru.
Inilah Arina Mentari Zaelani, semua orang mengenalnya sosok seorang gadis yang ceria, ramah dan multilalenta serta dia memiliki pendirian kuat dan tangguh.
🌿
Pagi ini seperti biasa dia harus sibuk mengurusi kegiatan bisnis yang sudah kubangun sejak usia 20 tahun. Dulu dia dibantu dan mengandalkan Rike karna sebelum menjadi besar ini hanyalah usaha kecil yang di jalankan di pinggir jalan. Di ruangan kerja ini dan di perusahaan ini dia telah mengendalikan 1700 karyawan yang bekerja dengan Arin's Group.
Tok,
tok,
tok
"masuk" perintah Arina
"pagi bu, saya membawa berkas yng ibu minta," sekretaris ku menyodorkan map yang ia bawa.
"Ohh... Ini sudah semua, termasuk barang kita yang untuk Singapura?" tanya ku.
"iya bu, benersekali." saut sang sekertaris.
Arina dan Rike memiliki kedudukan yang sama tapi Rike lebih seperti asisten itu adalah pilihan dia sendiri.
🌿
Sehari sudah Arina bekerja, saatnya kini waktu pulang tapi hari yang masih terbilang belum larut untuk duduk bersantai bersama teman-teman lama.
Arina mengambil benda pipih di dalam tas, segera mencari nama nama yang bisa diajak bersendagurau haesssss kenapa banyak nomor di ponselku. Akhirnya dia menemukan nama yang sedang di cari.
Menelepon seseorang (bukan pacar Arina masih jomblo gaess)
"hallo uda, ada dimana?"
"lagi cari tempat nih yang asik buat ngobrol, sini lu jangan sombong yee!" guyon Bima
"hehhhhhh siapa, yang sok sibuk yaaa!" teriak ku.
"biasa aja, kagak usah pake toak neng. Masjid belum adzan" candaan Bima
"udah lewat boss, ini udh jam 8 malem. Bencuonghhhh tanah abang udah standby." timpal Arina kembali.
"udah cepet ya, di kafe biasa kita nongkrong dulu," ajak Bima
Arina pun segera mengarahkan mobil ke arah yang sudah di minta Bima, kini keramaian mulai memenuhi ibukota (maklum malam minggu gaessssss).
Tak butuh waktu lama dia kini telah sampai, wahhhh tempat ini masih tetep jadi tempo lama batin ku. Parkir mobil adalah hal yang memalaskan bagi Arina tapi apa boleh buat, tidak ada fasilitas valley mau tak mau dia sendiri harus memarkirkan mobil.
"ceukkk apa kabar," sambut maya
"baik sebaik nasib gw, elu gimana baik. Apa makin makin ajaaa," goda Arina.
"biasalah kita cuma bisa berdoa." rometan Kike
Tertawa riang itulah kami setiap bertemu, saling melepas rindu walau kami sudah sering berbicara di Group chat. Namun ada sensasi lain jika bertemu dan bertatap muka dengan para sahabatnya.
🌿
Di tempat lain seseorang dengan postur tubuh atletis berbadan bidang sedang berada di club malam bersama teman-temannya dan di temani beberapa perempuan. Younga Djoyo Dhiningrat berasal dari keluarga Djoyo Dhiningrat, terkenal dengan sikap tegas dan tak pernah belas kasih kepada siapapun.
Dia sangat terkenal hebat di dalam dunia bisnis, bahkan dia terkenal dengan penguasa saham. Saat ini dia sedang berkenacan dengan seorang model majalah dewasa, dan sebenarnya sang model hanya sebatas pemuas dia.
"permisi tuan mau nambah lagi," ucap seorang gadis kepada Younga sambil menang vodka ke dalam gelas.
"aku hanya akan minum sekali lagi, jangan tambah lagi", instruksi Younga
Dari lorong lobby sudah ada sosok wanita seksi berjalan ke arah ruangan Younga siapa lagi jika buka model kesayangan sang tuan muda Alena. Alena bangga ketika ia sedang berada di pelukan tuan muda Younga, tapi hanya sebatas ini karna dia tidak berani mempublikasikan atau menyebarkan.
Karna dia tau resiko apa yang dia dapat nantinya. Dia tak mu jika karir modelling nya hancur berantaka, toh yang penting ia kerap bersama Younga.
"sayang katanya kamu mau ngajak aku jalan?" rengek Alena.
"kenapa kamu sudah tidak sabar." bisik Younga
"aku sudah jauh lo dateng ke sini?" sambil memainkan kancing baju
Pria ini melambaikan tangan ke arah asisten dia agar menyiapkan mobil, dan dengan sigap sang asisten menuju ke parkiran.
"sayang selama kita berkencan kenapa aku tidak pernah di bawa ke rumahmu?" manja si Alena
"mau kemana saja yang penting kamu bersama saya kan!" nada keras si Young
Younga tidak pernah lembut, ia bahkan tak segan segan membentak dan memarahi jika salah.
Ada banyak wanita yang ingin menjadi teman malam Younga, tapi tak semua masuk ke kriteria dia. Younga sangat gemar sekali berganti ganti wanita, karna prinsipnya wanita itu asal ada uang dia pasti mau. Untuk apa terlalu mementingkan perasaan mereka.
Inilah Younga si pria kejam, arogan, dan suka semau sendiri apa yang dia inginkan pasti dia dapatkan entah dengan cara apapun itu. Terkadang sang asisten hanya bisa menepuk jidat jika bos nya memiliki perintah aneh.
Younga bersama Alena berjalan ke arah hotel bintang lima, memang Younga ini memiliki hobby tidur dengan para kekasih.
Bahkan entah berapa wanita saja yang ia tiduri, tapi itu semua tak sampai berulang kali bahkan ia memiliki syarat wanita yang sering tidur dengan pria, baru dia mau menidurinya.
Sesampainya di hotel mereka berdua segera pergi ke kamar yang sudah di pesan oleh sang asisten, Roy selalu jadi bantalan apapun itu memesankan kamar hingga memberi hadiah jika Younga telah bosan dengan para wanita-wanita tersebut.
"kamu mau makan sayang," tanya Alena dengan manja.
Younga pun mendekat sambil berisik "aku tidak lapar aku hanya ingin memakan mu kali ini," bisik Younga. Mereka pun larut dalam kesenangan satu malam, bahkan mereka melakukan beberapa kali dalam intim mereka.
Pagi pun menyapa, kini Younga terlihat pulas tapi sudah tidak ada Alena di sampingnya. Yahh Alena pergi dahulu pada pukul tiga pagi, entah apa alasannya mungkin tidak di perdulikan oleh Younga.
Dia segera turun dari ranjang dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, segera saang asisten pu menyiapkan keperluan tuanya itu.
🌿
Di tempat yang sama Arina baru saja tiba di hotel bintang lima ini, untuk memenuhi janji, dia melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Pukul baru menunjukkan angka jarum jam 9 pagi.
Dia mengambil tempat duduk di kursi resto hotel ini yang masih kosong. Dia selalu menghiraukan keadaan ruangan karna ia memilih sibuk dengan laptop sampai Rike datang dihadapannya dia tidak tau.
"Rin ini berkas yang di butuhkan udah di bawain......!" Rike menyodorkan map coklat di tangannya .
"Ehhhhh, Mbak udah sampe. Ohya berkasnya ready belum yng buat kita meeting. Kita mau rapat jam sepuluh pagi, masih agak lama sih," kata Arina, sambil memainkan bibirnya.
"semua sudah kita tinggal presentasi aja, oh ya mau sarapan apa atau cuma sekedar makan snack ringan?" Rike menunjukan menu makanan pagi.
"boleh kak aku mau sarapan oatmeal aja sama susu coklat," pinta Arina, segera Rike meminta kepada pelayan. Makanan untuk dia dan makanan untuk Arina.
Tak berapa lama pesanan makanan mereka pesan telah datang mereka segera menikmati dan menyantap sarapan pagi. Hari ini Rike dan Arina hanya datang berdua tanpa di temani sekretaris mereka.
Karena menurut mereka tidak ada hal besar yang harus melibatkan banyak orang. Mereka hanya menghadiri kerja sama menu makanan untuk catering acara saja.
Di lobby kini telah jalan dengan langkah mantap, seseorang yang sudah rapi dengan pakaian formalnya dari kejauhan Younga selalu mempesona bagi siapa saja yang telah melihat pria dengan setelan jas ini jalan. Dan baju yang ia kenakan sangat pas dengan bidang postur tubuhnya.
Pria ini berjalan di ikuti sang asisten yang berjalan disamping dia. Mereka berjalan menuju arah resto hotel, untuk menikmati sarapan paginya. Namun mata younga seketika tertuju pada gadis manis dan berparas menawan nan cantik "parasnya gadis ini sangat ayu polos dan cantik sekali."
Seketika panggilan dari asistennya membubarkan pikirannya dan segera ia menoleh ke arah asistennya yang telah mendapatkan meja kosong.
Sambil menunggu pesanan sarapan mereka, sesekali Younga menoleh ke arah gadis yng duduk tepat disidut depan matanya. Dan ketika gadis itu tak sengaja memandang kembali kearah Younga sambil tersenyum.
Tanpa basa basi Younga membalas senyuman itu. Dan berpura pura mengakihkan tatapannya kearah asistennya berdalih bertanya jadwal pekerjaan.
"Roy, ada jadwal apa pagi dan siang nanti?" tanya sang tuan.
"Di lagi hari tidak ada jadwal, sedangkan di siang nanti ada meeting dengan para pemegang saham di perusahaan Asian tech dan kembali lagi ke kantor tuan." beber Roy
"baik lah kita akan langsung jalan, setelah selesai sarapan." perintah Younga yang masih mencuri pandangan ke arah depannya.
Di sisi lain Arina pun beranjak dari bangku yang ia dudukki karena tinggal beberapa menit lagi akan di mulai dan segera dia bergegas menuju ke ruang meeting, tak lupa Rike sebagai wakilnya pun mengekor di belakang nya.
Tak di pungkiri jika usaha kuliner yang ia jalani kini telah sukses sampai ekspor ke luar negeri. Bahkan kuliner nusantara nya sangat menjadi makanan favorit di Singapura, tak hanya itu saja kuliner dalam negri pun ia sangat terkenal dengan cita rasa yang khas olahan tangan sendiri.
Saat ini salah satu hotel ternama akan bekerja sama dengan Arin's Group. Berawal dari kegemarannya memasak aku membuka restoran awalnya hanya restoran sederhana, namun dengan berjalannya waktu yang berawal dari usaha sederhana menjadi usaha yang lebih besar.
Itu semua tak luput dari bantuan Rike yang selalu setia ada untuk dia. Bahkan sampai saat ini mereka saling melengkapi dalam pekerjaan maupun urusan pribadi.
Setelah sampai ke ruang meeting mereka di sambut dengan ramah oleh kepala food and catering hotel.
"Selamat datang bu Arina dan bu Rike." ujar salah seorang wanita paruh baya.
"Terima kasih, semuanya," hormat Arina untuk semua orng di ruangn ini.
"bu Arina gak mau bagi resep chicken hai nan." ledek sang head kitchen
"ahhhh, kasih tau gak nih?" aku pun meledek.
"wahhh keknya, kita bayar royalty ke legendary hainan chickennya bu Arina," seru salah seorang kepala staff.
Mereka pun saling guyon, yah cukup susah untuk mendapatkan izin resep kuliner satu ini. Mengapa Arina membatasi membuka banyak restoran karna dia memiliki alasan tersendiri tidak bisa membuka cabang lain, selain rasa pastinya citra dari tempatnya juga.
Rapat pembahasan kerja sama pun telah usai, kini Arina segera berpamitan dan pergi meninggalkan gedung hotel itu.
Hari ini dia memilih tidak kembali ke kantor, karna dia ingin sekali jalan-jalan ke taman kota. Kemarin pasca pulang dia hanya berkeliling sudut kota dan jalan ibu kota saja.
"mbak Rike kamu ke kantor aja dulu aku mau jalan bentar ke taman kota ya?" ucap Arina.
"iya deh kakak, kekantor duluan. Hati hati di jalan ya?" Rike berpesan dengan penuh khawatir
Arina seger pergi dengan mengendarai mobilnya dan kali ini dia hanya mengandalkan map ponsel, hal ini akan memalukan jika aku salah arah. Ini adalah kebiasaan buruk Arina yang tidak bisa membaca map digital atau jenis map apa saja.
Yah salah jalan lagi kek nya gw, ini bener gak sihhh.
Gerutu Arina ,dia pun berhenti di bahu jalan. (cocok nih jomblo ada bahu jalan, buat senderan 😂). Segera dia mencari ponselnya ditas dan dia segera memberhentikan mobilnya, menengok kiri kanan jalan barang kali sudah dekat. Akhirnya nya dia menyerah memilih menelfon Tiwi sahabat sekolahnya, yang memang rumah dia tak jauh dari lokasi ini.
"Tiwi aku nyasar di belakang rumah mu," memasang muka melas.
"Ehh elu di mana coba?" tanya dia
"ditaman kota deket rumah elu, ya tapi salah keknya," dengan nada frustasi
"shere lokasi ke gw yakkk," perintah Tiwi.
Segera Arina mengikuti perintah sahabatnya, bahkan Tiwi menyetujui untuk bertemu dengan dia. Arina yang menunggu Kedatangan sahabatnya dia hanya duduk di dalam mobil. Tak begitu lama dia menunggu akhirnya kini Tiwi yang sudah muncul dari arah samping.
"dodol salah elu, ono di belakang pintunya yaaa," seru dia
"hahhhhh yasalam, udah dua kali gw lewat situ padahal." Arina merasa malu karna salah.
Tiwi yang tertawa melihat ke polosan Arina yang memohon kepadanya. Mereka kenal sejak sekolah menengah dulu, mereka berdua selalu akrab karna dia adalah teman satu bangku sekolah ku.
Kedua sahabat ini pun telah sampai di taman kota, sejenak Arina memperhatikan tak banyak berubah di susut sini. Arina bercerita sambil mengenang masa sekolah berdua, yang mungkin tidak mungkin di dapatkan lagi masa-masa sekolah itu.
Di sudut taman yang sama ada seorang nenek yang duduk dan terus. Memandang ke arah dia gadis. Dia segera menyuruh Asistennya mengambil gambar gadis berparas ayu, dan memerintahkan ajudan pribadinya mencari tau seseorang, yang ia maksud. Dia bisa melihat bahwasanya gadis itu bisa merubah sifat sang cucu yang begitu keras dan tega.
"Rosa coba kamu cari tau latar belakang nona itu!" menunjuk ke arah dua orang gadis yang sedang asik menikmati obrolannya.
"Dua orang nona itu nyonya?" tanya Rosa
"iya benar sekali, tapi aku ingin tau siapa nona muda yang memakai baju warna merah hati itu?" minta nenek ini.
"baik nyonya besar saya akan carintau dan secepatnya akan saya serahkan," Rosa dengan penuh keyakinan dan sigap. Dia merupakan salah satu dari seorang kepercayaan keluarga Djoyo Dhiningrat.
"Nyonya apa ada yang spesial dari nona itu,"
"Banyak yang spesial sepertinya, dia sangat ceria cocok untuk jadi yang jodoh cucu ku," sambil mengingat wajah angkuh sang cucu.
Sang nenek ini terus memperhatikan sang, gadis yang ia anggap cocok dengan sang cucu. Karna sang cucu hanya tunduk dan takut kepada sang nenek. Pasca kejadian memiliki yang mengharuskan cucunya menjadi yatim piatu.
26 TAHUN LALU
Sebuah mobil berkandara dengan kecepatan sedang, ada sebuah keluarga ibu, ayah, dan seorang anak usia 6 tahun. Ingin berlibur akhir pekan tapi sebelum kejadian itu menimpa mereka, mereka terlihat sangat lah bahagia dengan keluarga kecil mereka.
Ni Younga di usia masih sangat kecil dia belum begitu memiliki banyak momentum bermain di luar rumah. Maka dari itu itu orang tua dia mengajak ke perkemahan, dan berlibur ke gunung.
Sehari sebelum kecelakaan.
Tuan Santoso sedang sibuk di perusahaan, dengan wibawanya yang sangat karismatik banyak orang yang segan dan hormat kepadanya. Tapi tak sedikit juga menjadi musuhnya karna dia dinilai orang yang berbahaya dalam dunia bisnis.
Banyak perusahaan berdiri tegak atas berkat kerja sama dengannya, dan ada juga perusahaan yang bangkrut karna dia. Karna dia tidak segan menumbangkan lawan bisnis nya.
Pria paruh baya ini segera menuju ke ruangannya dan menyuruh asistennya untuk membacakan kegiatan dia Hari ini. Dia bermaksud untuk langsung ingin pulang karna besok ia ingin pergi tapi sang sekretaris memberi peringatan jadwal.
"maaf tuan hari ini anda ada pertemuan dengan para pemilik saham," sang sekretaris mengingatkan.
"baik lah, jangan lupa besok semua jadwal ku kau kosong kan, karna aku akan pergi bersama anak dan istriku." tegas tuan Santoso
Di ruangan rapat sudah terdengar riuh karna akan ada kebijakan baru, karna sebuah perusahaan lain sudah memanfaatkannya dengan tidak manusiawi. Tuan Santoso mengetahui itu dia segera mengambil keputusan yang mengejutkan.
Tak sedikit para pemilik saham yang keberatan dengan keputusan itu, tapi entah lah tuan Santoso merupakan orng yang memiliki seribu rencana.
"bagai mana ini presdir, kenapa keputusan anda sangat tidak menguntungkan bagi kami?" protes salah seorang investor
"kami akan sangat terbebani dengan keputasan ini pimpinan!" saut lagi salah satu perwakilan investor
"semua harap tenang bagi pemegang saham atau investor, kami belum mengumumkan secara sah keputusan ini"
Aba aba seorang juru bicara perusahaan.
Tibalah orang yang paling di tunggu oleh semua orang di ruangan ini. Setelah orang ini masuk ke dalam ruangan semua tunduk dan hormat kepada beliau.
"harap tenang rapat akan segera di mulai"
Sang tuan sudah mengangkat tangan tanda di per silahkan.
Rapat ini memakan waktu tiga jam lamanya untuk membujuk para investor, bukan tuan Santoso jika tidak bisa mengendalikan keadaan.
Di lain perusahaan kini telah, ribut bahwasanya perusahaan ini dinyatakan bangkrut total, dan semua karyawan berhamburan meminta hak mereka. Di ruangan terlihat seseorang memegang kepada tanda dia telah gagal. Dan segera ia mengepalkan tangannya. "tunggu saja Santoso akan ku balas perbuatanmu ini"
Esok Hari
"Asikkk kita mau liburan ya pah maa?" seru anak laki-laki ini.
"iya sayang mama udah gak sabar, mau naik gunung sama jagoan mama," senyum nyonya Santoso
"tuan apa tidak sebaiknya saya saja yang akan antar tuan ke tujuan tuan," pinta sang sopir pribadi
"tidak usah sep, biar saya saja, lagian kamu lama tidak libur kemungkinan saya akan di sana tiga hari ambil libur lah sebelum saya kembali." perintah sang tuan.
Meraka berangkat hanya bertiga tanpa sopir, dan ajudan sepanjang perjalanan ibu dan anak ini bernyanyi dan tertawa.
Tapi setalah satu jam perjalanan tiba tiba ada sebuah mobil besar dari lawan arah dengan keceptan tinggi, tuan Santoso yang tiba-tiba hilang kendali tidak bisa menghindari kecelakan ini.
Sebuah ambulans dan mobil polisi telah berkerumun, di temukan tiga nyawa yang sedang berjuang.
"oksigen ini ada anak kecil, dia masih merespon dengan baik," ucap salah seorang petugas medis.
Namun nahas orang tua lebih tepatnya tuan Santoso dan istri tak bisa terselamatkan. Mereka menghembuskan nafas di tengah perjalanan menuju rumah sakit.
Dari sudut rumah sakit lari tergopoh-gopoh seorang wanita paruh baya, dia adalah nyonya besar Widia.
"bagaimana keadaan anak, menantu sekaligus cucu saya?" tanya nyonya Widia kepada dokter.
"maaf nyonya anak dan menantu anda tidak terselamatkan, tapi cucu anda terselamatkan meski tadi sempat kehabisan darah." terang dokter.
"Tolong selamatkan cucu ku, apapun caranya!" perintah sang wanita paruh baya ini.
Seluruh dokter segera mengarahkan para awak medis agar berusaha menyelamatkan sang cucu keluarga Djoyo Dhiningrat.
Karena dia adalah satu-satunya pemilik perusahaan Djoyo Dhiningrat. Dan segera para dokter mengerahkan tanaga medis untuk menyelamatkan Younga.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!